Si)
CARA RESTRAIN, PEMERIKSAAN FISIK DAN KOLEKSI
SAMPEL PADA GAJAH
Prosedur handling dan restraint pada kelompok ini harus dilakukan secara
matang karena apabila ada kesalahan akan sangat membahayakan. Satwa yang
termasuk dalam pembahasan dalam panduan ini adalah satwa gajah. Prosedur
handling gajah harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam hal ini adalah
mahout. Peralatan yang biasa digunakan dalam handling restraint gajah, antara lain:
Ankus/ganco, adalah alat yang digunakan untuk menghandling gajah, cara
menggunakannya dengan memukulkan alat ini di bagian kepala gajah.
Segel U, alat ini digunakan sebagai pengikat rantai gajah.
Pembuka segel U
Rantai kaki , digunakan untuk gajah didalam kandang untuk gajah jantan yang
sedang dalam periode mass
Perlakuan restraint satwa pada ordo Proboscidea seperti Gajah Sumatera/ Elephas
maximus sumatranus terdapat dua metode yaitu free contact dan protected contact.
3. Pengikiran pada kuku gajah oleh mahout 4. Pemasangan rantai pada kaki
Restraint pada gajah dilakukan dengan cara mengikat kaki depan dan
belakang gajah menggunakan rantai secara diagonal. Apabila kaki depan
terikat pada kaki kiri maka kaki belakang terikat pada kaki kanan.
Dalam proses pengangkutan maka keempat kaki gajah harus dalam posisi
terikat oleh rantai.
Mahout menggunakan ankus/ganco yang dipukulkan di kepala untuk
mengendalikan gajah ketika menaiki gajah
Gajah jantan yang sedang mengalami masa birahi sebaiknya di masukkan di
dalam kandang tersendiri.
b. Metode protected contact
Metode ini harus dilakukan oleh orang yang berkompeten yang didampingi oleh
mahout. Langkah-langkah metode ini sebagai berikut:
Pemeriksaan oleh dokter dilakukan enam bulan sekali dan penanganan dokter
dilakukan apabila gajah mengalami sakit yang sangat parah, selain itu pemeriksaan
darah dilakukan oleh dokter hewan satu tahun sekali. (Tohir et al., 2016).
Normal Physiolohcal Parameters
a. Temperatur (rectal) : 35 – 37 C
b. Pulsus : 25 – 35 / min. standing
c. Nafas : 4 – 10 / min.
d. FOOD INTAKE (in % of Bodyweight):
~6%-10% fresh fodder / ~1,03%-1,65% DM
Passage time 21 – 55 hours
Defecation rate 15 – 20 time/day
Inspeksi
ujung batang
Telinga
Gigi Mulut, Mukosa
Alat kelamin Kelenjar temporal (Discharge)
Mata dan sekitarnya
KULIT
Retak
Infeksi atau telur parasit pada dasarnya
KAKI
Kuku kaki (kuku yang tumbuh terlalu besar, retak dan abses)
Footpad (luka, infeksi, lapisan ganda)
KELENJAR MAMMAE
Palpasi
Pulsus
CRT
Hidrasi
Lympho nodus : Axillary, inguinal and mandibular
ABDOMEN (pregnancy, calf movements can be felt after 12 -13 month of
pregnancy)
RECTAL (Male accessory glands, pre and post birth check, consistence of
mucosa and feces, pelvic artery for pulse
C. Koleksi Sampel pada Gajah
Tubuh organisme yang sehat memiliki suplai darah yang normal. Jika hewan
tidak sehat, darah dapat dianalisis untuk menentukan potensi penyebab penyakit.
Pemeriksaan sampel darah salah satunya bertujuan untuk mengecek kesehatan gajah,
biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun kecuali ketika gajah sedang sakit dan perlu
pengambilan sampel darah (Novitri et al., 2017).
a. Tahap persiapan
Aktifitas: pembuluh darah melebar, aliran darah lancar, sampel mudah
didapat
Kondisi fisiologis (sakit): pembuluh darah lebih mudah mengalami
vasokontraksi – pembuluh darah sulit ditemukan – sampel sulit didapat
Cuaca: Mempengaruhi aliran darah dan ukuran vena
b. Tahap pengendalian – individual
Perilaku individual
Terlatih/tidak (muda)
Agresivitas
Mahout dan tim medis
c. Tahap pengambilan sampel darah- vena aurikularis telinga, kaki depan, kaki
belakang (Pengendalian gajah dan Keselamatan kerja).
vena aurikularis
DAFTAR PUSTAKA
Novitri, A., Abdullah dan Saputri, M. (2017). Studi kondisi pengasuhan gajah
sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) di Pusat konservasi gajah saree,
aceh besar. Jurnal Biologi Edukasi, 9(1): 30-38
Tohir, R.K., Mustari, A.H. dan Masy’ud, B. (2016). Pengelolaan dan tingkat
kesejahteraan gajah sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) di flying
squad wwf taman nasional tesso nilo riau. Media Konservasi, 21(2): 152-
158