Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER


(SOFTENING POINT OF ASPHALT AND TAR IN ETHYLENE
GLYCOL (RING AND BALL))

2.1. Pendahuluan

Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengaturan suhu. Namun
demikian respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya
membentuk sebuah spektrum tergantung dari komposisi unsur-unsur
penyusunnya.

Percobaan ini diciptakan karena pelembekan (softening)bahan-bahan aspal dan


ter, tidak terjadi secara sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan
perubahan gradual seiring penambahan suhu. Oleh sebab itu, setiap prosedur yang
dipergunakan untuk menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti
sifat dasar tersebut, artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya
berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus.Metoda ring and ball yang
umumnya diterapkan pada bahan aspal dan ter ini, dapat mengukur titik lembek
bahan semisolid sampai solid.

2.2. Tujuan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal dan juga tar mulai
lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini
pun menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal dan tar menahan suhu
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.

2.3. Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengujian titik lembek aspal dan
ter (Softening Point of Asphalt and Tar in Ethylene Glycol (Ring and Ball)) ini
adalah sebagai berikut :
KELOMPOK 6
2.3.1. Alat-alat Percobaan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Cincin kuningan

Gambar 2.1. Cincin Kuningan


2. Satu alat ring and ball

Gambar 2.2. Satu set alat Ring and Ball


3. Gelas bejana tahan panas

Gambar 2.3. Gelas Bejana Tahan Panas

KELOMPOK 6
4. Termometer

Gambar 2.4. Termometer


5. Alat pemanas

Gambar 2.5. Alat Pemanas


6. Penggaris

Gambar 2.6. Penggaris


7. Stopwatch

KELOMPOK 6
Gambar 2.7. Stopwatch

2.3.2. Bahan Percobaan

1. Aspal shell

Gambar 2.8. Aspal Shell


2. Air

Gambar 2.9. Air


3. Es Batu

KELOMPOK 6
Gambar 2.10. Es Batu
4. Gliserin

Gambar 2.11. Gliserin

2.4. Landasan Teori

Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal mencapai derajat kelembekan
(meleleh) dibawah kondisi spesifik dari tes. Untuk aspal keras, besarnya titik
lembek dihitung berdasarkan tes ring and ball.Berdasarkan tes yang ada
disimpulkan bahwa pengujian titik lembek banyak dipengaruhi oleh:
1. Kualitas dan jenis cairan penghantar.
2. Berat bola besi
3. Jarak antara ring dengan dasar plat besi.
4. Besarnya suhu pemanasan.

Menurut SK SNI 06-2434-1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara 46 0 –
540 C. Sedangkan menurut spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk
aspal keras pen 40 (Ring and Ball) ialah minimum 510 C dan maksimum 630 C

KELOMPOK 6
kemudian untuk pen 60 sebesar 480 C untuk minimum dan 580 C untuk ukuran
maksimum.
Penetration index = ( 20−500 A ) /(1+50 A ) (2.1)
( log 800−log Pen )
A = (2.2)
(Titik Lembek−25)
Syarat :
0.015 ≤ A ≤ 0.06
˗ 3 ≤ PI ≤+7
PI ¿ = Berarti kurang peka terhadap temperatur.
PI ¿ = Berarti peka terhadap temperature.
2.5. Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang dilakukan antara lain :


1. Memanaskan sampel yaitu aspal shell,

Gambar 2.8. Memanaskan Sampel


2. Melumuri cincin kuningan dan plat dengan larutan gliserin dan talk,

Gambar 2.9. Melumuri Cincin Kuningan dan Plat


3. Menuangkan sampel kedalam kedua cincin kuningan,

KELOMPOK 6
Gambar 2.10. Menuangkan Sampel
4. Meratakan sampel benda uji menggunakan alat yang sudah dipanaskan,

Gambar 2.11. Meratakan Sampel


5. Memasang dan mengatur benda uji sampel pada alat ring and ball,

Gambar 2.12. Memasang Alat Ring and Ball


6. Mengisi air dan es batu pada bejana sampai tinggi permukaan air berkisar
antara 101.6 sampai 108 mm dengan suhu mencapai (±5) ̊C ,

KELOMPOK 6
Gambar 2.13. Mengisi Air dan Es Batu pada Bejana
7. Memasang dan mengatur alat ring and ball beserta termometer diantara
kedua benda uji (kurang lebih dari 12.7 mm dari tiap cincin) dengan
bejana,

Gambar 2.14. Mengatur Alat dengan Bejana


8. Memanaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 ̊C permenit.
Untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh
melebihi 0.5 ̊C,

Gambar 2.15. Memanaskan Sampel

KELOMPOK 6
2.6. Data Hasil Percobaan

Tabel 2.1.Data Hasil Percobaan


Suhu Yang Diamati Waktu I Titik Lembek
No.
(̊C) I II I II
1. 5 0 0
2. 10 1’47’’ 1’47’’
3. 15 3’10’’ 3’10’’
4. 20 3’55’’ 3’55’’
5. 25 4’40’’ 4’40’’
6. 30 5’30’’ 5’30’’
7. 35 6’44’’ 6’44’’
8. 40 8’15’’ 8’15’’
9. 45 10’11’’ 10’11’’
10. 50 12’18’’ 12’18’’ 50 ̊C
11. 55 12’40’’ 55 ̊C

2.7. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat nilai titik lembek sampel I
yaitu pada suhu 55 ̊C dan nilai titik lembek sampel II yaitu pada suhu 50 ̊C. Hal
ini membuktikan bahwa aspal yang digunakan baik untuk pembuatan campuran
aspal. Persyaratan aspal keras dapat diambil dari SNI 06-2434-1991 yaitu untuk
jenis aspal 60/70 titik lembek berkisar 46 ̊C – 64 ̊C.

2.8. Saran

1. Usahakan penempatan ring dengan benar, sehingga bola dapat jatuh pada
suhu tertentu.
2. Ring and ball sebaiknya jangan lupa diberikan gliserin dan talk untuk
memudahkan pelepasan dari alat uji.
3. Ring and ball dibersihkan dari sisa aspal agar tidak melekat terhadap
benda uji.

KELOMPOK 6

Anda mungkin juga menyukai