BAB II
KERANGKA TEORI
pelayanan sehingga tidak heran kalau beberapa perusahaan yang ada dinegara
diinginkan oleh pelanggan dengan apa yang perusahaan berikan. Untuk itu, hal
yang penting adalah kita harus memahami dengan baik arti pelayanan itu sendiri.
sistem yang terdiri atas dua komponen utama, yakni service operations yang
kerap kali tidak tampak atau tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan
(back office atau backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible)
atau diketahui pelanggan (sering disebut pula front office atau frontstage).
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu
produk fisik.
diartikan sebagai suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala
bidang (Sedarmawati, 1999:195). Hal senada juga diungkapkan oleh Sutopo yang
Kualitas telah menjadi satu tahap universal dan menjadi faktor dominan
yang telah ditentukan atau bersifat laten”. Kemudian pengertian kualitas menurut
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan”. Kualitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan.
Sedangkan Ibrahim melihat bahwa kualitas adalah “sebagai suatu strategi dasar
bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan serta
kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan
harapkan. Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap buruk (Tjiptono,
2005:121).
kualitas pelayanan yang diberikan akan mendapatkan persepsi yang ideal dari para
penerima pelayanan.
berikut:
2.Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari segala kekurangan
ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang dipakai untuk mengukur
terpercaya.
kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
I. Kondisi gedung.
I. Kondisi kebersihan.
perusahaan sehari-hari.
2. Reliability (Kehandalan)
kata lain, produk/jasa tersebut selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus
Selain itu, pemasar juga harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada
pelanggan. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun
janji harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.
3. Responsiveness (Ketanggapan)
menit telah berlalu dan pelanggan belum menerima menu pesanan, maka
pihak restoran akan memberikan bonus menu lain. Para anggota perusahaan
juga harus memperhatikan janji spesifik kepada pelanggan. Unsur lain yang
juga penting dalam hal cepat tanggap ini adalah anggota perusahaan selalu
4. Assurance (Jaminan)
kepada pelanggan merupakan hal yang penting pula. Dalam situasi banyak
perusahaan harus bersikap ramah dengan menyapa pelanggan yang datang. Dalam
hal ini perilaku para karyawan harus membuat konsumen tenang dan
Selain kedua faktor yang telah dijelaskan di atas, ada indikator dari pengukuran
5. Empathy (Empati)
dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun
pelanggan terkadang seperti anak kecil yang menginginkan segala sesuatu atau
elemen kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas, harus diramu dengan
pelanggan.
Gambar 2.1
orientasi kualitas pelayanan, konsumen harus merasa seperti hal-hal berikut ini :
dimana kualitas pelayanan dapat dinilai dari persepsi konsumen dalam menikmati
barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen, sehingga yang dirasakan oleh
performa barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat diterima.
yang dibutuhkan atau apa yang diharapkan pada diri seseorang. Jadi, kepuasan
kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, dimana tingkat kebutuhan yang
paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan paling tinggi
terhadap dunia ini atau versi subyektifnya terhadap realitas yang dibentuk dari
faktor-faktor diatas. Pada waktu seseorang ingin sekali membeli suatu produk
baru, ia sebetulnya merespon persepsinya tentang produk itu dan bukan produk itu
obyektif.
merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau
Peter dan Jerry C. Olson dalam Usmara (2003:123) mendefinisikan kepuasan atau
dan persepsi kinerja yang diterima konsumen setelah membeli. Jika harapan
kinerja sebelum membeli lebih besar dari kinerja yang diterima setelah membeli,
kinerja sebelum membeli lebih kecil dari persepsi kinerja sebelum membeli maka
kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan
(2001:44-45), pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan
untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan
pelanggan adalah seseorang yang membeli barang dan jasa. Sementara menurut
who frequents any place of sale for producing what he wants...”. (Pelanggan
adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk
Gambar 2.2
Produk
Harapan
pelanggan
terhadap produk
Tingkat kepuasan
pelanggan
bisnis. Jika pelanggan membeli suatu barang maka pelanggan berharap barang
tersebut akan berfungsi dengan baik. Jika tidak, pelanggan tentu kecewa.
masalah tersebut sehingga pelanggan bisa puas. Bila ternyata sesuai dengan
keinginan, maka pelanggan akan merasa puas. Sebaliknya, bila tidak, maka
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
harapan dengan hasil dari kinerja yang dirasakan. Kepuasan pelanggan inilah yang
menjadi dasar menuju terwujudnya pelanggan yang loyal atau setia. Kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
(Kotler, 1997).
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh pelanggan. Kepuasan
memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan
penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan kerugian.
pelanggannya
beberapa, yaitu :
a. Mutu produk
Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu dan dilihat
penggunanya. Contohnya jaringan listrik PT. PLN (Persero) yang cukup luas dan
terjangkau.
b. Mutu pelayanan
c. Harga
memberikan penawaran harga lebih rendah dari yang lain. Contohnya bila
PT. PLN (Persero) tidak menaikkan tarif listrik maka pelanggan akan memberikan
nilai yang baik atau harga yang ditetapkan sesuai dengan fasilitas yang
disediakan.
d. Waktu penyerahan
atau jasa dari perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian
e. Keamanan
Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan
hal yang sangat essensial bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan langkah
prinsipnya kepuasan pelanggan itu dapat diukur dengan berbagai macam metode
dan teknik. Ada empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu
melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga
secara tepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Akan tetapi, karena
metode ini bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan, karena tidak semua pelanggan yang tidak
2. Ghost shopping
ghost shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya melayani
keluhan.
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi
pemantauan customer loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss
dengan penelitian survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun
umpan balik (feed back) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan
pelanggannya.
pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan
sangat puas.
(problemanalysis).
(importance/percormance ratings).
pada aspek transaksi namun justru lebih berfokus pada aspek relational.
diberikan kepada pelanggan akan memacu puas tidaknya seorang pelanggan atas
dan Berry dalam Ferrinadewi (2005) dalam penelitian tentang kualitas jasa
(X) (Y)
3.Responsiveness 3.Harga
5.Emphaty 5.Keamanan
2.4 Hipotesis
Ho
pelanggan pada bengkel Toyota Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan.
Ha
Demikian penelitian ini juga dibuat dengan dukungan penelitian terdahulu dengan
topik pembahasan yang sama yaitu pengaruh service quality terhadap customer
Populasi dari penelitian ini adalah semua orang yang telah pernah
purposive sampling
Telkom, Bandung).
sederhana.
pelayanan yang tidak diletili dalam penelitian ini seperti brand image,
Negeri Gorontalo).
Kepuasan Nasabah Pada PT. BPR Mega Zanur kota Gorontalo. Penelitian
variabel yang satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini yaitu
responden.
nasabah di PT. BPR Mega Zanur Kota Gorontalo dengan hasil uji
lokasi pemasaran.
Diponegoro).
Kepuasan Nasabah (Studi Kasus Pada Nasabah Debitur PT. BPR Satria
uji simultan diperoleh F hitung sebesar 70,782 lebih besar dari F tabel
siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika
dipandang cocok.
berikut: Y = 0,271 X1+ 0,197 X2+ 0,201 X3+ 0,316 X4+ 0,165 X5.