Anda di halaman 1dari 9

2.

Forest Management Unit (FMU) Lestari Jati Lestari secara resmi berdiri di Kabupaten
Sragen, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 dengan diterbitkannya Akta Pendirian
Perkumpulan Gapoktan Hutan Lestari Jati Lestari Nomor 24 Tanggal 10 Februari 2016.
FMU Lestari Jati Lestari merupakan perkumpulan Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR)
dari empat desa, yaitu Desa Jekani, Desa Sono, Desa Pare, dan Desa Tempelrejo.
Sekretariat FMU Lestari Jati Lestari terletak di Dusun Bringin RT 13 Desa Pare, Kecamatan
Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
FMU Lestari Jati Lestari memiliki visi yaitu mewujudkan kelestarian hutan demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tabungan untuk generasi mendatang.
Untuk dapat mencapai visi tersebut, FMU Lestari Jati Lestari telah menetapkan beberapa
misi, yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran anggota tentang pengelolaan hutan rakyat yang lestari;
2. Melakukan aktivitas organisasi dan usaha secara lestari untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota;
3. Memberdayakan anggota melalui kegiatan pengelolaan hutan rakyat yang lestari
dengan hasil hutan bernilai ekonomi tinggi melalui kemitraan yang sinergis antara
anggota dengan pelaku - pelaku usaha kehutanan lainnya.
Khusus untuk pengelolaan hutan, FMU Lestari Jati Lestari memiliki tujuan dan
komitmen, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota;
2. Memfasilitasi akses pasar bagi para anggota dengan menawarkan harga kayu yang
relatif lebih baik;
3. Meningkatkan mutu pengelolaan hutan rakyat anggota FMU Lestari Jati Lestari di
Kecamatan Mondokan;
4. Mempertahankan pengelolaan hutan secara berkelanjutan sesuai standar dan
prinsip Forest Stewardship Council (FSC) dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK);
5. Menjaga kelestarian lingkungan;
6. Menjaga kelestarian usaha pemanfaatan hasil hutan, dengan selalu dilakukan
regenerasi pohon.

2.1. Pola Kemitraan

Sejak tanggal 26 Maret 2019, FMU Lestari Jati Lestari berkomitmen untuk menjalin
kerja sama dengan PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) dalam melakukan pengelolaan
sumber daya alam sektor kehutanan secara legal dan lestari berbasis masyarakat
berdasarkan standar, prinsip, dan kriteria FSC dan SVLK. FMU Lestari Jati Lestari
dinyatakan resmi menjadi mitra SOBI pada tanggal 17 Januari 2020 setelah
memenuhi persyaratan pengelolaan hutan lestari berdasarkan hasil audit internal
SOBI.

Dalam posisinya sebagai Mitra dari SOBI, FMU Lestari Jati Lestari secara berkala
melakukan pelaporan dengan mengacu pada standar, prinsip, dan kriteria FSC dan
SVLK. Di lain sisi, SOBI akan memberikan masukan dan penilaian terhadap kinerja
dan kepatuhan FMU Lestari Jati Lestari terhadap komitmen yang telah disepakati.
2.2. Cakupan Operasional Pengelolaan Hutan

Area yang menjadi target kelolaan FMU Lestari Jati Lestari di tahun 2020 meliputi
6 desa dalam Kecamatan Mondokan, dengan target cakupan Area Kelola sebesar
400 hektar. Desa-desa yang akan menjadi target perluasan Area Kelola FMU Lestari
Jati Lestari tersebut yaitu: Desa Jekani, Desa Pare, Desa Sono, Desa Tempelrejo,
Desa Trombol, dan Desa Kedawung. 6 desa yang menjadi target Area Kelola FMU
Lestari Jati Lestari memiliki potensi luas lahan pertanian bukan sawah 2.526 hektar
(BPS Kabupaten Sragen, 2019).

Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari berada pada ketinggian bervariasi dari 110-135
mdpl, dengan curah hujan < 3.000 mm per tahun, dan kisaran suhu udara 19-31 OC
(BPS Kabupaten Sragen, 2019). Kondisi lingkungan tersebut sesuai untuk budidaya
tanaman kayu produksi. Berdasarkan Gambar 1, Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari
terletak pada daerah yang diperuntukan untuk sawah dan pertanian lahan kering.

Gambar 1. Pemetaan Area Kelola dengan Tata Guna Lahan

Perekrutan Pemilik/ Pengelola Lahan di Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari
mengacu pada ketentuan pokok SOBI, sebagai berikut:

2.2.1. Kepemilikan Lahan

SOBI dan Mitra memprioritaskan untuk mengikutsertakan lahan yang


dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemilik/Pengelola Lahan dengan status
kepemilikan lahan mencakup namun tidak terbatas pada:
1. Surat Keterangan dari Aparat Desa (SKD)
2. Girik
3. Sertifikat Hak Milik (SHM)
4. Letter C
5. Surat keterangan Badan Pertanahan Nasional (BPN)
6. Dokumen hak pengelolaan lahan (surat sewa, izin pengelolaan dari
pemilik lahan, Hutan Tanaman Rakyat)

2.2.2. Luas Lahan

Batasan luas lahan yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemilik/Pengelola


Lahan yang dapat menjadi bagian dari pengelolaan sumber daya sektor
kehutanan secara legal dan lestari oleh SOBI tunduk pada aturan yang
berlaku di Indonesia, yakni batasan maksimal luas lahan masing-masing
Pemilik/Pengelola Lahan di FMU Lestari Jati Lestari adalah 20 hektar per
keluarga.

2.3. Pemeliharaan dan Hasil Hutan Kayu

Dengan mempertimbangkan permintaan kayu dari industri, potensi kayu, dan


memperhatikan ketentuan yang berlaku ditetapkan bahwa FMU Lestari Jati Lestari
akan fokus dalam pengelolaan Hasil Hutan Kayu untuk 3 spesies, yaitu: Tectona
grandis (Jati), Swietenia spp. (Mahoni), dan Acacia spp. (Akasia). Pemeliharaan
hutan dan teknik budidaya untuk 3 jenis Hasil Hutan Kayu ini merujuk pada
instruksi kerja yang telah ditetapkan oleh SOBI tentang pemeliharaan tanaman.

2.4. Pelaksanaan Operasional Pengelolaan Hutan

FMU Lestari Jati Lestari bersama SOBI menetapkan Petak Ukur Permanen (PUP)
yang mencakup sampel tiap spesies yang dikelola FMU Lestari Jati lestari sebagai
sampel untuk mengamati pertumbuhan pohon sebagai dasar perhitungan Jatah
Tebang Tahunan (JTT). Pengukuran PUP akan dilakukan setiap tahun sesuai jadwal
yang ditentukan. Selain itu, ditetapkan aturan minimum diameter tebang untuk
seluruh spesies adalah 10 cm.

FMU Lestari Jati Lestari bersama SOBI melakukan inventarisasi berupa data potensi
Hasil Hutan, seperti: luas dan lokasi Area Kelola, potensi dan kondisi tegakan pohon,
serta Hasil Hutan Bukan Kayu dengan menggunakan sistem IT agar pelaksanaan
pendataan efisien dan mudah dilakukan serta data yang dikumpulkan nantinya
mudah untuk dianalisis serta diperbaharui.

Dalam melakukan operasional pengelolaan hutan di Area Kelola FMU Lestari Jati
Lestari, adapun beberapa tahapan maupun aktivitas yang dilakukan sesuai
ketentuan SOBI berdasarkan standar dan prinsip FSC maupun SVLK, sebagai
berikut:

1. Penjualan (Pencarian Hasil Hutan Kayu)


2. Penebangan
3. Pelangsiran
4. Pengangkutan ke Tempat Pengumpulan Kayu Rakyat Terdaftar (TPKRT)
5. Lacak Balak
6. Penanaman Kembali
2.5. Pengawasan Operasional Pengelolaan Hutan

Kegiatan operasional di Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari terkait penebangan,
pelangsiran, pengangkutan kayu, hingga penyimpanan kayu di TPKRT berpotensi
menimbulkan dampak terhadap aspek lingkungan sekitar terutama ekosistem
hutan tersebut dan terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat. Adapun beberapa
aspek yang menjadi perhatian dan menjadi komitmen antara SOBI dan Mitra
terkait serangkaian kegiatan pengawasan dampak pengelolaan hutan sesuai
dengan standar dan prinsip FSC dan SVLK, sebagai berikut:

2.5.1. Dampak Lingkungan


2.5.1.1. Pemantauan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT)

Penilaian NKT pada Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari pertama kali
dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2019.
FMU Lestari Jati Lestari melakukan konsultasi kepada pemangku
kepentingan terkait pengelolaan NKT di Area Kelola. Secara umum,
pada Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari telah diidentifikasi dan
dikelola 2 Nilai Konservasi Tinggi (Gambar 2), yaitu NKT 4.1 (terdapat
kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan
pengendalian banjir bagi masyarakat hilir), NKT 5 (terdapat sumber
air yang dimanfaatkan oleh masyarakat). Kawasan NKT yang
teridentifikasi akan terus dipantau setiap tahunnya untuk menjaga
kelestariannya.

Gambar 2. Peta Kawasan NKT Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari

2.5.1.2. Pemantauan Area Konservasi

SOBI menetapkan bahwa minimum 10% dari total Area Sertifikasi


SOBI ditetapkan sebagai Area Konservasi yang harus dilindungi dan
dijaga kelestariannya. Pemantauan terhadap kondisi Area
Konservasi akan dilakukan setiap tahun untuk memastikan tidak
adanya kerusakan pada area tersebut.

2.5.1.3. Pemantauan Badan Air

FMU Lestari Jati Lestari telah melakukan identifikasi terhadap 15


sumber air yang terdiri dari 11 mata air (sendang) dan 3 sungai yang
menyebar di 4 desa yang masuk dalam Area Kelola FMU Lestari Jati
Lestari. Pemantauan terhadap kondisi badan air dilakukan setiap 6
bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan November dengan
memperhatikan aspek-aspek seperti kondisi vegetasi sekitar, adanya
longsor, serta debit air. Sejauh ini, kondisi badan air di FMU Lestari
Jati Lestari terpantau baik.

2.5.1.4. Pemantauan Tanaman Invasif

FMU Lestari Jati Lestari melaksanakan pemantauan terhadap


keberadaan tanaman invasif untuk mencegah persebarannya di
Area Kelola berdasarkan IUCN Global Invasive Species Database.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan pada tahun 2019,
tidak terdapat tanaman invasif yang teridentifikasi di Area Kelola
FMU Lestari Jati Lestari.

2.5.1.5. Pemantauan Satwa Dilindungi

Pemantauan satwa dilindungi di area kelola FMU Lestari Jati Lestari


dilakukan tiap tahunnya pada bulan November untuk mengetahui
frekuensi perjumpaan, temuan sarang atau jejak, serta konflik yang
terjadi dengan masyarakat sekitar. Sejauh ini, tidak teridentifikasi
keberadaan satwa liar dilindungi di area kelola FMU Lestari Jati
Lestari. FMU Lestari Jati Lestari turut aktif dalam melaksanakan
sosialisasi kepada pemilik/pengelola lahan untuk tidak
melaksanakan aktivitas perburuan terhadap satwa di Area Kelola
FMU Lestari Jati Lestari.

2.5.1.6. Pemantauan Hama Tanaman

Untuk mencegah terjadinya wabah hama yang menyerang


tanaman hutan, FMU Lestari Jati Lestari melaksanakan pemantauan
hama tanaman hutan setiap satu tahun sekali untuk mendapatkan
informasi terkait estimasi besaran serangan hama di area kelola.
Berdasarkan hasil pemantauan, tidak terdapat serangan
hama/penyakit di Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari. FMU Lestari
Jati Lestari telah melakukan sosialisasi kepada pemilik/pengelola
lahan dalam mengendalikan hama menggunakan solusi-solusi
alami dan tidak menggunakan pestisida/bahan kimia berbahaya.

2.5.1.7. Pemantauan Penggunaan Pestisida dan Bahan Kimia Berbahaya

SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari telah berkomitmen untuk tidak
menggunakan pestisida kimia dan bahan kimia berbahaya lainnya
dalam pengelolaan hutan. Pemakaian pestisida dalam pengelolaan
hutan dipantau secara tahunan dan sejauh ini tidak ada
penggunaan pestisida yang dilakukan oleh FMU Lestari Jati Lestari.

2.5.2. Dampak Sosial

2.5.2.1. Sosial Ekonomi

SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari telah melaksanakan kegiatan


penilaian dampak sosial pada tahun 2019 dan akan melakukan
pemantauan tahunan terhadap dampak kondisi sosial dan ekonomi
yang dipengaruhi oleh aktivitas pengelolaan hutan SOBI dan FMU
Lestari Jati Lestari. Keberadaan aktivitas pengelolaan hutan FMU
Lestari Jati Lestari memberikan dampak positif seperti peningkatan
pengetahuan terkait pengelolaan hutan secara lestari, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan teknis, tambahan lapangan
pekerjaan dan peningkatan akses pasar kayu FSC. SOBI dan FMU
Lestari Jati Lestari secara konsisten mempekerjakan tenaga lokal
dalam kegiatan pengelolaan hutan antara lain untuk mengisi posisi
unit manajemen FMU Lestari Jati Lestari serta melaksanakan
inventarisasi hasil hutan. Terdapat beberapa potensi dampak negatif
yang dapat muncul seperti persaingan dengan pedagang kayu lokal
dan produksi kayu terbatas akibat sulitnya penerapan sistem tebang
pilih. SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari melakukan tindak lanjut dan
rencana pengelolaan untuk meminimalisir terjadinya potensi
dampak negatif dalam kegiatan pengelolaan hutan lestari.

2.5.2.2. Penyampaian dan Penanganan Keluhan

SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari memiliki prosedur penyampaian


keluhan dari pihak-pihak terkait terutama pemilik/pengelola lahan
yang menjadi anggota. Seluruh penyampaian keluhan secara rutin
dikumpulkan setiap bulannya.

2.5.2.3. Penanganan Konflik

SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari memiliki prosedur penanganan


konflik terkait kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan.
Sejauh ini tidak terdapat konflik di Area Kelola FMU Lestari Jati
Lestari.

2.5.2.4. Mitigasi Keberadaan Masyarakat Adat

SOBI dan FMU Lestari Jati Lestari telah melaksanakan kegiatan


identifikasi keberadaan masyarakat adat di sekitar Area Kelola. Tidak
terdapat kelompok masyarakat adat yang teridentifikasi di Area
Kelola FMU Lestari Jati Lestari.
2.5.3. Dampak Pascapanen

Dampak dari kegiatan operasional pemanenan kayu akan dicatat setiap ada
pelaksanaan kegiatan pemanenan. Sejauh ini, belum ada kegiatan
pemanenan kayu rutin di Area Kelola FMU Lestari Jati Lestari.

3.1. Penentuan Jatah Tebang Tahunan

FMU Lestari Jati Lestari bersama SOBI melakukan penentuan JTT didasarkan pada
prinsip dan tujuan untuk mempertahankan kelestarian Hasil Hutan. Dengan
mempertimbangkan total jumlah dan volume pohon untuk masing-masing
spesies dalam Area Produksi Sertifikasi FSC, diameter tebang minimum,
kemampuan regenerasi pohon yang dilihat dari riap diameter dan riap tinggi, serta
mengacu pada SOP SOBI tentang Inventarisasi Hutan dan JTT, maka dapat
diperkirakan JTT FMU Lestari Jati Lestari tahun 2020 untuk masing-masing spesies
sebagai berikut:
Tabel 1. Proyeksi JTT FMU Lestari Jati Lestari

Jati 1.319

Mahoni 509

Akasia 379

Total 2.207

3.2. Pembiayaan dan Pendapatan

SOBI menggalang dan mengelola permodalan yang diperlukan untuk


menjalankan operasional bisnis pengelolaan hutan secara lestari terkait sertifikasi
dan pemasaran Hasil Hutan Kayu. Dengan bermitra dengan SOBI, FMU Lestari Jati
Lestari memperoleh bagian dari hasil keuntungan kotor yang diperoleh dari
penjualan kayu ke industri pengelolaan kayu yang memiliki sertifikat FSC dari
untuk menjalankan aktivitas operasional di FMU Lestari Jati Lestari.

3.3. Rencana Pelaksanaan Audit Internal

Pelaksanaan audit internal FMU Lestari Jati Lestari dilaksanakan satu tahun sekali
oleh Departemen Internal Control System SOBI untuk memastikan sistem
pengelolaan hutan yang dilaksanakan FMU Lestari Jati Lestari telah sesuai dengan
standar FSC dan SVLK yang berlaku.
3.4. Rencana Pelaksanaan Audit Eksternal

Rencana audit surveillance FSC SOBI terdekat akan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2020 yang dilakukan oleh tim audit dari badan sertifikasi FSC. Rencana
audit surveillance SVLK SOBI cabang Sragen akan dilaksanakan di tahun 2021 oleh
tim audit dari badan sertifikasi SVLK.

Anda mungkin juga menyukai