Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PARADIGMA PELAYAAN PUBLIK DALAM PERKEMBANGAN


ADMINISTRASI PUBLIK

Dosen Pembimbing :
Ahmad Suprastiyo, S.Sos.,M.Si.

Disusun oleh :
Indriani Rahmawati
17632011027
Fisip pagi IV

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BOJONEGORO

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “PARADIGMA PELAYAAN PUBLIK DALAM
PERKEMBANGAN ADMINISTRASI PUBLIK“.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………….4


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….5
1.3 TUJUAN MAKALAH………………………………………………….............5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARADIGMA PUBLIK OPA, NPM DAN NPS……………..6

2.2 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PARADIGMA PUBLIK OPA,

NPM DAN NPS……………………………………………………………….9

2.3 PERBANDINGAN PARADIGMA PUBLIK OPA, NPM DAN NPS……….10

2.4 CONTOH PRAKTIK PARADIGMA PUBLIK OPA, NPM DAN NPS……..12

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di manapun, Administrasi Publik
akan memainkan sejumlah peran penting diantaranya dalam menyelenggarakan
pelayanan publik guna mewujudkan salah satu tujuan utama dibentuknya Negara yakni
kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah
memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan public yang diperlukan oleh
masyarakat, mulai dari pelayanaan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-
pelayanaan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang
Pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan lainnya.
System administrasi public di Negara Kesatuan Republik Indonesia mengenal tiga
tingkatan pemerintahan, yakni pemerintahan propinsi, dan pemerintahan kabupaten atau
kota. Secara resmi tidak terdapat tingkatan pemerintahan diluar hal tersebut. Dengan
demikian, semua urusan pemerintahan tersebut. Namun demikian masih terdapat masih
teradapat satu jenis pemerintahan lain yang memperoleh tempat khusus baik dalam
peraturan perundang-undangan maupun dalam kajian administrasi public. Jenis
pemerintahan tersebut adalah pemerintahan local yang dimanifestasikan baik dalam
bentuk pemerintahan kelurahan maupun desa. Penyelenggaraan administrasi public di
berbagai tingkatan pemerintahan ini pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan
pemikiran administrasi public. Tulisan ini bertujuan untuk membahas perkembangan
pemikiran mutakhir tentang administrasi public dan berusaha meletakkannya dalam jenis
pemerintahan sub-regional yang cukup strategis, yakni pemerintahan local.
Kajian dan praktek administrasi public di berbagai negara terus berkembang. Berbagai
perubahan terjadi seiring dengan berkembangnya kompleksitas persoalan yang dihadapi
oleh administrator publik. Kompleksitas ini di tanggapi oleh para teoritis dengan terus
mengembangkan ilmu administrasi publik. Denhardt & Denhardt mengungkapkan bahwa
terdapat tiga perspektif dalam administrasi publik. Perspektif tersebut adalah old public
administration,new public management, dan new public service. Perspektif new public

4
service mengawali pandangannya dari pengakuan atas warga negara dan posisinya yang
sangat penting bagi kepemerintahan demokratis. Jati diri warga negara tidak hanya
dipandang sebagai semata persoalan kepentingan pribadi (self interest ) namun juga
melibatkan nilai, kepercayaan, dan kepedulian terhadap orang lain. Warga negara
diposisikan sebagai pemilik pemerintahan (Owners of ganovernment) dan mampu
bertindak secara bersama-sama mencapai sesuatu yang lebih baik. Kepentingan publik
tidak lagi dipandang sebagai agregasi kepentingan pribadi melainkan sebagai hasil dialog
dan keterlibatan public dalam mencari nilai bersama dan kepentingan bersama. Perspektif
new public service menghendaki peran administrator public untuk melibatkan masyarakat
dalam pemerintahan dan bertugas untuk melayani masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian paradigma Old Public Administration , New Public Manajemen, dan New
Public Service ?
2. Apa kelemahan dan kelebihan paradigma Old Public Administration , New Public
Manajemen, dan New Public Service ?
3. Perbandingan paradigma Old Public Administration , New Public Manajemen, dan New
Public Service ?
4. Contoh praktik paradigma Old Public Administration , New Public Manajemen, dan New
Public Service ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paradigma Old Public Administration ,
New Public Manajemen, dan New Public Service.
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan paradigma Old Public Administration , New
Public Manajemen, dan New Public Service.
3. Agar mengetahui bagaimana perbandingan paradigma Old Public Administration , New
Public Manajemen, dan New Public Service.
4. Agar mengetahui contoh praktik dari paradigma Old Public Administration , New Public
Manajemen, dan New Public Service.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK OPA, NPM, DAN NPS

 PARADIGMA OLD PUBLIC ADMINISTRATION (OPA)

Paradigma ini merupakan paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu
administrasi negara. Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor berdirinya
ilmu administrasi negara Woodrow Wilson yang merupakan presiden AS pada saat itu
dengan karyanya “The Study of Administration”(1887) serta F.W. Taylor dengan
bukunya “Principles of Scientific Management”.
Dalam bukunya ”The Study of Administration”, Wilson berpendapat bahwa problem
utama yang dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas administrasi.
Untuk mengembangkan birokrasi pemerintah yang efektif dan efisien, diperlukan
pembaharuan administrasi pemerintahan dengan jalan meningkatkan profesionalisme
manajemen administrasi negara. Untuk itu, diperlukan ilmu yang diarahkan untuk
melakukan reformasi birokrasi dengan mencetak aparatur publik yang profesional dan
non-partisan. Karena itu, tema dominan dari pemikiran Wilson adalah aparat atau
birokrasi yang netral dari politik. Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-
prinsip manajemen ilmiah dan terpisah dari hiruk pikuk kepentingan politik. Inilah yang
dikenal sebagai konsep dikotomi politik dan administrasi. Administrasi negara
merupakan pelaksanaan hukum publik secara detail dan terperinci, karena itu menjadi
bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik menjadi bidangnya politisi.
Ide-ide yang berkembang pada tahun 1900-an memperkuat paradigma dikotomi politik
dan administrasi, seperti karya Frank Goodnow ”Politic and Administration”. Karya
fenomenal lainnya adalah tulisan Frederick W.Taylor ”Principles of Scientific
Management (1911). Taylor adalah pakar manajemen ilmiah yang mengembangkan
pendekatan baru dalam manajemen pabrik di sector swasta – Time and Motion Study.
Metode ini menyebutkan ada cara terbaik untuk melaksanakan tugas tertentu. Manajemen
ilmiah dimaksudkan untuk meningkatkan output dengan menemukan metode produksi
yang paling cepat, efisien, dan paling tidak melelahkan.Jika ada cara terbaik untuk
meningkatkan produktivitas di sector industri, tentunya ada juga cara sama untuk
organisasi public.Wilson berpendapat pada hakekatnya bidang administrasi adalah bidang
bisnis, sehingga metode yang berhasil di dunia bisnis dapat juga diterapkan untuk
manajemen sektor publik.
Teori penting lain yang berkembang adalah analisis birokrasi dari Max Weber. Weber
mengemukakan ciri-ciri struktur birokrasi yang meliputi hirarki kewenangan, seleksi dan
promosi berdasarkan merit system, aturan dan regulasi yang merumuskan prosedur dan

6
tanggungjawab kantor, dan sebagainya. Karakteristik ini disebut sebagai bentuk
kewenangan yang legal rasional yang menjadi dasar birokrasi modern.
Ide atau prinsip dasar dari Administrasi Negara Lama (Dernhart dan Dernhart, 2003)
adalah
Fokus pemerintah pada pelayanan publik secara langsung melalui badan-badan
pemerintah. Kebijakan publik dan administrasi menyangkut perumusan dan implementasi
kebijakan dengan penentuan tujuan yang dirumuskan secara politis dan tunggal.
Administrasi publik mempunyai peranan yang terbatas dalam pembuatan kebijakan dan
kepemerintahan, administrasi publik lebih banyak dibebani dengan fungsi implementasi
kebijakan public Pemberian pelayanan publik harus dilaksanakan oleh administrator yang
bertanggungjawab kepada ”elected official” (pejabat/birokrat politik) dan memiliki
diskresi yang terbatas dalam menjalankan tugasnya. Administrasi negara
bertanggungjawab secara demokratis kepada pejabat politik Program publik dilaksanakan
melalui organisasi hirarkis, dengan manajer yang menjalankan kontrol dari puncak
organisasi Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas Organisasi
publik beroperasi sebagai sistem tertutup, sehingga partisipasi warga negara terbatas
Peranan administrator publik dirumuskan sebagai fungsi POSDCORB (Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgetting)

 PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)


Paradigma New Public Management (NPM) muncul tahun 1980an dan menguat tahun
1990an sampai sekarang. Prinsip dasar paradigma NPM adalah menjalankan administrasi
negara sebagaimana menggerakkan sektor bisnis (run government like a business atau
market as solution to the ills in public sector). Strategi ini perlu dijalankan agar birokrasi
model lama – yang lamban, kaku dan birokratis – siap menjawab tantangan era
globalisasi . Model pemikiran semacam NPM juga dikemukakan oleh David Osborne dan
Ted Gaebler (1992) dalam konsep ”Reinventing Government”.Osbone dan Gaebler
menyarankan agar meyuntikkan semangat wirausaha ke dalam sistem administrasi
negara. Birokrasi publik harus lebih menggunakan cara ”steering” (mengarahkan)
daripada ”rowing” (mengayuh). Dengan cara ”steering”, pemerintah tidak langsung
bekerja memberikan pelayanan publik, melainkan sedapat mungkin menyerahkan ke
masyarakat. Peran negara lebih sebagai fasilitator atau supervisor penyelenggaraan
urusan publik. Model birokrasi yang hirarkis-formalistis menjadi tidak lagi relevan untuk
menjawab problem publik di era global.
Ide atau prinsip dasar paradigma NPM (Dernhart dan Dernhart, 2003) adalah sebagai
berikut :
- Mencoba menggunakan pendekatan bisnis di sektor public
- Penggunaan terminologi dan mekanisme pasar , dimana hubungan antara organisasi
publik dan customer dipahami sebagaimana transaksi yang terjadi di pasar.

7
- Administrator publik ditantang untuk dapat menemukan atau mengembangkan cara
baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau memprivatisasi fungsi-fungsi yang
sebelumnya dijalankan pemerintah ”steer not row” artinya birokrat/PNS tidak mesti
menjalankan sendiri tugas pelayanan publik, apabila dimungkinkan fungsi itu dapat
dilimpahkan ke pihak lain melalui sistem kontrak atau swastanisasi.
- NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang tinggi, restrukturisasi
birokrasi, perumusan kembali misi organisasi, perampingan prosedur, dan
desentralisasi dalam pengambilan keputusan
Paradigma NPM memiliki konsep yang terkait dengan manajemen kinerja sektor publik,
yang mana pengukuran kinerja merupakan salah satu dari prinsip-prinsipnya. NPM
mengacu kepada sekelompok ide dan praktik kontemporer untuk menggunakan
pendekatan-pendekatan dalam sektor privat (bisnis) pada organisasi sektor publik.
Pemerintahan yang kaku dan sentralistik sebagaimana yang dianut oleh OPA harus
diganti dengan pemerintahan yang berjiwa wirausaha. NPM menganjurkan pelepasan
fungsi-fungsi pemerintah kepada sektor swasta. I

 PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICE (NPS)


Paradigma New Public Service (NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui
tulisan Janet V.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service :
Serving, not Steering” terbit tahun 2003. Paradigma NPS dimaksudkan untuk
meng”counter” paradigma administrasi yang menjadi arus utama (mainstream) saat ini
yakni paradigma New Public Management yang berprinsip “run government like a
businesss” atau “market as solution to the ills in public sector”.
Menurut paradigma NPS , menjalankan administrasi pemerintahan tidaklah sama dengan
organisasi bisnis. Administrasi negara harus digerakkan sebagaimana menggerakkan
pemerintahan yang demokratis. Misi organisasi publik tidak sekedar memuaskan
pengguna jasa (customer) tapi juga menyediakan pelayanan barang dan jasa sebagai
pemenuhan hak dan kewajiban publik.
Paradigma NPS memperlakukan publik pengguna layanan publik sebagai warga negara
(citizen) bukan sebagai pelanggan (customer). Administrasi negara tidak sekedar
bagaimana memuaskan pelanggan tapi juga bagaimana memberikan hak warga negara
dalam mendapatkan pelayanan publik. Cara pandang paradigma NPS ini ,menurut
Dernhart (2008), diilhami oleh (1) teori politik demokrasi terutama yang berkaitan
dengan relasi warga negara (citizens) dengan pemerintah, dan (2) pendekatan humanistik
dalam teori organisasi dan manajemen.
Paradigma NPS memandang penting keterlibatan banyak aktor dalam penyelenggaraan
urusan publik . Dalam administrasi publik apa yang dimaksud dengan kepentingan publik
dan bagaimana kepentingan publik diwujudkan tidak hanya tergantung pada lembaga
negara. Kepentingan publik harus dirumuskan dan diimplementasikan oleh semua aktor

8
baik negara, bisnis, maupun masyarakat sipil. Pandangan semacam ini yang menjadikan
paradigma NPS disebut juga sebagai paradigma Governance. Teori Governance
berpandangan bahwa negara atau pemerintah di era global tidak lagi diyakini sebagai
satu-satunya institusi atau aktor yang mampu secara efisien, ekonomis dan adil
menyediakan berbagai bentuk pelayanan publik sehingga paradigma Governance
memandang penting kemitraan (partnership) dan jaringan (networking) antar banyak
stakeholders dalam penyelenggaraan urusan publik.
Para ahli kewarganegaraan, komunitas dan masyarakat sipil, humanisme organisasional
dan adminintrasi publik baru serta post-modernisme membantu menetapkan ide-ide
Layanan Publik Baru, yaitu :
- Melayani penduduk, bukan konsumen (Lebih memfokuskan pada hubungan saling
percaya)
- Mencari kepentingan public
- Menilai penduduk lebih dari kewirausahaan
- Berfikir strategis, bertindak demokratis
- Menyadari akuntabilitas bahwa itu tidak sederhana
- Melayani bukan menyetir
- Menilai orang, bukan hanya produktivitasnya

2.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK OPA,


NPM, DAN NPS

 OLD PUBLIC ADMINISTRATION


KELEBIHAN OPA
- Gaji dan tunjangan kerja
- Kebijakan terpusat dan tujuan tunggal
- Struktur tersusun secara hierarki
KELEMAHAN OPA
- Sesuatu yang diterjemahkan secara politis dan tercantum dalam aturan
- Diskresi kebijakan terbatas
- Sistem nya kaku

 NEW PUBLIC MANAGEMENT


KELEBIHAN NPM
- Mengadopsi nilai-nilai manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

9
- Mulai fleksibel karena sudah mulai menjalin kemitraan dengan sektor privat
(swasta) / invisible hand.
KELEMAHAN NPM
- Berorientasi pada hasil bukan pada proses
- Masyarakat dianggap sebagai client sehingga berorientasi pada keuntungan (provit
oriented)

 NEW PUBLIC SERVICE


KELEBIHAN NPS
- Membangun koalisi dari agensi publik non-provit dan swasta
- Mengutamakan kepentingan masyarakat / public
- Berlandaskan demokrasi
KELEMAHAN NPS
- NPS terlalu mensimplifikasikan peran pemerintah pada aspek pelayanan publik.
- Prinsip-prinsip NPS masih terlalu abstrak dan perlu dikonkritkan lagi.

2.3 PERBANDINGAN PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK OPA, NPM, DAN NPS

Element Old Public New Public New Public Service


Management
Administration
Dasar Teori Politik Teori Ekonomi Teori Demokrasi,

Epistemologi Beragam pendekatan


Konsep Public Sesuatu yang Kepentingan publik Kepentingan

Interest Diterjemahkan secara Mewakili agregasi publik merupakan


politis dan tercantum
Kepentingan individu hasil dialog nilai-nilai
dalam aturan
Siapa yang Klien dan constitution Pelanggan (customers) Warga negara (citizens)
(client & constitution)
Dilayani

10
Element Old Public New Public New Public Service
Management
Administration
Peran Mengayuh (mendesain Mengarahkan (ber- Melayani (melakukan
negosiasi dan menjadi
Pemerintah dan melaksanakan tindak sebagai
perantara beragam
Kebijakan yang katalis untuk
kepentingan di
terpusat pada tujuan mengembangkan
masyarakat dan
tunggal dan ditentukan kekuatan pasar)
membentuk nilai
secara politik)
bersama)
Rasionalitas Rasionalitas sinoptis, Rasionalitas teknis Rasionalitas
dan
Manusia administratif dan ekonomis, Strategis atau formal,
Model perilaku
“economicman” Uji rasionalitas
Manusia
pengambilan Berganda (politis,

keputusan yang Ekonomis, dan

self-interested organisasional
Akuntabilitas Menurut hierarkhi Kehendak pasar Banyak dimensi;

Administrative yang Akuntabilitas pada

merupakan hasil Nilai, hukum,

keinginan customers Komunitas, norma

Politik, profesionalisme,

Kepentingan citizen
Diskresi Diskresi terbatas pada Berjangkauan luas Diskresi diperlukan

Administrasi Petugas administratif Untuk mencapai Tetapi bertanggung-

Sasaran jawab dan bila

11
Element Old Public New Public New Public Service
Management
Administration
entrepreneurial terpaksa
Struktur Organisasi birokratis, Organisasi publik Struktur kolaboratif

Organisasi Kewenangan top- terdesentralisasi antara


down
kepemimpinan

eksternal dan internal


Mekanisme Melalui program yang Melalui pembentukan Membangun koalisi

Pencapaian diarahkan oleh agen Mekanisme dan antara agensi publik,

Sasaran Pemerintah yang ada Struktur intensif non-profit dan swasta

Kebijakan
Dasar Motivasi Gaji dan tunjangan, Semangat wirausaha, Pelayanan kepada

Perangkat dan disertai perlindungan Keinginan ideologis masyarakat,

administrator bagi pegawai negeri Untuk mengurangi keinginan untuk

Ukuran pemerintah memberikan

kontribusi bagi

masyarakat
Sumber : Denhardt & Denhardt, 2003,

2.4 CONTOH PRAKTIK PARADIGMA PUBLIK OPA, NPM DAN NPS


 OLD PUBLIC ADMINISTRATION
Pada era ini menganut falsafah political teori dimana politik dan administrasi
merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan bagai sekeping mata uang, terdapat banyak
pendukung pemikiran filsafat pada era ini seperti; Confusius, Plato, Aristoteles, Niccolo
Machiavelli, Montesqueiu, JJ. Rousseau, John Stuart Mill, dimana prinsip-prinsipnya
adalah :
- Pelayanan publik harus memiliki moral yang baik

12
- Pihak yang memerintah dan anak buahnya harus memiliki hubungan paternalistik
yang baik, dan memberi tauladan yang baik pada bawahannya.
- Menekankan pada loyalitas bawahan yang mampu membantu penguasa
- Pembatasan campur tangan pemerintah dalam urusan-urusan lokal dan pribadi
- Mengutamakan prosedur birokrasi formal dalam manajemen dan pelayanan public
- Dikotomi antara politik dan administrasi
- Perlunya Efisiensi dalam organisasi publik.
Hanya dalam prakteknya bisa dikatakan masih berjalan di negara-negara berkembang
yang menganut faham kerajaan (Brunai Darussalam, Arab Saudi, dll) dan juga termasuk
di Indonesia dimana prinsip ini berlaku pada masa penjajahan belanda, atau mungkin
sampai saat ini.

 NEW PUBLIC MANAGEMENT


Penerapan New Public Manajemen banyak diterapkan di negara-negara “anglo
saxon” seperti Australia, Kanada, New Zealand, Inggris dan USA. Dimana dinegara-
negara tersebut sektor swasta memegang peranan penting dalam pengelolaan
masyarakat serta merupakan partner pemerintah dalam rangka Work Better dan Cost
Less, Seperti yang dilakukan di New Zealand : kegiatan-kegiatan yang tidak bisa
dilakukan oleh pemerintah secara efisien dan efektif oleh pemerintah, ditangani oleh
sektor swasta, di Inggris tahun 1983, dibawah kepemimpinan Perdana Menteri Robert
Hawk mempelopori gagasan managing for result, dan puncaknya adalah penerapan
Good Governance (Pemerintahan yang baik). Di Indonesia pun Good Governance
mulai di gaungkan pasca reformasi tahun 1998 bahwa pemerintahan kita akan
menjalankan good Governance, yang menjadi permasalahan adalah apakah sudah bisa
berjalan dengan baik bangsa kita mengadopsi sistem tersebut secara utuh.

 NEW PUBLIC SERVICE


Penerapan New Public Service (NPS) di Indonesia contohnya dalam memberikan
pelayanan kepada publik / masyarakat. Seperti pelayanan yang diberikan oleh
birokrat kepada masyarakat. Contohnya PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) yang
merupakan inovasi dari pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan
efisien kepada masyarakat. Orientasinya adalah pada pelayanan publik.

BAB III
PENUTUP

13
3.1 KESIMPULAN
Konsep NPM muncul tahun 1980-an dan digunakan untuk melukiskan reformasi sektor
publik di Inggris dan Selandia Baru. NPM menekankan pada control atas output kebijakan
pemerintah, desentralisasi otoritas manajemen, pengenalan pada pasar dan kuasi-mekanisme
pasar, serta layanan yang berorientasi customer (warganegara)
NPS adalah cara pandang baru dalam administrasi negara yang mencoba menutupi (cover)
kelemahan-kelemahan paradigma NPM.
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan clean and
good governance. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka
prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting
pemerintahan. Sehingga apa yang didambakan Indonesia menjadi negara yang Clean and good
governance dapat terwujud dan hilangnya faktor-faktor Kepentingan politik, KKN, peradilan
yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah
beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Masyarakat
dan pemerintah yang masih bertolak berlakang untuk mengatasi masalah tersebut seharusnya
menjalin harmonisasi dan kerjasama mengatasi masalah-masalah yang ada.
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik tercermin dalam
berbagai bidang yang memiliki peran yang peting dalam gerak roda pemerintahan di Indonesia
yang meliputi: bidang politik, ekonomi, sosial, dan hukum.

3.2 SARAN
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memeahami tentang paradigma public.

DAFTAR PUSTAKA

- http://firman25.blogspot.com/2013/09/makalah-paradigma-ilmu-administrasi.html?m=1

14
- http://blog-mue.blogspot.com/2016/02/makalah-sistem-administrasi-publik-di.html?m=1
- http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/06/perbedaan-tiga-perspektif-
administrasi_25.html?m=1
- https://www.google.com/amp/s/samsulaldi.wordpress.com/2016/11/30/paradigma-
administrasi-publik/amp/
- https://kuliahadministrasipublik.blogspot.com/2017/01/paradigma-administrasi-bunga.html?
m=1

15

Anda mungkin juga menyukai