Anda di halaman 1dari 3

MENINGKATNYA KASUS HIV

AIDS DI INDONESIA

Virus imunodefisiensi manusia (bahasa Inggris : human immunodeficiency virus;


sering disingkat HIV) adalah virus mematikan dari dua spesies
lentiviruspenyebab AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika
virus ini terus menyerang tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan semakin
lemah. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11
tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus
ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan sistem imun. Penyaluran virus
HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI.
HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia,
salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.
Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia meningkat di tahun
2023. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril menyebut,
penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem


kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi
dan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di
mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami
AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang
ditimbulkan. Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa
memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa
menjalani hidup dengan normal.

Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30 persen penularan dari suami ke istri.
Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah
sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya, penyebab tingginya penularan HIV pada
ibu rumah tangga karena pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit
yang rendah serta memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko.

Yang mengkhawatirkan, ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV berisiko tinggi
untuk menularkan virus kepada anaknya. Penularan bisa terjadi sejak dalam
kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui.

Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-
45 persen dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui seks, jarum
suntik dan transfusi darah yang tidak aman.

Dampaknya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan
lahir dengan HIV. Dan sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV Positif.
Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini
setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV.

Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes mencatat hanya 55 persen ibu hamil
yang di tes HIV karena sebagian besar tidak mendapatkan izin suami untuk di tes.

Dari sejumlah tersebut, 7.153 positif HIV, dan 76 persen nya belum mendapatkan
pengobatan ARV. Hal ini juga akan menambah resiko penularan kepada bayi.

Melihat sumber infeksi, penularan HIV masih akan terus terjadi. Pasalnya, dari
526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi
atau mengetahui status HIV dirinya. Artinya masih ada 100.000 orang dengan
HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV ke masyarakat.

Upaya untuk melakukan skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas
pemerintah untuk mencapai eliminasi (termasuk pemutusan mata rantai
penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi). Setiap ibu yang terinfeksi 100
persen harus mendapatkan tata laksana yang cukup. Melalui upaya ini,
diharapkan angka dan data anak yang terinfeksi HIV sejak dilahirkan dapat
ditekan, angka kesakitan dan kematian dapat ditekan dan yang terpenting adalah
menekan beban negara dalam penanggulangan masalah Kesehatan masyarakat.

Capella Bay Parpa


22.03.051

Anda mungkin juga menyukai