Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan di RPH

1. Lokasi yang berjarak dekat/berada di kawasan yang dekat dengan penduduk.


Ini bertentangan dengan persyaratan lokasi TPH/RPH. Hal ini perlu
diwaspadai karena suatu saat dapat menimbulkan masalah dengan penduduk
sekitarnya serta dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan penduduk
karena polusi udara dan air, serta dapat mengganggu kesehatan penduduk.

Solusi :
Bangunan RPH dibuat jauh dari kawasan/pemukiman penduduk sebagai salah
satu persyaratan dari RPH tersebut dan mengurangi gangguan kesehatan dan
polusi daripada RPH kepada penduduk.

2. Bangunan-bangunan yang belum terpenuhi sesuai dengan Peraturan Mentri


Pertanian Nomor 13/Permen/OT.140/1/2010 tentang persyaratan rumah
potong hewan ruminansia, diantaranya seperti laboratorim, ruang
administrasi, kamar mandi/ WC dan tempat pertemuan.
Contoh: Tempat pemeriksaaan kesehatan daging, ruang penempaan kulit dan kaki
hewan yang telah disembelih, ruang jeroan dan ruang kepala, hati, jantung dan
paru-paru.
Solusi:
Bangunan RPH seharusnya mengikut persyaratan yang telah dibuat oleh
Peraturan Mentri Pertanian Nomor 13/Permen/OT.140/1/2010 tentang
persyaratan rumah potong hewan ruminansia

Khasrad, J. Hellyward dan A.D. Yuni. (2012). Kondisi Tempat Pemotongan


Hewan Bandar Buat Sebagai Penyangga Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota
Padang. Jurnal Peternakan Indonesia, 14(2) : 1-6.

3. Pemotongan sapi betina produktif yang sering dilakukan di beberapa RPH.


dikarenakan jumlah pasokan daging sapi betina lebih besar dibandingkan
dengan jumlah populasi sapi jantan. Hal ini bisa di sebabkan karena penjualan
sapi betina produktif oleh peternak untuk kebutuhan ekonomi peternak.
Solusi:
Perlu lebih ditegaskan bahwa sapi betina produktif tidak boleh dipotong. Berbagai
peraturan telah diterbitkan untuk melarang pemotongan ternak sapi dan kerbau
betina produktif. Hal ini di tingkat pusat adalah Peraturan Menteri Pertanian No.
35/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pengendalian Ternak Ruminansia Betina
Produktif. Bahkan menurut UU No 18 tahun 2009, yang direvisi menjadi
Undang-Undang No 41 tahun 2014, tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
mengatakan bahwa pemotongan sapi betina produktif merupakan tindakan yang
salah dan pelakunya dapat diancam 6 bulan kurungan. Artinya bahwa yang
memotong dan yang menyuruh sama-sama dapat sangsi hokum.
Nur, R.B., Pattiselanno, A.E. dan Girsang, W. (2019). Perilaku peternak dalam
pemotongan sapi betina produktif (studi kasus RPH kota Ambon). Jurnal
Agribisnis Kepulauan, 7(1): 1-16

Anda mungkin juga menyukai