Anda di halaman 1dari 63

Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan

Skenario Pembelajaran
Pengendalian Pelaksanaan
Sesi JP Topik dan Pembahasan Metode Alat bantu
1 2 Pendahuluan: Curah fikiran Berita Surat Khabar terkait kegagalan
Membahas Pentingnya Pengendalian Ceramah proyek
Pelaksanaan Kegiatan Diskusi
Slide No 1.sd. 25
2 3 Rencana monitoring berdasarkan Curah fikiran Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
analisis perjanjian atau kontrak Ceramah
Dilaksanakan dengan studi kasus atas Diskusi Slide 26 s.d. 40
beberapa contoh kontrak Studi Kasus
3 1 Prestasi pekerjaan sesuai dengan Diskusi Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
dokumen perjanjian/kontrak Studi Kasus
Dilaksanakan dengan studi kasus atas Slide 41 s.d. 43
beberapa contoh kontrak
4 2 Faktor penyebab ketidaksesuaian Ceramah Kasus Ketidaksesuaian dengan Kontrak
pekerjaan dengan dokumen/kontrak Diskusi
Diskusi dan Studi kasus tentang kondisi Studi Kasus Slide 44 s.d. 49
dan prilaku yang dapat menyebabkan
ketidaksesuaian
5 1 Ketentuan pinalti terhadap penyedia Ceramah Slide 50 s.d. 56
barang/jasa terkait Diskusi
Diskusi tentang jenis-jenis penaliti
terhadap ketidaksesuaian
Kerangka Modul
Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan
Bab Judul Isi Referensi
1 Pendahuluan 1. Konsep Nugroho, Riant, 2008, Public Policy, Jakarta, PT. Elex Media
2. Yuridis Komputindo
3. Deskripsi Operasional Peraturan Perundang-undangan terkait
2 Teknik dan rencana monitoring 1. Analisis perjanjian atau http://www.wikiapbn.org/kerangka-acuan-kerja/
Kegiatan kontrak http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/monitoring-
2. Teknik Monitoring pengendalian-proyek
3. Rencana monitoring Soeharto, 1997, Manajemen Proyek, Jakarta, Penerbit
Erlangga
Sanusi, Bachrawi, 2000, Pengantar Evaluasi Proyek, Jakarta,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
3 Prestasi pekerjaan 1. Waktu https://www.pengadaan.web.id/2016/08/cara-membuat-
2. Mutu kurva-s-dalam-pekerjaan-konstruksi.html
3. Kuantitas
4 Faktor Ketidaksesuaian pekerjaan 1. Ketidaksesuaian Referensi2 tentang
dengan dokumen/kontrak 2. Kondisi Manajemen Proyek/Kontrak
3. Prilaku Kecurangan
Korupsi
5 Pinalti terhadap penyedia 1. Jenis-jenis Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
barang/jasa terkait ketidak Sanksi/Pinalti Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
sesuaian pelaksanaan pekerjaan 2. Sanksi dan Ganti Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Kerugian
3. Pemutusan Kontrak
6 Penutup 1. Rangkuman
Susunan Materi
Mengapa (Latar Belakang)
• Konsep
• Landasan Hukum

Apa (Deskripsi)
• Dimensi
• Monitoring
• Evaluasi
• Pengganjaran

Bagaimana (Teknis Monitoring/Pengendalian)


• Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
• Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barjas
Mengapa
Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
Konsep
• Pengelolaan Tugas (PDCA)
• Kinerja
• Akuntabilitas
Hukum yang berkaitan
• Paket UU Keuangan Negara
• Peraturan Pengelolaan Keuangan
• SPI
• SAKIP
• Perbajas
Konsep Pengendalian
PDCA

Akuntabilitas Kinerja
MENGELOLA
TUGAS
Kinerja
• The accomplishment of a given task measured against preset known
standards of accuracy, completeness, cost, and speed. In a contract,
performance is deemed to be the fulfillment of an obligation, in a manner
that releases the performer from all liabilities under the contract.
Sumber:
http://www.businessdictionary.com/definition/performance.html

• Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang telah atau


hendak dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur

Sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Akuntabilitas
• Public accountability means the obligation to answer publicly- to report, to an
acceptable standard of answering, for the discharge of responsibilities that affect the
public in important ways.

Sumber: https://www.uniassignment.com/essay-samples/law/the-meaning-of-public-accountability-law-
constitutional-administrative-essay.php

• “Asas Akuntabilitas” adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sumber: Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme
Peraturan yang Berkaitan
UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari KKN

UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi


Pemerintah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme
• Untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas dari KKN ditetapkan asas-asas umum
penyelenggaraan negara negara yang meliputi asas
kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan
negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas
akuntabilitas
Sumber: Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan
Nepotisme
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
• Pelaksanaan Pekerjaan dan/atau Kegiatan merupakan
merupakan ruang lingkup keuangan negara

• Kewajiban untuk mengganti kerugian keuangan


negara oleh para pengelola keuangan negara

Sumber: Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
• Pejabat yang menandatangani dan/atau
mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat
bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran
material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat
bukti dimaksud.

Sumber: Pasal 18 Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Undang-undang Republik
Undang-undang RepublikIndonesia Nomor Nomor
Indonesia 15 Tahun 2004 Tentang2004
15 Tahun Pemeriksaan
Tentang
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

• Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi


dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang
lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat
pengawasan intern pemerintah.
• Pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai
dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara
ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara
efektif.

Sumber: Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004


Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
Tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah

• Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan
dan Laporan Kinerja. (pasal 2)
• Laporan Kinerja sebagaimana berisi ringkasan
tentang keluaran dari masing-masing kegiatan
dan hasil yang dicapai dari masing-masing
program sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen pelaksanaan APBN/APBD. (pasal 17)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
• Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. (pasal 1)

• Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan (pasal 2)

• Pimpinan Instansi Pemerintah wajib a. menetapkan ukuran dan indikator kinerja; b. mereviu
dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator
kinerja; c. mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan d. membandingkan secara
terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya
dianalisis lebih lanjut. (pasal 35)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja pada kementerian negara/lembaga atau unit kerja
pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
• Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang telah atau
hendak dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur

• Sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kegiatan
adalah bagian dari Program yang dilaksanakan oleh 1
(satu) atau beberapa satuan kerja perangkat daerah
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu Program dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil
atau sumber daya manusia, barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut,
sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam
bentuk barang/jasa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 20l9 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
• PA/KPA dalam melaksanakan Kegiatan menetapkan
pejabat pada SKPD/Unit SKPD selaku PPTK.
• PPTK bertugas membantu tugas dan wewenang
PA/KPA.
• PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki
jabatan struktural sesuai dengan tugas dan fungsinya.
• Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang menduduki
jabatan struktural, PA/KPA dapat menetapkan pejabat
fungsional umum selaku PPTK yang kriterianya
ditetapkan Kepala Daerah
membantu tugas
• dalam rangka melaksanakan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran
belanja yang melaksanakan anggaran SKPD yang
dipimpinnya,
– mengendalikan pelaksanaan Kegiatan
– melaporkan perkembangan pelaksanaan Kegiatan
– menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran
atas Beban pengeluaran pelaksanaan Kegiatan
– melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan ketentuan peraturan perulndang-undangan yang
mengatur pengadaan barang/jasa.
Apa
Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
Dimensi Pengendalian
• On site
Monitoring • On desk

• Terhadap tujuan
Evaluasi • historikal
• Terhadap best practises

• manajerial
Pengganjaran • politikal

Sumber: Nugroho, 2008


Monitoring
Tujuan
• Menghindarkan penyimpangan
• Memastikan kesesuaian

Metode
• Survey lapangan
• diskusi
• Desk monitoring

Kompetensi pemonitor
• Memahami pekerjaan yang dimonitor
• Memahami pelaksana dan konteks pelaksanaan
• Memahami dan menguasai metode

Sumber: Nugroho, 2008


Evaluasi
Tujuan
• Sejauhmana pencapaian kinerja
• Menemukan hal-hal untuk meningkatkan kinerja
• Mencapai akuntabilitas

Metode Komparasi
• Tujuan
• Historikal
• Best practises

Jenis-jenis evaluasi
Pengganjaran
Etika
Politik
Hukum
Manajemen
Teknis/Finansial
Sumber: Nugroho, 2008
Bagaimana
Teknik-Teknik Pengendalian
Pelaksanaan Pekerjaan
Teknik-Teknik Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan

PENGENDALIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN BARANG DAN JASA
•JASA
•Barang •Orientasi pada
•Orientasi pada INPUT – PROSES -
OUTPUT OUTPUT

Barang
dan Jasa
Setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
BARANG maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang

PEKERJAAN Seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan


KONSTRUKSI konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya

Jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang


mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem
JASA LAINNYA tata kelola untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau
penyediaan jasa selain jasa konsultansi, pekerjaan
konstruksi dan pengadaan barang.

Jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu


JASA
KONSULTANSI
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah
pikir (brainware)

33
•Mampu melaksanakan
dan menganalisis hasil
monitoring
pelaksanaan pekerjaan
Hasil pengadaan barang/jasa
Belajar
Materi

Teknik dan rencana monitoring


Prestasi pekerjaan sesuai dengan
berdasarkan hasil analisis substansi
dokumen perjanjian/kontrak
kritis dalam perjanjian atau kontrak

Ketentuan pinalti terhadap penyedia


Faktor penyebab ketidaksesuaian barang/jasa terkait ketidak sesuaian
pekerjaan dengan dokumen/kontrak pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan lingkup kewenanganya
Teknik dan Rencana
Monitoring
berdasarkan Analisis
Substansi Kritis dalam
Perjanjian atau Kontrak
Kerangka Acuan Kerja
• Kerangka Acuan Kerja atau Kerangka Acuan
Kegiatan yang disingkat KAK adalah dokumen
perencanaan kegiatan yang berisi
penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa,
siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan berapa
perkiraan biayanya suatu kegiatan.
• KAK berisi uraian tentang latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, masukan yang dibutuhkan, dan
hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.
Sumber: http://www.wikiapbn.org/kerangka-acuan-kerja/
Naskah Perjanjian
Pembukaan
• Judul; Nomor; Tanggal Kontrak
• Kalimat Pembuka
• Para Pihak dalam Kontrak
• a) identitas para pihak serta kedudukan dalam Kontrak
• b) Para pihak dalam Kontrak terdiri dari dua pihak yaitu:
• (1) pihak pertama adalah pihak Pejabat Penandatangan Kontrak (PA/KPA/PPK);
• (2) pihak kedua adalah pihak Penyedia yang telah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;
• (3) menjelaskan pihak-pihak tersebut bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasar kewenangannya;
dan
• (4) apabila pihak kedua dalam Kontrak merupakan suatu konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain maka harus dijelaskan nama bentuk kerjasamanya, siapa saja
anggotanya dan siapa yang memimpin dan mewakili kerja sama tersebut.
• 6) Latar Belakang Bagian ini menjelaskan informasi bahwa telah dilaksanakan pemilihan Penyedia dan
Pejabat Penandatangan Kontrak telah menunjuk Penyedia melalui SPPBJ.

Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Naskah Perjanjian/Kontrak
Isi
• 1) para pihak telah sepakat atau setuju mengadakan Kontrak
• 2) para pihak telah menyepakati besarnya harga Kontrak dalam Kontrak
• 3) Kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut
Kontrak.
• 4) apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen Kontrak maka yang urutannya
lebih dulu sesuai dengan hierarkinya.
• 5) persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing.
• 6) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut.
• 7) kapan mulai efektif berlakunya Kontrak; dan
• 8) ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama

c. Penutup
• Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian; dan
• Tanda tangan para pihak dalam Kontrak dengan dibubuhi materai.

Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Mengendalikan Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Menganalisis substansi kontrak

Melaksanakan monitoring pelaksanaan


pekerjaan pengadaan barang/jasa

Melakukan analisis hasil monitoring

Melakukan pengendalian pelaksanaan


pekerjaan
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2017
Tentang Kompetensi Pemerintahan
TIPE DAN JENIS MONITORING
Aspek masukan • tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, jam
kerja, data, kebijakan, manajemen dsb. yang
(input) dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan.

Aspek proses / • mencerminkan suatu proses kegiatan, seperti


konsultasi, pelatihan, proses konstruksi, proses
aktivitas produksi, dan sebagainya.

Aspek keluaran • mencakup hasil dari proses yang terutama


berkaitan berkaitan dengan kuantitas (jumlah)
(output) dan kualitas (mutu)

Sumber: Dr. Ir. Erizal, Magr, Monitoring & Pengendalian Proyek , diadaptasi
SASARAN PENGENDALIAN
• Pengendalian Biaya dan Waktu
• Pengendalian Teknis
• Pengendalian
Fisik
Administrasi
Jadwal kontrak
(curva s)
realisasi kontrak

100% Waktu
42
Pengendalian pada Tahap Pelaksanaan
Kegiatan/ Proyek
Biaya dan •


Biaya
Penggunaan Orang
Waktu

Waktu •

Kinerja dan Produktivitas
Prosedur

Teknis / • Pengecekan dan Pengkajian


• Inspeksi dan Uji Kemampuan

Mutu • Pengujian dengan Sampling

Sumber: Soeharto, 1997 pp 286-306


Pengendalian Administrasi
Sistem • Komunikasi diantara penanggungjawab

Pelaporan • Mengetahui yang sedang terjadi di lapangan

Orang-orang • Bertanggungjawab terhadap setiap pekerjaan


• Pimpinan yang mengintegraasikan laporan
yang tepat • Untuk penyesuaian dalam kegiatan

• Benar
Informasi • Tepat waktu

Sumber: Sanusi, 2000 p.33


Prestasi pekerjaan
sesuai dengan dokumen
perjanjian/kontrak
Penilaian Pejabat Pembuat Komitmen
Kesesuaian dengan KAK;

Prestasi pekerjaan sesuai jadwal

Pelaksanaan pekerjaan sesuai jangka waktu

Kualifikasi, jumlah, dan waktu penugasan tenaga ahli

Ketaatan dan kelengkapan Administratif

Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Kurva S
Jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang disajikan
dalam grafis yang
memberikan ukuran prestasi
pekerjaan pada sumbu Y
dan satuan waktu pada
sumbu X.

Biasa digunakan pada


proyek kontruksi sebagai
alat kendali pelaksanaan
proyek di lapangan dalam
pengawasan dan
pengaturan.
Sumber : https://www.pengadaan.web.id/2016/08/cara-membuat-kurva-s-dalam-pekerjaan-konstruksi.html
Faktor penyebab
ketidaksesuaian
pekerjaan
dengan dokumen/kontrak
Ketidak sesuaian

Mutu Jumlah

Waktu
Antara lain,
namun tidak terbatas pada:

Kelemahan Pengawasan
SPMK Lemah
Kontrak Lemah

Penyedia tidak Indikasi


kompeten Persekongkolan
Perilaku yang dapat menyebabkan
Ketidaksesuai

Procastination Window
Free rider
/ Penundaan Dressing

Fraud Corruption
Segitiga kecurangan atau fraud triangle menjelaskan tiga kondisi yang dapat
memberi petunjuk mengenai adanya kecurangan yakni :
Opportunity/peluang
, peluang ini
Pressure/tekanan, RATIONALIZATION
berhubungan dengan
ini sering didorong budaya korporasi dan
oleh kebutuhan yang pengendalian intern
(sangat) mendesak, yang tidak
termasuk kebutuhan FRAUD mencegah,
untuk “sejajar” TRIANGLE mendeteksi, dan
dengan tetangganya mengoreksi keadaan.
PRESSURE OPPORTUNITY
atau rekan sekerja di
perusahaan/kantor.
Rationalization/pembenaran
, pembenaran adalah cara
pelaku “menentramkan
diri”, misalnya “semua orang
juga korupsi” atau “nanti
juga saya kembalikan
(jarahan saya)”.
Korupsi

Pemerasan
Benturan Gratifikasi
Penyuapan secara
kepentingan Ilegal ekonomi

Permainan
Permainan
dalam
Pembelian
faktur

Permainan
Permainan
dalam
Penjualan
tender
Ketentuan Pinalti
terhadap penyedia
barang/jasa terkait ketidak
sesuaian pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan
lingkup kewenangannya
Sanksi atas penyimpangan
Penerima Kewenangan
No. Kelompok sanksi Bentuk sanksi Saat peristiwa
sanksi penetapan
PNS dan Saat menjadi
Teguran lisan PA/KPA
pegawai pegawai
Sanksi PNS dan Saat menjadi
1 Teguran tertulis PA/KPA
administrasi pegawai pegawai
Pelaku pengadaan
Blacklist Penyedia BJ Proses PBJP
dan PA/KPA
Tuntutan ganti PNS non Saat menjadi
PA/KPA
rugi bendahara pegawai
Tuntutan Saat menjadi
PNS bendahara BPK RI
Penggantian perbendaharaan pegawai
2
kerugian negara Sita jaminan Penyedia BJ Proses PBJP
Denda Penyedia BJ Proses PBJP Pelaku pengadaan
Proses pemilihan dan PA/KPA
Sanksi finansial Penyedia BJ
penyedia
Kurungan/ Tidak terikat Aparat penegak
3 Pidana Semua pihak
penjara ruang dan waktu hukum

55
Sanksi bagi Penyedia

Perbuatan atau Tindakan Sanksi


 Berusaha mempengaruhi ULP/PP/pihak lain yang berwenang untuk  Administratif
melanggar ketentuan dan/atau
daftar hitam
 Melakukan persekongkolan dengan penyedia lain untuk mengatur proses
dan/atau
pengadaan gugatan
 Membuat dan/atau menyampaikan dokumen yang tidak benar/palsu secara
 Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak perdata
dapat dipertanggungjawabkan/diterima oleh ULP/PP dan/atau
 Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak pelaporan
secara pidana

Perbuatan atau Tindakan Sanksi


 Administratif
 Ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan barang/jasa dan daftar
produksi dalam negeri hitam +
finansial

56
Sanksi bagi Penyedia

Terlambat menyelesaikan Denda keterlambatan


pekerjaan sebesar 1/1000/hari dari
harga kontrak atau bagian
kontrak

Konsultan Perencana yang tidak Menyusun kembali


cermat dan mengakibatkan perencanaan dengan biaya
kerugian negara sendiri dan/atau tuntutan
ganti rugi

57
Denda dan Ganti Rugi
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang tercantum dalam Kontrak.
• sanksi ganti rugi atau
• denda keterlambatan.

Cidera janji/wanprestasi dapat berupa


• kegagalan bangunan,
• menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan,
• melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil audit,
• menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak berdasarkan hasil
audit,
• dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Denda dan Ganti Rugi
Sanksi ganti rugi apabila terjadi;
• kegagalan bangunan, menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan,
• melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil audit,
• menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak berdasarkan hasil audit.
• Besarnya sanksi ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan.

Denda keterlambatan apabila terjadi


• keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Besarnya denda keterlambatan adalah:
• 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak yang tercantum dalam Kontrak; atau
• 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.
Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan

Tata cara pembayaran denda diatur di dalam Dokumen Kontrak.

Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Pemutusan Kontrak oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak
KKN, kecurangan
penyimpangan
dan/atau pailit Daftar Hitam
prosedur
pemalsuan

tidak tidak mampu


gagal
mempertahankan menyelesaikan
memperbaiki berlakunya Jaminan
lalai/cidera janji
keseluruhan
kinerja Pelaksanaan; pekerjaan

menghentikan
tidak dapat
pekerjaan selama
menyelesaikan
waktu yang
pekerjaan
ditentukan
Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
Referensi
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi,
Kolusi, Dan Nepotisme
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
Tentang Keuangan Negara
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
Tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah
Referensi
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 20l9 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
• Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun
2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2017
Tentang Kompetensi Pemerintahan
• Pedoman Pasal 22 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender Berdasarkan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU RI
Referensi
• https://www.uniassignment.com/essay-samples/law/the-meaning-of-public-accountability-law-
constitutional-administrative-essay.php
• http://www.businessdictionary.com/definition/performance.html
• http://www.bpkp.go.id/berita/read/1002/9420/Kebocoran-Proyek-Instansi-Pemerintah-Diduga-
Capai-30-.bpkp
• https://www.pengadaan.web.id/2016/08/cara-membuat-kurva-s-dalam-pekerjaan-konstruksi.html
• http://www.wikiapbn.org/kerangka-acuan-kerja/
• http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/monitoring-pengendalian-proyek
• George & Jones, 2005, Understanding and Managing Organizational Behavior, New Jersey, Pearson
Prantice Hall
• Nugroho, Riant, 2008, Public Policy, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo
• Sanusi, Bachrawi, 2000, Pengantar Evaluasi Proyek, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
• Soeharto, 1997, Manajemen Proyek, Jakarta, Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai