Dosen Pembimbing
Bu Mestika Lumbantoruan
Disusun Oleh :
Konsep
Interaksi Sosial adalah hubungan yang terjadi antar individu dg individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok yang berupa komunikasi atau kontak sosial yang menghasilkan respon satu
sama lain. Contoh, bermusyawarah, menjawab pertanyaan guru, berdebat dg teman, menyapa
teman,memberi konsul kepada pasien,dll
Bentuk bentuk
Menurut Gillin dan Gillin, terdapat dua bentuk interaksi sosial, yatu proses asosiatif dan proses disosiatif.
Proses asosiatif merupakan bentuk proses sosial yang mengarah kepada kerja sama antar pihak,
sedangkan proses disosiatif merupakan proses sosial yang mengarah kepada pertentangan antara pihak
yang terlibat. Proses asosiatif terdiri dari kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Proses disosiatif terdiri
dari persaingan, kontravensi, dan konflik.
Kerja sama adalah salah satu bentuk proses asosiatif. Kerja sama terjadi apabila pihak yang yang
memiliki suatu kepentingan bersama atau persamaan tujuan. Kerja sama juga sering disebut dengan
istilah cooperation. Beberapa wujud kerja sama antara lain adalah sebagai berikut.
• Koalisi, yaitu bergabungnya dua atau lebih organisasi yang memiliki kepentingan bersama.
Contoh bentuk koalisi yang paling umum adalah gabungan beberapa pelayan kesehatan dirumah
sakit guna mememberikan peerawatan yang terbaik kepada pasien.
• Tawar-menawar atau bargaining, yaitu pelaksaan perjanjian tukar menukar barang atau jasa antara
dua pihak atau lebih. Pada proses ini ada pertukaran sumber daya dalam bentuk tawar menarwa
antar pihak guna mencapai kesepakatan bersama.
• Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu sistem organisasi. Tujuannya
adalah untuk menjaga stabilitas internal organisasi.
• Joint venture, yaitu kerja sama yang umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam
proyek tertentu. Umumnya, tujuan dari joint venture adalah untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan yang bersangkutan.
Asimilasi adalah percampuran dua budaya atau lebih dan menghasilkan budaya baru. Dalam proses
asimilasi, budaya baru yang terbentuk benar-benar berbeda dari budaya yang ada sebelumnya. Proses
asimilasi seringkali disamakan dengan proses akulturasi, padahal sebenarnya berbeda. Proses akulturasi
adalah proses di mana dua budaya atau lebih saling berinteraksi, namun batasan-batasan perbedaan
budaya tidak hilang dan masing-masing budaya tetap mempertahankan keunikannya masing-masing
Bentuk lain yang berlawanan dengan proses asosiatif adalah proses disosiatif, yang mengarah kepada
pertentangan. Berikut adalah bentuk-bentuk proses disosiatif.
• Persaingan atau kompetisi, yaitu proses dimana pihak yang terlibat dari bersaing memperebutkan
sesuatu. Hal yang diperebutkan bermacam-macam bentuknya, misalnya keuntungan, sumber
daya, status, dsb
• Kontravensi, yaitu bentuk proses disosiatif yang lebih tinggi dibanding persaingan, namun belum
mencapai pertentangan. Beberapa bentuk kontravensi adalah penolakan, penyangkalan,
penghasutan, dan pengkhianatan.
• Pertentangan atau konflik, yaitu proses disosiatif di mana pihak yang terlibat berusaha mencapai
tujuannya dengan upaya menantang atau menyerang lawan, sekalipun dengan ancaman atau
kekerasan. Menurut Soerjono Soekanto, penyebab konflik antara lain adalah perbedaan individu,
perbedaan kebudayaan atau nilai, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Meskipun lebih
sering membawa dampak negatif seperti kerusakan materi dan korban jiwa, konflik juga dapat
membawa dampak positif. Dampak positif konflik adalah semakin menguatnya solidaritas dalam
satu kelompok karena adanya musuh bersama
Dinamika
Dinamika sosial adalah perubahan sosial yang terjadi akibat adanya interaksi dalam dua atau lebih
individu dalam suatu masyarakat yang memiliki hubungan psikologis secara jelas dalam situasi yang
dialami.
Ciri Ciri
Konsep
Pranata sosial ialah suatu sistem aturan perilaku dalam interaksi yang berkedudukan kepada kegiatan-
kegiatan untuk melengkapi beragam macam keperluan pokok dalam masyarakat,memenuhi kebutuhan
melayani warga masyarakat yang terlantar dan membutuhkan pertolongan serta memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pemeriliharaan kesehatan,kebugaran jasmani,termasuk kencantikan
Dinamika
• Pengaruh pemberian ASI terhadap kejadian stunting di samarinda 2018
Indonesia mengalami masalah gizi yang cukup berat khususnya pada anak,baik gizi kurang maupun
lebih,termasuk diantaranya stunting.
Proporsi kejadian stunting cukup tinggi yakni 37,2% sehingga masih perlu mendapatkan perhatian
khusus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh riwayat pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian
stunting di wilayah kerja Puskesmas Juanda Kota Samarinda tahun 2018.
Ciri ciri
1.Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud
dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang
bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda
merupakan simbol dari pranata politik negara Indonesia,symbol Kartu Indonesia Sehat sebagai symbol
pranata kesehatan.
2. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi tertulis dan tidak tertulis
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada
di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua,
namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang gambaran sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata
pendidikan adalah aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam
tata tertib sekolah. Sementara itu dalam pranata di rumah sakit,pasien atau keluarga dilarang merokok
didalam ruang perawatan dan lingkungan rumah sakit.
3.Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Misalnya, pranata
dalam perkawinan ada aturan untuk meminang bagi seorang laki-laki yang ingin menyunting seorang
wanita dan bidan dalam melayani klien juga memiliki aturan membantu klien untuk melahirkan.
4. Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang atau
anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Misal, dalam pranata keluarga terdapat nilai kesopanan yakni sikap menghormati atau
sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Dan dalam pranata kesehatan atau kebidanan
terdapat nilai sikap tulus bidan serta cara komunikasi kepada klien.
4.Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada
umumnya tidak mudah berganti atau berubah.
5. Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya set
peralatan bidan yang digunakan dalam proses melahirkannya pasien.
Macam macam
Pranata politik
Ialah kebijakan untuk tanggung jawab disiplin, meleraikan perselisihan dan mempunyai ketua yang
bijaksana.
Pranata Pendidikan
Ialah suatu prosedur yang berlangsung karena prosedur hubungan beragam unsur yang memperoleh
pembudayaan diri dan pembudayaan lingkungan sehingga memperlihatkan rasa yakin akan lingkungan.
Pranata Keluarga
Ialah suatu sistem adab ataupun kaidah-kaidah yang mengelola semua kegiatan anggota keluarga di
lingkungannya.
Pranata Ekonomi
Ialah sistem aturan ataupun hukum yang mengelola perilaku seseorang dalam masyarakat guna
mencukupi keperluan barang maupun jasa.
Pranata Agama
ialah sebuah pranata yang mempunyai peran berguna dalam memandu dan mengelola jalan hidup
manusia.
Pranata Kesehatan
Ialah sebuah pranata yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat di bidang
kesehatan,kebugaran jasmani,dan kecantikan.
Fungsi
Tujuan
Mengelola keperluan hidup manusia supaya tersalurkan secara periodik dan sesuai
Mengelola kehidupan manusia supaya bisa berjalan dengan aman dan lancar sesuai dengan
aturan-aturan yang berjalan
Proses terbentuknya
Peran
Pranata sosial sangat berperan dalam masyarakat, karena alasan-alasan berikut ini:
Merupakan seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung dan mempengaruhi.
Mengatur semua aktivitas anggota/masyarakat, sehingga norma tersebut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan hidup.
Mengatur semua interaksi antaranggota masyarakat agar berjalan dan tercipta keteraturan dan
ketertiban bermasyarakat.