Anda di halaman 1dari 121

Editor :

M. Yusuf Asry

PROFIL PAHAM
DAN GERAKAN KEAGAMAAN

Pengajaran Tawakal
Majelis Hidup Di Balik Hidup
Gereja kalimatan Evangelis
Nahdhatul Wathan Pasca
K.H. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid
Wahdah Islamiyah

DEPARTEMEN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN
2009
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) KATA PENGANTAR
Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Kasus-Kasus Aliran/Paham Keagamaan Aktual di Indonesia Keberadaan dan perkembangan berbagai paham dan
Cet. 1.— gerakan keagamaan pada gilirannya akan mempengaruhi
Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan 2009 kehidupan sosial kemasyarakatan. Sebagai paham baru,
xii +228 hlm; 15 x 21 cm. dalam pengertian mungkin baru tumbuh di suatu tempat atau
ISBN : 978-979-18628-8-2
memang benar-benar baru didirikan pada lazimnya ada yang
mendapat dukungan masyarakat dan ada juga tidak
Hak cipta pada penulis mendapat dukungan, bahkan yang terjadi ialah penolakan.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, Bila muncul yang terakhir, maka dapat menimbulkan
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy tanpa izin sah dari keresahan dan ketegangan sosial, baik internal suatu agama
penerbit maupun antarumat beragama.
Cetakan pertama, Agustus 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
terpanggil untuk meneliti paham-paham keagamaan yang
Tim Peneliti Keagamaan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari latar
belakang berdiri hingga kegiatannya dan respon masyarakat
Profil Pahan dan Gerakan Keagamaan sekitarnya. Permasalahan dan perkembangannya perlu
diungkapkan agar dapat diketahui keberadaannya.
Editor : M. Yusuf Asry
Sehubungan dengan hal tersebut, para peneliti Pusat
Hak penerbit pada Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Jakarta
Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan telah
meneliti beberapa paham dan gerakan keagamaan di
Desain cover dan Layout oleh : Suka, SE Indonesia. Di antaranya hasil penelitian pada tahun 2005 yang
Puslitbang Kehidupan Keagamaan dirasa perlu diterbitkan agar dapat dikatahui oleh masyarakat
Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama RI luas dalam rangka pengembangan wawasan keagamaan dan
Gedung Bayt al-Qur’an dan Museum Istiqlal kerukunan.
Komplek Taman Mini Indonesia Indah
Telp./Fax. (021) 87790189 Jakarta

Dicetak oleh CV. PRASASTI

iii
Akhirnya, kepada para peneliti sekaligus penulis buku
ini, dan editor, kami ucapkan terima kasih. Semoga buku ini KATA SAMBUTAN
menjadi rujukan yang bermanfaat. KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT
DEPARTEMEN AGAMA RI
Jakarta, Agustus 2009
Kepala Puslitbang Kehidupan
Keagamaan
Dengan rasa syukur, saya menyambut baik diterbitkan
buku ini, yang berisi himpunan tulisan hasil penelitian
tentang paham dan gerakan keagamaan di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Pusat Penelitian
Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D
NIP. 19600416 198903 1 005
dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang
dan Diklat Departemen Agama ini ialah dalam rangka
. mengungkap sebab-sebab dan kegiatan suatu paham tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat.
Indonesia bukan hanya dikenal subur alamnya bagi
segala jenis tanaman dan tumbuhan, tetapi juga merupakan
lahan subur bagi pertumbuhan agama-agama besar dunia,
termasuk aliran, paham dan gerakan keagamaan. Munculnya
gerakan tersebut di satu sisi, sebagai indikasi spirit €ghiroh€
beragama yang tinggi, dan ada yang perlu mendapatkan
perhatian dan bimbingan. Di sisi lain dengan paham dan
karateristik kegiatannya dapat mengundang masalah dalam
kehidupan beragama, setidak-tidaknya melahirkan pertanyaan
dari sementara kalangan.
Tulisan ini dimaksudkan untuk berbagi informasi
tentang model-model paham keagamaan yang tumbuh dalam
masyarakat. Selain ada yang mendapat dukungan masyarakat
secara luas, sebaliknya terdapat reaksi penolakan yang dapat
menimbulkan ketegangan dan benturan. Untuk itulah tulisan

iv v
ini diharapkan dapat memperkaya wawasan keagamaan, PENGANTAR EDITOR
sebagai suatu upaya untuk terwujudnya PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN:
Kebangkitan dan Permasalahannya
sikap ”setuju dalam perbedaan”, dan tentunya sepanjang tidak
menodai ajaran suatu agama.
Akhirnya saya ucapkan selamat atas penerbitan buku ini. Munculnya paham dan gerakan keagamaan
Semoga akan mampu memperluas pemahaman keagamaan
dalam masyarakat merupakan suatu fenomena
pembaca.
kebangkitan agama di abad ini. Semangat kebangkitan
Jakarta, Oktober 2009
itu patut dihargai, tetapi dengan semangat gerakan
Pgs Kepala keagamaan yang tinggi, jika tidak disertai toleransi yang
Badan Litbang dan Diklat, kokoh dalam masyarakat dapat menimbulkan
permasalahan dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat dan berbangsa. Karena tiap gerakan
memiliki latar belakang, paham dan kegiatan tersendiri.
Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar Ada yang berorientasi kepada reformasi, ada pula yang
NIP. 19481020 196612 1 001 berwarna mempertahankan ketradisionalan, bahkan ada
yang bernuansa sufistik.
Keragaman corak dan ciri masing-masing gerakan
keagamaan yang disikapi dengan saling menghargai dan
kerjasama akan menimbulkan dinamika dan romantika
kehidupan beragama, dan semua bidang kehidupan. Di
samping itu, sekaligus menjadi khasanah kekayaan
bangsa. Namun, di sisi lain berpotensi kepada ketidak-
rukunan dengan sikap ekslusif dan paham yang berbeda,
terutama yang menyakini pahamnya saja yang benar,
sedangkan di luar itu salah.

vi vii
Paham dan gerakan keagamaan tersebut yang contoh, pendiri HDI secara rohani pernah bertemu dan
merupakan hasil penelitian perlu dibukukan agar berdialog dengan Tuhan, malaikat dan para nabi.
terbuka kesempatan bagi para pembaca untuk Satu dari lima tulisan dalam buku ini mengenai
memperoleh informasi tentang latar belakang agama Kristen, yaitu Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)
tumbuhnya suatu aliran, paham dan gerakan keagamaan Banjarmasin. GKI di daerah ini lahir dari kesadaran
dengan masing-masing cirinya. Buku ini memuat enam masyarakat Dayak untuk penyebaran berita keselamatan.
judul gerakan keagamaan hasil penelitian oleh banyak Semula anggota GKE dari etnis Dayak, tetapi kemudian
peneliti. dari berbagai etnis, terutama migran. Menarik
Pertama, gerakan Pengajian Tawakal di diungkapkan tentang paham dan kiatnya dalam
Yogyakarta. Gerakan ini berdiri karena ketidak-puasan pengembangan Gereja ini yang diikuti berbagai etnis.
terhadap ormas keagamaan yang mapan, dan cenderung Sebuah organisasi yang cukup besar dan kuat
mementingkan pembinaan hanya bagi kelompoknya pengaruhnya di Indonesia Bagian Timur selain Al
sendiri. Adalah menarik dari pengajian ini justeru Khairat yaitu Nahdhatul Wathan (NW) di Pancor,
kegiatannya bukan kajian agama an sich, melainkan lebih Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. NW yang didirikan
berkonsentrasi pada menampung dan mengobati orang oleh Tuan Guru H. Muhammad Zaenuddin Abdul
yang sedang menderita sakit fisik dan gangguan Madjid ini sangat solid. Namun, pasca almarhum Tuan
kejiwaan. Guru NW terbagi dua; Anjani dan Pancor. Terpecahnya
Tulisan selanjutnya mengenai gerakan organisasi ini tidak seperti ormas keagamaan pada
keagamaan Majelis Hidup Di balik Hidup (MHD) di umumnya, karena bukan dari perbedaan paham
Semarang. Berawal dari perenungan Muhammad keagamaan, tetapi oleh kepentingan politik. Bagaimana
Kusnandar mendapatkan ajaran yang kemudian menjadi kedua ormas Islam ber-fastabiqulkahairat dengan landasan
MHD. Dari segi esoterisme pendirinya berbeda dengan yang sama tetapi beda dalam aliran politik diungkapkan
ajaran Islam berdasarkan Al QurÅan dan Al Hadits yang dalam tulisan ini.
umumnya diyakini oleh umat Islam. Dampaknya Selanjutnya, Gerakan Wahdah Islamiyah (WI) di
mendapat reaksi dari masyarakat sekitarnya. Namun, Makasar. WI ini tergolong gerakan relatif baru tumbuh,
jika dilihat dari dunia tarekat menurut penelitinya, tetapi selain tidak mendapat penolakan dari masyarakat,
paham seperti HDI biasa ditemukan tarekat. Sebagai dan dengan konsep €tarbiyahnya€ sangat cepat
perkembangannya.

viii ix
Kelima paham dan gerakan keagamaan tersebut DAFTAR ISI
merupakan cerminan dari semangat keberagamaan yang
tinggi, dan tentunya banyak muncul gerakan keagamaan
Halaman
serupa di daerah lain dari masing-masing agama.
Gerakan-gerakan tersebut dan sejenisnya telah bangkit di KATA PENGANTAR ...............................................................iii
tengah-tengah masyarakat. Di antaranya ada yang KATA SAMBUTAN ..................................................................v
dipermasalahkan lingkungan dan ada yang disikapi PENGANTAR EDITOR ........................................................vii
acuh, bahkan tidak jarang memperoleh simpati dan DAFTAR ISI ...............................................................................xi
dukungan dari masyarakat sekitarnya.
PENGAJIAN TAWAKAL DI YOGYAKARTA ......................1
Abdul Aziz, Wakhid Sugiyarto dan Lastriyah
Jakarta, November 2009
Editor MAJELIS HIDUP DI BALIK HIDUP DI SEMARANG ......63
M. Yusuf Asry A.M. Khaolani, Imam Syaukani dan Antung Noorhasanah

GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS


DI BANJARMASIN .................................................................99
Muhammad Nahar Nahrawi, Kustini dan Reza Perwira

NAHDHATUL WATHAN PASCA K.H. MUHAMMAD


ZAINUDDIN ABDUL MADJIDDI LOMBOK TIMUR .............131
Ahsanul Khalikin

WAHDAH ISLAMIYAH DI MAKASAR .............................187


Nuhrison M. Nuh, Zainal Abidin dan Sri Sulastri

x xi
PENGAJIAN TAWAKAL DI
YOGYAKARTA
Oleh: Wakhid Sugiyarto

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam beberapa kurun waktu terakhir, telah lahir
sejumlah gerakan keagamaan yang bersifat nasional maupun
lokal. Gerakan keagamaan tersebut masih dalam lingkup
mainstream lama, baik Modernis maupun Neomodernis. Di
samping itu, muncul pula gerakan keagamaan yang bersifat
kesufian dan sekaligus lokal.
Pemetaan secara komprehensif dan sistematik
mengenai gerakan keagamaan yang berbau kesufian dan
sekaligus lokal ini belum dilakukan. Oleh karena itu,
kehadirannya telah dimaklumi banyak orang tetapi tidak
diketahui jati dirinya. Pemahaman masyarakat terhadap
gerakan keagamaan kesufian lokal itu juga terbatas yang
sangat mungkin dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Munculnya gerakan-gerakan keagamaan Islam baru
yang bersifat kesufian di Indonesia selama beberapa
dasawarsa ini merupakan fenomena yang memerlukan studi
dan pendalaman tersendiri, terutama untuk melihat arah
perkembangan keislaman masa depan. Gerakan keagamaan
yang berbau kesufian itu harus ditempatkan dalam
konfigurasi keseluruhan gerakan Islam yang sedang
fenomenal di tanah air selama beberapa dasawarsa ini.
Meskipun gerakan keagamaan yang bersifat kesufian,

xii 1
sebenarnya merupakan kelanjutan belaka dari gerakan- gerakan yang diikutinya itu merupakan gerakan tarekat atau
gerakan sejenis yang muncul sejak masa lalu. Namun, karena gerakan kesufian.
ada perubahan-perubahan menyangkut teknis, ajaran dan Beberapa di antara gerakan tarekat, atau apapun
sistem gerakan yang berbeda dengan para pendahulunya, namanya secara kasat mata dapat disaksikan adanya ciri-ciri
terasa bahwa kajian mengenai gerakan keagamaan berbau yang membedakan dari gerakan–gerakan tarekat yang telah
kesufian ini tetap menarik untuk terus dilakukan. Meskipun ada, terutama dari penampilan fisik, sikap dan pandanganya
gerakan keagamaan berbau kesufian merujuk pada kondisi tentang sebuah gerakan. Di antara gerakan itu ada yang belum
temporal, penggunaan istilah pengajian tanpa banyak dipahami selain dari penampilan fisik dari para
mengikutsertakan istilah gerakan yang sebenarnya menjadi anggotanya yang secara sepintas mempertontonkan yang
substansi pengajian tersebut, maka penggunaan istilah terlihat berbeda dengan yang digunakan oleh masyarakat
pengajian masih memerlukan penjelasan dalam fondasi ilmiah umumnya. Pemahaman atas keseluruhan gerakan tarekat
yang kuat agar tidak tumpang tindih dengan istilah pengajian tersebut memerlukan dukungan kerangka teoritik yang
biasa1 . memadai agar kehadiran mereka dapat dipahami dalam
Pembicaraan mengenai gerakan keagamaan berbau konteks yang benar. Secara teroritik, akan lebih baik jika
kesufian tidak hanya memerlukan ketersediaan kontruks- disajikan khusus dalam kerangka konseptual terhadap
kontruks teoritik yang memadai, tetapi juga pengetahuan gerakan pengajian tawakal ini dalam suab bab tersendiri, yang
empiris yang dapat menjelaskan fenomena pengajian yang akan memperjelas kerangka teoritik yang diperguanakan.
sesungguhnya merupakan gerakan tarekat itu. Dalam konsep Seluruh studi mengenai gerakan suatu kelompok
teoritis, sesungguhnya apa yang disebut pengajian, keagamaan, kelompok politik atau apapun namanya jelas
sebenarnya merupakan wahana mendalami ilmu pengetahuan harus menggunakan kerangka teoritik yang sesuai sehingga
agama Islam antara angota pengajian bersama para gurunya. siapapun yang memabacanya dapat memahaminya dalam
Namun menjadi berbeda ketika, istilah pengajian digunakan konteks yang benar pula, mengapa sebuah gerakan lahir.
oleh kelompok keagamaan yang bergerak dalam bidang Suatu studi tentang ideologi Islam misalnya, memberikan
tarekat, yang tentunya akan masuk pada sekte-sekte dalam tekanan pada pandangan bahwa ideologi bukan hanya
tarekat yang ada di Indonesia. Apakah tarekat yang dilakukan dilahirkan tetapi dilestarikan, akan membawa Islam ke dalam
oleh sekelompok anggota pengajian sama dengan kelompok- dua perspektif yang tentu saja saling berlawanan, yaitu yang
kelompok yang memang sejak awal sudah tahu bahwa internasionalistik dan partikularistik. Dalam perspektif
pertama, Islam mengandung dasar-dasar yang dapat menjadi
landasan bagi ajaran moral bahwa Islam adalah pedoman
hidup yang lengkap dan dapat diterapkan secara universal,
1 Abdul Azis, Imam Tholkhah, Soetarman, Gerakan Islam Kontemporer
menembus ruang dan waktu, ras dan bahasa, tradisi dan
di Indonersia, Diva Pustaka, Jakarta, 2004, hal 1-3.

2 3
keinginan semesta. Sementara perspektif kedua, muncul
sebagai realitas sosial politik yang berbeda-beda, khususnya Kajian ini bermanfaat:
di negara-negara yang relatif baru merdeka, seperti negara- 1) Diketahuinya profil gerakan Pengajian Tawakal;
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. 2) Diketahuinya motivasi masyarakat mengikuti gerakan
Salah satu dari gerakan tersebut ialah pengajian Pengajian Tawakal;
tawakal yang sesungguhnya merupakan gerakan tarekat atau 3) Diketahuinya ajaran dari gerakan Pengajian Tawakal;
sufi ini. Kajian ini akan mendeskripsikan seluruh hal yang 4) Sebagai bahan untuk menyusun kebijakan dalam
berkaitan dengan pengajian tawakal tersebut. Beberapa pembinaan kehidupan beragama.
gerakan keagamaan kesufian yang bersifat lokal, telah
memegang peranan penting dalam membantu sebagian orang 3. Metodologi Penelitian
untuk menyalurkan gelora keagamaan yang ada. Gelora Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
keagamaan yang muncul itu kemudian terwadahi dalam terbatas, karena memang persyaratan secara penuh
suatu gerakan kesufian seperti gerakan dzikir dan istighotsah. mengenai penelitian yang bersifat deskripstif kualitatif
Salah satu yang menarik untuk dikaji adalah munculnya tidak terpenuhi. Misalnya; waktu yang digunakan dalam
gerakan dzikir di Yogyakarta yang bernama Pengajian penelitian ini sangat terbatas, sehingga keabsahan dari
Tawakal. check and recheckpun belum sampai tahap jenuh. Padahal
Dari perspektif seperti inilah, peneliti melakukan mestinya metode kualitatif harus dapat digunakan untuk
penelusuran hasil penelitian di Yogyakarta dan kemudian mendeskripsikan seluruh data secara menyeluruh dan
mencoba mendalami Pengajian Tawakal Yogyakarta. Gerakan mendalam, serta menganalisisnya secara terstruktur dan
ini yang lebih memperlihatkan sebagai upaya penyembuhan sistematis. Itulah sebabnya, penulis menyebutnya sebagai
dan berbau tasawuf dari pada sebagai gerakan keagamaan metode kualitatif terbatas. Untuk memperoleh data yang
ataupun sebagai pengajian biasa. bersifat kualitatif ini dipergunakan tehnik wawancara,
observasi terbatas dan studi kepustakaan.
2. Tujuan dan Manfaat Kajian Tehnik Wawancara dilakukan dengan informan,
Tujuan dari kajian tentang pengajian Tawakkal di terutama yang berkaitan dengan praktek-praktek
Yogyakarta ini adalah; keagamaan yang dijadikan pegangan oleh para informan.
a. Mengetahui secara lebih mendalam profil gerakan Informan yang dapat ditemui sebanyak 5 orang, masing-
Pengajian Tawakal. masing telah menjelaskan mengenai seluk beluk
b. Mengetahui motivasi masyarakat mengikuti gerakan pengajian Tawakal di Yogyakarta. Untuk setiap Masing-
Pengajian Tawakal. masing teknik tersebut telah dipersiapkan instrumen
c. Mengetahui ajaran dari gerakan Pengajian Tawakal. pengumpul data. Kemudian teknik observasi terbatas,

4 5
karena peneliti tidak ada waktu untuk menobservasi sebab-sebab tertentu; kedua, dorongan batin atau
seluruh aktifitas pengajian Tawakal. Observasi pada perasaan secara terus menerus; ketiga, pergerakan atau
aktivitas beberapa hari di bulan ramadlan dan kegiatan usaha atau kegiatan di lapangan sosial (politik,
lembaga otonom (sekolah). Studi kepustakaan dalam keagamaan, ekonomi) dan sebagainya.
penelitian ini lebih terfokus pada dokumen yang dimilki Gerakan sosial adalah tindakan terencana yang
oleh gerakan pengajian Tawakal Yogyakarta, yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat disertai
berpusat di masjid Tawakal, Pelemburan, Sariharjo, program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan
Ngaglik, Sleman Yogyakarta. atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan
Untuk memperoleh data dilakukan dengan pola-pola dan lembaga-lembaga masyarakat yang telah
teknis wawancara berstruktur dengan sejumlah anggota ada maunpun yang dibentuknya. Gerakan keagamaan
gerakan tawakkal Yogyakarta. Substansinya berkaitan adalah tindakan terencana yang dilakukan oleh suatu
dengan pengajian Tawakal. Lokasi penelitian ini adalah kelompok atau organisasi keagamaan disertai program
Kota Yogyakarta. Pertimbangannya ialah, gerakan terencana dan ditujukan pada suatu perubahan
pengajian tawakal menurut informasi awal, merupakan keagamaan masyarakat atau sebagai gerakan perlawanan
gerakan pengajian terbesar dan menarik perhatian untuk melestarikan nilai-nilai dan ajaran agama dengan
berbagai kalangan di Yogyakarta2 . Data kualitatif membentuk atau mempertahankan lembaga-lembaga
dianalisis melalui proses editing, kategorisasi, keagamaan di masyarakat.
interpretasi, deskripsi, penyimpulan sementara dan Gerakan ekonomi adalah tindakan terencana yang
kesimpulan akhir. dilakukan oleh suatu kelompok atau organisasi
pemberdayaan ekonomi masyarakat disertai program
4. Kerangka Konseptual terencana dan ditujukan pada suatu perubahan perbaikan
Suatu gerakan keagamaan apapun namanya, ekonomi masyarakat atau sebagai gerakan perlawanan
dalam peraktiknya tidak mungkin muncul secara tiba-tiba terhadap kemiskinan dengan melestarikan pola-pola atau
begitu saja, tetapi pasti ada sejumlah masalah yang norma keadilan ekonomi dengan lembaga-lembaga
melatarbelakanginya. Dalam Kamus Besar Bahasa ekonomi masyarakat yang telah ada maupun yang
Indonesia, gerakan memiliki beberapa arti, yaitu; dibentuknya3 .
pertama, peralihan tempat atau kedudukan, baik itu Pengajian adalah merujuk pada pengajaran
hanya sekali maupun berkali-kali yang tentunya ada agama yang berarti menanamkan norma agama melalui

2 Wawancara dengan Kabag Umum dan Kabid Mapenda Kanwil 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Departemen Agama DI. Yogyakarta, Oktober 2006 Edisi ke III, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 356

6 7
dakwah atau juga dapat berarti proses atau cara juga berliku dan melalui pengalaman panjang pula dari
perbuatan pengkajian, penyelidikan, penelaahan terhadap para penggeraknya, sehingga ia (H. A.H. Asdie)
masalah atau sesuatu bidang tertentu. Karena pengajian memutuskan untuk mendirikan gerakan pengajian
ini dilakukan oleh kelompok muslim, maka pengajaran tawakal ini. Abdul Azis, dengan menggunakan teori
atau menanamkan norma agama ini tentu saja yang Glock dan Stark, serta Weber dan Troeltch, menjelaskan
berkaitan dengan norma dan nilai agama Islam agar mengenai beberapa kemungkinan kemunculan gerakan
penganutnya memahami agamanya itu4 . Sementara itu keagamaan yang secara garis besar dapat dijelaskan
tawakal pasrah diri kepada kehendak Allah dan percaya karena pergualatan sosial di kalangan penganut agama
dengan sepenuh hati kepada kehendak Allah (dalam sendiri. Ada pertimbangan-pertimbangan khusus
penderitaan dll) setelah berikhtiar5 . mengapa sebuah gerakan keagamaan akhirnya harus
Jadi gerakan pengajian tawakal adalah tindakan muncul dalam bentuk semacam “mistisisme” keagamaan
terencana dan terorganisir yang dilakukan oleh suatu dan gerakan penyembuhan. Teori ini memang belum
kelompok masyarakat (H. Asdie dkk) disertai program dapat menjawab secara memuaskan mengapa sebuah
terencana yaitu menanamkan nilai dan norma agama gerakan keagamaan baru akhirnya harus muncul,
Islam (dzikir) dan ditujukan pada suatu perubahan sikap sehingga belum dapat dimanfaatkan secara umum untuk
yang dapat berserah diri kepada Allah setelah melakukan melihat kondisi-kondisi yang melandasi lahirnya aliran
ikhtiar atau sebagai gerakan perlawanan terhadap atau gerakan keagamaan. Niegbuhr kemudian
kondisi ketidakberdayaan diri menghadapi kehidupan menyempurnakannya, sehingga teori yang dibangun oleh
yang dijalaninya (tawakal). Dalam peraktiknya, gerakan Glock dan Stark, serta Weber dan Troeltch dapat
pengajian Tawakal ini menunjukkan usaha yang serius digunakan untuk melihat dan menjelaskan kondisi yang
untuk membimbing para pengikutnya, mengatasi melahirkan suatu gerakan keagamaan baru. Gerakan
permasalahan hidupnya dan dapat berserah diri kepada keagamaan mana pada intinya digerakan dan dibantu
Allah sebagai yang Maha Berkehendak. Dengan oleh orang-orang yang secara emosi keagamaan tidak
demikian, yang disebut gerakan pengajian tawakal mendapatkan kepuasan atas jawaban kebutuhan gelora
Yogyakarta itu memiliki arti yang sama baik dalam jiwa terhadap tafsir agama yang telah ada di
leksikalnya maupun dalam peraktiknya di lapangan. sekelilingnya (deprived) .
6

Lahirnya gerakan ini, tentu saja tidak terjadi secara Sebagai bentuk dari deprivasi, lahirlah gerakan
tiba-tiba, tetapi melalui proses panjang yang mungkin keagamaan kontemporer di Indonesia sejak tiga dasa

4 Ibid, hal. 490-491 6 Abdul Azis, Varian-Varian Fundamentalisme Islam di Indonesia, 2-


5 Ibid, hal. 1150 3

8 9
warsa terakhir, baik itu gerakan keagamaan yang berbagai kalangan muslim di Yogyakarta. Persoalan-
berbentuk sosial kemasyarakat maupun yang berifat persoalan hidup yang sulit, baik sosial ekonomi, sosial
tarekat atau kesufian. Pada tulisan Abdul Azis dan Imam pendidikan, maupun gangguan jiwa karena
Tholkhah itu, deprivasi dapat dibedakan dalam beberapa ketidaktenangan batin dan sebagainya mendorong orang
jenis, yaitu; pertama, deprivasi ekonomi; kedua, deprivasi untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Orang-
sosial; ketiga, deprivasi organistik yang melahirkan orang pengangguran susah mencari pekerjaan yang layak
gerakan penyembuhan; keempat, deprivasi etis (yang bagi dirinya, yang cukup sosial ekonominya merasa sulit
lebih filosofis, seperti konflik antara cita-cita yang dimiliki menatanya sehingga tidak membuatnya tenang dan
oleh gerakan/aliran dengan yang dimiliki masyarakat bahagia, maupun yang kondisi sosialnya berlebihpun
pada umumnya yang melahirkan gerakan reformasi); banyak mengalami keresahan karena berbagai hal,
kelima, deprivasi psikis yang menimbulkan gerakan seperti; masalah dengan anak-anak dengan
mistik7 . Hampir seluruh gerakan keagamaan di lingkungannya, dengan atasannya di kantor dan
Indonesia, sampai kadar tertentu diakibatkan oleh kelima sebagainya, keterlibatan anak dalam dunia malam, dunia
jenis deprivasi itu. Ada sejumlah gerakan keagamaan narkoba dan sebagainya, sehingga membuatnya tidak
yang termasuk jenis deprivasi etis dengan sasaran lebih tenang dan selalu dilanda kegelisahan yang akut.
umum, semacam LDII, Jamaah Tabligh, gerakan Islam Isa Kondisi masyarakat yang serba sakit inilah yang
Bugis, dan sebagainya, dan ada pula gerakan yang masih melahirkan deprivasi sehingga muncul gagasan untuk
membidik masyarakat muslim terpelajar, seperti gerakan membentuk kelompok yang dipandang dapat
Tarbiyah, gerakan Jama’ah Kaum Muda Islam Masjid menghapuskan kegelisahan, keresahan, kemasgulan dan
Salman, Gerakan Kaum Muda Masjid Syuhada dan keekecewaan hatinya, yang kemudian dapat
sebagainya8 . Ada juga gerakan keagamaan sebagai akibat menghadirkan ketenangan jiwa, kebahagiaan, kelegaan,
deprivasi organistik, seperti gerakan-gerakan dzikir yang kepuasan dan bahkan lebih dari itu ,menghadirkan
lagi marak di tanah air beberapa tahun terakhir, termasuk perasaan sangat dekat dengan sang Khaliq Sang Pencipta,
misalnya gerakan Pengajian Tawakal. ataupun juga dapat memuaskan gelora keagamaan orang-
Pengajian Tawakal yang muncul di Yogyakarta, orang yang sedang mencari ketenangan jiwa itu. Di
ternyata juga akibat deprivasi itu pula. Deprivasi yang sinilah H. Asdie cukup cerdas menangkap peluang,
dimaksud adalah deprivasi etis, organistik dan psikhis sehingga berakhir pada suksesnya gerakan pengajian
yang dirasakan secara kolektif oleh orang-orang dari Tawakal dan mampu menarik minat ribuan orang resah,
orang terhimpit ekonomi, orang berada tetapi tidak
bahagia, kasus narkoba anggota keluarganya dan
7 Ibid, Hal. 3.
8 Ibid, hal. 8-9

10 11
sebagainya untuk bergabung dengan dirinya dalam para pendukungnya. Kemampuan gerakan Pengajian
suatu kelompok gerakan pengajian dzikirnya. Tawakal memenuhi fasilitas kebutuhan dan harapan dari
H. Adie-pun dengan cerdas memilih nama para pendukungnya, telah mendorong semakin besarnya
kelompok pengajiannya dengan sebutan pengajian dan dikenalnya gerakan Pengajian Tawakal oleh
tawakal, sebuah kosa kata yang sebenarnya merupakan masyarakat Yogyakarta. Dengan demikian semakin
visi dari setiap muslim di manapun berada. Hebatnya, banyak pula para pembimbing yang menjadi asisten dari
lagi kecerdasan H. Asdie adalah memilih Yogyakarta H.Asdie, serta semakin efektif pula gerakan tersebut
sebagai wilayah pengembangan pengajian yang dalam menjalankan aktifitasnya9 .
dibentuknya, sebuah wilayah atau daerah yang memiliki Pengajian Tawakal jelas merupakan gerakan
sejarah panjang dalam perkembangan masyarakat Islam keagamaan yang dibangun atas deprivasi etis, organistik
Kejawen yang cenderung sufistik, sehingga dengan dan psikhis, termasuk pula munculnya berbagai
mudah H. Asdie-pun mendapatkan pengikut yang tidak pengajian-pengajian yang tidak hanya mendalami agama,
sedikit. tetapi menanamkan keimanan kepada Tuhan, serta
Berbekal pengalamannya mengelola pengajian di menjadi mengarah kepada gerakan mistik, seperti dzikir,
Jakarta, H. Asdie paham bahwa di Yogyakarta banyak penyembuhan penyakit secara massal dan sebagainya.
orang yang juga dilanda depresi. Kelompok pengajian Gerakan semacan ini, belakangan semakin menguat
Tawakal yang didirikan, cocok dengan kebutuhan ketika mereka telah menyaksikan pengalaman batin yang
batiniah masyarakat muslim Yogyakarta yang sedang bersifat individual yang mencerminkan keberhasilan dari
dilanda resah. Kelompok pengajian Tawakal akhirnya orang-orang yang terlibat dalamnya. Deprivasi etis,
memerankan diri sebagai gerakan pembaharuan dalam organistik dan psikhis yang sifatnya massal ini, telah
tarekat, gerakan penyembuhan bagi orang sakit dan mendorong semangat baru bagi umat untuk melakukan
gerakan mistik baru (penyembuhan psikhis). segala sesuatu yang lebih berguna dalam hidupnya,
Keberlanjutan pengajian Tawakal didukung oleh begitulah kira-kira pandangan Dhurkheim. Terjadi
keberhasilan banyak individu yang telah mencoba untuk derivasi psikhis, karena mereka sudah mentok dengan
menekuni jalan baru dalam memuaskan gelora semua sistem yang lazim digunakan dalam dunia
keagamannya dalam kelompok ini. Pengajian Tawakal kesehatan, sehingga memerlukan sistem lain yang
yang dibentuk oleh H. Asdie benar-benar menemukan dipandang lebih canggih dan tingkat keberhasilannya
relevansinya dengan realitas kehidupan keagamaan yang lebih tinggi tetapi dengan biaya yang sangat murah,
masysrakat Yogyakarta ketika itu. Alasan pendiriannya yaitu sistem penyembuahn Illahiyah. Contoh paling
logis, tokoh-tokoh dan kelembagaannya mampu
membantu menyalurkan kebutuhan gelora keagamaan
9 Ibid. hal 1-4

12 13
mutakhir adalah gerakan dzikirnya Haryono, Arifin Istimewa Yogyakarta ini berdiri pada tanggal 4 Maret 1950
Ilham dan H. Ahmad Asdie dalam gerakan Pengajian dengan dasar hukum UU No. 3 Tahun 1950. Propinsi Daerah
Tawakkal di Yogyakarta. Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagi selatan pada
posisi 7 derajad sampai 8 derajad Lintang Selatan dan 110
5. Sistematika Laporan derajad sampai 111 derajad Bujur Timur10 .
Laporan hasil penelitian tentang ÅGerakan Di sebut sebagai daerah istimewa, karena khusus
Pengajian Tawakal di Yogyakarta‚ ini akan disistematikan Yogyakarta, Gubernur diangkat dari dinasti Kesultanan
sebagai berikut; Yogyakarta dan Wakil Gubernurnya dari dinasti Pakualaman
Dalam bab I, dideskripsikan latar belakang masalah, Yogyakarta, sebagaimana kemudian disebut dalam UU No. 3
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka Tahun 1950 itu. Daerah Istimewa Yogyakarta pernah menjadi
konseptualnya, metodologi penelitian, dan sistematika ibukota Republik Indonesia ketika Pemerintah Indonesia
pembahasan. Kemudian pada Bab II diskripsikan mengenai berbentuk Republik Indonesia Serikat akibat dari
gambaran umum dan karakteristik wilayah penelitian yang ditandatanganinya perjanjian Renville. Wilayah Republik
meliputi geografis, demografis dan kehidupan beragama. Indonesia yang waktu itu benar-benar tinggal Yogyakarta
Pada bab III akan dideskripsikan mengenai fokus yang lebarnya tidak lebih dari sebesar pulau Madura itu,
kajian lapangan yaitu, Gerakan Pengajian Tawakal di masuk sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.
Yogyakarta, yang terdiri dari Asal Usul Gerakan Pengajian Bahkan angkatan bersenjata Republik Indonesia di daerah
Tawakal Yogyakarta, Dasar dan Tujuan, Keanggotaan dan kantong republik seluruhnya harus hijrah ke Yogjakarta.
Kegiatannya, Motivasi Peserta Pengajian Tawakal dan Dari hijrahnya para tentara Republik Indonesia dari
Ajaran Pengajian Tawakal. daerah-daerah kantong republik menuju Yogyakarta inilah,
Kemudian Bab V, sebagai penutup berisi kita akan dapat mengetahui cerita panjang tentang
kesimpulan dan rekomendasi. penderitaan, kekecewaan, kesedihan dan kejengkelan para
tentara Siliwangi dan keluarganya yang harus hijrah ke
GAMBARAN UMUM WILAYAH Yogyakarta. Sementara itu diperjalan terjadi sabotase dan
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA pemberontakan di peristiwa tiga daerah (Slawi, Tegal dan
Brebes) dan kekacauan yang dilakukan oleh DI/TII
1. Kondisi Geografis dan Demografis Kartosuwiryo, yang sebenarnya juga kecewa atas
Yogyakarta selain sebagai Kotamadya, Yogyakarta juga ditandatanganinya perjanjian Renville yang salah satu
sebagai ibukota dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang hasilnya adalah tersisanya Repiblik Indonesia hanya
meliputi Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Kabupaten
Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. Propinsi Daerah
10 Kota Yogyakarta Dalam Angka 2005

14 15
Yogyakarta saja. Banyak juga keluarga-keluarga tentara yang budaya dan juga sebagai kota perjuangan. Terletak di kaki
tetap ditinggal di daerah-daerah kantong republik yang gunung api Merapi sebelah selatan yang istanya juga
mereka tidak mengetahui kapan akan bergabung lagi dengan berhadapan lurus langsung dengan gunung Merapi tersebut.
suami-suami yang tentara dan atau keluarga lainnya. Di Sebagai daerah yang dekat dengan gunung berapi yang suka
sekitar Yogyakarta sendiri, seperti di Klaten, Solo dan Madiun bangkit kembali itu, mengakibatkan Yogyakarta dan
terjadi perkelahian-perkelahian antar sekmen masyarakat, sekitarnya termasuk daerah yang rawan gempa. Kota
laskar rakyat (PKI) dengan laskar Hisbullah atau Sabilillah, Yogyakarta yang memiliki luas 3.142 km2 itu memiliki jumlah
bahkan antar tentara sendiri sporadis (Siliwangi dan penduduk sebanyak 568.958 jiwa12 .
Diponegero) intel tentara sendiri antara yang pro komunis
dan yang pro Republik Indonesia menjelang meletusnya 2. Dinamika Kehidupan Beragama
pemberontakan PKI Madiun yang terkenal itu11 . Yogyakarta muncul setelah perjanjian Gianti pada
Di samping itu keistimewaan Yogyakarta, bahwa zaman Belanda, yang salah satu isinya adalah memecah
bahwa sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan
ibukota wilayah Kerajaan Kesultanan Mataram Hadiningrat. Yogyakarta. Sampai saat ini, Keraton Yogyakarta mempunyai
Dan ketika terjadi revolusi kemerdekaan Indonesia, peranan yang tetap penting dan menjadi penentu dalam
Kesultanan Mataram yang waktu itu Sulatannya adalah Sultan dinamika kehidupan masyarakat Yogyakarta, termasuk di
Hamengkubuwana IX yang keberadaannyapun juga diakui dalamnya kehidupan beragama. Keraton Yogyakarta adalah
oleh Pemerintah Belanda dan negara-negara lain di dunia. salah satu sistem simbol bagi masyarakat Jawa, yang meliputi
Kesultanan Mataram malah merupakan elemen penting dalam cara penghadiran diri, pemaknaan dan penghayatan hidup,
revolusi kemerdekaan, dan berada di belakang Republik, cara pandang hidup, dan nuansa kehidupan batin. Keraton
terutama ketika menjadi ibukota Republik Indonesia dan Yogyakarta merupakan perpaduan antara Islam dan budaya
kemudian diserbu Belanda dalam class II. Bahkan Sultan Jawa.
Mataram waktu itu, Sultan Hamengkubuwono IX Islam sebagai agama pendatang di Jawa yang
menyatakan dengan tegas bahwa Mataram merupakan bagian kemudian membentuk berbagai komunitas muslim yang kuat
tak terpisahkan dengan Republik Indonesia. diberbagai kota pantai utara Jawa dan sekaligus menjadi kota-
Kota bersejarah paling panjang memiliki cerita penting kota pusat penyebaran Islam ke pedalaman. Cara penyebaran
sepanjang sejarah Nusantara dan Indonesia kontmeporer ini, Islampun dengan damai baik melalui perkawinan maupun
saat ini menyandang sebagai kota wisata, kota pelajar, kota hubungan perdagangan, tidak ada cerita mengenai
peperangan antara santri atau muslim dengan penduduk lokal
11 Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G. 30 S-
PKI dan Peran Bung Karno, PT. Intermasa, Jakarta , 1988, hal. 49-57 12 Kota Yogyakarta Dalam Angka 2005

16 17
yang belum memeluk agama Islam. Dakwahpun dilakukan pernah dipelajari Islam secara mendalam dalam bentuk serat-
secara kultural oleh para penyebar Islam yang disebut dengan serat dan menjadi penghantar para pecinta sastra itu untuk
Walisanga, termasuk di Yogyakarta, yang suatu saat, tiba-tiba mempelajari Islam yang lebih baik. Tidak ada sastrawan
yang namanya orang Jawa itu Islam, bukan yang lain13 . kraton yang tidak mencintai nabi-nabi, para wali dan
Di Keraton Yogyakarta pergumulan antara budaya sebagainya sebagai pembawa pesan kebenaran di atas bumi
Jawa dan Islam sangat keras, karena tidak mungkin saling ini. Merekapun percaya akan akhirat, siksa api neraka,
mengalahkan, maka yang terjadi adalah saling menyerap. percaya adanya surga dan seterusnya.
Banyak kitab-kitab diterbitkan oleh Keraton atau pejangga Dewasa ini, kondisi umat beragama di Daerah
Keraton yang memperlihatkan adanya pertarungan budaya Istyimewa Yogyakarta sudah sangat berubah, karena Sri
itu, bahkan termasuk pertarungan antara penganut Islam Sultan sendiri memiliki kecenderungan sebagai pemeluk
manunggaling Kaweulo Gusti dengan Islam maenstreim, Islam puritan, setidak-tidaknya secara pribadi sudah tidak
sehingga dilakukan dialog dan diakhir dengan saling menyukai upacara-upacara tradisional di istananya. Tradisi-
memaafkan. Kalangan Islam manunggaling Kawulo Gustipun tradisi masih terus berjalan, karena para pengawal-pengawal
kembali ke ajaran Islam sesuai dengan syari’at yang dipegangi istana saja dan Sultan tidak ingin mengganggunya. Di
oleh umat Islam umumnya. Bahkan, mungkin naskah kuno kalangan masyarakat sendiri, kehidupan beragama sudah
yang berkaitan dengan Islam, Keraton Yogyakarta merupakan cukup baik, misalnya masjid-masjid ramai ketika shalat
penyimpan naskah terlengkap di Indonesia14 . jumƒat, shalat maghrib apalagi ketika bulan puasa.
Di Yogyakarta, kita mengenal istilah Islam Kejawen, Di Yogyakarta terdapat UIN Sunan Kalijaga yang
sebuah kondisi di mana memang ada percampuran antara merupakan kiblatnya intelektual muslim Indonesia setelah
Islam dan budaya Jawa, yaitu ajaran islam yang dipahami dan Jakarta. Dari Yogyakarta pula Muhammadiyah didirikan oleh
dan dikembangkan menueurt alam pikiran dan kacama tradisi KH. Ahmad Dahlan dan mendpatkan pendukungnya yang
kejawen. Walaupun Islamnya tidak sekental Islam pesantren, besar sampai hari ini. Banyak sekolah-sekolah
namun budaya dan satra Islam Kejawen amat berjasa sebagai Muhammadiyah didirikan di berbagai pelosok Daerah
pengantar bagi para pecinta budaya dan satra Jawa untuk istimewa Yogyakarta. Yang lebih menarik lagi adalah, disini
mengenal ajaran Islam yang cukup halus. Banyak buku-buku terdapat banyak pesantren yang memiliki rep[utasi nasional,
sastra yang mengagambarkan betapa di Keraton Yogyakarta bahkan internasional, misalnya; Pondok Pesantren Krapyak,
Pondok Pesantren At Turots al-Islami (Pesantren Bin Baz) dan
13Woorward, Islam Kultural di Jawa abad 18-19, Intermasa, 1987, hal Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Waljamaƒah (Aswaja).
40-45 Yogyakarta menjadi tempat persemaian berbagai gerakan
14IAIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan
Islam yang terus berkembang sampai sekaarang.
Islam Indonesia, Khasanah Budaya Kraton Yogyakarta II, Yogyakarta,
2001, hal. 1-4

18 19
PROFIL GERAKAN PENGAJIAN TAWAKAL Konon pengajian ini khusus menangani orang-orang yang
DI YOGYAKARTA terkena sakit kanker, depresi, stres dan gejala sakit
kejiwaan lainnya. Pengajian ini diikuti oleh kalangan
1. Asal Usul Gerakan Pengajian Tawakal Yogyakarta susah dalam bidang ekonomi, seperti para pekerja
Yogyakarta adalah sebuah kota yang kaya dan rendahan, buruh pabrik, hingga yang ekonomi mapan
mendalam dalam budaya, sehingga sufisme dan aliran dari berbagai profesi seperti, dokter, pengusaha, pejabat
mistik pada umumnya mendapat sambutan dan pengikut dan sebagainya15 .
yang cukup banyak di Yogyakarta. Di kalangan penganut Nama Tawakal diambil untuk nama kelompok
sufisme, konflik dari dalam antara sesama pengikut pengajian ini, sebab dalam al-Qur’an tidak sedikit ayat-
sesungguhnya sangat tajam, terutama yang berbeda nama ayat yang memerintahkan manusia untuk bertawakkal,
dan aliran tasawufnya. Dalam sastra Arab, konflik begitu pula dalam hadits Nabi Muhammad yang
tergambar pada pertarungan antara al- Ghazali yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, “Sekiranya kamu benar-
dipandang lebih heterodoks dan sangat menghargai benar bertawakkal kepada Allah tentulah Allah
syari’at melawan faham al-Halajj yang cenderung ke arah merezekikan kamu, sebagaimana Allah merezekikan
faham panteisme dan kurang menghargai syari’at. burung, ia pergi dengan lapar dan pulan dengan
Di Jawa dikenal pertarungan antara syeikh Siti kenyang”16 . Dengan nama “tawakal” diharapkan orang-
Jenar atau lemah Abang dengan para wali yang dipimpin orang yang bergabung di dalamnya selalu bertawakkal
Sunan Giri. Sampai hari inipun Yogyakarta masih banyak kepada Allah, yaitu menyerahkan diri kepada Allah dan
dihuni oleh orang-orang yang menganut paham berpegang teguh kepada ajaran-Nya. Sikap tawakal,
manunggaling kawulo gusti, atau setidak-tidaknya sebagai cara berpegang teguh kepada Allah terhadap
banyak cara yang dapat digunakan dalam mendekatkan keselamatan panca indera, alat-alat bekerja,
diri kepada Allah sang Pencipta. Dalam kondisi kesempurnaan pekerjaan dan kelengkapan amal-amal,
masyarakat Yogyakarta yang sedikit banyak dipengaruhi bakti dan ketaatan ke hadirat Allah serta
oleh Islam Kejawen dan tekanan kehidupan modern menyempurnakan segala yang dituntut akal dan jalan
menjadi lahan subur bagi berkembangnya gerakan terakat yang telah dibiasakan serta berusaha mencari rezki yang
seperti pengajian dzikir Tawakal. halal17 .
Pengajian Tawakal di Yogyakarta adalah
pengembangan pengajian serupa yang sudah ada di
Jakarta sejak tahun 1970-an yang didirikan oleh H. dr.
Permana Sastrarogawa. Ia berporfesi sebagai dokter
15 Asdie, Sejarah Pengajian Tawakal, 1999, tp. hal 2-3
16 C.A. Hanafi, Tawakal Kepada Allah, , tp, hal. 5
syaraf di sebuah rumah sakit umum di Jakarta Pusat.
17 Ibid, hal. 5-6

20 21
Dalam kamus bahasa, pengertian pengajian sakit kejiwaan inilah, ia menggunakan agama sebagai
Tawakal memeiliki makna leksikal yang sama, yaitu landasan teraphinya.
tindakan terencana dan terorganisir yang dilakukan oleh Di Yogyakarta, pengajian tawakal mulai dikenal
suatu kelompok masyarakat (H. Asdie dkk) disertai masyarakat pada tahun 1980-an. Pengajian di pusatkan di
program terencana yaitu menanamkan nilai dan norma rumah H. Asdie, Gayam Gondokusuman Yogyakarta,
agama Islam (dzikir) dan ditujukan pada suatu perubahan sehingga setiap disebut pengajian Tawakal, maka nama
sikap yang dapat berserah diri kepada Allah setelah H. Asdie selalu disebut pula. Bahkan kelompok pengajian
melakukan ikhtiar atau sebagai gerakan perlawanan Tawakal ini sering disebut pengajian dr. Haji Asdie.
terhadap kondisi ketidakberdayaan diri menghadapi Pengajian Tawakal ini pada awalnya mendapat cemoohan
kehidupan yang dijalaninya (tawakal). banyak orang, karena dipandang memperaktekkan ilmu
Sukses pengalaman pengajian di Jakarta, membuat perdukunan atau dokter merangkap dukun (terkun).
sebagian peserta mendirikan pengajian serupa di Namum setelah lama berjuang dalam pengajian Tawakal
berbagai kota di Jawa dan Sumatera seperti di Medan, ini, H. Asdie mulai mendapatkan simpati dan
Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya dan kepercayaan dari masyarakat luas, sehingga
Yogyakarta. Pengajian Tawakal di Surabaya didirikan dr. anggotanyapun semakin bertambah. Bahkan sekarang
Sucipto dan di Yogyakarta didirikan Sudirman dan H. keberadaan gerakan pengajian Tawakkal sendiri
Ahmad H. Asdie. Keduanya tertarik sepertinya sudah merupakan kebutuhan kaum muslim di
mengembangkannya, karena berkeyakinan bahwa Yogyakarta untuk memandu ke arah kehidupan yang
pengajian tawakal dapat dijadikan sarana untuk bahagian dan damai.
membimbing orang Islam yang sesat kembali menuju ke Sebagai ahli syaraf, H. Asdie dalam setiap
jalan Islam (pendampingan keagamaan). kesempatan pertemuan dengan pasien, ketika para pasien
H. Asdie (juga dokter syaraf) berasal berasal dari sedang berobat kepadanya, ia mengajak pasiennya agar
kalangan kyai pengamal tarekat di Madura, meskipun ia selalu “mendekatkan diri kepada Allah”, baik di RSU
tidak menyukai tarekat. Setelah mengikuti pengajian PKU Muhammadiyah, RS. Dr. Sardjito dan tempat
tawakal di era 1970-an di Jakarta, dan melihat H. perakteknya di Gayam, Gondokusuman, Yogyakarta. Dari
Permana mengembalikan kehidupan beragama seorang cara ini, akhirnya H. Asdie semakin dikenal oleh
dokter lulusan luar negeri yang kemudian skeptis masyarakat Yogyakarta. Karena H. Asdie di samping
terhadap kewajiban pengamalan agama. Sebagai seorang peraktek sebagai dokter, juga melakukan dakwah Islam
dokter syaraf, ia masih percaya bahwa tidak semua dengan caranya yang khas itu, akhirnya ada yang
penyakit dapat disembuhkan secara medis, terutama yang mengkhultuskan dirinya. Untuk menghindari kultus
berkaitan dengan kejiwaan. Untuk menyembuhkan gejala individu oleh masyarakat kepadanya yang dalam

22 23
pandangan H. Asdie mulai salah itu, hingga akhirnya H. Pengajian Tawakal yang awalnya hanya diikuti oleh
Asdie sendiri mengurangi pertemuannya dengan para orang-orang yang pernah menjadi pasiennya itu, akhirnya
pasien. Dia hanya bertemu dengan para aktifis pengajian berkembang kepada orang-orang yang selama ini tidak
tawakal pada “small group”, yaitu pertemuan rutin yang pernah menjadi pasiennya. Latar belakang dari anggota
dilaksanakan setiap akhir bulan. Dalam small group ini juga semakin beragam, mulai klas bawah (akar rumput),
pengajian dihadiri oleh banyak orang, sehingga tidak ada menengah (pedagang, swasta kecil, pegawai) sampai klas
kesempatan untuk bersikpa yang mengkultuskan H. atas (pengusaha dan pejabat tinggi). Mereka yang menjadi
Asdie. Pengajian Tawakal Yogyakarta saat ini dipusatkan anggota pengajian ini, adalah orang-orang yang dalam
di Masjid Tawakal, Sariharjo, Ngaglik Sleman Yogyakarta. hidupnya menghadapi persoalan yang tidak dapat
Pada saat pertemuan ini, H. A.H. Asdie selalu dipecahkan sendiri. Jiwanya tidak tenang, selalu dilanda
memberikan pesan-pesan agama kepada para anggota keresahan dan jasmani seperti menderita berbagai
gerakan pengajian Tawakal. Pada saat ini, A.H. Asdie penyakit, hanya sedikit yang bergabung itu tidak
sudah tidak memberikan pembimbingan dzikir kepada bermasalah.
para anggota Tawakal. Kegiatan pembimbingan Dari proses yang dapat dideskripsikan ini, dengan
diserahkanya kepada para anggota Tawakal senior yang teori deprivasi organistik dan psikhis dapat dijelaskan
dipandang telah mampu. Namun ia tidak pernah bahwa gerakan pengajian menjadi sarana peyembuhan
menolak jika ada anggota Tawakal datang ke rumahnya dan tidak percaya pada sistem kedokteran secara mutlak.
untuk menanyakan berbagai persoalan kepadanya. Setidaknya, percaya bahwa penyebuhan segala penyakit,
Agamapun menjadi solusi bagi orang-orang yang dilanda tidak selalu dapat disembuhkan dengan sistem kesehatan
kesulitan psikhis (penenang jiwa dan batin) dan duniawi kedokteran, tetapi juga dapat dilakukan dengan dzikir.
(membangun relasi antara anggota kelompok pengajian), Gerakan pengajian Tawakal menjadi gerakan
dalam bentuk hiburan semu dan boleh jadi hanya sesaat. penyembuhan bagi semua anggota dan pedukungnya
Solusi seperti ini, sebenarnya malah memperkuat teori ketika maereka dilanda gejala sakit psikhis dalam bentuk
Mark, bahwa kaum agamawan tidak cukup dalam ketidaktenangan, ketidaktenteraman, ketidakdamaian
membela orang-orang tertindas secara ekonomi dan dan ketidakbahagiaan. Gerakan pegajian Tawakal juga
politik, tetapi malah menawarkan ketenangan batin menjadi gerakan mistik, atau setidak-tidaknya merupakan
dengan janji surga di seberang derita dan kematian18 . gerakan sufistik bagi para anggota dan pendukungnya
yang kebanyakan bermasalah dalam persoalan cara-cara
menghadap kepada Illahi. Model tarikatpun dilakukan,
yaitu dalam bentuk bacaan-bacaan dzikir tertentu dan
18 Komaruddin Hidayat, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan
dengan cara-cara tertentu pula yang sebenarnya tidak
Krisis Modernisme, Paramadina, Jakarta, 1998, hal 40-42.

24 25
lazim ecara syari’at, hingga bagi sebagian besar orang H. Asdie yang akhirnya kewalahan menerima
tidak memahami dari mana perintah melakukan hal-hal kunjungan, akhirnya mendorong para senior yang
yang diajarkan dalam gerakan pengajian Tawakal itu. dipandang telah mampu untuk mendirikan kelompok
Para pembimbing Tawakal (terutama H. A.H.Asdie) dzikir Tawakal di rumahnya masing-masing. Dorongan
selalu mengingatkan “Jika anda datang ke Tawakal dari H. Asdie itu melahirkan pengajian dzikir Tawakal
karena mengharap kesembuhan, atau mengharap berkembang diseluruh penjuru DI Yogyakarta. Misalnya,
persoalan hidupnya bisa teratasi, maka jika anda sudah di rumah Pak Ndung (Hadi Sutrisno), di rumah
mendapatkannya anda akan melupakan dzikir (taqarrub) Marslinawan dan tempat-tempat lain seperti di
kepada Allah. Tetapi jika anda datang ke Tawakal karena Banguntapan dan Karangwaru Bantul.
ingin mendekat, dzikir dan taqarrub kepada Allah anda
akan mendapatkan kesembuhan dan keuntungan lain 2. Dasar dan Tujuan
yang diberikan oleh Allah karena keridlaan (kecintaan Dasar dari pendirian Pengajian Tawakal ini adalah
Allah kepada Anda)”19 . Keberhasilan pengajian Tawakal QS. Al-A’raf (7) ayat 205, yang artinya:
dalam melayani para pasien yang kemudian banyak “Dan sebutlah nama Tuhanmu, dalam hatimu dengan
dikenal di Yogyakarta, akhirnya anggotanyapun merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
membludak, sehingga rumah H. Asdie selalu dipenuhi mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan
pengunjung yang ingin mengikuti pengajian dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.
konsultasi. Akhirnya ruangan perakteknya penuh sesak, Tujuan dari Pengajian Tawakal adalah membimbing
sehingga pada tahun 1990, ruang dzikir dipindahkan di atau mendampingi orang-orang Islam untuk mencapai
lantai dua yang kemudian dipersiapkan khusus untuk jalan lurus dalam menjalankan ajaran agama Islam
kegiatan itu. Bahkan kemudian dengan swadaya para dengan cara menanamkan rasa tawakal kepada Allah di
anggotaTawakal (terutama mereka yang berduit) dalam setiap gerak langkahnya20 . Untuk mencapai tujuan
mendirikan masjid Tawakal yang akhinrya menjadi pusat ini, Pengajian Tawakal melaksanakan berbagai kegiatan
kegiatan dari gerakan pengajian Tawakal. Masjid ini yang dapat mendukung ke arah terwujudnya muslim
kemudian diresmikan oleh Gubernur Sri Paduka yang lurus, baik itu dzikir-dzikir, konsultasi psikologi
Pakualam VIII tanggal 2 Januari 1992 di Sariharjo, Ngaglik maupun aktifitas lainnya.
Sleman. Bimbingan atau pendampingan pasien dilakukan
secara bertahap dan berjenjang. Pada tahap awal akan
ditangani oleh lapisan ketiga dari para aktifis Pengajian
19 Wawancara dengan Hasan Sudiro di masjid Tawakal Plemburan,
18 Oktober 2006 20 Dokumen Pengajian Tawakal, 1980

26 27
Tawakal, kemudian meningkat ke lapisan kedua dan itu adalah masjid Tawakal Palemburan, Sariharja,
terakhir langsung dengan H. Asdie atau Sudirman. Ngaglik, Sleman Yogyakarta.
Beberapa tahun terakhir ada beberapa nama yang setara
dengan H. Asdie dan Sudirman dalam membimbing 3. Keanggotaan dan Kegiatannya
pasien. Dalam perekrutan anggota baru juga dilakukan Tidak selayaknya sebuah organisasi, gerakan
bai’at21 . Kondisi terakhir, pendampingan secara pribadi Pengajian Tawakal, tidak mempunyai AD/ART, dan
tidak lagi dilakukan, tetapi dilakukan secara massal yang dalam hal keanggotaan tidak ada ikatan apapun. Semua
melibatkan puluhan orang dalam sekali kegiatan. Proses anggota dapat keluar masuk selonggarnya, tidak dicatat
perekrutan anggota baru dilakukan melalui proses dan tidak ada sanksi organisasi. Dalam Pengajian
konsultasi terlebih dahulu, kemudian setelah terdapat Tawakal, juga tidak ada rapat anggota untuk mengakhiri
beberapa orang (diatas sepuluh) dilakukan dan memilih pengurus atau menyusun program
pembimbingan dzikir bersama bagaimana cara mendekat organisasi.
kepada Allah secara efektif. Prinsipnya adalah: ‚Tawakal tidak mencari anggota,
Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin tetapi Tawakal hanya membantu orang-orang yang ingin
banyaknya kaum muslim yang mengikuti kelompok ini, bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah‚. Jadi
akhirnya didirikanlah Yayasan Pendidikan Islam yang selama seseorang masih mengikuti pengajian tawakal,
saat ini telah memiliki TKA, TPA, Play Group, dan maka yang bersangkutan adalah anggota. Oleh karena
Koperasi Tawakal. Yayasan ini berkedudukan di Jl. itu, ketika peneliti menginginkan data mengenai jumlah
Cecakrawa, Plemburan, Ngaglik Sleman. Tujuan anggota tetap dan yang telah keluar, tidak didapatkan
pendirian yayasan lebih dipandang sebagai cara catatan yang diarsipkan. H. Ahmad H. Asdie sendiri tidak
termudah bagi siapapun yang mungkin akan memberi berminat mendirikan organisasi keagamaan sebagaimana
bantuan atau ingin mendapatkan informasi seputar umumnya. H. AH. Asdie sendiri juga tidak berniat
Pengajian Tawakal. Kantor yang sebelumnya di Jl. menjadikan gerakan pengajian Tawakal menjadi sebuah
Gayam, seringkali tidak layak karena tidak cukup untuk organisasi politik yang dimanfaatkan untuk meraih
menampung para pasien atau anggota pengajian keuntungan politik.
Tawakal. Di samping itu juga lokasinya agak sulit Karena Tawakal bukan sebuah organisasi massa
dijangkau oleh mereka yang berasal dari luar Yogyakarta. keagamaan, dan keanggotaannya juga tidak dicatat secara
Untuk itulah diperlukan pusat pengajian Tawakal yang tertib layaknya organisasi resmi yang ada, sehingga sulit
luas dan mampu menampung banyak orang dan tempat diktahui berapa sesungguhnya jumlah anggota dari
gerakan Pengajian Tawakkal itu. Para pembimbing tidak
pernah menyruruh orang yang datang untuk
21 Dokumen Pengajian Tawakal, 1980

28 29
mendaftarkan diri, apalagi memaksa mereka yang datang Ketika pada jenjang ini mereka telah mampu
untuk mendaftar ke bagian registrasi. Paling jauh yang melakukannya dengan baik, maka yang bersangkutan
dilakukan adalah, memberitahukan jika ingin menjadi dipandang telah melakukan secara mandiri. Hanya saja,
anggota dapat mendaftarkan diri kepada bagian memang untuk itu tidak mudah, tetapi harus melalui
registrasi, bukan menyuruhnya, karena bebas sispa saja latihan-latihan terus menerus sebagaimana juga telah
boleh menjadi atau tidak menjadi anggota dan diajarkan dalam pengajian Tawakal ini.
dipersilahkan mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan Pada awalnya, kegiatan sebatas kegiatan dzirkir dan
di pengajian Tawakal. Menurut mereka, jika seseorang pelayanan konsultasi jiwa saja. Jadual kegiatan Pengajian
telah mampu mengikuti pengajian empat kali, maka yang Tawakal dapat di tabelkan sebagai berikut;
bersangkutan akan lama menjadi anggota kelompok
pengajian ini. Bagi mereka yang sifatnya hanya coba-coba NO Hari Waktu Tempat
dan tidak sungguh-sungguh akan segera bosan dan 1. Minggu jam 08.00 – 10.00 Masjid Tawakal
rontok di tengah jalan, karena perasaannya akaj dihantui 2. Selasa jam 15.00 – 17.00 H. Ahmad H, Asdie.
rasa tidak betah, tidak sabar, membosankan dan tidak 3. Jum’at jam 21.00 – 23.00 H. Ahmad H, Asdie.
menarik atau menyenangkan22 . 4. Rabu jam 23.00 – 01.00 Marslinawan
Pada wal-awal berdirinya, para pembimbing
(senior) memang mencoba menerapkan methoda Sedangkan kegiatan konsultasi jiwa dilaksanakan
“pendampingan” dan pengucapan ikrar bagi mereka setiap hari jam 08.00 di rumah H. Ahmad H. Asdie, di
yang ingin bergabung kedalam kelompok pengajian rumah Endung selama 24 jam, di rumah Murslinawan
Tawakal ini. Caranya, ketika peserta baru ini mengikuti setiap habis shalat maghrib dan di masjid Tawakal setiap
dzikir jiwa secara berjama’ah, ia didampingi oleh dua hari selama 24 jam23 .
orang pembimbing agar dzikirnya bisa terarah dan Dewasa ini, metode pendampingan ini sudah tidak
terkonsentrasi betul kepada Allah. Kemudian, setelah terlalu banyak dilakukan lagi, meskipun terkadang masih
kegiatan dzikir jiwa selesai ia disuruh mengungkapkan diperlukan yang biasanya atas permintaan para pesien
pengalaman atau persoalan yang dialaminya. Selanjutnya, atau para anggota saja. Sementara itu ikrar dilakukan
jika peserta itu dirasa sudah cukup mampu, kegiatan setelah peserta dzikir dipandang sudah mampu
pembimbingan berikutnya diserahkan kepada H.AH. menguasai cara dzikir jiwa. Ikrar ini dilakukan dihadapan
Asdie untuk naik pada metode dzikir jenjang berikutnya. pembimbing dengan membaca ikrar sebagai berikut;
“Bismillahirrahmanirrahim

22 Diolah dari wawancara dengan Wawan Setiawan, 18 Oktober


2006 23 Dokumen Pengajian Tawakal 2002

30 31
Asyhadu anla ilaaha illallah wa asyhadu anna Menegakkan/mendirikan shalat dan menafkahkan
Muhammadan Rasulullah. sebagian rezeki dari Allah.
Untuk menjadi ÅIhwan Tawakal‚ saya berikrar. Kelima:
Meningkatkan kebajikan dan amal shaleh
Pertama.
Berbakti, tunduk, patuh dan taat kepada Allah Keenam:
Pemiliki dan Penguasa seluruh alam dengan Menyerahkan diri kepada Allah dan berpegangteguh
menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan kepada-Nya (bertawakal) dalam segala waktu dan
segala larangan-Nya berdasarkan Kitab Suci Al-Qurƒan keadaan. Demikianlah bahwa ikrar ini saya ucapkan
dan hadits Rasulullah. dengan penuh keiklhasan dan penyerahan diri kepada
Kedua: Allah diserta do’a semoga Allah selalu meridlai hidup
Tidak mensyarikatkan/menyekutukan Allah Yang saya dan memimpin saya ke jalan yang lurus”24 .
Maha Esa serta menjauhkan perbuatan yang bersifat Pengucapan ikrar seperti di atas ini, dewasa ini
syirik. sudah tidak diterapkan lagi dalam pengajian Tawakal di
Ketiga: Yogyakarta ini, karena dipandang sudah tidak efektif.
Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa Sebab masalah melaksanakan perintah dan menjauhi
dengan selalu menjaga dan memelihara Wudlu larangan sangat terkait dengan hidayah dari Allah,
Perbuatan, antara lain: sehingga tanpa ikrarpun jika seseorang mendapat
- Tidak berbohong, tidak ingkar janji, tidak hidayah dari Allah tentu akan dapat melaksanakan semua
berkhianat, tidak memfitnah, tidak bergunjing, tidak perintah menjauhi semua larangan. Dan lebih dari itu
berprasangka buruk, tidak sombong, tidak takabur, juga mampu melaksanakan dzikir dengan khusyu’ dan
tidak riya, serta perbuatan-perbuatan lainnya yang niat yang ikhlas mencari ridla Allah asalkan mau rajin
keji dan tercela. datang ke majelis dzikir Tawakal, atau berlatih
- Tidak makan dan minum yang diharamkan seperti melaksanakan dzikir jiwa dalam kehidupan segari-hari.
daghing babi dan alkohol Menueut H. Asdie, orang itu memiliki “jatah” sendiri-
- Tidak melakukan perbuatan maksiat seperti; judi, sendiri dan manusia tidak dapat memaksakan pada orang
zina lain untuk melakukan sesuatu yang bukan “jatahnya”.
- Tidak pemarah dan lebih suka memberi maaf Oleh karena itu, seseorang tidak boleh merasa iri jika ada
- Tidak boros dan tidak kikir sesama ikhwan tawakal mampu menguasai kemampuan
Keempat:
24 C.A. Hanafi, op. cit., hal. 56

32 33
tertentu, seperti; kemampuan dalam penyembuhan suatu spiritualnya dan kemudian menceriterakan kepada orang
penyakit, bisa komunikasi dengan jin, kepekaan indera yang dipandang layak untuk diajak bergabung.
dan spiritual yang lebih dan sebagainya, karena itu Beberapa anggota Pengajian Tawakal yang sempat
merupakan jatah dari Allah. Jika seseorang memiliki ditemui peneliti, mengungkapkan bahwa dengan
anakan, atau di rumahnya banyak anak mahasiswa yang mengikuti pengajian tawakal ini, perasaan batinnya
kost tetapi tidak mau ikut dalam pengajian tawakal, maka menjadi lebih tenang, beban hidup jadi ringan, lebih
tidak perlu dirisaukan karena itu sudah jatahnya. pasrah, berkurangnya nafsu serakah dan rakus, dan
Seseorang tidak berhak memksakan sesuatu yang oeang ambisi-ambisi lain yang dapat melupakan manusia dari
lain tidak berminat atau tidak menyukai25 . jalan Allah. Bahkan intuisi dan indera keenamnya berjalan
dengan baik, sehingga ketika membatin sesuatu akhirnya
4. Motivasi Peserta Pengajian Tawakal dapat menjadi kenyataan. Jadi ada semacam kepekaan
Agama merupakan penyucian tradisi yang firasat batinnya. Padahal persoalan yang sebenarnya tidak
menyatukan kebutuhan-kebutuhan dalam perilaku terselesaikan dengan mengikuti pengajian ini. Hanya saja
manusia atas tumpuhan akhir dari suatu masyarakat cara menyikapi dan menghadapinya menjadi lebih
penganut agama itu sendiri, sehingga melalui perilaku mudah dan lebih sederhana, tidak dipandang sebagai
spiritual mereka akan memperoleh rasa nyaman, serta masalah yang rumit dan begitu sulitnya untuk
merasa bahwa dirinya memiliki lebih banyak tenaga, baik dipecahkan26 .
untuk menjalani perjalanan hidup maupun menaklukkan Bahkan mereka bercerita pengalaman berbau ngibul
tantangan hidup, begitulah kira-kira kalau mengikuti (bagi rasionalis), yaitu ketika menjalani riyadhoh tawakal
pandangan Durkheim (semangat protestan). Oleh karena dalam bentuk berpuasa 49 hari sambil mengamalkan
itu, seseorang yang melakukan suatu perilaku spiritual dzikir yang diajarkan di tawakal, mengalami peristiwa
tertentu, maka hakekatnya didorong oleh suatu motivasi yang tidak dapat dilupakan seumur hidupnya. Peristiwa
tertentu, begitu pula kiranya para pengikut pengajian itu adalah ketika selesai shalat tahajud dan melakukan
tawakal. Meskipun pada awalnya mengalami berbagai dzikir, tiba-tiba ada bisikan keras ditelinganya “kamu tidak
kesulitan, namun seiring dengan perjalanan waktu dan sesat”. Peristiwa itu dikonsultasikan dengan H. Asdie,
ketekunan akhirnya berhasil mendapatkan pengalaman- hasilnya ia disuruh mencari firasat tersebut dalam al-
pengalaman spiritual yang benar-benar mengagumkan Qur’an dan kemudian ditemukan pada QS al-Alaq ayat 1
dan mendapatkan manfaat yang besar bagi hidupnya.
Merekapun semakin yakin akan kebenaran perjalanan
26 wawancara dengan Syarifuddin, Wawan Setiawan, Hasan Sudiro
di masjid Tawakal Plemburan, hari Rabu dan Kamis tanggal 18 dan
25 Diolah dari wawancara dengan Wawan Setiawan, Oktober 2006 19 Oktober 2006, Sarihardjo, Ngaglik, Sleman.

34 35
– 5. Setelah peristiwa itu, ia semakin yakin bahwa ajaran pernah belaja ilmu kanuragan, belajar ilmu menghilang,
dzikir di pengajian tawakal itu tidak dilarang dalam belajar berubah menjadi dua tubuh, dan bahkan juga
agama, justru dianjurkan oleh al-Quran27 . Lain lagi tentang ilmu pengasihan.
dengan pengalaman Hasan Sudiro, yang lagi-lagi berbau Capek dalam berkelana, ia berkenalan dengan
ngibul. Ia sakit mata dan rabun yang parah sehingga Sudirman, salah seorang dari pendiri pengajian tawakal
sering kesulitan melihat sesuau, bahkan tidak dapat di Yogyakarta, saat muncul kegelisahan yang mendera
melihat wanita itu cantik apa tidak. Dengan mengikuti hatinya karena mimpi yang dialaminya berulang-ulang.
dzikir tawakal, ia merasa semakin dekat dengan Allah, Menurut penuturannya, ia pernah bermimpi sedang
pasarah kepada Allah, ketabahannya meningkat, dan menjalankan shalat jamaƒah di tanah yang sangat luas,
tidak lagi banyak mengeluh karena matanya yang sakit, yang mengingatkannya kepada suatu tempat yang
karena semua adalah cobaan. Bahkan pada tahun kelima disebut padang Åmahsyar‚. Dalam mimpinya itu ia
mengikuti pengajian tawakal, sakit matanya sembuh dan bermakmum shalat kepada seorang imam, ia tidak
dapat melihat dengan jelas28 . sendirian tetapi bersama dengan jamaƒah yang lain.
Pengalaman lain yang dapat dideskripsikan adalah Ketika shalat usai, tiba-tiba seorang makmum yang
pengalaman Marwan. Marwan adalah seorang pengusaha berada di sebelahnyamemalingkan muka ke arahnya
cargo yang sukses dengan sebuah nama usaha Hafy sambil membuka tutup kepalanya dan bertanya: ÅKamu
Cargo (International Sea And Air Freight Forwarders) tahu tidak, siapa yang menjadi imam?‚ Marwan
yang beralamat di jalan Kematiran no. 14 Yogyakarta dan menjawab: ÅSaya tahu, beliau adalah Rasulullah‚. Orang
usaha wartel di jl. Parangtritis Yogyakarta. Marwan tadi kemudian mengatakan: ÅKamu benar, beliau adalah
adalah anak seorang pendeta Nasrani. Sejak remaja ia Rasulullah‚, kemudian kembali menutup kepalanya dan
biasa melakukan kelana, bahkan memiliki keyakinan berpaling ke arah kiblat melanjutkan dzikirnya.
yang berbeda dengan orang tuanya. Marwan sejak kecil Mimpi ini dialaminya berkali-kali sehingga ia yakin
lebih memilih untuk tidak tingal bersama orang tuanya. bahwa yang dia temui dalam mimpinya adalah benar-
Ia kemudian tinggal di masjid Yudonegaran sebagai benar Rasulullah. Mulai saat itu iapun semakin rajin
penjaga masjid. Kegemarannya berkelana, menjadikannya membaca shalawat dan membaca dzikir, bahkan
orang yang kenyang dengan pengalaman lapangan. Ia kemanapun pergi tasbih tidak pernah ditinggalkannya.
Suatu ketika, Marwan menjadi pegawai asuransi bertemu
27Wawancara dengan Wawan Setiawan, di masjid Tawakal dengan Sudirman yang mengetahui dirinya selalu
Plemburan, hari Rabu, tanggal 18 Oktober 2006 Sariharjo Ngaglik membawa tasbih dan kemudian menawarkan bahwa ia
Sleman dapat terus berdzikir tanpa harus membawa tasbih.
28 Wawancara dengan Hasan Sudiro, di masjid Tawakal Plemburan,
Kemudian Sudirman menunjukkan di mana Marwan
Ngaglik Sleman hari Kamis pagi 19 Oktober 2006.

36 37
dapat mempelajari cara berdzikir tanpa tasbih dan meninggikan derajat seseorang. Dzikir yang dibaca
hasilnya tetap efektif, yaitu di rumah H.A.H. Asdie di berulang-ulang juga dapat menimbulkan keyakinan baru
jalan Gayam. Setelah minggu berlalu, iapun datang ke atau energi baru yang amat kuat31 . Inilah sebenarnya yang
rumah H.A.H. Asdie menceriterakan semua yang disebut pula dengan sebuah keyakinan yang mampu
dialaminya dan ingin mengikuti pengajiannya. H. Asdie- menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuai dengan
pun menerimanya dengan senang hati29 . keyakinannya itu, sebagaimana pandangan Dhurkheim.
Kemungkinan, sebagian besar anggota Pengajian Kegiatan dzikir sebagai acara ritual tersendiri (khusus),
Tawakal yang lain juga mempunyai pengalaman spiritual yang agak terpisah dengan kegiatan ibadah shalat, sangat
yang sifatnya sangat individual itu, dalam berbagai berperan dalam pembentukan sistem nilai bagai para
bentuk dan jenisnya. Dari kisah-kisah atau pengalaman pelakunya. Dengan dzikir ini pula seseorang, secara
spiritual yang sangat individual, Pengajian Tawakal terus individual akan terlihat lebih tenang (tidak emosional),
mendapatkan peminat dan anggota baru, meskipun yang lebih percaya diri, dan perilakunya juga akan lebih
lama juga banyak yang pergi. Bagi mereka yang telah memperlihatkan sebagai sosok yang matang dan arif
pergi karena suatu hal, mereka tetap mengamalkan dzikir (penuh keyakinan) dalam bertindak dan menyikapi
tawakal dalam setiap kesempatan setelah shalat atau kondisi disekilingnya32 .
lainnya30 . Dengan dzikir itu, para anggota merasa lebih
dekat dan bersih di hadapan Allah, di samping jiwanya 5. Ajaran Pengajian Tawakal
lebih tenang dan tidak rakus terhadap hal duniawi secara Ajaran pengajian Tawakal memiliki norma
berlebihan. tersendiri. Menurut Talcot Parsons, di manapun suatu
Dari wawancara dengan beberapa informan itu, kelompok masyarakat berada selalu yang merupakan
maka dapat dikatakan bahwa dzikir sangat bermafaat kesepakatan bersama dari para anggota kelompoknya33 ,
bagi para penggunanya, baik itu sebagai cara pendekatan maka gerakan Pengajian Tawakalpun memiliki norma
kepada Tuhan, kebersihan jiwa, kesehatan mental yang menjadi konsensus bersama dan selalu ditekankan
maupun sebagai cara mengendalikan berbagai nafsu atau diajarkan kepada para anggotanya. Norma ini karena
dinuawi yang berlebihan. Menurut Catherine Ponder dan selalu ditekankan dalam setiap pertemuan, akhirnya
Bisset Pratt, dzikir mampu merubah mental, pikiran serta
31Syamsuddin Abdullah, Fenomenologi Agama, Dirjen Binbaga Islam,
29Sabaruddin, Pengajian Dzikir Tawakal di Yogyakarta, IAIN Sunan Jakarta, 1985, hal. 74.
Kalijaga, 1998, hal. 36-40 32Jalaluddin, Psikologi Agama, rajawali Pers, Jakarta, 1996, hal. 226 -

30Wawancara dengan Syarifuddin, Wawan Setiawan, Hasa Sudiro di 227


masjid Tawakal Plemburtan, hari Rabu dan Kamis, 18 dan 19 33Peter Worsley, Pengantar Sosiologi, Terj. Hartono Hadikusuma, Tiara

Oktober 2006, Sariharjo Ngaglik Sleman. Wacana, Yogyakarta, 1992, hal. 247 - 248

38 39
menjadi konsensus dan bahkan menjadi doktrin bersama banyaknya. Sebagaimana diketahui, bahwa hal ini
yang diusahakan untuk ditataati secara bersama, sehingga memang diperintahkan dan diajarkan dalam agama
menginternalisasi dalam setiap kegiatan kelompok ini Islam. Pembacaan dzikir ini harus diikuti pula dalam hati
dalam perjalanan gerakan pengajian Tawakal ini dapat dengan penuh perasaan sampai hati merasa ikut bergetar.
terus berlangsung. Cirinya adalah berdirinya bulu kulit atau bercucurnya air
Dalam beberapa wawancara dengan para informan mata dikala menyebut asma-Nya35 .
maupun tulisan H. Ahmad Asdie, sebenarnya Teknik kedua, yang dapat dilakukan adalah dengan
menunjukkan bahwa pengajian ini menekankan akhlak membaca al-Quran secara berulang-ulang yaitu dengan
(moral), baik itu akhlak kepada Allah, kepada sesama cara membaca salah satu ayat dalam al-Quran dibaca
manusia dan akhlak kepada lingkungannya yang berulang-ulang dan artinya diresapkan dalam hati.
dipandang akan menyelamatkan para anggotanya di Pembacaan secara berulang-ulang itu diyakini akan
dunia maupun di akhirat kelak. Secara terperinci, merubah karakter seseorang menjadi lebih baik dan
sebenarnya ada lima ajaran yang ditawarkan dan selalu hidupnya diwarnai oleh al-Qur’an. Membaca ayat
ditekankan kepada para anggota Pengajian Tawakal34 ini, berulang-ulang, apalagi dengan maknanya secara
yaitu; berulang-ulang pula akan menjadi kebiasaan baik dan
selalu diingatkan oleh ayat-ayat yang dibacanya itu,
a. Pendekatan Kepada Allah. sehingga terjagalah dia dari perbuatan-perbuatan yang
Teknik pertama, kelompok pengajian Tawakal ini, tidak baik, apalagi dosa. Oleh karena itu disarankan oleh
menawarkan jalan pendekatan kepada Allah dengan cara para pembimbing, agar ketika membaca ayat-ayat al-
memurnikan keimanan kepada Allah untuk mendapatkan Qur’an dilakukan berulang-ulang dan sekhusu’ mungkin,
ketakwaan yang sesungguhnya. Teknis pertama dalam bila perlu sampai menangis, kalau tidak bisa harus
usaha pendekatan kepada Allah yang efektif adalah berusaha agar sampai dapat menangis. Keterharuan dan
pertama, memperbanyak membaca iqrar “laa ilaaha ketermenungan seseorang ketika mendengar ayat-ayat al-
illallah” atau membaca istighfar yang sebanyak- Qur’an dibacakan, merupakan tahapan positif
banyaknya. Dasarnya, banyak ayat al-Qur’an dan hadits meningkatnya keimanan seseorang . 36

memerintahkan yang demiian itu. Kedua, membaca Teknik ketiga, yaitu bertawakal kepada Allah,
berdzikir dengan menyebut asma Allah (asma’ul husna) karena tawakal merupakan salah satu ciri akan keimaman
atau ketiga memperbanyak membaca istighfar sebanyak- seseorang kepada Allah dan merupakan perintah Allah

34 Ahmad Asdie, Lima Jalan Singkat Menggapai Iman Merengkuh Taqwa, 35 Ibid. hal. 36 - 37
Menara Mas Offset, Yogyakarta, 1997, hal. 22. 36 Ibid hal 38-39

40 41
juga. Sikap ini harus diambil sejak berniat sampai suatu melakukan shalat sunah tathawu (qabliyah), dzikir jiwa
usaha selesai dilakukan. Tanda orang tawakal adalah sebelum takbiratul ihram, tidak tergesa-gesa, berlama-
tidak berkeluh kesah dalam menghadapi segala yang lama ketika ruku’ dan sujud serta berusaha
dihadapi dalam hidup ini. Apa yang didapatkannya menghilangkan lintasan batin yang tidak ada kaitannya
setelah berusaha, selalu diterima dengan senang hati dan dengan pendekatan kepada Tuhan. Cara-cara tersebut
penuh syukur kepada Allah. Jika jalan ini telah diambil memang memerlukan latihan dan perjuangan, namun jika
berarti ia haqul yakin bahwa seluruh hasil suatu usaha tidak bisa berhasil, setidaknya anggota badan dapat
hanya Allah saja yang menentukan dan ini menunjukkan terkendali. Pada suaru saat nanti, keberhasilan dalam
sebuah tingkatan iman seseorang kepada Allah. Jika menjalani latihan ini pasti akan diraihnya38 .
seseorang telah bulat meyakini dan berserah diri kepada Teknis kelima, yaitu menyebarkan salam. Ucapan
Allah, maka sesuatu yang dijanjikan Allah baginya akan salam adalah salah satu pintu untuk memasukkan iman
sampai kepadanya walaupun orang-orang di seluruh ke dalam hati. Meskipun terlihat sederhana, ucapan salam
jagat berusaha mencegahnya. Oleh karena ituia akan sesungguhnya bermakna sangat dalam, hingga harus
mendapatkan karunia Allah berupa terbebas dari rasa banyak latihan sehingga ucapan salam selalu dapat
cemas atauansietas dan rasa sedih atau tertekan dilakukan dengan iklas kepada setiap muslim.
(depression). Orang bertawakal kepada Allah telah Membudayakan salam, secara tidak langsung sebenarnya
menunjukkan tanda orang yang beriman kepada Allah, sama dengan terus berusaha dekat dengan sang pencipta.
sekaligus sebagai tanda taat atas perintah Allah (raqwa)37 . Meskipun mengucapkan salam ini begitu nampak
Teknik keempat, yaitu shalat wajib berjamaah di sederhana, tetapi tetap memerlukan latihan. Oleh karena
masjid. Menurut Asdie, shalat adalah inti dari seluruh itu perlu dibiasakan, ketika seorang ayah pergi bekerja,
peribadatan dalam Islam dan merupakan sarana utama mengucapkan salam kepada isteri atau anak atau siapa
untuk dialog dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam yang ada di rumah tersebut, begitu pula jika datang dari
sahalat diulang-ulang ikrar dua kalimah shahadat dan bepergian, dari kantor atau dari tempat kerja.
bersedekah pada diri sendiri dan pada orang lain dalam Begitu pula isteri, anak dan siapa saja yang ada di
bentuk membaca salam. Shalat harus dilaksanakan rumah tersebut jika bepergian harus dibiasakan
dengan tuma’ninah dan khusu’, karena Allah hanya meninggalkan rumah dengan mengucapkan salam
menerima shalat seseorang berdasarkan kekhusu’annya. kepada yang tidak bepergian. Bila pulang, ampai di
Banyak cara untuk khusus’, seperti; shalat berjama’ah,
mendahului shalat wajib dengan adzan dan iqamah,
38 Ahmad Asdie, Lima Jalan Singkat Menggapai Iman Merengkuh Taqwa,
Menara Mas Offset, Yogyakarta, 1997, hal. 25.
37 Ibid. hal 40

42 43
rumah juga harus dibiasakan sampai di rumah itu dengan cara ini pendekatan kepada Allah lebih dapat
mengucapkan salam kepada siapa yang ada dirumah, dilakukan.
lebih baik isteri atau anak menyambut kedatangan Dzikir hati dalam Tawakal dibedakan dalam tiga
ayahnya dengan menjawab salam dan mencium tangan macam, yaitu; pertama, dengan niat berdo’a untuk
dan mengambilkan air putih untuknya. Kebiasaan seperti memohon kehendak yang khusus agar dipermudah oleh
ini, jika dapat berjalan dengan baik dalam suatu keluarga, Allah, seperti; meminta keturunan, memperlancar usaha,
maka ia telah berusaha melaksanakan aklak Islam memperlancar proses belajar dan sebagainya. Dzikir yang
sebagaimana diajarkan oleh Islam sendiri. Di samping itu diucapkan sebagaimana pada umumnya yaitu Ar-
akan menciptakan dan mendorong terciptanya keluarga Rahman Ar-Rahim (jika ingin dikasihani), Al-Kabir Al-
sakinah, dan dibawah lindungan Allah39 . Azis Al- Adzim (jika ingin semakin berwibawa);
Kedua, dzikir penghayatan, bahwa setiap asma Allah
b. Tentang Dzikir mempunyai karakter dan sifat-sifat tersendiri yang dapat
Dzikir sebagai sebuah cara pendekatan diri kepada dirasakan dan diresapkan dalam hati.Pada permulaan,
Allah memiliki beberapa teknis, sebagaimana terdapat di dzikir penghayatan ini akan terasa pada gerak lalu
kalangan para pengamal tarekat. Dzikir merupakan meningkat pada rasa, suara dan terakhir pada cahaya.
latihan yang bernilai ibadah untuk mendapatkan Melalui penghayatan ini, kita akan lebih mengenal sifat-
keberkahan sejati dari Allah. Di samping itu juga sifat dan kekuasaan Allah. Al-Qur’an menjelaskan bahwa
merupakan suatu cara untuk menyebut, mensucikan sifat- setiap manusia itu memiliki cahaya (QS. 47: 12 – 13),
sifat Allah akan kesempurnaan-Nya40 . Dzikir dalam hanya saja tertutup oleh kekotoran jiwanya akibat
Pengajian Tawakal ada dua, yaitu; pertama, dzikir lisan kefasikan, kekufuran dan dosa. Sedangkan orang-orang
dengan cara menyebut kebesaran Allah dan berdo’a yang beriman, taat, dan bersih dari dosa, cahaya pada
dengan lebih menekankan gerakan lidah; kedua, dzikir dirinya akan memancar di dunia maupun di akhirat nanti,
hati dengan mengingat Allah dengan hati dan pikiran sehingga ia dapat berjalan di muka bumi dengan leluasa,
sepenuh perasaan dan berserah diri kepada Allah41 . tanpa penghalang dan kesukaran (QS. 6: 122);
Dalam Pengajian Tawakal Yogyakarta, dzikir yang lebih Ketiga, dzikir pengendalian nafsu dengan cara
ditekankan adalah dzikir hati atau dzikir jiwa ini, karena selalu membersihkan diri dan selalu menjauhi sifat rakus
duniawi yang berlebihan, sehingga yang tertinggal hanya
sifat-sifat baikdan terpuji saja. Para ahli sufi mencoba
39Ibid. hal 25 menggolongkan nafsu ini menjadi nafsu jasmaniah,
40Enjep Hadjar, Pengajian Tawakal (Makalah), Yayasan Pendidikan hewani, amarah, nabati, nuarani, rahmani dan
Islam (YPI) Tawakal, Jakarta, , hal 14.
rabbaniyah. Nafsu-nafsu tersebut secara garis besar
41Ibib, hal. 15

44 45
dibedakan menjadi nafsu kebaikan dan nafsu tercela. mencapainya. Dzikir harus diupayakan secara terus
Semua nafsu tadi dapat bermanfaat jika penggunaannya menerus, sehingga hati tidak lepas dari Allah.
diselaraskan dengan fitrah manusdia berakal dan yang Menurut Wawan Setiawan, Marslinawan yang telah
mendapat petunjuk dari agama Ilahi. Untuk memadukan lama ikut membimbing para peserta pengajian Tawakal,
nafsu-nafsu tersebut dalam suatu kesatuan yang memiliki cara tersnediri untuk mempertahankan
harmonis dan serasi (seimbang), dibutuhkan latihan, konsentrasi dari para peserta yang dibimbingnya.
seperti; puasa dan shalat. Selain itu, dzikir juga Tehniknya, menganjurkan agar posisi duduk dengan tata
merupakan upaya penting untuk mengendalikan nafsu- cara seperti diajarkan terus dipertahankan, tidak boleh
nafsu tersebut, sehingga penggunanya mencapai sasaran berganti-ganti posisi (misalnya: meskipun kaki terasa
yang tepat dan hasilnya berlipat ganda42 . kesemutan posisi duduk dianjurkan tidak berubah). Tehnik
Tehnik dzikir yang dilakukan oleh para pengikut ini dilaksanakan pada setiap Jum’at malam di rumah
Tawakal, mengalami proses perubahan sampai tehnik H.A.H. Asdie. Marslinawan beralasan, bahwa jika posisi
yang saat ini sudah dianggap final. Pada mulanya, tehnik duduk berubah-ubah, konsentrasi di dalam berdzikir akan
dzikir dilakukan dengan duduk bersila, kaki diluruskan sulit dapat dicapai. Lagi pula rasa kesemutan sebenarnya
atau menyandarkan badannya ke tembok, bahkan dengan merupakan cobaan bagi orang-orang yang berdzikir. Oleh
cara berbaring. Dalam hal ini. Karena al-Quran sendiri karena itu, jika seseorang ingin mendapatkan kekhusu’an
memberi kebebasan mengenai tehnik dzikir itu sendiri, (konsentrasi penuh) dalam berdzikir, maka ia harus
misalnya pada QS al-A’raf: 205 dan QS Ali Imron: 191. berusaha melupakan semua yang diingatnya, kecuali Allah
Pada saat ini, tehnik dzikir dilakukan dengan duduk semata, termasuk rasa kesemutan. Untuk itu, Wawan
tegak lurus bersila dan tangan diletakkan di atas lutut Setiawan terus dalam posisi dzikirnya dan bertahan
atau paha dan kedua mata dipejamkan, menghadap lurus meskipun merasakan sakit, karena jika seseorang mampu
ke depan atau tempat sujud atau ke dada sebelah kiri. bertahan, maka rasa semutan itu lama-lama akan musnah
Dengan cara itu, para pengamal dzikir dapat khusu’, dengan sendirinya43 .
sampai digigit nyamukpun sudah tidak terasa dan segala Pembimbing lain berbeda lagi dalam membimbing
pikiran lain dapat ditinggalkan. Dalam prakteknya, untuk para peserta dzikir ini. Sebagaimana dilaksanakan di
mencapai tahap seperti ini tidak mudah. Biasanya setelah rumah H.A.H. Asdie oleh Muhammad dan Titik
mengikuti beberapa puluh kali baru dapat mencapai Mardiyono yang dilaksanakn setiap Selasa sore,
tahap ini, bahkan ada yang sampai tahunan baru dapat menganjurkan jika para peserta kesemutan ketika sedang

43 Diolah dari wawancara dengan wawan Setiawan, Kamis 18


42 C.A. Hanafi, op.cit, hal. 28 - 30 Oktober 2006 di Ngaglik Sleman

46 47
berdzikir jiwa, mengganti posisi duduknya. Sebab bagi Allah. Tarik nafas panjang-panjang dengan nafas
mereka yang terpenting adalah dzikirnya, karena jika membaca asma Allah secara sirri, sehingga tarikan
seseorang dalam berdzikir sambil menahan rasa sakit tentu nafas kita menyebut asma Allah. Tahan nafas. Bacalah
akan mengganggu konsentrasinya jika tetap duduk seperti al-Fatihah secara sirri, arahkan ke dalam hati.
semula. Bismillahirrohmanirrohim Al
Kedua tehnik yang berbeda dalam membimbing hamdulillahirrobbil’alamiin. Dst. (semua yang hadir
peserta dzikir itu, mengakibatkan konsekuensi teknik ikut membaca dalam hati). Terus …. Kita usahakan
dzikir pula di pengajian Tawakal ini, yaitu teknik supaya konsentrasi kita hanya kepada Allah, dengan
sentralisasi dan desentralisasi. Tehnik sentralisasi melepaskan segala persoalan. Allah …….. Allah ……
merupakan akibat dari posisi jasmaniah ketika dzikir yang Terus upayakan supaya dalam hati kita hanya ada
ditetapkan secara keras, sedangkan teknik desentralisasi nama Allah. Ya Ghofurur Rahim. Mari dzikir kita, kita
merupakan akibat dari posisi jasmaniah ketika posisi dzikir isi dengan lafadzs Ya Ghafurur Rahim (setelah
yang diterapkan secara fleksibel. Untuk memperjelas dua beberapa saat) “Laa ilahilallah, astagfirullah (3 kali)
macam tehnik dzikir dalam pengajian Tawakal ini, dapat (kemudian) Ya Ghafurur rahim (berhenti sejenak).
dilihat deskripsi di bawah ini. (kemudian) Ya Rahman Ya rahim, Ya Malik Ya Qudus,
Pertama, dzikir secara sentralisasi. Dalam dzikir itu, Ya Kabir Ya Muntaha, Ya Alim Ya ‘Adzim, Ya Kafi Ya
menurut pengalaman Sabaruddin yang sedang melakukan Mughni, Ya Fattah Ya Razzak, Ya Hayyu Ya Qayyum.
observasi partisipan, semua peserta dzikir duduk bersila Terus pusatkan perhatian hanya kepada Allah.
menghadap kiblat dan lampu ruang dimatikan. Ya….dst. (ketika para peserta sertta dzikir jiwa dengan
Pembimbing kemudian memimpin dzikir dengan lafadzs tersebut, pembimbing membaca do’a
mengucapkan: “Allahumagfirli waliwalidaiyya warhamhuma kama
ÅPusatkan perhatian. Lepaskan segala persoalan dan rabbayani shaghira. Allahumagfir lilmu’miniina
pautkan hati senantiasa kepada Allah. Mari kita awali walmu’minati walmuslimina walmuslimati al ahya’i
dengan membaca istighfar secara jahar tiga kali (para minhum wal –amwat. Rabbanaa latuzigh quluubanaa
peserta dzikir membaca istighfar secara jahar tiga kali). ba’da’idzahadaitanaa wahablanaa min ladunka
Kita pusatkan perhatian kita hanya kepada Allah. rahmatan innaka antal wahhab. Rabbanaa aatina
Buang jauh-jauh segala persoalan yang mengganjal fidunya hasanah, wafil akhirati hasanah waqinaa
dalam pikiran, baik persoalan keluarga, persoalan ‘adzabannar. Washalallahu ala Muhammadin wa ala
kuliah, persoalan pekerjaan, dan persoalan-persoalan alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahirrobbil
lainnya. Mari kita masukkan nama-nama Allah ke ‘alamin”. Mari kita tarik nafas panjang-panjang, sambil
dalam hati kita. Biar yang ada di dalam hati hanyalah menyebut asma Allah. “Allah …….” Tahan nafas, baca

48 49
surat al-fatihah secara sirri, arahkan ke dalam hati. Jika Adapun dzikir yang dibaca secara sirri adalah;
sudah selesai hembuskan nafas panjang-panjang kedua 1. Bacaan istighfar: Astaghfirullahhal adhzim. Lafadz ini
telapak tangan usapkan ke seluruh tubuh, sambil dibaca berulang-ulang di dalam hati dengan maksud
mengucapkan hamdalah. “Alhamdulillah44 . untuk membersihkan hati dari segala macam
kesalahan, kelalaian dan dosa;
Kedua, Dzikir, secara desentralisasi. 2. Membaca dua kalimah syahadat dan diresapi
Pengalaman Sabaruddin adalah sebagai berikut; maknanya;
“Seorang pembimbing dzikir wanita maju ke depan 3. Membaca Tahlil dan istighfar: La ilaha illallah
dan setelah mengucapkan salam, selanjutnya “Mari Astaghfirullah. Lafdzs ini dibaca dalam hati secara
kita konsentrasikan diri kita dan selanjutnya kita baca berulang-ulang sebanyak-banyaknya semampunya;
istighfar: Astaghfirullahal adziim waatubu ilaih (3 x), 4. Membaca Ya Ghafurur Rahim, “Wahai Dzat Yang
Asyhadua anla ilaha illallah waasyhadu anna Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Lafadzs ini
Muhammadan Rasulullah ……………….Kemudian dibaca berulang-ulang sebanyak-banyaknya
jika sudah selesai nafas kita, kita hembuskan ke kedua (semampunya);
telapak tangan kita, setelah itu kita usapkan ke seluruh 5. Membaca Ya Rahman Ya Rahim, “Wahai Dzat Yang
bagian tubuh kita45 . Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lafadzs ini
Lafadz dzikir yang diamalkan secara jahar/bersuara dibaca sebanyak-banyaknya semampunya;
adalah 6. Membaca Ya Malik Ya Quddus, “Wahai Dzat Yang
1. Bacaan istighfar: Astaghfirullahhal adhzim wa atubu Maha Menguasai dan Maha Suci. Asma’ ini dibaca
ilaih dibaca tiga kali, baik pada saat menjelang dzikir dalam hati dengan jumlah tak terbatas, semampunya;
sirri dimulai maupun pada saat menjelang diakhirinya 7. Membaca Ya Kabir Ya Muntaha, “Wahai Dzat Yang
pertemuan majelis dzikir Tawakal; Maha Besar dan Maha Tinggi. Asma ini dibaca
2. Bacaan hamdallah: Alhamdulilahirrobbil’alamin berulang-ulang dalam hati dengan jumlah terbatas;
sebagai penutup dari dzikir sirri dan menutup 8. Membaca lafadzs Ya ‘Alim Ya adzim, “Wahai Dzat
pertemuan majelis dzikir Tawakal. Yang Maha Mengetahui dan Maha Agung. Asma’ ini
dibaca berulang-ulang di dalam hati dengan jumlah
44 Diolah dari wawancara dengan Sabaruddin yang pernah tak terbatas, semampunya;
mengikuti pengamatan terlibat, yang sekarang juga menjadi aktifis 9. Membaca lafadzs Ya Kafi Ya Mughni, “Wahai Dzat
pengajian Tawakkal. Yang Maha Mencukupi dan Maha Kaya. Asma’ ini
45Diolah dari wawancara dengan Sabaruddin yang pernah mengikuti
dibaca berulang-ulang di dalam hati dengan jumlah
pengamatan terlibat, yang sekarang juga menjadi aktifis pengajian
tak terbatas, semampunya;
Tawakal

50 51
10. Membaca lafadz Ya Fattah Ya Razzak, Wahai Dzat berulang-ulang dengan jumlah tak terbatas,
Yang Maha Pembuka dan Maha Pemberi rezki. Asma’ sekemampuannya;
ini dibaca berulang-ulang di dalam hati dengan jumlah 18. Membaca lafadz do’a, Subhana rabbika rabbil ‘izzati
tak terbatas, semampunya; ‘amma yashifun wassalamun ‘alal mursalina
11. Membaca lafadz Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Dzat walhamdulillahirabbil’alamin. Do’a ini dibaca
Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, Asma’ ini berulang-ulang dengan jumlah tak terbatas,
dibaca berulang-ulang di dalam hati dengan jumlah sekemampuannya;
tak terbatas, semampunya; 19. Membaca “Allah” Lafadz ini dibaca berulang-ulang
12. Membaca lafadz Ya Syifa Ya Salam, Wahai Dzat Yang dengan jumlah tak terbatas, sekemampuannya
Maha Menyembuhkan dan Maha Memberi 20. Surat Al-Fatihah yang dibaca secara sirri.
Keselamatan, Asma’ ini dibaca berulang-ulang di
dalam hati dengan jumlah tak terbatas, semampunya; c. Riyadlah (Latihan)
13. Membaca lafadz do’a Allahumagfir lilmu’miniina Riyadlah adalah aktifitas lahir dan batin yang
walmu’minati walmuslimina walmuslimati al ahya’i dimaksudkan untuk mengontrol diri agar senantiasa bisa
minhum wal –amwat. Do’a ini dibaca berulang-ulang memelihara diri dari segala macam nafsu jasmani maupun
dengan jumlah tak terbatas, sekemampuannya ; rohani yang dimaksudkan unrtuk lebih mendekatkan diri
14. Membaca lafadz do’a, “Allahumagfirli waliwalidaiyya kepada Allah. Adapun tatacara riyadlah sendiri dalam
warhamhuma kama rabbayani shaghira. Do’a ini Pengajian Tawakal ada tatacaranya, yaitu;
dibaca berulang-ulang dengan jumlah tak terbatas, a) Setiap habis shalat wajib lima waktu melakukan dzikir
sekemampuannya; jiwa (sirri) dengan ketentuan sebagai berikut;
15. Membaca lafadz do’a, Rabbana latuzigh qulubana 1. Dzikir jiwa diniatkan semata-mata mencari ridla Allah,
ba’da’idzahadaitana wahablana min ladunka rahmatan bukan untuk mendapatkan kekebalan tauapun yang
innaka antal wahhab. Do’a ini dibaca berulang-ulang lainnya;
dengan jumlah tak terbatas, sekemampuannya; 2. Wakti dzikir jiwa semakin lama semakin baik;
16. Membaca lafadz do’a, Rabbana atina fidunya hasanah, 3. Jika lama tidak mungkin, maka minimal setiap habis
wafil akhirati hasanah waqina ‘adzabannar. Do’a ini shalat maghrib, isya’ dan dhuhur (5 menit).
dibaca berulang-ulang dengan jumlah tak terbatas, b) Mempereaktekkan dzikir dengan menggunakan chanel
sekemampuannya; tujuh hari, yaitu setiap habis shalat wajib lima waktu
17. Membaca lafadz do’a, Washalallahu ‘ala Muhammadin membaca lafadz-lafadz asma’ul husna yang berbeda-beda;
wa ‘ala alihi washabihi ajma’in. Do’a ini dibaca c) Dzikir chanel tujuh ini dilakukan secara sentralisasi
maupoun desentralisasi. Dalam dzikir desentralisasi

52 53
membaca lafadzs-lafadzs asm’ yang telah ditentukan 7. Malam Minggu pukul 18.00 s.d malam Senin pukul
untuk diamalkan pada hari-hari tertentu itu. 18.00 WIB dilarang makan makanan yang dicampur
Adapaun riyadlah yang ditempuh dengan garam, seperti ikan laut, tahu tempe dan sebagainya
menjalankan puasa dan pengamalan dzikir, ketentuannya c. Puasa dimulai berdasar hari kelahiran atau “weton”
adalah sebagai berikut; (berbau primbon Jawa);
a) Puasa riadlah dalam Tawakal dilaksanakan dalam waktu 7 d) Harus memperhatikan perilaku lahir dan batin, yaitu
minggu berturut-turut. Puasa dimulai dari jam 18.00 perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang
sampai jam 18.00 WIB (puasa 24 jam selama 7 hari dsb); lain. Perilaku yang harus dijauhi adalah
b) Puasa riyadlah yang dilakukan dalam Tawakal adalah 1. Selama berpuasa berpantang dari perilaku tidak baik,
puasa berpantang yaitu berpantang dari makanan atau seperti berkata-kata kotor, ngobrol yang tidak ada
meminum sesuatu pada hari-hari tertentu. Adapun gunanya, berkata bohong, protes terhadap
ketentuannya adalah sebagai berikut; ketidakpuasan, menganiaya orang lain dan
1. Mulai Senin pukul 18.00 s.d Selasa pukul 18.00 WIB sebagainya;
dilarang makan daging apapun dan minumannya 2. Selama berpuasa dilarang mencium bau-bau makanan
tidak boleh bercampur dengan berwarna; yang menarik minat untuk dimakan;
2. Selasa pukul 18.00 s.d Rabu pukul 18.00 WIB. Tidak 3. Selama berpuasa, dilarang melakukan pelanggaran
diperkenankan makan dan minum sama sekali; hukum atau membangkang kepada pemerintah
3. Malam Rabu pukul 18.00 s.d malam Kamis pukul 18.00 4. Selama berpuasa dilarang memandang wanita bukan
WIB tidak boleh makan dan minum darti daun- isterinya dengan nafsu
daunan;
4. Malam Kamis pukul 18.00 s.d malam Jum’at pukul
18.00 WIB tidak diperkenankan minum seghala jenis
minuman, bahkan sayur sekalipun.
5. Malam Jum’at pukul 18.00 s.d malam Sabtu pukul
18.00 WIB, tidak diperkenankan memakan makan dan
minuman yang dimasak dengan api.
6. Malam Sabtu pukul 18.00 s.d malam Minggu pukul
18.00 WIB, tidak diperkenankan tidur selama 24 jam,
jika tertidur puasanyanya dianggap batal

54 55
d. Tentang Olah Pernapasan b. Menjaga iman, yaitu menjaga iman agar tidak
Pengajian Tawakal mengajarkan olah nafas, yaitu olah dihinggapi krisis aqidah;
nafas tiga tahap dan olah nafas empat tahap. Yang dimaksud c. meluruskan niat dan rajin membaca, yaitu agar ketika
dengan olah nafas tiga tahap adalah gerakan menghirup melaksanakan dzikir selalu diniatkan untuk
udara melalui hidung secara perlahan sebanyak-banyaknya bertaqarub kepada Allah, bukan ingin mendapatkan
dengan menggunaan pernafasan dada dan perut. Olah nafas kekuatan, kesembuhan atau yang lainnya;
ini diperuntukkan bagi pemula. Prinsip latihan olah nafas tiga d. Memahami dan berusaha sekuat tenaga mengamalkan
tahap adalah tarik nafas, tahan nafas, dan hembuskan nafas. isi al-Qurƒan sebagaimana dinyatakan oleh H.A.H.
Sementara itu yang disebut dengan olah nafas tahap Asdie:
empat teknisnya dua kali menahan nafas yaitu pada waktu Å „„„„. Untuk memantapkan iman di dalam hati,
paru sedang mengembung setelah menghirup nafas dan pada maka ambillah satu ayat dalam Al-Qurƒan kemudian anda
waktu paru dalam keadaan mengempis setelah baca berulang-ulang. Terlebih jika anda juga
menghembuskan nafas. Olah nafas ini diperuntukkan bagi melaksanakan ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
yang sudah memasuki tingkat menengah. Prinsipnya, hirup - Ulangilah sesuka anda, sesempatnya, sebanyak yang anda
tahan – hembus tahan. Manfaat fisik dari olah nafas ini dapat lakukan, sehingga apa yang anda lakukan berulang-
adalah untuk kesehatan fisik, kebugaran dan menolak segala ulang tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari. Apabila ayat
penyakit. Sementara itu manfaat non fisiknya adalah untuk tersebut telah menjadi kebiasaan anda, diharapkan lama
mempertajam firasat, memperkuat sudesti, kewibawaan dan kelamaan akan menjadi karakter anda. Ini berarti bahwa
kharisma46 . anda telah mewarnai hidup anda dengan Al-Qurƒan,
menjadi titik sifat anda, menjadi pola tingkah laku anda‚.
e. Ajaran Tentang Moral (Akhlak)
Ahlak menjadi landasan utama bagi pengikut PENUTUP
Pengajian Tawakal dalam melakukan aktifitas dzikir
berjama’ah dalam upaya mendekat pada Allah. Adapun ahlak 1. Kesimpulan
yang selalu ditekankan oleh para mentor adalah; Ketika deprivasi etis dan organistik dirasakan oleh
a. Membiasakan syukur nikmat sebagaimana tertuang suatu kalangan masyarakat secara kolektif, maka akan muncul
dalam al-Qur’an surah adh Dhuha ayat 11; gagasan untuk membentuk kelompok yang dipandang dapat
memuaskan gelora keagamaan dari masyarakat tersebut.
Makin kuat dan meluas tekanan deprivasi atau tekanan sosial
terhadap suatu masyarakat, maka akan makin subur pula
46 Lihat pula C.A. Hanafi, Tawakal Kepada Allah, tt, tp., Jakarta, hal.
gerakan-gerakan keagamaan yang dipandang dapat
42 -43

56 57
memenuhi kebutuhannya, bahkan pada tahap tertentu dapat yang makin marak di tanah air, yang sesungguhnya
mengarah pada gerakan mesianisme (menunggu munculnya merupakan deprivasi keagamaan bagi para jama’ahnya.
Ratu Adil). Kebutuhan manusia bukan hanya jasmani belaka tetapi juga
Seluruh organisasi keagamaan yang telah mapan rohani.
dipandang tidak mampu melayani jamaƒahnya secara
maksimal. Mereka sibuk melayani orang-orang dekatnya saja,
ada yang sibuk mengurusi partai, ngurusi lembaga sosial dan
pendidikan, mengurusi ekonomi dan urusan duniawi lainnya.
Agama lebih bermakna show fisik dari pada substansinya
yang dalam sebagai cara pendekatan yang utuh kepada DAFTAR PUSTAKA
Tuhan. Kondisi tersebut telah banyak mengecewakan
sebagian kaum muslim, yang kemudian mencari pelarian (di
sini agama dapat bermakna sebagai candu. opium dan Abdul Azis, Imam Tholkhah, Soetarman, Gerakan Islam
hiburan) dalam berbagai bentuknya. Ada yang membentuk Kontemporer di Indonersia, Diva Pustaka, Jakarta, 2004, hal
organisasi keagamaan baru (lebih politis, ekonomi dan sosial 1-3.
dari pada keagamaan (hanya tameng)), dan bahkan ada yang Abdul Azis, Varian-Varian Fundamentalisme Islam di
mendirikan gerakan sufisme. Indonesia, 2-3
Pengajian Tawakal yang merupakan gerakan Ahmad Asdie, Lima Jalan Singkat Menggapai Iman Merengkuh
penyembuhan telah diikuti oleh ribuan orang di berbagai kota Taqwa, Menara Mas Offset, Yogyakarta, 1997, hal. 22.
besar di Indonesia, terutama yang bermasalah secara fisik dan Ahmad Asdie, Sejarah Pengajian Tawakal, 1999, tp. hal 2-3
kejiwaan. Pengajian Tawakal dapat dipandang sebagai C.A. Hanafi, Tawakal Kepada Allah, , tp., Jakarta, hal. 42 –43
gerakan penyabaran bagi orang-orang yang emosional dan Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
selalu berkeluh kesah. Pengajian Tawakal dapat pula Indonesia Edisi ke III, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 356
dipandang sebagai tempat pelarian (hiburan) bagi orang- Enjep Hadjar, Pengajian Tawakal (Makalah), Yayasan
orang bermasalah secara kejiwaan dan mengalihkan perhatian Pendidikan Islam (YPI) Tawakal, Jakarta, , hal 14.
dari kehidupan yang susah dan sengsara para pesertanya Jalaluddin, Psikologi Agama, Rajawali Pers, Jakarta, 1996, hal.
(fisik maupun mental). 226 - 227
Peter Worsley, Pengantar Sosiologi, Terj. Hartono Hadikusuma,
2. Saran Tiara Wacana, Yogyakarta, 1992, hal. 247 - 248
Seluruh organisasi keagamaan hendaklah dapat
mengambil hikmah dari kemunculan berbagai gerakan dzikir

58 59
IAIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Yayasan Wawancara dengan Hasan Sudiro, di masjid Tawakal
Kebudayaan Islam Indonesia, Khasanah Budaya Kraton Plemburan, Ngaglik Sleman hari Kamis pagi 19 Oktober
Yogyakarta II, Yogyakarta, 2001, hal. 1-4 2006.
Komaruddin Hidayat, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Wawancara dengan Syarifuddin, Wawan Setiawan, Hasa
Krisis Modernisme, Paramadina, Jakarta, 1998, hal 40-42. Sudiro di masjid Tawakal Plemburtan, hari Rabu dan
Sabaruddin, Pengajian Dzikir Tawakal di Yogyakarta, IAIN Kamis, 18 dan 19 Oktober 2006, Sariharjo Ngaglik
Sunan Kalijaga, 1998, hal. 36-40 Sleman.
Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G. Wawancara dengan Sabaruddin yang pernah mengikuti
30 S-PKI dan Peran Bung Karno, PT. Intermasa, Jakarta , pengamatan terlibat, yang sekarang juga menjadi aktifis
1988, hal. 49-57 pengajian Tawakkal.
Syamsuddin Abdullah, Fenomenologi Agama, Dirjen Binbaga Wawancara dengan Sabaruddin yang pernah mengikuti
Islam, Jakarta, 1985, hal. 74. pengamatan terlibat, yang sekarang juga menjadi aktifis
Woorward, Islam Kultural di Jawa abad 18-19, Intermasa, pengajian Tawakal
1987, hal 40-45
Kota Yogyakarta Dalam Angka 2005
Dokumen Pengajian Tawakal, 1980
Diolah dari wawancara dengan Wawan Setiawan, 18 Oktober
2006
Dokumen Pengajian Tawakal 2002
Wawancara dengan Kabag Umum dan Kabid Mapenda
Kanwil Departemen Agama DI. Yogyakarta, Oktober
2006
Wawancara dengan Hasan Sudiro di masjid Tawakal
Plemburan, 18 Oktober 2006
Wawancara dengan Syarifuddin, Wawan Setiawan, Hasan
Sudiro di masjid Tawakal Plemburan, hari Rabu dan
Kamis tanggal 18 dan 19 Oktober 2006, Sarihardjo,
Ngaglik, Sleman.
Wawancara dengan Wawan Setiawan, di masjid Tawakal
Plemburan, hari Rabu, tanggal 18 Oktober 2006 Sariharjo
Ngaglik Sleman

60 61
MAJELIS HIDUP DI BALIK HIDUP
Oleh: A.M. Khaolani dan Imam Syaukani

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
1) Pada tahun 2004, masyarakat Kelurahan Wonodri Kec.
Semarang Selatan Kota Semarang resah atas
tumbuhnya sebuah kelompok keagamaan, yang
menamakan diri Majelis Hidup di Balik Hidup (HDH).
Keresahan masyarakat ditengarai gerakan tersebut
yang mempunyai doktrin dan aktivitas keagamaan
menyimpang dari mainstream keagamaan mayoritas
umat Islam. Keresahan masyarakat tersebut kemudian
dilaporkan kepada Kantor Departemen Agama Kota
Semarang yang selanjutnya menugaskan seorang
pegawai melakukan pemantauan dan pembinaan
terhadap kelompok keagamaan tersebut.
Hasil pemantauan tahap pertama menyimpulkan
bahwa Majelis HDH terindikasikan menyimpang
dalam hal-hal tertentu, seperti (1), melaksanakan
sumpah setia (bay€at); (2) tidak menganjurkan shalat
kepada anggotanya; (3) menganggap bahwa al-Quran
adalah produk Tuhan; (4) tidak memakai rujukan para
mufassir dalam menginterpretasikan Al-Quran tetapi
menggunakan interpretasi lepas melalui terjemahan
bahasa Indonesia; dan (5) tidak memakai sumber
kebenaran lain selain Al-Quran.
2) Akan tetapi, serta merta dugaan menyimpang itu
dibantah mentah-mentah oleh pengurus Majelis HDH,

62 63
bahwa anggota Majelis HDH tetap melaksanakan keagamaan yang cenderung eksklusif “berpotensi” terjadi
shalat lima waktu, penggunaan bahasa sehari-hari penyimpangan dari ajaran Islam.
sebagai bahasa interpretasi terhadap al-Quran dan Selanjutnya peneliti menyarankan: (1) pengurus dan
hadits untuk memudahkan para anggota yang anggota Majelis HDH agar lebih terbuka dan akomodatif
umumnya mempunyai akses terbatas terhadap bahasa terhadap masyarakat sekitar, khususnya dengan tokoh-
Arab,47 tetapi aktivitas keagamaan yang cenderung tokoh agama, agar keberadaan mereka tidak dipandang
eksklusif tidak menyurutkan keresahan masyarakat. negatif oleh masyarakat; (2) pemerintah, khususnya
Respon masyarakat semakin bertambah, ketika Departemen Agama Kota Semarang, bersama dengan
pengurus Majelis HDH tidak mengindahkan persuasi instansi terkait (MUI, Dewan Dakwah Islamiyah
pihak kelurahan, untuk membatasi aktivitas Indonesia, Pemerintah Kota Semarang, Kepolisian, dan
keagamaannya dari pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Waktu Kejaksaan), agar melakukan pemantauan berkelanjutan
kegiatan biasanya hingga pukul 04.00 WIB. Akhirnya dan intensif terhadap keberadaan Majelis HDH; (3) tokoh
pihak Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa agama dan masyarakat setempat diharapkan mau
Tengah meminta bantuan kepada Balai Litbang Agama melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan lebih
Semarang untuk melakukan penelaahan ulang terhadap peduli terhadap keberadaan Majelis HDH, terutama tokoh
keberadaan, doktrin dan aktivitas keagamaan kelompok agama yang memahami tasawuf berkenaan dengan ilmu
keagamaan tersebut. hakikat akhirat, dan (4) pemerhati paham atau aliran
Seorang peneliti Balai Litbang Agama Semarang, R. keagamaan di Kota Semarang agar melakukan penelaahan
Aris Hidayat, melakukan penelitian lebih intensif lanjutan terhadap ajaran HDH, khususnya tentang ilmu
terhadap Majelis HDH. Hasil penelitian antara lain dari hakikat akhirat. Penelaahan lanjutan ini perlu dilakukan
(1) perspektif sosial-kemasyarakatan pengurus dan untuk menemukan ajaran yang dianggap menyimpang.48
anggota Majelis HDH dinilai kurang terbuka dan tidak Berdasarkan elaborasi di atas, tampaknya studi yang
akomodatif terhadap masyarakat sekitarnya, khususnya dilakukan Balai Litbang Agama Semarang belum tuntas,
dengan tokoh-tokoh agama. Mereka hampir tidak pernah karena hanya menyarankan kepada Majelis HDH dan para
menjalin silaturrahim dengan tokoh-tokoh agama tokoh agama agar masing-masing lebih akomodatif satu
setempat. Terkesan eksklusif. (2) Aspek ajaran yang sama lain. Sedangkan aspek substansial yang menjadi akar
membicarakan dimensi esoterik Islam dan aktivitas keresahan masyarakat, yaitu doktrin dan aktivitas
keagamaan yang dicurigai menyimpang, tidak diberikan
jawaban yang memadai, kecuali hanya menyarankan agar
47 R. Aris Hidayat. “Majelis Hidup Di Balik Hidup (HDH) (Live
Beyond Living Forum) di Kota Semarang”. Laporan Penelitian.
Semarang: Balai Litbang Agama Semarang. 2004. hlm. 2. 48 Ibid., hlm. 36-38.

64 65
dilakukan penelaahan lanjutan terhadap paham esoteris 4. Metode Penelitian
Majelis HBH karena diduga “berpotensi” menyimpang. Penelitian ini merupakan studi terapan (applied
(2?!!)Sehubungan dengan hal-hal di atas, maka menarik research)49 , sesuai kegunaannya sebagai masukan bagi
dilakukan penelitian keberadaan Majelis Hidup dibalik pembuatan kebijakan pemerintah. Pendekatan studi yang
Hidup sebagai gerakan keagamaandalam Islam. dipilih adalah pendekatan naturalistik dengan melihat
ajaran esoterisme agama (Islam) merupakan bagian dari
2. Rumusan Masalah budaya sebagai perwujudan bentuk pengetahuan dan
Berangkat dari latar belakang permasalahan di atas, pemikiran manusia terhadap wahyu/agama.50
maka disusun rumusan masalah penelitian ini sebagai Metode studi yang digunakan adalah yang berlaku
berikut: pada penelitian budaya, terutama yang menyangkut religi
1) Apa yang melatarbelakangi tumbuh dan ciri khas dan ritual seperti penggunaan teori penafsiran yang
Majelis HDH? dikemukakan Turner (1967: 50-51) di antaranya: (1)
2) Bagaimana paham keagamaan HDH dikembangkan? exegetical meaning yaitu makna yang diperoleh dari
bila dikomparasikan dengan paham esoterisme Islam informan warga setempat tentang perilaku ritual yang
yang dipahami umat Islam selama ini? diamati; (2) operational meaning yaitu makna yang
3. Tujuan dan Kegunaan diperoleh tidak terbatas pada perkataan informan,
Tujuan penelitian ini, yaitu: melainkan dari tindakan yang dilakukan dalam ritual; (3)
1) Untuk mengetahui latar belakang timbulnya paham positional meaning yaitu makna yang diperoleh melalui
esoterisme Majelis HDH. interpretasi terhadap simbol dalam hubungannya dengan
2) Untuk mengungkapkan ciri khas paham keagamaan simbol lain secara totalitas.51
HDH yang dikembangkan. Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan
Kegunaan penelitian ini ialah: beberapa teknik, yaitu studi kepustakaan, pengamatan,
Secara akademis diharapkan akan memperkaya dan wawancara. Menurut bentuknya terbagi dalam tiga
pemahaman keagamaan, sebagai perwujudan dinamika komponen, yakni: a) kata-kata dan tindakan dari
spiritual masyarakat yang majemuk dan dinamis. informan; dan b) sumber tertulis, yang terdiri dari dua
Secara praktis, disamping untuk melengkapi informasi
sebelumnya tentang HDH, juga diharapkan informasi yang 49M. Burhan Bungin, Metodologi Studi Kuantitatif (Jakarta: Predana
diperoleh dari penelitian ini sebagai bahan pertimbangan Media, 2005), hlm. 48.
50Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam.
pemerintah (Departemen Agama) dalam membuat kebijakan
tentang bimbingan terhadap kelompok-kelompok gerakan Bandung: Remaja Ros-dakarya. 2000., hlm. 58.
51Suwardi Endraswara. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Jogjakarta:
keagamaan.
Gadjah Mada Uni-versity Press. 2003., hlm. 173-174.

66 67
macam, yakni berupa dokumen dan berupa record.52 Data berada, orang pemerintahan; (e) membandingkan hasil
yang terkumpul perlu dipastikan keabsahannya (trust- wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
worthiness) melalui proses pemeriksaan. Pelaksanaan Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi,
teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu: (a) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat studi beberapa teknik pengumpulan data; dan (b)
kepercayaan (credibility), kebergantungan (dependability), pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
keteralihan (transferability), dan kepastian (confirmability).53 dengan metode yang sama. Teknik triangulasi dengan
Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data aspek penyidikan ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
triangulasi amat penting. Triangulasi adalah teknik pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu derajat kepercayaan data. Sedangkan teknik triangulasi
yang lain. Dalam prosesnya ada empat macam triangulasi dengan teori adalah mencari penjelasan tentang sesuatu
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan melalui cara membandingkan hasil studi sendiri dengan
penggunakan sumber, metode, penyidikan, dan teori. hasil studi orang lain. Hal itu dinamakannya penjelasan
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan banding (rival explanation).
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi Dalam proses analisis data digunakan analisis
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda kualitatif yang dikemukakan Spradley yang terdiri dari
dalam studi ini. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (a) analisis domain dan taksonomi,54 setelah sebelumnya
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil mengalami proses penyesuaian sesuai kebutuhan. Dengan
wawancara; (b) membandingkan apa yang dikatakan demikian, secara garis besar analisis data ditempuh
orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya dengan cara mengorganisasi data melalui pengumpulan
secara pribadi; (c) membandingkan apa yang dikatakan catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar,
orang-orang tentang situasi studi dengan apa yang dokumen berupa laporan, artikel, dan sebagainya.
dikatakannya sepanjang waktu; (d) membandingkan Pengorganisasian data dalam penelitian ini dilakukan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai melalui observasi dengan mendeskripsikan data sesuai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang konteks masalah, dokumen-dokumen yang berasal dari
yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang Majelis HDH atau instansi terkait, artikel berupa hasil
studi terdahulu dan tulisan-tulisan tentang Majelis HDH.

52Ida Bagoes Mantra. Filsafat Studi dan Metode Studi Sosial (Jogjakarta: 5. Sistematika Pembahasan
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 86.
53Lexy J. Moleong, Metodologi Studi Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), hl.m 324. 54 Ibid., hal. 305-307.

68 69
Tulisan ini terdiri dari lim Bab, yaitu: STUDI PUSTAKA
Bab Pertama, Pendahuluan. Bab ini menjelaskan DAN KERANGKA PEMIKIRAN
tentang signifikansi masalah sehingga sebuah objek masih 1. Tinjauan Pustaka
patut diteliti, yang meliputi latar belakang masalah, Studi berkaitan dengan munculnya satu kelompok
rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan keagamaan mencoba untuk memberikan jawaban
penelitian, metode penelitian, serta sistematika terhadap persoalan keagamaan masyarakat. Diantaranya,
pembahasan. karya M. Sufyan Raji Abdullah berjudul Mengenal Aliran-
Bab Kedua, Studi Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Bab aliran dalam dan Ciri-ciri Ajarannya.55 Dalam buku ini
ini menyajikan literatur atau hasil penelitian terdahulu dibahas kurang lebih dua puluh enam kelompok
yang pernah mengkaji tentang kelompok keagamaan pada keagamaan sejak masa permulaan Islam hingga sekarang,
umumnya dan Majelis Hidup Di balik Hidup pada baik di mancanegara maupun Indonesia. Secara umum
khususnya. Selain itu dipaparkan pula kerangka pembahasan terfokus pada beberapa aspek, yaitu definisi,
pemikiran penelitian ini yang berisi perangkat-perangkat sejarah kemunculan, tokoh-tokoh perintis dan
teori dan asumsi dasar penelitian. pengembang, dan paham keagamaannya.
Bab Ketiga, Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Bab ini Buku lain ialah berjudul Gerakan Keagamaan dan
mendeskripsikan tentang kondisi geografi, demografi, Pemikiran: Akar Ideologis dan Penyebarannya.56 Sedikit
keagamaan, hukum, dan sosial yang melingkungi dan berbeda dengan buku sebelumnya, pada buku kedua ini
diduga mempengaruhi penelitian tentang Majelis Hidup kelompok atau gerakan keagamaan yang dibahas ruang
Di balik Hidup. lingkupnya lebih luas, dan sarat dengan visi dan misi
Bab Keempat, Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian. politik internasional; selain juga lintas agama. Ada kurang
Bab ini merupakan bab utama dalam penelitian yang lebih tiga puluh satu kelompok atau gerakan keagamaan
mengungkapkan hasil penelitian terhadap dua fokus yang dibahas, di antaranya al-Ikhwan al-Muslimun,
masalah dalam rumusan masalah dan analisisnya. Sebagai Orientalisme, The Bilalians, Jama`at Islami, Assasin,
bab utama, uraian dalam bab ini akan cukup mendominasi Komunisme, Saksi Yehova, Droze, dan Sikhisme.
keseluruhan gagasan yang tertuang dalam tulisan ini. Tulisan mengenai sasaran penelitian ini juga telah
Bab Kelima, Penutup. Bab ini akan menyajikan ditulis oleyh para peneliti. Buku atau hasil penelitian
kesimpulan yang merupakan temuan penelitian ini dan
rekomendasi atau saran-saran tindak lanjut yang dapat 55M. Sufyan Raji Abdullah. Mengenal Aliran-aliran dalam Islam dan
dilakukan, baik dari aspek akademis maupun kebijakan. Ciri-ciri Ajarannya. Jakarta: Pustaka Riyadl. 2006.
56Tim Penulis. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran: Akar Ideologis dan

Penyebarannya. Diterjemahkan oleh A. Najiullah. Jogjakarta: Al-


Ishlahy Press. 1993.

70 71
antara lain; Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam yang 2. Kerangka Pemikiran
ditulis oleh beberapa orang.57 Buku ini mengungkapkan HDH memiliki paham esoterisme yang agak
tiga fokus pembahasan, yaitu corak dan ajaran keagamaan, berbeda di bandingkan dengan paham esoterisme yang
makna sejarah dan ritual keagamaan, serta renungan- dipahami oleh umat Islam kebanyakan. Karena tidak
renungan mistis, historis, dan sosiologis. Ketiga materi tertutup kemungkinan terdapat unsur-unsur
bahasan itu, dalam beberapa aspek, cukup relevan dengan penyimpangan.
materi yang dikaji dalam penelitian ini. Pandangan ini dapat dipahami sepanjang
Selain buku di atas, kendati tidak secara khusus kesimpulan itu didasarkan pada hasil komparasi dengan
membahas masalah esoterisme Islam, buku Ahmad Syafi`i paham esoterisme Islam yang berlaku di kalangan umat
Mufid berjudul Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Islam mainstream selama ini. Penelitian terdahulu belum
Kebangkitan Agama di Jawa, pada beberapa bagian dapat berusaha melakukan komparasi tersebut sehingga
dijadikan referensi dalam masalah ini. Karena hasilnya belum menggambarkan sosok HDH secara utuh.
menyinggung masalah paham dan ritual keagamaan yang Atas dasar itu maka, penjelasan singkat tentang paham
dianut oleh para pengikut tarekat Qadiriyah wa esoterisme Islam patut dikemukakan di sini.
Naqsabandiyah.58 Di mana pendekatan yang sama berlaku Sepanjang diketahui, pembahasan wilayah batin
juga terhadap buku Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam atau esoterisme dalam Islam dapat dijumpai dalam
Sejarah yang ditulis Nurcholish Madjid dan kawan- tasawuf.60 Secara garis besar ajaran tasawuf adalah
kawan.59 Dalam buku ini ada satu bab yang khusus mengajak manusia untuk “menyempurnakan dirinya”
membahas tentang dimensi esoterisme ibadah dalam Islam melalui proses pengenalan terhadap potensi-potensi
dan implikasinya pada pengembangan etika sosial. Jadi, rohani yang terdapat dalam dirinya sendiri. Untuk
bagaimana dalam hal ini, aspek esoterisme itu tidak melakukan hal tersebut, meminjam Cassirer, seseorang
semata-mata memberi kepuasan sisi spiritualitas manusia harus menanggalkan paradigma materialisme-atheistik
tetapi juga memberi dampak langsung terhadap akselerasi dan menuju paradigma spiritualisme-theistik dalam
peradaban kemanusiaan.
60 A. Rivay Siregar. Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme. Jakarta:
RajaGrafindo Persada. 1999. hlm. 34-35; Dhanu Priyo Prabowo.
57Muhammad Wahyuni Nafis. Ed. Rekonstruksi dan Renungan Religius Pengaruh Islam dalam Karya-karya R. Ng. Ranggawarsita. Jogjakarta:
Islam. Jakarta: Paramadina. 1993. Narasi. 2003. hlm. 109; Seyyed Hossein Nasr. Tasauf Dulu dan
58Ahmad Syafi`i Mufid. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Kebangkitan Sekarang (Living Sufism), diterjemahkan Abdul Hadi WM. Jakarta:
Agama di Ja-wa. Jakarta: Yayasan Obor. 2006. Pustaka Firdaus. 1985. hlm. 77-96; Laleh Bakhtiar. Perjalanan
59Budhy Munawar-Rachman. Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Menuju Tuhan (Sufi: Expressions of the Mystic Quest), diterjemahkan
Sejarah. Jakarta: Pa-ramadina. 1994. hlm. 398-508. oleh Purwanto. Bandung: Nuansa. 2001.

72 73
memahami manusia. Paradigma materialisme-atheistik maqam. Pertama, dzikir atau ta`alluq pada Tuhan. Yaitu,
adalah keyakinan yang didasarkan pada teori bahwa berusaha mengingat dan mengikatkan kesadaran hati dan
semua realitas materi (downward causation), sebaliknya pikiran kita kepada Allah. Di manapun seorang mukmin
paradigma spiritualisme-theistik berkeyakinan bahwa berada, dia tidak boleh lepas dari berpikir dan berdzikir
dunia materi ini hakikatnya berasal dari realitas yang untuk Tuhannya (QS. 3:191). Dari dzikir ini meningkat
bersifat imateri (upward causation). sampai maqam kedua---takhalluq. Yaitu, secara sadar
Bagi mereka yang berpandangan atau terbiasa meniru sifat-sifat Tuhan sehingga seorang mukmin
dengan metode empirisme-materialistik akan sulit diajak memiliki sifat-sifat mulia sebagaimana sifat-Nya. Proses
untuk menghayati makna penyempurnaan kualitas insani ini juga bisa disebut sebagai proses internalisasi sifat
sebagaimana yang lazim diyakini di kalangan para sufi. Tuhan ke dalam diri manusia.63 Dalam konteks ini
Kritik terhadap aliran materialisme akhir-akhir ini kalangan sufi biasanya menyandarkannya pada hadits
semakin gencar, dan dengan mudah ditemukan pada nabi yang berbunyi, “takhallaqu bi akhlaqi Allah”.
berbagai bidang studi keilmuan Barat kontemporer Maqam ketiga tahaqquq. Yaitu suatu kemampuan
dengan dalih, antara lain, paham ini telah mereduksi untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas diri
keagungan manusia yang dinyatakan Tuhan sebagai moral sebagai seorang mukmin yang dirinya sudah
and religious being.61 Bagi kalangan sufi, manusia adalah “didominasi” sifat-sifat Tuhan sehingga tercermin dalam
microcosmos yang memiliki sifat-sifat yang menyerupai perilakunya yang serba suci dan mulia. Maqam tahaqquq
Tuhan dan paling potensial mendekati Tuhan (QS. 41:53). ini sejalan dengan hadits qudsi yang digemari kalangan
Dalam QS. 15:29 misalnya, Allah menyatakan bahwa sufi yang menyatakan bahwa bagi seorang mukmin yang
dalam diri manusia memang terdapat unsur Ilahi dengan telah mencapai martabat yang sedemikian dekat dan
istilah “min ruhi”. Realitas manusia memiliki jenjang- intimnya dengan Tuhan, maka Tuhan akan melihat
jenjang dan mata rantai eksistensi. Bila diurut dari bawah kedekatan hamba-Nya.64
unsurnya ialah minerality, vegetability, animality, dan
humanity.62 63Dalam perspektif sosiologis, internalisasi adalah salah satu proses
Dalam tradisi tasawuf klasik tahap-tahap tahapan kesadaran manusia terhadap realitas, selain eksternalisasi
penyempurnaan diri atau eksistensi jiwanya itu sudah dan objektivikasi. Peter L. Berger menya-takan bahwa Internalisasi
ditentukan. Secara garis besar tahapan seorang mukmin adalah peresapan kembali realitas tersebut oleh manusia, dan
untuk meningkatkan kualitas jiwa-nya terdiri dari tiga mentransformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur dunia
objektif ke dalam struk-tur-struktur kesadaran subjektif. Al-
Zastrouw Ng. Gerakan Islam Simbolik: Politik Ke-pentingan FPI.
61 Munawar-Rachman. Op. cit., hlm. 189. Jogjakarta: LKiS. 2006. hlm. 19.
62 Ibid., hlm. 190. 64Munawar-Rachman. Op. cit., hlm. 191-192.

74 75
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Menurut Ibnu Arabi, bahwa:
meskipun secara fisik hati itu kecil dijasad manusia, Ilmu bila sudah sampai pada tingkat kepastian, alat-
namun luasnya hati insan kamil (qalb al-`arif) melebihi alat indra akan menyaksikannya betul-betul. Anda
luasnya langit dan bumi karena ia sanggup menerima `arsy dapat membuat percobaan untuk membuktikannya.
Tuhan, sementara bumi langit tidak sanggup. Yakinkan pada diri anda bahwa seorang hadir di
Menurut Ibn `Arabi, kata qalb senantiasa depan anda, dan anda dapat melihatnya. Kemudian
berasosiasi dengan kata taqallub yang bergerak atau kembangkan imajinasi anda begitu rupa, sehingga
berubah secara konstan. Taqallub-nya hati sang sufi, kata anda tidak meragukannya dan anda menafikan
`Arabi, adalah seiring dengan tajalli-nya Tuhan. Tajalli semua pikiran yang meniadakan kepastian itu. Anda
berarti penampakan diri Tuhan ke dalam makhluk-Nya akan melihat dia berdiri di hadapan anda---persis
dalam pengertian metafisik. Dari sekian makhluk Tuhan, yang anda kehendaki.
hanya hati seorang insan kamil yang paling mampu Jadi, orang dapat menimbulkan kekuatan luar
menangkap lalu memancarkan tajalli-Nya dalam perilaku biasa dengan bersandar pada kekuatan kemauan. Apa
kemanusiaan.65 jenis “makhluk” yang menjadi sumber kekuatan kemauan
Pada tahap ini keyakinan seorang sufi sudah itu? Al-Quran menyebutnya ruh. Orang-orang modern
sampai tingkat tertinggi yang---menurut sementara orang- menyebutnya dengan berbagai nama: mind, soul, spirit,
--memungkinkan-nya untuk melakukan sesuatu yang psyche. Di samping ruh, sebagian orang memperoleh
tidak bisa dilakukan orang kebanyakan. Biasanya kekuatan supranatural dengan bantuan jin atau setan.
digambarkan dalam peristiwa-peristiwa luar biasa (af`al Sebagian yang lain memperolehnya dengan pertolongan
khariqah li al-`adah) yang tidak dapat dijelaskan dengan malaikat.67
sebab-sebab fisika yang lazim dan dinisbahkan kepada Menurut Thabathaba`i, semua kekuatan itu---baik
sang sufi sebagai perwujudan kekaramahannya. yang berasal dari ruh, jin, atau malaikat---bersifat terbatas
Thabathaba`i menunjuk beberapa sebab mengapa hal dan pengaruhnya kondisional sekali (mahdudat al-quwwah
tersebut dapat terjadi. Pertama, kemampuan itu muncul muqayyad al-atsar).
dari kekuatan dan keyakinan bahwa itu akan terjadi Pada sisi yang lain, ada beberapa orang seperti
(quwwat al-iradah wa al-iman bi al-ta€tsir) pada diri para Nabi atau kekasih Allah, yang taat beribadat, yang
pelakunya.66 penuh keyakinan kepada Allah. Mereka tidak
menghendaki sesuatu kecuali untuk Allah dan karena
Allah. Inilah kehendak (kemauan) yang suci.
65 Ibid., hlm. 192.
66 Muhammad Wahyuni Nafis. Op. cit., hlm. 213. 67 Ibid.

76 77
Kehendaknya tidak tercemari oleh kecenderungan pribadi. penduduk. Luas wilayah kelurahan Wonodri 86,125
Ia hanya bergantung kepada Allah al-haqq. Inilah ha.68
kehendak ilahi (iradah rabbaniyyah) yang tidak terbatas dan Demografi
tidak kondisional. Kekuatan yang lahir dari iradah Jumlah penduduk kelurahan Wonodri pada tahun
rabbaniyyah mengalahkan segala kekuatan yang lain. 2005 adalah 13.566 orang, meliputi 6.386 orang laki-laki
Dalam menggunakan kerangka pemikiran di atas, dan 7.180 orang perempuan. Jumlah Kepala Keluarga
penelitian terhadap paham esoterisme HDH menjadi (KK) sebanyak 2.694 KK. Rata-rata jumlah penduduk
menarik karena adanya kisah-kisah supranatural yang per-hektar adalah 157,5 orang.
sempat mengemuka. Seberapa besar kisah-kisah itu dapat Penduduk dari segi agama mayoritas adalah
diterima oleh doktrin esoterisme Islam tradisional perlu beragama Islam, dengan komposisi Islam 10.666 orang
ditelaah secara cermat. (78,6%). Sisanya penganut Kristen 1.330 orang (9,8%),
Katolik 1.344 (9,9%), Hindu 181 (1,3%), dan Buddha
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 45 orang (0,3%).69
1. Kondisi Geografi dan Demografi Penduduk di kelurahan ini dapat dikelompokkan
Geografi pada usia pendidikan, tenaga kerja, dan berusia lanjut.
Wonodri merupakan salah satu kelurahan di Penduduk yang termasuk dalam kelompok usia
Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang Provinsi pendidikan sebanyak 2.518 orang, terdiri atas
Jawa Tengah. Wilayah kelurahan ini terletak dekat penduduk berusia 4-6 tahun (TK) sebanyak 769 orang,
pusat pemerintahan Kota Semarang dan pusat penduduk berusia 7-12 tahun (SD) sebanyak 447 orang,
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Kelurahan penduduk berusia 13-15 tahun (SLTP) sebanyak 414
Wonodri secara geografis berbatasan di sebelah Utara orang, dan penduduk berusia 16-19 tahun (SLTA)
dengan kelurahan Karang Kidul, di sebelah Selatan sebanyak 888 orang. Penduduk yang termasuk
kelurahan Candisari, sebelah Barat dengan kelurahan kelompok tenaga kerja cukup banyak yakni sebanyak
Pleburan, dan di sebelah Timur dengan kelurahan 9.937 orang, terdiri atas poenduduk berusia 20-26
Peterongan. tahun 3.991 orang, penduduk berusia 27-40 tahun
Wilayah kelurahan Wonodri terdiri atas dataran 3.400 orang, dan penduduk berusia 41-60 tahun 2.546
rendah dan perbukitan kecil dengan ketinggian rata-
rata hanya 7,5 meter di atas permukaan air laut. Suhu 68 Monografi kelurahan Wonodri Kota Semarang, 2005. R. Aris
udara rata-rata daerah ini adalah 23oC. Banyaknya Hidayat “Majelis Hidup Di Balik Hidup (HDH) (Live Beyond
curah hujan rata-rata 1500 mm. Wilayah kelurahan ini Living Forum) DI Kota Semarang” Laporan Penelitian, Balai
sebagian besar merupakan pemukiman padat Semarang: Balai Litbang Agama Semarang, 2004, hlm. 11
69Ibid., hlm. 12.

78 79
orang. Adapun penduduk yang termasuk dalam lulusan SD, SLTP, SLTA, akademi, dan perguruan tinggi
kelompok usia lanjut yakni penduduk yang berusia 61 cukup banyak di daerah ini. Hal ini menunjukkan bahwa
tahun ke atas, sebanyak 1.101 orang. kesadaran masyarakat akan pendidikan sudah cukup baik.
Dari tingkat pendidikan, terlihat bahwa jumlah Dilihat dari jumlah sarana pendidikan yang tersedia di
tamatan perguruan tinggi, akademi, dan SLTA cukup daerah ini juga cukup banyak. Jumlah TK/sederajat
banyak, yakni 6.498 orang. Jumlah tersebut terdiri atas tercatat 6 buah, memiliki 24 orang guru, dan 325 orang
jumlah tamatan perguruan tinggi 2.624 orang, tamatan murid. Jumlah SD Negeri tercatat 1 buah, memi-liki guru
akademi 1.721 orang, dan tamatan SLTA 2.153 orang. 10 orang, dan murid sebanyak 275 orang. Jumlah SLTP
Selain itu, terdapat penduduk yang belum tamat SD, tercatat 2 buah, dengan 32 orang guru, dan 750 orang
yakni sebanyak 2.006 orang, tamat SD sebanyak 1.548 murid. Jumlah SLTA tercatat sebanyak 2 buah, dengan 32
orang, dan tidak sekolah sebanyak 1.425 orang. Jumlah orang guru, dan 700 orang murid. Jumlah akademi
keseluruhan sebanyak 12.609 orang. Selebihnya sebanyak 3 buah, memiliki 28 orang dosen dan 450 orang
penduduk berusia di bawah lima tahun. mahasiswa. Jumlah perguruan tinggi tercatat sebanyak 2
Dari segi mata pencaharian, bahwa sebagian besar buah, memiliki 32 orang dosen, dan 400 orang mahasiswa.
penduduk Wonodri memiliki mata pencaharian Di samping itu, di daerah ini juga terdapat Taman
sebagai buruh, yakni 5.428 orang, seperti buruh pabrik, Pendidikan Al-Quran (TPA) sebanyak 13 buah, dengan
buruh bangunan, buruh pasar, dan buruh kasar guru 25 orang, dan santri 130 orang. Lembaga pendidikan
lainnya. Jumlah terbesar kedua adalah pensiunan yang tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan
mencapai 1.127 orang, seperti pensiunan pegawai swasta/masyarakat. 71

negeri sipil, TNI/Polri, dan pegawai BUMN/BUMD. Ekonomi


Mata pencaharian penduduk lainnya adalah karyawan Fasilitas perekonomian di daerah ini cukup tersedia.
sebanyak 921 orang, Jumlah ini meliputi pegawai Di sekitar wilayah kelurahan ini terdapat berbagai fasilitas
negeri sipil, pegawai BUMN/BUMD, dan karyawan perdagangan, industri, dan jasa yang dapat dengan
perusahaan.70 mudah dijangkau.
2. Kehidupan Masyarakat Fasilitas perekonomian itu mencakup fasilitas
Pendidikan perdagangan, perindustrian, dan jasa. Diantaranya pasar
Dalam bidang pendidikan tampak cukup baik dilihat tradisional, pasar modern, dan pertokoan. Fasilitas
dari jumlah sarana pendidikan, dan jumlah lulusan. Pada perdagangan industri kecil dan menengah, dan fasilitas
bagian demografi telah dikemukakan bahwa jumlah jasa seperti jasa angkutan, penginapan, dan komunikasi.

70Ibid. 71Ibid., hlm. 13.

80 81
Keagamaan (3) menganggap bahwa al-Quran adalah produk Tuhan;
Kehidupan keagamaan di daerah ini cukup kondusif (4) tidak memakai rujukan para mufassir dalam
meskipun paham keagamaan yang dianut oleh penduduk menginterpretasikan Al-Quran tetapi menggunakan
cukup beragam. Sebagian penduduk menganut paham interpretasi lepas melalui terjemahan bahasa Indonesia;
keagamaan sebagaimana dikembangkan oleh dan (5) tidak memakai sumber kebenaran lain selain Al-
Muhammadiyah, dan yang lain menganut paham Quran.
keagamaan Nahdhatul Ulama (NU). Sebagian kecil Respon masyarakat semakin bertambah, ketika
menganut paham keagamaan LDII. pengurus Majelis HDH tidak mengindahkan persuasi
Jumlah dan jenis tempat peribadatan yang tersedia di pihak kelurahan, untuk membatasi aktivitas
daerah ini juga cukup memadai. Masjid 6 buah dan keagamaannya dari pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Waktu
mushalla 7 buah. Jumlah tersebut belum termasuk tempat kegiatan biasanya hingga pukul 04.00 WIB. Akhirnya
ibadah di rumah sakit, kantor, dan perusahaan. pihak Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa
Majelis taklim tercatat sebanyak 13 kelompok, Tengah meminta bantuan kepada Balai Litbang Agama
tersebar di sejumlah masjid dan mushalla di daerah ini. Semarang untuk melakukan penelaahan ulang terhadap
Selain itu, di hampir setiap RT juga dibentuk kelompok keberadaan, doktrin dan aktivitas keagamaan kelompok
pengajian. Jumlah anggota pengajian atau majelis taklim keagamaan tersebut.
itu tidak tercatat secara jelas tetapi diperkirakan berjumlah Seorang peneliti Balai Litbang Agama Semarang, R.
sekitar 1.500 orang. Aris Hidayat, melakukan penelitian lebih intensif terhadap
Dalam kelompok keagamaan tersebut termasuk yang Majelis HDH. Hasil penelitian antara lain dari (1) perspektif
menjadi sasaran penelitian ini, yaitu Majelis Hidup Di sosial-kemasyarakatan pengurus dan anggota Majelis HDH
Balik Hidup. Kehadiran Majelis ini telah menimbulkan dinilai kurang terbuka dan tidak akomodatif terhadap
keresahan dalam masyarakat. masyarakat sekitarnya, khususnya dengan tokoh-tokoh
Keresahan masyarakat tersebut kemudian agama. Mereka hampir tidak pernah menjalin silaturrahim
dilaporkan kepada Kantor Departemen Agama Kota dengan tokoh-tokoh agama setempat. Terkesan eksklusif.
Semarang yang selanjutnya menugaskan seorang pegawai (2) Aspek ajaran yang membicarakan dimensi esoterik
melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Islam dan aktivitas keagamaan yang cenderung eksklusif
kelompok keagamaan tersebut. “berpotensi” terjadi penyimpangan dari ajaran Islam.
Hasil pemantauan tahap pertama menyimpulkan Selanjutnya peneliti menyaraqnkan: (1) pengurus
bahwa Majelis HDH terindikasikan menyimpang dalam dan anggota Majelis HDH agar lebih terbuka dan
hal-hal tertentu, seperti (1), melaksanakan sumpah setia akomodatif terhadap masyarakat sekitar, khususnya
(bay€at); (2) tidak menganjurkan shalat kepada anggotanya; dengan tokoh-tokoh agama, agar keberadaan mereka tidak

82 83
dipandang negatif oleh masyarakat; (2) pemerintah, DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
khususnya Departemen Agama Kota Semarang, bersama 1. Majelis HDH di Kota Semarang
dengan instansi terkait (MUI, Dewan Dakwah Islamiyah Pendirian dan Keorganisasian
Indonesia, Pemerintah Kota Semarang, Kepolisian, dan Majelis HDH sebenarnya sudah ada di Indonesia
Kejaksaan), agar melakukan pemantauan berkelanjutan dan sejak 50 tahun yang lalu, tetapi baru masuk ke Semarang
intensif terhadap keberadaan Majelis HDH; (3) tokoh pada tahun 2002. Pendiri Majelis HDH bernama
agama dan masyarakat setempat diharapkan mau Muhammad Kusnandar (alm), dan dilanjutkan oleh
melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan lebih Mudjoni (Muhammad Ali).
peduli terhadap keberadaan Majelis HDH, terutama tokoh Majelis Hidup di Balik Hidup (HDH) adalah majelis
agama yang memahami tasawuf berkenaan dengan ilmu taklim atau komunitas pembelajaran yang dibentuk untuk
hakikat akhirat, dan (4) pemerhati paham atau aliran mengabarkan kepada manusia mengenai hakikat
keagamaan di Kota Semarang agar melakukan penelaahan keselamatan di negeri akhirat dan cara memperoleh
lanjutan terhadap ajaran HDH, khususnya tentang ilmu keselamatan itu secara hakikat.73
hakikat akhirat. Penelaahan lanjutan ini perlu dilakukan Majelis HDH Pusat secara resmi didirikan pada hari
untuk menemukan ajaran yang dianggap menyimpang.72 Jumat tanggal 3 September 2004 di Kelurahan Duren Jaya,
Berdasarkan elaborasi di atas, tampaknya studi yang Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Nama lengkap
dilakukan Balai Litbang Agama Semarang belum tuntas, majelis ini adalah Yayasan Majelis Ta’lim Hidup di Balik
karena hanya menyarankan kepada Majelis HDH dan para Hidup. Terdaftar dengan akta notaris Christine Sabaria
tokoh agama agar masing-masing lebih akomodatif satu Sinaga, SH dengan akta no. 5.
sama lain. Sedangkan aspek substansial yang menjadi akar Di Kota Semarang, Majelis HDH dikembangkan oleh
keresahan masyarakat, yaitu doktrin dan aktivitas Triana, SH (39 tahun), Sapari Arief Hadi, SH (37 tahun,
keagamaan yang dicurigai menyimpang, tidak diberikan adik Triana), dan Sunyoto (45 tahun, suami Triana).
jawaban yang memadai, kecuali hanya menyarankan agar Majelis HDH di Kota Semarang menyelenggarakan
dilakukan penelaahan lanjutan terhadap paham esoteris majelis/pengajian di rumah Sapari Arief Hadi di Jalan
Majelis HBH karena diduga “berpotensi” menyimpang
73Muhammad Kusnandar adalah orang yang mengaku mendapat pencerahan sejak
dia masih kanak-kanak. Dia mengaku pernah dibelah dan dicuci dadanya oleh dua
orang yang tak dikenal, di mana sejak saat itu dia merasa mempunyai kemampuan
supranatural. Puncak pengalaman spiritualnya adalah ketika dia diajak oleh
malaikat Jibril untuk melihat kondisi manusia yang telah mati di alam barzakh. R.
Aris Hidayat. “Majelis Hidup Di Balik Hidup (HDH) (Live Beyond Living Forum) di
Kota Semarang”. Laporan Penelitian. Semarang: Balai Litbang Agama Semarang.
72 Ibid., hlm. 36-38. 2004. hlm. 22.

84 85
Wonodri Kopen III No. 18 RT 17 RW XI Kelurahan Tujuan kegiatan untuk membahas persoalan hidup yang
Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. dihadapi masing-masing anggota, yang tabu untuk
Meskipun demikian, kadang-kadang lokasi pengajian diketahui oleh orang lain.
berpindah-pindah dengan alasan yang tidak jelas.74 Menurut informan, kegiatan tersebut juga
Anggota Majelis HDH di Kota Semarang kurang dimaksudkan untuk mengetahui apakah keimanan
lebih 25 orang, terdiri dari 8 orang dari Kelurahan seseorang anggota itu meningkat atau menurun.76 Secara
Wonodri, dan 14 orang dari luar Kelurahan Wonodri. umum kegiatan Majelis HDH adalah melakukan
Sisanya, anggota yang berasal dari Demak, Jogjakarta, dan pengajian dengan materi membahas al-Qur-an.
Boyolali. Pada umumnya hubungan antaranggota Majelis Pembahasan menggunakan bahasa sehari-hari, dengan
HDH ini memiliki ikatan keluarga dan ikatan pertemanan. alasan untuk memudahkan pembahasan. Dalam
Susunan organisasi Majelis HDH di Kota Semarang, menafsirkan ayat-ayat al-Quran tidak menggunakan
sebagai berikut: rujukan para mufasirin tetapi menggunakan tafsiran
Ketua : Triana, SH sebagaimana yang ada di dalam “Al-Quran dan
Sekretaris : Sapari Arief Hadi, SH (adik Triana) Terjemahannya” yang dikeluarkan oleh Departemen
Bendahara : Sunyoto (suami Triana) Agama RI.
Humas : Sunarto Ajaran dan Sumbernya
Sie Pendidikan : Suharno Sumber ajaran pokok Majelis HDH adalah Al-Quran
Sie Usaha : Sunardi dan Hadits Qudsi. Sebagai sumber ajaran pokok, al-Quran
Sie Umum : Muhammad Ali Murtadlo yang diyakini oleh pengikut majelis ini terdiri dari dua
Pembantu Umum : Mulyadi, Mardiono dan Noor75 jenis. Al-Quran yang dibawa oleh Malaikat Jibril, yang
Kegiatan Internal kemudian diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-
Kegiatan internal Majelis HDH Kota Semarang Quran yang bersifat ghaib (abstrak) yang dibe-rikan oleh
meliputi pengajian/majelis ta`lim yang dilakukan secara Allah melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad
rutin pada hari Sabtu malam. Dimulai pukul 21.00 sampai Kusnandar, pendiri kelompok keagamaan ini.
dengan 04.00 WIB. Majelis HDH tidak melakukan bay€at
76Informan Su (44 tahun), mantan anggota Majelis HDH. Dia mengaku tidak pernah
tetapi melakukan kegiatan yang mirip dengan bay€at.
“di bay€at” selama menjadi anggota Majelis HDH dengan alasan namanya tidak
sesuai dengan nama yang tercantum dalam daftar anggota, tetapi ia memperoleh
74Hasil pengamatan dalam pengajian yang dilaksanakan di rumah salah seorang informasi dari anggota HDH lainnya bahwa dari wawancara khusus itu setiap
anggota di Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Tembalang. Semula kegiatan ini akan anggota dapat mengetahui perubahan tingkat keimanannya, apakah berubah
dilaksanakan di rumah Sapari Hadi di Wonodri, tetapi karena alasan tertentu menjadi lebih baik atau sebaliknya. Namun, berdasarkan pengamatannya dia
tempat kegiatan itu dialih-kan ke rumah salah seorang anggota Majelis HDH di menilai bahwa penilaian itu tidak masuk akal karena orang yang suka berbuat
Kelurahan Sumurboto. maksiat justru dinilai meningkat keimanannya. Hal itu yang membuat dia tidak
75R. Aris Hidayat. Op. cit., hlm. 25-26. tertarik dengan HDH dan keluar dari HDH.

86 87
Dalam praktik kegiatan majelis ini sehari-hari dengan Nabi Muhammad SAW. dan nabi-nabi lainnya,
menggunakan terjemahan Al-Quran yang dikeluarkan sering berjalan-jalan ke alam barzah, lauh al-mahfuzh, Arsy,
oleh Departemen Agama sebagai bahan diskusi. surga, dan neraka serta pernah mendapat mu`jizat empat
Kelompok ini tidak menggunakan cara penafsiran Al- dimensi dari Allah SWT, yakni kemampuan merubah
Quran sebagaimana dilakukan oleh para mufassirin dan wujud menjadi empat orang yang berbeda tugasnya.
aliran-alirannya. Namun, hanya menafsirkan al-Quran Berkenaan dengan keimanan, seseorang HDH
berdasarkan teks terjemahan yang ada di dalam “Al- menyatakan bahwa banyak orang mengakui sudah
Quran dan Terjemahannya”. beriman padahal sebenarnya menurut mereka belum
Majelis HDH berpandangan bahwa untuk membahas beriman. Seseorang dikatakan telah beriman apabila
Al-Quran harus memakai pola pikir Al-Quran, agar dapat rohaninya telah berpakaian dan dada ruhani-nya telah
menemukan kebenaran yang sebenarnya. Sebab, apabila memperoleh nur (cahaya) iman. Pada umumnya umat
menggunakan pola pikir hadits atau fiqih dapat dipastikan manusia di dunia ini ruhaninya tidak berpakaian atau
bahwa kebenaran yang dituju tidak akan tercapai. Lebih telanjang (kecuali anggota kelompok ini).78
lanjut, Majelis HDH beranggapan bahwa untuk Menurut HDH manusia akan selamat di negeri
memudahkan proses dialog atau agar dialog yang akhirat, apabila ruhani orang itu telah beriman, yaitu
dilakukan tidak terhalang oleh ketidakmahiran membaca ruhaninya telah berpakaian dan terdapat nur (cahaya) di
Al-Quran pada masing-masing anggotanya, maka dalam dada ruhani orang itu. Pakaian ruhani berbentuk
digunakan bahasa sehari-hari sebagai bahasa untuk jubah, sebagaimana pakaian malaikat. Menurut HDH,
menafsirkan Al-Quran.77 umumnya ruhani manusia itu telanjang (tidak
Dalam akidah, HDH meyakini bahwa Allah SWT itu berpakaian), sehingga malu untuk menghadap Allah dan
benar-benar ada, dan begitu pula Nabi Muhammad SAW dengan demikian doa tidak diterima. Apabila seseorang
ialah Rasul atau Utusan Allah. Majelis HDH juga selama hidupnya belum mendapatkan iman dan pakaian
mempercayai bahwa malaikat dan alam ghaib (alam ruhaninya, maka nerakalah kampung halamannya.
barzah, alam jin, dan alam baqa) itu juga ada. Selanjutnya, Pakaian ruhani bisa diperoleh dengan berbakti atau
HDH juga meyakini bahwa Muhammad Kusnandar menyembah kepada Allah dan zuhud dari dunia, dengan
(pendiri HDH) secara ruhani pernah bertemu dan melakukan shalat, zikir, dan tafakur.
berdialog secara langsung dengan Allah SWT. Di samping Berkaitan dengan mi`raj Nabi Muhammad Saw.
itu juga pernah bertemu dengan Malaikat Jibril dan HDH berpendapat bahwa yang melakukan mi`raj itu
malaikat lainnya, pernah bertemu dan berbicara langsung bukan jasmani melainkan ruhani Nabi Muhammad SAW.

77Ibid., hlm. 15-16. 78Ibid.

88 89
Hal ini didasarkan pada hasil wawancara langsung antara melakukan suatu praktik amalan tertentu yang telah
Muhammad Kusnandar dengan Nabi Muhammad SAW. ditetapkan.
secara ruhani di alam barzakh. Di dalam wawancara Majelis HDH mengajarkan kepada anggotanya
tersebut juga ditanyakan tentang alasan Nabi Muhammad bahwa bila ingin selamat di kehidupan akhirat, maka
SAW tidak banyak menceritakan tentang hal-hal yang seseorang harus mengikuti tata laku tertentu guna
berkenaan dengan ruhani, alam barzakh, dan alam baqa’. mendapatkan iman dan pakaian ruhaninya. Tata laku
Oleh Nabi dijawab bahwa itu bukan tugasnya tetapi tugas tertentu itu terangkum dalam “tarekat harian” dan “kiat
dari Muhammad Kusnandar. praktis membersihkan jiwa”.
Jadi, Muhammad Kusnandar (pendiri Majelis HDH) Tarekat Harian
mengaku pernah berbicara secara langsung dengan Allah. Tarekat harian adalah panduan rutin yang harus
Pada saat itu, Muhammad Kusnandar mendapat perintah dilakukan pengikut HDH yang terdiri atas:
untuk menyampaikan dan mendidik kepada manusia 1. wajib mengerjakan shalat lima waktu dengan tertib,
tentang ilmu pengetahuan (tentang yang ghaib) meluruskan akal kepada Allah (eksistensi) dengan
berdasarkan ilmu yang telah diterimanya dari Allah. rendah hati;
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Muhammad 2. puasa Senin dan Kamis, atau puasa Daud;
Kusnandar diberi mu`jizat berupa kemampuan empat 3. merenungkan eskistensi Allah melalui zikir, sehingga
dimensi, yakni kemampuan merubah wujud menjadi menangis karena takut akan azab Allah, dari pukul
empat dimensi dengan tugas yang berbeda. Ada yang 00.02 sampai 04.30, kecuali sedang melakukan majelis
bertugas melakukan tafakur saja, mencari ilmu saja, ilmu;
bekerja saja, dan ada yang berbicara dengan orang lain. 4. mengerjakan shalat sunnah dua rakaat lalu shalat
Hasil kerja keempat wujud itu satu yaitu mendukung subuh;
pendidikan yang beriman dan berilmu yang sebenarnya 5. berdoa dan bersyukur dengan rendah hati kepada
sehingga selamat sampai negeri akhirat.79 Allah;
2. Pembahasan 6. mencari nafkah dunia sesuai bidangnya masing-
Paham esoterisme Majelis HDH tidak serumit yang masing.80
dibayangkan karena telah terwujud dalam bentuk-bentuk Mencermati kutipan di atas, tampaknya metode
amalan yang sifatnya praktis dan sederhana. Kalaupun tarekat harian yang dipersyaratkan Majelis HDH masih
ada pembahasan mengenai esoterisme itu hanya untuk dalam pengertian, mengutip Badawi (1985: 38), tarekat
menjelaskan landasan teoritis mengapa seorang mukmin `ammah (cara umum), yaitu tindakan saleh apa saja yang

79Ibid., hlm. 36-37. 80Ibid., hlm. 31.

90 91
secara rutin dijalankan (istiqamah) dengan niat baik; tidak pada bentuk-bentuk kesalehan pribadi yang lebih
dalam pengertian tarekat khashshah yang lebih rigid dan mengutamakan pola keberagamaan asketik-kontemplatif-
kontemplatif. Pada titik ini ajaran tasawuf atau tarekat filosofis yang cenderung subjektif. Di mana
yang dilakukan oleh anggota Majelis HDH tidak kesempurnaan keberagamaan seseorang seringkali dinilai
bermasalah, bahkan ada kewajiban sangat positif, yaitu dari seberapa sering dia dalam dalam kondisi “mabuk
“mencari nafkah dunia sesuai bidangnya masing-masing” kepayang” (extacy) karena mengalami “perjumpaan
dengan syarat te-tap “jadikan urusan akhirat yang utama dengan Tuhannya” atau kondisi “tahrid fana fi al-tawhid
dan urusan dunia yang kedua”.81 (penyatuan dengan Tuhan tanpa di antara sesuatu
Majelis HDH sangat mementingkan skala prioritas pun)”.82
untuk dunia akhirat daripada dunia yang fana. Dari Ketidakjatuhan Majelis HDH pada bentuk tasawuf
wawancara dan pengamatan di lapangan, kelompok atau tarekat seperti disinggung belakangan, karena
keagamaan ini tampaknya melakukan pemisahan yang memang sejak awal kelompok keagamaan ini tidak
cukup tegas antara kehidupan dunia dan kehidupan menjadikan dirinya seperti komunitas tarekat yang
akhirat; tidak dalam kerangka kehidupan dunia adalah mempunyai disiplin ketat hingga titik pola keberagamaan
ruang yang dapat digunakan sepenuhnya untuk seperti itu. Kelompok ini lebih memilih pola-pola
menggapai keselamatan di akhirat. keberagamaan yang lebih praktis. Ini dapat dilihat dari
Bagi kelompok keagamaan ini, kesuksesan “kiat praktis membersihkan jiwa”.
kehidupan akhirat adalah ketika para anggota Majelis Kiat Praktis Membersihkan Jiwa
HDH dapat mengikuti sepenuhnya tarekat harian. Jiwa (nafs) adalah aspek yang sangat diperhatikan
Kelompok keagamaan ini masih memberikan peluang Majelis HDH. Karena menurut mereka, jiwalah yang
bagi anggotanya untuk beraktivitas ialah nilai positif menentukan perilaku manusia, apakah seseorang itu baik
yang perlu dihargai. Konsep seperti ini mengingatkan atau buruk. Untuk itu, Majelis HDH memberikan
kepada munculnya gerakan sufisme baru sebagai kritik tuntunan sederhana tentang “kiat membersihkan jiwa
terhadap gerakan sufisme lama yang cenderung jatuh secara praktis”, yaitu:
1. cinta Allah di atas segala-galanya;
81Tercantum
2. jangan mencintai duniawi (materi, anak, isteri/suami,
dalam Pesan Perjuangan HDH yang selengkapnya berbunyi: “Kerjakan
semua itu dengan penuh kesadaran, bahwasanya Allah sangat dekat dan senantiasa keluarga/kerabat);
mengawasi pekerjaan kita siang dan malam. Ingatlah, Allah sudah banyak memberi 3. jangan kesal atau jengkel lebih dari lima menit;
rahmat, petunjuk dan kemudahan kepada kita. Rindukanlah alam gemerlapan dan
penuh kenikmatan yang tak berkesudahan yang dijanjikan Allah kepada orang-
orang yang beriman. Jadikanlah urusan akhirat yang uta-ma dan urusan dunia yang
kedua. Bergegaslah ke Darussalam, karena hari telah senja. Mintalah kekuatan 82Muniron. “Pandangan Al-Ghazali tentang Ittihad dan Hulul” dalam Jurnal
kepada Tuhan untuk menghadapi segala tan-tangan hidup. Ibid., hlm. 31. Pemikiran Islam Paramadina, Vol. I, No; 2 Tahun 1999., hlm. 147.

92 93
4. jangan tidur lebih dari enam jam sehari semalam yang menjelaskan tentang keakhiratan, dan menerima
(kurang dari itu); ajaran-ajaran yang dapat mengantarkan manusia kepada
5. jangan musyrik, syirik, cemburu/iri, dengki, dan hakikat keakhiratan yang sejati sehingga manusia selamat
mengumpat; dari siksa akhirat.
6. jangan sombong dan bangga diri; Dalam khasanah tasawuf tradisional kisah spiritual
7. jangan senang dipuji orang; seperti dialami oleh Kusnandar bukan barang yang aneh.
8. jangan berdusta kecuali untuk kebaikan; Bahkan sepertinya wajib ada, karena itu akan menambah
9. jangan berbicara yang tidak bermanfaat; wibawa seorang guru sufi. Memang ada sebagian orang
10. jangan mengeluh dan berputus asa; yang tidak mempercayai kisah-kisah seperti itu, karena
11. menepati janji dan menyampaikan amanat; bertentangan dengan akal sehat. Namun, mereka lupa,
12. jangan menyesal berkepanjangan; bahwa dunia kesufian selalu penuh dengan kisah-kisah
13. mendirikan shalat dan menunaikan zakat; seperti itu untuk makin meninggikan martabat guru sufi
14. berzikir/mengingat Allah sebanyak-banyaknya, atau spiritual yang bersangkutan.
mohon am-punan dan perlindungan dari Allah setiap Berdasarkan paparan di atas maka paham
hari; dan esoterisme Majelis HDH masih dalam koridor paham
15. mencari nafkah jasmani dengan sungguh-sungguh kesufian yang selama ini dianut oleh masyarakat
sesuai bidang dan kesanggupan dan selalu Indonesia. Praktik-praktik keagamaannya pun masih
mensyukuri apa-apa yang telah diberikan oleh Allah, dalam koridor ajaran Islam, hanya saja intensitasnya
baik besar maupun kecil dan berbuat baik kepada ditingkatkan, seperti puasa Senin-Kamis, Daud, dan
manusia.83 berdzikir. Hanya dengan cara itulah jiwa seorang
Memperhatikan uraian di atas, tampak Majelis HDH mukmin akan bersih dan bisa kembali kepada Allah
tidak memiliki ajaran yang ganjil kecuali paham-paham Sang Maha Bersih.
keagamaan yang melandasi praktik ritual tersebut.
Diantaranya paham tentang dibelahnya dada PENUTUP
Muhammad Kusnandar oleh malaikat dan ditanamkan
sinar hikmah di dalamnya, bertemu dan dialog langsung I. Kesimpulan
dengan Tuhan, berjalan-jalan di akhirat guna Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, maka
menyaksikan para arwah yang masih menanti di alam dapat disimpulkan:
barzakh, posisi Kusnandar sebagai penerus Muhammad 1. Paham esoteris Majelis HDH menyangkut kisah
Muhammad Kusnandar, yang mengaku pernah
berbicara dengan Allah, dan mendapat perintah
83Hidayat. Op. cit., hlm. 32.

94 95
menyampaikan dan mendidik manusia tentang ilmu II. Rekomendasi
pengetahuan (yang ghaib) yang diterimanya dari Allah. 1. Masyarakat, pemerintah, dan para ulama hendaknya arif
Untuk melaksanakan tugas itu, Muhammad Kusnandar dalam memperlakukan kelompok keagamaan HDH
diberi mu’jizat berupa kemampuan merubah wujud karena menurut timbangan doktrin esoterisme Islam,
menjadi empat dimensi dengan tugas yang berbeda juga berlaku pada tarekat tersebut.
(tafakur, mencari ilmu saja, bekerja, dan berbicara 2. Pendekatan terhadap HDH hendaknya dengan
dengan orang lain). pembinaan. Dengan jumlah keanggotaan yang kecil,
2. Dari aspek paham keagamaan Majelis HDH meyakini kelompok ini mudah untuk dibina agar tidak
bahwa bahwa Allah SWT itu benar-benar ada, dan Nabi mengajarkan ajaran yang menyimpang dari Al-Qur’an
Muhammad SAW adalah Rasul atau utusan Allah. dan Al Hadist yang diyakini umat Islam mainstream.
Majelis HDH juga mem-percayai bahwa malaikat dan
alam ghaib (alam barzah, alam jin, dan alam baqa).
3. Pengikut HDH meyakini bahwa Muhammad Kusnandar DAFTAR PUSTAKA
(pendiri HDH) secara ruhani pernah bertemu dan
berdialog secara langsung dengan Allah SWT, bertemu R. Aris Hidayat. “Majelis Hidup Di Balik Hidup (HDH) (Live
dengan Malaikat Jibril dan malaikat lainnya, bertemu Beyond Living Forum) di Kota Semarang”. Laporan
dan berbicara langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Penelitian. Semarang: Balai Litbang Agama Semarang.
dan nabi-nabi lainnya, sering berjalan-jalan ke alam 2004.
barzah, lauh al-mahfuzh, Arsy, surga, dan neraka serta M. Burhan Bungin, Metodologi Studi Kuantitatif. Jakarta:
pernah mendapat mu’jizat empat dimensi dari Allah Predana Media, 2005.
SWT. Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000.
Suwardi Endraswara. Metodologi Penelitian Kebudayaan.
Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. 2003.
Ida Bagoes Mantra. Filsafat Studi dan Metode Studi Sosial.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
Lexy J. Moleong, Metodologi Studi Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2004.
M. Sufyan Raji Abdullah. Mengenal Aliran-aliran dalam Islam
dan Ciri-ciri Ajarannya. Jakarta: Pustaka Riyadl. 2006.

96 97
Tim Penulis. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran: Akar Ideologis GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS DI
dan Penyebarannya. Diterjemahkan oleh A. Najiullah.
BANJARMASIN
Jogjakarta: Al-Ishlahy Press. 1993.
Oleh: Kustini dan Reza Perwira
Muhammad Wahyuni Nafis. Ed. Rekonstruksi dan Renungan
Religius Islam. Jakarta: Paramadina. 1993.
Ahmad Syafi`i Mufid. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat:
Kebangkitan Agama di Jawa. Jakarta: Yayasan Obor. 2006.
PENDAHULUAN
Budhy Munawar-Rachman. Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam
Latar Belakang Masalah
Sejarah. Jakarta: Paramadina. 1994.
Seperti agama-agama besar lainnya yang dipeluk
A. Rivay Siregar. Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme.
masyarakat Indonesia, kekristenan adalah satu fenomena
Jakarta: RajaGrafindo Persada. 1999.
keagamaan yang berasal dari luar. Oleh karena itu, ketika
Dhanu Priyo Prabowo. Pengaruh Islam dalam Karya-karya R. Ng.
berbicara tentang organisasi gereja dan yayasan-yayasan
Ranggawarsita. Jogjakarta: Narasi. 2003.
Kristen, maka pasti semuanya berakar, baik langsung
Seyyed Hossein Nasr. Tasauf Dulu dan Sekarang (Living Su-
maupun tidak langsung, di luar Indonesia terutama di
fism), diterjemahkan Abdul Hadi WM. Jakarta: Pustaka
Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sebagian gereja-gereja
Firdaus. 1985.
tersebut dibentuk atas dasar prakarsa para penginjil atau
Saleh Bakhtiar. Perjalanan Menuju Tuhan (Sufi: Expressions of the
penyebar berbagai aliran yang datang dari luar Indonesia.
Mystic Quest), diterjemahkan oleh Purwanto. Bandung:
Dengan kata lain, gereja dari luar itu membuka cabang
Nuansa. 2001.
organisasi atau wadah alirannya di Indonesia. Sedangkan
Al-Zastrouw Ng. Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan
sebagian lagi dibentuk oleh warga Kristen di Indonesia
FPI. Jogjakarta: LKiS. 2006. hlm. 19.
berdasarkan kebutuhan ataupun kondisi tertentu di negeri
Monografi Kelurahan Wonodri Kota Semarang, 2005.
ini. (Jan S. Aritonang; 2001: 2).
Muniron. “Pandangan Al-Ghazali tentang Ittihad dan Hulul”
Untuk mengidentifikasi dan menetapkan dengan
dalam Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, Vol. I, No. 2
akurat aliran atau paham yang dianut oleh setiap
Tahun 1999.
organisasi gereja atau yayasan bukan hal yang mudah.
Sebab, tidak setiap organisasi gereja dan yayasan dengan
jelas dan tegas menyatakan aliran atau paham gerejawi
yang dianutnya. Bahkan tidak mustahil suatu organisasi
gereja atau yayasan tidak secara persis mengetahui ia

98 99
termasuk aliran mana, atau tidak menyadari aliran mana Gereja Pantekosta (PGP) yang juga membawahi beberapa
yang diikuti oleh gerejanya. aliran Gereja Protestan.84
Secara historis dapat ditelusuri bahwa arus utama Sebagian besar denominasi (aliran gereja) di
(mainstream) agama Kristen adalah gereja-gereja yang setia Indonesia terkait dengan identitas suku tertentu. Misalnya
pada ajaran Bapak reformasi yaitu Luther dan Calvin. Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Huria Kristen Batak
Aliran tersebut kemudian mendirikan berbagai gereja Protestan (HKBP), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT),
yang kemudian lazim disebut menganut aliran Lutheran Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), Gereja Batak
dan Calvinis. Dua aliran besar itu kemudian berkembang Karo Protestan (GBKP), Gereja Kristen Luwuk Banggai,
sangat pesat menjadi sejumlah organisasi gereja. (Gereja Kristen Pasundan), Gereja Kristen Protestan Bali
Sementara itu, gereja yang dianggap sudah jauh (GKPB) dan Gereja Kristen Sumba (GKS).
menyimpang dari ajaran Bapak Reformasi dianggap Salah satu gereja Kristen yang terkait dengan suku
sebagai kategori arus sampingan (peripheral stream). adalah Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya ditulis
Meskipun demikian, banyak aliran gereja yang keberatan GKE) yang merupakan perkembangan dari sebuah gereja
untuk dimasukkan dalam klasifikasi aliran menyimpang. yang awalnya bernama Gereja Dayak Evangelis. Sesuai
Dalam kenyataannya mereka sudah menyimpang dari dengan namanya, pada awalnya gereja ini menghimpun
ajaran Lutheran atau Calvinis. jemaat yang berasal dari etnis Dayak. Tetapi dengan
Banyak denomenasi (organisasi) gereja tumbuh di adanya perkembangan di berbagai bidang, wilayah
Indonesia, dibanding agama-agama lain yang dipeluk Kalimantan tidak mungkin menolak fenomena banyaknya
mayoritas penduduk Indonesia. Kristen tampaknya penganut Kristen yang bukan berasal dari etnis Dayak.
memiliki jumlah aliran (gereja) yang paling banyak. Saat Hal itulah yang kemudian menjadi latar belakang
ini paling tidak terdapat 280 denominasi atau aliran gereja perubahan organisasi gereja dari Gereja Dayak Evangelis
induk yang masing-masing mempunyai misi sendiri. menjadi Gereja Kalimantan Evangelis. .
Walaupun telah terbentuk organisasi Persekutuan Gereja Sejak tahun 2002 Puslitbang Kehidupan
Indonesia (PGI), tetapi denominasi gereja yang masuk Keagamaan melakukan penelitian aliran-aliran gereja
dalam wadah tersebuh masih sangat terbatas. Dari khususnya yang terkait dengan suku tertentu di Indonesia,
sejumlah denominasi yang ada, yang telah masuk menjadi belum pernah dilakukan penelitian tentang Gereja
anggota PGI berjumlah 80 gereja. Di samping PGI, masih Kalimantan Evangelis. Untuk itu, dalam rangka
ada Persekutuan Injil Indonesia (PII) dan Persekutuan melengkapi Direktori Paham, Aliran, dan Gerakan

84 Informasi dirangkum dari Wawancara Redaksi Jurnal Harmoni dengan Dirjen


Bimas Kristen, dalam Harmoni Volume 1 Nomor 2, April – Juni 2002.

100 101
Keagamaan di Indonesia, maka fenomena GKE dianggap masyarakat dalam memahami fenomena terkait dengan
dapat memperkaya direktori yang akan disusun. GKE (Cres Well; 1994:162-166). Data dikumpulkan melalui
metode triangulasi yaitu dengan memperhatikan
1. Masalah dan Tujuan Penelitian keragaman dan kemajemukan teknik tersebut sebagai
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan upaya untuk menutup kekurangan data yang ada pada
dalam 3 (tiga) pertanyaan sebagai berikut. Pertama, satu metode tertentu. Teknik tersebut meliputi kajian
bagaimana sejarah pertumbuhan GKE? Kedua, aktivitas dokumen, wawancara mendalam, sera observasi lapangan.
apa saja yang dilaksanakan oleh GKE? Ketiga, bagaimana (Cres Well; 1994: 168-169).
GKE menjalin kerjasama membangun kemitraan? Hasil Kajian dokumen dilakukan untuk memperoleh
penelitian ini secara langsung diharapkan dapat informasi tentang sejarah berdirinya GKE dan aktifitasnya.
melengkapi Direktori Aliran dan Paham Keagamaan yang Dokumen tersebut diperoleh dari GKE, hasil-hasil
akan disusun oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan. penelitian dan penulisan skripsi pada STT GKE.
Bagi Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen diharapkan Wawancara dilakukan dengan para pimpinan STT GKE,
hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pendeta dan jemaatGKE. Observasi lapangan dilakukan
salah satu organisasi gereja sebagai bahan dalam untuk memperoleh gambaran fisik di lapangan tentang
menyusun kebijakan tentang kehidupan keagamaan bagi kondisi GKE saat penelitian dilakukan.
pemeluk agama Kristen. Lokasi penelitian adalah di Kota Banjarmasin
2. Kegunaan Penelitian dengan pertimbangan tempat pusat GKE, baik pusat
Hasil kegiatan ini, disamping memperkaya peribadatan di gereja maupun kegiatan sosial pendidikan,
khasanah hasil penelitian dan untuk bahan direktori yaitu Sekolah Tinggi Teologi GKE.
tentang paham, aliran dan gerakan keagamaan di
Indonesia. Secara praktis sebagai masukan bagi pimpinan GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
di lingkungan Departemen Agama dalam rangka A. Geografi dan Demografi
pengambilan kebijakan pembinaan terhadap berbagai Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari
paham, aliran dan gerakan keagamaan yang berkembang. 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah
propinsi Kalimantan Selatan terletak di ujung selatan dan
3. Metodologi Penelitian berada diantara 3' 15" - 3' 22" Lintang Selatan dan diantara
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif 114' 32" - 114' 38" Bujur Timur. Kota ini terhampar di
dengan perspektif historis fenomenologis. Sebagai sebuah dataran rendah (rata-rata datar) berawa-rawa 0,16 meter
penelitian dengan pendekatan kualitatif, maka peneliti dipermukaan laut. Dengan luas wilayah 72 km2 atau 0,22
memberikan perhatian kepada persepsi, pengalaman % dari luas wilayah Kalsel. Kota ini dibelah oleh Sungai

102 103
Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Banjarmasin
52.965 53.723 106.688
Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan Timur
memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan Banjarmasin Barat 69.850 68.829 138.679
masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah
Banjarmasin
satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan 47.893 48.300 96.193
Tengah
perdaganan. Di sebelah Utara dan Barat berbatasan
Banjarmasin
dengan Kabupaten Barito Kuala, di sebelah Timur dan 46.323 46.651 92.974
Utara
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar.
Luas Wilayah Kota Banjarmasin adalah 72,00 Km Jumlah/Total 283.247 282.761 566.008
atau 0,019 % dibanding luas wilayah Kalimanatan Selatan, Sumber : BPS, Banjarmasin dalam Angka 2004
dengan komposisi luas wilayah masing-masing kecamatan Pada awalnya, di wilayah Kalimantan Selatan
sebagai berikut: Kecamatan Banjarmasin Utara 15,25 Km2, terdapat 2 (dua) golongan penduduk yaitu orang Melayu
Kecamatan Banjarmasin Selatan 20,18 Km2, Kecamatan yang tinggal di daerah pesisir, dan orang Dayak di
Banjarmasin Barat 13,37 Km2, Kecamatan Banjarmasin pedalaman. Orang Melayu berbahasa Melayu dan
Timur 11,54 Km2, dan Kecamatan Banjarmasin Tengah menganut agama Islam. Secara politis, wilayah orang
11,66 Km2 Melayu meliputi Kesultanan Banjarmasin (sampai tahun
1860). Namun sejak abad ke-18, kekuasaan kesultanan
B. Penduduk dan Sosial Budaya tersebut jatuh ke tangan kolonial Belanda. Para Sultan juga
Data penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2004 memandang bahwa wilayah pedalaman yang dihuni
sebesar 572.200 jiwa. Pada tahun sebelumnya (tahun 2003) orang Dayak termasuk wilayah kekuasaannya. Dengan
berjumlah 566.008 jiwa, yang terdiri dari 283.247 laki-laki meluasnya kekuasaan kolonial Belanda, maka sejak tahun
dan 282.761 perempuan. Wilayah yang memiliki 1835 daerah hilir Kapuas dan daerah-daerah lainnya
penduduk relatif padat adalah Kecamatan Banjar Selatan sudah dikuasai Belanda. Pada saat itu orang Dayak
(131.474 jiwa) dan Banjar Barat (138.679 jiwa). berpegang teguh pada ajaran nenek moyangnya yang
Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Banjarmasin per disebut Kaharingan (Van den End: 2005; 188). Seiring
Kecamatan Tahun 2003 dengan mobilitas penduduk, baik karena migrasi masuk
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah maupun migrasi keluar, maka penduduk Kota
1 2 3 4 Banjarmasin makin heterogen. Selain dua suku tersebut,
saat ini di Kota Banjarmasin terdapat penduduk yang
Banjarmasin
66.216 65.258 131.474 beretnis lain, seperti Jawa, Sunda, Batak, Minang, dan
Selatan
Madura.

104 105
Persebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Karakteristik penduduk Banjarmasin juga dapat
Selatan tidak merata. Pada tahun 2000, jumlah penduduk dilihat dari agama yang dipeluk. Data jumlah penduduk
terbesar terletak di Kota Banjarmasin yaitu sekitar 17,85% menurut agama sesungguhnya tidak mudah diperoleh
(527.415 jiwa). Padahal dilihat dari luas wilayah, Kota dengan tepat karena pencatatan administrasi yang selama
Banjarmasin hanya merupakan 0,19% dari seluruh luas ini dilakukan kurang akurat. Oleh karena itu, data jumlah
wilayah Kalimantan Selatan. Sedangkan daerah yang penduduk berdasarkan agama diharapkan dapat
paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kota membantu menyajikan data tentang penduduk
Banjarbaru Kota Banjarbaru yaitu 123.979 jiwa (4,20%) dari berdasarkan agama yang dipeluk. Kondisi penduduk Kota
seluruh penduduk Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin serta kabupaten/kota lainnya di Provinsi
Pada tahun 2000, tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Selatan berdasarkan Hasil Sensus Penduduk
Kalimantan Selatan terhitung sangat kecil yaitu hanya 79 tahun 2000 adalah sebagai berikut:
jiwa/km2 . Sebagai ibukota provinsi, Kota Banjarmasin
merupakan daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi
yaitu 7.258 jiwa/km2 . Sedangkan tingkat kepadatan
penduduk terendah terletak di Kabupaten Kotabarau yang Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kabupaten/Kota
hanya mencapai 28 jiwa/km2 . di Kalimantan Selatan Tahun 2000
Suku bangsa di kota Banjarmasin ini antara lain: Agama
No Kabupaten/Kota Islam Katolik Kristen Hindu Budha Lain- Jumlah
Suku Banjar: 417.309 jiwa, Suku Jawa: 56.513 jiwa, Suku lain
Bugis: 2.861 jiwa, Suku Madura: 12.759 jiwa, Suku Bukit: 1 Tanah Laut 225.781 907 1.907 794 236 37 229.662
2 Kotabaru 387.256 2.329 6.036 5.995 3.176 7.607 412.399
7.836 jiwa, Suku Mandar: 105 jiwa, Suku Bakumpai: 1.048 3 Banjar 391.481 276 646 83 208 2.048 394.742
jiwa, Suku Sunda: 2.319 jiwa, dan lainnya: 26.500 jiwa 4 Barito Kuala 243.441 552 882 1.008 27 10 245.920
5 Ta pi n 138.654 196 810 152 40 915 1.403.767
(Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 6 H. Sungai Sltn 189.318 135 847 101 33 2.671 193.105
2000). Suku lainnya yaitu: 7 H. Sungai Tngh 216.880 70 587 2.322 22 3.530 223.411
8 H. Sungai Utra 285.201 254 502 909 4.574 551 291.991
? Suku Dayak Ngaju 9 Tabalong 163.926 1.431 3.972 1.156 14 217 170.716
10 Banjarmasin 504.558 6.897 10.708 794 4.026 432 527.415
? Suku Dayak Maanyan
11 Banjarbaru 120.077 1.099 2.483 241 37 42 123.979
? Suku Batak Kalimantan 2.866.573 14.145 29.380 13.555 12.393 18.060 2.954.107
Selatan
? Suku Bali
Sumber: Profil dan Analisa Kependudukan Kalimantan
? Suku Ambon
Selatan Tahun 2000, h. 40
? Etnis Arab
? Etnis Cina
Rumah ibadah yang terdapat di Kota Banjarmasin
C. Kehidupan Keagamaan antara lain: Masjid 141 buah, Musholla 155 buah, Langgar 717

106 107
buah, Gereja Protestan 19 buah, Balai Jemaat 1 buah, Gereja SEJARAH PERTUMBUHAN GEREJA KRISTEN
Katolik 3 buah, Kapel 1 buah, Pura 1 buah, dan Vihara 8 buah. DI BANJARMASIN
Rumah ibadah yang besar dan terkenal di Banjarmasin, 1. Sejarah Berdiri Gereja Kristen Evangelis
diantaranya: Sebelum kenal agama Kristen, orang Dayak telah
? Masjid Jami Banjarmasin lebih dahulu mengenal agama Islam, dalam interaksi
? Masjid Raya Sabilal Muhtadin orang Dayak dengan pedagang bangsa Melayu, yang
? Masjid Sultan Suriansyah biasa membeli hasil bumi dan menjual barang dagangan
? Gereja Kathedral Banjarmasin kepada orang Dayak. Kedatangan para zending untuk
? Gereja Hati Yesus yang Mahakudus Banjarmasin menyebarkan agama Kristen menemui banyak hambatan,
? Gereja Santa Perawan Maria Banjarmasin baik dari kalangan penganut Islam maupun dari pihak
? Gereja Maranatha Banjarmasin kolonial Belanda Pemerintah kolonial yang enggan
? Tempat Ibadah Tridharma Banjarmasin menerima utusan Injili yang bukan warga Negara Belanda
? Gereja Eppata Banjarmasin karena khawatir akan mempengaruhi rakyat untuk
merongrong Belanda.
Sejarah kedatangan agama Kristen di Kalimantan
Selatan antara lain bisa dilihat dari kedatangan Pendeta
Medhurst dari Eropa mengunjungi Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Barat pada tahun 1829. Berdasarkan hasil
laporan pendeta itu maka tahun 1834 dua orang zending
dikirim ke Kalimantan. Tahun 1836 menyusul dikirim
kembali 4 (empat) orang zending. Tahun berikutnya
jumlah yang dikirim semakin bertambah. Tetapi karena
banyak dari mereka yang meninggal dunia maka jumlah
mereka di lapangan pada masa itu tidak pernah lebih dari
7 (tujuh) orang (van den End: 2005; 189).
Missi zending mulai efektif dengan kedatangan
Barnstein tahun 1835. Ia mengadakan perjalanan sangat
jauh di sepanjang pantai Pulau Kalimantan dan akhirnya
memilih Banjarmasin sebagai pangkalan untuk
menyebarkan injil. Dalam tahun-tahun pertama, para
zending berusaha untuk mempengaruhi orang-orang

108 109
Dayak. Para zending menetap di suatu kampung dan dari Hindia Belanda. Fenomena lain adalah para zending
kampung itulah langsung mendirikan sekolah dan berusaha untuk memahami budaya masyarakat Dayak.
mengadakan kebaktian. Para zending berusaha untuk Tetapi mereka memandang Kaharingan sebagai
memahami kultur masyarakat Dayak misalnya dengan kepercayaan masyarakat Dayak adalah suatu takhyul dan
mempelajari dan menggunakan bahasa Dayak, mengikat berharap agar masyarakat berpindah ke agama Kristen
persahabatan dengan para kepala suku, atau melakukan (van den End: 2005; 193-195).
upacara angkat saudara dengan bertukar darah. Kepada Penyebaran agama Kristen melalui zending terus
masyarakat bawah, para zending berusaha untuk berlangsung di berbagai daerah di Kalimantan walaupun
memberikan sesuatu yang bermakna seperti menjalin mengalami pasang surut. Pada tahun 1925 diadakan
persahabatan, memberikan layanan kesehatan atau pertemuan Sinode se-Kalimantan. Keputusan Sinode di
mengajarkan cara-cara bercocok tanam yang baru. Mandomai itu kemudian memunculkan aspirasi akan
Usaha para zending saat itu ternyata belum perlunya penyatuan terhadap seluruh jemaat Kristen di
memberikan hasil maksimal, malahan menimbulkan Kalimantan. Sebenarnya aspirasi tersebut telah muncul
resistensi dari masyarakat Dayak. Pada tanggal 10 April sejak tahun 1925, tepatnya ketikan diadakan
1839 dan Oktober 1842 para zending telah berhasil penyempurnaan Peraturan Sidang Jemaat Kristen. Bagi
membaptis sejumlah orang Dayak, termasuk beberapa masyarakat Kristen Dayak saat itu, keinginan untuk
kepala suku. Namun sejak saat itu orang Dayak menyatakan jemaat tidak hanya berdasarkan faktor
menyetakan perang terhadap orang Kristen dan mereka kemanusiaan. Lebih dari itu, berdirinya GDE lahir dari
yang telah dibaptis kembali ke agama leluhurnya. Orang kerinduan masyarakat Dayak untuk mengambil tanggung
Dayak Maanyan yang pertama kali dibaptis malah jawab sepenuhnya dalam penyebaran berita keselamatan,
dibunuh oleh istrinya sendiri karena dianggap telah khususnya untuk masyarakat Kalimantan.
menodai kepercayaan leluhur. Para zending diizinkan Namun demikian, tidak berarti bahwa aspirasi
untuk tetap tinggal di lingkungan masyarakat Dayak luhur dari masyarakat Kristen Dayak dapat berjalan
tetapi tidak diizinkan untuk mengubah bpola kehidupan mulus. Dalam pelaksanaannya ada beberapa hambatan
masyarakat yang teah diwariskan secara turun temurun antara lain (Ukur: 2002: 36):
dari nenek moyangnya. Resistensi orang Dayak terhadap 1. Walaupun jemaat Kristen Dayak sudah ada yang
para zending juga dipicu oleh adanya fenomena bahwa menjadi guru agama dan pemberita-pemberita Injil,
para zending dalam banyak hal bersikap mendua dan tetapi di antara mereka belum ada yang menjadi
tidak konsisten. Milsanya di depan orang Dayak para pendeta. Padahal, keberadaan pendeta merupakan
zending menolak pengaruh dan kedudukan kolonial satu syarat mutlak bagi suatu gereja;
Belanda, tetapi para zending ternyata menerima bantuan

110 111
2. Jemaat-jemaat Kristen Dayak saat itu secara umum Geraja. Segala kehidupan dan pertumbuhan jemaat, segala
belum dapat dianggap dewasa, baik secara rohani pekerjaan gereja, segala tugas dalam jemaat termasuk
maupun pengalaman dalam pengelolaan organisasi tugas kerkeraad, jabatan pendeta maupun pemberita, semua
gereja. Hal itu berdasarkan fakta bahwa kegiatan telah ditentukan dalam Peraturan Sidang Jemaat. Pada
pembinaan kerohanian masih tergantung pada awal didirikannya, KDE meliputi 7 (tujuh) wilayah
kegiatan para pekerja zending; pelayanan yaitu: (1) Banjarmasin, Kuala Kapuas,
3. Kesadaran dan kemampuan jemaat Kristen Dayak Kotawaringin; (2) Dusun Timur dan Mengkatip; (3) Barito
untuk mengeluarkan dana kurban bagi kegiatan gereja Hulu; (4) Kapuas Hulu dan Kahayan Hulu; (5) Mandomai,
masih sangat terbatas. Ketiadaan dana tersebut Pujun (Kapuas Tengah); (6) Pangkoh, Kahayan Tengah,
dikhawatirkan akan menghambat perjalanan gereja; dan Rongan Menuhing; (7) daerah tempat Klasis
4. Pihak zending yang selama ini membina masyarakat Amsterdam bekerja.
Dayak belum sepenuhnya menyetujui berdirinya GDE 2. Gereja Dayak Evangelis Menjadi Gereja Kristen
mengingat beratnya tugas sebuah gereja di tengah- Evangelis
tengah masyarakat yang beragama Kaharingan atau Nama GDE secara langsung identik dengan
Islam. masyarakat Dayak. Dengan demikian, jemaat GDE adalah
Kondisi tersebut tidak menyurutkan niat hanya mereka yang berasal dari etnis Dayak. Sementara
masyarakat Kristen Dayak untuk mendirikan GDE. itu, perkembangan teknologi, komunikasi, transportasi
Dengan semangat untuk menebarkan kasih serta percaya dan informasi telah memungkinkan berbaurnya
akan kuasa Kristus untuk menghimpun seluruh jemaat- masyarakat Dayak dengan masyarakat dari etnis lainnya.
Nya. Atas dasar itu, maka dalam konferensi para pengerja Pembauran masyarakat tersebut dapat terjadi karena
zending tahu 1935 di Banjarmasin, pembahasan akan adanya migrasi masuk maupun karena perkawinan.
kemungkinan berdirinya GDE dirumuskan dalam suatu Merespon perkembangan tersebut, Sinode Umum
rencana ’Peraturan Gereja Dayak Evangelis’. Dengan GDE pada tahun 1950 memutuskan perubahan GDE
penuh kehidmatan, pada tanggal 24 April 1935 secara menjadi GKE. Beberapa pertimbangan esensial yang
resmi berdiri GDE sebagai Badan Hukum berdasarkan dirumuskan dalam Sinode Umum untuk mengukuhkan
Keputusan Nomor 33, Stbl. Nomor 217, berkedudukan di perubahan nama tersebut adalah:
Banjarmasin. 1. Gereja itu ada dan berkembang bukan untuk dirinya
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gereja sendiri, tetapi bagi dan untuk dunia. Dengan
Dayak Evangelis (Ukur: 2002: 259 – 261) bahwa setiap demikian, GKE menunjukkan fungsi dan tugas gereja
jemaat GDE dipimpin oleh kerkeraad, merupakan satu secara luas yang ditetapkan oleh Tuhan di bumi
bagian yang berdiri sendiri sekaligus anggota Tubug Kalimantan;

112 113
2. GKE dalam penuaian panggilan misionernya tidak dikunjungi. Pada tahun 1950 telah ditetapkan seorang
terbatas pada satu suku saja, tetapi bagi berbagai suku pendeta untuk menggembala di Kotawaringin. Meskipun
yang ada di wilayah sekitar gereja; belum dapat memenuhi keinginan umat, tetapi
3. GKE menunjukkan bahwa gereja sebagai bagian yang keberadaan pendeta cukup membantu pengembangan
hidup dalam persekutuan ’Catholica Ecclesia’, gereja GKE.
yang bergerak menuju keesaan di seluruh wilayah Sampit. Tahun 1951 telah dilakukan Sinode Resort
Indonesia, dengan memusatkan seluruh usahanya bagi sehingga kebangunan GKE di wilayah ini mulai kelihatan.
penyatuan gereja di Kalimantan. (Ukur: 2002; 64). Semangat mengembangkan GKE lebih tampak di
Sejak mengemban nama baru sebagai Gereja kalangan kaum muda. Sedangkan untuk kaum tua
Kalimantan Evangelis (GKE), maka secara otomatis harus tampaknya masih tetap dengan kepercayaan lamanya.
mempelebar pelayanannya, tidak hanya menempatkan Katingan. Seperti wilayah Kalimantan pada umunya,
dirinya sebagai gereja suku, tetapi menempatkan diri masyarakat di wilayah ini memegang kepercayaan kuat
sebagai gereja yang memberikan pelayanan secara kepada agama leluhur yaitu Kaharingan. Sejak tahun 1950,
teritorial di seluruh wilayah Kalimantan. Dengan kata lain, baptisan terhadap warga Kaharingan terus meningkat.
gereja melihat wilayah Kalimantan sebagai wilayah Bahkan pada bulan November 1952 Pendeta I Birim yang
tempat menunaikan tugasnya untuk bersaksi dan berkunjung ke Katingan membaptis 90 orang yang
melayani serta membangun persekutuan. Sejak saat itu sebelumnya beragama Kaharingan. Semangat jemaat
pula GKE diarahkan untuk memberikan pelayanan ke untuk mengembangkan GKE juga terlihat dari semangat
berbagai daerah yang selama ini belum tersentuh. untuk membangun gereja secara swadaya dan
Kondisi wilayah Kalimantan yang sangat luas serta menyiapkan tempat tinggal yang layak untuk pendeta.
sulitnya sarana transportasi dan komunikasi di setiap Pangkoh. Masyarakat di wilayah ini selain dari suku
daerah, menjadi salah satu faktor yang menyulitkan Dayak yang beragama Kaharingan, juga terdapat suku
perkembangan perkembangan GKE. Dengan demikian, Banjar, Jawa dan Madura yang hampir dapat dipastikan
perkembangan GKE dari satu wilayah dengan wilayah beragama Islam. Sementara situasi keamanan masih
lain tidak seragam. Secara garis besar, dapat digambarkan belum stabil karena banyaknya gerombolan-gerombolan
perkembangan GKE di beberapa resort di Kalimantan yang mendatangi perumahan penduduk. Namun
sebagai berikut: demikian, perkembangan GKE cukup pesat. Rata-rata
Kotawaringin. Daerah ini memiliki wilayah geografis setiap tahun tidak kurang dari 100 orang yang dibaptis
yang sangat luas, sementara jumlah pekerja GKE masih untuk menjadi jemaat GKE.
sangat terbatas. Ada beberapa daerah yang walaupun Mandomai. Tahun 1953 jumlah jemaat GKE di wilayah ini
telah memiliki jemaat GKE tetapi tidak sempat telah mencapai sekitar 3.700 orang yang dilayani oleh

114 115
seorang pendeta, dua pemberita resort dan empat orang menetukan, bahkan terkadang terkesan mendominasi.
pemberita jemaat. Berhubung wilayah yang sangat luas Hal tersebut dapat dimengerti paling tidak karena dua
dan jemaat yang cukup banyak, maka wilayah ini dibagi lasan. Pertama, pihak zending memandang gereja yang
menjadi dua resort yaitu Resort Mandomai dan Resort baru tumbuh perlu mendapat bantuan dan bimbingan,
Aruk. Walaupun dalam beberapa tahun sempat terjadi sera pertolongan menuju kedewasaan. Kedua, pihak
penurunan jemaat GKE, tetapi pada waktu selanjutnya gereja menyadari kelemahan dan kekurangannya sebagai
banyak orang awam, guru-guru yang kemudian bersedia sebuah gereja baru yang masih memerlukan
menjadi jemaat GKE. pendampingan dari zending.
Tamianglayang. Resort ini meliputi wilayah Tabalong Periode 1946 - 1953 zending selaku partner gereja
dan Hulusungai Utara. Oleh karena itu terlalu luas untuk Hubungan antara zending dan gereja menjadi lemah
dilayani oleh seorang pendeta. Pada tahun 1952 diadakan ketika pecah Perang Dunia Kedua yang mengakibatkan
Islam yang fanatik. Tetapi pada sisi lain, banyak kaum tua goncangan revolusi di Negara Republik Indonesia. Tahun
yang masih berpegang teguh pada kepercayaan 1946 terjadi bentuk hubungan baru antara gereja dan
Kaharingan yang terorganisir dalam Persatuan Adat Zending Basel. Hubungan itu tidak lagi sebagai
Dayak Maanyan (PADMA). Kondisi tersebut hubungan anak dan orang tua, tetapi hubungan sebagai
menyebabkan pendeta dan pekerja gereja lainnya bekerja mitra yang didasarkan keinginan untuk bekerja sama
keras untuk membina jeamat GKE. untuk menebarkan kasih sayang di antara jemaat.
3. Peran Zending Hubungan ini telah mengubah struktur gereja menjadi
Di wilayah-wilayah Kalimantan lainnya, GKE lembaga yang berdiri sendiri dan berpartner dengan
telah berkembang secara perlahan. Perkembangan GKE Zending Basel.
tidak terlepas dari peran Lembaga Pekabaran Injil dari Periode 1953 sampai sekarang yaitu masa integrasi
gereja-gereja di luar negeri. Beberapa lembaga zending badan zending ke dalam gereja. Dalam Pada
yang berperan dalam pengembangan GKE adalah perkembangan selanjutnya ternyata adanya dua lembaga
Zending Barmen (Jerman) dan Zending Basel. Namun yang berkedudukan sebagai partner, yaitu GKE dan
dalam perkembangannya, Zending Basel lebih banyak Zending Basel, dirasakan tidak lagi sesuai dengan
memberikan kontribusi bagi GKE. Secara kronologis, kondisi dan perkembangan terkini. Faktor lain yang lebih
perkembangan GKE dalam kaitannya dengan peran mewarnai hubungan GKE dengan Zending Basel adalah
Zending Basel dapat digambarkan sebagai berikut: meluasnya kesadaran dan pemikiran oikumenes dari
Periode 1935 – 1942 gereja dipimpin oleh zending. gereja di seluruh dunia serta di kalangan lembaga-
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gereja tahun lembaga zending. Di tingkat internasional, pada tahun
1935 bahwa Zending Basel memiliki kedudukan 1953 ada suatu kesepakatan (agreement) untuk

116 117
melakukan integrasi antara Dewan Pekabaran Injil zending berusaha untuk mempengaruhi orang-orang
Internasional dengan Dewan Gereja-gereja se-dunia. Dayak. Para zending menetap di suatu kampung dan
kampung itulah langsung mendirikan sekolah dan
4. Sejarah Berdiri Gereja Kristen Evangelis mengadakan kebaktian. Para zending berusaha untuk
Sebelum kenal agama Kristen, orang Dayak telah memahami kultur masyarakat Dayak misalnya dengan
lebih dahulu mengenal agama Islam, dalam interaksi mempelajari dan menggunakan bahasa Dayak, mengikat
orang Dayak dengan pedagang bangsa Melayu, yang persahabatan dengan para kepala suku, atau melakukan
biasa membeli hasil bumi dan menjual barang dagangan upacara angkat saudara dengan bertukar darah. Kepada
kepada orang Dayak. Kedatangan para zending untuk masyarakat bawah, para zending berusaha untuk
menyebarkan agama Kristen menemui banyak hambatan, memberikan sesuatu yang bermakna seperti menjalin
baik dari kalangan penganut Islam maupun dari pihak persahabatan, memberikan layanan kesehatan atau
kolonial Belanda Pemerintah kolonial yang enggan mengajarkan cara-cara bercocok tanam yang baru.
menerima utusan Injili yang bukan warga Negara Belanda Usaha para zending saat itu ternyata belum
karena khawatir akan mempengaruhi rakyat untuk memberikan hasil maksimal, malahan menimbulkan
merongrong Belanda. resistensi dari masyarakat Dayak. Pada tanggal 10 April
Sejarah kedatangan agama Kristen di Kalimantan 1839 dan Oktober 1842 para zending telah berhasil
Selatan antara lain bisa dilihat dari kedatangan Pendeta membaptis sejumlah orang Dayak, termasuk beberapa
Medhurst dari Eropa mengunjungi Kalimantan Selatan kepala suku. Namun sejak saat itu orang Dayak
dan Kalimantan Barat pada tahun 1829. Berdasarkan hasil menyatakan perang terhadap orang Kristen dan mereka
laporan pendeta itu maka tahun 1834 dua orang zending yang telah dibaptis kembali ke agama leluhurnya. Orang
dikirim ke Kalimantan. Tahun 1836 menyusul dikirim Dayak Maanyan yang pertama kali dibaptis malah
kembali 4 (empat) orang zending. Tahun berikutnya dibunuh oleh istrinya sendiri karena dianggap telah
jumlah yang dikirim semakin bertambah. Tetapi karena menodai kepercayaan leluhur. Para zending diizinkan
banyak dari mereka yang meninggal dunia maka jumlah untuk tetap tinggal di lingkungan masyarakat Dayak
mereka di lapangan pada masa itu tidak pernah lebih dari tetapi tidak diizinkan untuk mengubah pola kehidupan
7 (tujuh) orang (van den End: 2005; 189). masyarakat yang teah diwariskan secara turun temurun
Missi zending mulai efektif dengan kedatangan dari nenek moyangnya. Resistensi orang Dayak terhadap
Barnstein tahun 1835. Ia mengadakan perjalanan sangat para zending juga dipicu oleh adanya fenomena bahwa
jauh di sepanjang pantai Pulau Kalimantan dan akhirnya para zending dalam banyak hal bersikap mendua dan
memilih Banjarmasin sebagai pangkalan untuk tidak konsisten. Milsanya di depan orang Dayak para
menyebarkan injil. Dalam tahun-tahun pertama, para zending menolak pengaruh dan kedudukan kolonial

118 119
Belanda, tetapi para zending ternyata meneria bantuan 2) Jemaat-jemaat Kristen Dayak saat itu secara umum
dari Hindia Belanda. Fenomena lain adalah para zending belum dapat dianggap dewasa, baik secara rohani
berusaha untuk memahami budaya masyarakat Dayak. maupun pengalaman dalam pengelolaan organisasi
Tetapi mereka memandang Kaharingan sebagai gereja. Hal itu berdasarkan fakta bahwa kegiatan
kepercayaan masyarakat Dayak adalah suatu takhyul dan pembinaan kerohanian masih tergantung pada
berharap agar masyarakat berpindah ke agama Kristen kegiatan para pekerja zending;
(van den End: 2005; 193-195). 3) Kesadaran dan kemampuan jemaat Kristen Dayak
Penyebaran agama Kristen melalui zending terus untuk mengeluarkan dana kurban bagi kegiatan gereja
berlangsung di berbagai daerah di Kalimantan walaupun masih sangat terbatas. Ketiadaan dana tersebut
mengalami pasang surut. Pada tahun 1925 diadakan dikhawatirkan akan menghambat perjalanan gereja;
pertemuan Sinode se-Kalimantan. Keputusan Sinode di 4) Pihak zending yang selama ini membina masyarakat
Mandomai itu kemudian memunculkan aspirasi akan Dayak belum sepenuhnya menyetujui berdirinya GDE
perlunya penyatuan terhadap seluruh jemaat Kristen di mengingat beratnya tugas sebuah gereja di tengah-
Kalimantan. Sebenarnya aspirasi tersebut telah muncul tengah masyarakat yang beragama Kaharingan atau
sejak tahun 1925, tepatnya ketika diadakan Islam.
penyempurnaan Peraturan Sidang Jemaat Kristen. Bagi Kondisi tersebut tidak menyurutkan niat
masyarakat Kristen Dayak saat itu, keinginan untuk masyarakat Kristen Dayak untuk mendirikan GDE.
menyatakan jemaat tidak hanya berdasarkan faktor Dengan semangat untuk menebarkan kasih serta percaya
kemanusiaan. Lebih dari itu, berdirinya GDE lahir dari akan kuasa Kristus untuk menghimpun seluruh jemaat-
kerinduan masyarakat Dayak untuk mengambil tanggung Nya. Atas dasar itu, maka dalam konferensi para pengerja
jawab sepenuhnya dalam penyebaran berita keselamatan, zending tahu 1935 di Banjarmasin, pembahasan akan
khususnya untuk masyarakat Kalimantan. kemungkinan berdirinya GDE dirumuskan dalam suatu
Namun demikian, tidak berarti bahwa aspirasi rencana ’Peraturan Gereja Dayak Evangelis’. Dengan
luhur dari masyarakat Kristen Dayak dapat berjalan penuh kehidmatan, pada tanggal 24 April 1935 secara
mulus. Dalam pelaksanaannya ada beberapa hambatan resmi berdiri GDE sebagai Badan Hukum berdasarkan
antara lain (Ukur: 2002: 36): Keputusan Nomor 33, Stbl. Nomor 217, berkedudukan di
1) Walaupun jemaat Kristen Dayak sudah ada yang Banjarmasin.
menjadi guru agama dan pemberita-pemberita Injil, Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gereja
tetapi di antara mereka belum ada yang menjadi Dayak Evangelis (Ukur: 2002: 259 – 261) bahwa setiap
pendeta. Padahal, keberadaan pendeta merupakan satu jemaat GDE dipimpin oleh kerkeraad, merupakan satu
syarat mutlak bagi suatu gereja; bagian yang berdiri sendiri sekaligus anggota Tubug

120 121
Geraja. Segala kehidupan dan pertumbuhan jemaat, segala 2) GKE dalam penuaian panggilan misionernya tidak
pekerjaan gereja, segala tugas dalam jemaat termasuk terbatas pada satu suku saja, tetapi bagi berbagai suku
tugas kerkeraad, jabatan pendeta maupun pemberita, semua yang ada di wilayah sekitar gereja;
telah ditentukan dalam Peraturan Sidang Jemaat. Pada 3) GKE menunjukkan bahwa gereja sebagai bagian yang
awal didirikannya, KDE meliputi 7 (tujuh) wilayah hidup dalam persekutuan ’Catholica Ecclesia’, gereja
pelayanan yaitu: (1) Banjarmasin, Kuala Kapuas, yang bergerak menuju keesaan di seluruh wilayah
Kotawaringin; (2) Dusun Timur dan Mengkatip; (3) Barito Indonesia, dengan memusatkan seluruh usahanya bagi
Hulu; (4) Kapuas Hulu dan Kahayan Hulu; (5) Mandomai, penyatuan gereja di Kalimantan. (Ukur: 2002; 64).
Pujun (Kapuas Tengah); (6) Pangkoh, Kahayan Tengah, Sejak mengemban nama baru sebagai Gereja
dan Rongan Menuhing; (7) daerah tempat Klasis Kalimantan Evangelis (GKE), maka secara otomatis harus
Amsterdam bekerja. memperlebar pelayanannya, tidak hanya menempatkan
dirinya sebagai gereja suku, tetapi menempatkan diri
5. Gereja Dayak Evangelis Menjadi Gereja Kristen sebagai gereja yang memberikan pelayanan secara
Evangelis teritorial di seluruh wilayah Kalimantan. Dengan kata lain,
Nama GDE secara langsung identik dengan gereja melihat wilayah Kalimantan sebagai wilayah
masyarakat Dayak. Dengan demikian, jemaat GDE adalah tempat menunaikan tugasnya untuk bersaksi dan
hanya mereka yang beraal dari etnis Dayak. Sementara itu, melayani serta membangun persekutuan. Sejak saat itu
perkembangan teknologi, komunikasi, transportasi dan pula GKE diarahkan untuk memberikan pelayanan ke
informasi telah memungkinkan berbaurnya masyarakat berbagai daerah yang selama ini belum tersentuh.
Dayak dengan masyarakat dari etnis lainnya. Pembauran Kondisi wilayah Kalimantan yang sangat luas serta
masyarakat tersebut dapat terjadi karena adanya migrasi sulitnya sarana transportasi dan komunikasi di setiap
masuk maupun karena perkawinan. daerah, menjadi salah satu faktor yang menyulitkan
Merespon perkembangan tersebut, Sinode Umum perkembangan perkembangan GKE. Dengan demikian,
GDE pada tahun 1950 memutuskan perubahan GDE perkembangan GKE dari satu wilayah dengan wilayah
menjadi GKE. Beberapa pertimbangan esensial yang lain tidak seragam. Secara garis besar, dapat digambarkan
dirumuskan dalam Sinode Umum untuk mengukuhkan perkembangan GKE di beberapa resort di Kalimantan
perubahan nama tersebut adalah: sebagai berikut:
1) Gereja itu ada dan berkembang bukan untuk dirinya Kotawaringin. Daerah ini memiliki wilayah geografis
sendiri, tetapi bagi dan untuk dunia. Dengan demikian, yang sangat luas, sementara jumlah pengerja GKE masih
GKE menunjukkan fungsi dan tugas gereja secara luas sangat terbatas. Ada beberapa daerah yang walaupun
yang ditetapkan oleh Tuhan di bumi Kalimantan; telah memiliki jemaat GKE tetapi tidak sempat

122 123
dikunjungi. Pada tahun 1950 telah ditetapkan seorang seorang pendeta, dua pemberita resort dan empat orang
pendeta untuk menggembala di Kotawaringin. Meskipun pemberita jemaat. Berhubung wilayah yang sangat luas
belum dapat memenuhi keinginan umat, tetapi dan jemaat yang cukup banyak, maka wilayah ini dibagi
keberadaan pendeta cukup membantu pengembangan menjadi dua resort yaitu Resort Mandomai dan Resort
GKE. Aruk. Walaupun dalam beberapa tahun sempat terjadi
Sampit. Tahun 1951 telah dilakukan Sinode Resort penurunan jemaat GKE, tetapi pada waktu selanjutnya
sehingga kebangunan GKE di wilayah ini mulai kelihatan. banyak orang awam, guru-guru yang kemudian bersedia
Semangat mengembangkan GKE lebih tampak di menjadi jemaat GKE.
kalangan kaum muda. Sedangkan untuk kaum tua Tamianglayang. Resort ini meliputi wilayah Tabalong
tampaknya masih tetap dengan kepercayaan lamanya. dan Hulusungai Utara. Oleh karena itu terlalu luas untuk
Katingan. Seperti wilayah Kalimantan pada umunya, dilayani oleh seorang pendeta. Pada tahun 1952 diadakan
masyarakat di wilayah ini memegang kepercayaan kuat Islam yang fanatik. Tetapi pada sisi lain, banyak kaum tua
kepada agama leluhur yaitu Kaharingan. Sejak tahun 1950, yang masih berpegang teguh pada kepercayaan
baptisan terhadap warga Kaharingan terus meningkat. Kaharingan yang terorganisir dalam Persatuan Adat
Bahkan pada bulan November 1952 Pendeta I Birim yang Dayak Maanyan (PADMA). Kondisi tersebut
berkunjung ke Katingan membaptis 90 orang yang menyebabkan pendeta dan pekerja gereja lainnya bekerja
sebelumnya beragama Kaharingan. Semangat jemaat keras untuk membina jemaat GKE.
untuk mengembangkan GKE juga terlihat dari semangat
untuk membangun gereja secara swadaya dan 6. Peran Zending
menyiapkan tempat tinggal yang layak untuk pendeta. Di wilayah-wilayah Kalimantan lainnya, GKE
Pangkoh. Masyarakat di wilayah ini selain dari suku telah berkembang secara perlahan. Perkembangan GKE
Dayak yang beragama Kaharingan, juga terdapat suku tidak terlepas dari peran Lembaga Pekabaran Injil dari
Banjar, Jawa dan Madura yang hampir dapat dipastikan gereja-gereja di luar negeri. Beberapa lembaga zending
beragama Islam. Sementara situasi keamanan masih yang berperan dalam pengembangan GKE adalah
belum stabil karena banyaknya gerombolan-gerombolan Zending Barmen (Jerman) dan Zending Basel. Namun
yang mendatangi perumahan penduduk. Namun dalam perkembangannya, Zending Basel lebih banyak
demikian, perkembangan GKE cukup pesat. Rata-rata memberikan kontribusi bagi GKE. Secara kronologis,
setiap tahun tidak kurang dari 100 orang yang dibaptis perkembangan GKE dalam kaitannya dengan peran
untuk menjadi jemaat GKE. Zending Basel dapat digambarkan sebagai berikut:
Mandomai. Tahun 1953 jumlah jemaat GKE di wilayah ini Periode 1935 – 1942 gereja dipimpin oleh zending.
telah mencapai sekitar 3.700 orang yang dilayani oleh

124 125
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gereja tahun lembaga zending. Di tingkat internasional, pada tahun
1935 bahwa Zending Basel memiliki kedudukan 1953 ada suatu kesepakatan (agreement) untuk
menetukan, bahkan terkadang terkesan mendominasi. melakukan integrasi antara Dewan Pekabaran Injil
Hal tersebut dapat dimengerti paling tidak karena dua Internasional dengan Dewan Gereja-gereja se-dunia.
lasan. Pertama, pihak zending memandang gereja yang
baru tumbuh perlu mendapat bantuan dan bimbingan,
sera pertolongan menuju kedewasaan. Kedua, pihak PENUTUP
gereja menyadari kelemahan dan kekurangannya sebagai
sebuah gereja baru yang masih memerlukan 1. Kesimpulan
pendampingan dari zending. Penyebaran agama Kristen melalui zending di
Periode 1946 - 1953 zending selaku partner gereja Kalimantan mengalami pasang surut. Pertemuan Sinode
Hubungan antara zending dan gereja menjadi lemah pada tahun 1925 se-Kalimantan di Mandomai itu
ketika pecah Perang Dunia Kedua yang mengakibatkan kemudian memunculkan aspirasi akan perlunya
goncangan revolusi di Negara Republik Indonesia. Tahun penyatuan terhadap seluruh jemaat Kristen di Kalimantan.
1946 terjadi bentuk hubungan baru antara gereja dan Aspirasi tersebut telah muncul sejak tahun 1925, tepatnya
Zending Basel. Hubungan itu tidak lagi sebagai ketikan diadakan penyempurnaan Peraturan Sidang
hubungan anak dan orang tua, tetapi hubungan sebagai Jemaat Kristen. Bagi masyarakat Kristen Dayak saat itu,
mitra yang didasarkan keinginan untuk bekerja sama keinginan untuk menyatakan jemaat tidak hanya
untuk menebarkan kasih sayang di antara jemaat. berdasarkan faktor kemanusiaan. Lebih dari itu,
Hubungan ini telah mengubah struktur gereja manjadi berdirinya GDE lahir dari kerinduan masyarakat Dayak
lembaga yang berdiri sendiri dan berpartner dengan untuk mengambil tanggung jawab sepenuhnya dalam
Zending Basel. penyebaran berita keselamatan, khususnya untuk
Periode 1953 sampai sekarang yaitu masa integrasi masyarakat Kalimantan.
badan zending ke dalam gereja. Dalam Pada Nama GDE secara langsung identik dengan
perkembangan selanjutnya ternyata adanya dua lembaga masyarakat Dayak. Dengan demikian, jemaat GDE adalah
yang berkedudukan sebagai partner, yaitu GKE dan hanya mereka yang berasal dari etnis Dayak. Sementara
Zending Basel, dirasakan tidak lagi sesuai dengan itu, perkembangan teknologi, komunikasi, transportasi
kondisi dan perkembangan terkini. Faktor lain yang lebih dan informasi telah memungkinkan berbaurnya
mewarnai hubungan GKE dengan Zending Basel adalah masyarakat Dayak dengan masyarakat dari etnis lainnya.
meluasnya kesadaran dan pemikiran oikumenes dari Pembauran masyarakat tersebut dapat terjadi karena
gereja di seluruh dunia serta di kalangan lembaga- adanya migrasi dan perkawinan.

126 127
Kondisi wilayah Kalimantan yang sangat luas serta Hamdi, Rafii. 1999. Gambaran Warga Jemaat terhadap Pendeta
sulitnya sarana transportasi dan komunikasi di setiap (Suatu Penelitian di Kalangan Anggota Jemaat GKE
daerah, menjadi salah satu faktor yang menyulitkan Banjarmasin). Skripsi pada Sekolah Tinggi Teologia
perkembangan GKE. Dengan demikian, perkembangan Gereja Kalimantan Evangelis Banjarmasin.
GKE dari satu wilayah dengan wilayah lain tidak seragam. Jan S. Aritonang. 2001. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar
2. Rekomendasi Gereja. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Cetakan Kedua.
Gereja Kristen dalam pelayanan umat dan GKE John W. Creswell. 2002. Desain Penelitian, Pendekatan Kualitatif
Banjarmasin sangat kental dengan lokalitas kesukuan dan Kuantitatif. Jakarta: KIK Press, Cetakan Kedua. Alih
(Dayak), diharapkan GKE dapat menaungi jemaat-jemaat Bahasa: Angkatan III dan IV KIK UI.
Kristen di Kalimantan, dan sekaligus dapat menyatukan Satria. 2003. Pembangunan Gedung Geraja dan Implikasinya
aliran-aliran gereja atau meminimalisasi kemungkinan terhadap Persekutuan Jemaat (Suatu Studi di Jemaat GKE
berdirinya aliran gereja baru. Dadahup). Skripsi pada Sekolah Tinggi Teologia Gereja
Kalimantan Evangelis Banjarmasin.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis. Katalog
STT GKE 2002 – 2005.
DAFTAR PUSTAKA Van den End. 2005. Ragi Carita Sejarah Gereja di Indonesia 1500 –
1860. Jakarta. BPK Gunung Mulia.
Badan Pekerja Harian Majelis Sinode Gereja Kalimantan
Evangelis, 2004. Almanak Nasional GKE Tahun 2005.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan. Profil dan
Analisa Kependudukan Kalimantan Selatan Hasil Sensus
Penduduk 2000. Banjarmasin. Kerjasama Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi
Kalimantan Selatan dengan Badan Pusat Statistik
Propinsi Kalimantan Selatan.
Edgar Walz. 2002. Bagaimana Mengelola Gereja, Pedoman Bagi
Pendeta dan Pengurus Awam. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Fridolin Ukur. 2002. Tuaiannya Sungguh Banyak, Sejarah Gereja
Kalimantan Evangelis Sejak Tahun 1835. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.

128 129
KEPEMIMPINAN NAHDLATUL WATHAN
PASCA ALMARHUM KH. MUHAMMAD
ZAINUDDIN ABDUL MADJID
DI LOMBOK TIMUR
Oleh : Drs. Ahsanul Khalikin

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Organisasi Nahdlatul Wathan, yang selanjutnya
disebut NW, adalah suatu organisasi sosial kemasyarakatan
yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan
dakwah Islamiyah. Organisasi ini didirikan oleh Almarhum
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid
pada hari Ahad tanggal, 15 Jumadil Akhir 1372 H
bertepatan dengan tanggal1 Maret 1953 M di Pancor –
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.85
Adapun yang melatarbelakangi berdirinya organisasi
itu adalah karena melihat pertumbuhan dan perkembangan
cabang-cabang Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah
Islamiyah (NWDI) dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah
(NBDI) begitu pesat, di samping perkembangan aktivitas
social lainnya, seperti majelis dakwah, majelis taklim dan

85 Mohammad Noor, Muslihan Habib dan Muhammad Harfin Zuhdi


ÅVisi Kebangsaan ReligiusÅ Refleksi Pemikiran dan Perjuangan Tuan
Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904 – 1997,
PT. Logos Wacana Ilmu Bekerjasama dengan Ponpes Nahdlatul
Wathan Jakarta, Cet. 1 Juli 2004, hal 2005.

130 131
linnya. Untuk itu diperlukan suatu wadah atau organisasi khususnya di Lombok. Kemajuan dan kemunduran umat
yang mewadahi atau mengorganisir segala macam bentuk Islam sangat berakaitan erat dengan kegiatan dakwah yang
kebutuhan dan keperluan pengelolaan lembaga-lembaga dialakukannya, karena itu Al Qur’an menyebut kegiatan
tersebut secara professional.86 dakwah dengan “Ahsanul Qaulaq” (ucapan-ucapan yang
NW sebagai organisasi kemasyarakatan yang paling baik).
tumbuh dan berkembang di Indonesia eksistensinya diakui Predikat kharu ummah, untuk umat yang paling
oleh konstitusi sebagai organisasi kemasyarakatan yang baik dan umat pilihan, hanyalah diberikan Allah SWT
bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah kepada kelompok umat yang paling aktif terlibst dalam
Islamiyah yang berakidahkan Islam Ahlusunnah Wal kegiatan dakwah. Pertolongan Allah SWT pasti diberikan
jama’ah terhadap eksis dan perkembangan yang kepada siapa saja yang patut mendapatkannya, yaitu
berkembang diseluruh Republik Indonesia. Hal ini mereka yang dalam posisi jabatan, pekerjaan dan keahlian
menunjukkan bahwa (NW) sebagai organisasi Islam yang apapun selalu menegakkan shalat, mengeluarkan infaq,
selalu memperjuangkan tegaknya akidah Ahlusunnah zakat, dan aktif melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi
Waljama’ah dapat diterima masyarakat Islam negeri ini.87 munkar (dakwah).
Keuletan dan ketekunan Alm. TGK. Haji Organisasi NW dsari sejak berdirinya sudah bertekat
Muhammad Zainuddiun Abdul Majid (1904-1997) serta untuk memberdayakan umat yaitu mengubah perilaku
kesatuan seluruh kader NW yang telah tersebar luas dalam umat Islam, mengetahui ajaran-ajaran Islam dan
menyampaikan dakwah dan misi NWyang menjadikan mengamalkannyan dalam kenyataan kehidupan sehari-
organisasi ini terkenal dan menjadi panutan masyarakat hari, baik yang bersangkutan dangan masalah pribadi,
Islam khususnya masyarakat Lombok Timur.88 keluarga, mmaupun soal kemasyarakatan, agar terdapat
Organisasi NW sebagai lembaga dakwah yang kehidupan yang penuh dengan keberkahan samawi dan
berlandaskan Ahlusunnah Waljama’ah untuk menegakkan keberkahan ardhi.89
Islam sebagai agama dakwah, tentunya sangat berperan Tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi
aktif dalam melakukan kegiatan dakwah oleh kader-kader Islam (NW) adalah suatu tujuan yang bersifat operasional
NW secara berkesinambungan di seluruh tanah air dan dapat dievaluasi keberhasilan yang telah dicapainya.
Misalnya tingkat keistiqamahan di dalam mengerjakan
86Ibid shalat, tingkat keamanahan dan kejujurannya,
87L. Khaeruddin, ‚Peranan Organisasi Nahdlatul Wathan (NW) dalam berkurangnya angka kemiskinan, ramainya shalat
Peningkatan Pengamalan Keagamaan Masyarakat Sakra LotimÅ, berjama’ah di masjid, berkurangnya tingkat pengangguran,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mataram Jurusan Dakwah,
2002, hal.3
88Ibid 89 Ibid

132 133
mabuk-mabukan dan penjual minuman keras dan lain Sedangkan tujuan penelitian ingin menjawab
sebagainya. permasalahan penelitian, yaitu ingin memperoleh
Dari pemikliran-pemikiran di atas, tentang berbagai gambaran tentang:
bentuk organisasi Islam (NW) yang berkembang pesat di 1) Konflik internal NW Pasca alm TGK Haji Muhammad
Lombok yang bergerak di bidang pendidikan, social dan Zainuddin Abdul Madjid;
dakwah Islamiyah dalam rangka pemberdayaan umat dan 2) Penafsiran dan pemahaman terhadap wasiat alm. TGK
mengubah perilaku umat Islam khususnya di daerah Hji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid;
Lombok Timur. Dalam rangka pengayaan informasi, 3) Langkah-langkah yang ditempuh bila ada salah paham
penulis merasa perlu meneliti secara lebih mendalam diantara ahli waris dalam menentukan kepemimpinan
tentang Kepemimpinan NW pasca Alm. TGK. Haji NW;
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid inilah secara Adapun sasaran penelitian adalah persoalan konflik
komprehensif, khususnya sekitar persoalan konflik internal internal NW di Pancor Kecamatan Selong (Hj. Siti Raihun)
NW di Pancor Kecamatan Selong (Hj. Siti Raihun) dan NW dan NW di Anjani Kecamatan Suralaga (Hj. Siti Raihanun)
di Anjani Kecamatan Suralaga (Hj. Siti Raihanun) Kabupaten Lombok Timur. Data yang dihimpun untuk
Kabupaten Lombok timur. penelitian ini, meliputi:
a. Informasi konflik internal NW di Pancor (Hj. Siti
2. Masalah Penelitian Raihun) dan NW di Anjani (Hj. Siti Raihanun);
Masalah penelitian yang menjadi kajian dalam b. Penafsiran dan pemahaman terhadap wasiat alm. TGKI.
kegiatan ini adalah : Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid;
1) Bagaimana sebenarnya konflik internal NW pasca alm. c. Langkah-langkah yang ditempuh bila ada salah paham
TGK. Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid.?; diantara ahli waris dalam menentukan kepemimpinan
2) Bagaimana penafsiran dan pemahaman terhadap wasiat Nahdlatul Wathan;
yang pernah diucapkan alm. TGK. Haji Muhammad
Zainuddin Abdul Majid?; 4) Kerangka Konseptual
3) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh selama ini Secara konseptual penelitian ini perlu dijelaskan
bila ada salah paham diantara ahli waris dalam keterkaitan pengertian tentang Lembaga Sosial Keagamaan.
menentukan kepemimpinan NW? Dengan memahami pengertian tersebut maka akan dapat
dianalisis, mungkin saja yang akan diteliti memang
3. Tujuan Penelitian memiliki makna yang terkait dengan lembaga sosial
keagamaan. Lembaga social keagamaan secara sederhana
dapat dikatakan sebagai sebuah institusi yang dibangun di

134 135
atas dasar dua unsur kelembagaan, yakni institusi sosial memiliki legimitasi kuat dalam kehidupan, baik sebagai
dan institusi keagamaan.90 aktivitas individu maupun kelompok.93
Sebagaimana yang dikemikakan Hendropuspito,
bahwa institusi sosial adalah suatu bentuk organisasi yang 5) Kerangka Teori
tersusun relatip tetap atas pola-pola kelakuan, peranan- Secara substansil-perennial, agama merupakan
peranan dari relasi yang terarah dan mengikat individu, system nilai (value system) yang bersumber dari Dzat
mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum untuk transhistoris-transcultural, transcedental, realitas tertinggi,
mencapai kebutuhan dasar yang berkenaan dengan dunia kebenaran mutlak dan kesejatian abadi. Sementara manusia
super empiris.91 sebagai penerima agama merupakan makhluk temporal-
Dari pemikiran di atas, dapat dirumuskan bahwa kultural, tidak taki terbatas dan terikatoleh ruang dan
lembaga social keagamaan adalah bentuk organisasi atau waktu. Oleh karenanya agama lebihg merupakan tatanan
ikatan sosial yang dibangun untuk pelayanan kepentingan kemanusiaan yang bersifaty normatif, ia merupakan grand
kehiduapan sosial atas dasar nilai-nilai atau symbol theory yang diberikan Tuhan keapada manusia, dan
keagamaan. karenanya dalam tataran implementasisangat tergantung
Dari sudut pandang kepentingan kehidupan sosial, pada carta memahami dan menginterpretasikan. Dalam
lembaga-lembaga sosial keagamaan, muncul sebagai perspektif ini maka sistem yang sacred-transcultural dan
pengawantahan system nilai agama yang harus sistem nilai budaya yang profane-historical antropologis-
diformulasikan ke dalam perilaku sosial tertentu.92 Ia kondisional tidak dapat terpisahkan.94
berkaitan dengan pengalaman historis manusia yang Pemahaman demi pemahaman maupun
memerlukan wadah kegiatan social, menyalurkan aspirasi, reinterpretasi terhadap pesan-pesan Tuhan (baca: agama)
memenuhi kepentingan-kepentingan tertentu yang yang harus berlangsung secara dinamis, seiring dengan
dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya transformasi dan internalisasi
90Imam Tholkhah, Dr., ‚ Lembaga-Lembaga Sosial Keagamaan dan nilai-nilai transedental (transcendental value) agama dalam
Tantangan Hidup Damai Dalam Era Kehidupan GlobalÅ, dalam buku kesejahteraan (historisitas) manusia, sehingga manusia
“Damai di Dunia Damai untuk semuan Perspektif Berbagai benar-benar bisa mengaktualisasikan kekhalifahannya
Agama”, Proyek P)eningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat
Beragama Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, 2004, hal. 174
91Hendropuspito, O.C, D, Drs, ‚Sosiologi AgamaÅ (Yogyakarta, 93 Imam Tholkhah, Dr, op cet, hal. 175-176
Kanisius, 1994), hl. 114 94 M. Mudhofi, dkk. ‚Toleransi Lintas Agama Bagi Masyarakat Rawan
92Lihat Henri L. Tishler, Introduction to Sociology, Chicago: Holt, KonflikÅ, (Studi Kasus Model Kerjasama Lintas Agama di Kota
Rinehart ant Winston, 1990, hal. 380 Semarang), IAIN Walisongo – Semarang, 2005.

136 137
menuju tatanan kehidupan yang rahmatan lil alamin kecuali kalau mengikuti iman yang dia akui, kecuali
(comphrehensive human justice). memeluk agama yang dia peluk. Agama-agama lain
Sikap umat beragama dalam menginterpretasikan barangkali memiliki banyak kebenaran dan kebaikanh,
dan mengimplementasikan ajaran agamanya sangat tetapi agama-agama lain tersebut dianggap tidak bisa
dipengaruhi oleh bagaimana paradigm yang digunakannya menjadi mediasi keselamatan.96
dalam memahami agama itu sendiri. Dalam penelitian Ekspresi keberagamaan penganut kelompok ini
agama-agama setidaknya ada tiga paradigm (untuk memiliki watak tertutup, anti dialog, konservatif,
mengatakan hanya ada tiga paradigm saja) yang dapat cenderung fundamentalis, ekstrimis, intoleran, apologis
untuk memetakan varian tipologi keagamaan dan dan dogmatis sehingga kurang kondusif untuk melihat
keberagamaan. Pertama, paradigm eksklusif.95 Orang atau rumah tangga orang lain secara bersahabat sejuk dan
kelompok yang mempunyai kerangka berpikir ini ramah, serta terlalu menonjolkan sisi perbedaan dengan
berpandangan bahwa seseorang tidak akan diselamatkan menutup serapat-rapatnya sisi persamaannya. Pendekatan
yang dipakai oleh kelompok ini adalah pendekiatan yang
95 Paradigma eksklusif ini dalam Islam memang memiliki landasan bersifat subyektif, sebuah pendekatan yang menilai subyek
normatif yang dipegang teguh oleh penganutnya, antara lain QS. lain dari perspektif agamanya sendiri. Agamanya
Al-Maidah/5:3; QS. Ali Imran/3:19 dan 85; QS. Al-Bayyinah/98:7. dipandang paling otentik memiliki kebenaran dan jalan
Sementara bagi penganut paradigm eksklusif di kalangan umat keselamatan, sementara agama lain di luar dirinya
Kristiani sering mendasarkan pada teks Yohanes (14:6) yang dianggap hanya memiliki kebenaran yang palsu dan tidak
berbunyi: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada otentik, sehingga mmemunculkan budaya truth claim yang
seorangpun yang dating kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. berimplikasi pada pembentukan mode thougth yang
Juga ada ungkapan yang selalu menjadi kutipan, “ Dan
partikularistik dan pada akhirnya terjadi apa yang oleh
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
Arkoun disebut sebagai pelapisan geologi pemahaman
sebab di bawah kolong langit ini tidak nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah
agama atau taqdis al-afkar al-diniy,97 (sakralisasi terhadap
Para Rasul 4, 12). Dari landasan inilah kemudian muncul istilah pemikiran keagamaan) dan bahkan kecenderungan
“No Other Name” yang menjadi symbol tentang tidak adanya pemahaman tentang agama itu sendiri dianggap sebagai
keselamatan di luar Yesus Kristus, “extra ecclesiam mulla salus” agama yang wajib diikuti, sehingga religiusitas yang
(tidak ada keselamatan di luar gereja), “extra ecclesiam nullus
propheta” (tidak ada nabi di luar gereja).Selanjutnya dilihat Hendrik 96 J.B. Banawiratma, S.J, ‚Bersama Saudara-Saudari Beriman Lain
Kreamer “Christian Attitudes toward Non Christian Religions” dalam Perspektif Gereja KatolikÅ dalam Seri Dian1 Tahun 1, Dialog: Kritik
Carl E. Braaten dan Robert W. Jenson, A Map of twentieth Century dan Identitas Agama, (Yogyakarta: Dian/Interfidei, 1993), 4.
Theology, Reading from Karl Barih ti Radical Pluralism, (Minneapolis: 97M. Arkoun, Al-Islam: Al-Akhlaq wa al-Siyasah, terj. Hasyim Saleh,

fortress Press, 1995) 222-231 (Beirut: Markaz al-inma’al-Qaumi, 1990) 172-173; 116-117

138 139
sesungguhnya bersifat ‚on going processÅ serta ‚on going mengedepankan pemahaman ajaran agama secara
formationÅ mengalami stagnasi dan akhirnya terjadilah kontekstual, lebih mementingkan esensi dan makna
marginalisasi dan alienasi agama dalam realitas empiric. terdalam pesan-pesan teks, sehingga implementasi ajaran
Proses ini pula yang ileh Fazlur Rahman disebut sebagai agama selalu dipertimbangkan dengan konteks ruang dan
proses “ortodoksi”.98 Paradigma ini sangat jauh dari waktu, situasi dan kondisi sosio-kultural yang tak
kemungkinan terbukanya peluang dialog,intraksi dan terpisahkan dengan historisitas manusia. Tetapi dalam
toleransi antarumat beragama. paradigma inipun masih terdapat titik kelemahan yakni
Kedua, paradigma inklusif. Berbeda dengan meskipun memiliki pandangan yang menaruh simpati
kalangan yang menganut paradigma eksklusif yang terhadap agama-agama lain, tetapi kurang menempatkan
memandang konsep keselamatan dan kebenaran hanya agama lain sebagaimana dialami dan dipeluk oleh yang
dari sudut pandang agamanya sendiri, maka kelompok bersangkutan. Maka sebagai paradigma hubungan
inklusif membedakan antara kehadiran penyelamatan (the antarumat beragama masih kurang operasional dan kurang
salvific presence) dan aktifitas Tuhan dalam tradisi agama – tegas membuka peluang untuk saling berinteraksi dengan
agama lain.99 Penganut paradigma inklusif ini lebih penuh toleransi.

98 Fazlur Rahman, “Islam”, terj.Ahsin Mohammad, (Bandung:


penerbit Pustaka, 1984);105 Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum Beriman, (Jakarta: Paramadina,
99Dalam Islam penganut paradigma inklusif ini sering menggunakan 2001),47-48. Dalam perspektif Kristiani, pandangan paling
landasan normative ayat al-Qur’an tentang titik temu agama – ekspresif dari paradigma inklusif ini nampak pada dokumen
agama (QS. Ali Imran/3:64), dimana masing – masing umat telah Konsili Vatikan II yang mempengaruhi seluruh komunitas Katolik
ditetapkan sebuah syir€ah (jalan menuju kebenaran) dan minhaj sejak 1965. Dokumen tentang pernyataan inklusif yang berkaitan
(cara atau metode perjalanan menuju kebenaran). Menurut dengan agama lain ada pada “Deklarasi tentang Hubungan Gereja
kalangan Islam inklusif, Allah memang tidak menghendaki adanya dan Agama – agama Non Kristiani”.
kesamaan manusia dalam segala hal (monolitisme). Adanya
perbedaan menjadi motivasi untuk berlomba menuju berbagai
kebaikan, dan Allah akan menilai dan menjelaskan berbagai
perbedaan yang ada itu. (QS. Al-Maidah/5:48). Kalangan Islam
inklusif menganut suatu pandangan bahwa agama semua nabi
adalah satu. Sebagaimana dikutif dalam sebuah hadist Rasulullah
SAW. Bersabda, “Aku adalah orang yang paling berhak atas Isa
putera Maryam di dunia dan di akhirat. Para Nabi adalah saudara
satu bapak, ibu mereka berbeda – beda namun agama mereka
satu”. (HR Bukhari). Lihat Budhy Munawar Rachman, Islam

140 141
Setidaknya ada tiga gagasan utama yang saling yang lain (sikap inklusif) haruslah ditolak, demi alas an
terkait dari penganut madzhab yaitu pertama, bahwa teologis.100
substansi keimanan dan peribadatan lebih penting Sementara dalam pandangan Islam, tafsir Islam
daripada formalitas dan simbolisme keagamaan yang pluralis adalah pengembangan secara lebih liberal dari
bersifat literal. Kedua, pesan-pesan agama yang bersifat Islam Inklusif, Perbedaan antara Islam dengan agama-
abadi dalam essensinya dan universal dalam maknanya agama lain diterima sebagai perbedaan dalam meletakkan
harus selalu ditafsirkan ulang oleh masing-masing generasi prioritas antara “perumusan iman” dan pengalaman
umat sesuai dengan konteks zaman yang dihadapi. Ketiga, iman”. Setiap agama pada dasarnya disstruktur oleh dua
Kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan, maka tak hal tersebut yakni perumusan iman dan pengalaman
seorangpun yang dapat memastikan bahwa iman.101
pemahamannya terhadap pesan perennial Tuhan adalah Pada dasarnya pandangan pluralis ini tidak
paling benar, lebih benar atau lebik baik daripada menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
pemahaman orang lain. Maka kelompok substantialis keseragaman bentuk agama. Sebab gagasan pluralism
sangat menekankan betapa pentingnya toleransi terhadap keagamaan, seperti kata Raimundo Panikkar “berdiri di
sesame umat seagama maupun antarumat beragama, antara pluralitas yang tidak berhubungan, dan kesatuan
karena perbedaan agama, budaya maupun politik monolitik”. Sikap pluralistik mengekspresikan adanya
dipandang sebagai fitrah kemanusiaan yang bersifat fenomena “satu Tuhan, banyak agama” yang berarti suatu
universal dan oleh karenanya perlu direspon dengan sikap toleran terhadap adanya jalan lain kepada Tuhan.102
penuh kesadaran.
Ketiga, paradigma pluralis. Paradigma ini berbeda
100Tokoh utama yang paling impresif mengemukakan paradigm
secara substansial dengan kelompok inklusif, lebih-lebih
pluralis ini adalah: John Harwood Hicks dalam karyanya ‚God and
dengan kelompok eksklusif. Dalam Pandangan ini semua
the Universe of FaithsÅ (1973). Melalui buku ini ia dianggap sebagai
agama dengan cara masing-masing menempuh jalan tokoh yang telah melakukan revolusi dalam teologi agama-agama.
keselamatan menuju Yang Mutlak, the Ultimate, menuju Selengkapnya lihat John Harwood, God and Universe of Faith,
Allah. Paradigma ini percaya bahwa setiap agama (Oxford: one World Publicstions, 1993)
mempunyai jalan keselamatannya sendiri dank arena itu 101Pandangan pluralis ini misalnya dikemukakan oleh Sayyed

klaim bahwa Kristianitas adalah satu-satunya jalan (sikap Hossein Nasr dalam “The One and The Many” dalam Parabola,
eksklusif), atau yang melengkapi atau yang mengisi jalan 22/3/94
102Sikap pluralistic dewasa ini terekspresi dalam macam-macam

ungkapan, seperti “Other religions are equally valid ways to the


same truth’ (John Hicks), “Other religions speak of different but
equally valid truths” (John B. Cobb Jr), atau “Each religion

142 143
Paradigma ini paling memungkinkan untuk membuka bersahaja untuk sepenuhnya menghargai keanekaragaman
dialog, kerjasama, interaksi dan toleransi antarumat narasi.
beragama. Adapun menurut Berger hubungan manusia
Sesungguhnya keanekaragaman (pluralitas) dengan masyarakat adalah suatu proses dialektik
kehidupan manusia merupakan realitas historis yang tidak fundamental yang terdiri dari tiga momen: eksternalisasi,
dapat disangkal oleh siapapun, baik pl;uralitas etnik, obyektivasi dan internalisasi. Eksternalisasi adalah pencurahan
bahasa, sosio-kultural, maupun pluralitas agama. kehadiran manusia secara terus menerus ke dalam dunia,
Kenyataan ini sekaligus menunjukkan bahwa sangat sulit baik dalam aktivitas fisik maupun mentalnya. Obyektivasi
bagi manusia untuk mempertahankan “paradigm tunggal” adalah disandannya produk aktivitas itu (baik fisik
dalam wacana apapun. Di sinilah maka pluralitas harus maupun mental), suatu realitas yang berhadapan dengan
dipahami dan didekati dengan multidimentional produsennya semula, dalam bentuk suatu kefaktaan
approach.103 Pluralisme tidak dapat dipahami hanya (fatisitas) yang eksternal terhadap, dan lain dari, para
dengan mengatakan bahwa masyarakat berada dalam produser sendiri. Sedangkan internalisasi adalah peresapan
kemajemukan atau keanekaragaman yang justeru hanya kembali realitas tersebut oleh manusia dan
menggambarkan kesan fragmentasi, bukan pluralisme. mentransformasikannya sekali lagi dari struktur-struktur
Pluralisme juga tidak bias dipahamai hanya sebagai dunia obyektif ke dalam struktur-struktur kesadaran
“kebaikan negative” (negative good), hanya dillihat dari subyektif. Melalui eksternalisasi, maka masyarakat
kegunaannya untuk mengeliminasi fanatisme (to keef merupakan produk manusia. Melalui obyektivasi, maka
fanaticsm at bay). Namun pluralism harus dipahami masyarakat menjadi realitas sui generic, unik. Dan melalui
sebagai “pertalian sejati kebhinekaandalam ikatan-ikatan internalisasi, maka manusia merupakan produk
keadaban”.104 Dalam perspektif ini yang dibutuhkan bukan masyarakat. 105

“ideal language” yang bersifat reduktif-positivistik, tetapi Ini menunjukkan bahwa dunia manusia termasuk
yang diperlukan adalah kepekaan baru yang lebih dunia keberagamannya tidak bias terprogram dengan
sempurna dengan konstruksi manusia sendirian. Karena
itu, kedirian manusia harus diekspresikan ke dalam dunia
expresses an impotant part of the truth” (Raimundo Panikkar). sekelilingnya.
Keterangan tentang masing-masing ekspresi ini, lihat john Lyden, Sejalan dengan Berger adalah Joachim Wach
Enduring Issues In Religion, (San diego: Greenhaven Inc, 1995), 74- mengemukakan adanya hubungan interdepensi dialektis
90.
103M. Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Post Modernisme,

(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1995), 104


104Budy Munawar Rachman, op.cet. 31 105 Ibid, hal. 4-5

144 145
antara agama dan masyarakat.106 Dengan kata lain bahwa (indepth interview) terhadap responden terpilih.
agama berpengaruh besar terhadap pembentukan dan Observasi dan dokumentasi dilakukan untuk
pengembangan masyarakat, dan masyarakat dapat pula mendapatkan bukti-bukti empirik telah terjadi konflik
memberikan nuansa, rasa dan sikap keagamaan spesifik internal pasca alm.TGK Haji Muhammad Zainuddin
yang terapan dalam suatu lingkungan atau kelompok sosial Abdul Madjid. Sedangkan wawancara mendalam
tertentu. dengan menggunakan pedoman wawancara dilakukan
Pendirian di atas akan menjadi logis bila kita mau agar data yang diperoleh terarah sesuai dengan
membaca konsepsi agama ala Clifford Geertz, bahwa rumusan masalah dan tujuan penelitian. Wawancara
agama adalah sistem budaya/social (religion as a cultural tidak saja ditujukan kepada keluarga NW yang telah
system). Sebagai sistem budaya maka sudah barang tentu terlibat dalam konflik internal, tetapi juga dengan tokoh-
ia akan efektif bila terpola dalam bentuk institusi atau tokoh kunci (opened leaders) yang tidak terlibat dalam
organisasi agama, disamping manusia sebagai homo konflik internal NW tetapi dianggap mengetahui banyak
sapiens menempati posisi istimewa atau meminjam istilah peristiwa konflik internal NW yang terjadi selama ini.
Aristoteles manusia sebagai zoon politicon (manusia
sebagai makhluk social). Artinya, religiusitas manusia 2) Lokasi dan Waktu Penelitian
mesti harus tercipta dalam bentuk institusi sosial.107 Adapun lokasi penelitian adalah sesuai dengan
persoalan konflik internal NW di Pancor Kecamatan
6) Metode Penelitian Selong (Hj. Siti Raihun) dan NW di Anjani Kecamatan
1) Jenis dan Teknik Penelitian Suralaga (Hj. Raihanun) Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian ini termasuk penelitan kualitatif yang Sedangkan waktu penelitian adalah pada bulan Agustus
mendeskripsikan konflik internal, pemahaman wasiat s/d September 2006.
tokoh pendiri organisasi NW, langkah-langkah yang
ditempuh ahli waris untuk menyelesaikan 3) Prosedur Pengumpulan Data
kepemimpinan NW, serta pola pemecahan Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui
permasalahan konflik internal kepemimpinan NW pendekatan yang difokuskan pada perolehan data
melalui pemahaman keagamaan dan kekeluargaan. deskriptif untuk memperoleh pemahaman makna.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik: (1) Karena itu, pendekatan naturalistikpun ditempuh dalam
Observasi dan dokumentasi, (2) wawancara mendalam upaya menemukan, menggali dan menggambarkan
realitas secara holistik. Sumber informasi yang dijaring
meliputi persoalan konflik internal NW pascam alm.
106 Joachim Wach, Sociology of Religion, Chicago 1943
TGK. Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tokoh
107 Dr. Imam Tholkhah, loc cet, hal. 185

146 147
masyarakat, organisasi keagamaan. Data sekunder yang Data tersebut diperoleh melalui wawancara serta
diperoleh lewat studi dokumentasi. Data seperti yang teknik pengamatan secara langsung sehingga bila
disebutkan di atas akan dikumpulkan melalui studi terdapat kekurangsesuaian, dapat sesegera mungkin
kepustakaan dan dokumen, serta wawancara dilakukan pengulangan dalam pengumpulan data, atau
mendalam. sama sekali tidak menggunakan informasibila diduga
tidak membantu memperkaya analisis.
4) Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tentang aspek-aspek GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
konflik internal organisasi NW, penelitian ini 1. Kondisi Geografis dan Demografis
menggunakan teknik wawancara mendalam dan Kelurahan Pancor adalah salah satu kelurahan dari
observasi partisipan. Oleh karena itu, peneliti menjadi 11 (sebelas) buah kelurahan yang ada di Kecamatan
instrument kunci dalam penelitian, sehingga diharapkan Selong. Sedangkan batas Kecamatan Selong sendiri
data yang diperoleh lebih obyektif dan menyeluruh sebelah utara, berbatasa dengan Kecamatan Suralaga,
(whole). sebelah selatan dengan Kecamatan Sakra, sebelah barat
dengan Kecamatan Sukamulia dan sebelah timur dengan
5) Analisa Data Kecamatan Labuhan Haji. Dengan luas wilayah 31,68 Km2
Sesuai dengan sifat data dan teknik yang dan ketinggian dari permukaan air laut berkisar antara 30
digunakan dalam penelitian ini, hasil pengumpulan data m2 – 100 m2.
atau informasi dianalisis secara induktif, sekaligus Sedangkan Kelurahan Anjani adalah salah satu
mencoba memahami dengan mengaitkan antara aspek kelurahan yang ada di Kecamatan Suralaga yang
yang satu dengan aspek lainnya untuk mempertajam memiliki 5 (lima) kelurahan. Dengan luas wilayah 27,02
pembahasan. Pendekatan ini dugunakan untuk Km2 , di bagian barat dibatasi oleh bekas kecamatan
memperoleh pemahaman (insight) yang menyeluruh induknya yaitu Kecamatan Sukamulia dan Kecamatan
(whole) dan tuntas (exhaustive) mengenai aspek-aspek Pringsela, bagian timur berbatasan dengan Kecamatan
yang relevan dengan rumusan masalah dan tujuan Labuhan Haji, dan sebelah utara dan selatan masing-
penelitian masing berbatasan dengan Kecamatan Aikmel dan
Kecamatan Selong. Kecamatan Suralaga dengan
6) Triangulasi Data ketinggian berkisar antara 50 m2 – 225 m2 di atas
Untuk mencari kebenaran data maupun permukaan air laut.
penafsirannya peneliti juga melakukan triangulasi data Penduduk Kecamatan Selong pada tahun 2004
terhadap responden dan informan kunci. sebanyak 73.332 jiwa, terdiri dari laki-laki 35.378 jiwa,

148 149
perempuan 37.332 jiwa. Penduduknya sebagian besar NAHDLATUL WATHAN PASCA ALM. TUAN GURU
berpencaharian sebagai petani 18.064 orang, petani KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID
penggarap 7.781 orang, buruh tani 22.883 orang, peternak 1. Organisasi Nahdlatul Wathan
893 orang. Di sekitar non pertanian yaitu perdagangan a. Latar belakang berdirinya
1.200 orang, Industri baik yang tingkat besar maupun Organisasi Nahdlatul Wathan, yang selanjutnya
tingkat kecil 253 orang, jasa angkutan 453 orang, kerajinan disingkat NW, adalah sebuah organisasi social
145 orang. Penduduk yang bekerja menurut keahlian kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang
tertentu seperti tukang kayu 928 orang, tukang batu 1.009 pendidikan, social, dan dakwah Islamiyah. Organisasi
orang, penggalian 8 orang, lainnya 388 orang. Penduduk ini didirikan oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
yang bekerja di sector pemerintahan sebagai PNS 2.440 Zainuddin Abdul Madjid pada hari Ahad tanggal, 15
orang, sebagai TNI/POLRI 161 orang, guru 353 orang, Jumadil Akhir 1372 H. bertepatan dengan tanggal 1
pensiunan 313 orang dan Pegadaian 4 orng. Maret 1953 M. di Pasncor Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat.108
2. Kehidupan Keagamaan Adapun yang melatarbelakangi berdirinya
Penduduk yang beragama Islam 69.003 jiwa, Katolik organisasi ini adalah karena melihat pertumbuhan dan
70 jiwa, Hindu 333 jiwa, Budha 12 jiwa. Sedangkan di perkembangan cabang-cabang Madrasah NWDI dan
Kecamatan Suralaga penduduk berjumlah 49.713 jiwa, NBDI begitu pesat, disamping perkembangan aktivitas
terdiri dari penduduk laki-laki 23.216 jiwa, penduduk sosial lainnya, seperti majelis dakwah dan majelis
perempuan 26.216 jiwa, dan yang beragama Islam 49.709 taklim dan lainnya. Untuk itu diperlukan suatu wadah
jiwa, sedangkan yang beragama Hindu 4 jiwa. Dari kedua atau organisasi yang mewadahi dan mengorganisir
kecamatan, penduduk aslinya adalah suku Sasak dengan segala macam bentuk kebutuhan dan keperluan
bahasa sehari-hari bahasa Sasak. pengelolaan lembaga-lembaga tersebut secara
Adapun jumlah rumah ibadah di kecamatan Selong: professional.109
masjid sebanyak 45 buah, mushalla/langgar 157 buah, Sebagai gambaran pesatnya perkembangan
pura 1 buah, dan gereja 1 buah. Sedangkan di Kecamatan cabang-cabang madrasah NWDI dan NBDI, pada
Suralaga: masjid sebanyak 48 buah, mushalla/langgar 115
buah, pura dan gereja sampai dengan penelitian ini 108Muhammad Noor - Muslihan Habib – Muhammad Harfin Zuhdi,
dilakukan belum ada. ‚Visi Kebangsaan ReligiusÅ Refleksi Pemikiran dan Perjuangan Tuan
Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904 – 1997,
Penerbit PT. Logos Wacana Ilmu bekerjasama dengan Ponpes
Nahdlatul Wathan, Jakarta, cet. 1 Juli 2004, hal 204.
109Ibid, hal. 205

150 151
tahun 1953 tercatat kedua madrasah tersebut telah Satu tahun lebih setelah pendeklarasian
memiliki 66 cabang yang tersebar di wilayah Pulau organisasi, pada tanggal 22-24 Agustus 1954 di Pancor
Lombok. Dari gambaran di atas, terlihat betapa Lombok Timur diadakan Muktamar I organisasi
perkembangan madrasah NWDI dan NBDI mengalami Nahdlatul Wathan, yang dihadiri seluruh pengurus
peningkatan yang cukup signifikan. Sehingga cabang madrasah NWDI dan NBDI serta para santri
dibutuhkan sebuah perangkat organisasi yang madrasah.
menaungi keseluruhan madrasah tersebut.110 Muktamar I Organisasi Nahdlatul Wathan,
Untuk mempersiapkan perangkat-perangkat berhasil mengambil keputusan-keputusan, sebagai
organisasi dimaksud, Tuan Guru Kyai Haji berikut:
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memerintahkan o Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Wathan.
beberapa orang muridnya, seperti H. Abdul Kadir o Biro-biro dalam kepengurusan PBNW.
Ma’arif, H. Abdurrahim, SH, H. Muhammad Yusi o Pengesahan Lambang Organisasi yang terpisah
Muhsin Aminullah, H. Muhammad Busyairy, dan H. dari lambing Madrasah NWDI.
Muhammad Sam’an Hafs untuk menyusun Anggaran o Penetapan kedudukan PBNW di Pancor,
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Lombok Timur.
melihat lambing orgasnisasi Nahdlatul Wathan.111 o Penetapan program kerja sama bakti 1953-
Setelah nama, AD/ART dan lambing organisasi 1958.113
dirampungkan, maka hari Ahad, 15 Jumadil Akhir Adapun susunan Pengurus Besar Nahdlatul
1376 H. bertepatan dengan 1 Maret 1953 M, organisasi Wathan masa bakti 1953-1958 adalah sebagai berikut:
Nahdlatul Wathan (NW) secara resmi dideklarasikan Ketua Umum : Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Zainuddin Abdul Madjid
Abdul Madjid di Pancor Lombok Timur, Nusa Wakil Ketua : H.M. Yusi Muhsin Aminullah
Tenggara Barat (NTB), yang dihadiri oleh pejabat Sekjen : H. Abdul Qadir Ma’arif
pemerintahan daerah Lombok, pimpinan Partai Wakil Sekjen : H. Moh. Bushairi
Masyumi daerah Lombok, pengurus cabang- Bendahara : Tuan Guru H.M. Saleh Yahya
cabangmadrasah NWDI dan NBDI se Pulau Lombok, Wakil Bendahara: Tuan Guru H. Alimuddin
para alumni dan murid-murid dari NWDI dan NBDI.112 Kemudian dalam rangka konsolidasi organisasi,
Nahdlatul Wathan telah melaksanakan rapat anggota
pada tingkat Ranting, konferensi untuk tingkat Anak
110Ibid, hal. 206
111Ibid, hal. 209
112Ibid 113 Ibid

152 153
Cabang, Cabang, Daerah, Wilayah dan Perwakilan. b. Organisasi Nahdlatul Wathan
Sedangkan untuk tingkat Pengurus Besar Sebagai sebuah organisasi formal, eksistensi
diselenggarakan Muktamar.114 Nahdlatul Wathan mendapatkan legalitas yuridis
Selanjutnya setelah mengadakan Muktamar I, formal berdasarkan akte nomor 48 tahunh 1957 yang
hingga meninggalnya Tuan Guru Kyai Haji dibuat dan disahkan oleh akte notaries Pembantu
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Nahdlatul Henrix Alexander Malada di Mataram. Akte ini
Wathan tercatat telah menyelenggarakan Muktamar 10 bersifat sementara, karena wilayah yuridisnya hanya
kali. Adapun tempat, tanggal dan tahun di Pulau Lombok, sehingga tidak memungkinkan
terselenggaranya Muktamar tersebut, adalah sebagai untuk mengembangkan organisasi keluar wilayah
berikut: yuridiksi tersebut.
? Muktamar I, tanggal 22-24 Agustus 1954 di Untuk itu, dibuat akte nomor 50, tanggal 25
Pancor. Juli 1966 di hadapan Notaris Sie Ik Tiong di Jakarta.
? Muktamar II, tanggal 23-26 Maret 1957 di Kemudian pengakuan dan penetapan juga diberikan
Pancor. oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.
? Muktamar III, tanggal 25-27 Januari 1960 di J.A.5/105/5 tanggal 17 Oktober 1960, dan dibuat dalam
Pancor. Berita Negara Republik Indonesia Nomor 90, tanggal 8
? Muktamar IV, tanggal 10-14 Agustus 1963 di Nopember 1960.
Pancor. Dengan legalitas akte kedua ini, maka
? Muktamar V, tanggal 29 Juli-1 Agustus 1966 di organisasi Nahdlatul Wathan mempunyai kekuatan
Pancor. hokum tetap untuk mengembangkan organisasinya ke
? Muktamar VI, tanggal 24-27 September 1969 di seluruh wilayah Republik Indonesia dari Sabang
Mataram. sampai Mereuke, sehingga setelah tahun 1960, maka
? Muktamar VII, tanggal 30 Nopember-3 terbentuklah Pengurus Nahdlatul Wathan di Bali,
Desember 1973 di Mataram. Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Daerah Istimewa
? Muktamar Kilat Istimewa 28-30 Januari 1977, Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-
Muktamar di Pancor. lainnya, bahkan sampai ke daerah Riau dengan status
? Muktamar VIII, tanggal 24-25 Februari 1986 di perwakilan.
Pancor. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 8
? Muktamar IX, tanggal 3-6 Juli 1991 di Pancor.115 tahun 1985 tentang keormasan yang antara lain berisi

114 Ibid, hal. 210 115 Ibid

154 155
tentang penerapan Azas Tunggal bagi semua Adapun sebagai landasan argumentasi
organisasi kemasyarakatan, maka Nahdlatul Wathan Nahdlatul Wathan menganut aqidah Ahl al-Sunnah wa
dalam Muktamar ke-8 di Pncor, Lombok Timur pada al-Jamaƒah ala Madzahib al-Imam al-SyafiƒI adalah:
tanggal 15-16 Jumadil Akhir 1406 H atau tanggal 24-25  Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan
Februari 1986 mengadakan peninjauan dan oleh Imam Tarmidzi dan Imam al-Bukhari dalam
penyempurnaan AD/ART organisasi. Perubahan Tarikh al-Kabir dan Syuƒab al-Imam, Abu Dawud,
AD/ART ini kemudian dikukuhkan dengan Akte Ibnu Huzaimah, Ibn Hibban dan lain-lain.
Nomor 31 tanggal 15 Februari 1987 dan Akte nomor 32,  Fakta sejarah menunjukkan bahwa mayoritas umat
juga tanggal 15 Februari 1987, yang dibuat dan Islam sedunia dari abad kea bad adalah Ahl al-
disahkan oleh Wakil Notaris Sementara Abdurrahim, Sunnah wa al-Jamaƒah dan bermadzhab dengan
SH. di Mataram. Dengan demikian, maka jelaslah salah satu madzhab yang empat dari sejak lahir
eksistensi dan legalitas formal organisasi Nahdlatul madzhab itu.
Wathan sebagai sebuah organisasi sosial  Umat Islam Indonesia sejak awal telah menganut
kemasyarakatan. 116
aqidah Ahl al-Sunnah wa al-Jamaƒah dan menganut
madzhab SyafiƒI sejak madzhab tersebut masuk ke
c. Aqidah, Azas, Tujuan dan Ruang Lingkup Indonesia.
Organisasi  Imam-imam hufadz al-Hadits yang telah hafal
Organisasi Nahdlatul Wathan menganut beribu-ribu hadits yang diakui oleh kawan atau
faham aqidah Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama€ah ƒala lawan akan keimanan, ketaqwaan dan keahlian
Madzahib al-Imam al-Syafi€i dan berazaskan Pancasila mereka, serta karangan mereka telah menjadi pokok
sesuai dengan Uandang-Undang Nomor 8 tahun 1985 dan dasar pegangan umat Islam sedunia sesudah
sejak awal berdirinya, organisasi berazaskan Islam dan Al-Qurƒan al-Karim, seperti Imam Bukhari, Imam
kekeluargaan. Azasnya berlaku hingga Muktamar ke-3, Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi, Imam
dan kemudian diganti dengan Islam Ahl al-Sunnah wa Baihaqi, Imam Nasaƒi, Imam Ibnu Majah, Imam
al-Jama€ah ƒala Madzahib al-Imam al-Syafi€a. Perubahan Hakim dan lain-lainnya dari ratusan Imam Ahl al-
ini terjadi mengingat khittah perjuangan kedua Hadits. Semuanya menganut aqidah Ahl al-Sunnah
madrasah induk, NWDI dan NBDI. wa al-Jama€ah ƒala Madzahib al-Imam al-Syafi€i atau
yang lainnya dari madzhab yang empat. Demikian
juga dari imam-imam dan ulama fiqkih, ushul,
tasawuf merekapun menganut aqidah Ahl al-
Sunnah wa al-Jamaƒah dan juga bermadzhab.
116 Ibid, hal. 211

156 157
 Jumhur ulama ushul menandaskan bahwa orang  Bulan melambangkan Islam
yang belum sampai tingkatan ilmunya pada  Bintang melambangkan Iman dan Taqwa
tingkatan mujtahid muthlaq maka wajib bertaqlid  Sinar Lima melambangkan Islam
kepada salah satu madzhab empat dalam masalah  Warna gambar putih melambangkan ikhlas dan
furu’syari’ah. istiqomah
 Fuqaha Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah mengatakan  Warna dasar hijau melambangkan selamat bahagia
bahwa bermadzhab bukanlah berarti membuang dunia akhirat.118
atau membelakangi Al-Qur’an dan Hadits seperti
tuduhan sementara orang, namun sebaliknya e. Hubungan Kerjasama
bermadzhab adalah benar-benar mengikuti Al- Nahdlatul Wathan sebagai organisasi social dan
Qur’an dan Hadits karena kitab-kitab itu adalah kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang
syarah dari Al-Qur’an dan Hadits itu sendiri. pendidikan, social dan dakwah Islamiyah, berusaha
 Imam Sayuti yang hidup pada awal abad 10 H yang mengadakan hubungan kerjasama yang baik dan
terkenal sangat ahli dalam berbagai disiplin ilmu saling menguntungkandengan semua pihak, baik
pengetahuan Islam. Karangan-karangan beliau dengan lembaga pemerintah, swasta, lembaga social
kurang lebih 600 buah kitab yang sangat penting kemasyarakatan lainnya, baik nasional maupun
dan bernilai tinggi di kalangan Islam. Beliau internasional. Hubungan kerjasama ini dilakukan
memperoleh gelar “Amir al-Mukminin Fi al-Hadits” sepanjang tidak merugikan organisasi Nahdlatul
(raja umat Islam dalam ilmu hadits) karena beliau Wathan dan dilakukan dalam rangka meningkatkan
telah menghafal ratusan ribu hadits. dan memelihara ukhuwah Islamiyah maupun
 Madzhab Syafi’I dilihat dari segi sumber atau ukhuwah basyariyah serta perdamaian dunia.
dasarnya, lebih unggul dibandingkan dengan Di samping itu kerjasama ini dilakukan
madzhab-madzhab yang lain.117 dalam rangka menghidupkan semangat gotong-royong
atau tolong-menolong beramal shaleh di tengah-tengah
d. Lambang Organisasi masyarakat untuk mencapai persatuan dan kesatuan
Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan adalah bangsa dan mewujudkan cita-cita pembangunan
“Bulan Bintang Bersinar Lima”, dengan warna gambar nasional. Namun, organisasi ini tidak berafiliasi dan
putih dan warna dasar hijau. Lambang ini memiliki
makna, sebagai berikut:

117 Ibid, hal. 212-214 118 Ibid, hal. 215

158 159
tidak merupakan representasi dari partai politik dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengurus Besar
organisasi sosial manapun.119 dan restu Dewan Mustasyar Pengurus Besar.

f. Badan-Badan Otonom Organisasi g. Jargon Organisasi


Organisasi Nahdlatul Wathan merupakan Organisasi Nahdlatul Wathan memiliki jargon
organisasi kader yang memiliki badan-badan otonom yangfundamental upaya membangkitkan semangat
sebagai wahana pengkaderan bagi kader-kader perjuangan Islam dan Kebangsaan. Jargon ini sebagai
organisasi di masa depan. Badan-badan otonom refleksi dari essensi perjuangan kedua madrasah
tersebut, terdiri dari: induk, yakni Madrasah NWDI dan NBDI, dan
 Muslimat Nahdlatul Wathan (Muslimat NW) Pesantren al-Mujahiddin. Jargon ini tersimpul dalam
 Pemuda Nahdlatul Wathan (Pemuda NW) kalimat ‚Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan TaqwaÅ
 Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW) Secara historis munculnya jargon ini
 Himpunan Mahasiswa Mahasiswa Nahdlatul merupakan perpaduan gagasan antara Drs. H. I. G.
Wathan (HIMMMAH NW) Wiresentane (Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul
 Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW) Wathan periode 1986-1991) yang menghendaki agar
 Jam’iyatul Qura’wal Huffazh Nahdlatul Wathan warga Nahdlatul Wathan dan gagasan Tuan Guru Kyai
 Ikatan Sarjana Nahdlatul Wathan Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang
 Ikatan Puteri Nahdlatul Wathan (Nahdiyat NW), menegaskan bahwa pokok perjuangan nilai-nilai
dan keimanan dan ketaqwaan. Dari penggagas pertama
 Badan Pengkajian, Penerangan dan Pengembangan lahirlah pernyataan ‚Pokoknya NWÅ dan dari yang
Masyarakat Nahdlatul Wathan (BP3M) Nahdlatul kedua melahirkan pernyataan ‚Pokoknya NW, Iman
Wathan120 dan Taqwa”121
Badan-badan otonom ini amsing-masing
mempunyai AD/ART yang tidak boleh bertentangan 2. Perkembangan NW Pasca Alm. Tuan Guru Kyai Haji
dengan AD/ART Organisasi Nahdlatul Wathan. M.Zainuddin Abdul Madjid
Badan-Badan otonom ini bilamana hendak a. Nahdlatul Wathan Menurut Persepsi Anjani
mengadakan hubungan atau tindakan keluar harus Penggagas berdirinya NW adlah Syekh Abdul
Nadjib, mengapa beliau menggagas karena pada tahun
1952 Madrasah-madrasah yang namanya Nahdlatul
119 Ibid, hal 216
120 Ibid, hal. 216-217 121 Ibid, hal. 217-218

160 161
Wathan Diniyah Islamiah (NWDI) punya wilayah Menurut petunjuk beliau bahwa semua hal-
berjumlah 66 Madrasah didirikan oleh para tokoh hal yang berkaitan dengan pekerjaan harus
terasa kesulitan untuk mengkoordinir sehingga ini dipertanggungjawabkan dengan benar. Pada mulanya
yang mendorong beliau untuk menggagas madrasah-madrasah cabang itu semua punya nama
mengkoordinasikan, mempertanggungjawabkan sendiri, kemudian pada akhirnya masing-masing
madrasah yang tersebar di wilayah pada waktu itu. madrasah tersebut harus mencantumkan nama NW
Kemudian rencana beliau sampaikan kepada sesuai pesan beliau. Karena beliau setiap hari
gurunya yang berada di Makkah yang sangat beliau kegiatannya mengajar dan berdakwah dari madrasah
kagumi yaitu Syekh Hasan Al Maksab. Beliau yang satu ke madrasah yang lain dan dari masjid yang
merespon gagasan ini dengan baik, bahkan ketika satu ke masjid lainnya maka oleh murid-muridnya
beliau menyampaikan gagasan rencana memberikan beliau diberikan julukan “Abdul Mandarisir Masyajid”
nama yaitu NW, guru beliau menyampaikan apakah Pada awalnya mendirikan masjid namanya Al-
sebaiknya Nahdlatul Diin saja. Beliau mengatakan Mujahidin, kegiatannya ada wirid-wiridan, setelah
bahwa NW itu diambil dari nama madrasah yang beliau kembali dari Makkah pada tahun 1934, beliau
beliau dirikan, Diniyah Islamiyah yaitu NW yang mulai memberikan pengajaran pada anak-anak, hal
azasnya Din yaitu Dinul Islam jadi pergerakan bangsa tersebut sudah digunakan dengan alat-alat papan tulis,
yang berazaskan Islam sehingga alasan begitu diterima kapur, yang pada waktu itu dikatakan masih tabu di
oleh beliau, kemudian langsung beliau umumkan antara lingkungan daerahnya. Dalam melaksanakan
didirikan pada tanggal 1 M aret 1953. Beberapa pengajaran kepada murid-muridnya baik laki-laki
tamatan madrasah berkata pengkaderan beliau pada maupun perempuan banyak tantangan yang dihadapi
umumnya langsung bisa mendirikan madrasah di diantaranya difitnah, dibilang kafir dan macam-macam
tempatnya masing-masing, baik di kecamatan- yang ditemui. Mata pelajaran yang diberikan kepada
kecamatan, desa-desa, dusun-dusun. Kemudian juga anak-anak diberikan mata pelajaran : berpidato, tarekh
menyantuni anak-anak yatim berjalan hingga sampai (sejarah).
sekarang. Para alumni setelah pulang mereka punya Di Lingkungan Masyarakat Lombok pada
semangat untuk mendirikan perjuangan ini di dalam waktu itu animonya sangat besar untuk menitipkan
maupun luar daerah, kadang-kadang yang berada di putera-puterinya belajar di masjid, sehingga para
luar daerah sperti di Kalimantan, Sulawesi,setelah tokoh, pemuka desa dalam bahasa Sasaknya disebut
pulang melapor di wilayah yang mereka singgahi Kramadesa bermusyawarah mengemukakan gagasan,
sudah didirikan madrasah. untuk mendirikan madrasah. Beliau waktu itu
diberikan 2 (dua) pilihan yaitu : Kalau tetap jadi Imam

162 163
jangan dirikan madrasah atau kalau mendirikan ? Yakin dalam berjuang artinya yakin dalam
madrasah maka berhenti menjadi Imam. kebenaran apa yang diajarkan benar
Maka beliau memilih yang nomor dua yaitu ? Ikhlas melaksanakan perjuangan artinya berjuang
mendirikan madrasah, dengan alasan karena madrasah dengan semangat yang tinggi.
tempat untuk meningkatkan derajat umat lewat ? Istiqomah
pendidikan. Pada waktu itu adalah beliau satu-satunya Tantangan yang beliau hadapi adalah berupa
orang Lombok (orang Sasak) yang sudah menamatkan yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan seperti
pelajarannya melalui sistim madrasah yang beliau sihir, dan lain-lainnya. Kenapa sampai bisa beliau
tamatkan dari madrasah syalafiyah. Menurut beliau mengembangkan yaitu seperti yang tadi disebutkan
hukum mendirikan madrasah adalah fardu ‘ain yaitu gerakan gerakan dari kita sendiri atau dorongan
walaupun tantangannya sangat dahsat. Disamping itu dari yang lain, seperti pengkaderan berhasil sehingga
menurut beliau masyarakat di lingkungannya pada semangat para alumni tetap mendukung untuk
waktu itu masih serba mundur maka untuk mengembangkan seperti contoh ada anggota NW yang
memajukannya harus dengan pendidikan. ikut program transmigrasi, sampai ditempat tujuan
Wilayah organisasi anggotanya terdiri dari mereka akan mengadakan kumpulan doa, dibaca
warga madrasah itu dan masyarakat lingkungannya, bersama-sama dengan tata cara berdoa yang telah ada.
dalam pendiriannya ini lengkap aktenya ada. Pada Kadang dengan bentuk membaca syair, hingga
tahun 1963 setelah shalat Jum’at rombongan beliau akhirnya masyarakat mengikutinya, setelah berjalan
datang dari tingkat ranting-ranting, masjid-masjid dan akhirnya menjadikan kegiatan rutin.
ada papan nama yang ditempatkan di pertigaan jalan Setelah berjalan apa yang mereka lakukan
dengan lambangnya “bulan-bintang”. Hingga sampai nantinya ada tujuannya yaitu untuk membangun
sekarang NW mempunyai kepengurusan di wilayah Pondok Pesantren atau madrasah, sebagai contoh
NTT, Bali dan perwakilan pengurus daerah-daerah, di mengapa NW bisa sampai ke Batam, karena warga
Jakarta,Sultenggara, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Kaltim, NW itu banyak seperti TKI yang pada akhirnya
Kalsel, di Banten (Tanggerang), Bogor bahkan di Irian. terdampar sampai di Batam, dimana mereka berada
Timbul pertanyaan mengapa bisa cepat tinggal disitu mereka tetap mengadakan pengajian
berkembang ke seluruh wilayah tanah air di Indonesia, yang terus menerus, itikab dan lain-lain maka,lama-
hal itu mungkin karena keikhlasan beliau. Dalam kelamaan penduduk asli tertarik, akhirnya mengikuti
perjuangan pengembangan ajaran beliau sangat pesat dan berkembang.
karena : Ada struktur organisasi, ada penyuluh
wilayah,penyuluh daerah di Kab/Kota, pengurus desa,

164 165
kelurahan sampai ditingkat dusun atau lingkungan, tidak disetujui oleh Ketua Pengurus Besar NW pada
ditingkat yang belum ada pengurus seperti dibentuk waktu itu dan tidak tahu masalahnya apa.
program-program disamping ada otonom sebanyak 7, Dalam mengatasi masalah krisis ini maka
yaitu 1. Nahdliyat NW, 2. Muslimat NW, 3. Ikatan perlunya diadakan Muktamar yang diadakan di Praya.
Pelajar NW, 4. Himpunan Mahasiswa NW, 5. Pemuda Calon Ketua Hj. Siti Raihanun yang muda dan Raihun
NW, 6. Persatuan Guru NW dan 7. Ikatan Sarjana NW. yang tua dengan perbandingan suara 54 untuk Hj. Siti
Adapun Lembaga NW terdiri 1. Jamaah Wirid NW, 2. Raihanun (Umi) sedangkan 34 suara untuk Hj. Raihun
Jam’iyatul Qurro Wal Huffaz NW, 3. Badan sehingga terjadi selisih suara 20, jumlah suara
Pengkajian, penerangan, dan pengembangan keseluruhan 88. Adapun suara-suara yang datang dari
Masyarakat NW, 4. Barisan Hizbullah NW, 5. Pengurus Cabang Daerah sebagian besar mendukung
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji NW. Hj. Siti Raihanun (Umi), sedangkan Legislatifnya
Selain dari pada ini pengurus besar (PB) ini mendukung Raihun. Pimpinan Muslimat NW yang
ada Dewan Mutasar, ketika Ustad Husin Muksin berasal dari luar NTB semua mendukung Hj. Siti
pernah menjadi Ketua Pengurus Besar di Rois Aam, Raihanun. Semua hasil Muktamar Praya X ini ditulis,
beliau menjadi Dewan Rois Aam Dewan Mutasar diarsipkan secara rapih sampai sekarang masih ada.
sampai beliau wafat 1997. Setelah Muktamar Praya yang ke X pada bulan Juli
1998 ini, kemudian pendirinya wafat yaitu Drs. H. Lalu
b. Sebab pindahnya Hj. Siti Raihanun dan Gede Wirasentana. Pada awal pencalonan sebagai
kelompoknya ke Anjani : ketua status perempuan tidak dipermasalahkan tetapi
Setelah beliau wafat pada bulan Oktober setelah perhitungan suara ternyata Hj. Siti Raihanun
tahun 1997 kemudian diadakan Muktamar Praya pada (Umi) menang hal ini baru dipermasalahkan.
awal Juli tahun 1998, dari Dep. Agama yang hadir Alasan tidak setuju menolak hasil Muktamar
Sekretaris Jenderal Drs. H. Marwan Saridjo mewakili itu karena Mazhab Syafi’I tidak membolehkan
Menteri Agama, Pak H. Dahlan sebagai Ketua pemimpin adalah perempuan. Dan ada beberapa
Pengurus Besar NW pada waktu itu diantaranya ada peserta dari pihak Hj. Siti Raihanun setelah kalah
yang diskorstsing karena bagaimana nanti mereka meninggalkan ruangan. Untuk mengatasi hal
hubungannya putus dan pertanggungjawaban di ini sebagai pimpinan diserahkan kepada Pengurus
akhirat, minta agar supaya dikembalikan, kemudian Besar untuk menggantikan sebagai pimpinan. Diantara
akhirnya mengadakan rapat Dewan Mutasar dengan pengikut Hj. Siti Raihanun yang keluar ruangan tidak
keputusannya bisa diterima kembali. Tapi hal ini yang semua, diantaranya masih ada yang terus mengikuti
Muktamar, dia masih muda-muda,jujur, tidak emosi,

166 167
dia itulah yang diserahi pimpinan oleh Umi untuk yang aktif. Sejak tahun 1977 Drs. H. Djalaluddin yang
memimpin Muktamar. aktif memimpin di perguruan tinggi, dosen, ada yang
Dalam pelaksanaan Muktamar ini ada pihak- memimpin Tuanku Guru. Setelah 20 tahun berkat
pihak yang sengaja berusaha untuk menggagalkan pengkaderan beliau TGK. Haji Zainuddin Abdul
hasil-hasil Muktamar itu, tetapi pemerintah tidak mau, Madjid dari perguruan tinggi ini ada yang meneruskan
protes tersebut harus membatalkan hasil Muktamar belajarnya di luar negeri seperti di Mesir, Makkah dan
karena perempuan tidak dibenarkan menjadi menamatkannya.
pemimpin, kemudian dijawab bahwa yang tidak boleh
adalah perempuan menjadi imam shalat, jadi presiden, c. Peristiwa Terjadinya Kerusuhan :
hakim perkara pidana. Setelah Muktamar Praya pada bulan Juli
Dari Lombok Tengah mengusulkan bagaimana 1998 bahkan sebelumnya disitu banyak pendukung
nanti kita pilih dalam Muktamar, itupun periodenya Muktamar Praya ada gejala-gejala akan mengusir dari
sudah lewat 5 tahun, tidak dijawab langsung, datang kelompok Anjani (Hj.Siti Raihanun) ketika masih
lagi ketua tadi kemudian beliau menjawab kalau berada di Pancor, akhirnya pada bulan September 1998
disetujui orang banyak dipersilahkan kata beliau. terjadi bentrok, terjadi pengrusakan, pembakaran dari
Beda dengan presiden sebetulnya menurut orang-orang yang tidak setuju pada hasil Muktamar
pendapat saya bahwa perempuan itu tidak masalah Praya, adapun sasaran pembakaran ditujukan kepada
kalau Cuma untuk mengurus organisasi, yayasan, pendukung-pendukung Muktamar Praya, orang-orang
sekolah, jadi itu hanya mengada-ada, jadi kelihatannya yang berasal dari luar yang tinggal di situ yang
mereka tidak puas dengan itu lalu mengadakan memang ditugaskan mengajar di situ (Pancor).
€Muktamar ReformasiÅ dengan pakai deklarasi, Korban-korban diantaranya ada yang masuk
kemudian ketua umumnya meninggal yaitu Pak rumah sakit, dan ada yang sampai ke pengadilan.
Maksum. Setelah pasca terjadinya kerusuhan berakibat
Mestinya bukan tidak setuju tapi jangan kekacauan dalam proses pendidikan, sampai diadakan
sama nama, contoh pada awal setelah Muktamar rapat empat kali hasilnya tidak adanya solusi akhirnya
Reformasi dipakai nama NW Reformasi yang dipimpin pada bulan Oktober 1998 setelah shalat jum’at
oleh anaknya Hj. Siti Raihanun yaitu yang bernama kelompok Hj. Siti Raihanun memutuskan untuk
Tuanku Guru Muda Haji Zaenal Madjedi,MA, tetapi meninggalkan Pancor pindah ke Anjani. Barang-
setelah sekian lama nama reformasi tidak ada lagi. barang yang dipindahkan diantaranya inventarisasi
Setelah selesai Muktamar Praya sebagian barang, arsip-arsip yang ditempatkan di dalam
besar dari pendukung Praya itu dari kalangan Anjani karung-karung diangkut dengan truk-truk.

168 169
Pada waktu itu dalam perkembangan  Tidak melihat azas-azas yang sudah ada pada
berikutnya Institut Perguruan Tinggi NW yang NW;
semula jumlah mahasiswanya ada seribu, kini  Tidak adanya saling rasa kesadaran.
tinggal sekitar empat orang saja, dosen-dosennya Perpindahan kampus dari Pancor ke Anjani.
pindah tinggal tersisa ada beberapa orang saja. Rencana perpindahan pada awalnya mensurvai
Hasil Muktamar Praya : lokasi ada dua pilihan tempatyang dituju, yaitu:
 Hj. Siti Raihanun sebagai pemimpin NW;  Pada awalnya direncanakan di daerah Kalijaga
 Di pihak lain merasa tidak puas; tempat beristirahat, tempat ibukota kecamatan.
 Timbul kerusuhan.  Pilihan kedua di Anjani, daerah ini semula belum
Anjani siap bersatu bila kriteria di bawah ini tergambar (terencana).
dilaksanakan: Dalam pencarian lokasi untuk perpindahan
 Tetap membuka pintu tetapi tetap pada azas ini sampai pernah terjatuh pada tanah tandus,
anggaran organisasi NW; setelah kesana kemari untuk menentukan lokasi
 Taat pada wasiat pendiri NW; tersebut, dilaksanakanlah istikharah, minta
 Mengikuti tuntunan organisasi, seperti dalam petunjuk dulu kepada Yang Maha Esa, maka setelah
bentuk syair-syair dan puisi beliau yang telah mendapatkan petunjuk jatuhlah pilihan lokasi di
disusun; daerah Anjani. Anjani dalam bahasa Arab artinya
 Apa kata beliau bahwa Pengurus Besar adalah ‚Semoga Dia menyelamatkan sayaÅ.
satu bukan dua atau telu. Mendirikan pondok ini dari modal awal,
Semua itu sudah diatur, Pengurus Besar itu rencana akan membeli lokasi lain tetapi tidak ada
sudah ada mengapa mendirikan lagi yang lain. biaya (uang), maka dengan tekad dan niat yang
Untuk itu tunggu saja kurun waktu lima tahun yang kuat dengan swadaya masyarakat, akhirnya Tuan
akan datang, jadi pihak Anjani siap mau bersatu Guru yang di Kalijaga menyanggupi itupun
tetapi tetap pada azas, taat pada wasiat dan dananya sedikit demi sedikit dikumpulkan. Dana
anggaran dasar. Menurut pihak Anjani setelah tersebut lama sekali dapat terkumpul, pada dana
Muktamar Praya ke X itu sudah syah mengapa tersebut sangat segera dibutuhkan. Akhirnya
harus mendirikan yang lain. dengan doa yang pernah dilakukan waktu yang
Kendala-kendala tidak adanya kesatuan, yaitu: lalu, akhirnya secara tidak diduga dana terkumpul
 Tidak adanya rasa puas; dengan jumlah yang tidak bisa dihitung. Maka pada
 Mau menang sendiri; saat itu pondok tersebut dapat berdiri yang
dipenuhi murid-murid dan santri-santrinya.

170 171
setelah suami Hj. Siti Raihanun yaitu Drs. Lalu Gede
d. Nahdlatul Wathan menurut versi Pancor. Wirasentana meninggal dunia menikah lagi dengan
Setelah satu tahun beliau meninggal pada Drs. H. Abdul Hayyi Nukman mantan Kepala
tanggal 21 Oktober 1997 kendali organisasi NW Kantor Departemen Agama Lombok Timur, sampai
yang terbesar di Lombok dipegang oleh Drs. H. sekarang menjadi pengurus besar NW Anjani.
Lalu Gede Wirasentana suami Hj. Siti Raihanun, Sebagian besar masyarakat Lombok
baik kendali organisasi, administrasi dan lainnya. mengharapkan kepengurusan NW Anjani dengan
Setelah selama 1 tahun beliau baru diadakan Pancor ini dapat bersatu kembali seperti semula,
Muktamar Praya X di Lombok Tengah. Adapun khususnya pemimpin-pemimpin NW tingkat teras
calon pimpinan ada 2 yaitu Hj.Siti Raihanun dan Hj. atas, adapun pengikutnya yakin dapat bersatu tapi
Siti Raihun yang dimenangkan oleh Hj.Siti pangkalnya pada pimpinan tertinggi. Dari pihak
Raihanun dengan perbandingan suara 54 untuk Anjani mengatakan bahwa bersatu kembali kalau
Hj.Siti Raihanun dan 34 suara untuk Hj.Raihun semua pihak mengakui hasil Muktamar Praya X.
jumlah keseluruhan 88 suara. Pernah juga Alm. TGK. Haji Muhammad
Anggota rapat yang mendukung pihak yang Zainuddin Abdul Madjid seperti disebutkan diatas
menang meneruskan mengadakan rapat pengurus, bahwa untuk mempersatukan ini maka dikawinkan
sedangkan pihak yang kalah pro-kalah antara anak Hj. Siti Raihanun dengan anak Hj. Siti
meninggalkan rapat ruangan, memang yang Raihun untuk menghindari perpecahan, tapi
menguasai rumah tangga NW adalah yang muda malang tak dapat diraih, mujur tak dapat ditolak,
Hj.Siti Raihanun, sejak itulah timbul benih-benih setelah pernikahan berjalan 1 tahun, pernikahan
perpecahan. tidak dapat dipertahankan terjadi perceraian,
Dampak dari perpecahan ini sampai ke padahal pada waktu acara pesta pernikahan itu
pelosok-pelosok daerah, sampai pada waktu luar biasa meriahnya.
peringatan organisasi ulang tahun NW terjadi
pertumpahan darah bulan Agustus 2003. e. Nahdlatul Wathan keterlibatannya dengan partai
Secara kebetulan yang menguasai madrasah politik.
adalah yang pro-kalah (Hj. Siti Raihanun), Antara Anjani dan Pancor adalah sama-sama
kemudian Madrasah induk ini dipertahankan betul- penganut Ahlu Sunnah wal Jamaah Madzhab Imam
betul, pada akhirnya kelompok yang menang (Hj. Syafi’I, tetapi dalam tahun 2000 pihak Anjani
Siti Raihanun) pindah dari Pancor ke Anjani kurang berpihak pada Partai Bintang Reformasi (PBR)
lebih 10 km2 dari Pancor. Satu tahun kemudian diantaranya salah satu puteranya yang bernama

172 173
TG. Muda Haji Zainuddin Sani tamatan dari melaksanakan ulang tahun pada tahun 1977 antara
Mesir (Kairo) terpilih menjadi anggota DPR Pusat Anjani dan Pancor masing-masing mengadakan
sebagai Ketua Komisi E bidang Pendidikan dan sendiri-sendiri, pengguna jalan memakai jalan
Kesehatan. alternative karena situasi macet total. Masing-
Sedangkan pihak kelompok Pancor yaitu Hj. masing antara Anjani dan Pancor mempunyai
Siti Raihun berpihak pada Partai Bulan Bintang Pengurus Besar NW karena dua-duanya oleh
(PBB) diantaranya puteranya yang bernama Tuanku Pemerintah Daerah Lombok Timur diakui dan dua-
Guru Muda Haji Zaenal Madjedi, MA juga duanya terdaftar. Antara Anjani dan Pancor
menjadi anggota DPR Pusat. Partai Masyumi pada mempunyai lambang yang sama, pengamalan
awalnya dibawa oleh alm. TGK. Haji Muhammad agamanya juga sama, segala-galanya sama tidak ada
Zainuddin Abdul Madjid selaku pendiri NW yang perbedaan, yang beda hanya politiknya yang belum
pada waktu itu hubungannya dengan pemerintah bisa diselesaikan.
sangat baik, di Lombok Timur pada waktu itu
belum terbentuk, meskipun sudah ada tokoh- g. Wasiat yang pernah diucapkan Tuan Guru Kyai
tokohnya di Lombok. Kepemimpinan Masyumi Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
kebanyakan dari Muhammadiyah. Dari segi Pada waktu meninggalnya Alm. TGK.
madzhabnya memang berbeda tapi dari segi politik Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
sama dengan pusat, beliau berkata bahwa memang tidak ada wasiat diantaranya kedua putrinya
pemimpin yang baik adalah harus berpolitik yaitu untuk menjadi pimpinan Muktamar Praya pada
Masyumi itu, sedangkan sekarang kita menjalankan
tahun 2002, sedangkan beliau meninggal pada
syariat karena madzhab, kalau kita tidak
tahun 1997.
menjalankan itu artinya akan bertolakbelakang
dengan madzhab, tapi ini akan lebih dominan
Jangankan wasiat untuk itu, ketika beliau
dengan Masyumi, dan sekarang latarbelakang menjadi Amir Haj Indonesia Timur ia
sejarahnya disambung oleh ÅPutera Mahendra‚ itu. meninggalkan kedua anaknya, beliau
meninggalkan wasiat tertulis di papan tulis
f. Perkembangan Nahdlatul Wathan Pancor dan dengan disaksikan oleh puluhan ribu umatnya,
Anjani artinya meninggalkan pesan-pesan, itu bisa
Antara Anjani dengan Pancor kelihatannya dibayangkan secara akal sehat seperti halnya:
tidak terjadi perseteruan artinya untuk situasi ? Maklumat mengeluarkan suatu wasiat kepada 5
sekarang ada istilah ÅPastabikul khair‚. Dalam (lima) orang yang bukan merupakan keluarga,

174 175
karena kita tahu persis itu orang yang ahlisir Dikatakan bahwa pengkodisian itu memang
artinya orang yang ahli menyimpan rahasia, dalam bacaan kita, hal ini sudah kami ajak berdialog
ternyata mereka mengatakan tidak pernah ada, secara terbuka kepada masa-masa yang berada di
tetapi mengapa memberikan kepada 5 (lima) Anjani itu. Mari kita cari kalau ada dalil di dalam
orang yang relative muda dan selama ini tidak madzhab Syafiƒi yang membolehkan kepemimpinan
pernah diberi tanggungjawab dan hanya sebatas seorang wanita, kita akan dengan senang hati
mengajar saja (Guru/Mahaf). mengakui, tetapi kalau semua melarang dan tidak
? TG. Muda Haji Zaenal Madjedi, MA tidak ada yang membolehkan, anda juga harus mengakui
mengatakan itu tidak mungkin terjadi, mungkin dengan terus terang, tidak ada seorangpun yang
bisa terjadi kapan saja, namun beliau tidak membolehkan, (maksud TG. Muda Haji Zaenal
mengatakan apa-apa, tetapi ketika itu dinamakan Madjedi, MA kalau memang begitu memang tidak
wasiat untuk menyerahkan NW, menurutnya itu ada yang membolehkan). Kita ajukan ke mereka
merupakan pertanyaan besar. memang tidak ada yang membolehkan, dia
Pernah beliau berkata bahwa “Apa-apa ning mengatakan bahwa ini lain urusannya.
gawe … bermusyawarah” artinya jangan lupa Jadi di dalam satu hal ini mereka bertasar
beritahu kepada Hj. Siti Raihanun (saudaranya) tetapi didalam hal-hal lain sangat ketat memegang
yang selama ini beliau hanya sebagai ibu rumah kitab menurut Syafiƒi. Kita ingin konsisten, terus
tangga dan tidak pernah tampil di organisasi, beliau terang saya melihat bahwa kebolehan dari
mengatakan itu merupakan himbauan agar Hj. Siti kepemimpinan itu bagi orang yang membolehkan
Raihanun dilibatkan jangan sampai ditinggalkan, Mazhab Hanafi, atau yang lain itu selalu
bukan berarti semua diserahkan begitu saja. mengkaitkan dengan fafah yang menurut saya tidak
Coba hal tersebut ditafsirkan oleh pihak ada. Bukan berarti kalau kita menyayangi seseorang
yang lebih netral untuk disampaikan kedua bukan berarti memberikan tanggung jawab yang
anaknya masing-masing memperoleh perhatian dari melebihi kemampuannya, justru ditempatkan pada
umat, rupanya itu tidak sesuai dengan kemauan posisi yang paling tepat.
mereka tetapi tetap mereka mengatakan bahwa Hal ini, karena juga dipengaruhi oleh
sudah harga mati bahwa Muktamar Praya adalah propokasi yang luar biasa, pernah dirintis dialog,
sah, itu suatu hal bahwa itu sudah diwariskan dipengaruhi jangan mau-jangan mau, bahkan
pemilihan, ditekankan bahwa yang tidak setuju pernah ada pawai perdamaian dan ternyata kandas.
tidak dijadikan peserta dalam Muktamar tersebut. Bahkan pada waktu itu saya berikrar kita damai
selesai, bahkan kalau perlu kita formalkan. Dari

176 177
beberapa generasi muda kita menerima, akhirnya Diceritakan ketika pecah keributan pertama
tidak ada respon dalam upaya ini sehingga dia kali dengan skala yang besar itu malam-malam
otoriter kalau mengatakan tidak ya tidak. langsung di minta dating Bupati untuk membantu
Tuan Guru Muda Haji Zaenul Madjedi, MA menyelesaikan. Dari pihak Pancor yang datang
pernah belajar di Kairo, salah satu faedahnya putera Hj. Siti Raihun yaitu TG. Muda Haji Zaenul
mempelajari bagaimana dewasanya untuk Madjedi, MA, dari pihak Anjani perwakilan yaitu
perbedaan pendapat walaupun mazhab di Negara Pak Syafari orang kedudukan ketiga di Anjani yang
itu Mazhab Hanafi tetapi pengalaman Mazhab tidak bisa mengambil keputusan langsung ketika
Syafiƒi. Jadi sudah demikian itu ciri perbedaan- akan dimintai keputusannya harus menunggu
perbedaan bahwa keyakinan menghargai perbedaan disampaikan dulu keatasannya di Anjani. Karena
yang saya bawa ke sini. tidak ada jaminan sehingga membuat konflik
Dengan adanya pengajian-pengajian Insya panjang, akhirnya sekarang timbul perubahan
Allah tidak akan pernah menyinggung perbedaan cukup drastic dari masyarakat, bahwa mereka yang
internal itu, yang saya ingin sampaikan bagaimana suka berantem, berkelahi, cara-cara seperti itu akan
kita saling menghargai dan meletakkan antara ditinggalkan.
Pancor dengan Anjani ini dalam kontek pastabikul Kemudian kita ingin mereka berubah sesuai
khair, saya juga ketika melihat pertentangan ini saya dengan keyakinan, kita dakwah tetapi bukan berarti
coba ishlah, dalam pemahaman saya itu bisa melalui kita kendor, tidak tetapi kalau ukuran saya kita
: Tatanan elit NW dan tatanan masyarakat itu dalam hal ini tetap disisi lain kita tetap amalkan
sendiri. Ahlusunnah wal Jamaah dan Mazhab Imam SyafiƒI,
Ternyata sekarang masyarakat itu masih kemudian yang lain pada hak-haknya, Cuma
mempunyai fitrah karena dia tidak terlalu banyak sebagian orang merasa terganggu kalau kita bisa
kepentingan-kepentingannya, kepentingannya bermuamalah dengan baik, jadi dulu pernah
hanya ngaji, mencari kebaikan, menambah ilmu, dikecam karena saya mengikuti pengajian di Masjid
sehingga ketika disentuh dengan ajakan untuk Muhammadiyah. Saya bilang apa ada agama yang
berdamai mereka mudah. Justru semua terletak di melarang, saya ke Masjid Muhammadiyah itu
kalangan elit NW ada yang menerima , ada yang bukan minta uang tapi memberikan pengajian
masih malu-malu, ada yang masih keras-keras, karena diundang. Kenapa orang mengundang kita
yakin ketika ada desakan dari umat untuk berdamai memberikan pengajian karena dia mengharap
itu akan ditinggalkan. kaidah dari kita, itu suatu penghargaanyang baik.

178 179
Dengan sebab pengajian di Masjid Muhammadiyah dari aku” artinya aku mendoakan lebih alim seribu
saya bisa membaca salawat di masjid itu. kali dari pada aku.
Justru secara substansial kita itu diundang Kalau kita pilih partai politik Partai Bulan
artinya kita menghormati, membuka diri, kalau Bintang (PBB), itu mungkin disalah satu sisi kita
orang lain membuka diri pada kita maka kitapun mengatakan bahwa itu merupakan upaya untuk
membuka diri mengumpulkan identitas kita bukan menyambung masa lalu waktu beliau menjadi
berarti komit pada NW. Coba anda lihat ketika anggota Konstituante Nasional, tapi disisi lain terus
masuk ke lingkungan politik, bahwa dakwah beliau terang menurut saya secara pribadi dan beberapa
selama ini selalu baik, coba kita ngaji,dia teman memang kita ada respek terhadap sikap
mengatakan tidak ada tokoh Islam yang saya politik Indonesia terus terang kita mengatakan
kagumi selain Muhammad Nasir, kita tahu bahwa bahwa kami pasti memperjuangkan partai ini.
Muhammad Nasir jangankan kawan lawanpun
kagum pada beliau itu. Apa sekarang tanggung h. Upaya untuk mempererat kembali hubungan
jawab kita, tokoh yang menjembatani rujuk untuk kekeluargaan
perdamaian itu ada seperti dari NU, ada dari TGK. Haji Zainuddin Abdul Madjid
Pemerintah, Gubernur, Bupati, tetapi tentu tidak menikah dengan istri pertama berasal dari desa
seperti cerita bertepuk sebelah tangan, ibaratnya Kelayu mempunyai anak bernama Raihun
dari pihak sini (Pancor) dekat di sana seperti mau bertempat tinggal di Pancor, seorang sarjana
lari, tetapi saya tetap optimis pada masyarakat pendidikan menikah dengan Drs. H. Djalaluddin
sekarang bahwa masyarakat itu merasa dan akan mempunyai anak tujuh orang, 3 putra dan 4 putri
mengerti fakta ini, fakta NW sehingga banyak yang salah satunya menjadi tokoh penerus
perubahan-perubahan dan saya juga melihat bahwa almarhum bernama TGK. Haji Zaenal Madjedi, MA.
pihak saudara kita Anjani banyak semakin dewasa Setelah cerai dengan Drs. H. Djalaluddin menikah
artinya kita mendengar sekarang nada-nada lagi dengan Drs. H. Subeli mempunyai anak satu
pengajian yang positif. TG. Muda Haji Muhammad perempuan. Sedangkan istri yang kedua ibunya Hj.
Abdul Madjedi, MA. memberikan motifasi langsung Siti Raihanun berasal dari Jenggik. Hj. Siti Raihanun
dan beliau memberikan dasar cikal bakal NW serta menikah dengan suami (I) Drs. H. Lalu Gede
akan diidolakan di masa akan dating. Sebetulnya Wirasentana mempunyai anak 5 orang yaitu putri 2
beliau itu memberikan motifasi kepada kita, beliau orang, putra 3 orang diantaranya yang menjadi
mengatakan ÅAku ingin antar seribu kali lebih alim anggota DPR Pusat bernama TGK Haji Zainuddin
Sani, sekarang tinggal di Anjani. Setelah suaminya

180 181
Drs. H. Lalu Wirasentana meninggal kemudian menafsirkan lebih netral bahwa agar kedua anak
menikah lagi (II) dengan Drs. H. Abdul Hayyi beliau memperoleh perhatian dari umat. Sedangkan
Nukman tidak mempunyai anak. pihak Anjani berpendapat bahwa Muktamar Praya
Tujuan untuk mempersatukan diantara adalah sah dan Hj. Siti Raihanun terpilih sebagai
kedua belah pihak dinikahkan antara Puteri dari pimpinan NW. Dampaknya terjadi konflik dan
Drs. H. Subeli dan Hj. Raihun dengan putera Drs. H. perpecahan dalam tubuh NW.
Lalu Gede Wirasentana dan Hj. Siti Raihanun yang Langkah-langkah yang ditempuh, di antara
dinikahkan oleh TGK. Haji Muhammad Zainuddin ahli waris dalam menentukan kepengurusan NW
Abdul Madjid pada acara Hari Ulang Tahun adalah pihak Anjani siap bersatu dengan ketentuan:
Nahdlatul Wathan pada tanggal 22 Agustus. ? Tetap membuka pintu, tetapi tetap pada azas
Sebetulnya Drs. H. Subeli ada rasa tidak setuju anggaran organisasi NW;
untuk menikahkan dengan bisanya. Tuan Guru ? Taat pada wasiat pendiri NW;
Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ? Mengikuti tuntunan organisasi, seperti dalam
wafat pada tanggal 21 Oktober 1997. bentuk syair-syair dan puisi beliau yang telah
disusun;
PENUTUP ? Apa kata beliau bahwa Pengurus Besar adalah satu
bukan dua atau telu.
1. Kesimpulan Sedangkan pihak Pancor menghargai dan
Berdasarkan uraian dalam bagian-bagian meletakkan antara Pancor dan Anjani ini dalam
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan , bentuk fastabikul khairat.
Kepengurusan NW pasca alm. TGK. Haji Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid terbagi dua, yaitu Anjani dan 2. Rekomendasi
Pancor dengan masing-masing Pengurus Besar Konflik internal dalam organisasi Nahdlatul
Nahdlatul Wathan (PBNW). Kedua organisasi tersebut Wathan pasca alm. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
mendapat legalisasi dari Pemerintah Daerah Lombok Zainuddin Abdul Madjid hendaklah diselesaikan
Timur. Namun keduannya memiliki kesamaan antara secara lebih arif dan bijaksana baik oleh keluarga
lain lambang dan pengamalan agamanya, dan hanya maupun pemerintah.
berbeda dalam politik yang dianutnya. Masing-masing pihak hendaknya membangun
NW Anjani dan Pancor menafsirkan wasiat suasana dialog dan musyawarah mufakat untuk
TGK. Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyatukan kembali NW sesuai dengan perjuangan
dengan berbeda. Pihak Pancor berpendapat hendaknya dan cita-cita pendirinya.

182 183
DAFTAR PUSTAKA M. Arkoun, Al-Islam : Al- Akhlaq wa al-Siyasah, terj. Hasyim
Saleh, (Beirut: Markaz al-Inma’al-Qaumi,1990.
Mohammad Noor, Muslihan Habib dan Muhammad Fazlu Rahman, “Islam”, terj. Ahsin Mohammad,
Harfin Zuhdi, ‚Visi Kebangsaan ReligiusÅ Refleksi (Bandung: penerbit Pustaka, 1984)
Pemikiran dan Perjuangan Tuan Guru Kyai Haji Tokoh Utama yang paling impresif mengemukakan
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904 – 1997, paradigma pluralis ini adalah; John Harwood
PT. Logos Wacana Ilmu Bekerjasama dengan Hicks dalam karyanya ‚God and the Universe of
Ponpes Nadlatul Wathan Jakarta, Cet. 1 Juli 2004. Faiths (1973). Melalui buku ini ia dianggap sebagai
L. Khaerudin, ‚Peranan Organisasi Nadlatul Wathan (NW) tokoh yang telah melakukan revolusi dalam
Dalam Peningkatan Pengamalan Keagamaan teologi agama-agama.
Masyarakat Sakra LotimÅ, Sekolah Tinggi Agama Selengkapnya lihat John Harwood, God and Universe of
Islam Negeri Mataram Jurusan Dakwah. Faiths, (oxford: One World Publications,1993).
Dr. Imam Tholkhah, ‚Lembaga-Lembaga Sosial Keagamaan Pandangan pluralis ini misalnya dikemukakan oleh
dan Tantangan Hidup Damai Dalam Era Kehidupan Sayyed Hossein Nasr dalam “The One and The
GlobalÅ, dalam Buku “Damai di Dunia Untuk Many” dalam Parabola, 22/3/94
Semua Perspektif Berbagai Agama”, Proyek M. Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Post
Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Modernisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995)
Beragama Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, Joachim Wach, Sociology of Religion, Chicago 1943
2004. Muhammad Noor - Muslimah Habib – Muhammad
Drs. D. Hendropuspita, O.C, ‚Sosiologi Harfin Zuhdi, “Visi Kebangsaan ReligiusÅ Refleksi
AgamaÅ(Yogyakarta:Kanisius, 1994). Pemikiran dan Perjuangan Tuan Guru Kyai Haji
Lihat Henri L. Tishler, Introduction to Sociology, Chicago: Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904 – 1997,
Holt, Rinehart ant Winston, 1990. Penerbit PT. Logos Wacana Ilmu bekerjasama
M.Mudhofi, dkk, “Toleransi Lintas Agama Bagi Mayarakat dengan Ponpes Nahdlatul Wathan Jakarta, Cet.1
Rawan KonflikÅ, (Studi Kasus Model Kerjasama Juli 2004.
Lintas Agama di Kota Semarang), IAIN Walisongo
– Semarang, 2005.
J.B. Banawiratma, S.J., ‚Bersama Saudara-saudari Beriman
Lain Perspektif Gereja KatolikÅ, dalam Seri Dian 1
Tahun 1, Dialog: Kritik dan Identitas
Agama,(Yogyakarta: Dian/Interfidei 1993.

184 185
WAHDAH ISLAMIYAH DI MAKASSAR
Oleh: Nuhrison M. Nuh dan Zaenal Abidin

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Salah satu kegiatan Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama RI tahun 2006
adalah “Penyusunan Direktori Paham, Aliran, dan Gerakan
Keagamaan”. Penyusunan direktori ini, sesungguhnya
merupakan kelanjutan dari penelitian tentang paham, aliran
dan gerakan keagamaan yang telah dilakukan sejak beberapa
tahun sebelumnya.
Penyusunan direktori ini penting untuk mengingat
bahwa sesungguhnya penelitian tentang paham, aliran dan
gerakan keagamaan sudah banyak dilakukan baik oleh para
mahasiswa, dosen dan peneliti kita di lingkungan Departemen
Agama di seperti: UIN, IAIN, STAIN, STAHN, STAKN, Balai
Litbang Agama Jakarta, Semarang, dan Makassar, maupun
lembaga-lembaga penelitian yang ada di Seluruh Indonesia.
Hasil penelitian tersebut masih tersebar di berbagai lembaga
penelitian atau perpustakaan yang ada di daerah. Disamping
itu hasil penelitian juga belum terkumpul dalam satu buku
direktori, sehingga menyulitkan siapa saja yang berminat
(user/pengguna) mendapatkan informasi tentang paham,
aliran dan gerakan keagamaan tertentu. Untuk itu kegiatan
penyusunan direktori ini perlu dilakukan guna
mempermudah bagi yang berminat atau pengguna yang ingin

186 187
mengetahui tentang suatu paham, aliran dan gerakan bangsa, terutama dalam membangun religiously cultural legacy
keagamaan yang ada di Indonesia. dalam berbagai bentuk. Namun, pada sisi lain perbedaan dan
Meskipun penelitian tentang paham, aliran dan keragaman paham keagamaan juga dapat menjadi faktor
gerakan keagamaan telah banyak dilakukan namun ada yang pemicu terjadinya konflik sosio-religius, baik internal dalam
perlu dikaji ulang mengingat penelitian dimaksud telah cukup satu agama maupun eksternal hubungan antar umat
lama dilakukan, oleh karena itu pengkajian ulang harus tetap beragama.
memperhatikan relevansinya dengan kondisi saat ini, tidak Kedua, pada tataran sosio-kultural lebih luas,
semua dikaji ulang tetapi dipilih yang masih relevan. globalisasi yang merupakan proses hubungan masyarakat
Beberapa paham, aliran dan gerakan keagamaan yang yang tak terbatas oleh ruang dan waktu, pada gilirannya
terdapat di beberapa daerah ada yang belum diperoleh melahirkan situasi kondusif tumbuhnya kesadaran budaya
informasi perkembangannya. Salah satu langkah untuk global. Kesadaran global dimaksud diantaranya adalah
melengkapi bahan bagi tersusunnya sebuah direktori tentang tumbuhnya kesadaran hak asasi manusia yang didalamnya
paham, aliran dan gerakan keagamaan adalah menelusuri termasuk kebebasan memeluk dan meyakini suatu agama
hasil penelitian di berbagai daerah. atau kepercayaan. Kondisi ini, tak pelak mengakibatkan
Adapun alasan yang melatari mengapa penelusuran kuatnya aspirasi masyarakat untuk mengaktualisasikan,
penelitian yang mendalam tentang paham, aliran dan gerakan mengekpresikan dan mengembangkan paham yang mereka
keagamaan dilakukan adalah; yakini sebagai kebenaran dan hak dasariahnya.
Pertama, secara geo-kultural, masyarakat Indonesia Penelusuran hasil penelitian mengenai paham, aliran,
merupakan masyarakat majemuk, baik suku bangsa, bahasa, dan gerakan keagamaan dibatasi pada 5 hasil penelitian yang
adat istiadat, agama, dan subkultur yang tersebar dan tersimpan diperpustakaan yang ada didaerah. Kemudian 4
mendiami kurang lebih 17.000 pulau di seluruh Indonesia. hasil penelitian akan dimanwaatkan untuk bahan penyusunan
Kemajemukan itu secara bersamaan melahirkan perbedaan- direktori, sedangkan satu hasil penelitian dilakukan
perbedaan dalam berbagai dimensinya. Pada dimensi pendalaman untuk melihat kondisi terakhir. Dari hasil
keagamaan, kemajemukan agama yang dianut sudah barang penelusuran itu, kemudian yang ditetapkan untuk didalami
tentu melahirkan perbedaan religisitas masyarakat sesuai adalah penelitian tentang Wahdah Islamiyah Makassar.
dengan apa yang dipersepsikan, diyakini, dipahami,
ditafsirkan dan diamalkan oleh pengikutnya. 2. Masalah Penelitian
Perbedaan paham keagamaan (religious differences and Masalah yang akan digali dalam pendalaman
diversity) yang terjadi, memang secara geo-kultural, memiliki terhadap Wahdah Islamiyah di Makassar ini adalah:
fungsi konstruktif dan destruktif sekaligus. Pada satu sisi, 1) Apakah visi dan misi organisasi mengalami
perbedaan paham keagamaan dapat memperkaya budaya perubahan?

188 189
2) Bagaimana pengembangan organisasi dilakukan? tertentu tetapi tidak cukup kuat untuk tetap hidup di daerah
3) Apa saja kegiatan organisasi dewasa ini? lain.
4) Apakah ada doktrin baru dalam gerakan Wahdah Ketiga, ada juga yang muncul sebagai aliran/gerakan
Islamiyah Makassar? untuk beberapa waktu di daerah tertentu dan kemudian
5) Bagaimana respon masyarakat terhadap Wahdah menghilang. Keempat ada aliran/gerakan keagamaan yang
Islamiyah? hanya sampai pada tahap ”perkenalan” saja tanpa berhasil
menempuh proses selanjutnya hingga menjadi gerakan/aliran
3. Manfaat Penelitian yang berdiri sendiri. Keempat hal yang dijelaskan ini
Hasil kegiatan ini, secara teoritis bermanfaat Pertama, sebenarnya tergantung kemampuan ekponen gerakan
untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang menterjemahkan kemauan para pendukungnya. Kemampuan
berkaitan dengan paham, aliran dan gerakan keagamaan di menterjemahkan keinginan para pendukung secara baik akan
Indonesia. Kedua, berguna bagi pengguna mempermudah berhasil mempertahankan dukungan dalam berbagai hal,
dalam penelitian yang berkaitan dengan yang dimaksud sebaliknya kegagalan menterjemahkan keinginan para
dalam direktori. pendukungnya akan menyebabkan beratnya pertumbuhan
Manfaat praktis dari penelitian ini ialah adalah sebagai gerakan keagamaan, atau bahkan akan segera mati karena
informasi bagi pimpinan Departemen Agama dalam ditinggalkan oleh para pendukungnya. Kemampuan secara
pengambilan kebijakan di bidang pembinaan kehidupan terus menerus memproduksi jawaban dari keinginan para
beragama, terutama yang berkaitan dengan paham, aliran dan pendukung, disamping akan mempertahankan gerakan
gerakan keagamaan yang berkembang di Indonesia. keagamaan yang dikembangkan juga akan melahirkan paham
dan aliran tersendiri yang bisa jadi mendukung mainstream
4. Penjelasan Teori dan Konsep yang ada menjadi manistream tersendiri. Akhirnya, ada pula
Gerakan keagamaan, selalu ada yang potensi penyimpangan pada aliran utama (mainstream) yang
melatarbelakangi, mengapa sebuah gerakan keagamaan tetap tinggal sebagai potensi dan tidak sampai menumbuhkan
muncul. Imam Tholkhah dan Abdul Aziz menjelaskan tentang aliran keagaman sendiri.122
tumbuhnya organisasi keagamaan ini bahwa kelahiran dan Untuk memudahkan pemahaman kegiatan ini, maka
pertumbuhan aliran atau gerakan keagamaan disebabkan perlu dijelaskan beberapa konsep penting yang bersangkutan
oleh. Pertama, ada aliran atau gerakan yang berhasil bertahan dengan direktori, paham, aliran dan gerakan keagamaan.
dan malah berkembang baik di suatu daerah atau malah di
suatu negara dan kemudian dipandang sebagai aliran/gerakan
aliran-utama (mainstream) di wilayah tersebut. Kedua, ada
122Abdul Aziz, MA., “Varian-Varian Fundamentalisme Islam di
aliran/gerakan yang mungkin kuat di daerah atau negara
Indonesia”, Penerbit Diva Pustaka-Jakarta, 2004, hal. 9-10.

190 191
Direktori secara terminologi berasal dari bahasa bergerak (air, laut, mesin); pergerakan, usaha, atau kegiatan
Inggris dari kata directory yang artinya; petunjuk.123 Sedangkan dalam lapangan sosial (politik dan sebagainya).126 Sedangkan
yang dimaksud direktori dalam kegiatan ini adalah kumpulan yang dimaksud gerakan dalam kegiatan ini adalah kegiatan
abstarksi yang dapat menjadi petunjuk awal bagi pendalaman sekelompok masyarakat melalui lembaga/organisasi sosial
hasil penelitian tentang paham, aliran dan gerakan keagamaan dengan ciri-ciri dan memperlihatkan dinamikanya
keagamaan. secara terus menerus. Keagamaan berasal dari kata agama;
Paham berasal dari kata faham berarti; aliran atau ajaran kepercayaan kepada Tuhan. Keagamaan berawalan ke
ajaran. Sedangkan yang dimaksud paham dalam kegiatan
124 dan berakhiran an berarti; yaitu sesuatu yang berhubungan
ini adalah pengertian atau pengetahuan tentang suatu ajaran dengan agama.127 Sedangkan yang dimaksud keagamaan
agama yang diyakini oleh seseorang sesuai dengan dalam kegiatan ini adalah segala hal keyakinan seseorang
aliran/organisasinya. yang berhubungan dengan ajaran agama, seperti; keyakinan,
Aliran berasal dari kata alir; keadaan yang bergerak, ibadah, ritual keagamaan, hubungan sosial, dan lain-lain
maju (misalnya air, angin, barang cair, dan sebagainya). Aliran sesuai dengan pemahaman dan penafsirannya.
berarti ; sesuatu yang mengalir (hawa, air, listrik, dan Jadi yang dimaksudkan Direktori Paham, Aliran dan
sebagainya), haluan, pendapat, paham (politik, pandangan Gerakan Keagamaan adalah kumpulan abstraksi hasil
hidup, dan sebagainya).125 Sedangkan yang dimaksud aliran penelitian mengenai pengertian dan pengetahuan keagamaan
dalam kegiatan ini adalah model pemahaman keagamaan dengan model pemahaman tertentu dari suatu organisasi
yang diikuti dan dipandangnya sebagai kekuatan oleh keagamaan tertentu yang memiliki dinamika tertentu
pendukungnya. Oleh karena itu akan banyak model atau sehingga memperlihatkan ekspresi keagamaan yang berbeda-
aliran keagamaan, karena adanya multi tafsir terhadap teks- beda yang menjadi petunjuk awal bagi siapa saja yang ingin
teks agama. Model pemahaman keagamaan itu biasanya mendalaminya. Juga sebagai petunjuk berbagai kumpulan
memisahkan diri dalam bentuk organisasi keagamaan. hasil penelitian tentang pemahaman orang terhadap sesuatu
Gerakan berasal dari kata gerak; perpindahan yang berhubungan dengan ajaran agama yang sudah menjadi
kedudukan atau tempat; dorongan jiwa yang diwujudkan suatu pandangan hidup aliran/organisasi masyarakat melalui
dalam laku; kejutan pada bagian tubuh yang ditengerai lembaga sosial keagamaan yang mereka bentuk.
sebagai pertanda. Gerakan berarti; perbuatan atau keadaan

123John M. Echol & Hasan Shadli, Kamus Bahasa Inggeris – Indonesia,


th. hal. 183
124Daryanto S.S., Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Penerbit Apollo,

Surabaya, th. 1997, hal. 454 126 Ibid. hal. 233


125Ibid. hal. 32 127 Ibid. hal. 21

192 193
5. Metodologi Penelitian konsentrasi penduduk terdapat di Kecamatan Tamalate
Pendekatan yang digunakan dalam penelusuran hasil sekitar 12,21%, di Kecamatan Rappocini sekitar 11,55%, dan
penelitian ini bersifat kualitatif yang difokuskan pada yang terendah di Kecamatan Ujungpandang sekitar 2,30%.
perolehan data deskriptif untuk memperoleh pemahaman Komposisi penduduk berasal dari berbagai suku bangsa yang
makna. Sumber data/informasi primer dijaring dari tokoh sangat majemuk terdiri dari suku Bugis 32,19%, Makassar
pendiri dan pendukung dimiliki gerakan keagamaan yang 42,62%, Toraja 5,91%, Mandar 1,52%, Luwu 0,36%, Jawa
diteliti, rujukan kitab yang, aktifis kegiatan, pengikut, 4,92%, Duri 0,59% dan Selayar 0,73%, serta suku lainnya
organisasi keagamaan. Oleh karena itu wawancara mendalam berjumlah 11,16% (terdiri dari etnis Cina, Arab, India,
menjadi satu-satunya andalan untuk memperoleh data Pakistan, Padang, Sunda, dll). Komposisi penduduk Kota
selengkap mungkin. Kemudian data sekunder diperoleh Makassar dapat dikatakan multi etnis, budaya, dan agama
melaui telaah dokumen yang dimiliki oleh Wahdah Islamiyah yang hidup berdampingan saling berinteraksi yang
Makassar. melahirkan masyarakat yang majemuk.
Data seperti disebutkan di atas akan dikumpulkan
melalui studi kepustakaan dan dokumen, serta wawancara 2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan
mendalam terhadap beberapa pimpinan dan anggota Wahdah Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi
Islamiyah. Selatan mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi
khususnya bagi daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI).
GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR Peran pentingnya itu dimana sudah berkembang sejak pada
abad XV dan sampai sekarang terus menujukkan
1. Kodisi Gegrafis dan Demografis perkembangannya. Arus pelayaran yang ramai dan terus
Kota Makassar yang sebelumnya disebut Kota berkembang tidak menjadikan Pelabuhan Makassar sebagai
Ujungpandang adalah merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi pelabuhan yang besar. Bahkan Bandar Udara Hasanuddin
Selatan. Luas wilayah Kota Makassar 175,77 km persegi. Kota menjadi bandar udara internasional, karena begitu ramainya
Makassar memiliki batas wilayah sebelah utara dan sebelah pesawat dalam dan luar negeri mendarat. Transportasi yang
timur dengan Kabupaten Maros, sebelah selatan dengan sangat lancar baik melalui laut, darat maupun udara semakin
Kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar. memantapkan Makassar sebagai pusat kota niaga yang sangat
Secara administratif Kota Makassar dibagi menjadi 14 penting diwilayah timur Indonesia. Hubungan melalui darat
kecamatan dengan 143 kelurahan, 936 RW dan 4.580 RT. dengan kendaraan umum dapat menjangkau keseluruh
Kota Makassar memiliki jumlah penduduk pada tahun provinsi di Sulawesi melalui jalan trans Sulawesi.
2004 tercatat sebanyak 1.179.023 jiwa, yang terdiri 582.382 Pertumbuhan industri baik skala kecil, menengah
(49,40%) laki-laki dan 596.641 (50,60%) perempuan, maupun besar terus tumbuh di Kota Makassar. Industri skala

194 195
besar (pabrik terigu, pabrik besi baja, pabrik pengolahan kayu, di wilayah KTI. Sarana transportasi baik darat, laut maupun
pabrik pengolahan ikan/udang) sudah lama berada di udara yang lancar menjadi modal Kota Makassar dimasa yang
Makassar. Komoditas produksi industri besar yang dihasilkan akan datang untuk terus maju dan berkembang. Dunia
bukan saja untuk kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan, pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi yang jumlahnya
tetapi juga di ekspor dan untuk kebutuhan penduduk pulau- cukup banyak akan dapat menampung mahasiswa yang
pulau di wilayah KTI. Pengembangan wilayah Kota Makassar cukup banyak pula dan menjadi magnet tersendiri bagi
dilakukan dengan cara mengambil sebagian wilayah masyarakat Indonesia Timur berbondong-bondong ke
kabupaten sekitar, dimana sebenarnya masih potensial untuk Makassar. Kondisi yang dinamis ini memaksa Pemkot
dikembangkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Makassar untuk menyusun rencana tata kota jangka panjang
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi (3,1%) menjadikan secara komprehensip, sehingga dimasa mendatang penataan
kebutuhan akan rumah tinggal akan terus meningkat. kota tersebut dapat mendukung menjadi kota metropolitan di
Pembangunan perumahan diberbagai tempat kemudian Indonesia Timur.
menjadikan lahan pertanian dan perkebunan berkurang,
karena dialih fungsikan untuk pemukiman penduduk. 3. Kehidupan Keagamaan
Akibatnya banyak buruh tani tradisional yang sebelumnya Berdasarkan Makassar Dalam Angka 2004, jumlah
menggantungkan hidup pada sektor pertanian harus mencari penduduk Kota Makassar yang jumlahnya mencapai 1.179.023
pekerjaan lain, dimana, mereka kemudian bekerja disektor jiwa menurut pemeluk agama adalah Islam 1.020.279 (88,43%);
informal seperti: buruh bangunan, sektor jasa, tukang becak, Kristen 60.946 (5,28%); Katholik 47.125 (4,09%); Hindu 7.896
pedagang kaki lima, dsb. (0,69%); dan Buddha 17.438 (1,51%). Untuk memenuhi
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sebagai kebutuhan untuk beribadah, umat beragama Kota Makassar
wahana dalam meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan adalah mesjid 738 buah; musholla 64 buah; gereja Protestan 71
Yang Maha Esa, budi pekerti, ketrampilan dan semangat buah; gereja Katolik 19 buah dan pura 2 buah, serta vihara 11
kebangsaan, maka dibangunlah sarana pendidikan dari TK buah. Di Kota Makassar terdapat 2 masjid tua yang terkenal,
hingga ke Perguruan tinggi. Sarana pendidikan yang tersedia yaitu Masjid Katangka yang dibangun pada tahun 1603 M
di Kota Makassar adalah: TK 108 buah, SD 1.341 buah, SLTP yang terletak di jalan Sech Yusuf dan Masjid Babul Firdaus
92 buah, SLTA 76 buah, SMK 28 buah, akademi/perguruan yang dibagun tahun 1.776 M yang terletak di jalan Kumala
tinggi 27 buah, dan SLB 3 buah, seminari/biara/sekolah teologi Jongaya Makassar. Masjid yang saat ini tergolong modern
3 buah, serta pondok pesantren 7 buah (BPS Kota Makassar adalah Masjid Al Markaz Al Islami yang terletak di jalan
Tahun 2003). Masjid Raya No. 57 Makassar dibangun pada tahun 1994 yang
Dinamika Kota Makassar baik secara ekonomi maupun berarsitektur perpaduan antara masjid tua Katangka dan
pendidikan telah menjadi kota tumpuan bagi daerah-daerah Masjid Nabawi Al Munawarah di Madinah.

196 197
Masyarakat Makassar, Bugis dan Mandar disebut Miftakhul Muhlisin, Pangkep untuk mengikuti seluruh
sebagai masyarakat bersendi adat, adat bersendi syara, syara rangkaian kehidupan di pondok pesantren, termasuk
...... dimana upacara keagamaan dan syariat Islam disatukan didalamnya adalah mengikuti kegiatan seperti sholat
dalam sistem sosial yang disebut pangadereng. Kehidupan adat berjamaah, sholat malam, dzikir (dengan dibaca keras), dan
mendapat pengaruh dari hukum syara dan sebaliknya hukum pencerahan Qolbu. Semua individu yang mendapat promosi
syara disesuaikan dengan kehidupan masyarakat adat.128 jabatan di lingkungan UMI (BEM, lembaga-lembaga dan
Pembaharuan pendidikan agama Islam di Sulawesi Selatan dosen) harus masuk ke pesantren. Selama menyelesaikan
dipelopori oleh K.H. Muhammad As’ad dan K.H. Abdullah pendidikan program S1 seluruh mahasiswa UMI dipastikan
Dahlan, dimana keduanya mempunyai latar pendidikan minimal masuk ke pesantren 2 kali.
agama di Mekah, yaitu di Darul Falah dan Darul Ulum. K.H. Sejak era reformasi di Makassar telah berdiri Komite
Muhammad As’ad kemudian mendirikan lembaga Persiapan Pelaksanaan Syariat Islam (KPPSI). Namun
pendidikan yang sekarang menjadi perguruan Asa’diah yang keberadaan KPPSI sekarang lebih banyak menjadi sayap-
terus berkembang di provinsi Sulawesi Selatan dan beberapa sayap di HT dan KAMMI, karena ormas lain seperti Asyadiah
cabang di luar provinsi. Sementara K.H. Abdullah Dahlan dan DDI lebih berkonsentrasi memberdayakan orang miskin.
aktif di Muhammadiyah. Perguruan pendidikan Islam yang Ormas Wahdah Islamiyah sejak awal berdiri dimulai dari
lain juga banyak membuka cabang-cabang di Sulawesi Selatan kegiatan ceramah oleh K.H. Fathul Muin di masjid Asyadiah
dengan menggunakan sistem klasikal seperti Muhammadiyah dan sekarang telah menjadi ormas berkembang di Sulawesi
adalah DDI yang didirikan di Soppeng 14 Pebruari 1974. Selatan. Walaupun sebagai ormas umurnya tergolong masih
Disamping itu terdapat pondok pesantren yang bertebaran di muda, namun dapat hidup berdampingan dengan ormas
pelosok kota. Adapun ponpes yang terkenal adalah Ponpes keagamaan yang lain karena sebagian besar anggotanya masih
IMMIM, Pesantren Modern Muhammadiyah Gombara, muda dan berusia antara 20 s.d. 40 tahun, maka kegiatan
Pesantren Modern Falah Enrekang dan Pesantren Modern Al dakwahnya dapat terus menembus ke daerah-daerah terpencil
Qalam di Takalar. di wilayah KTI.
Kehidupan keagamaan di Makassar juga menjadi Pengembangan agama Islam di Makassar yang ada
program pada beberapa lembaga pendidikan tinggi misalnya saat ini dilakukan dengan berbagai metode oleh lembaga-
di Universitas Muslim Indonesia (UMI) seluruh mahasiswa lembaga keagamaan baik negeri maupun swasta, baik formal
diwajibkan masuk dan bermukim di Pondok Pesantren maupun informal yang peduli terhadap pengembangan
agama Islam. Proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai di
kalangan masyarakat Kota Makassar dimulai sejak usia dini
128A. Shadiq Kawu, Laporan Pola Pengelolaan Zakat di Sulawesi hingga umur dewasa, yaitu mulai TPA/TKA, SD Islam
Selatan dan Kalimantan Timur, Balai Litbang Agama Makassar
Terpadu, MI, MTs, MA, Ponpes, PT Agama Islam (UMI
Tahun 2004

198 199
didirikan sejak tahun 1954), MDI, MUI, DDI, NU, Keberadaan Wahdah Islamiyah (WI) di Makassar
Muhammadiyah, WI dan, berbagai majelis taklim dan berawal dari kelompok-kelompok kajian sejumlah
ceramah, media massa (radio, TV, Koran, tabloid), dll. mahasiswa di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas)
Baraya. Kelompok mahasiswa Islam ini biasanya
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN menggelar diskusi-diskusi di Masjid Kampus Ikhtiar, Jl.
1. Sepintas Organisasi Wahdah Islamiyah Kandea, Makassar. Kini mereka menjelma menjadi sebuah
a. Latar Belakang Berdiri Wahdah Islamiyah kelompok tersendiri yang kehadirannya dinilai sangat
KH. Fathul Muin Daeng Magading sebagai mubaliqh berdampak bagi perkembangan Islam di Makassar.
yang dikenal sangat konservatif. Semasa hidupnya dia Wahdah Islamiyah berpusat di Jl. Abdullah Daeng Sirua
membuka majelis pengajian berkala yang kemudian I/57, Makassar. Tiga buah gedung berdiri berbentuk “U”
diikuti oleh jamaah yang cukup banyak. Pemahaman dan menjadi pusat aktivitas organisasi ini.
pengamalan ajaran Islam yang diajarkan kepada para Wahdah Islamiyah adalah ormas Islam yang aktif
jamaahnya, tidak berbeda dengan ulama Muhammadiyah dibidang dakwah, sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi,
pada umumnya. Nama Fathul Muin diambil dari salah informasi, lingkungan hidup dan agroindustri. Wahdah
satu kitab yang menjadi rujukannya. Islamiyah merupakan kelanjutan dari Yayasan Pesantren
Pada tahun 1988 dibentuk Yayasan Fathul Muin Wahdah Islamiyah yang didirikan di Makassar pada
dalam upaya melangsungkan ajaran agamanya, karena tanggal 1 Shafar1423H/14 April 2002. Keberadaan WI
adanya kekuatiran pengikut atau murid-murid. Jika sebagai ormas sudah terdaftar di pemerintah yaitu pada
setelah KH. Fathul Muin meninggal ajaran-ajaranya akan Kantor Kesbang Kota Makassar No.220/1092-1/KKB/202
hilang. Tidak lama sepeninggal KH. Fathul Muin yang tanggal 26 Agustus 2002, Surat Keterangan Terda ar pada
semasa hidup beliau bersatu dalam pengajian di Yayasan Badan Kesatuan Bangsa Provinsi Sulsel No 220/3709-
Takmirul di Masjid Takmirul Ujungpandang akhirnya 1/BKS-SS dan Surat Tanda Terima Keberadaan Organisasi
timbul perbedaan pendapat di antara beberapa murid pada Direktorat Hubungan Kelembagaan, Politik Ditjen
utamanya, sehingga muridnya terbagi menjadi 2 Kesatuan Bangsa, Depdagri No.148/D.1/IX/2002. Dengan
kelompok. Kelompok pertama tetap bertahan di masjid melihat perubahan-perubahan yang dilakukan oleh WI,
Takmirul, dan kelompok kedua memisahkan diri dengan dengan mengikuti aturan yang dibuat oleh pemerintah,
memusatkan kegiatannya di masjid Widhatul Ummah di menunjukkan bahwa organisasi ini memperlihatkan pola
jalan Abdullah Daeng Sirua. Sampai sekarang yang hubungan yang kooperatif dan moderat, khususnya yang
menjadi pusat pengkajian Fathul Muin adalah masjid berhubungan dengan peran politik WI. Masjid Al Markaz
Widhatul Ummah, yang selanjutnya pada tahun 2000 Al Islami yang terletak di jalan Masjid Raya No. 57
dikelola oleh Yayasan Pesantren Wahdah Islamiyah.

200 201
Makassar, merupakan tempat lahirnya WI pada tahun menjelma menjadi ormas keagamaan yang kuat dan
1423H. besar di Makassar WI saat ini bergerak di berbagai
b. Visi dan Misi Organisasi bidang kehidupan, Ia telah berkembang tidak hanya di
Visinya adalah menjadikan Wahdah Islamiyah (WI) Kota Makassar dan di Sulawesi Selatan saja, tetapi
sebagai ormas Islam yang eksis di Sulawesi dan seluruh sudah berkembang ke wilayah timur Indonesia lainnya
ibukota propinsi di Indonesia pada tahun 1436H/2015M. dan terus menyebar ke berbagai penjuru daerah-
Adapun misinya adalah: daerah terpencil. Eksistensi WI yang terus berkembang
menegakkan syiar Islam dan menyebarkan Islam yang benar; ini sesuai dengan misinya yang ingin menjadikan
a) membangun persatuan umat dan ukhuwah Islamiyah Wahdah Islamiyah (WI) sebagai ormas Islam yang
yang dilandasi semangat ta€awun (kerjasama) dan tanashuh eksis dan besar di Sulawesi dan seluruh propinsi di
(saling menasehati); Indonesia pada tahun 1436H/2015M.
b) Mewujudkan institusi/lembaga pendidikan dan ekonomi Untuk mendukung perkembangan dibidang
yang Islami dan berkualitas; ekonomi WI telah mendirikan berbagai bidang usaha,
c) Membentuk generasi Islam yang terbimbing oleh ajaran walaupun belum besar tetapi sangat potensial untuk
agama dan menjadi pelopor berbagai bidang untuk berkembang. Bidang usaha itu dikelola oleh
kemajuan kehidupan umat dan bangsa. Departemen Pengembangan Usaha yang saat ini telah
mengelola 3 unit toko buku ”Bursa Ukuwah”, 1 unit
2. Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan BMT Al Amin (syariah), 1 unit Apotek Wahdah Farma,
a. Pengembangan Organisasi dan 1 unit toko Busana Muslim/Muslimah ”Butik
Keberadaan WI sekarang terus berkembang, Sakinah”, dan 1 unit Rumah Bersalin dan 3 klinik Balai
penekanannya tidak hanya terbatas pada diskusi yang Pengobatan di Kota Makassar. Bidang Usaha juga
intensif tetapi sudah meluas ke berbagai aspek sosial memiliki beberapa hektar lahan pertanian untuk usaha
keagamaan. WI ingin mengejar lembaga-lembaga agro industri. Pengembagan unit usaha dilakukan oleh
sosial keagamaan lain yang sudah besar. Dukungan kader-kader WI sendiri yang pada awalnya
terhadap WI berasal dari pengurus dan anggota berorientasi ke dakwah. Setelah mempunyai kader
simpatisan yang sebagian besar berumur antara 20 s.d. yang kuat, maka terus dikembangkan potensinya
40 tahun, suatu kelompok umur yang produktif dan untuk berusaha di bidang ekonomi secara bersama.
potensial. Ormas WI ingin terus maju dan tidak ingin WI telah membuka beberapa cabang dan
tertinggal dengan tuntutan zaman, dimana semuanya daerah binaan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
bergerak serba cepat. Kiprah WI dalam membangun Hingga saat ini WI sudah memiliki 14 cabang di 7
masyarakat muslim di Indonesia saat ini sudah provinsi antara lain di daerah: Bone, Bulukumba,

202 203
Enrekang, Gorontalo, Gowa, Kolaka, Limbong melakukan kerjasama dengan salah satu bank syariah
(Kabupaten Luwu Utara), Palu, Pinrang, Sidrap, Sinjai, yaitu dengan membuat kartu ATM. 129
Takalar, Tarakan, dan Ternate. WI juga memiliki 18 Departemen Pengembangan Daerah (DPD) PP-
daerah binaan yaitu: Bantaeng, Belopa, Jeneponto, WI mempunyai tugas untuk mengirimkan da’i dan
Kendari, Mambi (Kab. Mamasa), Palopo, Pangkajene menjalin kerjasama dengan berbagai instansi
dan Kepulauan (Pangkep), Parigi Moutong, Pontianak, pemerintah serta masyarakat luas dalam hal pembinaan
Raha, Siwa, Sorowako, (Luwu Timur), Tana Toraja, keimanan dan ketaqwaan (imtaq) diberbagai daerah.
Toli Toli, Topoyo (Kab. Mamuju), Wonomulyo (Kab. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan itu dilakukan
Polewali) dan Wotu (Kab. Luwu Utara). melalui berbagai macam kegiatan seperti majelis taklim,
pesantren, dan kegiatan keislaman yang lain. Para da’i
b. Pengembangan Keanggotaan yang dikirim ke berbagai daerah merupakan alumni
Pengembangan dakwah yang merupakan basis Pesantren Tadribut Duat WI, Ponpes Tahfidzul Qur’an
utama WI, terus dikembangkan oleh bidang I yang WI, dan STIBA yang memliliki komitmen dalam
membidangi departemen dakwah, organisasi, informasi membina masyarakat didaerah khususnya daerah
dan komunikasi dengan berbagai inovasi. Pada saat ini terpencil. Daerah binaan meliputi 14 cabang dan 18
terdapat tidak kurang dari 200 kelompok tarbiyah yang daerah binaan dan akan terus dikembangkan ke seluruh
terus melakukan pembinaan secara intensif yang provinsi di luar Pulau Sulawesi dan di Kawasan
dikelompokan menjadi 4 tingkat. Empat kelompok Indonesia Timur. 130
dimaksud adalah tingkat 1 pengenalan (takrifiyah),
tingkat 2 pemula (tanfidiyah), tingkat 3 (takwidiyah) dan c. Kerjasama Kelembagaan
tingkat 4 (tanfiz). Kelompok tarbiyah ini terkait dengan Untuk mendukung eksistensi organisasi dalam
status mereka sebagai anggota WI dimana setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara WI
angggota yang aktif wajib mengikuti tarbiyah dan melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga
membayar donatur setiap bulan, sedangkan yang tidak pemerintah dan swasta dalam bentuk kerjasama secara
pernah ikut akan dinonaktifkan. Menurut Muhammad formal yang dituangkan dalam Memorandum of
Nurhidayat Kepala Bidang Litbang WI bahwa saat ini Understanding (MoU), diantaranya dengan:
anggota aktif WI kurang lebih 10.000 orang. Dengan
anggota yang sudah banyak, untuk membuat tanda
anggota (kartu anggota) saja WI sudah mengalami 129Buku Selayang Pandang Wahdah Islamiyah, Muh. Nurhidayat
kesulitan. Untuk mengatasi hal ini direncanakan akan Kaban, Penerbit Al Bashirah Press, Cetakan Pertama, Ramadhan
1425H hal 6-7..
130 Ibid

204 205
a) Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar, dalam j) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dalam hal lembaga
hal pembinaan pegawai dan tahanan dalam da’wah kampus, ta’lim syar’iyah , dan seminar Islami.
berbagai bentuk kegiatan yaitu: kutbah Jum’at,
pesantren kilat, pengajian rutin, penyaluran hewan 3. Organisasi
Qurban dan buka puasa bersama; a. Struktur Kelembagaan
b) Bappedalda Provinsi Sulsel, dalam pembinaan Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi,
kerohanian pegawai; maka dibentuk struktur organisasi Wahdah Islamiyah
c) Ka. Usri Lantamal II TNI AL di Makassar, dalam Pusat disusun sedemikian rupa agar semua
hal pembinaan mental kerohanian tentara dan aktivitasnya dapat diakomodasikan. Struktur
pegawai; organisasi dimaksud adalah:
d) PT. Industri Kapal Indonesia (IKI), dalam hal 1. Dewan Syuro
pembinaan karyawan dan staf serta pesantren kilat 2. Dewan Syari’ah
pada bulan Ramadhan; 3. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
e) Radio Siaran Telstar 102,7 FM Makassar, dalam 4. Pimpinan Pusat:
beberapa siaran yaitu dalam acara Permai Baru a. Ketua Umum
(dialog interaktif) setiap hari Senin s.d Sabtu pukul b. Sekretaris Jenderal
05.20-06.00 pagi , siaran langsung acara Fardu c. Wakil Sekjen
(Fadhilah Ramadhan Menanti Bedug) di bulan d. Bendahara
Ramadhan menjelang buka puasa, dan penyaluran e. Wakil Bendahara
bantuan sosial korban bencana alam. f. Ketua-ketua Bidang:
f) Radio Gamasi FM Makassar dalam hal siaran 1) Ketua Bidang I (Dep. Dakwah dan
langsung Khutbah Jumat masjid Babus Salam, Kaderisasi, BP2KS, Dep. Infokom)
kompleks Murida Makasar. 2) Ketua Bidang II (Dep. Pendidikan, STIBA,
g) Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Makassar Tahfidz)
dalam hal kerohanian karyawan dan staf 3) Ketua Bidang III (Dep. Kesehatan dan
h) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dalam hal Lingkungan Hidup, DPU, LAZIS)
pelatihan da’i dan khatib dari anggota Polri se-Sulsel yang 4) Ketua Bidang IV (Litbang dan PSDM,
dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU). BWP2, Dep. Sosial).
i) Sekolah-sekolah negeri dan swasta tingkat SLTP hingga g. Biro-biro (Biro Adum; Biro Humas dan Urusan
SLTA dalam hal pembinaan kerohanian siswa dan Daerah; Biro Hukum dan Advokasi; Biro
pesantren kilat setiap masa liburan sekolah. Kerumahtanggaan)

206 207
Adapun rincian tugas bidang-bidang dapat didiskripsikan terdapat 1 (satu) unit Pesantren Penghafal Al Qur’an (Tahfidz
sebagai berikut: Al Qur€an) Kassi Tamangapa Makassar, dan 1 (satu) unit
Pesantren Pendidikan Da’i (Tadrib Ad-du€at) Wahdah
Departemen Dakwah dan Kaderisasi Islamiyah Makassar. Untuk meningkatkan kualitas guru TK
Departemen ini menangani berbagai macam kegiatan dan TPA, WI telah mengelola 1 (satu) unit kampus PGTKA
dakwah dan pembinaan umat Islam. Aktivitasnya antara lain (Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Al Qur’an) Wihdatul
adalah: menjediakan tenaga khatib Jum’at di Kota Makassar Ummah. Secara keseluruhan semua lembaga pendidikan itu
yang jumlahnya ada 26 masjid. Pada setiap pekan dan semuanya masih berada di kota Makassar.
khotibnya diambil dari WI. Kemudian ada 37 masjid yang
dalam 2 kali sebulan khatibnya disediakan oleh WI, dan selalu Departemen Kesehatan dan Lingkungan Hidup
menyiapkan 15 khatib lainnya sebagai antisipasi bila ada Untuk memenuhi kebutuahan kesehatan masyarakat,
permintaan sewaktu-waktu (biasanya beberapa jam sebelum maka WI telah mengelola 1 (satu) unit Rumah Bersalin dan 3
sholat ada permintaan dari beberapa masjid). Di Sulawesi (tiga) unit Balai Pengobatan medis di kota Makassar (masing-
Selatan khatib dari WI jumlahnya mencapai ratusan. masing bernama Wihdatul Ummah). Serta mengelola Klinik
Kegiatan dakwah lainnya adalah: menangani taklim Ruqyah Syar’iyah Asy Syifa€ di Makassar. Kemudian WI juga
syar’i di 15 masjid di Kota Makassar, menangani 30 majelis melaksanakan kegiatan khitanan massal secara cuma-cuma
taklim dan majelis tarbiyah. Majelis tarbiyah merupakan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun dan kegiatan donor
sarana atau wadah pembinaan keislaman yang mirip majelis darah bekerjasama dengan unit Transfusi Darah PMI
taklim namun dilaksanakan secara intensif dan berjenjang Makassar.
seperti kegiatan kursus atau diklat dalam rangka perkaderan. Departemen Sosial
Saat ini telah ada 135 majelis tarbiyah dengan peserta Departemen sosial ini berusaha melaksanakan
mencapai 5.000 jamaah (92 majelis tarbiyah tingkat pemula, 26 program Dana Sehat bagi kaum Muslimin dan mengelola
tingkat lanjutan dan 17 tingkat pembina). Disamping itu juga lembaga sosial Tim Penanggulangan Musibah (TPM). Bentuk
kegiatan dakwah di sekolah dan kampus dalam berbagai kegiatannya adalah membantu penanganan jenazah
kegiatan dakwah dan kajian keIslaman. Departemen Muslim/Muslimah, dan menyalurkan bantuan berupa; seperti
Pendidikan pakaian layak pakai, sembako, dan obat-obatan kepada para
Pada saat ini mengelola 10 (sepuluh) unit TKA-TPA, 1 korban kebakaran dan bencana alam di berbagai tempat,
(satu) unit TK Islam Terpadu Wihdatul Ummah di Makassar, 1 mengusahakan bantuan beasiswa kepada siswa kurang
(satu) unit SD Islam Terpadu Wihdatul Ummah di Makassar, 1 mampu, mengumpulkan daging kurban, buka puasa, dan
(satu) unit SLTP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah di Makassar. zakat fitrah yang disalurkan kepada fakir miskin maupun
Kemudian untuk meningkatkan hafalan Al Qur’an, maka kaum dhu’afa.

208 209
Departemen Informasi dan Komunikasi Indonesia. Disamping itu pembinaan para da’i di berbagai
Departemen Informasi dan Komunikasi memiliki daerah, serta pengiriman da’i ke daerah-daerah terpencil
tugas yang sangat strategis untuk menjalankan misi organisasi khususnya di wilayah KTI terus dilakukan.
Wahdah Islamiyah. Oleh karena itu aktivitasnya
dimanifestasikan dalam kegiatan yang berkaitan dengan Departemen Lingkungan Hidup dan Industri
informasi dan komunikasi, seperti mengelola, siaran radio, Departemen Lingkungan Hidup dan industri
majalah, penerbitan berbagai buku. bekerjasama dengan berbagai lembaga melaksanakan
Pada saat ini Departemen Informasi dan Komunikasi Program Reboisasi (Penghijauan) di berbagai tempat-terutama
telah mengelola Radio Siaran Suara Al Wahdah 90,1 FM, di lahan kritis, penyuluhan tentang Lingkungan Hidup.
Website resmi lembaga (www.wahdah.or.id), Majalah Dinding, Kerjasama yang telah dilakukan adalah dengan Universitas
dan Perekaman serta Peliputan Kegiatan Wahdah Islamiyah Hasanuddin dan Bappedalda Sulawesi Selatan.
(dalam format audio, visual, dan audio-visual) bernama
Ummat Record. Disamping itu juga telah menerbitkan Majalah Badan Wakaf Perencanaan dan Pengembangan (BWP2)
dwibulanan Al Bashirah, Buku Khutbah Idul Fitri dan Idul Membangun sarana-sarana ibadah dan pendidikan
Adha. Dalam berbagai kegiatan ini Departemen Informasi dan sebanyak 65 buah, sarana-sarana umum berupa sumur dan
Komunikasi bekerjasama dengan instansi pemerintah maupun MCK sebanyak 15 buah di seluruhnya di Sulawesi.
swasta seperti PT. PLN dan PT. Bank Muamalat Indonesia. Biro-biro Wahdah islamiyah
 Biro Kerumahtanggaan Pembinaan Keluarga Sakinah
Departemen Pengembangan Usaha (BP2KS)
Departemen Pengembangan Usaha, saat ini telah Menikahkan lebih dari seratus pasangan keluarga Muslim,
mengelola 3 (tiga) unit Toko Buku Bursa Ukhuwah di Makassar, 50 pasang di antaranya dinikahkan dalam kegiatan
1 unit BMT Al Amin (lembaga keuangan sesuai syariah) di Pernikahan Massal (walimah jama€i).
Makssar, 1 (satu) unit Apotek Wahdah Farma di Makassar, dan  Biro Hukum dan Advokasi
1 (satu) unit Toko Busana Muslim/Muslimah Butik Sakinah Biro ini memiliki tugas memberi bantuan hukum kepada
yang juga ada di Makassar. masyarakat yang membutuhkannya dalam menyelesaikan
kasus hukum yang dihadapinya, termasuk didalamnya
Departemen Pengembangan Daerah adalah menelusuri proses munculnya kasus hukum yang
Departemen Pengembangan Daerah ini bertugas dihadapinya (advokasi).
menangani pembentukan dan pengembangan cabang maupun  Biro Humas dan Pengawasan Intern
daerah binaan WI memiliki target mencapai visinya, yaitu Menjadwalkan secara rutin kunjungan silaturrahmi dan
pada tahun 2015 WI sudah eksis diseluruh provinsi di jalinan kerjasama dengan para tokoh, lembaga-lembaga

210 211
Islam dan pemerintah. Disamping itu juga menyalurkan 3. Doktrin Gerakan
bantuan buku-buku Islam kepada para da’i, masjid-masjid, Gerakan keagamaan apapun namanya akan menjadi
dan majelis taklim. lebih kuat jika memiliki doktrin yang memperkuat gerakan
 Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab (STIBA) itu sendiri. Doktrin dapat diambil dari sumber langsung Al
Izin operasional Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab Qurƒan atau Sunnah, atau rumusan khusus untuk
(STIBA) dari Kopertais Wilayah Sulawesi Selatan di memperkuat eksistensi gerakan yang dasarnya telah dua
Makassar. Pada saat ini STIBA mendidik 295 orang sumber ajaran Islam itu atau rumusan ideologis lainnya
mahasiswa. Manifestasi pertama, Tri Darma Perguruan oleh para pengurusnya. Salah satu cara yang dilakukan
Tinggi STIBA diwujudkan dalam bentuk; pertama program adalah mengkaji makna doktrin Islam yang telah banyak
akademik reguler dan penerbitan buletin Jum’atan; kedua ditulis oleh para ulama masa lalu merupakan pekerjaan
penelitian dan penerjemahan literatur bidang studi Ilmu- yang tidak mudah. Doktrin-doktrin Islam yang tersedia
ilmu Keislaman (fiqih, hadits, aqidah, dan sejarah Islam), banyak mengandung berbagai kelemahan dan kelebihan
ketiga pengabdian pada masyarakat dalam bentuk tergantung dari sudut pandang penafsiran tersebut, oleh
pembinaan TK-TP Al Qur’an, Majelis Ta’lim, kursus- karena itu logis jika tradisi keagamaan umat Islam dari
kursus bahasa Arab pada masjid-masjid, sekolah dan masa kenabian hingga akhir zaman, banyak terjadi selang
kampus. sengketa dan persoalan kebenaran dan kepalsuan yang
 Lembaga Muslimah selalu mewarnai perjalanan terutama terkait dengan
Lembaga Muslimah ini dibentuk untuk menangani doktrin Islam dalam Al Qurƒan dan Sunnah.
kegiatan khusus yang berkaitan dengan masalah Selama dua dasawarsa ini telah terjadi dinamika
perempuan, seperti da’wah, majelis ta’lim, pesantren kilat, dalam kehidupan sosial keagamaan dihampir semua
keterampilan tata boga, tata busana, komputer, jurnalistik, agama. Dikalangan muslim juga muncul berbagai gerakan
dan bahasa asing. Bahkan lembaga ini juga keagamaan baru yang lebih tegas dan lugas. Kondisi ini
menyelenggarakan pengurusan jenazah khusus bersamaan dengan menguatnya keberadaan kalangan Islam
perempuan, pelayanan kesehatan, dan penyaluran moderat, dan berkembangnya ragam penghayatan,
bantuan sosial. Dalam bidang informasi Lembaga meskipun keberagamaan eksklusif dalam gerakan
Muslimah Wahdah Islamiyah menerbitkan majalah keagamaan Islam dimana sering terjadi perilaku
dwibulanan Muamalah dan mengelola perpustakaan menghakimi kelompok lain. Klaim-klaim memonopoli
Abyan. yang juga makin marak, seolah kelompok mereka yang
paling baik dan paling mengikuti Sunnah dan tidak bidƒah
dengan mudahnya menunjuk kelompok lain sesat bahkan
kafir. Hal ini terjadi karena ada penafian bahwa banyaknya

212 213
ragam pehaman dan gerakan Islam adalah suatu berkah Percaya kepada yang gaib (termasuk percaya kepada hari
dari Allah SWT, dengan realitas sosial yang terus berubah. akhirat, kepada takdir baik dan buruk).131
Realitas kehidupan keagamaan umat Islam dewasa ini Konsep rukun iman yang tiga bahkan masih bisa
mengarah pada menguatkan berbagai bentuk penafsiran diperas menjadi dua, yakni, (1) Percaya kepada Allah, dan
atas teks yang hanya merujuk pada kepentingan kelompok, (2) Percaya kepada yang gaib. Apabila masih mau
dan dalam konteks ini umat Islam harus melihat doktrin dirangkum lebih singkat, akhirnya menjadi satu, cukup
agama dalam keragaman dan dalam kebebasan dengan Percaya kepada Allah saja. Yayasan ini sangat
berartikulasi. elastis dalam memahami ajaran-ajaran agama. Pola
Salah seorang tokoh Yayasan Pesantren Wahdah penyingkatan rukun iman ke dalam satu substansi, yaitu
Islamiyah di Jl. Abdullah Daeng Sirua, Qasim Saguni, hanya dengan percaya kepada Allah dengan catatan, inti
berpendapat bahwa iman kepada Allah, merupakan suatu lima rukun iman yang dipahami secara konvensional,
penyerahan total tanpa syarat. Penyerahan secara total ini, sudah terangkum dalam satu kalimat singkat saja.
tidak saja terbatas dalam pengakuan lisan dan penyaksian Dalam ibadah mahdah, ada kecenderungan, Yayasan
hati, tetapi yang lebih penting, adalah implementasinya Fathul Muin menafikan manfaat sholat secara perorangan,
dalam kehidupan sehari-hari. Yayasan ini menganggap walaupun sholat perorangan dibenarkan sepanjang hal itu
kepercayaan terhadap rukun iman atas enam aspek, masih mempunyai alasan-alasan yang dapat diterima secara dalil
belum final. Ada peluang untuk melakukan reinterprestasi nakliah. Oleh karena itu yayasan mewajibkan anggotannya
pada konsep-konsep keimanan, sebagaimana yang telah untuk sholat berjamaah di masjid. Kalaupun tidak ada
diyakini umat Islam selama ini. Pandangan ini juga masjid di sekitar tempat tinggal dalam menjalankan sholat
menunjukkan bahwa sejumlah rukun iman seharusnya harus dilakukan secara berjamaah. Toleransi terhadap
bersifat konseptual, dalam arti bisa ditambah dan dikurangi sholat sendirian hanya diperbolehkan dalam kasus yang
sepanjang hal itu mempunyai dasar rujukan dalam teks- sangat darurat, seperti tidak ada masjid, tidak ada orang
teks agama. Bagi anggota yayasan, substansi dari rukun sholat dalam masjid, dalam keadaan musafir, atau tidak
iman, dapat dirangkum dalam kepercayaan kepada Allah ada teman seagama. Prinsip ini didasarkan pada
dan apa yang datang dari padanya. Lebih jelas, rukun iman pengalaman hidup Rasulullah SAW yang sepanjang
dapat diperas dari enam menjadi tiga: yaitu (1) percaya
kepada Allah (termasuk didalamnya percaya kepada isi Al-
Qur’an, pemberian kitab-kitab lain dalam Al-Qur’an); (2)
Percaya kepada Rasul Nabi Muhammad SAW; dan (3) 131Wawancara dengan HM. Qosim Saguni, tanggal 14 Juni 2004.
dalam Sila, Muh. Adlin, Gerakan Penerapan Syariah Islam di Sulawesi
Selatan, PPIM-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.

214 215
hidupnya selalu sholat berjamaah, baik dalam keadaan kegiatan dakwah yang menjadikan jaringan dakwah WI
damai maupun dalam suasana perang.132 makin kuat, kerjasama dakwah WI dalam berbagai bentuk
Secara umum WI menganjurkan jamaahnya untuk sebanyak 17 kegiatan dakwah yang dapat menarik simpati
berperilaku secara konservatif, dan berusaha mencontoh dari masyarakat luas.
perilaku Rasulullah sebagai rujukannya misalkan Kegiatan dakwah lainnya adalah: menangani taklim
kewajiban sholat berjamaah di masjid. Demikian juga bagi syar€i di 15 masjid di Kota Makassar, menangani 30 majelis
jamaah wanita diperintahkan mengenakan pakaian yang taklim, majelis tarbiyah merupakan pembinaan keislaman
menutup rapat aurat, sehingga banyak jamaahnya yang yang mirip majelis taklim namun dilaksanakan secara
menggunakan cadar. Selain itu jamaah menolak untuk intensif dan berjenjang seperti kegiatan kursus dan saat ini
bersalaman antara laki-laki dan perempuan yang bukan ada 135 majelis tarbiyah dengan peserta mencapai 5.000
muhrimnya, dan dalam pesta perkawinan mereka menolak jamaah (92 majelis tarbiyah tingkat pemula, 26 tingkat
tradisi dalam pesta mempelai duduk berdua. Dimana lanjutan dan 17 tingkat pembina), juga dakwah di sekolah
tradisi budaya yang selama ini banyak mengintervensi dan kampus. Selain kegiatan tersebut diatas WI juga
aqidah terlalu jauh harus dihindari dimana prinsip dasar membuka Klinik Ruqyah Syari’yyah (pengobatan
agama yang berhubungan ibadah harus dipisahkan dari kesurupan jin dan gangguan sihir) yang sangat terkenal di
ketentuan tradisi lokal, prinsip ini lazim di kalangan Kota Makassar.
Muhammadiyah, dimana semua rujukan hanya pada Al Menurut Syarifuddin Jurdi Wahdah dalam
Qur’an dan Sunnah Rasulullah. keseluruhan tafsirnya atas teks tidak menonjolkan
Kegiatan dakwah dilakukan dengan berbagai macam semangat kebencian dan permusuhan terhadap kelompok
kegiatan yang meliputi pengiriman mubaliq ke daerah- Islam lain diluar dirinya. Bagi Wahdah, persatuan dan
daerah binaan, pengajian umum 2 kali seminggu, pengajian kebersamaan harus terus digalakkan oleh kelompok-
setiap malam Senin, malam Jum’at dan malam Rabu serta kelompok Islam dalam rangka membangun masyarakat.
pengajian untuk peserta wanita Jum’at sore semuanya Dengan kata lain, setiap organisasi keagamaan berlomba-
diselenggarakan di Masjid Widhatul Ummah Jl. Abdullah lomba dalam kebaikan, bukan mengedepankan sikap saling
Daeng Sirua. Kegiatan pengajian sangat menarik curiga dan kebencian.
khususnya bagi anggota WI karena materi yang disajikan Wahdah Islamiyah dalam banyak statemennya
merupakan masalah-masalah aktual dimana pesertanya menentang kekerasan atas nama monopoli kebenaran yang
sebagian besar adalah anak muda. Kerjasama dengan mengabaikan pluralitas. Yang patut dikerjakan adalah
berbagai instansi pemerintah dan swasta juga merupakan meningkatkan amalan sosial nyata yang dapat
membebaskan umat Islam dari belenggu kebodohan dan
keterbelakangan terutama dalam hal pemahaman
132 Ibid.,

216 217
keagamaan. Wahdah menyadari sepenuhnya, bahwa Islam 40 tahun merupakan anggota simpatisan organisasi. Pengurus
adalah agama yang memberikan kebebasan kepada para WI pada umumnya merupakan orang terdidik yang telah
pemeluknya untuk memahami dari berbagai sisi. Tingkah mengenyam pendidikan tinggi, diantara yang menduduki
laku umat Islam bagi Wahdah haruslah bersandar pada jabatan di Wahdah Islamiyah Pusat adalah lulusan Timur
makna-makna teks yang telah ditafsir, Islam bagi Wahdah Tengah dengan gelar Lc dan lulusan LIPIA Jakarta, sebagian
tidak mengajarkan hal-hal buruk dalam menyebarkan diantaranya adalah lulusan perguruan Islam dan perguruan
ajarannya. Tidak satupun cara kekerasan dilakukan oleh tinggi negeri umum.
Nabi dalam mempengaruhi umat agar mau menerima Kepemimpinan WI sejak menjadi ormas pada tahun
Islam sebagai jalan hidupnya. 133 2002 secara umum memperlihatkan pola hubungan yang
moderat dan lebih memegang prinsip perjuangan yang dapat
4. Kepemimpinan dan Doktrin Politik Wahdah Islamiyah menggerakkan masyarakat dimana kekuatannya ada pada
Persoalan politik nasional, dan global serta dinamika pendidikan politik. Sampai saat ini menjalankan politik netral
gerakan Islam semakin menarik untuk diamati, hal ini yang menjadi panduan bagi anggota dalam kehidupan politik
mengingat pertama kebijakan politik nasional mengenai khususnya pada level pimpinan adalah diharamkan untuk
desentralisasi politik dan pemerintahan, kedua dimana merangkap jabatan dengan partai politik dan terlibat aktif
perkembangan dunia komunikasi dan telekomunikasi sangat dalam partai politik. Pengurus WI berusaha mengambil posisi
pesat, dan ketiga gerakan-gerakan Islam lokal akan semakin tengah terhadap berbagai partai Islam, namun sistem politik
memperoleh pengaruh dikalangan warga masyarakatnya. yang berkembang membuka peluang pada anggota WI yang
Gerakan keagamaan lokal dapat menjadi magnet penyatuan aktif di PARPOL untuk dapat memberi sumbangan
simpul-simpul kultural yang dapat didesain untuk mendukung WI. Beberapa partai yang mendapat dukungan
membangun peradapan daerahnya yang khairah ummah. dari anggota WI antara lain PKS, PBB, PAN dan Partai Bintang
Ormas WI yang berpusat di Makassar tengah Reformasi. Namun bagi pengurus yang masuk parpol secara
mengembangkan proyek peradaban masa depan yang lebih tegas dinonaktifkan dari pengurus WI, seperti yang terjadi
unggul dengan menekankan perhatian pada pembinaan dan pada Pak Tamzil yang sejak bergabung dengan PAN tahun
pemberdayaan umat terutama dikalangan muda Islam 1999 dan Haris Abdul Rahman yang aktif menjadi pengurus
terdidik. Hal ini ditandai bahwa sebagain besar anggota Partai Bulan Bintang tahun 2006 langsung dinonakti an.134
berusia diantara 17 s.d. 40 tahun, dimana yang berumur 30 s.d. Dewan Syariah dibentuk yang tugasnya adalah
membuat hukum-hukum agar memudahkan organisasi dalam

133Syarifuddin Jurdi, Islam dan Politik Lokal, Studi Kritis Atas Nalar
Politik Wahdah Islamiyah, Pustaka Cendekia Press, Yogyakarta, Wawancara dengan Muhammad Nurhidayat, Departemen Litbang
134

Mei 2006 dan PSDM WI tanggal 2 Agustus 2006.

218 219
mengorganisir, dan Dewan Syuro merupakan lembaga dengan jalan menggalakkan pendidikan dan tarbiyah harus
legislatif seperti DPR di pemerintahan. Menurut Syarifuddin terus dikembangkan, sehingga mobilisasi dan politisasi dalam
Jurdi bahwa setiap orientasi sikap dan tindakan yang berbagai bentuk terhadap warga negara akan berkurang
mengatasnamakan organisasi selalu dimusyawarahkan dengan melek politiknya warga. Hal ini dalam tafsir politik
diantara elit. Sikap tersebut merupakan sikap kolektif Wahdah dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang bermotif dan
yang berbeda dengan sikap pribadi-pribadi elit.135 bermuatan politik dengan pendekatan strategi dan taktik
Penekanan ormas WI untuk selalu mendorong untuk meraih sebuah kemajuan dan menuju peradaban yang
kesadaran anggotanya agar berpartisipasi aktif dalam unggul dimasa depan. Doktrin baik yang bersifat langsung
kehidupan sosial masyarakat. Kesadaran tersebut harus ataupun tidak sesungguhnya telah menunjukkan adanya nilai-
berangkat dari pengetahuan yang kritis, pandangan yang nilai doktrinal Islam yang sulit dilepaskan dari makna-makna
benar terhadap realitas, dan pemahaman yang baik terhadap politik, atas dasar pemahaman yang totalitas sebagian dari
dunia dimana manusia hidup dan berusaha melakukan kalangan Islam menyebut Islam sebagai risalah teologis yang
perubahan. Tarbiyah politik (siyasyah) WI sulit untuk ditafsir, bermuatan politis. 137
karena sulit menemukan dokumen-dokumen dan doktrin 5. Tanggapan Masyarakat
politik yang bersifat langsung, namun menurut Syarifuddin Menurut Dr. H. Abdul Kadir Ahmad, MS Kepala Balai
Jurdi, Wahdah adalah sebuah gerakan Islam yang peduli pada Litbang Agama Makassar, bahwa pada awalnya WI
pembebasan manusia dari seluruh bentuk peribadatan yang merupakan sempalan dari Muhammadiyah, seperti Ustat Said
menyimpang, mendorong partisipasi dan kesadaran anggota yang mendirikan Fathul Muin. Kegiatan WI dulu mendapat
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal tersebut sudah sumbangan dana dari luar negeri yaitu dari Yayasan Haramain
mengandung unsur-unsur politik, belum lagi masalah Arab Saudi dan sekarang sudah tidak ada lagi. Seluruh
ideologi, kesadaran dan sikap-sikapnya atas masalah politik mahasiswa STIBA dulu tidak membayar SPP (gratis) namun
yang terjadi.136 sekarang sudah tidak gratis lagi, dan kondisi saat ini STIBA
Pandangan Wahdah yang perlu diperhatikan adalah sedang dalam proses berubah nama menjadi Ma€had Ali, yang
masalah pendidikan, kesehatan, pencerahan dan pembebasan keberadaannya untuk mengakomodir program-program dari
warga masyarakat dari berbagai ”penjajahan” baru yang Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pontren, Dirjen
semakin canggih. Pencerahan dan pencerdasan warga negara Pendidikan Islam, Departemen Agama RI.
Di Kota Makassar dulu sering ada perang udara antara
Radio Al Ikhwan (Muhammadiyah) dan Radio Al Wahabi
135Syarifuddin Jurdi, Islam dan Politik Lokal, Studi Kritis Atas Nalar (NU), setelah meninggalnya Fathul Muin Demak Gading terus
Politik Wahdah Islamiyah, Pustaka Cendekia Press, Yogyakarta,
Mei 2006.
136Ibid, hal 266. 137 Ibid hal 412

220 221
menyusul pindah siaran ke radio Vois of Muslim. Di baru‚ dan untuk mengakomodir berbagai persoalan
Universitas Muslim Indonesia (UMI) ada 6 orang pengurus baik politik, pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya
WI yang sedang mengambil kuliah Kajian Islam (S2), sehingga dalam upaya terus menerus untuk mengibarkan
pengajar di UMI seperti mencuci otak dipertemukan dengan bendera pada Åversi baru‚ masyarakat muslim
para pemikir fundamentalis WI. Antara WI dengan KPPSI Indonesia.
(Komite Persiapan Pelaksanaan Syariat Islam) ada overlaping, Kelembagaan WI secara utuh merupakan nafas baru
alirannya seperti Arqom, keras dan pakai pakaian baju hitam bagi gerakan keagamaan khususnya di Kota Makassar
besar (cadar). Ibadah sholat persis yang dilakukan oleh paham dan wilayah Sulawesi Selatan, yang dapat
Wahabi, dimana jamaah laki-laki mata kaki tidak boleh menggerakan umat Islam dari belenggu kemandegan.
tertutup, tidak diperbolehkan dzikir dengan bacaan keras, Secara kelembagaan baik dasar hukum yang selalu
dll..138 mengacu pada aturan perundangan yang ada
menujukkan WI ingin diterima oleh pemerintah
6. Analisis Temuan Lapangan maupun masyarakat luas. Kemampuan sumber daya
a. Kelembagaan manusia (SDM) yang dimiliki khususnya pengurus
Wahdah Islamiyah merupakan suatu lembaga DPP WI dan kader-kadernya yang berasal dari
gerakan Islam dengan perlahan dan pasti telah kalangan intelektual muda dimana merupakan
melakukan fungsi kelembagaan. Bidang Dakwah terus perpaduan antara alumni Timur Tengah yang berbasis
melakukan ekspansi pengembangan keberbagai agama dan alumni perguruan tinggi umum serta PT
daerah dengan kegiatan yang benar-benar merupakan agama di Indonesia merupakan modal kuat yang
kegiatan keagamaan yang berorientasi spiritual, dimiliki WI. Secara bersamaan pengembangan
keimanan, intelektual dan pembinaan berbagai bidang organisasi dari berbagai bidang terus menerus
kemasyarakatan. Berbagai aktivitas WI menunjukkan dilakukan baik fisik maupun non fisik seperti
suatu lembaga gerakan Islam lokal yang berbasis pada (pembangunan gedung sekolah, gedung majelis
kesadaran teologi untuk membebaskan umat Islam taklim, dan tempat ibadat), pengembangan
dari belenggu ketertinggalan materialisme dan pengkaderan, dan pengembangan wilayah daerah
kapitalisme menuju pada pola kehidupan yang fitrah. binaan, serta serba usaha (perekonomian, kesehatan,
Perubahan-perubahan secara organisatoris terus pendidikan, dan pertanian) merupakan modal WI
dilakukan sebagai upaya “merekayasa masyarakat dimasa depan.
Penekanan pada kepentingan umat yang
diridhahi Allah SWT menjadi pemacu para kader WI
Wawancara dengan Dr. H. Abdul Kadir Ahmad, MS, tanggal 2
138
untuk mengentaskan umat Islam dari ketertinggalan di
Agustus 2006

222 223
berbagai bidang. Pemurnian ajaran Islam yang pengurus DPP WI, dimana saat ini sedang digodok
ditegakkan menandakan bahwa gerakan dakwah WI adanya perubahan status STIBA menjadi Ma€had Ali.
jelas ke pemurnian Islam yang diidamkan dan Keseimbangan kegiatan dakwah yang dipadu dengan
tantangan terhadap tradisi yang sangat kuat dapat pengembangan usaha dibidang ekonomi akan mampu
dilalui dengan mulus. Kepercayaan instansi baik menjaga kelangsungan aktivitas organisasi. Kegiatan
pemerintah maupun swasta menandakan bahwa WI WI meliputi bidang dakwah dan kaderisasi,
secara organisasi maupun gerakannya dapat diterima pendidikan (umum, agama dan ponpes dari tingkat
oleh masyarakat luas. Daerah binaan yang terus dasar sampai PT), kesehatan (BKIA, poliklinik, klinik
dikembangkan ke seluruh provinsi di Indonesia dan ruqyah syariah, apotek dan ambulance), sosial (tim
khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Hal ini penangulangan musibah dan kesehatan, bantuan
merupakan langkah tepat bagi WI dimana daerah sembako dan sumbangan buka puasa), pengembangan
tertinggal menjadi sasaran dakwahnya dimana KTI usaha (toko buku, butik, BMT, dll.), informasi dan
merupakan ladang tidur bagi kegiatan dakwah. komunikasi (radio siaran, jurnal, dan situs internet),
Keputusan-keputusan yang dibuat WI mencerminkan argo industri ( perkebunan), dan badan wakaf , badan
gerakan keagamaan Islam Indonesia, yang diharapkan amil ZIS, serta badan pernikahan dan keluarga
dapat mencerahkan kehidupan umat Islam dimassa sakinah. Merupakan aktivitas yang menyeluruh bagi
depan. kehidupan berbangsa dan bernegara menjadikan WI
dapat dekat dengan masyarakat luas.
b. Kegiatan Wahdah Islamiyah Kegiatan yang dimiliki WI melibatkan pengurus dalam
Demi mencapai visi dan misi serta keberhasilan berbagai hal yang menjadikan roh bagi kehidupan dan
pelaksanaan program kerja WI, dilakukan kerjasama kelangsungan organisasi. Para kader yang dimiliki
baik dengan instansi pemerintah maupun swasta dan dapat mengelola dan memperoleh hasil dari usahanya
masyarakat luas. Berbagai kerjasama yang dilakukan dari berbagai bidang kehidupan akan memperlancar
dapat terus menguatkan eksistensi kegiatan kegiatan organisasi dan anggotanya. Untuk itu kendala
dakwahnya. Puluhan kegiatan yang bernaung pada dan tantangan tertib organisasi harus penjadi
departemen-departemen yang dimiliki WI berpotensi penekanan WI agar eksistensinya dapat terus langgeng
untuk terus mengembangkan eksistensi dakwahnya. dan berkembang.
Khususnya lembaga pendidikan STIBA yang konon
katanya dulu berbagai lembaga asing memberi c. Pengembangan
bantuan dan sekarang hal itu sudah tidak adalagi Departemen pengembangan DPP WI dengan cara
merupakan tantangan yang harus dapat di jawab oleh mengirimkan daƒi ke berbagai daerah merupakan

224 225
tantangan tersendiri bagi WI. Para da’i yang dan masyarakat umum, dengan indikasi antara lain jumlah
mempunyai komitmen tinggi adalah alumni dari anggota sebagian besar berumur muda. Kerjasama yang
Pesantren Tadribut Duat WI, Ponpes Tahfitul Qur’an dilakukan WI dengan berbagai lembaga akan menambah
WI dan STIBA akan mampu membina masyarakat eksisnya lembaga, hal ini ditandai dengan makin
muslim didaerah terutama daerah terpencil. Dengan bertambahnya cabang dan daerah binaan khususnya di KTI.
cara ini WI dapat terus mengembangkan wilayahnya Para elit WI yang berasal dari kalangan terdidik
dan mengembangkan daerah binaan, dengan makin dengan anggota yang sebagian besar berumur 17 s.d. 30 tahun
berkembangnya daerah binaan diharapkan akan dapat dapat menjadi modal kuat untuk terus maju dan
menjadi cabang WI dimasa datang. berkembangnya WI dimasa depan. Para anggota yang secara
Komitmen WI sesuai dengan visinya dimana rutin diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tarbiyah dan
WI sebagai ormas Islam yang eksis di Sulawesi dan membayar iuran anggota menjadikan WI semakin solid dalam
seluruh ibukota provinsi di Indonesia pada tahun 1436 mewujudkan visi dan misi organisasi.
H/2015M, merupakan tantangan tersendiri dan dapat
menjadi faktor pendorong bagi pengurus DPP WI 2. Rekomendasi
maupun para kader-kadernya. Kehidupan berbangsa dan bernegara yang
berkembang saat ini menjadikan hubungan antara ormas dan
PENUTUP khususnya pemerintah daerah dapat saling mengisi (saling
1. Kesimpulan membutuhkan) dan saling bersatu padu untuk memajukan
Berbagai ormas keagamaan di daerah yang tumbuh daerahnya. Kemitraan yang dilakukan WI di Makassar
dan berkembang saat ini merupakan langkah yang tepat dengan berbagai lembaga baik negeri maupun swasta dan
dalam perkembangan ekonomi, politik dan pemerintahan masyarakat luas, hendaknya dijadikan contoh oleh ormas-
seiring dengan berlakukanya UU Nomor 32 Tahun 2003 ormas lain yang berpusat di daerah agar dapat tumbuh dan
tentang Pemerintah Daerah. Ormas keagamaan yang berpusat berkembang.
di daerah dapat dijadikan mitra pemerintah daerah dalam Departemen Agama sebagai instansi pemerintah yang
memacu pembangunan. Wahdah Islamiyah yang berpusat di menangani bidang agama dan WI sebagai ormas keagamaan
Makassar merupakan salah satu contoh ormas berbasis dapat menjalin hubungan (bermitra) lebih jauh dalam
dakwah, dan dipadukan dengan berbagai kegiatan dapat berbagai macam kegiatan (misalkan dalam pendidikan agama
bermitra kerjasama berbagai lembaga, baik pemerintah dan penyiaran agama), sehingga dapat meringankan tugas
maupun swasta. masing-masing. Politik netral dan mengambil posisi tengah
Keberadaan ormas WI yang tergolong masih muda di dengan partai politik hendaknya dievaluasi kembali oleh para
Makassar mendapat respon yang baik dari berbagai kalangan elit WI, sehingga kader WI akan berkiprah dalam dunia

226 227
politik praktis tidak langsung dinonaktifkan, misalkan tidak
lagi duduk menjadi pengurus namun tidak langsung
dikeluarkan sebagai anggota WI.

DAFTAR PUSTAKA

Kaban, Muh. Rurhidayat, Selayang Pandang Wahdah Islamiyah,


Penerbit Al Bashirah Press, Makassar, Cetakan Pertama
1425 H.
Sila, Muh. Adlin, Gerakan Penerapan Syariah Islam di Sulawesi
Selatan,
Laporan Penelitian, PPIM-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2004.
Bappeda Kota Makassar dan BPS Kota Makassar, Makasssar
dalam Angka 2004.
Jurdi, Syarifuddin, Islam dan Politik Lokal Studi Kritis Atas Nalar
Politik
Wahdah Islamiyah, Pustaka Cendekia Press, Yogyakarta,
Cetakan I, Mei
2006.
Nurhidayat, Muhammad, Strategi Komunikasi Wahdah Islamiyah
Dalam
Penanggulangan Kesurupan Jin dan Gangguan Sihir Berdasarkan
Al
Qur€an dan As Sunnah, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2004.

228

Anda mungkin juga menyukai