Anda di halaman 1dari 83

KOMISIONING

PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL


( PLTD )
1. PENDAHULUAN

1.1. UMUM

a Komisioning instalasi Unit PLTD merupakan rangkaian dari beberapa


kegiatan pemeriksaan dan pengujian atau komisioning atas beberapa
subsistemnya, yaitu:
9 Komisioning Mesin Diesel
9 Komisioning Generator dan Eksitasi
9 Komisioning Bay Trafo Generator
9 Komisioning Unjuk Kerja
9 Komisioning Instalasi Listrik Bangunan lainnya

145
Lanjutan 1.1
a Masing masing komisioning tersebut di atas dilaksanakan dalam beberapa
Masing-masing
tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan /inspeksi dan pengujian, yaitu:
3 Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection)
3 Uji Individual
3 Uji Subsistem
3 Uji Sistem

a Komisioning dimulai setelah pemasangan instalasi selesai, dinyatakan


dalam Lembar Pernyataan oleh Tim Konstruksi yang terdiri dari
Kontraktor Koordinator Tim Komisioning dan Pemilik,
Kontraktor, Pemilik yang menyatakan
dan menjamin bahwa pemasangan peralatan/instalasi telah selesai
dilaksanakan sesuai kontrak dan standar yang telah disepakati, dan Tim
Komisioning diperkenankan untuk melaksanakan pengujian yang relevan
terhadap instalasi tersebut. Jadi komisioning mulai pada saat bagian dari
instalasi atau peralatan berfungsi untuk pertama kalinya dan berakhir bila
instalasi tersebut telah dapat beroperasi secara rutin dengan baik, aman
dan andal.
146
Lanjutan 1.1

a Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu berbagai


dokumen, instruksi dan informasi, sebagaimana tersebut dalam butir
dibawah ini, harus disediakan oleh Pabrikan dan diserahkan kepada
wakil pembeli/pemilik instalasi selama komisioning. Dokumen
tersebut sangat penting guna pengoperasian dan pemeliharaan
instalasi.

a Untuk mendapatkan data dan interpretasi yang tepat dan benar, dan
untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gejala yang tidak terduga,
akan sangat menguntungkan apabila dilakukan pencatatan parameter
yang penting secara simultan dengan menggunakan instrumen
pencatat (recording instrument) yang sesuai. Pada setiap lembar
data hasil pencatatan instrument tersebut, dicantumkan waktu dan
tanggal pencatatan data.

147
1.2. RUANG LINGKUP

a Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning PLTD baru


dengan berbagai kapasitas yang menggunakan sumber energi primer
Solar/HSD termasuk alat bantu dan sarana penunjang PLTD tersebut.

a Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala


(overhaul) sistem PLTD baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri
maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).

a Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls


antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan
atau pengecualian.
pengecualian

148
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

a Pedoman komisioning PLTD dimaksudkan sebagai:

3 Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung

jjawab masing-masing,
g g, termasuk tanggung
gg g jjawab p
pelaksanaan

dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan

j d l yang ditetapkan,
jadual dit t k d dapat
dan d t dipertanggung
di t j
jawabkan.
bk

3 Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang

atau kontrak pembelian perlengkapan PLTD dan Alat Bantunya.

149
1.4. PENGERTIAN

a Yang dimaksud
Y di k d dengand U it PLTD.
Unit PLTD
Adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu
serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja,
membentuk
b k sistem
i untukk mengubah
b h energii yang terkandung
k d
didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis dengan
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya.dan
seterusnya tenaga mekanis tersebut oleh generator diubah menjadi
tenaga listrik .

a Komisioning
K i i i PLTD.
PLTD
Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai
saatt "Serah
"S h terima"
t i " (taking
(t ki over)) dengan
d t j
tujuan membawa
b sistem
i t
dari kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan
kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan
uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun
keamanan dan keandalan operasi.
150
Lanjutan 1.4

a Serah terima (Taking over).


Adalah pengalihan tanggung jawab operasi dari kontraktor kepada
pemilik atas sistem PLTD secara keseluruhan atau sebagian sesuai
ruang
g lingkup
g kontrak, setelah selesai komisioning
g dan mulai
diberlakukannya masa jaminan (warranty periode).

a Penerimaan akhir
kh (Final
( l acceptance).
)
Adalah penerimaan oleh pemilik dari kontraktor atas sistem PLTD
secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak,
kontrak
setelah habis masa jaminan dan penyelesaian seluruh
kekurangan/kerusakan (deficiency).
(deficiency)

151
1.5. DOKUMEN KOMISIONING YANG HARUS DISIAPKAN

a Dokumen yang harus disiapkan oleh kontraktor dan pemasok/pabrik


peralatan dalam rangka komisioning adalah:
3 Dokumen kontrak, terutama yang menyangkut spesifikasi teknik
dan garansi.
3 Daftar material/peralatan (material lists), diskripsi dan sertifikat
uji
j untuk bagian
g atau komponen
p utama.
3 Gambar teknik pemasangan dan data instalasi
3 Diagram logik, diagram garis tunggal, diagram skematis
3 Kurva unjuk kerja dan kurva koreksi
3 Instruksi atau buku petunjuk pengoperasian, inspeksi dan
pemeliharaan
3 Instuksi perakitan atau pembongkaran dari peralatan atau
bagian peralatan
3 Instruksi tentangg keselamatan ((safetyy instruction).
)
9 Daftar suku cadang asli, sebagaimana disebutkan dalam kontrak

152
Lanjutan 1.5
9 Buku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yang
diuji.
9 Buku petunjuk pabrikan, tabel ataupun kurva-kurva untuk koreksi
perhitungan.
perhitungan
9 Jadwal komisioning
9 Prosedur pengujian
9 Laporan pengujian pabrik.
9 Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh
kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau
formulir
o u ya yang
g sesua
sesuai bese
beserta
ta e
evaluasinya.
a uas ya
9 Data-data lain yang diperlukan untuk pengoperasian dan
pemeliharaan unit seperti: data dan karakteristik peralatan;
diskripsi
p tentang
g berbagaig sistem bahan bakar;; sistim
pendinginan; sistem pelumasan; nilai-nilai batas suhu; nilai batas
tekanan.
a Dokumen tersebut di atas harus sudah tersedia sebelum dan selama
komisioning dilaksanakan

153
1.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING

a Secara umum pelaksanaan komisioning unit pembangkit terbagi dalam


beberapa tahap kegiatan sbb:
9 Pemeriksaan pendahuluan
9 Uji individual
9 Uji sub sistim, meliputi:
¾ Uji sequential interlock
¾ Uji proteksi
¾ Uji kontrol elektrik/pneumatik
¾ Uji
j jalan
j sistim
a Uji sistim, meliputi:
¾ Uji alat-alat pengaman/Uji jalan tanpa beban
¾ Uj
Uji lalan
a a berbeban
be beba (loading
( oad g test)
¾ Uji lepas beban (load rejection test)
¾ Pemeriksaan (inspection)
¾ Uji keandalan (reability test)
¾ Uji unjuk kerja (performance test)

154
Lanjutan 1.6

a Komisioning dimulai setelah pemasangan selesai, yaitu setelah Uji Pra


g selesai dilakukan ditandai dengan
Komisioning g diserahkannya
y Lembar
Pernyataan yang menyatakan bahwa peralatan siap untuk diuji.
Setelah komisioning selesai dan serah terima unit pembangkit dapat
dilaksanakan, mulailah masa garansi dalam kurun waktu tertentu
yang telah disepakati bersama. Setelah masa garansi berakhir,
penerimaan akhir (final acceptance) dapat dilakukan dan tanggung
jawab beralih sepenuhnya pada pemilik.

Tahap kegiatan komisioning PLTG tertera pada Lampiran 2.

155
1.7. PEDOMAN POKOK
a Pedoman Pokok yang digunakan sebagai acuan atau patokan penilaian hasil
uji instalasi pembangkit adalah sbb.:
9 Ketentuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut
spesifikasi peralatan dan yang menyangkut garansi.
9 Standar yang berlaku dan telah disepakati oleh kedua pihak
9 Sertifikat pengujian pabrik
9 Ketentuan-ketentuan dari pabrik penjualnya yang telah disepakati oleh
kedua pihak.
a Standar yang digunakan sebagai pedoman pokok atau rujukan (referensi)
dalam komisioning ini dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan urutan
prioritas penggunaan sbb.:
9 Standar Nasional Indonesia (SNI)
9 Standar Internasional (IEC dan ISO)
9 Standar lain yang disepakati atau diacu untuk desain/perencanaan
instalasi dan peralatan seperti:
¾ SPLN
¾ ASME
¾ ANSI
¾ DIN
¾ JIS
156
1.8. KETENTUAN PENILAIAN / EVALUASI

a Ketentuan penilaian atau evaluasi atas hasil-hasil pemeriksaan dan


pengujian instalasi pembangkit adalah sbb:
9 Instalasi PLTD harus memenuhi semua persyaratan yang
menyangkut keselamatan kerja dan keselamatan umum serta
persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok
Pedoman Komisioning ini.
9 Hal-hal yyang
g menyangkut
y g keandalan sistem,, instalasi Mesin
Diesel harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang
disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini
tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim
digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan
k t kt
kontraktor.

157
Lanjutan 1.8

a Dalam menilai /mengevaluasi hasil pengujian dalam komisioning,


tidak dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak
variable-variable.
variable variable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa
kesepakatan antara lain :
9 Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang
akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai
ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta
hasil akhir setiap pengujian.
9 Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan
digunakan untuk menghitung faktor kesalahan untuk
mengevaluasi
g data serta kemungkinan
g kesalahan maksimal
yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian.
Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal
yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria a pembulatan
desimal .
158
Lanjutan 1.8

3 Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat


membatalkan pengujian.
3 Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan
mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat
mengijinkan
iji k k t kt
kontraktqr untuk
t k dapat
d t melaksanakan
l k k pekerjaan
k j
tahap berikutnya.
3 Semua pihak harus sepakat mengenai besaran
besaran-besaran
besaran ataupun
batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa
peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning.
3 Semua pihak harus sepakat mengenai standard yarig digunakan
yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku
petunjuk pabrik (instruction manual)

159
1.9. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

a Semua kelengkapan atau perlengkapan yang akan dipergunakan


dalam rangka komisioning bila menyangkut konstruksi harus telah
di
dimasukkan
kk dalam
d l d i konstruksi.
desain k t k i
a Semua alat uji khususnya meter-meter, thermokopel, flow meter, trafo
arus trafo tegangan yang digunakan untuk melakukan unjuk kerja
arus,
haruslah merupakan alat standar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dengan maksimum kelas 0,5. Alat ukur ini harus sudah
dikalibrasi dan koreksinya harus sudah disiapkan.
a Kontraktor harus telah menyiapkan faktor faktor koreksi yang
diperlukan dalam perhitungan efisiensi sebelum pengujian dilakukan.
a Pengujian dianggap syah bila dihadiri oleh pihak kontraktor dan pihak
pembeli.
pembeli

160
Lanjutan 1.9

a Sebelum ujian dimulai, kontrektor diberi kesempatan untuk memeriksa

instalasi menguji,
instalasi, menguji mengadakan modifikasi atau pengaturan yang

dianggap perlu dan bila seluruh instalasi telah baik dan siap diperiksa,

kontraktor memberi tahu kepada koordinator penguji bahwa semua

atau sebagtian instalasi sudah siap diuji.

a P d setiap
Pada ti l
langkah
k h pengujian
ji perlu
l dilakukan
dil k k evaluasiterhadap
l it h d

hasilnya sehingga bila terjadi penyimpangan kontraktor dapat

melakukan suatu penyetelan kembali, modifikasi ataupun penggantian

dan kemudian pengujian diulang kembali.

161
2. KOMISIONING MESIN DIESEL

2.1. UMUM

a Sebagaig p penghasil
g tenaga,
g , turbin uap
p merupakan
p alat yyang
g sangat
g p penting
g
untuk diperiksa, baik tentang pemasangan maupun keandalan dalam operasi.
Hal ini perlu untuk menjaga keselamatan dari alat itu sendiri maupun
keselamatan manusianya. y Diesel merupakan
p mesin yyang
g harus memutar rotor
generator dengan kecepatan tetap dalam keadaan berbeban maupun tidak
untuk menjamin mutu listrik yang dihasilkan generator memenuhi persyaratan
yyaitu frekuensi dan tegangannya
g g y harus tetap.
p Diesel harus mampu p menerima
atau melepas beban tanpa mengalami kegagalan.
Disamping itu pelumasan merupakan hal yang dominan pada mesin mesin
yyang
g berputar
p seperti
p Diesel. Kalau p
pelumasan g
gagal,
g , maka g gagallah
g semua
komponen-koniponen dalam Diesel, sebaliknya jika pelumasan baik, maka
komponen-komponen dalam sistem Diesel akan lebih tahan lama.
Dengan
ga d demikian
a p pelumasan
u a a ini juga memerlukanu a p pengujian
guj a ya
yangg cukup
u up
ketat.

162
2.2. RUANG LINGKUP

a Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning Mesin Diesel baru


dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan sarana penunjang
Mesin Diesel tersebut.
a Pedoman ini berlaku jjuga
g untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul)
sistem Mesin Diesel baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun
oleh pihak ketiga (kontraktor).
a Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis antara
pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau
pengecualian,

163
2.3. MAKSUD DAN TUJUAN

a Pedoman komisioning Mesin Diesel dan alat bantu ini dimaksudkan


sebagai:
3 Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan
sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning Mesin
Diesel di seluruh Indonesia,
Indonesia khususnya mesin diesel pada pusat
pusat-
pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
3 Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung
jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan
jadual yang ditetapkan,
ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan.
jawabkan
3 Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang
atau kontrak pembelian perlengkapan Mesin Diesel dan alat
bantunya.

164
2.4. PENGERTIAN

a Sistem Mesin Diesel.


Adalah kesatuan beberapa sub sistem yang tersusun dalam tata
hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung
di dalam gas betekanan dan bersuhu tinggi berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar minyak menjadi energi mekanis untuk
memutar generator.
generator

a Subsistem
Ad l h rangkaian
Adalah k i b b
beberapa peralatan
l t i di id l yang merupakan
individual k
bagian dari sistem mesin diesel .yang tersusun dalam tata hubungan
j dan mempunyai
kerja p y fungsi
g tertentu. Contoh-contoh subsistem
turbin gas : Subsistem pelumas, Subsistem air pendingin, Subsistem
kontrol.

165
Lanjutan 2.4

a Peralatan individual.
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem mesin diesel yang ditinjau
secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh Contoh-contoh
contoh peralatan
individu:pompa air pendingin, radiator, alat pemindah kalor,
katup/keran angin.

a Komisioning Mesin Diesel.


Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat
pemasangan selesai (Construction
(Const ction essentially
essentiall complete) sampai saat
"Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari
kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan
g melaksanakan kegiatan
g
pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem
untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan
d keandalan
dan k d l operasi.
i

166
2.5. INSPEKSI & PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PLELIMINARY INSPECTION)
a Dalam
D l pemeriksaan
ik pendahuluan,
d h l h l h l yang diperiksa
hal-hal di ik yaitu:
it data
d t spesifikasi
ifik i
peralatan, kelengkapan peralatan, kesesuaian peralatan termasuk tanda-
tanda, sertifikat/laporan hasiluji, hasil pemasangan dan pemeriksaan hasil
rehabilitasi (kalau ada).
ada)
Peralatan yang diperiksa meliputi:
9 Peralatan mekanis.
9 Peralatan listrik.
9 Perlengkapan kendali dan instrumen.
Sebelum suatu alat/sistem siap untuk diuji, maka terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan/ pengujian terhadap konstruksi a.l.:
¾ Hasil pengelasan,
¾ Pekerjaan mekanis,
¾ Pekerjaan listrik,
¾ Kebersihan,
K b ih
¾ Kelurusan ,
¾ Kelonggaran,
¾ Kawat mengawat,
mengawat
¾ Arah putaran,
¾ Pemipaan
167
2.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)
a Peralatan yang mengalami uji individu yaitu:
3 Mesin Diesel.
Pengujian meliputi:
¾ Kepala
K l silinder
ili d komplit
k lit
¾ Blok mesin
¾ Karter
¾ Poros engkol komplit
¾ Torak dan batang torak
¾ Sistem pengaturan waktu
¾ Sistem pengaturan putaran
¾ Sistem gas buang/udara masuk
¾ Sistem bahan bakar minyak
¾ Sistem p pendingin
g torak.
3 Bahan bakar.
Pengujian meliputi:
¾ Bahan bakar minyak
¾ Tangki harian minyak
¾ Pompa sirkulasi minyak
168
Lanjutan 2.6
¾ Pompa pengisian minyak
¾ Saringan-saringan
¾ Pompa batu tangan/listrik
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing gasket dan seal.
Packing, seal
9 Pelumas.
Pengujian meliputi:
¾ Minyak pelumas
¾ Tangki harian minyak pelumas
¾ Pompa utama minyak pelumas
¾ Pompa pelumas katup
¾ Pompa pelumas tabung silinder
¾ Alat p pemindah kalor (heat
( exchanger)
g )
¾ Radiator
¾ Saringan-saringan
169
Lanjutan 2.6
¾ Saringan saringan
Saringan-saringan
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Air pendingin.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin mesin (fresh water/raw water)
¾ Tangki air pendingin mesin
¾ Pompa utama air pendingin mesin
¾ Pompa bantu air pendingin mesin
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Menara
M pendingin
di i (cooling
( li tower))
¾ Pemancar air pendingin
¾ Water treatment unit
¾ Pipa-pipa
Pipa pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
170
Lanjutan 2.6
9 Pendingin pengabut
pengabut.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin pengabut
¾ Tangki air pendingin pengabut
¾ Pompa air pendingin pengabut
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa
Pipa-pipa
pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Pendingin katup.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin katup
¾ Tangki air pendingin katup
¾ Pompa air pendingin katup
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
171
Lanjutan 2.6
3 Starter.
Pengujian meliputi:
¾ Kompresor treatment unit
¾ Botol angin
¾ Selenoid
¾ Katup/keran angin
¾ Pipa-pipa angin
¾ Per engkol mekanik
¾ Motor starter
¾ Baterai starter
¾ Motor bensin starter.
9 Gas buang/udara masuk.
P
Pengujian
ji meliputi:
li i
¾ Gas buang
¾ Sambungan pipa elastis (flexible joint)
¾ Peredam suara (silincer)
¾ Saringan udara masuk
¾ Minyak di saringan udara masuk
¾ Baut-baut, mur
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Derek gantung ruang diesel
9 Peralatan lainnya yang termasuk kontrak.
172
2.7. UJI SUB SISTEM

a Pada umumnya pengujian suatu sub sistem dapat terdiri dari satu atau
lebih mata uji lain:
3 Uji pembebanan pompa, fan atau kompresor, motor penggerak
meliputi: pengukuran temperatur bantalan dan tutup turbin,
pengukuran vibrasi, uji bising, pengukuran tekanan, pengukuran
jjumlah aliran fluida.
3 Uji operasional terhadap semua peralatan yang bersangkutan dan
bekerja secara terpadu dengan subsistem tersebut.
3 Pembilasan terhadap minyak pelumas (tube oil), oil) minyak perapat
(seal oil), sistem air (water system).
3 Uji urutan dan saling kunci (interlock and sequential test).
3 Uji injeksi primer (primary injection test).
test)
3 Uji indikasi elektris/pneumatik, pengukuran dan loop kontrol
(electrical/pneumatic indication,
3 metering i and d controll loop
l test).
)
3 Uji simulasi (simulation test).
173
2.8. UJI SISTEM MESIN DIESEL

a Pengujian sistem mesin diesel terdiri dari satu atau lebih mata uji
antara lain:
3 Uji hampa (vacuum test).
3 Uji jalan awal dan putaran (initial run and rolling test).
3 Uji governor/pengatur putaran (governor test).
test)
3 Uji saling kunci turbin generator (turbine generator interlock
test).
3 Uji tegangan pembangkitan generator (generator built up
voltage test).
3 Uji hubung pendek (short circuit test).
test)
3 Uji mulai turbin otomatis (automatic turbine start up test).

175
2.9. LAPORAN

a Laporan komisioning Mesin Diesel memuat hasil pemeriksaan dan


pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang
menggantung dan alat-alat yang masih harus diganti oleh
kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning Mesin Diesel memuat
data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian peralatan
individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan
oleh kontraktor dan Tim komisioning.

p
Laporan ini merupakan
p bagian
g dari Laporan
p Komisioning
g PLTD.

176
3. 3.GENERATOR DAN
KOMISIONING GENERATOR EKSITASI
DAN EKSITASI

3.1. UMUM

a G
Generator
t d
dan E it i adalah
Esitasi d l h bagian
b i d i sistem
dari i t k li t ik
kelistrikan yang

sangat vital dari suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah

yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.

Keadaan beroperasi suatu generator ditentukan mulai dari

perencanaan yang baik, termasuk pemilihan spesifikasi desain,

pomasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan. Pengujian

adalah suatu tahap proses dari rangkaian tahap proses, mulai dari

pembangunan sampai dengan serah terima suatu instalasi.

177
3.2. RUANG LINGKUP.

a Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning generator baru


dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan sarana
penunjang generator tersebut.

a Pedoman
edo a ini be
berlaku
a u juga u
untuk
u se
setiap
ap pe
pemeriksaan
e saa be berkala
aa
(overhaul) sistem generator baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri
maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).

a Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis


antara pihak
pihak-pihak
pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan
atau pengecualian,

178
3.3. MAKSUD DAN TUJUAN

a Pedoman komisioning generator dimaksudkan sebagai:


3 Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan
sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning generator di
seluruh Indonesia, khususnya generator pada pusat-pusat
pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
PKUK
3 Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung
jjawab masing-masing,
g g, termasuk tanggung
gg g jjawab p
pelaksanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan
jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.
3 Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang
atau kontrak pembelian perlengkapan generator dan Alat
B t
Bantunya.

179
3.4. PENGERTIAN

a Sistem Generator .
Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata
hubungan
g kerja
j berfungsi
g untuk mengubah g energi
g mekanis yyang
g
diterima pada poros rotor dari turbin uap menjadi energi listrik.

a Subsistem Generator
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan
bagian dari sistem generator yang tersusun dalam tata hubungan
kerja
j dan mempunyai
p y fungsi
g tertentu. Contoh-contoh subsistem
generator : Sistem pembumian,sistem pengaman dan kontrol,
peralatan bantu, perlengkapan.

a Peralatan individual.
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau
secara mandirl sesua fungsinya.
fungsinya Contoh
Contoh-contoh
contoh peralatan individu:
Motor AC/DC, Panel, Batere, Relay pengaman.
180
Lanjutan 3.4

a Komisioning generator.
Adalah rangkaian
g kegiatan
g yyang
g terus menerus,, dimulai sejak
j saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat
"Serah terima" ((taking
g over)) dengan
g tujuan
j membawa sistem dari
kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan
pemeriksaan,, p
p pembersihan,, uji
j individu,, uji
j subsistem dan uji
j sistem
untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan
dan keandalan operasi.
p

181
3.5. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY INSPECTION)

a Pemeriksaan Secara Visual


Pemeriksaajn secara visual ini ditujukan untuk mengetahui apakah
semua perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak.
Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan dalam
kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan.

a Pengecekan Pemasangan.
Pengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannya
telah terdapat kecocokan dengan gambar. rencana serta peraturan-
peraturan yang berlaku.
berlaku

182
3.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)

a Uji Individual
I di id l Generator
G t Utama.
Ut
a Disamping pemeriksaan sifat tampak sebagaimana diutarakan di atas,
minimal generator harus diuji sbb :
3 Pengukuran resistans isoloasi
3 Pengukuran resistans belitan
3 Pengukuran
g tangen
g delta
3 Uji tegangan tinggi.
a Kecuali itu dapat dilakukan juga pengujian lainnya seperti:
3 Uji kerja rem rem (brake operation test)
3 Pengecekan dudukan rotor (rotor jack operation check)
3 Uji corona (corona test)
3 Uji sistim pemadam kebakaran
kebaka an (test of fire
fi e extinguishing
e ting ishing
system)
3 Pengecekan rele indikator minyak pelumas generator
3 Pengecekan
P k kerja
k j pompa pelumas
l
3 Kalibrasi peralatan ukur suhu
183
Lanjutan 3.6
a Uji Individual Peralaton bantu dan perlengkapan Generator lainnya.
lainnya
Suatu unit generator dapat beroperasi dengan baik apabila peralatan bantu
serta perlengkapannya berfungsi sebagaimana diinginkan.Untuk mengetahui /
memastikan apakah
p peralatan bantu serta p
p perlengkapannya
g p y dapat
p berfungsi
g
sebelum dioperasikan, haruslah diaktifkan terlebih dahulu pengujian serta
pengukuran dari pada alat tersebut secara individual.
Pengujian peralatan dan perlengkapan generator mencakup hal lain sebagai
berikut:
3 Relay Pengaman a.l. :
Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antara lain:
¾ Relay arus lebih (OCR)
¾ Relay diferential trafo & generator
¾ Relay ganguan tanah terbatas (REF)
¾ Relay tanah
¾ Relay tegangan kurang (VUR)
¾ Relay pengatur tegangan (AVR)
¾ Relay diferential kabel
¾ Relay severse power
184
Lanjutan 3.6
9 Peralatan bantu
¾ Motor AC dan DC
¾ Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran tahanan
isolasi dan belitan serta unjuk kerja motor.
motor
¾ Batere dan Sistem pengisi batere
Pengujian yang diberikan meliputi uji pengisian batere
dan kapasitas batere.
batere
¾ Panel Tegangan Rendah
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan
pentanahan,
t h sistem
i t i t l k indikator
interlock, i dik t d
dan pengukuran
k
tahanan isolasi relai.
9 Perlengkapan a.l. tahanan Netral Generator.
9 Pengujian yang dilakukaan, meliputi pemeriksaan
penyambungan dan pengukuran nilai tahanan.
9 Sistem Relayy Pengaman
g
9 Sistem peralatan untuk Start (Starting device system)
9 Sistem eksitasi
185
Lanjutan 3.6
a Uji Individual terhadap peralatan utama Pusat Pembangkit lainnya :
3 Trafo Tegangan:
¾ Pengukuran resistan isolasi
¾ Uji perbandingan belitan
¾ Uji polaritas
¾ Pengukuran kapasitan
3 Trafo Arus :
¾ Pengukuran resistan isolasi isolasi
¾ Uji perbandingan belitan
¾ Uji polaritas
¾ Angka arus lebih (Over current factore/N Number)
¾ Pengukuran tahanan belitan
¾ Pengukuran lengkung kemagnitan
¾ Pengukuran beban (Burden measurement)
3 Saklar Tegangan Tinggi:
¾ Pengukuran tahanan kontak utama
186
Lanjutan 3.6

9 P
Penangkap
k P Petir
ti
¾ Pengukuran tahanan isolasi
9 Pemutus Tenaga/daya:
¾ Uji mekanis
¾ Uji tahanan kontak utama
¾ Uji tegangan kerja dalam keadaan kering
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Uji waktu hubung (Closing time test)
¾ Uji waktu buka (Opening time test)
¾ Uji hubung – buka (trip free operation test)
¾ Uji ketidaksesuaian fasa.
¾ Uji operasi
ope asi dengan tekanan dan suplai
s plai tegangan minimum
minim m
(85% tegangan pengenal suplai)
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal
¾ Uji operasii dengan
d tekanan
t k dan
d suplail i tegangan
t
maksimum (110% tegangan pengenal suplai .
187
Lanjutan 3.6

3 Penangkap Petir :
¾ Pengukuran tahanan isolasi
3 Pemutus Tenaga/daya:
g y
¾ Uji mekanis
¾ Uji tahanan kontak utama
¾ Ujij tegangan
g g kerja j dalam keadaan kering g
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Uji waktu hubung (Closing time test)
¾ Uji waktu buka (Opening time test)
¾ Uji hubung – buka (trip free operation test)
¾ Uji ketidaksesuaian fasa.
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan minimum
(85% tegangan pengenal suplai)
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal
¾ Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan
maksimum (110% tegangan pengenal suplai .
188
Lanjutan 3.6

9 Kapasitor Tenaga :
¾ Pengukuran kapasitans dan keluaran

9 Kabel minyak atau kabel berisolasi gas tekan dan


perlengkapannya:
¾ Uji tegangan tinggi
¾ Uji aliran minyak
¾ Uji tekanan gas

189
3.7. UJI SUBSISTEM

a Pengukuran tahanan Pembumian (pentanahan)


Dilaksanakan pengukuran tahanan tanah pada generator. Disamping itu
dicek seluruh perlengkapan yang harus ditanahkan, apakah telah
ditanahkan dengan baik.
a Pengujian fungsi sistem pengaman dan kontrol
Untuk lebih meyakinkan
y apakah
p semua pperalatan kontrol dan p
pengaman
g
telah tersambung dengari baik, maka semua perlengkapan dioperasikan
(sebelum diberi tegangan) dari standar hubungan maupun ruang kontrol
termasuk uji jatuh (trip test) relai-relai yang bersangkutan untuk
memastikan bahwa semua peralatan dan sinyaling telah berfungsi dengan
semestinya.
a Pengukuran Tahanan Isolasi / Dielektrik.
Pengujian tahanan isolasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolasi
untuk menahaan tegangan tidak tembus pada suatu harga tertentu.
Sesuai dengan karakteristik yang dipakai secara ringkas pengujian ini
untuk mengetahui kualitas isolasi yang digunakan.

190
Lanjutan 3.7

a Relai Pengaman
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan rangkaian pengawasan
dari trafo arus dan trafo tegangan,
tegangan pemeriksaan tegangan catu daya
bantu (DC).
Relai pengaman generator beserta perlengkapannya terdiri dari :
3 Relai generator differential
3 Relai transformer differential
3 R l i kabel
Relai k b l differential
diff ti l
3 Relai unit Aux.transformer differential
3 Relai starting
g earth fault
3 Relai revere power
3 Relai minimum inpedance
3 Relai overcurrent dan overvoltage

191
Lanjutan 3.7

9 Relai negatip phase sequence

9 Relai underfrequency

9 Relai overvoltage

9 Relai tegangan kurang (VUR)

9 Relai pengatur tegangan (AVR)

9 Relai minimum reactance

9 Relai gangguan tanah terbatas (REF)

9 Relai motor earth fault

9 Relai stator earth fault

9 Overfleex alarm

9 Overfleex trip
192
3.8. UJI SISTEM GENERATOR

a Sistem peralatan untuk Start (Starting device system)


Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian individu peralatan dan
pemeriksaan
ik arus kerja.
k j

a Sistem eksitasi
3 Trafo eksitasi
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tahanan isolasi
belitan primer dan sekunder,
sekunder pemeriksaan rangkaian kontrol dan
sistem pengaman,
3 Automatic Voltage Regulator
Penyetelan dari kalibrasi AVR dilakukan berdasarkan buku
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

193
3.9. LAPORAN

a Laporan komisioning Generator dan Eksitasi memuat hasil


pemeriksaan dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun
hal-hal yang menggantung dan alat-alat yang masih harus diganti
oleh kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning Generator dan Eksitasi
memuat data/hasil
d /h l pengamatan atau pengukuran
k selama
l pengujian
peralatan individual, sub sistim maupun sistim, yang pencatatannya
disaksikan oleh Kontraktor dan Tim Komisioning.
Komisioning
Laporan komisioning Generator ini merupakan bagian dari Laporan
Komisioning PLTD.

194
4. KOMISIONING BAY TRAFO GENERATOR

4 1 UMUM
4.1.
4. BAY TRAFO GENERATOR

a Bay trafo generator bagian dari sistem pembangkit tenaga listrik yang
berfungsi menaikkan tegangan generator sebelum daya listrik
dit ansmisikan Dengan demikian perlu
ditransmisikan. pe l juga
j ga dilakukan
dilak kan pengujian.
peng jian

195
4.2. RUANG LINGKUP

a Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning bay trafo


generator baru dengan
g g berbagai
g kapasitas
p termasuk alat bantu
dan sarana penunjang bay trafo generator tersebut.

a Pedoman ini berlaku


be lak juga
j ga untuk
nt k setiap pemeriksaan
peme iksaan berkala
be kala
(overhaul) sistem bay trafo generator baik dilaksanakan oleh
pengelola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
(kontraktor)

a Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis


antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan
atau pengecualian,

196
4.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Pedoman komisioning bay trafo generator dimaksudkan sebagai:


a Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan sebagai
pegangan untuk melaksanakan komisioning bay trafo generator di
seluruh Indonesia, khususnya generator pada pusat-pusat pembangkit
baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
PKUK

a Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung jawab


masing-masing,
masing masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan dan
penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan jadual
yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.

a Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau


kontrak pembelian perlengkapan bay trafo generator dan Alat
B t
Bantunya.

197
4.4. PENGERTIAN

a Sistem Bay Trafo generator.


Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata
hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi listrik dengan
tegangan generator menjadi energi listrik dengan tegangan yang
lebih tinggi atau lebih rendah untuk disalurkan.

a Subsistem Bay Trafo Generator.


Generator
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan
bagian dari sistem Bay Trafo generator, yang tersusun dalam tata
h b
hubungan k j dan
kerja d mempunyaii fungsi
f i tertentu.
t t t C t h
Contoh-contoh
t h
subsistem Bay Trafo Generator: subsistam proteksi, subsistem
pembumian.

a Peralatan individual
Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem Bay Trafo Generator yang
ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya.
fungsinya Contoh-contoh peralatan
individual: Relai Buchholz, Panel trafo, Pemutus tenaga.
198
Lanjutan 4.4

a Komisioning Bay Trafo Generator.


Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat
"Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari
kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan
pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem
untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan
dan keandalan operasi.

199
4.5. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY INSPECTION)

a Pemeriksaan Secara Visual


Pemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakah
perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan
dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, serta sesuai
dimensinya misalnya berkarat,
berkarat pecah ataupun retak/terkelupas.
retak/terkelupas
a Pengecekan Pemasangan
Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah
terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturan-
peraturan yang berlaku.
a Pemeriksaan rangkaian Primer
Pemeriksaan rangkaian primer dilaksanakan untuk menentukan
apakah pemasangan telah sesuai dengan gambar-gambar rencana
serta berfungsi dengan benar.
benar

200
4.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)

a Pengujian
P ji Trafo
T f Arus
A
Pengujian Trafo arus dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual
dan pengujian karakteristik.
P
Pemeriksaan
ik visual
i l antara lain
l i pemeriksaan
ik papan nama,
pemasangan, keadaan Bushing/isolator dan pemasangan kawat
pentanahan.
Pengujian karakteristik antara lain adalah pemeriksaan rasio,
pemeriksaan polaritas pemeriksaan lengkung kemagnetan,
pengukuran tahanan searah, pengukuran tahanan isolasi dan
pengujian tegangan tinggi.

a Pengujian Trafo Tegangan.


Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual antara lain memeriksa papan nama, pemasangan, keadaan
bushing/isolator dan pemasangan kawat pentanahan.
Sedangkan perigujian karakteristik antara lain pemeriksaan polaritas,
polaritas
pemeriksaan rasio, dan pengujian tegangan
201
Lanjutan 4.6

a Pengujian
P ji Trafo
T f Tenaga
T
Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual, pengujian karakteristik, Pengujian kerja dari alat bantu dan
pemeriksaan tahanan pentanahan.
3 Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari pada
trafo yang mencakup:
trafo,
¾ Pencatatan papan nama
¾ Tangki dan radiator
¾ Kondesi
K d i isolator/bushing
i l t /b hi
¾ Perlengkapan (pengaman tekanan lebih & konservator)
¾ Termometer
¾ Panel Trafo
¾ Peralatan Penyadap
¾ Pentanahan
¾ Pengunci terhadap pondasi
202
Lanjutan 4.6
3 Sedangkan pengujian karakteristik antara lain mencakup :
¾ Pengujian ketahanan dielektrik dan tegangan tembus
minyak
¾ Pengecekan rasio
¾ Pengecekan kelompok hubungan
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran arus eksitasi sadapan
¾ Pengujian tegangan tinggi
3 Untuk pengujian kerja dan alat bantu mencakup hal-hal sbb :
¾ Relai Bucholz
¾ Termometer
¾ Kipas angin
¾ Pompa sirkulasi minyak
¾ Peralatan sadapan
¾ Relai tekanan lebih tangki utama
¾ Relai telkanan lebih sadapan
¾ Relai oil level
203
Lanjutan 4.6
3 Pemeriksaan tahanan pentanahan antara lain :
¾ Pencatatan papan nama
¾ Penempatan
¾ Isolator
¾ Hantaran
¾ Kotak Terminal
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran tahanan pentanahan
¾ Pengecekan trafo arus yang terpasang.
a Pengujian Pemutus Tenaga
Pengujian pemutus tenaga dilakukan dengan cara pemeriksaan visual dan
pengujian
ji karakteristik.
k kt i tik
Pemeriksaan visual antara lain memeriksa papan nama pemasangan, bushing,
terminal tangki, katup-katup, kontak pemisah, serta relai dan panel kontrol Iokal.
Pengujian karakteristik antara lain adalah pengukuran tahanan isolasi,
pengukuran waktu buka dan tutup, pengukuran waktu trilp free, analisa
kecepatan kontak, pengukuran tahanan kontak, pemeriksaan tegangan
keria umpan buka dan tutup, pemeriksaan kerja dari remote, pemeriksaan fungsi
kontak bantu, pemeriksaan indikasi buka/tutup, pengujian tegangan tembus
bahan isolasi (minyak/gas ) , pengujian kebcoran bahan isolasi, dan pengujian
tegangan tinggi.
204
Lanjutan 4.6
a Pengujian Pemisah
3 Pengujian pemisah dilaksanakan dari pemeriksaan visual dan
dari pengujian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lain
memeriksa :
¾ Papan nama
¾ Pemasangan
¾ Bushing
¾ Panel kontrol lokal
¾ Pemasangan kawat pentanahan
3 Pengujian Karakteristik antara lain :
¾ Pengukuran tahanan isolasi
¾ Pengukuran
g tahanan kontak
¾ Pemeriksaan kerja dari lokal secara mekanis dan elektris
¾ Pemeriksaan interlok mekanis dan elektris
¾ Pemeriksaan fungsi kontak bantu
¾ Pemeriksaan indikasi buka/tutup
¾ Pengujian tegangan tinggi
205
Lanjutan 4.6

a Pengujian Penangkal Petir


Pengujian penangkal petir dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan pengujian karakteristik.
karakteristik
Pemeriksaan visual antara lain memeriksa :
p nama
9 Papan
9 Pemasangan
9 Bushing
9 Hantaran
9 Kotak terminal
9 Pemasangan
P k
kawat
t pentanahan
t h
Pengujian karakteristik antara lain :
9 Pengukuan tahanan isolasi
9 Pemeriksaan kerja penghitung kerja
206
Lanjutan 4.6

a Pengujian Relay Pengaman


Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan p
pengujian
g j karakteristik. Pengujian
g j karakteristik antara lain :
3 Relai arus lebih (OCR)
3 Relai diferensial trafo
3 Relai ggangguan
gg tanah terbatas ((REF))
3 Relai tanah (GFR)
3 Relai tegangan kurang (UVR)
3 Rela.i pengatur tegangan (AVR)
3 Relai diferensial kabel
a Pemeriksaan Meter
P
Pemeriksaa
ik meter
t dil k
dilaksanakan
k cara pemeriksaan
ik visual
i l d
dan
pemeriksaan unjuk kerja meter-meter yang diperiksa antara lain
3 Ampere meter
3 Voltl meter
3 Watt meter
207
Lanjutan 4.6

3 VAR meter
3 KWH meter
3 KVARH meter
3 Cos dan meter
3 Freq meter

a Pengujian kabel tegangan tinggi


Pengujian kabel tegangan tinggi dilaksanakan dengan cara
pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik.
karakteristik
3 Pengujian karakteristik antara lain:
3 Pengukuran tahanan isolasi
3 Pengujian tegangan tinggi
3 Pengujian fungsi relai isolasi

208
4.7. UJI SUBSISTEM

a Pemeriksaan Rangkaian Sekunder


Rangkaian sekunder yang diperiksa adalah rangkaian arus dan
rangkaian tegangan.
tegangan Pemeriksaan rangkaian arus antara lain
memeriksa :
3 Rangkaian meter
3 Rangkaian relai
3 Pengujian dengan injeksi sekunder
Pengukuran beban rangkaian Pemeriksaan rangkaian tegangan antara
lain :
3 Rangkaian meter
3 Rangkaian relai
3 Pemeriksaan rangkaian sinkronisasi
3 Pengukuran beban rangkaian

209
Lanjutan 4.7

a Pengujian rangkaian pengaman dari kontrol


Pengujian rangkaian pengaman dan kontrol antara lain menguji :
3 Trip pengaman dan interlock
3 Kontrol lokal (dari gedung kontrol) dan interlock
3 Kontroll remote dan
d f l
fasilitas Scada
d (rangkaiarn
( k telemeter,
l
rangkaian telesinyal, rangkaian telekontrol)
3 Sistem alarm
a Percobaan pemberian tegangan antara lain :
3 Pemeriksaan urutan fase
3 Pengukuran in rush current
g
3 Pengamatan setelah p
pengujian
g j tegangan
g g

210
4.8. LAPORAN

a Laporan komisioning Bay Trafo Generator memuat hasil pemeriksaan


dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang
menggantung dan alat-alat yang masih harus diganti oleh
kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning Bay Trafo Generator
memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian
peralatan individual, sub-sistim maupun sistim, yang pencatatannya
disaksikan oleh Kontraktor dan Tim Komisioning.
Laporan ini merupakan kelengkapan dari Laporan komisioning PLTD.

211
5. UNJUK KERJA PLTD

5 1 UMUM
5.1.

a Setelah seluruh pengujian individu, subsistem maupun sistem dilakukan, maka


pengujian yang terakhir yaitu pengujian unjuk kerja. Peralatan yang dijalankan
bukan asal beroperasi saja, namun bagaimana unit pembangkit tersebut dapat
menghasilkan efisiensi yang maksimum. Untuk itu perlu dilakukan uji unjuk
kerja
Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihak pembuat
kepada pemesan Yang diperlukan dalam serah terima tersebut adalah
prosedur untuk menentukan efisiensi teknis, dengan cara melakukan
pengukuran-pengukuran
k k secara langsung
l d
dengan membandingkan
b d k energi
panas yang diperlukan dengan energi yang dihasilkan, beserta sejumlah
kerugian-kerugian yang terdapat pada proses pembakaran dan sisa-sisa
pembakarannya.
Bila hasil pengukuran tersebut tidak meyakinkan, maka dilakukan
pengukuran-pengukuran secara langsung terhadap energi panas yang
dibutuhkan atau energi yang dihasilkan dengan ketelitian yang diharapkan,
makak diberikan
dib ik pedoman-pedoman
d d untuk
t k mengevaluasi
l i efisiensi
fi i i dengan
d
metode pengukuran-pengukuran panas.

212
5.2. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

a Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja mesin diesel dan
unjuk kerja generator.
Dalam PLTD,, p
pengujian
g j ini dimaksudkan untuk p pengujian
g j unjuk
j kerjaj
dalam rangka penentuan :
3 Effisiensi
3 Kapasitas
3 Karakteristik lain yang berkaitan dengan operasi misalnya
temperatur, tekanan, dll.
Dalam mesin diesel,
diesel untuk melakukan verifikasi terhadap data
data-data
data
yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.
Pengujian tersebut umumnya melakukan verifikasi terhadap data
yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:
3 Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh diesel
3 Kebutuhan bahan bakar minyak
3 Pengaturan kecepatan
3 Pengoperasian peralatan pengatur darurat
213
Lanjutan 5.2

a Pengujian unjuk kerja generator dimaksudkan agar generator pada


waktu beroperasi dapat langsung dihubungkan dengan unit
generator yang lain serta dapat memikul beban secara bersama-
sama.
Untuk kerja paralel generator dengan unit/sistem lainnya, pengukuran
yang perlu dilakukan adalah pengukuran tegangan sistem, frekuensi
dan urutan fasanya.

214
5.3. PROSEDUR PENGUJIAN

a Uji unjuk kerja Unit Mesin Diesel – Generator adalah sbb.:


9 Mesin Diesel.
¾ Uji kapasitas
k it pembangkit
b kit (NDC test)
t t)
¾ Uji konsumsi bahan bakar spesifik
¾ j p
Uji plant heat rate
¾ Pengukuran daya keluaran mekanis (output)
¾ Pengukuran daya listrik
¾ P
Pengukuran
k temperatur
¾ Pengukuran putaran
¾ g
Pengukuran tingkat
g bising
g
¾ Pengukuran difleksi poros engkol
¾ Pengukuran emisi dan partikel gas buang (SO2, NO2 dan
partikel)

215
Lanjutan 5.3

a Unit Diesel - Generator


Pengujian ini terdiri dari beberapa tahap uji.
3 Uji Sinkronisasi
Uji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa
rangkaian pengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung
dengan benar, sehingga perintah naik turunnya frekuensi
(putaran turbin) dan tegangan generator dapat dikendalikan
secara otomatis.
otomatis
Urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagai berikut :
¾ Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PT Generator dan
PT Bus .
¾ Pemeriksaan putaran fasa
¾ Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi
saat pemasukan PMT
216
Lanjutan 5.3

3 Uji Operasi Pembebanan (load test)


Adalah untuk membuktikan semua karakteristik operasi
pembebanan (besaran
(besaran-besaran
besaran suhu, aliran dan listrik) turbin
turbin-
generator berjalan normal.
¾ Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan penurunan
beban secara normal dengan sistem kendali pada posisi
“Load Limit Control” di panel control.
¾ Uji perpindahan posisi kendali (control mode change over)
secara normal dari posisi governor control ke posisi load
limit control pada panel control.
¾ Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan
beban puncak sesuai batasan suhu udara masuk
kompresor.
kompresor
¾ Uji shut down unit.
217
Lanjutan 5.3

9 Uji Lepas Beban.


Adalah untuk mengetahui keandalan unit turbin generator yaitu
tetap dapat beroperasi tanpa beban dengan mode pengendalian
“governor”
governor saat generator tiba
tiba-tiba
tiba kehilangan beban. Uji
lepas beban dilakukan dengan membuka PMT

9 Uji Keandalan Unit


Dilakukan dengan memberikan pembebanan dalam jangka
waktu tertentu (minimal 10 hari) secara terus menerus.

218
5.4. LAPORAN

a Laporan pengujian unjuk kerja memuat hasil pengujian unjuk kerja

serta kekurangan-kekurangannya. Laporan pengujian unjuk kerja

memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian

unjuk kerja, baik untuk peralatan individual, subsistem maupun

sistem yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan Tim


sistem,

komisioning. Laporan uji unjuk kerja ini merupakan bagian dari

Laporan Komisioning PLTD.

219
6. KOMISIONING INSTALASI LISTRIK LAINNYA.

6.1. UMUM

a I t l i
Instalasi li t ik
listrik yang di k d
dimaksud adalah
d l h i t l i
instalasi li t ik
listrik untuk
t k
penerangan dan instalasi daya untuk menunjang kegiatan
pembangkitan.
b kit I t l i
Instalasi i i
ini t
terpasang pada
d b
bangunan utama
t
pembangkit listrik dan bangunan lainnya yang ada pada pusat
pembangkit
b kit seperti
ti bangunan
b untuk
t k kantor,
k t b
bengkel,
k l gudang,
d dll
dll.
Instalasi listrik penunjang ini juga harus aman dan andal agar tidak
menggangg proses
mengganggu p oses pembangkitan.
pembangkitan
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kebenaran pemasangan
perlu diperiksa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
berlaku

220
7. LAPORAN KOMISIONING PLTD

a Laporan komisioning PLTD memuat hasil pemeriksaan dan pengujian


serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang menggantung
dan alat-alat yang masih harus diganti oleh kontraktor/fabrikan.
Laporan komisioning PLTD memuat data/hasil pengamatan atau
pengukuran selama pengujian peralatan individual, subsistem
maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan
Tim komisioning dan Tim komisioning, perhitungan-perhitungan
unjuk kerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang
disepakati.

231
8. LAMPIRAN
FORMULIR IHTISAR HASIL PENGUJIAN DIESEL PLTD

No MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL


UJI
1. a Inspeksi dan Pemeriksaan Pendahuluan (Preliminary Berdasarkan Berdasarkan
Inspection). pasal/ayat pasal/ayat
9 Pemeriksaan: kontrak No. kontrak No.
¾ data spesifikasi
p peralatan,
p dan Standar dan Standar
¾ kelengkapan peralatan, ………… serta ………… serta
¾ kesesuaian peralatan termasuk tanda-tanda, referensi yg referensi yg
sertifikat/laporan hasil uji, disepakati. disepakati.
¾ hasil pemasangan dan pemeriksaan hasil rehabilitasi
(kalau ada).
9 Peralatan yang diperiksa meliputi:
¾ Peralatan mekanis
mekanis.
¾ Peralatan listrik.
¾ Perlengkapan kendali dan instrumen.
9 Pemeriksaan/pengujian terhadap konstruksi a.l.:
¾ Hasil pengelasan
¾ Pekerjaan mekanis
¾ Pekerjaan
e e jaa listrik
s
¾ Kebersihan
¾ Kelurusan dan kelonggaran
¾ Kawat mengawat
¾ Arah putaran
¾ Pemipaan
a Uji Individu (Individual test)
9 M i Diesel.
Mesin Di l
Pengujian meliputi:
¾ Kepala silinder komplit
¾ Blok mesin
¾ Karter
¾ Poros engkol komplit
¾ Torak dan batang torak
¾ Sistem pengaturan waktu
¾ Sistem pengaturan putaran
¾ Sistem gas buang/udara masuk
¾ Sistem bahan bakar minyak
Sistem pendingin torak.
¾
232
Lanjutan 8
No MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL
UJI

9 Bahan bakar. Berdasarkan Berdasarkan


Pengujian meliputi: pasal/ayat pasal/ayat
¾ Bahan bakar minyak kontrak No. kontrak No.
¾ Tangki harian minyak dan Standar dan Standar
¾ Pompa sirkulasi minyak ………… serta ………… serta
¾ Pompa pengisian minyak referensi yg referensi yg
¾ Saringan-saringan disepakati. disepakati.
¾ Pompa batu tangan/listrik
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Pelumas.
Pengujian meliputi:
¾ Minyak pelumas
¾ Tangki harian minyak pelumas
¾ Pompa utama minyak pelumas
¾ Pompa pelumas katup
¾ Pompa pelumas tabung silinder
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Saringan-saringan
¾ Separator
¾ Pipa-pipa
¾ Keran-keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Air pendingin.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin mesin (fresh water/raw water)
¾ Tangki air pendingin mesin
¾ Pompa utama air pendingin mesin
¾ Pompa bantu air pendingin mesin
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Menara pendingin (cooling tower)
233
Lanjutan 8
No MATA UJI PROSEDUR KRITERIA HASIL UJI
UJI
Berdasarkan Berdasarkan
¾ Pemancar air pendingin pasal/ayat pasal/ayat
¾ Water treatment unit kontrak No. kontrak No.
¾ Pipa-pipa dan Standar dan Standar
¾ Keran-keran ………… serta ………… serta
¾ Packing, gasket dan seal. referensi yg referensi yg
9 Pendingin pengabut. disepakati. disepakati.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin pengabut
¾ Tangki air pendingin pengabut
¾ Pompa air pendingin pengabut
¾ Al t pemindah
Alat i d h kalor
k l (heat
(h t exchanger)
h )
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa-pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Pendingin katup.
Pengujian meliputi:
¾ Air pendingin katup
¾ Tangki air pendingin katup
¾ Pompa air pendingin katup
¾ Alat pemindah kalor (heat exchanger)
¾ Radiator
¾ Water treatment unit
¾ Pipa
¾ Keran
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Starter.
Pengujian meliputi:
¾ Kompresorir treatment unit
¾ Botol angin
¾ Selenoid
¾ Katup/keran angin
¾ Pipa-pipa angin
234
Lanjutan 8
No MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL
UJI

¾ Per engkol mekanik Berdasarkan Berdasarkan


¾ Motor starter pasal/ayat pasal/ayat
¾ Baterai starter kontrak No. kontrak No.
¾ Motor bensin starter. dan Standar dan Standar
9 Gas buang/udara masuk. ………… serta t ………… serta t
Pengujian meliputi: referensi yg referensi yg
¾ Gas buang disepakati. disepakati.
¾ Sambungan pipa elastis (flexible joint)
¾ Peredam suara (silincer)
¾ Saringan udara masuk
¾ Mi
Minyakk di saringan
i udara
d masukk
¾ Baut-baut, mur
¾ Packing, gasket dan seal.
9 Derek gantung ruang diesel
9 Peralatan lainnya yang termasuk kontrak.
2. a Uji Subsistem
Sesuai standar yang disepakati dalam kontrak
kontrak, dapat terdiri dari satu
atau lebih mata uji berikut:
9 Uji pembebanan pompa, fan atau kompresor, motor penggerak
meliputi:
9 pengukuran temperatur bantalan dan tutup turbin,
pengukuran vibrasi, uji bising, pengukuran tekanan, pengukuran
jjumlah aliran fluida.
9 Uji operasional terhadap semua peralatan yang bersangkutan dan
bekerja secara terpadu dengan subsistem tersebut.
9 Pembilasan terhadap minyak pelumas (tube oil), minyak perapat
(seal oil), sistem air (water system).
9 Uji urutan dan saling kunci (interlock and sequential test).
9 Uji injeksi primer (primary injection test).
9 Uji indikasi elektris/pneumatik,
elektris/pneumatik pengukuran dan loop kontrol
(electrical/pneumatic indication, metering and control loop test).
9 Uji simulasi (simulation test).

235
Lanjutan 8
No MATA UJI PROSEDUR KRITERIA HASIL
UJI UJI
3 a Uji Sistem
Sesuai standar yang disepakati dalam kontrak, pengujian Berdasarkan Berdasarkan
sistem dapat terdiri dari satu atau lebih mata uji antara pasal/ayat pasal/ayat
berikut: kontrak No. kontrak No.
9 Uji hampa (vacuum test). dan Standar dan Standar
9 Uji jalan awal dan putaran (initial run and rolling test). ………… serta …………
9 Uji governor/pengatur putaran (governor test). referensi yg serta
9 Uji saling kunci turbin generator (turbine generator disepakati. referensi yg
interlock test). disepakati.
9 Uji tegangan pembangkitan generator (generator built
up voltage test).
9 Uji hubung pendek (short circuit test).
9 Uji mulai turbin otomatis (automatic turbine start up
test).
4
4. a Pengujian Unit PLTD PLTD.
9 Pengujian Unit PLTD terdiri dari:
¾ Sinkronisasi (synchronizing).
¾ Uji putaran lebih (over speed test).
¾ Uji kebebasan katup (valve freedom test).
¾ Uj Uji lepas
epas beba
beban ((load
oad rejection
eject o test)
test).
¾ Uji keandalan (reliability run test).
¾ Uji beban ayun (load swing test).
¾ Uji beban tanjak (load ramp test).
¾ Uji pembebanan (loading test).
¾ Uji loop kontrol total (total control loop test).
¾ Uji balik putaran (run back test).
¾ Uji by pass turbin (bila ada).
¾ Uji unjuk kerja (performance test)
¾ Uji pemakaian bahan bakar (comsumption
test). 237
Lanjutan 8
LAPORAN PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTD

No MATA UJI PROSEDUR KRITERIA HASIL


UJI UJI
1. a Mesin Diesel. Berdasarkan Berdasar
9 Uji kapasitas pembangkit (NDC test) pasal/ayat Kan pasal
9 Uji konsumsi bahan bakar spesifik kontrak No. /ayat
9 Uji plant
l t heat
h t rate
t d Standar
dan St d k t kN
kontrak No.
9 Pengukuran daya keluaran mekanis (output) ………… serta dan Standar
9 Pengukuran daya listrik referensi yg …………serta
9 Pengukuran temperatur disepakati. referensi yg
9 Pengukuran putaran disepakati.
9 Pengukuran tingkat bising
9 Pengukuran difleksi poros engkol
9 Pengukuran emisi dan partikel gas buang (SO2, NO2 dan partikel)
2. a Unit Turbo – Generator.
Pengujian ini terdiri dari beberapa tahap uji.
9 Uji sinkronisasi :
¾ Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PT Generator dan
PT Bus .
¾ Pemeriksaan putaran fasa
¾ Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi
saat pemasukan PMT
9 Uji Operasi Pembebanan (load test)
¾ Uji pembebanan
b b yang meliputi
li i kenaikan
k ik dan
d penurunan
beban secara normal
¾ Uji perpindahan posisi kendali (control mode change over)
secara normal.
¾ Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan
beban puncak
¾ Uji shut down unit.
9 Uji Lepas Beban.
9 Uji Keandalan Unit dalam jangka waktu tertentu, secara terus
menerus
238

Anda mungkin juga menyukai