DISUSUN OLEH:
ARUSNAWATI BR SEMBIRING
NIM. 1910005
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi dan Pranikah. Selain itu,kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Medan, April
2021
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi
cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.
Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling
indah adalah layak untuk dilakukan
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami dan memperoleh pengetahuan dalam
asudahan kebidanan pada pranikah dan prakonsepsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRANIKAH
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang
kesehatan Reproduksi
Pada peraturan pemerinta pun di jelaskan bahwa pada Pasal 13 telah diatur tentang
kesehatan reproduksi khususnya untuk pra nikah.
Menurut George F. Kneller sebagaimana yang dikutip oleh Helmawati dalam bukunya
yang berjudul “Pendidikan Keluarga; Teoritis dan Praktis” memberikan penjelasan
mengenai pendidikan dalam arti secara luas dan secara sempit. Pendidikan dalam arti luas
dijelaskan sebagai suatu tindakan dan pengalaman seseorang yang dapat mempengaruhi
perkembangan kemampuan jiwa, fisik serta wataknya. Adapun pendidikan dalam arti
sempit menurut George ialah sebuah proses mengubah (mentransformasi) pengetahuan,
nilai, serta keterampilan dari suatu generasi ke generasi setelahnya yang diwariskan oleh
masyarakat melalui lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal seperti sekolah,
perguruan tinggi dan sebagainya (Kertamuda, 2009)
.
Pra nikah tersusun dari dua kata yaitu “pra” dan “nikah”, kata “pra”
sebagaimana yang tercantum di dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah sebuah
awalan yang memiliki makna “sebelum”. Sedangkan kata “nikah” diartikan di dalam
“Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah sebagai sebuah ikatan atau perjanjian (akad)
perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan hokum Negara dan agama. Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun
1974 tentang perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas
usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Akat tetapi, berdasarkan
UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh
karena itu, BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan
25 tahun untuk pria. Selain itu, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis
adalah 20 –25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017).
Sedangkan,pasangan yang akan melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut
calon pengantin (Setiawan, 2017).
Upaya yang dapat dilakukan seorang individu untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan dengan baik adalah dengan melakukan perencanaan dan persiapan. Begitu
pula dalam menyongsong kehidupan pernikahan yang bahagia, akan ada begitu banyak
hal yang harus dipersiapkan oleh seorang calon mempelai baik laki- laki maupun
perempuan. Hasil akhir dari persiapan ini diharapkan mampu menumbuhkan
kesiapan, sehingga pernikahan yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik serta
tanpa ada kendala yang berarti. Beberapa kesiapan yang harus dimiliki oleh kedua calon
pengantin diantaranya yaitu; kesiapan fisik, kesiapan mental, dan kesiapan ekonomi.
Ketiga hal ini umumnya menjadi pemicu sebuah etakutan bagi orang-orang yang hendak
memasuki jenjang pernikahan.
B. Pendidikan Kesehatan dan Konseling
1. Pendidikan Kesehatan
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam
pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok
atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu,
dari tidak mampu menjadi menjadi mampu mengatasi masalah-masalah
kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga
persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2003)
Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar
itu sendiri dengan latar belakangnya.
a. Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh
timbal balik antar berbagai faktor antara lain subjek belajar,
pengajar, metode dan eknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang
dipelajari,
b. Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar. Pendidikan kesehatan
pada dasarnya ialah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya
mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
Seperti halnya proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan
mempunyai unsure masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-
teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan
atau tujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan
merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan
bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi
pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam
perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004).
C. Konseling
Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor
terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang.
Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas
pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui
pilihan – pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional atau antar
pribadi (Yulifah, 2009: 82).
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan
untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut
(Saifuddin, 2001: 39).
Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati,
2002: 15).
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika
bayi memiliki rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan
berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang
memiliki rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah
jika perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki rhesus negatif.
4. Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi
saluran kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
menunjukkan adanya penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan
beresiko baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin
yang rendah, bahkan resiko kematian saat persalinan.
1. Thalasemia
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.
2. Hemofilia
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi
HIV, dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti sub-sahara
Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada
tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak
dibanding tahun sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan
sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami
infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
1. Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi
rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan
seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak
selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada
anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari
kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi
anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin
hepatitis B, tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air),
influenza, serta vaksin dewasa lainnya sesuai jadwal imunisasi yang
dikeluarkan oleh petugas Satgas Imunisasi Dewasa.
Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak
mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari
tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah
kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.
2. Sex Education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan
pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. Karena fakta
membuktikan banyak pasangan yang bercerai karena kurangnya
pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini dapat kita lakukan
dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan
reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu
berhubungan yang sehat, dan lain-lain.
3. Personal Hygiene
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan
pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih
sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara,
kulit, rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung
pada budaya masing-masing daerah.
4. Imunisasi CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada
wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti
wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu
tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.
B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada
pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah
sakit.
2. Pemeriksaan Hematologi
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya
seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus
rubella ,virus toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu
yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat
dilakukan penanggulangan permasalahannya.
C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang
akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan
pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien
sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.
1. DEFINISI PRAKONSEPSI
Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa prakonsepsi
tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Merencanakan kehamilan merupakan
perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya
kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013).
Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan,
2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma
(spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi
(Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan
antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan
prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia
mengandung.
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan
suami istri. Baik itu secara psikolog/ mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak
boleh diabaikan (Kurniasih, 2010). Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan
kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya
kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013).
Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada
perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan
perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014).
5.1 Kesimpulan
Pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung
tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa
saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan
bijaksana dan dewasa. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan
sebelum dilakukan pernikahan.
Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas beberapa
kelompok tes yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan
saat ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di kemudian hari saat pasangan
hamil dan memiliki anak.
5.2 Saran
Tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan serta konseling upaya kesehatan
bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan, dan bila ada masalah kesehatan
bisa dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA