Dokumen - Tips Komisioning PLTD 56a14b9f45f54
Dokumen - Tips Komisioning PLTD 56a14b9f45f54
1.1. UMUM
145
Lanjutan 1.1
a Masing masing komisioning tersebut di atas dilaksanakan dalam beberapa
Masing-masing
tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan /inspeksi dan pengujian, yaitu:
3 Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection)
3 Uji Individual
3 Uji Subsistem
3 Uji Sistem
a Untuk mendapatkan data dan interpretasi yang tepat dan benar, dan
untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gejala yang tidak terduga,
akan sangat menguntungkan apabila dilakukan pencatatan parameter
yang penting secara simultan dengan menggunakan instrumen
pencatat (recording instrument) yang sesuai. Pada setiap lembar
data hasil pencatatan instrument tersebut, dicantumkan waktu dan
tanggal pencatatan data.
147
1.2. RUANG LINGKUP
148
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
jjawab masing-masing,
g g, termasuk tanggung
gg g jjawab p
pelaksanaan
j d l yang ditetapkan,
jadual dit t k d dapat
dan d t dipertanggung
di t j
jawabkan.
bk
149
1.4. PENGERTIAN
a Yang dimaksud
Y di k d dengand U it PLTD.
Unit PLTD
Adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu
serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja,
membentuk
b k sistem
i untukk mengubah
b h energii yang terkandung
k d
didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis dengan
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya.dan
seterusnya tenaga mekanis tersebut oleh generator diubah menjadi
tenaga listrik .
a Komisioning
K i i i PLTD.
PLTD
Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai
saatt "Serah
"S h terima"
t i " (taking
(t ki over)) dengan
d t j
tujuan membawa
b sistem
i t
dari kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan
kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan
uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun
keamanan dan keandalan operasi.
150
Lanjutan 1.4
a Penerimaan akhir
kh (Final
( l acceptance).
)
Adalah penerimaan oleh pemilik dari kontraktor atas sistem PLTD
secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak,
kontrak
setelah habis masa jaminan dan penyelesaian seluruh
kekurangan/kerusakan (deficiency).
(deficiency)
151
1.5. DOKUMEN KOMISIONING YANG HARUS DISIAPKAN
152
Lanjutan 1.5
9 Buku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yang
diuji.
9 Buku petunjuk pabrikan, tabel ataupun kurva-kurva untuk koreksi
perhitungan.
perhitungan
9 Jadwal komisioning
9 Prosedur pengujian
9 Laporan pengujian pabrik.
9 Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh
kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau
formulir
o u ya yang
g sesua
sesuai bese
beserta
ta e
evaluasinya.
a uas ya
9 Data-data lain yang diperlukan untuk pengoperasian dan
pemeliharaan unit seperti: data dan karakteristik peralatan;
diskripsi
p tentang
g berbagaig sistem bahan bakar;; sistim
pendinginan; sistem pelumasan; nilai-nilai batas suhu; nilai batas
tekanan.
a Dokumen tersebut di atas harus sudah tersedia sebelum dan selama
komisioning dilaksanakan
153
1.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
154
Lanjutan 1.6
155
1.7. PEDOMAN POKOK
a Pedoman Pokok yang digunakan sebagai acuan atau patokan penilaian hasil
uji instalasi pembangkit adalah sbb.:
9 Ketentuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut
spesifikasi peralatan dan yang menyangkut garansi.
9 Standar yang berlaku dan telah disepakati oleh kedua pihak
9 Sertifikat pengujian pabrik
9 Ketentuan-ketentuan dari pabrik penjualnya yang telah disepakati oleh
kedua pihak.
a Standar yang digunakan sebagai pedoman pokok atau rujukan (referensi)
dalam komisioning ini dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan urutan
prioritas penggunaan sbb.:
9 Standar Nasional Indonesia (SNI)
9 Standar Internasional (IEC dan ISO)
9 Standar lain yang disepakati atau diacu untuk desain/perencanaan
instalasi dan peralatan seperti:
¾ SPLN
¾ ASME
¾ ANSI
¾ DIN
¾ JIS
156
1.8. KETENTUAN PENILAIAN / EVALUASI
157
Lanjutan 1.8
159
1.9. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
160
Lanjutan 1.9
instalasi menguji,
instalasi, menguji mengadakan modifikasi atau pengaturan yang
dianggap perlu dan bila seluruh instalasi telah baik dan siap diperiksa,
a P d setiap
Pada ti l
langkah
k h pengujian
ji perlu
l dilakukan
dil k k evaluasiterhadap
l it h d
161
2. KOMISIONING MESIN DIESEL
2.1. UMUM
a Sebagaig p penghasil
g tenaga,
g , turbin uap
p merupakan
p alat yyang
g sangat
g p penting
g
untuk diperiksa, baik tentang pemasangan maupun keandalan dalam operasi.
Hal ini perlu untuk menjaga keselamatan dari alat itu sendiri maupun
keselamatan manusianya. y Diesel merupakan
p mesin yyang
g harus memutar rotor
generator dengan kecepatan tetap dalam keadaan berbeban maupun tidak
untuk menjamin mutu listrik yang dihasilkan generator memenuhi persyaratan
yyaitu frekuensi dan tegangannya
g g y harus tetap.
p Diesel harus mampu p menerima
atau melepas beban tanpa mengalami kegagalan.
Disamping itu pelumasan merupakan hal yang dominan pada mesin mesin
yyang
g berputar
p seperti
p Diesel. Kalau p
pelumasan g
gagal,
g , maka g gagallah
g semua
komponen-koniponen dalam Diesel, sebaliknya jika pelumasan baik, maka
komponen-komponen dalam sistem Diesel akan lebih tahan lama.
Dengan
ga d demikian
a p pelumasan
u a a ini juga memerlukanu a p pengujian
guj a ya
yangg cukup
u up
ketat.
162
2.2. RUANG LINGKUP
163
2.3. MAKSUD DAN TUJUAN
164
2.4. PENGERTIAN
a Subsistem
Ad l h rangkaian
Adalah k i b b
beberapa peralatan
l t i di id l yang merupakan
individual k
bagian dari sistem mesin diesel .yang tersusun dalam tata hubungan
j dan mempunyai
kerja p y fungsi
g tertentu. Contoh-contoh subsistem
turbin gas : Subsistem pelumas, Subsistem air pendingin, Subsistem
kontrol.
165
Lanjutan 2.4
a Peralatan individual.
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem mesin diesel yang ditinjau
secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh Contoh-contoh
contoh peralatan
individu:pompa air pendingin, radiator, alat pemindah kalor,
katup/keran angin.
166
2.5. INSPEKSI & PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PLELIMINARY INSPECTION)
a Dalam
D l pemeriksaan
ik pendahuluan,
d h l h l h l yang diperiksa
hal-hal di ik yaitu:
it data
d t spesifikasi
ifik i
peralatan, kelengkapan peralatan, kesesuaian peralatan termasuk tanda-
tanda, sertifikat/laporan hasiluji, hasil pemasangan dan pemeriksaan hasil
rehabilitasi (kalau ada).
ada)
Peralatan yang diperiksa meliputi:
9 Peralatan mekanis.
9 Peralatan listrik.
9 Perlengkapan kendali dan instrumen.
Sebelum suatu alat/sistem siap untuk diuji, maka terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan/ pengujian terhadap konstruksi a.l.:
¾ Hasil pengelasan,
¾ Pekerjaan mekanis,
¾ Pekerjaan listrik,
¾ Kebersihan,
K b ih
¾ Kelurusan ,
¾ Kelonggaran,
¾ Kawat mengawat,
mengawat
¾ Arah putaran,
¾ Pemipaan
167
2.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)
a Peralatan yang mengalami uji individu yaitu:
3 Mesin Diesel.
Pengujian meliputi:
¾ Kepala
K l silinder
ili d komplit
k lit
¾ Blok mesin
¾ Karter
¾ Poros engkol komplit
¾ Torak dan batang torak
¾ Sistem pengaturan waktu
¾ Sistem pengaturan putaran
¾ Sistem gas buang/udara masuk
¾ Sistem bahan bakar minyak
¾ Sistem p pendingin
g torak.
3 Bahan bakar.
Pengujian meliputi:
¾ Bahan bakar minyak
¾ Tangki harian minyak
¾ Pompa sirkulasi minyak
168
Lanjutan 2.6
¾ Pompa pengisian minyak
¾ Saringan-saringan
¾ Pompa batu tangan/listrik
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing gasket dan seal.
Packing, seal
9 Pelumas.
Pengujian meliputi:
¾ Minyak pelumas
¾ Tangki harian minyak pelumas
¾ Pompa utama minyak pelumas
¾ Pompa pelumas katup
¾ Pompa pelumas tabung silinder
¾ Alat p pemindah kalor (heat
( exchanger)
g )
¾ Radiator
¾ Saringan-saringan
169
Lanjutan 2.6
¾ Saringan saringan
Saringan-saringan
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Air pendingin.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin mesin (fresh water/raw water)
¾ Tangki air pendingin mesin
¾ Pompa utama air pendingin mesin
¾ Pompa bantu air pendingin mesin
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Menara
M pendingin
di i (cooling
( li tower))
¾ Pemancar air pendingin
¾ Water treatment unit
¾ Pipa-pipa
Pipa pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
170
Lanjutan 2.6
9 Pendingin pengabut
pengabut.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin pengabut
¾ Tangki air pendingin pengabut
¾ Pompa air pendingin pengabut
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa
Pipa-pipa
pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Pendingin katup.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin katup
¾ Tangki air pendingin katup
¾ Pompa air pendingin katup
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
171
Lanjutan 2.6
3 Starter.
Pengujian meliputi:
¾ Kompresor treatment unit
¾ Botol angin
¾ Selenoid
¾ Katup/keran angin
¾ Pipa-pipa angin
¾ Per engkol mekanik
¾ Motor starter
¾ Baterai starter
¾ Motor bensin starter.
9 Gas buang/udara masuk.
P
Pengujian
ji meliputi:
li i
¾ Gas buang
¾ Sambungan pipa elastis (flexible joint)
¾ Peredam suara (silincer)
¾ Saringan udara masuk
¾ Minyak di saringan udara masuk
¾ Baut-baut, mur
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Derek gantung ruang diesel
9 Peralatan lainnya yang termasuk kontrak.
172
2.7. UJI SUB SISTEM
a Pada umumnya pengujian suatu sub sistem dapat terdiri dari satu atau
lebih mata uji lain:
3 Uji pembebanan pompa, fan atau kompresor, motor penggerak
meliputi: pengukuran temperatur bantalan dan tutup turbin,
pengukuran vibrasi, uji bising, pengukuran tekanan, pengukuran
jjumlah aliran fluida.
3 Uji operasional terhadap semua peralatan yang bersangkutan dan
bekerja secara terpadu dengan subsistem tersebut.
3 Pembilasan terhadap minyak pelumas (tube oil), oil) minyak perapat
(seal oil), sistem air (water system).
3 Uji urutan dan saling kunci (interlock and sequential test).
3 Uji injeksi primer (primary injection test).
test)
3 Uji indikasi elektris/pneumatik, pengukuran dan loop kontrol
(electrical/pneumatic indication,
3 metering i and d controll loop
l test).
)
3 Uji simulasi (simulation test).
173
2.8. UJI SISTEM MESIN DIESEL
a Pengujian sistem mesin diesel terdiri dari satu atau lebih mata uji
antara lain:
3 Uji hampa (vacuum test).
3 Uji jalan awal dan putaran (initial run and rolling test).
3 Uji governor/pengatur putaran (governor test).
test)
3 Uji saling kunci turbin generator (turbine generator interlock
test).
3 Uji tegangan pembangkitan generator (generator built up
voltage test).
3 Uji hubung pendek (short circuit test).
test)
3 Uji mulai turbin otomatis (automatic turbine start up test).
175
2.9. LAPORAN
p
Laporan ini merupakan
p bagian
g dari Laporan
p Komisioning
g PLTD.
176
3. 3.GENERATOR DAN
KOMISIONING GENERATOR EKSITASI
DAN EKSITASI
3.1. UMUM
a G
Generator
t d
dan E it i adalah
Esitasi d l h bagian
b i d i sistem
dari i t k li t ik
kelistrikan yang
sangat vital dari suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah
adalah suatu tahap proses dari rangkaian tahap proses, mulai dari
177
3.2. RUANG LINGKUP.
a Pedoman
edo a ini be
berlaku
a u juga u
untuk
u se
setiap
ap pe
pemeriksaan
e saa be berkala
aa
(overhaul) sistem generator baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri
maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
178
3.3. MAKSUD DAN TUJUAN
179
3.4. PENGERTIAN
a Sistem Generator .
Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata
hubungan
g kerja
j berfungsi
g untuk mengubah g energi
g mekanis yyang
g
diterima pada poros rotor dari turbin uap menjadi energi listrik.
a Subsistem Generator
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan
bagian dari sistem generator yang tersusun dalam tata hubungan
kerja
j dan mempunyai
p y fungsi
g tertentu. Contoh-contoh subsistem
generator : Sistem pembumian,sistem pengaman dan kontrol,
peralatan bantu, perlengkapan.
a Peralatan individual.
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau
secara mandirl sesua fungsinya.
fungsinya Contoh
Contoh-contoh
contoh peralatan individu:
Motor AC/DC, Panel, Batere, Relay pengaman.
180
Lanjutan 3.4
a Komisioning generator.
Adalah rangkaian
g kegiatan
g yyang
g terus menerus,, dimulai sejak
j saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat
"Serah terima" ((taking
g over)) dengan
g tujuan
j membawa sistem dari
kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan
pemeriksaan,, p
p pembersihan,, uji
j individu,, uji
j subsistem dan uji
j sistem
untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan
dan keandalan operasi.
p
181
3.5. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY INSPECTION)
a Pengecekan Pemasangan.
Pengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannya
telah terdapat kecocokan dengan gambar. rencana serta peraturan-
peraturan yang berlaku.
berlaku
182
3.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)
a Uji Individual
I di id l Generator
G t Utama.
Ut
a Disamping pemeriksaan sifat tampak sebagaimana diutarakan di atas,
minimal generator harus diuji sbb :
3 Pengukuran resistans isoloasi
3 Pengukuran resistans belitan
3 Pengukuran
g tangen
g delta
3 Uji tegangan tinggi.
a Kecuali itu dapat dilakukan juga pengujian lainnya seperti:
3 Uji kerja rem rem (brake operation test)
3 Pengecekan dudukan rotor (rotor jack operation check)
3 Uji corona (corona test)
3 Uji sistim pemadam kebakaran
kebaka an (test of fire
fi e extinguishing
e ting ishing
system)
3 Pengecekan rele indikator minyak pelumas generator
3 Pengecekan
P k kerja
k j pompa pelumas
l
3 Kalibrasi peralatan ukur suhu
183
Lanjutan 3.6
a Uji Individual Peralaton bantu dan perlengkapan Generator lainnya.
lainnya
Suatu unit generator dapat beroperasi dengan baik apabila peralatan bantu
serta perlengkapannya berfungsi sebagaimana diinginkan.Untuk mengetahui /
memastikan apakah
p peralatan bantu serta p
p perlengkapannya
g p y dapat
p berfungsi
g
sebelum dioperasikan, haruslah diaktifkan terlebih dahulu pengujian serta
pengukuran dari pada alat tersebut secara individual.
Pengujian peralatan dan perlengkapan generator mencakup hal lain sebagai
berikut:
3 Relay Pengaman a.l. :
Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antara lain:
¾ Relay arus lebih (OCR)
¾ Relay diferential trafo & generator
¾ Relay ganguan tanah terbatas (REF)
¾ Relay tanah
¾ Relay tegangan kurang (VUR)
¾ Relay pengatur tegangan (AVR)
¾ Relay diferential kabel
¾ Relay severse power
184
Lanjutan 3.6
9 Peralatan bantu
¾ Motor AC dan DC
¾ Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran tahanan
isolasi dan belitan serta unjuk kerja motor.
motor
¾ Batere dan Sistem pengisi batere
Pengujian yang diberikan meliputi uji pengisian batere
dan kapasitas batere.
batere
¾ Panel Tegangan Rendah
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan
pentanahan,
t h sistem
i t i t l k indikator
interlock, i dik t d
dan pengukuran
k
tahanan isolasi relai.
9 Perlengkapan a.l. tahanan Netral Generator.
9 Pengujian yang dilakukaan, meliputi pemeriksaan
penyambungan dan pengukuran nilai tahanan.
9 Sistem Relayy Pengaman
g
9 Sistem peralatan untuk Start (Starting device system)
9 Sistem eksitasi
185
Lanjutan 3.6
a Uji Individual terhadap peralatan utama Pusat Pembangkit lainnya :
3 Trafo Tegangan:
¾ Pengukuran resistan isolasi
¾ Uji perbandingan belitan
¾ Uji polaritas
¾ Pengukuran kapasitan
3 Trafo Arus :
¾ Pengukuran resistan isolasi isolasi
¾ Uji perbandingan belitan
¾ Uji polaritas
¾ Angka arus lebih (Over current factore/N Number)
¾ Pengukuran tahanan belitan
¾ Pengukuran lengkung kemagnitan
¾ Pengukuran beban (Burden measurement)
3 Saklar Tegangan Tinggi:
¾ Pengukuran tahanan kontak utama
186
Lanjutan 3.6
9 P
Penangkap
k P Petir
ti
¾ Pengukuran tahanan isolasi
9 Pemutus Tenaga/daya:
¾ Uji mekanis
¾ Uji tahanan kontak utama
¾ Uji tegangan kerja dalam keadaan kering
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Uji waktu hubung (Closing time test)
¾ Uji waktu buka (Opening time test)
¾ Uji hubung – buka (trip free operation test)
¾ Uji ketidaksesuaian fasa.
¾ Uji operasi
ope asi dengan tekanan dan suplai
s plai tegangan minimum
minim m
(85% tegangan pengenal suplai)
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal
¾ Uji operasii dengan
d tekanan
t k dan
d suplail i tegangan
t
maksimum (110% tegangan pengenal suplai .
187
Lanjutan 3.6
3 Penangkap Petir :
¾ Pengukuran tahanan isolasi
3 Pemutus Tenaga/daya:
g y
¾ Uji mekanis
¾ Uji tahanan kontak utama
¾ Ujij tegangan
g g kerja j dalam keadaan kering g
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Uji waktu hubung (Closing time test)
¾ Uji waktu buka (Opening time test)
¾ Uji hubung – buka (trip free operation test)
¾ Uji ketidaksesuaian fasa.
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan minimum
(85% tegangan pengenal suplai)
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan
maksimum (110% tegangan pengenal suplai .
188
Lanjutan 3.6
9 Kapasitor Tenaga :
¾ Pengukuran kapasitans dan keluaran
189
3.7. UJI SUBSISTEM
190
Lanjutan 3.7
a Relai Pengaman
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan rangkaian pengawasan
dari trafo arus dan trafo tegangan,
tegangan pemeriksaan tegangan catu daya
bantu (DC).
Relai pengaman generator beserta perlengkapannya terdiri dari :
3 Relai generator differential
3 Relai transformer differential
3 R l i kabel
Relai k b l differential
diff ti l
3 Relai unit Aux.transformer differential
3 Relai starting
g earth fault
3 Relai revere power
3 Relai minimum inpedance
3 Relai overcurrent dan overvoltage
191
Lanjutan 3.7
9 Relai underfrequency
9 Relai overvoltage
9 Overfleex alarm
9 Overfleex trip
192
3.8. UJI SISTEM GENERATOR
a Sistem eksitasi
3 Trafo eksitasi
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tahanan isolasi
belitan primer dan sekunder,
sekunder pemeriksaan rangkaian kontrol dan
sistem pengaman,
3 Automatic Voltage Regulator
Penyetelan dari kalibrasi AVR dilakukan berdasarkan buku
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
193
3.9. LAPORAN
194
4. KOMISIONING BAY TRAFO GENERATOR
4 1 UMUM
4.1.
4. BAY TRAFO GENERATOR
a Bay trafo generator bagian dari sistem pembangkit tenaga listrik yang
berfungsi menaikkan tegangan generator sebelum daya listrik
dit ansmisikan Dengan demikian perlu
ditransmisikan. pe l juga
j ga dilakukan
dilak kan pengujian.
peng jian
195
4.2. RUANG LINGKUP
196
4.3. MAKSUD DAN TUJUAN
197
4.4. PENGERTIAN
a Peralatan individual
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem Bay Trafo Generator yang
ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya.
fungsinya Contoh-contoh peralatan
individual: Relai Buchholz, Panel trafo, Pemutus tenaga.
198
Lanjutan 4.4
199
4.5. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY INSPECTION)
200
4.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)
a Pengujian
P ji Trafo
T f Arus
A
Pengujian Trafo arus dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual
dan pengujian karakteristik.
P
Pemeriksaan
ik visual
i l antara lain
l i pemeriksaan
ik papan nama,
pemasangan, keadaan Bushing/isolator dan pemasangan kawat
pentanahan.
Pengujian karakteristik antara lain adalah pemeriksaan rasio,
pemeriksaan polaritas pemeriksaan lengkung kemagnetan,
pengukuran tahanan searah, pengukuran tahanan isolasi dan
pengujian tegangan tinggi.
a Pengujian
P ji Trafo
T f Tenaga
T
Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual, pengujian karakteristik, Pengujian kerja dari alat bantu dan
pemeriksaan tahanan pentanahan.
3 Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari pada
trafo yang mencakup:
trafo,
¾ Pencatatan papan nama
¾ Tangki dan radiator
¾ Kondesi
K d i isolator/bushing
i l t /b hi
¾ Perlengkapan (pengaman tekanan lebih & konservator)
¾ Termometer
¾ Panel Trafo
¾ Peralatan Penyadap
¾ Pentanahan
¾ Pengunci terhadap pondasi
202
Lanjutan 4.6
3 Sedangkan pengujian karakteristik antara lain mencakup :
¾ Pengujian ketahanan dielektrik dan tegangan tembus
minyak
¾ Pengecekan rasio
¾ Pengecekan kelompok hubungan
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran arus eksitasi sadapan
¾ Pengujian tegangan tinggi
3 Untuk pengujian kerja dan alat bantu mencakup hal-hal sbb :
¾ Relai Bucholz
¾ Termometer
¾ Kipas angin
¾ Pompa sirkulasi minyak
¾ Peralatan sadapan
¾ Relai tekanan lebih tangki utama
¾ Relai telkanan lebih sadapan
¾ Relai oil level
203
Lanjutan 4.6
3 Pemeriksaan tahanan pentanahan antara lain :
¾ Pencatatan papan nama
¾ Penempatan
¾ Isolator
¾ Hantaran
¾ Kotak Terminal
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran tahanan pentanahan
¾ Pengecekan trafo arus yang terpasang.
a Pengujian Pemutus Tenaga
Pengujian pemutus tenaga dilakukan dengan cara pemeriksaan visual dan
pengujian
ji karakteristik.
k kt i tik
Pemeriksaan visual antara lain memeriksa papan nama pemasangan, bushing,
terminal tangki, katup-katup, kontak pemisah, serta relai dan panel kontrol Iokal.
Pengujian karakteristik antara lain adalah pengukuran tahanan isolasi,
pengukuran waktu buka dan tutup, pengukuran waktu trilp free, analisa
kecepatan kontak, pengukuran tahanan kontak, pemeriksaan tegangan
keria umpan buka dan tutup, pemeriksaan kerja dari remote, pemeriksaan fungsi
kontak bantu, pemeriksaan indikasi buka/tutup, pengujian tegangan tembus
bahan isolasi (minyak/gas ) , pengujian kebcoran bahan isolasi, dan pengujian
tegangan tinggi.
204
Lanjutan 4.6
a Pengujian Pemisah
3 Pengujian pemisah dilaksanakan dari pemeriksaan visual dan
dari pengujian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lain
memeriksa :
¾ Papan nama
¾ Pemasangan
¾ Bushing
¾ Panel kontrol lokal
¾ Pemasangan kawat pentanahan
3 Pengujian Karakteristik antara lain :
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran
g tahanan kontak
¾ Pemeriksaan kerja dari lokal secara mekanis dan elektris
¾ Pemeriksaan interlok mekanis dan elektris
¾ Pemeriksaan fungsi kontak bantu
¾ Pemeriksaan indikasi buka/tutup
¾ Pengujian tegangan tinggi
205
Lanjutan 4.6
3 VAR meter
3 KWH meter
3 KVARH meter
3 Cos dan meter
3 Freq meter
208
4.7. UJI SUBSISTEM
209
Lanjutan 4.7
210
4.8. LAPORAN
211
5. UNJUK KERJA PLTD
5 1 UMUM
5.1.
212
5.2. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
a Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja mesin diesel dan
unjuk kerja generator.
Dalam PLTD,, p
pengujian
g j ini dimaksudkan untuk p pengujian
g j unjuk
j kerjaj
dalam rangka penentuan :
3 Effisiensi
3 Kapasitas
3 Karakteristik lain yang berkaitan dengan operasi misalnya
temperatur, tekanan, dll.
Dalam mesin diesel,
diesel untuk melakukan verifikasi terhadap data
data-data
data
yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.
Pengujian tersebut umumnya melakukan verifikasi terhadap data
yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:
3 Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh diesel
3 Kebutuhan bahan bakar minyak
3 Pengaturan kecepatan
3 Pengoperasian peralatan pengatur darurat
213
Lanjutan 5.2
214
5.3. PROSEDUR PENGUJIAN
215
Lanjutan 5.3
218
5.4. LAPORAN
219
6. KOMISIONING INSTALASI LISTRIK LAINNYA.
6.1. UMUM
a I t l i
Instalasi li t ik
listrik yang di k d
dimaksud adalah
d l h i t l i
instalasi li t ik
listrik untuk
t k
penerangan dan instalasi daya untuk menunjang kegiatan
pembangkitan.
b kit I t l i
Instalasi i i
ini t
terpasang pada
d b
bangunan utama
t
pembangkit listrik dan bangunan lainnya yang ada pada pusat
pembangkit
b kit seperti
ti bangunan
b untuk
t k kantor,
k t b
bengkel,
k l gudang,
d dll
dll.
Instalasi listrik penunjang ini juga harus aman dan andal agar tidak
menggangg proses
mengganggu p oses pembangkitan.
pembangkitan
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kebenaran pemasangan
perlu diperiksa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
berlaku
220
7. LAPORAN KOMISIONING PLTD
231
8. LAMPIRAN
FORMULIR IHTISAR HASIL PENGUJIAN DIESEL PLTD
235
Lanjutan 8
No MATA UJI PROSEDUR KRITERIA HASIL
UJI UJI
3 a Uji Sistem
Sesuai standar yang disepakati dalam kontrak, pengujian Berdasarkan Berdasarkan
sistem dapat terdiri dari satu atau lebih mata uji antara pasal/ayat pasal/ayat
berikut: kontrak No. kontrak No.
9 Uji hampa (vacuum test). dan Standar dan Standar
9 Uji jalan awal dan putaran (initial run and rolling test). ………… serta …………
9 Uji governor/pengatur putaran (governor test). referensi yg serta
9 Uji saling kunci turbin generator (turbine generator disepakati. referensi yg
interlock test). disepakati.
9 Uji tegangan pembangkitan generator (generator built
up voltage test).
9 Uji hubung pendek (short circuit test).
9 Uji mulai turbin otomatis (automatic turbine start up
test).
4
4. a Pengujian Unit PLTD PLTD.
9 Pengujian Unit PLTD terdiri dari:
¾ Sinkronisasi (synchronizing).
¾ Uji putaran lebih (over speed test).
¾ Uji kebebasan katup (valve freedom test).
¾ Uj Uji lepas
epas beba
beban ((load
oad rejection
eject o test)
test).
¾ Uji keandalan (reliability run test).
¾ Uji beban ayun (load swing test).
¾ Uji beban tanjak (load ramp test).
¾ Uji pembebanan (loading test).
¾ Uji loop kontrol total (total control loop test).
¾ Uji balik putaran (run back test).
¾ Uji by pass turbin (bila ada).
¾ Uji unjuk kerja (performance test)
¾ Uji pemakaian bahan bakar (comsumption
test). 237
Lanjutan 8
LAPORAN PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTD