BAB II
STUDI PUSTAKA
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan. Pelayanan dalam
kamus umum bahasa Indonesia yaitu menolong, menyediakan segala apa yang
diperlukan orang lain seperti tamu atau pembelian. Menurut Kotler (2000:37)
Pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga
kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki
merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu diberikan kepada
orang lain. Dalam hal ini, kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai
memperhatikan hal yang menjadi faktor penting yang benar-benar diperhatikan oleh
10
11
konsumen di dalam perusahaan karena berbagai indikator yang ada di dalam kualitas
salah satu komponenen yang perlu diwujudkan oleh perusahaan karena memiliki
pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen untuk menetapkan
pilihan. Hal ini membuat semakin sulit untuk mempertahankan konsumen lama,
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan
Sebaliknya , jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka
kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa
12
spesifikasi yang dituntut oleh konsumen. Dengan adanya kualitas pelayanan yang
baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.
Setelah pelanggan merasa puas dengan produk yang diterimannya, pelanggan akan
puas, mereka akan membeli ulang serta memberi rekomendasi kepada orang lain
diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal
ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang
ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan
konsumen.
kepuasan bagi konsumen, menilai kualitas jasa dapat dilihat dari seluruh dimensi
yang ada pada jasa itu sendiri. Menurut Parasuraman dalam Fandi Tjiptono (2012:36)
merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini
Petugas Pelayanan.
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
penyampaian informasi.
5. Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
14
dan bentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu
rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah
untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari
produk dan jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Merek adalah produk atau jasa yang
atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan
ini bias fungsional, rasional, dan nyata, berhubungan dengan kinerja produk dari
merek. Perbedaan ini juga bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak
nyata, berhubungan dengan apa yang dipresentasikan oleh merek (Kotler & Keller,
realitas melainkan terhadap apa yang mereka anggap sebagai realitas, sehingga citra
15
merek dilihat sebagai serangkaian asosiasi yang dilihat dan dimengerti oleh
konsumen, dalam jangka waktu tertentu, sebagai akibat dari pengalaman dengan
merek tertentu secara langsung maupun tidak langsung. Asosiasi ini bisa dengan
kualitas fungsional sebuah merek ataupun dengan individu dan acara yang
memiliki citra yang sama persis terhadap suatu merek, namun persepsi mereka secara
Jadi tidak mudah untuk membentuk citra merek, sehingga bila terbentuk akan
sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan
dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek atau brand positioning.
Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak
ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasaran yang professional adalah
merek. Kotler dalam Fandy Tjiptono (2015 : 105) menyusun paham bahwa ada enam
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, signal tingkat kualitas
bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
para pesaing.
Menurut Park dan Srinivisan yang dikutip oleh Rangkuti (2002), brand image
didapat saat ini. Merek yang positif dapat meningkatkan keuntungan yang
suatu merek sehingga perusahan lebih kuat dalam menghadapi serangan dari
Menurut (Simamora, 2004) komponen brand image terdiri dari atas 3 bagian
yaitu:
Menurut Rangkuti (2004) ada beberpa cara membangun brand adalah sebagai
berikut:
2. Memiliki brand value yang tetap, brand value juga mencerminkan brand
value dan positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh
produsen motor dari Jepang, Honda menghasilkan motor berdaya tahan lama
dan irit bahan bakar. Karena dua keunggulan ini tadi Honda menjadi
peran robot bumblebee yang menjadi robot utama dalam film. Film
“Transformer” yang selalu menjadi box office tersebut di tonton jutaan orang
Chevrolet.
19
dibelakang motor, yang bisa digunakan untuk mengangkut galon air dan
keunikan dalam fungsi motor yang disukai oleh para pedagang retail
indikator yang disebutkan oleh Aaker dialih bahasakan oleh Aris Ananda (2010:10)
1. Recognition (pengakuan)
Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek tidak
2. Reputation (reputasi)
Tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih terbukti
3. Affinity (afinitas)
konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan lebih
20
mudah dijual dan produk dengan memiliki persepsi kualitas yang tinggi akan
4. Domain
Domain menyangkut seberapa besar scope dari suatu produk yang mau
adalah sesuatu yang berhubungan dengan keputusan untuk membeli barang atau jasa
tertentu serta seberapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang
atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan
pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian. Menurut Kotler
(2000) keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri
suatu produk dapat digambarkan dalam tahapan tahapan keputusan pembelian sebagai
berikut:
a. Pengenalan kebutuhan
b. Pencarian informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan membeli
a. Faktor Budaya
1. Budaya
Budaya adalah kemampuan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan prilaku yang
2. Subbudaya
segmen pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk dan
3. Kelas sosial
berjenjang di mana anggotanya berbagai nilai, minat, dan prilaku yang sama.
Pemasar tertarik pada kelas sosial karena orang di dalam kelas sosial tertentu
b. Faktor sosial
1. Kelompok
2. Keluarga
masyarakat. Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh suami, istri, serta anak-
peran dan status. Peran tersendiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan
oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Orang mungubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjng hidup mereka.
hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasar yang sesuai untuk
2. Pekerjaan
minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka perusahaan bahkan dapat
pekerjaan tertentu.
3. Situasi Ekonomi
4. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-
hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan.
d. Faktor psikologis
1. Motivasi
motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intesitas yang kuat. Motif adalah
25
kepuasan.
2. Persepsi
berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berada dari rangsangan yang
3. Pembelajaran
nyata, pendapat, atau iman dan bisa membawa muatan emosi atau tidak. Sikap
menentukan tindakan pembelian pembelian barang atau jasa. Ada lima tahap dalam
proses keputusan pembelian. Berikut ini adalah model lima tahap peroses pembelian
yaitu :
26
Gambar 2.1
Menurut Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:36) berikut ini akan
a. Pengenalan masalah
diinginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan
jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan
b. Pencairan Informasi
Konsumen yang tertarik mungkin akan mencari lebih banyak informasi. Apabila
dorongan konsumen begitu kuat dari produk yang memuaskan berada dalam
tertarik untuk mencari lebih banyak informasi.dalam hal ini, konsumen mungkin
Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif yaitu suatu tahap dalam
d. Keputusan pembelian
pembelian konsumen adalah merek yang paling disukai. Namun demikan, ada
dua faktor yang bisa muncul di antara niat untuk membeli dan keputusan
pembelian yang mungkin mengubah niat tersebut. Faktor pertama adalah sikap
orang lain, factor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi pilihan dan
niat untuk membeli produk tidak selalu menghasilkan pelihan pembelian yang
aktual.
rasakan. Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari
produk merupakan faktor yang menentukan apakah pembeli puas atau tidak. Jika
produk gagal memenuhi harapan, konsumen akan kecewa, jika harapan terpenuhi
a. Sesuai kebutuhan
b. Mempunyai manfaat
Harga produk sesuai kualitas produk dan sesuai dengan keinginan pelanggan.
d. Pembelian berulang
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Toko Tas Henny Jalan Daleum Kaum Pasar
terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko Tas Henny dengan nilai p = 0,000,
koefisien korelasi sebesar 0,633 (R = 0,633), dan koefisien determinan (R-quare / R2)
sebesar 40%. Artinya harga secara signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penetapan harga di Toko
Tas Henny, tanggapan konsumen tentang penetapan harga di Toko Tas Henny,
30
keputusan pembelian konsumen di Toko Tas Henny, dan sebesar besar pengaruh
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Jenis
Medan). Hasil Penelitian menyatakan bahwa secara parsial dan simultan kedua
variabel independen yang diteliti yaitu harga dan kualitas pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan nilai koefisien
determinasi yang cukup besar yaitu 21,10% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
ini menggunakan pendekatan asosiatif yang mencari hubungan antara harga dan
Berganda dengan melalukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, lalu dilakukan
pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji t dan simultan dengan Uji f. Kemudian
analisis jalur menunjukkan bahwa: 1). Harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. 2). Citra merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. 3). Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
secara simultan. 4). Keputusan pembelian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang
Banyak faktor dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu harga, citra merek dan
keputusan pembelian. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh harga, citra
penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian pakaian gamis pada Toko
Lana, Jl. Karangkimpul No. 19, Kaligawe, Semarang dari bulan Agustus s/d
November 2015 yang berjumlah 380 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 80
Kualitas Layanan, Citra Merek, Harga dan Kepercayaan Produk pada keputusan
segmen pasar. Dari mulai dari kemudahannya hingga kecepatan layanan E-commerce
menjadi sorotan konsumen. Kualitas Layanan, Citra Merek, Harga dan Kepercayaan.
Jadi dalam penelitian ini, ingin mengetahui bagaimana atau apa yang penting
penelitian ini data dikumpulkan dari 140 responden terpilih yang telah melakukan
Harga memiliki efek positif dan signifikan terhadap Kepercayaan Produk. Lalu,
Ketika konsumen merasa nyaman dan puas dengan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh karyawan sebuah perusahaan atau melebihi harapan konsumen, maka
33
konsumen tidak akan ragu dalam menentukan keputusan pemilihan suatu produk dari
perusahaan tersebut.
dan bentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu
pembelian konsumen akhir. Baik individu maupun rumah tangga yang membeli
Jadi dapat disimpulkan bahwa citra merek dan kualitas pelayanan yang
keputusan pembelian. Jika harga dan kualitas sangat baik maka akan berpengaruh
Gambar 2.2
Kerangka Teoritik
Kualitas Pelayanan (X1)
Berwujud
Keandalan
Ketanggapan
Jaminan dan Kepastian H1
Empati Keputusan Pembelian (Y)
Sesuai kebutuhan
Mempunyai manfaat
Ketepatan dalam membeli
Citra Merek (X2) H2 produk
Recognition Pembelian berulang
Reputation
Affinity
Domain
H3
Keterangan:
pembelian (Y).
2.5. Hipotesis
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data
(Sugiyono, 2013).
berikut :