Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERIODE 5 JULI s/d 27 AGUSTUS 2021


PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN KSP TRI SEDANA RAHAYU
TERHADAP PENINGKATAN PENGHASILAN ANGGOTA USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

OLEH :
NAMA : DITA VIRAYANI
NIM : 118112073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SORE


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
DENPASAR
2021
PERSETUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. JUDUL : Pengaruh Program Pemberdayaan KSP Tri Sedana


Rahayu Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
2. TEMPAT PKL : KSP Tri Sedana Rahayu
3. BIDANG ILMU : Manajemen Sore

Hormat Saya,
Mahasiswa PKL

( DITA VIRAYANI )
NIM : 118112073

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing


di Denpasar tanggal

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

( I Nyoman Sunarta )
NIP./NPP : 0831126902
PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. JUDUL : Pengaruh Program Pemberdayaan KSP Tri Sedana


Rahayu Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro dan
Menengah ( UMKM )
2. TEMPAT PKL : KSP Tri Sedana Rahayu
3. BIDANG ILMU : Manajemen Sore

Denpasar,

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

( I Nyoman Sunarta )
NIP./NPP : 0831126902

a.n. Rektor Mengetahui


Head of institute for Research and Head of Research and Journal
Community Services Pulication

Ir. I Wayan Sutama, M.T., IPM. Ir. Adie Wahyudi Oktavia Gama,
S.T.,
NIP. 1965 0622 1992 03 1004 M.T., IPM., ASEAN Eng.
NPP. 02.01.19.295
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi Wasa, Atas
anugrahNya pelaksanaan PKL Periode……. Tahun………. Sampai dengan
pelaporan ini dapat diselesaikan dengan baik………………………..
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan saran dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini diperkenakanlah
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM. Selaku Rektor
Universitas Pendidikan Nasional.
2. Ir. I Wayan Sutama, M.T., IPM. Selaku Head of Insitute for Research and
Community Services Universitas Pendidikan Nasional.
3. ……………………………………… selaku Dekan Falkutas …………..
Universitas Pendidikan Nasional.
4. Ir. Adic Wahyudi Oktavia Gama, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Selaku
Head of Research and Journal Publication.
5. Kepala Program Studi ( Nama )
6. Dosen Pembimbing ( Nama )
7. Pimpinan perusahaan ( Nama )
8. Dll

Denpasar,
Penyusun

( DITA VIRAYANI )
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan PKL
1.4 Manfaat PKL
1.5 Ruang Lingkup PKL
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Analisis Permasalahan
3.2 Pembahasan
3.3 Solusi Permasalahan ( bila ada)
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CATATAN KEGIATAN HARIAN MAHASISWA
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
PERIODE 5 JULI s/d 27 AGUSTUS 2021

Nama Mahasiswa : Dita Virayani


NIM : 118112073
Judul : Pengaruh Program Pemberdayaan KSP Tri Sedana
Rahayu terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan
Menengah ( UMKM )
Perusahaan : KSP Tri Sedana Rahayu
Bidang Ilmu : Manajemen Sore B
Dosen Pembimbing : I Nyoman Sunarta

No Tanggal Waktu Uraian Kegiatan


1 10 - 07- 2021 20.00 - 21.42 Bimbingan Pertama
Pelaksanaan PKL
2 11 - 07- 2021 11.00 – 17.00 Mencari Referensi
Jurnal
3 12-07-2021 13.00-17.00 Mencari Referensi
Jurnal
4 13-07-2021 18-00-22.00 Membuat BAB I
Latar Belakang
5 14-07-2021 15.00- 20.00 Membuat Rumusan
Masalah
6 15-7-2021 18:00- 22:00 Membuat Tujuan
PKL
7 16-07-2021 18.00-22.00 Membuat Manfaat
PKL
8 17-07-2021 20.00-23.15 Membuat Ruang
Lingkup
9 18-07-2021 19.00-22.00 Membuat BAB II
Membuat Sejarah
Singkat KSP Tri
Sedana Rahayu
10 19-07-2021 16.00-20.00 Membuat Visi dan
Misi KSP Tri Sedana
Rahayu
11 20-07-2021 17.00-20.00 Membuat Stuktur
Organisasi KSP Tri
Sedana Rahayu
12 21-07-2021 19.00-22.00 Mencari Referensi
Jurnal
13 22-07-2021 19.00-22.00 Mencari Referensi
Jurnal
14 23-07-2021 18.00-21.00 Mencari Referensi
Jurnal
15 24-07-2021
16 25-07-2021
17 26-07-2021
18 27-07-2021
19 28-07-2021
20
21
22
23

Denpasar,
Dosen Pembimbing

( I Nyoman Sunarta )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang didirikan dengan maksud untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota dan masyarakat atas dasar kekeluargaan

khususnya koperasi yang ada di Indonesia ini. Koperasi di Indonesia ada, karena waktu

itu rakyat Indonesia berada dalam puncak penderitaan akibat eksploitasi yang semena-

mena oleh kaum penjajah yaitu pedagang-pedagang bangsa Eropa. Koperasi mempunyai

peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Selain mempunyai arti

penting bagi anggotanya juga mempunyai arti penting bagi masyarakat disekitarnya,

sehingga tercipta perubahan ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Perlu

ditekankan bahwa koperasi didirikan bukan semata-mata untuk mencari keuntungan yang

sebanyak-banyaknya. Mencari keuntungan bukan tujuan utama didirikannya koperasi

melainkan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan

pancasila dan UUD 1945.

Dalam usaha untuk menciptakan perubahan ekonomi, koperasi sangat berperan

dalam membantu perekonomian Indonesia terutama dalam memberikan peluang atau

kesempatan untuk berwirausaha. Koperasi sebagai lembaga keuangan mikro non bank

senantiasa membantu dalam penyertaan modal dengan syarat-syarat yang telah

ditentukan. Syarat-syarat yang ditentukanpun lebih ringan dari pada syarat-syarat yang

ditentukan oleh perbankan apabila ingin mengajukan kredit. Perlu diketahui bahwa

koperasi di Indonesia banyak sekali jenisnya. Salah satu koperasi yang kegiatannya
memberikan kredit kepada anggota maupun masyarakat sering kita sebut dengan koperasi

simpan pinjam.

Koperasi simpan pinjam pada dasarnya menampung dana dari masyarakat dan

kemudian menyalurkan lagi dananya ke masyarakat. Koperasi simpan pinjam memiliki

peran penting dalam menyediakan sumber pembiayaan bagi pengembangan UMKM.

Meskipun begitu, tetapi dalam kenyataanya koperasi simpan pinjam dalam menjalankan

kegiatannya belum dikatakan berhasil atau dengan kata lain belum mencapai tujuan yang

diharapkan jika dibandingkan dengan bentuk usaha yang lainnya. Koperasi tersebut dapat

dikatakan belum berhasil karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya sebagian

pengelolaan koperasi belum memiliki kepekaan bisnis, anggota koperasi atau orang yang

sekaligus mengurusi koperasi tersebut belum terlalu paham mengenai catatan laporan

keuangan, keterbatasan sumber daya manusia dalam pengelolaan lembaga keuangan

mikro dan kecukupan modal.

Kemiskinan sebagai suatu kondisi serba kurang dalam pemenuhan kebutuhan

ekonomis berimplikasi pada kehidupan seseorang atau suatu masyarakat. Oleh karena itu

kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di berbagai negara pada hakikatnya

dimaksudkan antara lain untuk mengentaskan masyarakatnya dari kemiskinan. Dengan

pembangunan jangka panjang pertama (PJPI) Indonesia telah berhasil menaikan

pendapatan perkapita menjadi U$ 650, meskipun masih terdapat kurang lebih 27 juta jiwa

masyarakat yang hidup di bawah Garis Kemiskinan (Poverty Line). Hal ini berarti

pembangunan pada masa-masa yang akan datang juga mengemban misi mengentaskan 27

juta jiwa masyarakat Indonesia dari kemiskinan. Kemiskinan adalah kondisi sosial

ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Menurut Andist

sebagaimana dikutip dalam pedoman umum penanggulangan kemiskinan perkotaan tahun

2011, “kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: Kemiskinan absolute (hasil

pendapatannya dibawah garis kemiskinan), kemiskinan relative (pendapatannya sudah

terpenuhi namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat sekitarnya), dan

kemiskinan kultural (berkaitan dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang

tidak mau berusaha memperbaiki tingkat hidupnya).

Dampak dari masalah kemiskinan ini sangat mengkhawatirkan, bahkan

menakutkan bagi warga yang mengalaminya, baik individu maupun Negara. Dampak

yang pertama adalah dampak kependudukan, yaitu tidak meratanya kesejahteraan di

suatu wilayah yang akhirnya akan menghambat proses pemenuhan sarana dan prasarana

kebutuhan hidup. Terbatasnya lapangan pekerjaan pun ternyata bukan hanya penyebab

dari kemiskinan, tetapi juga dampak dari adanya kemiskinan. Dampak yang kedua adalah

dampak ekonomi. Jika masyarakat di suatu wilayah termasuk ke dalam kategori miskin,

maka mereka akan sibuk mencari atau berupaya untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

Mereka tidak bisa secara optimal ikut dalam pembangunan daerah, kebutuhan sehari-hari

saja tidak dapat dipenuhi secara optimal, bahkan terkadang di bawah standar kelayakan.

Misalnya akses kesehatan dan pendidikan serta asupan gizi harian. Rendahnya tingkat

konsumsi merupakan salah satu indikatornya.

Dampak ketiga dari kemiskinan adalah masalah pendidikan, kemiskinan dekat

dengan kebodohan dan keterbelakangan pengetahuan. Statement itu sudah sangat sering

diucapkan oleh banyak orang. Sebenarnya ini sebuah generalisasi dari keadaan. Warga

miskin memiliki keterbatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Hal ini karena di
Negara kita pendidikan bermutu masih menjadi barang mahal yang harus dibeli dengan

uang. Padahal, untuk membeli makanan dan kebutuhan harian pun sangat sulit bagi

mereka. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih menerapkan prinsip asal bisa baca‟

atau bahkan „ asal bisa makan gak perlu pinter. Dampak lain dari kemiskian adalah

rendahnya percaya diri. Kemiskinan biasanya menjadi warisan dari orang tua ke anaknya.

Hal ini karena mental nrimo dan pasrah yang diyakini akan membuat hidup mereka tanpa

masalah. Mereka enggan melangkahkan kakinya lebih lebar untuk keluar dari lingkaran

kemiskinan ini. Dampak-dampak dari kemiskinan inilah yang akan menghambat

pembangunan kesejahteraan masyarakat dan tidak berhasilnya peningkatan kesejahteraan

sosial, terlebih di dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Pembangunan kesejahteraan

masyarakat sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung

jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam upaya

meningkatan kesejahteraan hidupnya sendiri agar tidak selalu berada dalam lingkaran

kemiskinan yang lebih panjang.

Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dihadapi oleh Negara-

negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga oleh Negara- negara kaya di dunia.

Menyikapi fenomena tersebut, Indonesia menyatakan komitmennya untuk memperkecil

angka kemiskinan. Komitmen tersebut secara jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 34.

Sebagai manifestasi komitmen tersebut Indonesia melalui pemerintah, swasta, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM),

Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Keluarga Harapan

(PKH), Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE, Koperasi dan lain-lain

berusaha mengentaskan kemiskinan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya strategi nasional dalam

mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak

azasi manusia terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam

implementasinya pemerintah memiliki komitmen dalam penanganan kemiskinan yang

telah dituangkan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 42

tahun 2010, tentang tim koordinasi penanggulangan kemiskinan provinsi dan kota dengan

tujuan meningkatkan kerjasama, dukungan dan sinergi semua pihak, baik sektor

pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha dalam menanggulangi kemiskinan.

Program-program pembangunan kesejahteraan sosial menjadi tanggung jawab

bersama, Dalam hal ini Provinsi Bali bersama Dinas Sosial dan Lembaga-lembaga terkait

hharus lebih memperhatikan upaya pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan. Oleh

sebab itu, Dinas Sosial Provinsi Bali berupaya menciptakan sistem kesejahteraan sosial

yang dapat mempercepat pemberdayaan masyarakat di Provinsi Bali Program-program

kemiskinan salah satunya yaitu : Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam.

Koperasi Jasa Keuangan hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi rakyat. Koperasi,

termasuk Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam merupakan salah satu bentuk

kebijakan penanggulangan masalah kesejahteraan sosial dalam rangka pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Pada awalnya koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang

mempunyai ekonomi tingkat bawah, yang melalui koperasi mereka sama-sama

berkeinginan atau mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Hal ini

mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota menjadi program utama

koperasi. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan

masyarakat umum. Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam meningkatkan


kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih terukur apabila aktivitas ekonomi

yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan

kesejahteraannya akan lebih mudah.

Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang terdapat pada Desa Adat Renon adalah salah

satu contoh dari koperasi yang ada di Indonesia. Salah satu program yang dimiliki KJK

Desa Adat Renon adalah Program Simpan Pinjam. Program Simpan Pinjam KJK Desa

Adat Renon ini merupakan suatu program yang banyak diminati oleh warga masyarakat

Desa Adat Renon, khususnya para pedagang dan wiraswasta di Desa Adat Renon. Karena

bagi para anggota yang usahanya meliputi pedagangan, tambahan modal itu sangat

penting sekali untuk meningkatkan usaha mereka, maka dengan adanya program

Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam, para pedagang sektor informal dan jasa merasa

perlu untuk menambah modal usahanya tersebut. Banyaknya peminat untuk menjadi

anggota KJK Desa Adat Renon bukanlah suatu kebetulan tanpa perencanaan. Saat ini

kepercayaan bukanlah hal yang mudah didapat. Baik kepercayaan masyarakat kepada

koperasi, maupun kepercayaan akan koperasi kepada calon anggota.

Berdasarkan asumsi dan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji

lebih dalam mengenai: Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan

Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

(UMKM) di Desa Adat Renon.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh Program KSP Tri Sedana Rahayu Terhadap Peningkatan

Penghasilan Anggota UMKM ?


1.3 Tujuan PKL

Tujuan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Tri Sedana Rahayu Desa Adat Renon sebagai

berikut :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian

yang sesuai dengan tuntunan lapangan kerja saat ini.

2. Menambah wawasan baru mengenai suatu bidang pekerjaan yang berada pada kondisi

yang benar-benar nyata dalam perusahaan.

3. Menyiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang berkualitas karena memiliki

pengetahuan, keterampilan, serta keahlian sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini.

4. Memperoleh data dan menambah pengetahuan praktikan dalam penyusunan laporan

praktik kerja lapangan.

1.4 Manfaat PKL

Manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan PKL di Koperasi Tri Sedana Rahayu di Desa Adat

Renon sebagai berikut:

Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

a. Menjalin hubungan Kerjasama yang baik antara instansi atau koperasi dengan

universitas, khususnya Universitas Pendidikan Nasional.

b. Mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menyerap dan mengaplikasikan

pelajaran yang telah dipelajari pada kegiatan perkuliahan dilingkungan kampus sebagai

bahan evaluasi.

Manfaat Bagi Perusahaan atau Organisasi tempat PKL


a. Menjalin hubungan Kerjasama yang baik antara instansi atau koperasi dengan perguruan

tinggi.

b. Menumbuhkan Kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat.

Manfaat bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan serta meningkatkan keterampilan mahasiswa.

b. Mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan.

c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab, displin, dan percaya diri untuk mahasiswa.

1.5 Ruang Lingkup PKL

Ruang lingkup dalam penelitian ini salah satunya adalah Pengaruh Program

Pemberdayaan Ekonomi bagi Anggota Usaha Mikro dan Menengah ( UMKM ) di Desa Adat

Renon yang terdampak Covid-19, dimana perlu adanya Pemberdayaan Ekonomi untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Koperasi yang bergerak di bidang UMKM melalui KSP

Tri Sedana Rahayu untuk memulihkan roda perekonomian UMKM di Bali khususnya Desa Adat

Renon

BAB II

GAMBARAN UMUM
2.1 Visi dan Misi Koperasi Tri Sedana Rahayu

Visi :

“ Terciptanya Koperasi Simpan Pinjam yang Sehat, Mandiri, dan Berkembang”.

Misi :

Kualitas,

Koperasi Simpan Pinjam Tri Sedana Rahayu didalam mewujudkan visi bertekad dan

bersinergi dengan Pemerintah Kota yang membidangi Koperasi, segmen lain secara

berkesinambungan dengan mewujudkan KUALITAS disegala bidang yang berkualitas dalam

menunjang operasional dan didukung oleh IT yang berdaya saing sehingga mampu

memberikan produktivitas dan pelayanan optimal.

Terwujud,

Koperasi Simapan Pinjam Tri Sedana Rahayu menjamin TERWUJUDNYA Koperasi Yang

Sehat

dengan kondisi aman, karena berjalan sesuai dengan aturan, prosedur dan kebijakan yang

ada berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential), menjaga jati diri Koperasi, martabat

Nasabah dan masyarakat dalam tatanan internal maupun eksternal sehingga mampu

menopang Image pencitraan koperasi yang lebih baik.

Sasaran,

Mengutamakan kunjungan dari pintu ke pintu secara tepat SASARAN dan bersentuhan

langsung dengan anggota/masyarakat. Koperasi Tabanan Serasi dengan ke Ramah-Tamahan

dan berMARTABAT melayani secara kekeluargaan mewujudkan pelayanan yang optimal

kepada anggota/masyarakat dengan meminimalkan resiko.

Motto : Melayani Dengan Setulus Hati Guna Mewujudkan Pelayanan Prima


2.2 Sejarah Koperasi Tri Sedana Rahayu

Koperasi Simpan Pinjam Tri Sedana Rahayu adalah sebuah Koperasi Simpan Pinjam yang

terbuka sesuai prinsip-prinsip jati diri koperasi yang berlaku secara umum, yang baru berdiri

pada tanggal 02 Februari 2016 yang berkedudukan di Jln. Tukad yeh Penet No.31 Kel. Renon

Kota Denpasar dan telah memperoleh badan Hukum Nomor : 430/BH/XXVII.9/IV/2016

2.3 Program dan Kegiatan

Koperasi jasa keuangan simpan pinjam merupakan koperasi yang melayani jasa pinjaman modal

kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sudah berkembang. Sementara itu,

karena pertimbangan resiko, koperasi jasa keuangan simpan pinjam tidak melayani jasa pinjaman

modal kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang masih tergolong pemula.

Koperasi simpan pinjam saat ini hanya memberikan berupa pemberdayaan dalam peminjaman

modal belum ada pemerdayaan dalam keterampilan peningkatan skill maupun pemberdayaan

dalam pengelolaan keuangan. Tetapi tahun 2022 yang akan datang selain kegiatan simpan

pinjam KJK juga akan memberikan kebutuhan untuk keperluan usaha anggota yang usahanya

dibidang makanan.
2.4 Stuktur Organisasi Koperasi Tri Sedana Rahayu

STRUKTUR ORGANISASI

KSP. TRI SEDANA RAHAYU

RAPAT ANGGOTA

KONSULTAN PENGAWAS
PENGURUS
KOPERASI

KETUA / MANAGER
/?

KABAG DANA KABAG KABAG AKUNTANSI


PINJAMAN/PEMBIAYAAN

CUSTOMER ANALIS
SERVICE PINJAMAN /
PEMBIAYAAN

KASIR JURU
SURVEY JURU TAGIH JURU BUKU
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Pembahasan

Pada Bab ini penulis akan memaparkan tentang dampak program koperasi Tri Sedana

Rahayu simpan pinjam terhadap peningkatan anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) di Desa Adat Renon. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis berikut

berikut data besar pinjaman yang diperoleh para anggota.

Koperasi yang mendapat pinjaman sangat bervariasi dilihat dari table dibawah ini :

Nama Anggota Modal Awal Pinjaman I Pinjaman II Pinjaman III


Bapak Sutari 1.500.000 1.500.000 2.000.000 4.000.000
Ibu Asri 10.000.000 5.000.000 12.000.000 10.000.000
Bapak Dodi 10.000.000 3.000.000 7.000.000 10.000.000
Bapak sutapa 1.000.000 1.000.000 1.500.000 3.000.000
Ibu Nita 1.500.000 1.000.000 2.000.000 -
Anang Sujada 500.000 2.000.000 3.000.000 3.000.000
Suherman 10.000.000 3.000.000 3.000.000 5.000.000
Fitria Nur 2.000.000 4.000.000 - -
Mas Herman 2.500.000 2.000.000 2.000.000 -
Sumber : Koperasi Tri Sedana Rahayu 2021

3.2 Pembahasan

A. Pengertian Pemberdayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pemberdayaan berasal dari kata

Daya yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan untuk

bertindak.Sedangkan Menurut Jim Ife, Pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya,


kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan

kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik.

Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat atau keberdayaan

kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk dalam individu- individu yang mengalami

masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau

hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas

kehidupannya.

B. Pendekatan Pemberdayaan

Dalam konteks Pekerjaan Sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan:

Mikro, Mezzo dan Makro. Pendekatan mikro adalah, pemberdayaan dilakukan terhadap

klien (Penerima Manfaat) secara individu melalui bimbingan, konseling, stress

management dan crisis intervention. Pendekatan Mezzo adalah pemberdayaan dilaku

terhadap sekelompok klien (Penerima Manfaat). Pemberdayaan dilakukan dengan

menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendekatan Makro adalah pendekatan

ini disebut sebagai strategi system besar (Large System Strategy), karena penerima

manfaat perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas.

C. Tahapan Pemberdayaan

Menurut Adi (2003) tahapan pemberdayaan yang baik adalah sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan (Engagment)


Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu, pertama, menyiapkan petugas

atau tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh Community Worker

hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan

apa yang akan dipilih, penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses

pemberdayaan masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antar satu sama

lain seperti : pendidikan, agama, suku dan strata. Kedua, penyiapan lapangan yang pada

dasarnya diusahakan dilakukan secara non direktif.

2. Tahapan Pengkajian (Assesment)

Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui tokoh- tokoh masyarakat,

tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini petugas

harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber

daya yang dimiliki klien atau lebih tepatnya jika menggunakan teori SWOT dengan

melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

3. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan

Tahap ini petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan warga

untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara menghaddapinya. Dalam

konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternative program dan

kegiatan yang dilakukan.

4. Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk memformulasikan

gagasan mereka dalam bentuk tertulis.

5. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan


Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai

kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan.

6. Tahapan Evaluasi

Sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan

masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.

7. Tahap Terminasi

Tahap pemutusan secara formal dengan komunitas sasaran diharapkan petugas tidak

meninggalkan komunitas secara tiba-tiba walau proyek harus segera berhenti. Petugas

harus tetap melakukan kontak meski tidak rutin. Kemudian secara perlahan mengurangi

kontak dengan komunitas sasaran.

D. Indikator Pemberdayaan

1. Sangat Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, Hasil

usaha dapat membayar cicilan, Usaha berkesinambungan, Aset bertambah

2. Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, hasil usaha dapat

membayar cicilan pinjaman Koperasi Jasa Keuangan, usaha berkesinambungan

3. Kurang Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha tidak dapat membiayai hidup,

hasil usaha dapat membayar cicilan koperasi tetapi modal tidak bertambah sehingga

pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan.6

E. Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya bertujuan untuk

terwujudnya “perubahan”. Oleh karena itu, mulai dari titik mana kita melihat bahwa

individu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan perilaku kemandirian, termotivasi, dan

memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam rambu-


rambu nilai/norma yang memberikannya rasa keadilan dan kedamaian dalam mencapai

tujuan bersama untuk kesejahteraan. Sesuai dengan visi pemberdayaan masyarakat

“terwujudnya kemandirian masyarakat yang berbasisi kepada pembangunan manusia

seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat”

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

A. Pengertian UMKM

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I (ketentuan umum),

pasal 1 dari UU tersebut dinyatakan bahwa Usaha Mikro (UMI) adalah usaha produktif

milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria UMI

sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah (UM) atau Usaha Besara (UB) yang memenuhi kriteria UK sebagaimana

dimaksud dalam UU tersebut.

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet

sebesar 300 juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria

asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan

2,5 miliar.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah

memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5

miliar sampai dengan 50 miliar.

B. Karakteristik UMKM

UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis usaha besar,

termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah

sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) dalam buku

UMKM di Indonesia, diketahui bahwa dari segi tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar

34,5 persen) UMKM dikelola oleh tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya

sekitar 5,2 persen pengusaha UMKM yang berumur di bawah 25 tahun. Tambunan

(2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004) mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang

diperlukan oleh industri kecil tidak menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian

besar tenaga kerja yang diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning

by doing) yang terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan

Tambunan (2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur pengusaha menurut

tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya hubungan positif antara tingkat
pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha. Artinya, semakin besar skala usaha,

yang umumnya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang memerlukan

keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak pengusaha

dengan pendidikan formal tersier.

C. Modal Kerja UMKM

Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali, pengusaha kecil dan

menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar yang mereka hadapi adalah

masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang kekurangan modal tetap dan modal kerja.

Bidang lain yang juga banyak menimbulkan kesulitan adalah kredit bagi konsumen.

Dalam berbagai hal, demi kemajuan dan pengembangan UMKM, pemerintah maupun

berbagai lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan non bank telah

berupaya dalam memberikan pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal usaha.

Namun kenyataannya, untuk mengakses pelayanan ini, UMKM dibebani berbagai

persyaratan dan jalur birokrasi yang panjang dan rumit. Akibatnya, pemberian layanan

pinjaman modal dan kredit pun menjadi tidak dapat diakses UMKM secara optimal. Pada

intinya perbaikan sistem perkreditan perlu ditempuh melalui pengadaan pelayanan

pendampingan yang profesional serta pemberian kredit yang terintegrasi dengan

intervensi lain untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha kecil itu

sendiri.

Koperasi Simpan Pinjam

A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Co yang berarti bersama dan Operare berarti

bergerak berusaha. Jadi secara singkat dalam koperasi harus ditunjukkan kebersamaan

dalam menjalankan usaha.

Menurut UU No. 25/ 1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas

kekeluargaan.

Menurut Moh. Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) koperasi adalah usaha bersama untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong, semangat

tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi

jasa kepada kawan bersarkan „seorang buat semua dan semua buat seorang‟.

B. Tujuan Koperasi

Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Dari bunyi pasal 3 diatas jelas bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota

terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha

tersebut diperluas ke masyarakat disekitarnya. Karena para anggota koperasi pada

dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap

koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

C. Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam


Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992 beserta

penjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan

kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah

kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti koperasi

simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi

jasa.

Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro

yang bergerak di sektor jasa keuangan secara de‟facto telah tumbuh dan berkembangan

pesat di seluruh pelosok wilayah nusantara dan mempunyai kedudukan sentral dan

strategis dalam menopang seluruh kegiatan ekonomi rakyat yang produktif di sektor ril.

Salah satu kegiatan usaha KJK adalah menghimpun dana masyarakat (anggota/calon

anggota), tentunya membawa konsekuensi bahwa pengelolaan KJK harus ditangani

secara sehat dengan memperhatikan prinsip kehati- hatian (prudent). Koperasi Simpan

Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orang yang mempunyai

kepentingan langsung dibidang perkreditan. Koperasi Simpan Pinjam ini sering kali juga

disejajarkan dengan nama Koperasi Kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan

tabungan dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini

menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan pelayanan

keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi ini

anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah

(customers).

Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk simpanan wajib,

simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber modal bagi koperasi. Penghimpunan
dana dari anggota itu menjadi modal yang selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam

bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara pinjam

(KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi

melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk

kredit kepada anggota yang membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam

oleh koperasi dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.

Tujuan dari Koperasi kredit adalah sebagai berikut:

a. Membantu keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkan dengan

syarat dan bunga ringan.

b. Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga

membentuk modal sendiri.

c. Mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatnya.

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

Bentuk pemberdayaan dana Koperasi simpan pinjam menjadi sebuah program

pemberdayaan ekonomi yang mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bagi

penerima manfaat (modal) dalam hal ini pelaku usaha mikro, kecil dan menengah

diberbagai sektor usaha, dengan adanya dana koperasi yang disalurkan dengan bentuk

pembiayaan, pendampingan secara intensif mereka menyadari untuk memperbaiki hidup

mereka dengan sikap pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik.

Maka dari itu dengan adanya permberdayaan dana koperasi melalui program usaha

mikro, kecil, menengah adalah kemampuan berbuat untuk melakukan usaha dalam jangka

panjang untuk menyelesaikan masalah dalam memberikan dampak positif bagi para

anggota yang ingin mendirikan usaha. Jadi pemberdayaan dana koperasi adalah dana
tersebut akan diberdayakan untuk mengembangkan usaha, karena begitu banyak

masyarakat yang ingin mendirikan usaha tapi mereka kekurangan modal.

KJK simpan pinjam dalam hal ini memberdayakan dana koperasi yang berdasarkan

program-program dari KJK yaitu:

a. Simpanan

Simpanan pada KJK adalah menurut peraturan pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang

pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian simpanan adalah dana

yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau

anggotanya kepada koperasi dalam bentuk modal (simpanan pokok, simpana wajib dan

pernyertaan)

b. Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara lembaga keuangan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pengertian tersebut diatas

mengandung unsur lain yaitu:

1. Kepercayaan, yaitu mempercayai sejumlah uang untuk dikelola.

2. Waktu, yaitu adanya batasan jangka waktu untuk pengelolaan dana dan juga

didasarkan kepada kemampuan pengembalian atau pembayaran kembali.

3. Resiko, yaitu pencegahan terjadinya ketidakpastian usaha atau akibat

ketidakmampuan membayar serta juga antisipasi tingkat keamanan terhadap usaha itu

sendiri.
4. Keuntungan, yaitu nilai tingkat keuntungan yang akan diperoleh KJK dan tingkat

liquiditas operasional sehari-hari termasuk nilai ekonomis

Dalam rangka mendukung program pemberdayaan dana koperasi, KJK mempunyai

prinsip utama operasionalnya adalah pembagian hasil usaha atas pengelolaan dana yang

diterima KJK dan dibagikan kepada anggota dan pemilik dana lainnya yang didasarkan

kepada rasio yang disepakati, pembagian bagi hasil dapat dihitung berdasarkan

pendapatan yaitu dari penyaluran dana atau pembiayaan yang diberikan maupun

berdasarkan keuntungan. Banyak pihak percaya bahwa pemberdayaan dana koperasi

untuk kegiatan UMKM dapat memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan

mampu menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya dalam jangka pandek namun juga

dalam jangka Panjang.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Pemberdayaan

Masyarakat melalui peminjaman modal Koperasi Simpan Pinjam dalam memberdayakan

UMKM memiliki pengaruh terhadap peningkatan penghasilan mereka. Meskipun

Koperasi Simpan Pinjam belum terlaksana dengan baik karena masih ada beberapa

anggota yang belum tercukupi dari hasil usahanya. . Dari 9 orang anggota yang mengikuti

program simpan pinjam ini, ada 7 orang yang berhasil mengalami peningkatan

penghasilan sedangkan yang belum berhasil mengalami peningkatan penghasilan ada 2

orang.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dengan ini peneliti mengemukakan

beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan serta memotivasi Koperasi Jasa

Keuangan Simpan Pinjam. Saran-saran yang dapat dikemukakan antara lain :

1. Koperasi Simpan Pinjam ini sangat membantu bagi masyarakat yang mempunyai

usaha untuk itu KJK Simpan Pinjam harus mengadakan program bimbingan dan

pendampingan kepada anggota koperasi.

2. Koperasi Simpan Pinjam sebaiknya memberikan pelatihan dalam meningkatkan

skill dalam mengelola keuangan anggota agar anggota lebih terampil dalam mengelola

keuangan.

3. Koperasi sebaiknya tidak hanya mengadakan program simpan pinjam tapi

mengadakan program koperasi produksi.


4. Koperasi melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin. Dengan memonitor dan

mengevaluasi anggota dapat mengetahui apakah usahanya berkembang dengan pinjaman

modal dari Koperasi dan mengetahui apa yang dibutuhkan dari para anggota.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Jakarta: FISIP UI Press,

2018.

Arifin dan Halomoan. Koperasi: Teori dan Praktik.

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, R.I. Pelatihan Dasar Bagi Pengurus

Koperasi/KUD, Jakarta, 2018

Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Pedoman Umum

Penanggulangan kemiskinan Perkotaan Tahun 2018. Jakarta: Kementrian Sosial Republik

Indonesia, 2018

Direkrorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Modul

Pembentukan dan Pengelolaan KUBE. Jakarta: Departemen Sosial RI, 2018

Firdaus, Muhammad dan Susanto, Agus Edhi. Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Hendrojogi. Koperasi: Asas-Asas Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018

Ismail, Asep Usman. Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhuafa. Jakarta: Dakwah

Press, 2019

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif . Malang: UIN Maliki Press M.A, Nasution.

Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2019


Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakat. Bandung: PT Refika Aditama,

2019

Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Masyarakat & Jaringan Pengaman Sosial.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2018

Tambunan, Tulus T.H. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Yusuf, Qardhawi. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press, 2017

Danish fajarinda “Pengertian Pemberdayaan” artikel diakses pada 11 Juli 2021 dari

http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan

Anda mungkin juga menyukai