Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Hal ini merupakan suatu kewajiban bagi
setiap mahasiswa untuk melaporkan tugas akhir yang salah satunya adalah laporan
pertanggung jawaban kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kepada pihak
kampus. Laporan yang berjudul “Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Food
and Beverage Product Department di Four Points By Sheraton Bali Kuta”
dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Four Points By Sheraton Bali Kuta
yang dimulai pada tanggal 2 Desember 2019 – 17 Maret 2020 selama tiga bulan di
bagian Food and Beverage Product Department. Praktek Kerja Lapangan hanya
bias dilakukan selama tiga bulan dikarenakan adanya pandemi virus Corona yang
menghentikan sementara segala aktivitas di sektor pariwisata.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pariwisata Universitas Udayana
2. Dra. Anak Agung Putri Sri, M.Si selaku Ketua Kaprodi DIV Pariwisata
Fakultas Pariwisata Udayana
3. Agung Sri Sulistyawati, SST.Par.,M.Par., selaku koordinator program
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
4. Ni Made Ariani, SE., M. Par., selaku pembimbing laporan Praktek Kerja
Lapangan penulis.
5. Bapak Franklyne Kocek selaku General Manager Four Points By Sheraton
Bali Kuta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan
program pelatihan kerja.
6. Bapak Dewa Mertayana selaku Human Resources Manager Four Points
By Sheraton Bali Kuta yang telah menerima penulis untuk dapat
melaksanakan program pelatihan kerja.
7. Bapak Nuk Karmawan selaku Sous Chef Four Points By Sheraton Bali
Kuta yang memberi kesempatan penulis untuk menjadi salah satu trainner
bagian Kitchen di Four Points By Sheraton Bali Kuta.
8. Bapak Komang Widana selaku CDP Asian Kitchen yang selalu
membimbing, membina, dan memberikan pelatihan selama melaksanakan
program Praktek Kerja Lapangan.
ii
9. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna menyempurnakan laporan ini. Akhir kata saya
selaku penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pembaca yang memerlukan informasi tentang kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ............................................... 4
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ............................................. 4
iv
Departemen Food and Beverage Product………………………… 39
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................. 42
5.2. Saran ........................................................................................ 45
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Jenis Kamar di Four Points by Sheraton Bali Kuta ·················· 25
Gambar 4.2. Sate Babi Chef Tastra ··················································· 35
Gambar 4.3 Event Roast Night ························································ 36
Gambar 4.4 Event Grill and Chill ···················································· 36
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Organizational Chart Food and Beverage Product Department ········27
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Manfaat Praktis
Laporan ini telah dibuat sedemikian rupa agar dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh akademisi seperti
mahasiswa, dosen ataupun masyarakat umum. Selain itu, laporan ini
diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan pada kinerja
maupun secara fisik Four Points by Sheraton Bali Kuta untuk lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Pendapat lain tentang Food and Beverage menurut Soekresno dan Pendit
(1998:4), “Food and Beverage adalah sebuah bidang usaha yang merupakan
bagian dari sebuah usaha yang bersifat komersil seperti hotel yang bertanggung
jawab terhadap kebutuhan, karena dalam pelayanannya menyediakan makanan
dan minuman serta dalam kebutuhan lainnya”.
Pengertian Food and Beverage dapat disimpulkan sebagai sebuah bidang
usaha dari sebuah usaha komersil hotel yang bertanggung jawab dalam
menyediakan makanan dan minuman.
Food and Beverage dalam pelayanan pada umumnya dapat di bagi dalam
beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1. Restaurant, merupakan suatu ruangan atau tempat di mana tamu dapat
menikmati atau membeli makanan dan minuman, karena hal ini
merupakan suatu seksi untuk Mempersiapkan makanan dan minum bagi
tamu yang memerlukannya.
2. Bar, merupakan suatu tempat secara komersil yang Mempersiapkan dan
menjual minuman, baik yang mengandung alkohol maupun tidak
3. Room Service, merupakan bagian yang bertugas dalam pelayanan makanan
dan minuman
4. Banquet, merupakan bagian yang melayani dan bertanggung jawab dalam
penjualan makanan dan minuman khusus di luar restoran
5. Steward, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam menjaga
kebersihan dan penyimpanan peralatan Food and Beverage department.
Food and Beverage department dalam menjalankan tugasnya terbagi
menjadi dua bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling
bekerjasama adalah sebagai berikut.
1) Food and Beverage Product bertugas atau mengolah bahan makanan yang
mentah menjadi makanan siap saji.
2) Food and Beverage Service bertugas melayani dalam menyajikan atau
menghidangkan makanan kepada tamu.
Tujuan utama dari Food and Beverage adalah menjual makanan dan
minuman sebanyak-banyaknya sehingga mendapatkan pelanggan yang banyak,
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada tamu sehingga tamu atau
8
pelanggan dapat merasa puas dengan pelayan yang diberikan, dan mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab Food and Beverage yaitu
mengolah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap saji, Membuat
masakan yang mempunyai cita rasa yang khas, dan bertanggung jawab
atas makanan atau minuman yang dibuat apakah sudah memenuhi syarat dari segi
kesehatan. Adapun fungsi dari Food and beverage yaitu sebagai berikut.
1. Memenuhi selera (memberi kepuasan) bagi tamu.
2. Memelihara dan meningkatkan nama baik hotel.
3. Membuat keuntungan yang wajar.
Fungsi utama dari Fungsi Food and beverage adalah untuk melayani serta
mencapai kepuasan pelanggan, Dalam memberikan kepuasaan kepada tamu atau
pelanggan, dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Fisiologis adalah sebuah kebutuhan makanan khusus.
2. Ekonomi merupakan sebuah kebutuhan dengan nilai yang terbaik mulai
dari harga dibayarkan.
3. Sosial adalah suasana yang bersahabat, terus terang dalam
mengungkapkan perasaan.
4. Psikologis yaitu kebutuhan guna meningkatkan harga diri.
5. Kenyamanan adalah keinginan orang lain untuk melakukan pekerjaan.
dan minuman di outlet-outlet Food and Beverage yang berada di hotel tanpa
menyewa kamar terlebih dahulu.
Food and Beverage Product Management merupakan sebuah tahapan
proses dalam mengolah makanan dan minuman dari pembelian bahan baku hingga
menyajikan kepada tamu. Proses dimana makanan dan minuman di produksi
atau dibuat, sesuai dengan standar resep dengan cita rasa dan sentuhan seni
yang tinggi. Hal yang sangat berperan dalam Food and Beverage antara lain :
1. Purchasing
Purchasing bertugas dalam hal pengadaan bahan baku dan barang untuk
semua keperluan atas dasar permintaan. Pengadaan barang diadakan
setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Chief Accounting dan
General Manager kemudian baru mencarikan penawaran kepada supplier.
Pembelian bahan harus diatur dengan spesifikasi tertentu sehingga didapat
bahan dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
2. Receiving
Receiving brertugas menerima dan mengecek barang-barang yang dipesan
oleh Purchasing, dimana barang-barang tersebut harus sesuai dengan
kualitas dan kuantitas barang yang diminta.
3. Storage
Storage adalah bagian yang menyimpan bahan baku dan barang yang telah
dibeli dan di cek oleh receiving, Penyimpanan dilakukan di gudang
penyimpanan dengan memperhatikan barang keluar masuk. Barang yang
datang lebih dulu akan keluar lebih dulu.
4. Preparation
Preparation adalah metode mempersiapkan bahan mentah untuk menjadi
bahan yang siap dimasak. Bahan-bahan baku untuk dimasak dapat diambil
di tempat penyimpanan. Persiapan dapat dilakukan dengan membersihkan,
mengupas, memotong dan mencampur bahan masakan. Beberapa alat yang
bisa digunakan dalam preparation adalah pisau, cutting board, kain lap,
bowl, atau tempat bahan makanan dan lain sebagainya.
10
5. Cooking
Memasak adalah proses mengolah hidangan, mencampur semua ingredient
dengan timbangan, jumlah ukuran yang tepat berdasarkan resep
atau prosedur memasak pada derajat panas dan waktu tertentu. Dalam
memasak ada beberapa klasifikasi teknik dasar memasak yang dapat
digunakan mulai dari memasak dengan panas kering (Dry Heat Cooking),
proses pengolahan dengan panas basah (Moist Heat Cooking), dan juga
penggunaan minyak atau lemak dalam memasak (Fat Cooking).
Penjelasan mengenai teknik memasak diantaranya sebagai berikut.
a) Dry Heat Cooking
Dry Heat Cooking adalah memasak dengan api kering. Memasak
dengan cara ini, bertujuan memanaskan bahan makanan dengan alat
yang dapat memberikan panas kepada makanan dari atas, bawah, atas
bawah, dan sekitar bahan makanan tersebut. Karena dari panas
tersebut bahan makanan bisa matang tanpa harus menggunakan cairan
panas untuk mematangkanya. Beberapa metode memasak api kering
diantaranya sebagai berikut.
1) Roasting
Roasting disebut juga dengan memanggang. Teknik ini
menggunakan oven sebagai alat penghantar panasnya. Bahan
yang biasanya di masak dengan cara roasting adalah daging.
Dalam proses pemasakan ini, daging dibasahi dengan cairan
yang berupa bumbu yang bercampur dengan minyak atau
lemak agar bahan makanan tidak kering, dan juga memberikan
warna yang lebih menarik. Beberapa contoh masakan atau
hidangan dengan hasil roasting adalah chicken roast.
2) Baking
Baking adalah teknik memasak dengan memanfaatkan panas
udara kering, teknik ini sama dengan roasting tetapi bahan
pangan yang akan di panggang bukanlah daging tetapi sebuah
roti. Suhu atau temperature yang digunakan sekitar 120ºC –
300ºC tanpa menggunakan minyak sedikitpun untuk proses
11
7) Smoking
Teknik smoking atau bisa juga disebut pengasapan biasanya
digunakan untuk mengawetkan bahan makanan. Contoh bahan
makanan yang di asap, seperti ikan, daging, ayam dan masih
banyak yang lainya. Dalam teknik ini tidak sembarang kayu
dan daun bisa digunakan. Pemilihan daun dan kayu untuk
mengasapi harus di pilih dengan baik karena dari kayu dan
daun bisa mempengaruhi rasa dari bahan yang diasapi.
b) Moist Heat Cooking
Moist Heat Cooking adalah teknik memasak dengan menggunakan
cairan seperti air, kaldu dan cairan lainnya. Teknik ini biasanya
untuk memasak bahan dengan tekstur yang keras, agar setelah
matang menjadi lembut dan lunak. Dalam proses Moist Heat
Cooking membutuhkan konduktor sebagai media untuk
mematangkan bahan makanan, konduktor tersebut adalah cairan.
1) Braising
Braising adalah teknik ini merebus bahan dengan komposisi
cairan 3/4 dari bahan makanan yang akan dibuat. Banyak
makanan yang yang bisa dimasak dengan teknik ini misalnya
adalah braised beef.
2) Steaming
Steaming adalah teknik yang memanfaatkan uap air untuk
mematangkan bahan maanan. Alat steamer sendiri bermacam-
macam, seperti risopan, dandang, rice cooker, dan lain
sebagainya. Cara ini adalah cara yang cocok untuk memasak
agar warna dalam bahan makan tidak pudar selain itu
mengukus dapat mengurangi banyaknya zat gizi yang hilang
ketika proses masak.
3) Boiling
Boilling adalah teknik memasak dengan menggunakan cairan
yang lebih banyak daripada bahan makanan yang akan
dimasak. Merebus biasanya menggunakan temperatur
13
c) Fat Cooking
Fat cooking yang dimaksud adalah memasak menggunakan
minyak maupun lemak. Ada banyak teknik yang digunakan
dalam fat cooking ini ada yang menggunakan sedikit minyak dan
bahkan menggunakan banyak minyak. Berikut ini beberapa teknik
memasak dengan teknik Fat Cooking.
1) Deep Frying
Teknik ini adalah teknik menggoreng menggunakan minyak
yang banyak. Dalam teknik ini bahan yang di goreng semua
tenggelam oleh minyak. Dalam teknik ini dalam proses
pengolahan bahan makan menggunakan suhu yang tinggi.
2) Shallow frying
Shallow frying atau disebut juga pan seared. Pada proses
memasak menggunakan teknik ini, koki sering
menggunakanya untuk membuat menu utama seperti steak,
pan seared salmon, dan masih banyak lagi yang lainya. Teknik
ini menggunakan minyak dalam jumlah sedikit dan tidak
sebanyak seperti deep frying.
3) Saute
Saute atau bisa disebut juga dengan menumis. Pada teknik ini,
penggunaan minyak sangatlah sedikit karena sebagai pematang
bumbu. Teknik saute sangat sangat penting dalam memasak,
karena hampir semua pelengkap dari menu pendaming menu
pelengkap menggunakan teknik ini untuk memasaknya. Bukan
hanya itu saja teknik ini sangat terkenal di kalangan
dunia Chinese Food karena dalam masakan tersebut identik
dengan menumis. Salah satu contohnya adalah cap cay goreng,
cah sayur, dan masih banyak lagi yang lain.
15
6. Finishing
Finishing adalah proses mempersiapkan hidangan yang sudah jadi
untuk siap disajikan. Setelah masakan matang, masakan dapat
ditambahkan bumbu-bumbu pelengkap masakan. Dan proses terakhir
adalah plating, atau meletakkan masakan yang sudah matang di sebuah
piring saji. Dalam proses plating yang harus diperhartikan adalah tampilan
makanan saat berada di piring saji. Tampilan yang menarik akan dapat
menggugah selera bagi pengunjung yang melihatnya. Untuk mempercantik
makanan yang akan dihidangkan, biasanya ditambahkan garnish ataupun
sauce yang sesuai dengan makanan tersebut
7. Serving
Serving adalah menyajikan makanan yang telah diletakkan di piring saji
dengan berbagai tambahan garnish dan sauce, dan selanjutnya siap
diantarkan kepada tamu atau pengunjung yang memesan.
2) Faktor Eksternal
a) Hambatan Kultural
b) Hambatan Lingkungan
20
21
3. Hambatan Intelektual
b) Faktor Eksternal
1. Hambatan Kultural
2. Hambatan Lingkungan
3) Solusi untuk mengatasi hambatan atau kendala yang dihadapi pada
saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan adalah meminta bantuan
pada atasan di kitchen atau Chief de Partie (CDP) khususnya untuk
menjelaskan kepada trainee hal yang tidak diketahui dan mencatat
pembelajaran atau penjelasan yang telah diberikan.
narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang
tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Dalam hal
ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan
dikaji serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk
memperoleh data. Informan yang dipilih terdiri dari informan pangkal dan
informan kunci. Adapun informan pangkal adalah informan yang mengetahui
gambaran umum hotel Four Points by Sheraton Bali Kuta. Informan pangkal
dalam penelitian ini adalah training coordinator, Bayu Anugrah. Dalam memilih
informan kunci, informan yang mampu mendalami informasi mengenai
permasalahan yang diteliti dan paling terlibat dengan permasalahan yang akan
diteliti. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah Executive Chef, Bapak
Rudi Setiawan atau Sous Chef, Nuk Karmawan dan CDP Asian Kitchen, Bapak I
Komang Widana.
24
25
tengah hotel dan dikeliling oleh kamar-kamar. Adapun jenis kamar yang
ada di Four Points by Sheraton Bali Kuta dapat dilihat dalam Gambar 4.1
berikut.
lain, menjadikan The Best Brew bar yang sangat menarik. Selain itu, staff
yang bertugas di outlet ini diharapkan mampu untuk berkomunikasi
dengan baik terhadap tamu..
5) Wrapped
Berbeda dengan The Best Brew dan Vertigo, Wrapped menawarkan kesan
yang lebih bersahabat terhadap anak-anak. Menyediakan minuman yang
identik dengan rasa manis seperti smoothies, milkshake, juice, dan semua
minuman dingin. Selain itu juga menyediakan ice cream dan kue yang
dibuat langsung oleh pastry Four Points. Wrapped mulai buka pada pukul
11.00 setelah breakfast.
6) Swimming Pool
Four Points by Sheraton Bali Kuta memiliki 3 swimming pool yaitu vertigo
pool, lagoon pool, dan kids pool.
7) Fitness Center
Fitness Center terletak di lobby hotel, dan dapat digunakan sebagai media
olahraga yang buka pada jam 6 pagi sampai jam 10 malam.
General Manager
Franklyne Kocek
Executive Chef
Vacant
Sous Chef
Nuk Karmawan
Puguh Sugianto
Cook
Cook Helper
Berikut adalah tugas dari masing – masing jabatan yang ada di dalam
stuktur organisasi Food and Beverage Product Department Four Points by
Sheraton Bali Kuta.
28
1) Executive Chef
Executive Chef sering disebut juga Chef De Cuisin atau dipanggil
dengan Chef. Pekerjaan seorang chef lebih banyak bersifat administratif.
Pada hotel kecil seorang, chef masih dituntut untuk turun tangan
mengolah makanan. Berikut ini tugas dan tanggung jawab seorang chef
antara lain sebagai berikut.
1. Mengecek daftar pesanan barang ke gudang.
2. Membuat daftar menu dan berkreasi menciptakan menu-menu baru,
sebagai upaya untuk menarik konsumen.
3. Mengatur dan mengawasi seluruh tugas-tugas kitchen, khususnya
dalam proses pengadaan dan pengolahan makanan sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan.
4. Membuat anggaran tahunan untuk mempersiapkan bahan-bahan
makanan yang akan dijual.
5. Membuat rencana kerja tahunan.
6. Selalu menghadiri rapat antara kepala bagian lainnya, sesuai yang
telah ditentukan oleh General Manager.
7. Mengawasi pelaksanaan tata kerja , keselamatan kerja, dan memenuhi
kelengkapan atau atribut kerja agar dapat menciptakan lingkungan
kerja yang aman.
8. Mengawasi sepenuhnya tempat penyimpanan makanan dan peralatan-
peralatan yang akan digunakan untuk kelancaran operasional kerja.
9. Menjaga food cost standart atau standart porsi.
10. Mengawasi sepenuhnya kegiatan food production secara keseluruhan.
11. Bekerja sama dengan Food and Beverage Manager khususnya dalam
hal penyediaan makanan dan minuman dalam jamuan-jamuan atau
rapat-rapat yang diselenggarakan oleh hotel.
12. Menjaga hubungan baik dengan para client dan rekan-rekan lainnya.
13. Bersedia menjalankan tugas atau instruktur dari atasan.
2) Sous Chef
Sous Chef sebagai wakil pengganti dari Executive Chef yang harus terjun
langsung ke lapangan (operation) apabila Executive Chef libur atau
29
4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Trainee pada Departemen Food and
Beverage Product
Food and Beverage Product Department adalah salah satu departemen
yang sangat penting di sebuah hotel, karena Food and Beverage Product
Departement bertanggung jawab terhadap pengolahan makanan dan minuman
yang di hidangkan kepada tamu yang menginap di hotel ataupun tamu yang
hanya berkunjung di outlet Food and Beverage yang ada di hotel.
32
sayuran lainnya.
5. Membuat bumbu-bumbu masakan
Bumbu-bumbu masakan dipersiapkan untuk mempermudah dalam
mengolah makanan. Trainee mendapat tugas untuk membuat bumbu
dan juga sambal-sambal yang digunakan sebagai pelengkap
masakan. Berbagai bumbu dan sambal yang dibuat misalnya bumbu
bali, bumbu merah, bumbu balado, sambal soto, sambal ijo dan lain
sebagainya. Bumbu dan sambal yang sudah selesai biasanya
disimpan di dalam freezer agar awet dan tahan lama, dan akan
diambil bila diperlukan.
6. Membantu membuat pesanan makanan
Trainee mendapat tugas untuk membantu dalam membuat pesanan
makanan dengan Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang
diperlukan sesuai dengan makanan yang di pesan tamu, memasak
beberapa pelengkap masakan dan juga membantu plating makanan.
7. Memasak untuk breakfast dan pesanan makanan
Memasak adalah bagian utama di kitchen. Pada masa awal training,
trainee belum diijinkan untuk memasak sendiri, dan setalah masa
training sudah berjalan lumayan lama, penulis diijinkan untuk
memasak. Memasak tersebut untuk keperluan breakfast yang
menyediakan masakan Asia dan membuat orderan tamu. Makanan
yang dimasak antara lain nasi goreng, mie goreng, beberapa soup
dan masakan lainnya.
8. Stand Sate Babi Chef Tastra
Stand Sate Babi Chef Tastra adalah stand yang menjual hidangan
sate (skewer) dengan bahan dasar chicken dan pork. Stand ini
dimulai dari tanggal 15 November 2019 – 15 Januari 2020. Dibuka
pada siang hari di Vertigo ketika jam makan siang. Trainee
mendapat tugas untuk menjaga stand dan menghidangkan makanan
ketika ada yang memesan. Hidangan terdiri dari sate, lontong, dan
saus sambal sebagai pelengkap hidangan. Berikut ini adalah gambar
dari menu Sate Babi Chef Tastra.
35
Gambar 4.4. Event Roast Night Gambar 4.5 Event Grill and Chill
Sumber Four Points by Sheraton Kuta, 2020
4. Memasak untuk pesanan makanan
Memasak adalah bagian utama di kitchen. Pada masa awal training,
trainee belum diijinkan untuk memasak sendiri, dan setalah masa
training sudah berjalan lumayan lama, penulis diijinkan untuk
memasak. Memasak tersebut untuk membuat orderan tamu.
Makanan yang dimasak antara lain nasi goreng, mie goreng,
beberapa soup dan masakan lainnya.
37
4.3 Hambatan atau Kendala yang Dihadapi selama Melaksanakan Tugas dan
Tanggung Jawab di Departemen Food and Beverage Product
Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan untuk pertama kalinya merupakan
sebuah tantangan bagi seorang trainee. Berbagai hal baru akan ditemukan dan
tentunya harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Berikut ini
adalah kendala-kendala yang trainee hadapi selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di Four Points By Sheraton Bali Kuta.
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari diri trainee
sendiri, dapat berupa pemikiran atau tindakan yang dilakukan oleh trainee.
Adapun faktor internal yang menyebabkan terjadinya hambatan atau
kendala adalah sebagai berikut.
a) Hambatan Persepsi
Hambatan persepsi adalah hambatan yang membuat trainee sulit
mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan.
Persepsi disebut juga sebagai tanggapan. Hambatan persepsi yang
dimaksud adalah kurang memahami perintah yang diberikan atasan
atau staff kitchen. Trainee yang pertama kali menjalani on the job
training di bagian kitchen sering kali kebingungan dan kurang
mengerti tentang perintah kerja yang diberikan. Hambatan ini bisa
terjadi karena proses komunikasi yang kurang baik. Komunikasi
dalam hal ini dapat berupa komunikasi dengan sesama trainee, dengan
staff, dengan pimpinan di bagian kitchen dan bahkan berkomunikasi
dengan tamu yang menginap di hotel.
b) Hambatan Emosi
Hambatan emosi adalah hambatan yang menggangu kemampuan
seseorang memcahkan masalah melalui berbagai cara. Hambatan
emosi yang dimaksud adalah trainee takut dalam mencoba hal baru.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan untuk pertama
kalinya dan belum banyak mendapat wawasan tentang food and
beverage pada khususnya membuat trainee belum berani untuk
mencoba sesuatu yang baru mislnya adalah memasak. Memasak
38
b) Hambatan Lingkungan
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para karyawan
melakukan aktivitas kerja. Lingkungan kerja tidak hanya sebuah
tempat atau lokasi namun bisa juga berupa suasana yang tercipta dari
kegiatan di tempat kerja tersebut. Lingkungan yang dimaksud disini
adalah di hotel tempat melakukan Praktek Kerja Lapangan khususnya
di kitchen. Kendala lingkungan kerja yang dimaksud adalah
tersedianya peralatan dan perlengkapan di area tempat bekerja.
Peralatan dan perlengkapan membantu dalam setiap kegiatan
operasional yang dijalankan. Tanpa adanya peralatan dan
perlengkapan yang memadai akan menghambat berbagai kegiatan
operasional. Kendala yang dialami trainee adalah terbatasnya jumlah
peralatan di kitchen yang sering kali menghambat trainee dalam
melakukan tugas. Kendala lain yang dihadapi adalah tentang
kelengkapan uniform trainee. Jumlah uniform kitchen yang disediakan
hotel adalah terbatas. Trainee sering kali tidak mendapat uniform yang
lengkap yaitu baju dengan kondisi baik ataupun apron. Jumlah
uniform yang terbatas sering kali menghambat trainee dalam
melakukan kegiatan operasional.
4.4 Solusi Trainee dalam Menyelesaikan Hambatan yang Dihadapi pada saat
Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab di Departemen Food and
Beverage Product
Permasalahan yang terjadi selalu ada solusinya begitu juga permasalahan
yang terjadi pada penulis. Masa adaptasi selalu ada ketika memasuki dunia yang
baru dan jangan pernah takut dengan adanya sebuah proses. Semua hal bisa
dipelajari dari sebuah kesalahan yang diperbuat. Rajin-rajin bertanya kepada staff
ataupun dengan sesama trainee merupakan hal yang harus dilakukan apabila
kebingungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Selain bertanya, juga mempunyai
keinginan untuk selalu mencoba sesuatu yang baru Berbagai kendala yang
dihadapi trainee berhasil diatasi dengan berbagai solusi yang didapat dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini.
40
1) Faktor Internal
a) Hambatan Persepsi
Kendala trainee yang kurang memahami perintah yang diberikan atasan
atau staff kitchen disebabkan karena proses komunikasi yang belum baik.
Hal ini dapat diatasi dengan menjalin komunikasi yang baik dan trainee
rajin bertanya kepada atasan atau staff apabila ada hal yang tidak
dimengerti untuk menghindari adanya kesalahan kerja yang diperbuat.
b) Hambatan Emosi
Kendala trainee yang belum berani untuk mencoba sesuatu yang baru
khususnya adalah memasak disebabkan karena takut gagal dan perasaan
takut akan mengecewakan berbagai pihak. Kendala ini dapat diatasi
dengan menambah pengetahuan tentang receipt makanan untuk
meminimalisir adanya kesalahan dalam memasak. Selain itu juga dengan
meminta staff untuk membimbing dan mengajari trainee dalam memasak.
c) Hambatan Intelektual
Kendala trainee yang minim pengalaman dan juga pengetahuan tentang
Food and Beverage Product dapat diantisipasi dengan sering bertanya
kepada atasan atau staff dan sering mencatat hal-hal yang dirasa perlu
untuk dicatat seperti nama-nama alat maupun bahan makanan di buku
pribadi dan sering-sering belajar.. Inisiatif sendiri sangat berpengaruh
dalam penyelesaian kendala yang dihadapi trainee.
2) Faktor Eksternal
a) Hambatan Kultural
Kendala yang dihadapi trainee adalah pengaplikasian materi yang didapat
di bangku kuliah akan berbeda dengan dunia kerja yang sebenarnya.
Kendala ini dapat diatasi dengan mengikuti setiap prosedur di hotel dan
meminta bantuan kepada atasan mauapun staff kitchen tentang prosedur
kerja apabila ada yang tidak dimengerti.
b) Hambatan Lingkungan
Kendala yang dialami trainee adalah terbatasnya jumlah peralatan di
kitchen yang sering kali menghambat trainee dalam melakukan tugas.
Permasalahan peralatan dan perlengkapan adalah tanggung jawab dari
41
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari latar belakang masalah serta pembahasan di atas, maka
dapat disimpulkan, yaitu:
1. Tugas dan tanggung jawab trainee bagian Food and Beverage Product
Departement di Four Points by Sheraton Bali Kuta yaitu
1) Shift Pagi
a) Menjaga stand Ayo Makan, dengan tugas mempersiapkan dan
menyajikan makanan khas daerah kepada tamu yang melakukan
breakfast.
b) Mempersiapkan dan closing breakfast, dengan tugas mengecek
makanan setiap waktu, menambah makanan pada wadah makanan
apabila sudah habis, dan melakukan closing.
c) Mempersiapkan stock untuk A’la Carte, dengan tugas mengolah
bahan mentah menjadi bahan siap masak untuk keperluan menu
A’la Carte.
d) Membuat masakan India untuk breakfast, dengan tugas mengolah
bahan mentah berupa bahan vegetarian hingga menjadi masakan
India untuk keperluan breakfast keesokan harinya.
e) Membuat bumbu-bumbu masakan, dengan tugas mengolah bahan-
bahan menjadi bumbu masakan atau bahan pelngkapan makanan.
f) Membantu membuat pesanan makanan, dengan tugas
mempersiapkan alat dan bahan siap masak yang diperlukan sesuai
dengan makanan yang dipesan
g) Menjaga stand Sate Babi Chef Tastra, dengan tugas menyajikan
makanan berupa sate ayam atau sate babi kepada tamu yang
memesan makanan mulai dari mengolah hingga plating makanan.
h) Memasak, dengan tugas memasak bahan menjadi sebuah makanan
untuk keperluan breakfast dan memenuhi pesanan makanan.
42
43
2) Faktor Eksternal
a) Hambatan kultural dalam hal pengaplikasian materi yang didapat di
bangku kuliah akan berbeda dengan dunia kerja yang sebenarnya.
Trainee tentunya akan mengikuti sesuai dengan prosedur dimana
trainee bekerja.
b) Hambatan lingkungan yang terjadi di kitchen karena keterbatasan
peralatan yang ada di hotel dapat diantisipasi dengan penggunaan
alat yang lebih efektif dan memanfaatkan alat yang tersedia di
kitchen. Kendala terkait keterbatasan uniform dapat diatasi dengan
memberikan training masing-masing 1 uniform lengkap dan dibawa
pulang sesuai dengan jumlah trainee yang ada.
3. Solusi trainee dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi pada saat
melaksanakan tugas dan tanggung Jawab di departemen Food and Beverage
Product adalah sebagai berikut.
1) Faktor Internal
a) Hambatan persepsi dapat diatasi dengan menjalin komunikasi yang
baik dan trainee rajin bertanya kepada atasan atau staff apabila ada
hal yang tidak dimengerti untuk menghindari adanya kesalahan kerja
yang diperbuat.
b) Hambatan emosi dapat diatasi dengan menambah pengetahuan
tentang receipt makanan untuk meminimalisir adanya kesalahan
dalam memasak dan juga dengan meminta staff untuk membimbing
dan mengajari trainee dalam memasak.
c) Hambatan intelektual trainee yang minim pengalaman dan juga
pengetahuan tentang Food and Beverage Product dapat diantisipasi
dengan sering bertanya kepada atasan atau staff dan sering mencatat
hal-hal yang dirasa perlu, serta inisiatif sendiri.
2) Faktor Eksternal
a) Hambatan kultural ini dapat diatasi dengan mengikuti setiap
prosedur di hotel dan meminta bantuan kepada atasan mauapun staff
kitchen tentang prosedur kerja apabila ada yang tidak dimengerti.
45
3) Saran untukMahasiswa/Mahasiswi
a) Selalu menjaga nama baik kampus serta diri sendiri selama menjalani
Praktek Kerja Lapangan.
b) Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik, serta pengetahuan yang
telah didapatkan untuk lebih dikuasai dan dipelajari dengan seksama.
c) Memanfaatkan waktu untuk belajar sebanyak mungkin selama di area
training dan mengasah kemampuan berbahasa asing yang dimiliki.
Karena bahasa asing, terutama bahasa Inggris merupakan modal
utama dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan.
d) Menjadi mahasiswa/i yang kreatif, mampu diandalkan selama
melakukan Praktek Kerja Lapangan karena dengan begitu maka akan
mampu diberikan tanggung jawab yang lebih besar, yang tentunya
akan sangat berguna ketika terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.
e) Menimba ilmu sebanyak-banyaknya, menjalin hubungan yang baik
dengan hotel tempat Praktek Kerja Lapangan dan mampu
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
sebanyak-banyaknya agar dapat bermanfaat di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Edy Sutrisno, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam. Pranada
Media Group, Jakarta.
Soekarno, & Pendit. (1998). Pramusaji Food & Beverage Service. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Anggrita Vita. 2013. Stuktur Organisasi Dapur, diakses pada tanggal 6 Mei 2020,
tersedia dari : URL http://anggritavita.blogspot.com/2013/10/dunia-boga-
struktur-organisasi-dapur.html
Gagah Bumi, 2020, diakses pada tanggal 20 April 2020, tersedia dari : URL
https://hamparan.net/teknik-dasar-memasak/
47
48
Setzer Munavizt, 2009, diakses pada tanggal 20 April 2020,tersedia dari : URL
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-akomodasi-
pariwisata.html
Yande Janiarta, 2012, diakses pada tanggal 20 April 2020, tersedia dari : URL
http://yandejaniarta.blogspot.com/2012/11/food-and-beverage.html
I NYOMAN RUDY ARNATHA PRATAMA
Has been completed on the Job Training at F&B Production Department
from the period December 2nd 2019 – March18th 2020
March 18th
TRAINING EVALUATION
NO. KEY POINT IN LETTER MARK NO. KEY POINT IN LETTER MARK