Armenia Riyanti Tugas Proposal
Armenia Riyanti Tugas Proposal
Oleh :
NIM : 1420118073
MALUKU HUSADA
AMBON
2021
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 1420118073
i
PERSYARATAN GELAR
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Dalam Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya
Oleh :
NIM : 1510042
SURABAYA
2019
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi
S1 Keperawatan Semester VI, dan VIII di STIKES Artha Bodhi Iswara Surabaya”.
Bodhi Iswara” Surabaya. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari segala bantuan,
motivasi dan semangat yang diberikan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
AFK, AKK. Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi saran
dalam menyusun skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
1. dr. H. Harjono, AFK.,AKK, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ”Artha
vii
5. Mama dan papa tersayang selaku orang tua tercinta yang tanpa lelah mengor
bankan tenaga, waktu, biaya, yang selalu memberikan dorongan mental, semangat
serta doa yang tulus kepada penulis dalam mengikuti pendidikan S1 Keperawatan.
memberikan dukungan.
Ratmala, Erna Guida, Natalia Ramos, Lena Moruq, yang telah memberikan
8. Sahabat-sahabat terbaik Mey, Thesa, Titin, Nita, Yona, Wati, Pavel dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat.
Penulis,
(Selfiana C Tlingkery)
viii
MOTTO
“ORA ET LABORA”
“Berdoa dan bekerja”
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara
Surabaya, Saya Yang Bertanda Tangan di bawah ini :
Nama : Selfiana C Tlingkery
NIM 1510042
Program Studi : S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya Hak Bebas Royalty
Noneksklusif (non-exclusive royalty-free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul
Keperawatan Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi
Iswara Surabaya”. Beserta peserta yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalty Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
x
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
NIM 1510042
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Hubungan tingkat stres
VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya” Benar-
benar bebas dari plagiat, dan apapila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya
Surabaya,
Yang menyatakan
(Selfiana C Tlingkery)
xi
ABSTRACT
Menstrual cycles are periodic from the first day of menstruation until the the
next menstrual period, normally 28 to 35 days. Some women have irregular menstrual
cycles which are influenced by several factors. And one of them is stress level. Stress
is the body's reaction or response to psychosocial stressors (mental stress or burdens
of life). The purpose of this study was to know the relationship between stress levels
and the menstrual cycles in S1 Nursing students of semesters VI and VIII of the
"Artha Bodhi Iswara" College of Health Sciences Surabaya.
The study was a correlation analytic study with cross sectional approach.
The population in this study were the students of semesters VI and VIII of the "Artha
Bodhi Iswara" Surabaya College of Health Sciences with as many as 70 students.
Samples were taken by using non probability sampling technique with purposive
sampling method obtained 60 students who meet with the specified criteria. The data
was then analyzed by using the chi-square test.
The results of the analysis using the chi-square test showed the value of p =
0,000 (p = <0.05). So it could be concluded that there is a significant relationship
between stress levels and menstrual cycles.
High levels of stress should be dealt with a strategy by carrying out stress
management and improving coping strategies to reduce or deal with stress properly so
as not causing menstrual cycles to be disrupted.
xii
ABSTRAK
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN i
SAMPUL DALAM ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iv
LEMBAR PENGESAHAN v
LEMBAR PERSETUJUAN vi
PENGASAHAN PANITIA PENGUJI vii
KATA PENGANTAR viii
MOTTO x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI xi
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI xii
ABSTRAK xiii
DAFTAR ISI xv
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xix
DAFTAR LAMPIRAN xx
DAFTAR SINGKATAN dan ARTI LAMBANG xxi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 4
Tujuan umum 4
Tujuan khusus 4
Manfaat Penelitian 5
Teoritis 5
Praktis 5
BAB 6 PEMBAHASAN...........................................................................................54
xv
6.1 Tingkat Stres.................................................................................... 54
6.2 Siklus Menstruasi............................................................................. 55
6.3 Hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi........................... 56
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 61
LAMPIRAN.................................................................................................. 65
Lampiran 1..................................................................................................... 65
Lampiran 2..................................................................................................... 64
Lampiran 3..................................................................................................... 65
Lampiran 4..................................................................................................... 67
Lampiran 5..................................................................................................... 68
Lampiran 6..................................................................................................... 69
Lampiran 7..................................................................................................... 71
Lampiran 8..................................................................................................... 72
Lampiran 9..................................................................................................... 74
Lampiran 10................................................................................................... 76
Lampiran 11................................................................................................... 77
Lampiran 12................................................................................................... 80
Lampiran 13................................................................................................... 81
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Defenisi Operasional tentang Hubungan tingkat stres dengan siklus
menstruasi pada mahasiswi S1 Keperawatan Semester VI dan VIII
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya 38
Tabel 5.1 Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Usia pada mahasiswi S1
Keperawatan Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Artha Bodhi Iswara Surabaya........................................................51
Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Semester VI dan VIII Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya................51
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Stres pada mahasiswi S1 Keperawatan Semester
VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara
Surabaya.........................................................................................52
Tabel 5.4 Distribusi Siklus Menstruasi pada mahasiswi S1 Keperawatan
Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi
Iswara Surabaya............................................................................52
Tabel 5.5 Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada mahasiswi
S1 Keperawatan Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Artha Bodhi Surabaya...................................................53
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13 : Dokumentasi
xix
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
xx
Ns : Ners
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
PMS : Pre Menstrual Syndrome
Prof : Professor
Prodi : Program Studi
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
S1 : Strata 1
WHO : World Health Organisasi
xxi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
uterus. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang baru. Siklus menstruasi akan terjadi setiap bulan, umumnya
siklus menstruasi pada wanita normal 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari.
Pada beberapa orang memiliki siklus menstruasi sangat pendek misalnya 21 hari
atau sangat panjang misalnya 40 hari masih dianggap normal apabila memang
siklus itu tetap, artinya memang dialami terus menerus selama masa menstruasi
yang bersangkutan. Tetapi di katakan tidak normal jika Siklus mentruasi lebih
pendek dari 21 hari dan lebih panjang dari 40 hari. (Proverawati dan Misaroh,
faktor, dan salah satunya adalah stres. Stres merupakan fenomena universal yang
setiap orang bisa mengalaminya yang berdampak pada fisik, social, emosi,
1
2
perkulihan yang terlalu padat, praktek yang melelahkan, tugas yang banyak dan
gangguan haid. Hasil riset (Riskesdas, 2010) menunjukan bahwa sebagian besar
68% perempuan di Indonesia berusia 10-59 tahun melaporkan haid teratur dan
13,7% mengalami masalah siklus haid tidak teratur. Adapun alasan yang
karenakan stres dan banyak pikiran. Di jawa timur wanita yang mengalami siklus
stres dengan siklus menstruasi ini juga pernah dilakukan oleh Nurlaila dkk di
Balikpapan pada tahun 2015. Hasil penelitian ini didapatkan dari 67 responden
teratur (Nurlaila dkk, 2015). Hasil survey yang dilakukan peneliti terhadap 30
kampus. Siklus menstruasi yang tidak teratur ini dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya adalah perubahan kadar hormon akibat stres dalam keadaan
3
emosi yang kurang stabil. Selain hal tersebut di atas, faktor lain yang dapat
memicu stres juga adalah pola asuh orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan
remaja rentan mengalami stres. Begitu juga dengan suasana kampus, cara dosen
mengajar, bahan pelajaran yang dianggap sulit, dan beban tugas dapat
mengakibatkan mahasiswa mengalami stres. (Ng Lai On, 2004). Pada lingkungan
Hager menyatakan bahwa 30% dari semua orang dewasa mengalami stres tingkat
mengalami stres yang berdampak terjadinya siklus haid yang tidak teratur
(Isnaeni, 2010). Saat sekarang ini, telah banyak fakta yang mengungkapkan
hubungan antara stres dengan mestruasi yang abnormal ini berhubungan dengan
stres psikologi (Kaplan and Manuck, 2004). Berdasarkan data wawancara dari
menjaga tubuh tetap sehat, mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur yang
cukup, olaraga teratur, mengatur waktu secara efektif, melibatkan diri dalam
Keperawatan Semester VII dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi
Iswara Surabaya”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya.
Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara
Surabaya.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
1. Bagi Profesi
2. Bagi peneliti
3. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi
4. Bagi Mahasiswi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Stres
Defenisi Stres
2007). Setiap orang perna mengalami stres, dan orang yang normal dapat
beradaptasi dengan stres jangka panjang dan jangka pendek hingga stres
tersebut berlalu. Stres dapat dijadikan sebagai stimulus untuk perubahan dan
perkembangan, sehingga dalam hal ini dapat dianggap positif, meskipun stres
yang terlalu berat dapat mengakibatkan sakit, penilaian yang buruk, dan
akibat dari tindakan, situasi atau kejadian eksternal, tuntutan fisik atau
Sumber Stresor
internal (yaitu diri sendiri) maupun eksternal (yaitu keluarga, masyarakat, dan
lingkungan)
6
7
1. Faktor internal stres bersumber dari diri sendiri. Stresor individual dapat
timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi
adanya atasan yang tidak pernah puas ditempat kerja, iri terhadap
teman-teman yang status sosialnya lebih tinggi, adanya polusi udara dan
Hidayat, 2014).
Jenis Stres
sebagai berikut.
1. Stres fisik, merupakan stres yang sebabkan oleh keadaan fisik, seperti
suhu yang terlalu tunggi atau terlalu rendah, suara bising sinar matahari
kimia yang terdapat obat-obat, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau
organ tubuh, anatara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ,
dan lain-lain.
pertumbuhan usia.
Menurut Maramis (2010) klasifikasi tingkat stress dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Stres ringan, pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-
hari. Stres ini tidak merusak aspek fisiologik seseorang. Pada respon
lelah dan tidak bisa santai. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit
2. Stres sedang, respon fisiologis dari tingkat stres ini didapatkan gangguan
pada lambung, dan usus misalnya mag, buang air besar tidak teratur,
ketegangan pada otot, gangguan pola tidur dan mulai terjadi gangguan
aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit dan timbul perasaan
daya kosentrasi menurun, keadaan ini bisa terjadi beberapa jam hingga
beberapa hari.
3. Stres berat pada tingkat ini lahan presepsi individu sangat menurun.
Semua perilaku di tujukan untuk mengurangi stres. Pada tingkat stres ini
debaran jantung semakin keras, dan sekujur tubuh terasa gementar. Pada
hari.
10
Hal tersebut bergantung pada factor stresor dan kemampuan koping yang di
1. Sifat stresor. Sifat stresor dapat berubah secara tiba-tiba atau berangsur-
maka respon juga akan lebih lama, dan tentunya dapat memengaruhi fungsi
tubuh.
(1974) terdapat dua tipe kepribadian, yaitu tipe A dan tipe B. Orang dengan
pengaruhi, serta sulit untuk santai. Sementara itu, tipe B memiliki sifat
kebalikan dari tipe A, antara lain lebih santai, penyebar, tenang, tidak
Tahapan Stres
1. Tahap pertama. Tahap ini merupakan tahap stres yang paling ringan dan
terasa segar), mudah lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang
berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang, dan tidak bisa
santai.
dan usus (gastritis atau maag, diare), ketegangan otot semakin terasa,
perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur (sulit untuk mulai tidur,
terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, atau bangun terlalu
pagi dan tidak dapat tidur kembali), tubuh terasa lemah seperti tidak
bertenaga.
5. Tahap Kelima. Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat,
dengan timbulnya rasa panic dan takut mati yang menyebabkan jantung
bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang
paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang
yang teratur, menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
2. Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena istirahat dan tidur yang cukup juga dapat
3. Olaraga teratur. Olaraga yang teratur adalah salah satu cara meningkatkan
4. Mengatur berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk
dihindari.
strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping pada
masalah. Koping yang di lakukan antara lain dengan cara mengatur respon
Defenisi Menstruasi
uterus (Bobak, 2004). Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel telur
wanita yang normal adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus
menstruasi pada wanita dikatakan tidak normal jika siklus haidnya kurang dari
21 hari atau lebih dari 40 hari. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009)
menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
Menurut Bobak (2009), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi yaitu:
1. Siklus Endometrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2009), terdiri dari empat fase, yaitu:
a. Fase menstruasi. Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh
ketidaknyamanan ini terjadi hanya 1-2 hari, dimana pada awal haid
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase
tebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan
Umumnya pada fase pasca ovulasi wanita akan lebih sensitif. Sebab
peningkatan. Jadi pada fase ini wanita mengalami yang namanya Pre
folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, osit matur (folikel de
2004).
sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteun menyusut,
oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi
menstruasi.
19
menjadidua jenis :
mengalami amenorea.
20
4. Hipermenorea (Menoragia)
banyak dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).
keluhan yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari
menstruasi.
sampai membuat perempuan tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur.
Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau
a. Berat Badan
Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada fungsi
b. Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi.
c. Stres
d. Diet
perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang
f. Gangguan Endokrin
g. Gangguan Pendarahan
Konsep Remaja
Pengertian
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
Batasan Remaja
yang terlalu awal. Berangkat dari masalah pokok ini WHO menetapkan batas
usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja yang tebagi dalam 2 bagian, yaitu
remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Sedangkan
24
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat
pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap
kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-
masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan
itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal
dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
Ciri-ciri remaja
1. Perkembangan Fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan
mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam
sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas.
membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua
tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria dari pada wanita,
juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual dari pada
kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-
hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan
estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-
ciri seksual sekunder : rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang
mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan
2. Perkembangan Kongnitif
kognitif dan cakrawala sosial yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak,
stimulus, semakin banyak anak belejar hal baru dan mengakibatkan semakin
kuat juga sinapsis neuron yang ada didalam otak anak, hal tersebut dapat
26
merangsang anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan
optimal.
3. Perkembangan Seksual
Perkembangan awal seksual secara biologis dapat terjadi pada usia 10 tahun
hormonal maupun secara fisik. Selain itu proses perubahan hormonal pada
lawan jenisnya`
4. Perkembangan Emosional
emosional. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur 13-18 tahun, yaitu
masa anak duduk dibangku sekolah menegah. Masa ini biasanya di rasakan
sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga, atau
lingkungan. Berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa
dewasa, status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi
sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.
masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas
perkembangan remaja :
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan muda terangsang
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri dan sebagainya. Remaja pria harus
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju priode dewasa dan ditandai
lain.
dilalui. Bila seorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang
pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian remaja maka perlu
secara efektif.
3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin baik
terhadap peraturan orang tua seperti pulang terlalu malam atau merokok bisa
mengangkat kaki di hadapan orang yang lebih tinggi derajatnya bisa juga
1. Kenakalan Remaja
pencopetan
penyalahgunaan obat
30
dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan
sebagainya.
2. Hipoaktivisme
Tetapi, di sisi lain ada sebagian remaja yang sangat kurang aktivitasnya
orang lain. Orang mungkin hanya mengira anak itu pemalu atau pendiam.
Bahkan banyak orang tua yang merasa senang bahwa anaknya hipoaktif
karena kelakuan mereka manis, tidak pernah merepotkan orang tua. Baru
jika anak itu sudah masuk usia remaja dan ternyata ia masih juga kurang
tergantung terus kepada orang tua atau mengalami gangguan belajar yang
serius, orang tuaatau orang dewasa lainnya mulai merisaukan keadaan anak
3. Kultisme
dirinya sendiri sehingga ia tampil sebagai orang yang pendiam, pemalu atau
skizofrenikautisma atau katatonik. Akan tetapi, penarikan diri itu bisa juga
Namun yang lebih banyak dipakai oleh kalangan remaja dan dewasa muda
merajalela dan karena obat itu sendiri dijadikan alat pergaulan dan
makin lama makin membutuhkan dosis yang tinggi sampai pada tingkat
yang mematikan. Sementara, kalau dosis itu tidak terpenuhi pemakai akan
merasa kesakitan sehingga mau tidak mau ia harus mencari obat itu sampai
dapat, kalau perlu dengan cara criminal atau melacurkan diri. (Sarlito W.
Sarwono, 2013).
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat.
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting,
antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas
32
dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak
merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier
seseorang.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial),
merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh
rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga
33
tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi
dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi
maupun sosialnya.
34
BAB 3
Karangka Konseptual
Factor-faktor yang
mempengaruhi siklus Hormon – hormone dalam
menstruasi : Menstrsruasi :
1. Berat badan 1. GnRH
2. Aktivitas fisik 2. FSH dan LH
3. Diet 3. Ekstrogen, progesteron
4. Paparan lingkungan
dan beban Kerja
5. Gangguan endokrin Siklus Menstruasi
6. Gangguan perdarahan
7. Stres
Keterangan :
= Di teliti
= Tidak di teliti
34
35
Pada wanita usia subur secara normal setiap bulannya mengalami menstruasi
dari ovarium. Jika LH (Lutenizing Hormone) mencapai puncak pada sekitar hari ke
13 atau hari ke 14 dari siklus 28 hari apabila tidak terjadi fertilisasi dan imlantasi,
korpus lutenum menyusut, oleh karena kadar ekstrogen dan progesterone menurun,
maka terjadi menstruasi setiap bulan. Siklus menstruasi normal adalah 28-35 hari
jika kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari maka siklus menstruasinya tidak
normal. siklus menstruasi bisa terganggu akibat stres, siklus menstruasi juga bisa
terganggu karena beberapa factor lainya antara lain yaitu faktor berat baan, aktivitas
fisik, diet, stress, paparan lingkungan dan kondisi kerja gangguan endokrin dan juga
gangguan perdarahan.
akan di buktikan pada penelitian ini. Dalam hal ini ingin menganalisis hubungan
antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada Mahasiswi Semester VI dan VIII
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau suatu asumsi
tentang hubungan dua variabel atau lebih yang di harapkan bisa menjawab suatu
H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada
“Apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek
peneliti. (Wiratna Sujarweni, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah semua
Sampel
dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Artha Bodhi Iswara” Surabaya yang
37
38
Penentuan Sampel
b. Berusia 16 - 24 tahun.
sebanyak 10 orang dengan perincian 2 orang berusi >24 tahun, 4 orang tidak
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Nursalam, 2013). Teknik sampling dalam penelitian ini mengunakan non-
penetapan sampel dengan cara memilih sampel sesuai dengan kriteria penelitian dan
Variabel Penelitian
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2012).
(Nursalam,
2016)
Variabel Jarak haid 1. Waktu Lembar Nominal Normal:
Dependen : antara tanggal haid Observasi 28-35 Hari
mulainya 2. Volume dan
Siklus menstruasi haid Wawanca Tidak
menstruasi yang lalu dan Ra Normal :
mulainya <21 Hari
menstruasi >40 Hari
berikutnya
pada
Mahasisiwi
Instrumen Penelitian
bantu yang di pilih dan gunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data
instrumen ini harus mengacu pada variabel penelitian, defenisi operasional, dan skala
untuk alat ukur tingkat stres. Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat
41
ringannya stres yang dialami seseorang (Hardjana,1994). Tingkat stres ini diukur
Menurut Livibond (1995) yang dikutib oleh Crawford & Henry (2003) dalam
jurnalnya yang berjudul “DASS Normative data & laten structure in large non-
nilai reabilitas sebesar 0,91 yang di olah berdasarkan Cronbach’s Alpha. Item-item
pertanyaan yang valid akan digunakan sebagai alat ukur tingkat stres pada sampel.
Henry (2003) dalam jurnalnya yang berjudul “DASS Normative data & laten
(32)
42
13. Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi anda untuk
VII dan VIII di Stikes Abi Surabaya. Pengukuran mengunakan skala likert
Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
Nursalam,2016).
1. Pengumpulan data
masing sampel dari hasil pengisian kuesioner tingkat stres serta data tentang
2. Peneliti menemui responden ke ruang kelas pada tanggal 22 april 2019 setelah
dan tujuan penelitian serta hak-hak responden, setelah itu yang bersedia
terlebih dahulu mengenai isi dari kuisioner dan cara pengisian kuesioner pada
7. Semua kuesioner yang telah di isi oleh responden untuk peneliti, kemudian di
Dalam mengolah data yang terkumpul diperlukan suatu teknik analisa data
yang sesuai dengan jenis data yang tepat. Pengelolaan data yang di lakukan
dalam penelitian ini melalui beberapa tahap Editing, Coding Scoring, Tabulating,
Entry, Cleaning.
1. Editing (Penyuting)
2. Coding (Pengkodean)
dalam kategori yang sama. Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode
45
a. Data Umum
1. Kode Responden
a) Responden 1 1
b) Responden 2 2
2. Kode Umur
a) Usia 16-18 :1
b) Usia 19-20 :2
c) Usia 21-22 :3
d) Usia 23-24 :4
3. Kode Semester
a) Semester VI :1
b) Semester VIII :2
b. Data Khusus
a) Stres Ringan 1
b) Stres Sedang 2
c) Stres Berat 3
a) Normal 0
b) Tidak Normal 1
46
3. Scoring
Scoring adalah memberikan nilai berupa angka dari hasil pengukuran yang
sudah dilakukan untuk memperoleh data. Dasar dari pemberian nilai data
Keterangan Skoring
1 : Tidak pernah
2 : Kadang-kadang
3 : Sering
4 : Selalu
b. Stres Sedang : 24 - 31
c. Stres Berat : 32 – 42
4. Tabulating
data yang sudah dikelompokan diberi kategori sesuai dengan kode yang
ditetapkan.
Hasil dari pengelolaan diatas kemudian diolah secara tabulasi dan perhitungan
5. Entry
6. Cleaning
Mengecek kembali data yang telah entry untuk mengetahui ada kesalahan atau
Analisis Data
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariate
Analisa bivarient adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga ada hubungan korelasi (Notoatmojo, 2012). Uji yang di pake adalah
Chi-Square, dimana nilai p= < 0.05 maka H1 diterima, ada hubungan antara
Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Artha Bodhi Iswara”
Surabaya, Sedangkan nilai p= > 0.05 H0 ditolak, tidak ada hubungan antara
Semester VI dan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Artha Bodhi Iswara”.
Etika Penelitian
institusi atau lembaga tempat penelitian (Stikes Arta Bodhi Iswara Surabaya)
data sampel, peneliti memiliki beberapa aturan mengenai masalah etika, antara
lain:
1. Prinsip Manfaat
penelitian atau informasi yang di berikan tidak akan di pergunakan dalam hal
Pada prinsip ini subjek mempunyai hak untuk memutuskan ikut/tidak menjadi
responden yang menolak tidak akan dipaksa dan tetap menghormati haknya.
3. Prinsi keadilan
Pada prinsip ini subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama
mereka tidak bersedia. Dan subjek mempunyak hak untuk meminta bahwa
data yang diberikan haarus dirahasiakan untuk itu perlu adanya tanpa nama
tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur, tetapi hanya
memberi kode tertentu pada setiap lembar pengumpulan data atau hasil
4. Keterbatasan
selain itu penelitian dilakukan hanya di satu tempat yaitu di STIKES ABI
Surabaya
Karangka Kerja
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa saja yang akan diteliti,variable
Menentukan Populasi
Keseluruhan mahasiswi S1 Keperawatan semester VI dan VIII di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Artha Bodhi Iswara” Surabaya
Desain Penelitian
Analitik Korelasi dengan Pendekatan Cross Sectional
PENGUMPULAN DATA
PENGELOLA DATA
( Editing, Coding, Scoring,Tabulating, Entry, Cleaning)
ANALISA DATA
Chi-Square
PENYAJIAN HASIL
KESIMPULAN