OLEH :
NAMA : DITA VIRAYANI
NIM : 118112073
Hormat Saya,
Mahasiswa PKL
( DITA VIRAYANI )
NIM : 118112073
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
( I Nyoman Sunarta )
NIP./NPP : 0831126902
PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Denpasar,
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
( I Nyoman Sunarta )
NIP./NPP : 0831126902
Ir. I Wayan Sutama, M.T., IPM. Ir. Adie Wahyudi Oktavia Gama,
S.T.,
NIP. 1965 0622 1992 03 1004 M.T., IPM., ASEAN Eng.
NPP. 02.01.19.295
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi Wasa, Atas
anugrahNya pelaksanaan PKL Periode……. Tahun………. Sampai dengan
pelaporan ini dapat diselesaikan dengan baik………………………..
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan saran dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini diperkenakanlah
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM. Selaku Rektor
Universitas Pendidikan Nasional.
2. Ir. I Wayan Sutama, M.T., IPM. Selaku Head of Insitute for Research and
Community Services Universitas Pendidikan Nasional.
3. ……………………………………… selaku Dekan Falkutas …………..
Universitas Pendidikan Nasional.
4. Ir. Adic Wahyudi Oktavia Gama, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Selaku
Head of Research and Journal Publication.
5. Kepala Program Studi ( Nama )
6. Dosen Pembimbing ( Nama )
7. Pimpinan perusahaan ( Nama )
8. Dll
Denpasar,
Penyusun
( DITA VIRAYANI )
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan PKL
1.4 Manfaat PKL
1.5 Ruang Lingkup PKL
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Analisis Permasalahan
3.2 Pembahasan
3.3 Solusi Permasalahan ( bila ada)
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CATATAN KEGIATAN HARIAN MAHASISWA
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
PERIODE 5 JULI s/d 27 AGUSTUS 2021
Denpasar,
Dosen Pembimbing
( I Nyoman Sunarta )
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang didirikan dengan maksud untuk
khususnya koperasi yang ada di Indonesia ini. Koperasi di Indonesia ada, karena waktu
itu rakyat Indonesia berada dalam puncak penderitaan akibat eksploitasi yang semena-
mena oleh kaum penjajah yaitu pedagang-pedagang bangsa Eropa. Koperasi mempunyai
peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Selain mempunyai arti
penting bagi anggotanya juga mempunyai arti penting bagi masyarakat disekitarnya,
sehingga tercipta perubahan ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Perlu
ditekankan bahwa koperasi didirikan bukan semata-mata untuk mencari keuntungan yang
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
kesempatan untuk berwirausaha. Koperasi sebagai lembaga keuangan mikro non bank
ditentukan. Syarat-syarat yang ditentukanpun lebih ringan dari pada syarat-syarat yang
ditentukan oleh perbankan apabila ingin mengajukan kredit. Perlu diketahui bahwa
koperasi di Indonesia banyak sekali jenisnya. Salah satu koperasi yang kegiatannya
memberikan kredit kepada anggota maupun masyarakat sering kita sebut dengan koperasi
simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam pada dasarnya menampung dana dari masyarakat dan
Meskipun begitu, tetapi dalam kenyataanya koperasi simpan pinjam dalam menjalankan
kegiatannya belum dikatakan berhasil atau dengan kata lain belum mencapai tujuan yang
diharapkan jika dibandingkan dengan bentuk usaha yang lainnya. Koperasi tersebut dapat
dikatakan belum berhasil karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya sebagian
pengelolaan koperasi belum memiliki kepekaan bisnis, anggota koperasi atau orang yang
sekaligus mengurusi koperasi tersebut belum terlalu paham mengenai catatan laporan
ekonomis berimplikasi pada kehidupan seseorang atau suatu masyarakat. Oleh karena itu
pendapatan perkapita menjadi U$ 650, meskipun masih terdapat kurang lebih 27 juta jiwa
masyarakat yang hidup di bawah Garis Kemiskinan (Poverty Line). Hal ini berarti
pembangunan pada masa-masa yang akan datang juga mengemban misi mengentaskan 27
juta jiwa masyarakat Indonesia dari kemiskinan. Kemiskinan adalah kondisi sosial
ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Menurut Andist
2011, “kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: Kemiskinan absolute (hasil
kemiskinan kultural (berkaitan dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
menakutkan bagi warga yang mengalaminya, baik individu maupun Negara. Dampak
suatu wilayah yang akhirnya akan menghambat proses pemenuhan sarana dan prasarana
kebutuhan hidup. Terbatasnya lapangan pekerjaan pun ternyata bukan hanya penyebab
dari kemiskinan, tetapi juga dampak dari adanya kemiskinan. Dampak yang kedua adalah
dampak ekonomi. Jika masyarakat di suatu wilayah termasuk ke dalam kategori miskin,
maka mereka akan sibuk mencari atau berupaya untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Mereka tidak bisa secara optimal ikut dalam pembangunan daerah, kebutuhan sehari-hari
saja tidak dapat dipenuhi secara optimal, bahkan terkadang di bawah standar kelayakan.
Misalnya akses kesehatan dan pendidikan serta asupan gizi harian. Rendahnya tingkat
dengan kebodohan dan keterbelakangan pengetahuan. Statement itu sudah sangat sering
diucapkan oleh banyak orang. Sebenarnya ini sebuah generalisasi dari keadaan. Warga
miskin memiliki keterbatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Hal ini karena di
Negara kita pendidikan bermutu masih menjadi barang mahal yang harus dibeli dengan
uang. Padahal, untuk membeli makanan dan kebutuhan harian pun sangat sulit bagi
mereka. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih menerapkan prinsip asal bisa baca‟
atau bahkan „ asal bisa makan gak perlu pinter. Dampak lain dari kemiskian adalah
rendahnya percaya diri. Kemiskinan biasanya menjadi warisan dari orang tua ke anaknya.
Hal ini karena mental nrimo dan pasrah yang diyakini akan membuat hidup mereka tanpa
masalah. Mereka enggan melangkahkan kakinya lebih lebar untuk keluar dari lingkaran
masyarakat sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung
jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam upaya
meningkatan kesejahteraan hidupnya sendiri agar tidak selalu berada dalam lingkaran
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dihadapi oleh Negara-
negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga oleh Negara- negara kaya di dunia.
angka kemiskinan. Komitmen tersebut secara jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 34.
mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak
telah dituangkan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 42
tahun 2010, tentang tim koordinasi penanggulangan kemiskinan provinsi dan kota dengan
tujuan meningkatkan kerjasama, dukungan dan sinergi semua pihak, baik sektor
bersama, Dalam hal ini Provinsi Bali bersama Dinas Sosial dan Lembaga-lembaga terkait
sebab itu, Dinas Sosial Provinsi Bali berupaya menciptakan sistem kesejahteraan sosial
kemiskinan salah satunya yaitu : Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam.
Koperasi Jasa Keuangan hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi rakyat. Koperasi,
termasuk Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam merupakan salah satu bentuk
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang terdapat pada Desa Adat Renon adalah salah
satu contoh dari koperasi yang ada di Indonesia. Salah satu program yang dimiliki KJK
Desa Adat Renon adalah Program Simpan Pinjam. Program Simpan Pinjam KJK Desa
Adat Renon ini merupakan suatu program yang banyak diminati oleh warga masyarakat
Desa Adat Renon, khususnya para pedagang dan wiraswasta di Desa Adat Renon. Karena
bagi para anggota yang usahanya meliputi pedagangan, tambahan modal itu sangat
penting sekali untuk meningkatkan usaha mereka, maka dengan adanya program
Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam, para pedagang sektor informal dan jasa merasa
perlu untuk menambah modal usahanya tersebut. Banyaknya peminat untuk menjadi
anggota KJK Desa Adat Renon bukanlah suatu kebetulan tanpa perencanaan. Saat ini
kepercayaan bukanlah hal yang mudah didapat. Baik kepercayaan masyarakat kepada
Berdasarkan asumsi dan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji
Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Tujuan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Tri Sedana Rahayu Desa Adat Renon sebagai
berikut :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian
2. Menambah wawasan baru mengenai suatu bidang pekerjaan yang berada pada kondisi
3. Menyiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang berkualitas karena memiliki
pengetahuan, keterampilan, serta keahlian sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini.
Manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan PKL di Koperasi Tri Sedana Rahayu di Desa Adat
a. Menjalin hubungan Kerjasama yang baik antara instansi atau koperasi dengan
pelajaran yang telah dipelajari pada kegiatan perkuliahan dilingkungan kampus sebagai
bahan evaluasi.
tinggi.
c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab, displin, dan percaya diri untuk mahasiswa.
Ruang lingkup dalam penelitian ini salah satunya adalah Pengaruh Program
Pemberdayaan Ekonomi bagi Anggota Usaha Mikro dan Menengah ( UMKM ) di Desa Adat
Renon yang terdampak Covid-19, dimana perlu adanya Pemberdayaan Ekonomi untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Koperasi yang bergerak di bidang UMKM melalui KSP
Tri Sedana Rahayu untuk memulihkan roda perekonomian UMKM di Bali khususnya Desa Adat
Renon
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Visi dan Misi Koperasi Tri Sedana Rahayu
Visi :
Misi :
Kualitas,
Koperasi Simpan Pinjam Tri Sedana Rahayu didalam mewujudkan visi bertekad dan
bersinergi dengan Pemerintah Kota yang membidangi Koperasi, segmen lain secara
menunjang operasional dan didukung oleh IT yang berdaya saing sehingga mampu
Terwujud,
Koperasi Simapan Pinjam Tri Sedana Rahayu menjamin TERWUJUDNYA Koperasi Yang
Sehat
dengan kondisi aman, karena berjalan sesuai dengan aturan, prosedur dan kebijakan yang
ada berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential), menjaga jati diri Koperasi, martabat
Nasabah dan masyarakat dalam tatanan internal maupun eksternal sehingga mampu
Sasaran,
Mengutamakan kunjungan dari pintu ke pintu secara tepat SASARAN dan bersentuhan
Koperasi Simpan Pinjam Tri Sedana Rahayu adalah sebuah Koperasi Simpan Pinjam yang
terbuka sesuai prinsip-prinsip jati diri koperasi yang berlaku secara umum, yang baru berdiri
pada tanggal 02 Februari 2016 yang berkedudukan di Jln. Tukad yeh Penet No.31 Kel. Renon
Koperasi jasa keuangan simpan pinjam merupakan koperasi yang melayani jasa pinjaman modal
kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sudah berkembang. Sementara itu,
karena pertimbangan resiko, koperasi jasa keuangan simpan pinjam tidak melayani jasa pinjaman
modal kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang masih tergolong pemula.
Koperasi simpan pinjam saat ini hanya memberikan berupa pemberdayaan dalam peminjaman
modal belum ada pemerdayaan dalam keterampilan peningkatan skill maupun pemberdayaan
dalam pengelolaan keuangan. Tetapi tahun 2022 yang akan datang selain kegiatan simpan
pinjam KJK juga akan memberikan kebutuhan untuk keperluan usaha anggota yang usahanya
dibidang makanan.
2.4 Stuktur Organisasi Koperasi Tri Sedana Rahayu
STRUKTUR ORGANISASI
RAPAT ANGGOTA
KONSULTAN PENGAWAS
PENGURUS
KOPERASI
KETUA / MANAGER
/?
CUSTOMER ANALIS
SERVICE PINJAMAN /
PEMBIAYAAN
KASIR JURU
SURVEY JURU TAGIH JURU BUKU
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis akan memaparkan tentang dampak program koperasi Tri Sedana
Rahayu simpan pinjam terhadap peningkatan anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Desa Adat Renon. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis berikut
Koperasi yang mendapat pinjaman sangat bervariasi dilihat dari table dibawah ini :
3.2 Pembahasan
A. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pemberdayaan berasal dari kata
Daya yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan untuk
kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik.
kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk dalam individu- individu yang mengalami
masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau
hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat yang berdaya,
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki
kehidupannya.
B. Pendekatan Pemberdayaan
Dalam konteks Pekerjaan Sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan:
Mikro, Mezzo dan Makro. Pendekatan mikro adalah, pemberdayaan dilakukan terhadap
ini disebut sebagai strategi system besar (Large System Strategy), karena penerima
C. Tahapan Pemberdayaan
Menurut Adi (2003) tahapan pemberdayaan yang baik adalah sebagai berikut :
atau tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh Community Worker
hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan
apa yang akan dipilih, penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses
pemberdayaan masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antar satu sama
lain seperti : pendidikan, agama, suku dan strata. Kedua, penyiapan lapangan yang pada
Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui tokoh- tokoh masyarakat,
tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini petugas
harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber
daya yang dimiliki klien atau lebih tepatnya jika menggunakan teori SWOT dengan
Tahap ini petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan warga
untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara menghaddapinya. Dalam
konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternative program dan
6. Tahapan Evaluasi
Sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan
7. Tahap Terminasi
Tahap pemutusan secara formal dengan komunitas sasaran diharapkan petugas tidak
meninggalkan komunitas secara tiba-tiba walau proyek harus segera berhenti. Petugas
harus tetap melakukan kontak meski tidak rutin. Kemudian secara perlahan mengurangi
D. Indikator Pemberdayaan
1. Sangat Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, Hasil
2. Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, hasil usaha dapat
3. Kurang Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha tidak dapat membiayai hidup,
hasil usaha dapat membayar cicilan koperasi tetapi modal tidak bertambah sehingga
terwujudnya “perubahan”. Oleh karena itu, mulai dari titik mana kita melihat bahwa
individu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan perilaku kemandirian, termotivasi, dan
A. Pengertian UMKM
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I (ketentuan umum),
pasal 1 dari UU tersebut dinyatakan bahwa Usaha Mikro (UMI) adalah usaha produktif
milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria UMI
sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah (UM) atau Usaha Besara (UB) yang memenuhi kriteria UK sebagaimana
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria
asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan
2,5 miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah
memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5
B. Karakteristik UMKM
UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis usaha besar,
termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah
sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) dalam buku
UMKM di Indonesia, diketahui bahwa dari segi tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar
34,5 persen) UMKM dikelola oleh tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya
sekitar 5,2 persen pengusaha UMKM yang berumur di bawah 25 tahun. Tambunan
(2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004) mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang
diperlukan oleh industri kecil tidak menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian
besar tenaga kerja yang diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning
by doing) yang terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan
tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya hubungan positif antara tingkat
pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha. Artinya, semakin besar skala usaha,
yang umumnya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang memerlukan
keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak pengusaha
Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali, pengusaha kecil dan
menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar yang mereka hadapi adalah
masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang kekurangan modal tetap dan modal kerja.
Bidang lain yang juga banyak menimbulkan kesulitan adalah kredit bagi konsumen.
Dalam berbagai hal, demi kemajuan dan pengembangan UMKM, pemerintah maupun
berbagai lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan non bank telah
berupaya dalam memberikan pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal usaha.
persyaratan dan jalur birokrasi yang panjang dan rumit. Akibatnya, pemberian layanan
pinjaman modal dan kredit pun menjadi tidak dapat diakses UMKM secara optimal. Pada
intervensi lain untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha kecil itu
sendiri.
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Co yang berarti bersama dan Operare berarti
bergerak berusaha. Jadi secara singkat dalam koperasi harus ditunjukkan kebersamaan
Menurut UU No. 25/ 1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas
kekeluargaan.
Menurut Moh. Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) koperasi adalah usaha bersama untuk
jasa kepada kawan bersarkan „seorang buat semua dan semua buat seorang‟.
B. Tujuan Koperasi
Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Dari bunyi pasal 3 diatas jelas bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota
terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha
dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap
penjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi
jasa.
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro
yang bergerak di sektor jasa keuangan secara de‟facto telah tumbuh dan berkembangan
pesat di seluruh pelosok wilayah nusantara dan mempunyai kedudukan sentral dan
strategis dalam menopang seluruh kegiatan ekonomi rakyat yang produktif di sektor ril.
Salah satu kegiatan usaha KJK adalah menghimpun dana masyarakat (anggota/calon
secara sehat dengan memperhatikan prinsip kehati- hatian (prudent). Koperasi Simpan
kepentingan langsung dibidang perkreditan. Koperasi Simpan Pinjam ini sering kali juga
keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi ini
anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah
(customers).
Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk simpanan wajib,
simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber modal bagi koperasi. Penghimpunan
dana dari anggota itu menjadi modal yang selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam
bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara pinjam
(KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi
melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk
penerima manfaat (modal) dalam hal ini pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
diberbagai sektor usaha, dengan adanya dana koperasi yang disalurkan dengan bentuk
mereka dengan sikap pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik.
Maka dari itu dengan adanya permberdayaan dana koperasi melalui program usaha
mikro, kecil, menengah adalah kemampuan berbuat untuk melakukan usaha dalam jangka
panjang untuk menyelesaikan masalah dalam memberikan dampak positif bagi para
anggota yang ingin mendirikan usaha. Jadi pemberdayaan dana koperasi adalah dana
tersebut akan diberdayakan untuk mengembangkan usaha, karena begitu banyak
KJK simpan pinjam dalam hal ini memberdayakan dana koperasi yang berdasarkan
a. Simpanan
Simpanan pada KJK adalah menurut peraturan pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian simpanan adalah dana
yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau
anggotanya kepada koperasi dalam bentuk modal (simpanan pokok, simpana wajib dan
pernyertaan)
b. Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara lembaga keuangan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pengertian tersebut diatas
2. Waktu, yaitu adanya batasan jangka waktu untuk pengelolaan dana dan juga
ketidakmampuan membayar serta juga antisipasi tingkat keamanan terhadap usaha itu
sendiri.
4. Keuntungan, yaitu nilai tingkat keuntungan yang akan diperoleh KJK dan tingkat
prinsip utama operasionalnya adalah pembagian hasil usaha atas pengelolaan dana yang
diterima KJK dan dibagikan kepada anggota dan pemilik dana lainnya yang didasarkan
kepada rasio yang disepakati, pembagian bagi hasil dapat dihitung berdasarkan
pendapatan yaitu dari penyaluran dana atau pembiayaan yang diberikan maupun
untuk kegiatan UMKM dapat memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan
mampu menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya dalam jangka pandek namun juga
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Koperasi Simpan Pinjam belum terlaksana dengan baik karena masih ada beberapa
anggota yang belum tercukupi dari hasil usahanya. . Dari 9 orang anggota yang mengikuti
program simpan pinjam ini, ada 7 orang yang berhasil mengalami peningkatan
orang.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dengan ini peneliti mengemukakan
beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan serta memotivasi Koperasi Jasa
1. Koperasi Simpan Pinjam ini sangat membantu bagi masyarakat yang mempunyai
usaha untuk itu KJK Simpan Pinjam harus mengadakan program bimbingan dan
skill dalam mengelola keuangan anggota agar anggota lebih terampil dalam mengelola
keuangan.
modal dari Koperasi dan mengetahui apa yang dibutuhkan dari para anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Jakarta: FISIP UI Press,
2018.
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, R.I. Pelatihan Dasar Bagi Pengurus
Indonesia, 2018
Firdaus, Muhammad dan Susanto, Agus Edhi. Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Hendrojogi. Koperasi: Asas-Asas Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018
Ismail, Asep Usman. Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhuafa. Jakarta: Dakwah
Press, 2019
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif . Malang: UIN Maliki Press M.A, Nasution.
2019
Yusuf, Qardhawi. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press, 2017
Danish fajarinda “Pengertian Pemberdayaan” artikel diakses pada 11 Juli 2021 dari
http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan