Makalah Asuhan Kebidanan Pada Perimenopause Revisi
Makalah Asuhan Kebidanan Pada Perimenopause Revisi
PERIMENOPAUSE
’’PERIMENOPAUSE”
OLEH:
KELOMPOK 2
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan kuasa-Nya
Masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Pada
Remaja dan Perimenopause ini yang berjudul “PERIMENOPAUSE”
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita khususnya mengenai Perimenopause. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.2.Tujuan ...........................................................................................................................1
1.1 Simpula........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan fisik yang terasa dan menibulkan rasa tidak nyaman adalah adanya semburan
panas (hot flushes) dari dada ke atas yang sering terjadi disusul dengan keringat banyak.
Perbahan dan keluhan lain yang dirasakan lagi seperti berdebar-debar (palpitis), vertigo,
migraine, nafsu seks (libido) menurun, gelisah, lekas marah, depresi, susah tidur (insomnia), rasa
kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabran, rasa lelah, keropos tulang, nyeri
tulang belakang, dan lain-lain.
Menurut data dari WHO (2012) (World Health Organization), setiap tahunnya sekitar 25
wanita diseluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. sekitar 467 juta wanita berusia 50
tahun keatas menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40 % dari wanita
pasca menopause tersebut tinggal dinegara berkembang dengan usia rata-rata mengalami
menopause pada usia 51 tahun. Menurt WHO,di asia pada tahun 2025 jumlah wanita menopause
akan melunjak dari 107 juta jiwa.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum :
1) Sebagai acuan dan pedoman bagi bidan dalam melaksanakan asuhan Kesehatan
reproduksi pada masa perimenopause.
3) Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan pada asuhan
perimenopause.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita memasuki usia 40
tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan
jumlah ini akan terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu
buah saja ketika mengalami menopause.
Pada wanita diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar.
Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan penurunan peroduksi estrogen dan
peningkatan kadar hormon gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini menyebabkan
rendahnya estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam poros hipotalamus dan
hipofisis. Walaupun secara endrokinologi terjadi perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria
khusus pengukuran kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari masa transisi
menopause.
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif
stabil atau bahkan meningkat di masa pramenopause. Kadar itu tidak berkurang selama kurang
dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang
dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama masa premenopause, tubuh
wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan
estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar testosteron
biasanya tidak turun secara nyata selama pramenopause. Kenyataannya, indung telur
pascamenopause dari kebanyakan wanita mengeluarkan testosterone lebih banyak daripada
indung telur pramenopause. (Wijayanti, 2009).
Menurut Fritz (2010), kadar estradiol serum pada wanita pasca menopause sekitar 10-
20pg/mL dan sebagian besar merupakan hasil konversi estron, yang diperoleh dari konversi
perifer androstenedion. Kadar estrogen pada wanita menopause sangat bergantung dari konversi
androstenedion dan testosteron menjadi estrogen. Sebuah penelitian di Australia menemukan
bahwa kadar testosteron dalam sirkulasi tidak 9 berubah sejak 5 tahun sebelum menopause
hingga 7 tahun setelah menopause. Androstenedion adalah androgen utama yang dikeluarkan
oleh folikel yang sedang berkembang. Dengan terhentinya perkembangan folikuler pada wanita
pascamenopause, kadar androstenedion turun 50%. Setelah menopause, hanya 20%
androstenedion yang disekresi oleh ovarium. Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan
dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS) terutama dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
a. Perubahan fisik
Beberapa keluhan fisik merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu :
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul
tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai
dengan jumlah darah sangat banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal
(Ibrahim, 2002).
Arus panas biasanya timbul pada saat haid mulai berkurang dan berlangsung
sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flases ini sering diawali pada
daerah dada, leher atau wajah menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini
berlangsung selama dua atau tiga menit yang disertai pula oleh keringat banyak
(Ibrahim, 2002).
3) Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresi lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi
tipis, lebih kering, dan kurang elastis alat kelamin mulai mengerut. Liang senggama
kering sehingga menimbulkan nyeri pada waktu senggama, keputihan, rasa sakit pada
saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual terasa sakit dan tidak nyaman
(Suparto, 2000).
4) Perubahan kulit
6) Sulit tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada masa menopause, tetapi mungkin hal
ini ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat pada malam hari, wajah
memerah dan perubahan yang lain (Reitz, 1993).
8) Kerapuhan tulang
Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasa letih yang dialami
pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini
disebabkan oleh faktor makanan dan kurang olahraga (Indarti, 2004).
10) Penyakit
Beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause diantaranya
adalah penyakit jantung, dan kanker rahim (Indarti, 2004).
b. Perubahan psikologi
1) Ingatan menurun
2) Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat relatif, artinya ada orang
yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah mendapat semangat
atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi banyak juga wanita mengalami
menopause namun tidak mengalami perubahan yang tidak berarti dalam
kehidupannya.
3) Menopause rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang dialami oleh
seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja
yang cemas, ada yang kawatir, namun juga yang biasa-biasa saja sehingga tidak
menimbulkan gejolak (Nirmala, 2003).
a) Suasana hati
Yaitu keadaan yang menunjukkan ketidak tenangan psikis seperti mudah
marah dan perasaan sedang.
b) Pikiran
Yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti khawatir, sukar konsentrasi,
pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat
sensitif, merasa tidak berdaya
c) Motivasi
d) Perilaku gelisah
Yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup, kewaspadaan yang
berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. Reaksi-reaksi biologi yang tidak terkendali
e) Gangguan kecemasan
dianggap berasal dan suatu mekanisme pertahanan din yang dipilih secara
alamiah oleh mahiuk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya.
f) Mudah tersinggung
g) Stress
Tidak ada orang bisa lepas sama sekali dan was-was dari rasa cemas,
termasuk para menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam
lingkungan pekerjaan. Pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan
menyelusup kedalam tidur.
h) Depresi
a. Perimenopausal
Perimenopause menurut WHO adalah periode segera sebelum terjadinya
menopause (saat terjadi perubahan endokrinologis, biologi dan klinis mendekati
keadaan menopause) dan tahun pertama setelah menopause. Sedangkan
klimakterium, merupakan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung
beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause, yang mulai kirakira
2 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen
mulai turun dan kadar hormon gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis.
Kata klimakterium dan perimenopause tidak digunakan secara konsisten sehingga
pada tulisan-tulisan ilmiah dipilih menggunakan transisi menopause (Bradshaw,
2012).
Pada ibu premenopause menjelang masa menopause yaitu rasa cemas ,takut,
gelisah, hilangnya gairah seks,dan kesulitan tidur karena berkeringat di malam
hari.begitu juga stress yang datang karena haid yang tiba tiba tidak lancar.Ibu juga
berpikir bahwa mereka tidak dapat menikmati seks lagi.Menurut Arsyad (2011)
manusia memperoleh pengetahuan melalui indra yang dimilikinya, semakin banyak
indra yang digunakan untuk menerima informasi akan semakin banyak pula
pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui indra
penglihatan sebesar 75% (Notoatmodjo, 2012).
b. Postmenopausal
Pada masa ini terjadi penurunan jumlah hormone estrogen yang sangat
penting untuk mempertahankan fisiologi tubuh. Seorang wanita yang postmenopause
tidak mempunyai lagi sel telur yang dapat dibuahi, bahkan siklus anovulasi ini
telahberlangsung sejak fase pre menopause (Proverawati, 2010).
Menurut Baziad, 2008, p.116. Saat masuknya seorang dalam fase menopause sangat
berbeda-beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Faktor-
faktornya yaitu:
d. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandungkan dengan wanita yang tidak merokok.
e. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatannya wanita yang tinggal
diketinggian lebih dari 2000-3000m dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki
usia menopause dibanding dengan wanita yang tinggal diketinggian <1000m dari
permukaan laut.
f. Sosial-ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapar haid, menopause juga kelihatannya
dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan
suami.
2.4 Tanda & Gejala Menopause
Efek perubahan hormon mempengaruhi ovarium melepas sel telur dan ini bisa
membuat menstruasi lebih lama atau lebih pendek, bahkan tidak terjadi sama sekali
dalam beberapa bulan. Ini bisa jadi merupakan tanda gejala awal atau terlambat akan
perimenopause.
c. Sukar tidur
Kondisi ini seringkali menjadi penyebab insomnia dan gangguan tidur pada
wanita. Serangan panas ini terjadi akibat fluktuasi hormonal dan bisa berbeda pada tiap
wanita. Kondisi tersebut terjadi antara dua sampai lima belas tahun lamanya.
Di masa pramenopause bukan tidak mungkin wanita akan merasa mudah marah,
emosi sesaat, atau cemas. Perubahan temperamen ini akibat hormon yang naik-turun.
Kurangnya kualitas tidur pun dapat berpengaruh dalam mudah berubahnya suasana hati.
e. Vagina kering
Secara umum, wanita rentan terkena infeksi kemih karena anatominya. Namun
risikonya akan meningkat saat perimenopause. Wanita yang mengalami perimonopause
mungkin menyadarinya dari frekuensi buang air kecil dan adanya rasa sakit saat
berkemih. Berkurangnya kemampuan menahan urine pun turut dialami oleh wanita,
karena elastisitas otot-otot telah menurun.
g. Jantung berdebar
Karena level estrogen menurun, tingkat kadar kolesterol dan gula dalam tubuh
pun meningkat. Jantung dan pembuluh darah juga menjadi lebih kaku. Ini membuat Anda
berisiko terkena penyakit jantung karena berkontribusi dalam penyumbatan pembuluh
darah.
b. Pemeriksaan Penunjang
2.6 Skrining Dan Pencegahan Ca Serviks Dan Ca Mammae Pada Perempuan Di Retang
Usia
A. Deteksi dini kanker yaitu skrining memiliki arti sama dengan deteksi dini atau
pencegahan sekunder yaitu usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelaianan yang
secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan, atau prosedur tertentu
yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
Ada beberapa
IVA adalah tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%)
pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan.
Tujuanya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasi sebagai salah satu
metode skrining kanker serviks/ mulut rahim. Memperhatikan permasalahan dalam
penanggulangan kanker serviks di Indonesia. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
dapat menjadi metode alternative untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan:
a. Mudah dan praktis dilakukan, dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan bahkan oleh
bidan praktik swasta maupun di tempat-tempat terpencil.
dasar
e. tindakan/terapi.20
2) Pap smear
Test papsmear (tes pap) adalah mengambil epitel permukaan serviks yang
mengelupas/ eksofilasi dimana epitel permukaan serviks selalu mengalami regenerasi
dan digantikan lapisan epitel dibawahnya, lalu epitel yang mengelupas tersebut
diwarnai secara khusus dan dilihat di bawah mikroskop untuk diintepretasi lebih
lanjut. Frekuensi tes pap yang dianjurkan bervariasi mulai dari 1 kali per tahun
sampai 1 kali setiap lima tahun, American Cancer Society (ACS) merekomendasikan
pemeriksaan papsmear dilakukan pada wanita yang sudah menikah / seksual aktif
selama 3 tahun dana tau sebelum berusia 21 tahun, sedangkan pemeriksaan rutin tes
Pap dapat dihentikan pada usia 70 tahun pada wanita yang tidak memiliki
abnormalitas pada hasil pemeriksaan papsmear. Tes Pap memiliki tingkat sensivitas
90% apabila dilakukan setiap tahun, 87% bila dilakukan setiap dua tahun, 78% setiap
tiga tahun dan 68% setiap lima tahun. Tngkat sensivitas tes Pap yaitu 98%.
a. Pencegahan yang utama adalah tidak berperilaku seksual beresiko untuk terinfeksi
HPV seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan
seksual pada usia dini (kurang dari 18 tahun).
b. Selain itu juga menghindari faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya
kanker seperti paparan asap rokok, menindaklanjuti hasil pemeriksaan papsmear
dan IVA dengan hasil positif, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang banayk mengandung vitamin C, A,
dan asam folat.
c. Melakukan skrining atau penapisan untuk menetukan apakah mereka telah
terinveksi HPV atau mengalami lesi prakanker yang harus dilanjutkan dengan
pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi.
d. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberapa tipe
yaitu bIVAlea (tipe 16 dan 18) atau kuadrIVAlen (tipe 6,11,16,18). Kendala utama
pelaksanaan vaksin saat ini adalah biaya yang masih mahal.
A. Skrining untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok orang
B. Pencegahan primer dilakukan sebagai usaha agar tidak terkena kanker payudara antara
lain dengan mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat
PENUTUP
Perubahan fisik yang terasa dan menibulkan rasa tidak nyaman adalah adanya semburan
panas (hot flushes) dari dada ke atas yang sering terjadi disusul dengan keringat banyak.
Perbahan dan keluhan lain yang dirasakan lagi seperti berdebar-debar (palpitis), vertigo,
migraine, nafsu seks (libido) menurun, gelisah, lekas marah, depresi, susah tidur (insomnia), rasa
kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabran, rasa lelah, keropos tulang, nyeri
tulang belakang, dan lain-lain.