Anda di halaman 1dari 6

  

Artikel Detail

Infeksi HIV dan AIDS pada Anak

Berbeda dengan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal


1 Desember, Hari HIV/AIDS untuk perempuan dan anak perempuan
jatuh pada tanggal 10 Maret. Peringatan ini disponsori oleh
Departemen Kesehatan Wanita dari Departemen Kesehatan dan
Layanan Sosial. Setiap tahun, ada kampanye untuk menghentikan

HIV Bersama untuk mengakhiri stigma HIV dan melindungi


perempuan. Di Indonesia sendiri, sekitar 250.000 wanita usia subur
perempuan. Di Indonesia sendiri, sekitar 250.000 wanita usia subur
hidup dengan HIV.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak


sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan
sel CD4. Perusakan sel CD4 yang semakin banyak melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan membuatnya semakin rentan terhadap
berbagai penyakit. Jika tidak diobati, HIV berkembang menjadi
kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immune deficiency
syndrome). AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini,
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi benar-benar hilang.

HIV/AIDS masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di


dunia. Menurut laporan terbaru UNAIDS, hingga akhir 2018, sekitar
37,9 juta orang di seluruh dunia positif HIV/AIDS. Dari jumlah
tersebut, 36,2 juta adalah orang dewasa dan tambahan 1,7 juta
adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Berbagai sumber menyimpulkan bahwa jumlah kasus baru HIV dan


AIDS pada anak di bawah usia 19 tahun terus meningkat. Situs
berita Kontan melaporkan, jumlah total anak yang terinfeksi
HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 2.881 hingga akhir
2018. Jumlah itu meningkat sejak 2010 dan memiliki 1.622 anak.
Kemudian sebanyak 1.447.014 anak berusia 14 tahun terinfeksi HIV
dan 324 anak lainnya positif AIDS pada akhir 2018, menurut kompas
yang merujuk data Kementerian Kesehatan. Data yang sama juga
menunjukkan bahwa seorang anak berusia 1.519 memiliki 1.434
kasus HIV dan 288 remaja lainnya positif AIDS.

Lantas, apa penyebab infeksi HIV pada anak-anak?

1.Penularan dari Ibu ke Anak

Cara penularan HIV yang paling umum pada bayi dan anak-anak
adalah melalui ibu (mother-to-child transmission). Menurut Yayasan
adalah melalui ibu (mother-to-child transmission). Menurut Yayasan
non profit Pediatric AIDS Foundation, lebih dari 90% infeksi HIV pada
bayi dan anak-anak terjadi selama kehamilan. Wanita yang
terinfeksi HIV sebelum atau selama kehamilan dapat menginfeksi
anak-anak dalam kandungan dengan virus. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memperkirakan bahwa wanita hamil yang HIV-positif
memiliki risiko 1545% untuk menularkan virus ke janin melalui tali
pusat.

Risiko penularan HIV dari ibu ke Anak juga dapat terjadi bila bayi di
dalam kandungan terpapar darah, cairan ketuban pecah, cairan
vagina dan cairan tubuh ibu lainnya yang mengandung virus HIV
selama proses melahirkan. Disisi lain, HIV juga dapat menular saat
proses menyusui, karena virus HIV dapat terkandung dalam ASI.
Oleh sebab itu, dokter akan mencegah penderita HIV untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

2.Tertular Akibat Jarum yang Terkontaminasi

Selain infeksi selama masa kehamilan, berbagi jarum suntik bekas


juga merupakan cara yang memungkinkan untuk menularkan HIV
pada anak. Risiko ini sangat tinggi untuk anak-anak yang
menggunakan narkoba suntik.

Virus HIV dapat bertahan sekitar 42 hari pada jarum suntik setelah
kontak pertama dengan pengguna pertama (positif HIV). Oleh
karena itu, satu jarum bekas dapat menjadi mediator yang
menginfeksi HIV kepada banyak anak yang berbeda. Darah yang
tertinggal pada jarum suntik dan mengandung virus HIV dapat
menularkan pemakai jarum selanjutnya melalui luka bekas suntikan.

3.Transfusi Darah

Di negara-negara dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi,


anak-anak rentan terinfeksi HIV dari praktik donor darah, baik
anak-anak rentan terinfeksi HIV dari praktik donor darah, baik
menerima darah dari orang yang positif HIV hingga menggunakan
jarum tidak steril. Meskipun saat ini penularan HIV melalui praktek
donor darah tergolong langka dan sangat bisa dihindari, karena
prosedur dalam proses donor darah sudah diperketat sejak
beberapa dekade terakhir.

Pengobatan Pada Anak yang Terpapar HIV

Meskipun hingga saat ini belum ada obat untuk HIV, baik orang
dewasa maupun balita. Namun, agar seorang anak dapat menerima
pengobatan yang benar, perlu dilakukan diagnosis dini HIV pada
anak tersebut. Anak-anak yang terpapar HIV dapat diberikan ART
(obat antiretroviral) yang dapat mengobati gejala HIV pada anak.
Anak-anak yang terinfeksi HIV harus minum obat secara teratur
sepanjang hidup mereka untuk mengendalikan infeksi HIV yang ada
di tubuhnya dan memperkuat sistem kekebalan mereka. Maka dari
itu, melakukan pengobatan HIV dengan ART pada akhirnya
membuat hidup anak- yang terkena HIV lebih sehat dan panjang
umur.

Cara Mencegah Penularan HIV Pada Anak

Peluang penularan HIV pada anak dapat dicegah. Pada perempuan


dewasa yang positif HIV, potensi penularannya bisa dilakukan
dengan rutin memeriksakan diri dan rutin melakukan pengobatan
secara disiplin sejak sebelum program hamil. Karena penanganan
medis yang tepat dalam masa kehamilan, persalinan dan menyusui
dapat mengurangi potensi penularan HIV pada anak sebanyak 5
persen.

Kemudian pencegahan HIV pada anak berupa pemberian edukasi

dan pemahaman sedini mungkin. Anak-anak dan remaja harus


paham betul tentang HIV agar mereka dapat melindungi dirinya.
paham betul tentang HIV agar mereka dapat melindungi dirinya.
Bimbing anak-anak untuk berperilaku aman dengan memberikan
informasi tentang pencegahan dan bahaya infeksi HIV.

Deteksi HIV sejak dini untuk mendapatkan pengobatan lebih dini.


Dengan begitu risiko terjangkit AIDS hingga komplikasi berbahaya
lainnya bisa diminimalisasi. Ingat, jauhi virusnya, bukan orangnya.
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan
nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun
dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.

© IHC Telemed, 2021. All Right Reserved.


  
  

Hubungi Kami

Jl. Kyaimaja No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120

support@telemed.ihc.id

Site Map

Home

Tentang Kami

Artikel Kesehatan
Artikel Kesehatan

FAQ

Download App di

Anda mungkin juga menyukai