STUDI KASUS
FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK
SEMESTER I
KELAS B
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Ketentuan Umum:
a. Kegiatan Praktikum adalah sebagai berikut:
7.00 – 7.30 : Pendahuluan, Pre test
7.30 – 12.00 : Diskusi (presentasi & tanya jawab). Dosen memberikan resume.
12.00 – 13.00 : Post test & Koreksi
b. Setiap kelas teori (A dan B) akan dibagi menjadi 5 kelompok @ 10 mahasiswa
(kelompok A1, A2, A3, A4, A5, B1, B2, B3, B4). Setiap kelompok akan dibagi lagi
menjadi 5 kelompok kecil (@ 2 mahasiswa).
c. Setiap pertemuan membahas 5 kasus. Setiap kasus dikerjakan oleh 1 kelompok kecil.
Pada sesi diskusi masing-masing kelompok kecil mempresentasikan kasusnya, kelompok
lain bertugas menyanggah, memberi masukan, dan bertanya. Keaktifan mahasiswa dalam
diskusi merupakan bagian dari penilaian.
d. Pada awal praktikum dilakukan pre test, dan di akhir praktikum dilakukan post test
dengan materi seluruh kasus yang dibahas pada hari itu.
e. Mahasiswa dalam tiap kelompok duduk melingkar, dipandu oleh 1 orang dosen.
f. Hanya ada 1 laptop untuk setiap kelompok besar. Semua referensi yang dibutuhkan
sudah dicetak dan dibawa saat studi kasus.
g. Mahasiswa yang mendapat tugas presentasi harus membagi makalah kepada semua
peserta dalam bentuk hardcopy sebelum pelaksanaan studi kasus.
2. Ketentuan Ijin:
Apabila mahasiswa tidak hadir pada satu pertemuan praktikum tidak disediakan
pertemuan pengganti, sehingga mahasiswa tidak mendapatkan nilai harian untuk materi tersebut.
Toleransi keterlambatan 15 menit.
3. Ketentuan Penilaian:
Nilai akhir terdiri dari: Ujian akhir 40%
Pre test 15%
iii
Post test 15%
Diskusi/keaktifan 20%
Makalah 10%
Nilai batas lulus adalah 70 atau B (3,0). Apabila mahasiswa tidak lulus diberikan kesempatan
ujian perbaikan (remidi) maksimal hingga mencapai nilai 70.
iv
PENDAHULUAN
1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi yang diharapkan tercapai dari mata kuliah Studi Kasus Farmasi Rumah
Sakit dan Klinis ini secara umum adalah:
1. Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah terkait obat untuk mengoptimalkan
terapi.
2. Mampu memberikan pelayanan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan
pasien.
3. Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam produksi dan distribusi
sediaan farmasi
4. Mampu menyediakan informasi yang akurat dan terkini serta memberikan pelayanan
informasi dan edukasi terkait obat dan pengobatan.
5. Mampu berkomunikasi dan membangun hubungan interprofesional dalam tim kesehatan
6. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal, dan etik.
2. Capaian Pembelajaran:
1. Mampu melakukan pelayanan farmasi klinik:
a. Mampu menjelaskan patofisiologi
b. Mampu menjelaskan faktor resiko
c. Mampu menjelaskan tanda, gejala serta diagnosis
d. Mampu menjelaskan tujuan terapi
e. Mampu menjelaskan terapi farmakologi (termasuk mekanisme kerja obat) dan terapi
nonfarmakologi
f. Mampu mengidentifikasi dan mengusulkan pengatasan problem medik
g. Mampu menjelaskan Pemantauan Terapi Obat
2.Mampu melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medik habis
pakai (SF, AK, BMHP):
a. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP
b. Mampu melakukan perencanaan kebutuhan SF, AK, BMHP ;
c. Mampu melakukan pengadaan SF, AK, BMHP ;
1
d. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP penerimaan;
e. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP penyimpanan;
f. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP pendistribusian;
g. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP pemusnahan dan penarikan;
h. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP pengendalian; dan
i. Mampu melakukan pemilihan SF, AK, BMHP administrasi.
3. Materi
No. Dosen Kelompok Item Farmakoterapi
Farmakoterapi
2
5 WH Gangguan Saluran o Benign Prostate Hyperthropy (BPH)
Kemih Gangguan o Contraceptive
Ginekologi o Menstruation-Related disorders
3
4. Pendahuluan SOAP
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup pasien. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu dibutuhkan kerjasama yang baik antar
petugas kesehatan di Rumah Sakit, yaitu apoteker, dokter, perawat, laboran, petugas gizi,
radiologi, keluarga pasien, dan yang utama adalah dengan pasien sendiri, sebab paradigma
pelayanan kefarmasian saat ini mengutamakan hak dan menghormati pilihan pasien.
Apoteker klinis hadir di Rumah Sakit bukan untuk menggantikan profesi dokter
ataupun profesi yang lain, melainkan bekerja dalam satu tim. Sudut pandang yang benar harus
ditegakkan bersama-sama demi kepentingan pasien. Untuk itu seorang apoteker yang bekerja di
Rumah Sakit terutama ward pharmacist ( di Indonesia dikenal dengan sebutan farmasi klinis)
sangat diperlukan untuk membuatasuhan kefarmasian. Hasil asuhan kefarmasian tersebut
selanjutnya disampaikan kepada dokter dan perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan akibat permasalahan pengobatan (Drug Therapy Problem) dan atau Medication
Error. Tahapan terpenting dalam melakukan asuhan kefarmasian adalah penyusunan Rencana
Pelayanan Kefarmasian (RPK) yang diawali dengan kegiatan rekonsiliasi (penyelidikan riwayat
pengobatan pasien) ketika pasien masuk ke Rumah Sakit.
Data base merupakan hal pertama yang harus dikerjakan dalam menyusun RPK,
database dapat ditelusuri dari Rekam Medis Pasien, wawancara dengan pasien, dokter, perawat,
dan keluarga pasien. Data yang dikumpulkan tersebut disebut Data Subyektif dan Data
Obyektif. Jenis informasi yang ditelusuri adalah data demografi pasien, riwayat penyakit,
riwayat alergi obat, riwayat sosial, dan gambaran ekonomi pasien, tujauan database adalah
menilai kondisi pasien. Adapun komponen database adalah :
Patient Care merupakan suatu bentuk pelayanan kefarmasian tertuju pada pasien yang
bertujuan untuk ikut bertanggung jawab terhadap kebutuhan terapi obat demi peningkatan
kualitas hidup pasien. Dalam pelayanannya menggunakan prinsip pharmaceutical care.
2. Assessment ( menganalisis)
Farmasis melakukan analisis atas data yang sudah dikumpulkan, dikaitkan dengan terapi
yang didapatkan oleh pasien, meliputi :
a. Semua pengobatan : effectiveness, safety, patient adherence
b. Status kesehatan : faktor risiko, data kesehatan, faktor lingkungan, health literacy
c. Status imunisasi, kebutuhan untuk mendapat preventive care, dll
3. Plan (merencanakan)
Berdasar hasil assessment, apoteker membuat dan mengembangkan perencanaan
berdasar evidence base dan pertimbanagan efektifitas biaya, dengan berpusat pada pasien serta
bekerjasama bersama tim kesehatan/ profesi yang lain.
1. Mengatasi masalah terkait obat dan mengoptimalkan terapi obat
2. Menetapkan sasaran terapi untuk mendapat outcome klinis yang baik dan menyeluruh
3. Melibatkan pasien dalam proses edukasi dan managemen diri
4. Mendukung kelangsungan patient care, termasuk adanya tindak lanjut care plan.
4. Implementasi
Penerapan care plan untuk mengatasi masalah terkait obat yang melibatkan pasien
melalui pendidikan, pemberdayaan, dan pengelolaan diri Mendukung perawatan, termasuk
tindak lanjut implementasinya.
• Mengatasi masalah terkait pengobatan, terlibat dalam strategi pencegahan penyakit,
termasuk pemberian vaksin
• Memulai, memodifikasi, atau mehentikan terapi
• Memberi edukasi kepada pasien atau tim pelayanan kesehatan
• Berperan serta bersama tim kesehatan yang merawat pasien, termasuk apabila pasien
dirujuk
• Membuat skedul patient care lanjutan sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan terapi
Data Subyektif
5
Data subyektif adalah data yang bersumber dari pasien atau keluarganya, atau orang lain
tanpa dapat dikonfirmasi secara independen, data ini sangat bersifat subyektif antar individu,
misalnya pasien menyatakan badan terasa demam, nyeri, sesak nafas, pusing.
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang didapat dari hasil pengukuran (hasil observasi) yang
dilakukan oleh dokter atau perawat. Contoh, hasil diagnosa, suhu badan pasien yang diukur
dengan termometer, tekanan darah, hasil pemeriksaan USG, hasil pemeriksaan Laboratorium,
hasil kultur bakteri, dan lain-lain.
Assessment/Analisis
Assessmen merupakan langkah identifikasi untuk mendekatkan antara informasi data pasien
dengan terapi yang didapatkan. Ada 2 macam cara yaitu :
a. Evaluasi database-farmakoterapi
Data subyektif dan obyektif dicocokkan dengan farmakoterapi, guideline, atau EBM,
kemudian dicatat DRP yang didapat
b. Pendekatan problem list
Pendekatan ini dengan mengelompokkan data obyektif dan subyektif, misalnya :
Obyektif, subyektif : suhu, tekanan darah, diagnosa, gejala, disfungsi organ, cacat
medik, morbiditas, dan lain-lain kemudian dipasangkan dengan terapi yang ada untuk
selanjutnya dianalisis sesuai farmakoterapi
Seorang Bapak berusia 50 tahun, dirawat di RS karena mengalami pembengkaan pada sendi-
sendi kaki dan merasa nyeri hebat karena Gout, demam suhu 390C,dan mengeluh pusing.
Pasien mendapat pengobatan Allopurinol 300 mg 1x1, selain itu pasien juga mendapatkan
CTM 2 mg 3x1 untuk mengatasi ruam kulit yang timbul 1 hari setelah perawatan. Bapak
tersebut juga mengalami mual muntah hebat, dan setelah pemeriksaan didapat kadar serum
kreatinin sebesar 3,5 mg/dL (N = 0,7-1,1 mg/dL pada pria), diagnosa adalah CRF, obat lain
yang didapat adalah primperan 3x1 amp, dan antasida 3x1.
6
Problem medik: Gout
Subyektif Obyektif Terapi Analisis/Asessmen DRP Plan Monitoring
t
Pembengkaan - Allopurinol Setelah pemberian Efek obat Bila ruam kulit ruam kulit
pada sendi- 300 allopurinol pasien berlawanan memang
sendi kaki mg 1x1 mengeluhkan : efek disebabkan
dan merasa samping,
nyeri hebat ruam kulit dimana alergi allopurinol
efek samping sarankan
allopurinol adalah alternative terapi
ruam kulit. lainnya.
8
primperan
maka perlu
direncanakan
pemantauan
efek samping
Exstra
Pyramidal
Syndrome
(EPS).
Penggunaan
antasida dapat
menyebabkan
toksisitas di
ginjal, karena
kadar Al
meningkat,
maka
disarankan
untuk
menghentikan
penggunaan
antasida, selain
itu tidak
dijumpai
adanya
problem medik
yang mengarah
pada perlunya
penggunaan
antasida.
9
Untuk menganalisa kasus di atas kita memerlukan beberapa guideline atau EBM terkait
dengan problem medik yang ada, yaitu Epilepsi dan DM. Setelah DRP didapat tahap
selanjutnya adalah menyususun Care Plan.
IDENTITAS PASIEN
Nama : No Rek Medik :
Tempt/tgl lahir : Dokter yg merawat :
Alamat :
Ras :
Pekerjaan :
Sosial :
Riwayat masuk RS :
Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat Sosial :
Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian Ya / tidak
Ya/ tidak
Meminum Alkohol
Riwayat Alergi :
10
Keluhan / Tanda Umum
11
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI
TUGAS :
1. BUATLAH LATAR BELAKANG SINGKAT, TENTANG PATOFISOLOGI, FAKTOR RESIKO, TANDA GEJALA
SERTA DIAGNOSIS, TUJUAN TERAPI, DAN FARMAKOTERAPINYA
2. MASUKKAN DATA BASE PASIEN KE DALAM FORMAT DATABASE
3. BUATLAH ASSESSMENT
4. SUSUN DRP POTENSIAL
5. BUATLAH CARE PLAN DAN MONITORINGNYA
12
KEGIATAN PEMBELAJARAN
13
FARMAKOTERAPI GANGGUAN KARDIOVASKULER
Penanggung Jawab: Ika Purwidyaningrum, S.Farm, M.Sc., Apt.
KASUS 1 : CHF
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. XX
Ruang : 404
Umur : 35 tahun
Tanggal MRS : 30 Maret 2018
Tanggal KRS : 8 April 2018
Diagnosa : Pneumonia, CHF, ALO
Nyonya XX datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Nyeri menjalar sampai ke punggung
dan jari kelima, terasa seperti tertindih. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas, batuk yang
berdahak, dahak berwarna putih. Pasien mengeluhkan pilek dan pusing, tetapi tidak
mengalami mual muntah. Obat yang dikonsumsi adalah digoksin, furosemid dan ISDN.
Riwayat penyakit terdahulu adalah CHF dan tidak ditemukan alergi terhadap obat tertentu.
Berikut merupakan tanda vital Ny. M saat masuk di rumah sakit:
Parameter Tanggal
30 Maret 2018
TD (mmHg) 100/70
Suhu (°C) 33
Nadi (x/ menit) 70
RR(x menit) 22
14
Monitoring Tanggal
30/3/18 31 1/4/18 2 3 4 5 6 7 8
TD 100/70 90/60 100/90 - 100/60 110/70 110/60 100/60 110/80 110/80
(mmHg)
Nadi 56 - 100 - 76 - - - 74 -
(x/menit)
Nafas 24 - 24 - 28 - - - - -
(x/menit)
Sesak nafas ++ ++ + + - - - - - -
Batuk ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + -
Nyeri dada - - - - - - - - - -
KASUS 2 : HIPERTENSI
16
Berikut merupakan hasil pemeriksaan laboratorium Ny. M :
17
memiliki riwayat dislipidemia dan sering mengalami depresi serta sering mengalami nyeri
punggung bawah kronis. Saat datang ke rumah saki Ny BB mengeluhkan nyeri dada terutama
setelah melakukan aktivitas seperti jalan menanjak di kebun dan perlahan hilang apabila Ny
BB menurunkan aktivitasnya. Ny BB kadang batuk saat cuaca dingin. Rasa tidak enak terasa
di pusat dada dan tingkat nyerinya 3/10-4/10. Terkadang pusing, kepala terasa ringan dengan
denyut nadi sekitar 50 dan tekanan darah sistolik mendekati 100 mmHg. Satu bulan yang lalu
hasil angiogram buruk di RCA tempat yang sudah dioperasi
TERAPI Ny BB :
Nama Obat Tanggal
ISDN 120 mg (1 x v V
1)
0,4 mg v V
Nitrogliserin SL
Lisinopril 5 mg po v v v v V
(1x1)
Carvedilol 6,25 v v v v V
mg po (2x1)
Aspirin 325 mg po v v v v V
(1x1)
Diltiazem v v v
extended release
240 mg po (1x1)
Celecoxib 200 mg v v v v V
po (1x1)
Simvastatin 40 mg v v v v V
po (1x1)
Ranolazine v V
18
Tanda Vital Kondisi Pasien
Denyut Nadi 50
Kecepatan Napas 22
Suhu 36.4°C
BMI 31.07
Cl 103 mEq/L
CO2 21 mEq/L
BUN 24 mg/dL
Glukosa 98 mg/dL
Hct 35.1%
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. Kz
Bangsal/kamar : C2/D2
Umur : 46 tahun
19
Tanggal MRS : 23-4-2013 pk. 17.00
Tanggal KRS :-
Diagnosa : HM, DM, stroke infark
TANDA VITAL :
Hasil CT Scan pada tanggal 29 April menunjukkan bahwa adanya sub acute infark di bagian cerebral
MONITORING TERAPI
20
TERAPI YANG DI BERIKAN PADA PASIEN
21
KASUS 5 : IMA Anterior
I. IDENTITAS PASIEN
22
Terapi yang diberikan kepada pasien :
23
FARMAKOTERAPI GANGGUAN PERNAFASAN, NUTRISI & GAWAT
DARURAT
Penanggung Jawab: Opstaria Saptarini, M.Si., Apt
Pertanyaan :
24
1. Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien diatas? Bagaimana
tatalaksananya?
2. Berapa lama terapi dilakanakan? Beri alasan
3. Apa yang harus dikontrol dan dimonitor elama terapi?
4. Bagaimana mekanisme keracunan logam mercuri ?
5. Bagaimana mekanime kerja antidotum pilihan anda, jelakan!
25
penangkal methanol ke perawatan selama 1 bulan, berdasarkan saran dari
konsultan oftalmologi. Pada bulan ke-2 perawatan, ketajaman visual di mata
kanan meningkat menjadi 1 dan 0,4 di mata kiri.
Pertanyaan :
1. Menurut anda telah sesuaikan tatalaksana penanganan keracunan metanol
diatas? Telah sesuaikah dosis awal pengobatan tersebut?
2. Perlukah pemberian NaHCO3, dengan dosis 1 Eq / kg, untuk memperbaiki
asidosis dalam analisis gas darah?
3. pengobatan untuk penangkal methanol apa yang dapat anda arankan untuk
pemakaian 1 bulan?
4. Bagaimana mekanime alcohol methanol meracuni tubuh?
5. Bagaimana mekanime antidotumnya dalam menawar racun methanol?
6. Apa yang perlu dimonitor selama proses perawatan?
KASUS 3. ASMA
Deskripsi
Seorang anak bernama Aj Thompson, kaukasia, berumur 12 tahun datang ke bagian gawat
darurat dengan eksaserbasi akut asma. Setibanya di sana, dia telah berusaha bernapas.
Temuan awal termasuk kecepatan pernapasan 35x/menit, denyut jantung dari 96 denyut /
menit, pembacaan oxymetry pulse dari 90%, suhu 37,3 ° C, hidung kembang kempis, dan
mengi. Ia juga mengalami eksasebasi asma dimana terdapat dahak purulent pada batuknya.
Sejarah Penyakit
Pasien mengalami infeksi saluran pernapasan atas selama dua hari dan telah menderita
riwayat asma selama 10 tahun. Pasien memiliki kepatuhan obat yang buruk dan tidak
memiliki tindak lanjut rawat jalan selama empat tahun terakhir. Meskipun menderita batuk
dan sesak nafas di siang hari dan malam hari, ia hanya menggunakan inhaler salbutamol
untuk meredakan gejalanya. Dia juga memiliki riwayat rhinitis alergi dan menggunakan
semprot hidung kortikosteroid. Riwayat keluarga pasien juga positif (ibu dan saudara
perempuannya) untuk rinitis alergi.
Analisa Laboratorium
Gas darah arteri (ABG) menunjukkan hari 1 smrs :
pH: 7,40,
tekanan karbon monoksida (pCO2): 30 mmHg,
26
tekanan oksigen (pO2): 60 mmHg,
natrium bikarbonat (HCO3-): 20,4 mEq / l.
X-ray dadanya menunjukkan hiperinflasi tanpa bukti adanya infiltrasi paru atau
pneumotoraks
Elektrokardiogram (ECG) menunjukkan takikardia sinus.
Probe oxymetry pulse masih membaca di bawah 90%,
pasien mengalami kekurangan udara dan angina pektoris setelah terapi broncodilator.
Karena pasien mengalami angina pectoris memeriksa CKMB (creatine kinase-MB)
dan Troponin I, dan keduanya normal
Leukosit : 15.500
LED : 50 mm/ menit
Analisislah :
1. Mengapa terjadi nyeri dada setelah pemberian nebulasi Ventolin? Apa tindakan yang
harus dilakukan?
27
2. Karena kondisi pasien tidak menunjukkan perbaikan, dokter merekomendasikan
pemberian magnesium sulfat dengan infus intravena (IV), setujukah anda ebagai
apotekernya ? berikan alasan!
3. Obat apa aja yang anda rekomendasikan untuk pemberian hari ketiga?
4. Berikan monitoring dan KIE bagi anak tersebut!
KASUS 4. COPD
Deskripsi
Tuan greogory blunt, 62 tahun, kaukasia, dilarikan ke rumah sakit akibat batuk berdahak
kehijauan yang terus menerus dan sesak napas yang tidak mereda setelah diberikan diberikan
2 puff beclometason inhalasi.
Riwayat pernapasan: riwayat rokok 80 bungkus per tahun, berhenti tahun lalu. Dia telah
mengembangkan batuk kering, peretasan, tidak produktif selama enam bulan terakhir.
Mengalami asma saat anak-anak dan terpapar asap bekas dan asap memasak saat bekerja di
restoran milik keluarga saat masih kecil. Akhir-akhir ini, dia telah merasakan sedikit sesak
dada dan batuk yang meningkat ketika mengunjungi studio seni milik istrinya.
Riwayat keluarga: Ayah mengalami emfisema, meninggal pada usia 69 tahun, ibu
meninggal karena kanker payudara pada usia 62 tahun. Kakek meninggal pada usia 57 tahun,
nenek meninggal dalam usia 40 tahun karena bunuh diri. Enam anak dewasa, hidup dan
sehat.
Penerimaan pernapasan sebelumnya: Rawat inap selama enam hari musim dingin lalu untuk
eksaserbasi akut PPOK dengan pneumonia bakteri yang membutuhkan intubasi 24 jam dan
ventilasi mekanis.
Sejarah penyakit:
COPD, hipertensi (dikontrol oleh diet),
Alergi: turunan penisilin dan cephalosporin
Riwayat pernapasan sebelumnya: Rawat inap selama enam hari musim dingin lalu untuk
eksaserbasi akut PPOK dengan pneumonia bakteri yang membutuhkan intubasi 24 jam dan
ventilasi mekanis.
28
Pengobatan dirumah
Obat Saat Ini: Prednisone 10mg q hari. Ibuprofen 400mg BID prn (perkiraan dia mengambil
dua per hari).
Psikis: Pada wawancara Rehabilitasi Paru-paru Tahap II ia tampak acak-acakan, bingung,
mengenakan kaus, celana piyama dan sandal kamar tidur. Dia ditemani oleh istri dan putri
yang tampil rapi, bersih dan berpakaian bagus. Pasien menyatakan, “Saya pikir Anda
(psikiatri) tidak dapat melakukan apa pun untuk membantu saya. Saya hanya di sini karena
mereka membuat saya pergi kesini (menunjuk pada istri dan anak perempuan). Ia tidak
pernah keluar rumah sejak keluar dari rumah sakit musim dingin lalu. Istri menyatakan, "Dia
berjalan sedikit di luar dengan cucu-cucu kami pada hari Minggu lalu dan kehabisan nafas,
dia hampir pingsan
Hasil pemeriksaan
29
IVFD RL 25 tts/menit ˅ ˅
O2 2L / min ˅ ˅
Prednison 4 mg/kgBB tiap 6 jam ˅ ˅
Aminofilin inj 1 ampl melalui infus ˅ ˅
Injeksi ciprofloksasin IV ˅ ˅
Diazepam 2 mg x 1 ˅ ˅
HCT 25 mg x 1 ˅ ˅
Verapamil 120 mg x1 ˅ ˅
cimetidin 2x1 (amp) ˅ ˅
ambroksol tablet 16 mg 1 x 1 ˅ ˅
Pertanyaan :
1. Apa komorbiditas yang harus dieksplorasi?
2. Bagaimana Anda merekomendasikan pengobatan tn greg?
3. Rekomendasi psikologi / sosial apa yang akan Anda buat?
4. Sebagai Farmasisnya Sudah tepatkah terapi yang diterima oleh tn greg selama di
rumah sakit?
5. Berikan pengobatan menurut anda yang sesuai pada hari ke tiga setelah masuk RS?
30
FARMAKOTERAPI GANGGUAN SALURAN CERNA,
GANGGUAN KULIT
Penanggung Jawab: Dwi Ningsih, M.Farm., Apt.
31
H. pylori = negative
Diagnosa : ulkus peptikum yang diinduksi NSAID disertai perdarahan
Obat yang diterima pasien saat ini :
Obat 1/4/18 2/4/18 3/4/8 4/4/18
Infuse RL Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Ranitidin 50 mg tiap 8 jam im Ѵ Ѵ
Lanzoprasol 30 mg bolus iv Ѵ Ѵ
selama 30 menit
Domperidon 10 mg 3x sehari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Diazepam 2 mg po Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Tugas :
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisologi dan farmakoterapinya
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif)
3. Buatlah assessment
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medik
5. Terapi apa yang bisa direkomendasikan pada pasien diatas?
6. Monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
32
pasien tidak mau makan dan tidak dapat beraktivitas karena pasien akan muntah setiap kali
makan atau beraktivitas. Kondisi pasien saat datang ke IGD lemah karena dehidrasi dan
kurang nutrisi. sakit kepala hebat yang menjalar ke tulang belakang. Sebelum ke IGD pasien
sudah mengkonsumsi obat obat analgetik OTC seperti parasetamol 500 mg dan kafein 50 mg
4 kali sehari, kemudian ganti dengan mertigo, tetapi tidak dapat meringankan sakit kepala
dan muntah pasien. Saat yang bersamaan ditemukan sariawan dengan jumlah lumayan
banyak dimulut pasien.
Data klinik :
Tes widal negatif
Hb pasien 10,7 mg/dL
Terapi saat ini :
Jenis terapi 18/4/2018 19/4/2018 20/4/2018 21/4/2018 22/4/2018 23/4/2018
Injeksi antrain 500 mg iv ۷ - - - - -
Lapibal (1xsehari) ۷ ۷ ۷ ۷ ۷ ۷
Dexamethason 0.75 mg 2x ۷ ۷ ۷ ۷ ۷ ۷
sehari (PO)
Domperidon (2kali sehari) ۷ ۷ ۷ ۷ ۷ ۷
Metampiron (4xsehari) ۷ ۷ ۷ ۷ ۷ -
Analsik (3 kali sehari) - - - - - ۷
Pada hari ke-6 pasien merasa sariawan mulai berkurang, tetapi gejala sakit kepala dan mual
belum juga mereda.
Tugas:
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisologi dan farmakoterapinya
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif)
3. Buatlah assessment
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medik
5. Terapi apa yang bisa direkomendasikan pada pasien diatas?
6. Monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
KASUS 3. GERD
Seorang pasien wanita berusia 32 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa panas
terbakar didada dan nyeri pada perut. Pasien merasakan sering sesak nafas dan batuk. Akhir
ahkir ini, pasien sering muntah dan merasakan sakit pada tenggorokannya dan suaranya
33
menjadi serak. Pasien mengalami penurunan berat badan sebesar 6 kg dalam waktu 2 bulan
terakhir. Pasien juga mengeluhkan perutnya terasa kembung dan penuh. Kadang BAB
berwana hitam.
Data laboratorium :
Hb : 8 mg/dL
TD : 110/70 mmHg
Riwayat pengobatan :
Pasien sudah lama menggunakan antasida OTC yang mampu sedikit meredakan rasa nyeri
perut yang dideritanya. Pasien juga telah mendapatkan resep dokter berupa :
ranitidine 150 mg (2 kali sehari)
Ventolin inhaler (1-2 puff 3-4 kali sehari)
Flutikason dipropinoat (2 puff sekali sehari pagi hari)
Resep dokter telah ditebus dan digunakan selama 2 minggu, akan tetapi belum mampu
meredakan rasa nyeri terbakar di dada.
Diagnosa dokter : pasien menderita GERD disertai komplikasi
Tugas:
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisologi dan farmakoterapinya
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif)
3. Buatlah assessment
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medik
5. Terapi apa yang bisa direkomendasikan pada pasien diatas?
6. Monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
4. KASUS DERMATITIS
Seorang anak perempuan (1.5 tahun) dibawa ibunya ke poli rawat jalan dokter spesialis kulit
karena menderita gatal dan ruam diselangkangan dan dileher bagian belakang dan dikakinya.
Ibunya menceritakan bahwa anak tersebut sehari hari dititipkan di tempat penitipan anak
karena ibunya harus bekerja. Ruam dan gatal terjadi setelah 2 bulan anak tersebut dititipkan
ditempat penitipan. Dipenitipan anak sehari hari memakai diapers. Dan anak selalu menagis
jika akan ditinggal ibunya dipenitipan, dan bilang tidak suka ditempat itu.
Sekarang ini anak jadi rewel terutama malam hari karena gatal yang dirasakannya. Sebelum
ke dokter ibunya memberikan salep berisi sulfur dan bedak, tetapi tidak mampu mencegah
anak menggaruk badannya sampai lecet-lecet dan akhirnya luka tersebut berair.
34
Riwayat alergi : anak mempunyai alergi ikan laut dan telur burung puyuh.
Riwayat alergi keluarga : Ibu dan pamannya alergi ikan laut dan udara dingin
Obat yang diresepkan dokter saat ini :
- Krim Betametason valerat 0.1% 2-3x sehari
- Dipenhidramin HCl 50 mg, ½ tablet pada malam hari sebelum tidur
- Calamine lotion, dioleskan jika gatal
Tugas :
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisologi dan farmakoterapinya
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif)
3. Buatlah assessment
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medik
5. Terapi apa yang bisa direkomendasikan pada pasien diatas?
6. Berikan KIE
7. Monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
Data Klinik :
No Data
Normal 02/02 03/02 04/02 05/02 06/02 07/02 08/02 09/02 10/02 11/02
klinik
200/ 200/ 190/ 160/ 160/ 160/ 220/ 200/ 140/ 140/
1. TD 120/80
100 120 100 100 80 80 100 100 80 90
60-
2. nadi 100x/m 96 80 72 72 84 80 92 76 76 72
nt
39,9
3. Suhu 36-37,5 36,4 36,3 35,6 36,1 35,5 35,7 35 36 35,9
&39,
35
7
RR 15-20
4. 24 23 24 24 24 24 24 24 21 20
(x/menit) x/mnt
5. Muntah - - - - - -
Nyeriuluha
6. + + - + +
ti
7. Sakitkepala + -
8 Mual + + - - -
9. Pusing - -
10. Sesak - - + + -
Lanca
11. BAB
r
12. BAK Baik
Nyeriperut
13 + + +
bagiankiri
Nyeribagia
14 nbelakangk +
epala
Perutagakk
15. + +
eras
16. Nyeriperut +
17. Kembung + +
Nyeriakibat
18. +
infus
.
Riwayat pengobatan:
Regimen Tanggalpemberian
No Jenisobat
dosis 02/02 03/02 04/02 05/02 06/02 07/02 08/02 09/02 10/02 11/02
1. Infus RL 20 √ √ √ √ √ √ √ √
Amlodipin √
2. 1x1 √ √ - - - √ √
10 mg (pagi)
1
3. Pumpitor √ √ √ √ √ √ √
botol/hr
4. Antasida 3x1 √ √ - - - √ -
√
5. Micardis - - - √ - √
(malam)
36
Inj.Ketorolac
7. √ √ √ √
1%
√
8. HCT 2x1 √ - (20
mg)
√(11.05
PCT inf/12
9. wita)
jam
39,9
√
Tramadol
10. (00.35
inf/12 jam
wita)
Aspilet 80
11. √
mg
12. Pct 500 mg √
Cefadroxil
13. √
500 mg
Tugas:
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisologi dan farmakoterapinya
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif)
3. Buatlah assessment
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medik
5. Terapi apa yang bisa direkomendasikan pada pasien diatas?
6. Monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
37
FARMAKOTERAPI GANGGUAN PSIKIATRI-SYARAF,
GANGGUAN ENDOKRIN
Penanggung Jawab: Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt.
Kasus 1. Epilepsi
Seorang pasien perempuan sejak remaja sudah mengalami seizure, didiagnosis jenis
epilepsy tonik klonik. Saat awal ia mendapatkan terapi dengan Primidon namun respon tidak
optimal sehingga diganti dengan asam valproat 500 mg/hari dalam dosis terbagi, hingga
dewasa pasien masih menggunakan asam valproat dosis 750 mg/hari dalam dosis terbagi.
Selama terapi berjalan dengan dosis perawatan (maintenance dose) sudah tidak terjadi
serangan lagi. Saat ini pasien sudah menikah dan hamil dengan usia kehamilan 4 minggu.
Riwayat :
Penderita mengalami serangan untuk pertama kali saat masuk masa menstruasi pertama,
setelah beberapa kali serangan, orang tuanya baru mengetahui keadaan anaknya dan sejak
saat itu ia mendapat obat. Pasien tinggal di desa sehingga ia hanya bisa ke puskesmas dimana
obat yang tersedia terbatas. Ia mendapat Primidon dosis awal 125 mg/hari menjelang tidur,
dinaikkan 125 mg tiap 3 hari sampai 500 mg/hari dalam 2 dosis terbagi, kemudian dinaikkan
250 mg tiap 3 hari sampai maksimal 1,5 g/hari, dosis terbagi. Pada 3 bulan pertama masih
terjadi serangan epilepsy, bahkan saat dosis optimal masih juga terjadi serangan sehingga
oleh dokter diganti dengan asam valproat dosis 15 mg/kg bb per hari. Peningkatan dosis
dilakukan selama 1 minggu dengan penambahan 10 mg/kg bb per hari. Keadaan pasien
selama terapi optimum sudah stabil, tanpa serangan. Hingga saat ini dalam maintenance
terapi.
Pemeriksaan fisik : BB 48 kg, TD 120/80 mmHg, suhu : 36,5 0C, Hb : 10
Tugas :
1. Bagaimana proses penggantian OAE dari primidon ke valproat?
2. Adakah interaksi obat dari kedua OAE tsb?
3. Bagaimana cara mengatasinya?
4. Dengan kondisi kehamilannya sesuaikah pilihan antikonvulsan yang sudah diberikan
pada pasien? Apa yang anda rekomendasikan? Cari dan tunjukkan guidance terapi
epilepsi yang aman untuk kondisi pasien!
5. Informasi apa yang bisa anda sampaikan kepada pasien, terkait obat mengingat terapi
OAE membawa resiko efek-efek samping, termasuk resiko saat pasien menyusui
bayinya kelak?
38
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah 150/90
RR 28/menit
BB 55 kg, tinggi : 160 cm
Pemeriksaan sistem neurologi : kedua tangan gemetar (+), kaki dan tangan kaku (+), jika
berdiri dan berjalan badan condong kedepan (+), berbicara suara menjadi kecil dan lambat (+)
Sistem kardiovaskular : nyeri dada (-), riwayat hipertensi (+), riwayat penyakit
jantung (-)
Kasus 3. Depresi
Seorang laki-laki berusia 18 tahun, mahasiswa baru di sebuah PTN ternama. Ia masuk tanpa
tes karena prestasinya di SMA sangat bagus. Beberapa bulan ini mengalami perasaan (mood)
yang memburuk, ia sulit berkonsentrasi, kehilangan minat belajar, bahkan minat ke kampus,
39
sulit tidur, tidak ada nafsu makan, perasaan tidak berarti, terlintas niat untuk bunuh diri.
Gejala ini muncul sejak orang tuanya bercerai, karena ibunya selama ini tidak bekerja maka
ia dibawa ayahnya yang dianggap secara financial lebih mampu membiayainya. Sulitnya
selama ini ia sangat dekat dengan ibunya. Keterbatasan kontak dengan ibunya membuatnya
terpikir hampir tiap saat, kadang membuatnya khawatir akan kondisi ibunya.
Hasil diagnosis dokter : pasien dinyatakan mengalami depresi akut disertai kecemasan,
disarankan menjalankan psikoterapi dan memulai terapi dengan amitriptilin 50 mg/1x sehari.
Tugas :
1. Sudah sesuaikah pilihan terapi yang diberikan dengan kondisi pasien? Bila tidak
sesuai, apa obat yang anda rekomendasikan? Cari dan tunjukkan guideline terapinya
2. Bagaimana maintenance terapi pada pasien?
3. Bagaimana evaluasi terapi pada pasien tsb?
4. Perlukah terapi lain untuk pasien tsb mengingat ada kondisi kecemasan (anxietas)?
5. Informasi apa yang bisa anda sampaikan kepada pasien, terkait obat dan efek
samping?
6. Bilamana pasien dapat melepaskan pengobatannya ?
Kasus 4. Skizofrenia
Seorang pasien perempuan, T, berusia 37 tahun, belum menikah, sempat hendak menikah
namun calon suaminya tiba-tiba meninggalkannya, karena pihak keluarga laki-laki keberatan
anaknya menikah dengan calon yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.
Pasien sampai sempat terlihat seperti orang depresi sejak kejadian itu. Sudah beberapa kali
pasien dibawa ke RSJ untuk dirawat. Ternyata hasil diagnose menunjukkan bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa (skizofrenia). Pasien sering menolak minum obat, sehinggga
terjadi kekambuhan.
Pemeriksaan fisik
TD 110/80
RR 22 x/menit
Suhu badan 36.50C
Riwayat keluarga
Ibu pasien mengalami depresi hingga saat ini masih dirawat di RSJ. .
Riwayat pengobatan :
Saat serangan akut pasien mendapat terapi Haloperidol 2 mg 2x sehari, saat ini dosis
dinaikkan menjadi 2 mg 3x sehari. Pasien juga diberi Trihexyfenidil 2 mg 2x sehari.
Beberapa kali dibawa ke psikiater, untuk menjalani psikoterapi, namun kondisi pasien belum
menampakkan adanya perubahan yang berarti.
Tugas :
1. Sudah sesuaikah pilihan terapi yang diberikan pada pasien? Bila tidak sesuai, apa obat
yang anda rekomendasikan? Cari dan tunjukkan guideline terapinya
2. Bagaimana pemberian antipsikotik yang benar dan bagaimana maintenance terapi
pada pasien?
40
3. Bagaimana evaluasi terapi pada pasien tsb?
4. Apa terapi lain selain psikoterapi yang perlu dilakukan untuk pasien tsb?
5. Informasi apa yang bisa anda sampaikan kepada pasien, terkait obat dan efek
samping?
6. Bagaimana caranya agar pasien dapat lebih patuh terhadap pengobatan?
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. T
Umur : 65 tahun
Tanggal MRS : 17 Juni 2016
Diagnosis : DM tipe 2, Hipertensi, Nefropati
Riwayat penyakit terdahulu : DM ± 5 th
Riwayat pemakaian obat sebelumnya : Metformin, Captopril dan HCT namun tidak
rutin digunakan
Riwayat alergi : (-)
Tanda2 Vital
Parameter 18/6 19/6 20/6 21/6 22/6 23/6 24/6 25/6
Nilai
Penyakit / 17/6
Normal
Tanggal
Tekanan 155/100 150/90 150/90 150/90 150/90 150/90 150/90 150/90
Darah 120/80 150/100
(mm Hg)
Nadi (kali 89 88 88 88 87 88 86 89
80 89
per menit)
Suhu 38,6 38,9 38,5 38,5 38,4 38,2 37,8 37,8
37-37 37
Badan (oC)
Respirasi 23 23 22 23 23 22 23 22
(kali per 20 24
menit)
Pemeriksaan Lab
Laboratorium Rutin /
Nilai Normal 17/6 20/6 21/6
Tanggal
GDS < 140mg/dL 280 290 270
41
K 3,5-5,1 mg/dL 3,2 3,4 3,3
Cl 98-107 mg/dL 98 92,7 95
60
GFR ml/menit/luas
area
Kreatinin serum >1,3 mg/dL
Asam urat 7,5 mg/dL
Terapi Pasien
20 21 22 23 24 25
Terapi (Nama Obat, Kekuataan) Aturan Pakai 17 18 19
1. Apakah terapi yang diberikan sudah tepat? Adakah DRP pada kasus ini?
2. Apa parameter yang bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan terapi pada pasien
DM? apakah parameter tsb sudah muncul pada data di atas?
3. Pasien mendapat antibiotic, apakah diperlukan? Apa saran anda?
4. Apakah penggunaan obat-obat diatas sudah sesuai dosisnya?
5. Berikan PIO yang tepat kepada pasien
42
FARMAKOTERAPI GANGGUAN SALURAN KEMIH,
GANGGUAN GINEKOLOGI, GANGGUAN GINEKOLOGI
Penanggung Jawab: Wiwin Herdwiani, M.Sc., Apt.
PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan Umum : letih, pucat, nyeri dan demam
b. Kepala – Leher :dbn
c. Extremitas :-
f. Status Neorologis :
ANAMNESE
TD = 120/80
Rotgent dada === terdapat benjolan di payudara kiri
DIAGNOSA :
- Kanker Mamae dan Hipertiroidisme
CATATAN PERAWAT/PARAMEDIS
Tanggal/jam Pengobatan dan diet Catatan Tanda tangan
43
28/04/2018 Infus RL 20 tpm Pagi :
Carboplatin 9 AUC TD 120/80
Doxetaxel 500 mg Pasien merasa nyeri
Salvestrol 1x1 punggung, mual demam
Tylenol 1x1 dan lemas .
Selenium 200mg/.hari
Paracetamol
Data Laboratorium
Parameter Nilai Tanggal Pemeriksaan
Normal 16/10 17/10 18/10 19/10 20/10
Leukocytes 3500- 5550 8770
10000
Hb 11.0-16.5 4,7 5
%
Hematocrite 35.0-50.0 26 26,3
%
Thombocytes 150000- 201000 237.000
390000
Glucose 60-110 86
Random mg/dl
Ureum/BUN 10-50 48 48
mg/dl
Creatinine 0.7-1.5 5,4 5,4
mg/dl
SGOT 11-41 U/I 140
44
SGPT 10-41 U/I 136
Albumin 3.5-5.0 g/dl 1,8
Na 135-145 132
mmol/l
Potassium/K 3.5-5.0 3,64
mmol/l
Chlorida/Cl 98-106 106
mmol/l
p.H 7.35-7.45 7.46
p.CO2 35-45 32.0
p.O2 80-100 118.4
HCO3 21-28 22.9
O2 saturate >95% 98,9
Base excess (-)3-(+)3 (-)1
45
(mmHg)
Suhu (0 C) 36,5 35,8 37,6 36,5 36,5
Denyut
nadi 92 84 80 80 82
(/menit)
RR
20 20 20 20 20
(/menit)
46
protein
Albumin 3,97 – 4,94 g/dl 3,42 -
SGOT ≤ 32 123 -
SGPT < 33 103 -
Terapi di bangsal :
Nama obat Signa 10/6 11/6 12/6 13/6 14/6
Infus NaCl 0,9% 20 tpm V V V V -
Estrogen 3 x 1 tab V V V V V
Sangobion 3 x 1 tab V V V V V
Asam Folat 3 x 1 tab V V V V V
Cara Masuk RS :
4. Datang sendiri 4. Kasus polisi
5. Diantar keluarga √ 5. Cara lain
6. Diantar tetangga
47
Riwayat Pasien Masuk Rumah Sakit :
Pasien masuk IGD pada tanggal 28 April 2018 terus mengeluhkan kesakitan pada pinggulnya dan aliran
buang airnya menurun sejak 18 jam yang lalu. Pasien mengatakan bahwa dia juga mengalami gangguan
ejakulasi dini. Pasien mengalami gemetar dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Riwayat penyakit
sebelumnya adalah BPH ringan dan operasi batu ginjal. Pasien saat ini tidak minum obat apapun.
Pemeriksaan fisik menunjukkan genitalia normal, terdapat prostat yang luasnya 1 cm, halus dan nontender,
tanpa nodul, dan kandung kemih yang buncit, dan tidak buntu. Tindakan pertama yang dilakukan dokter
adalah memasukkan kateter Foley, mengosongkan kandung kemih. Volume urine yang diperoleh 700cc, air
kencing berwarna kuning jernih.
.
ANAMNESE
TD = 120/80
Pemeriksaan Fisik === terdapat prostat yang luasnya 1 cm, halus dan nontender, tanpa nodul
PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan Umum : Gemetar, lemas
b. Kepala – Leher : Normal
c. Extremitas :-
f. Status Neorologis :-
DIAGNOSA :
- BPH grade sedang
Tanda-tanda vital
Parameter Nilai
Normal 28 April 29 30 1 Mei
April April
Suhu (C) 36-37 40 40 39,5 39,5
48
Nadi 80-100 188 108 90 92
(x/menit)
RR 20 30 20 20 20
(X/menit)
Tek 120/80 140/90 120/80 120/80 120/80
Darah
(mm Hg)
Data Laboratorium
Parameter Nilai
Normal 28 April 29 April 30 April 1 Mei
Leukocytes 3500- 5550 8770 6500
10000
Hb 11.0-16.5 7,7 10,8 12
%
Hematocrite 35.0-50.0 26 26,3 45
%
Thombocytes 150000- 201000 237.000 240000
390000
Glucose 60-110 94 92 98 90
Random mg/dl
Ureum/BUN 10-50 40 38 38 40
mg/dl
Creatinine 0.7-1.5 6,4 6,4 6,4 6,4
mg/dl
SGOT 11-41 U/I 98 98 98 98
SGPT 10-41 U/I 96 96 96 96
Albumin 3.5-5.0 1,28 1,28 1,28 1,28
g/dl
Na 135-145 132 132 132 132
mmol/l
Potassium/K 3.5-5.0 3,64 3,64 3,64 3,64
mmol/l
49
Chlorida/Cl 98-106 106 106 106 106
mmol/l
p.H 7.35-7.45 7.46 7.46 7.46 7.46
p.CO2 35-45 32.0 32.0 32.0 32.0
p.O2 80-100 118.4 118.4 118.4 118.4
HCO3 21-28 22.9 22.9 22.9 22.9
O2 saturate >95% 98,9 98,9 98,9 98,9
Base excess (-)3-(+)3 (-)1 (-)1 (-)1 (-)1
Profil Terapi
Nama Obat Rute Dosis
28- 29 10 11
Apr Apr Apr Apr
Normal IVF 15 tpm √ √ √ √
Saline 0,9% D
Ceftriaxone IV 2 x 1 gram √ √ √ √
Asam PO 3 x 500 mg √ √
Mefenamat
Vit PO 3X(50mg/10mg √ √
B1/B6/B12 /50mcg)
Prazozin PO 1 x 30 mg √ √ √ √
Paracetamol PO 3 x 500 mg √ √ √ √
Packed Red IVF 2 labu/hari ad √ √
Cell D Hb>10
Ranitidine IV 1 x 25 mg √ √ √ √
Cara Masuk RS :
1. Datang sendiri 4. Kasus polisi
2. Diantar keluarga √ 5. Cara lain
3. Diantar tetangga
50
Riwayat Pasien Masuk Rumah Sakit :
Ny L dirawat dirumah sakit dengan keluhan perdarahan pada jalan rahim disertai nyeri
perut. Pasien sudah tiga bulan terakhir mengalami keluhan ini dan selama ini diatasi
dengan Asam mefenamat 3x1. Tetapi akhir akhir ini perdarahan semakin hebat dan nyeri
tidak reda. Hasil pemeriksaan dokter intravagina tidak terdapat fibroid maupun
endometriosis, pasien mengalami obesitas dan hormon estrogen dan progesteron pasien
tidak normal .
ANAMNESE
TD = 160/140
Pemeriksaan Fisik ==== -
PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan Umum : letih, pucat, demam, kesadaran menurun dan nyeri
b. Kepala – Leher :
c. Extremitas :
f. Status Neorologis :
DIAGNOSA :
- Uterine Bleeding
Tanda Vital
Parameter 10/4 11/4 12/4 13/4 14/4
TD
120/80 110/80 110/80 110/80 110/80
(mmHg)
Suhu (0 C) 36,5 40 40 40 40
Denyut
nadi 92 84 80 80 82
(/menit)
RR
20 20 20 20 20
(/menit)
51
Perut
Mual
+++ +++ +++ +++ -
muntah
Demam +++ +++ +++ +++
Terapi di bangsal :
Nama obat Signa 10/4 11/4 12/4 13/ 14/6
Infus NaCl 0,9% 20 tpm V V V V -
Ranitidin 3 x 1 tab V V V V V
Paracetamol 3 x 1 tab V V V V V
Estrogen 3 x 1 tab V V V V V
52
Sangobion 3 x 1 tab V V V V V
Asam Folat 3 x 1 tab V V V V V
KASUS 5. KONTRASEPSI
Pertanyaan
Lakukan Analisa Problem Pengobatan menggunakan metode SOAP, FARM, Atau PAM
KASUS data RM
Nama Pasien : Nn KL BB/TB :50/150
Umur : 20 thn
Alamat : Jln Puspa 8 Solo
Sex : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Menikah
Cara Masuk RS :
1. Datang sendiri 4. Kasus polisi
2. Diantar keluarga √ 5. Cara lain
3. Diantar tetangga
Tanda Vital
ANAMNESE
TD = 120/80
Pemeriksaan Fisik ==== -
PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan Umum :
b. Kepala – Leher :
c. Extremitas :
f. Status Neorologis :
DIAGNOSA :
- Pemasangan IUD
53
Tanda Vital
Parameter 10/4
TD
120/80
(mmHg)
Suhu (0 C) 36,5
Denyut
nadi 92
(/menit)
RR
20
(/menit)
54
FARMAKOTERAPI GANGGUAN MATA & THT, GANGGUAN
DARAH, GANGGUAN IMUNOLOGI (KELAS B)
Penanggung Jawab: Dr. Jason Merari, M.M., M.Si., Apt
KASUS 1. ANEMIA
Identitas Pasien
Nama Pasien : Bp. Ali
Ruang : Cempaka B2
Umur : 60 tahun
Tanggal MRS : 18 April 2014
Tanggal KRS :-
Diagnosis : Anemia, Hematochezia, diare
Keluhan Utama : Badan terasa lemas dan nyeri ulu hati kurang lebih selama 2 minggu,
BAB berwarna hitam kurang lebih 1 minggu, mual dan muntah selama 2 hari setelah minum
obat Montalin.
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Dahulu
Gout
Riwayat Pengobatan
Asam mefenamat, Amoxicillin sering diminum ketika serangan gout dan Allopurinol
hanya kadang-kadang.
Riwayat Keluarga/Sosial :
Bapak : Asma.
Alergi Obat :
Ciprofloxacin (baru diketahui selama dirawat tgl 24 April).
55
Kondisi Klinik
Kondisi 19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/ 02/5 03/5
klinik 5
Mual, + + - - - - - - - - - - -
muntah
BAB √ √ √ - Nor N N N N N N N N
hitam mal
Nyeri + + - - - - - - - - - - -
ulu hati
Kondisi Lem Sedan Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sed Sed Seda Seda
Umum ah g ang ang ng ng
(KU)
Tanda Vital
Para Nila Tanggal
- i 19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/5 02/5 03/5
mete nor
r mal/
targ
et
TD 130/ 120/ 130/ 120/ 120/ 140/ 120/ 130/ 130/ 120/ 120/ 110/ 110/ 120/
(m 80 80 70 80 80 70 80 80 80 80 80 70 70 60
mH mm
g) Hg
36± 36,6 39 38 38,2 38,6 37 38 39,3 38,6 39,6 37,4 36,8 37
Suh
0,5˚
u (0
C
C)
Den 60- 88 88 88 88 98 118 98 94 90 82 85 85 88
yut 80/
nadi mnt
(/m
56
nt)
57
Sangobion 2x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Asam Folat 3x1 √ √ √ √ √ √
Inj Transamin 4x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Domperidone 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pamol 2x1 √ √ √ √ √
Allopurinol 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Clinimix/NS √ √
Transfusi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PRC
Voltaren tab 2x50 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ketesse 2x25 mg √
Pertanyaan
Lakukan Analisa Problem Pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOAP.
KASUS 2. GLAUKOMA
Keluhan utama:
“Mata kiri saya seperti berkabut dan buram dan saya merasa sakit kepala”
58
Depresi akibat open angle glaucoma yang kronik dan perburukan pandangan sesudah menempuh
pendidikan sarjana.
Pernah menjalani tonsilectomi ketika kecil dahulu.
Riwayat keluarga :
Ayah, ibu dan kakak perempuannya mempunyai gangguan glaukoma. Ayahnya menderita
hipertensi.
Riwayat sosial :
Tidak ada riwayat merokok. Pernah mempunyai kebiasaan minum minuman keras 4 gelas per
hari selama tiga tahun pada saat menempuh program PhD dahulu.
Pemeriksaan fisik :
Vital sign : TD = 120/82, Kecepatan Nadi = 70, RR = 18
Pemeriksaan mata :
Aktivitas visual : OD – hand motion pada jarak 3 cm dengan koreksi spektakles
OS – 20/30.
Tekanan intraokuler : OD – 14 mm Hg , OS – 20 mm Hg
Pemeriksaan vitreous : bersih
Disks : C/D ratio = 1.0 OS C/D ratio = 0.99 dengan sedikit lingkaran (normal C/D ratio = <
0.33).
Pemeriksaan laboratorik :
Na 138 mEq/L
K 3.3 mEq/L
Cl 99 mEq/L
59
CO2 25 mEq/L
BUN 10 mg/dL
SCr 0.9 mg/dL
Gula darah puasa 126 mg/dL
Diagnosis :
Miopia tinggi dengan kronik juvenil open angle glaukoma yang progresif
Tidak ada tanda edema makuler
Tidak ada katarak
Depresi akibat open angle glaukoma yang kronik.
Asma bronkial.
Pengobatan
Cendo Timol 0,25% pada kedua mata BID
Iopidine 0.5% pada mata kiri TID
Trusopt 2% pada mata kiri TID
FML 0.1% pada kedua mata TID
Bion tetes pada kedua mata BID
Nifedipine 10 mg po TID
Trental 400 mg po TID
Tofranil 25 mg po dua kali sehari
Pengobatan terakhir termasuk pilocarpine 4%, Timoptic 0.5%, Propine, Diamox sequels 500 mg,
and Pred-Forte 1%
Pertanyaan
Lakukan Analisa Problem Pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOAP.
60
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Tanah Grogot
No. Rekam Medis : 14 00 63 70
Masuk Rumah Sakit : Sabtu, 11 Januari 2014.
b. Keluhan Utama
Rujukan dari RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot. Pasien dirujuk dengan diagnosa
post evakuasi hematom genu kiri + riw. Hemofilia. Saat ini keluhan bengkak pada lutut kiri
terasa hangat dan nyeri.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sudah 3 kali jatuh dan mengalami trauma pada lutut kiri, pada trauma yang
pertama dan kedua lutut bengkak namun pasien masih bisa berjalan. Pada trauma yang ketiga
tanggal 5 januari 2014 lutut kiri bertambah bengkak hingga tidak bisa berjalan. Pasien
dibawa berobat oleh orang tuanya dan di RS panglima sebaya dilakukan operasi evakuasi
hematom pada lutut kiri tanggal 8 januari 2014. Pasien memiliki riwayat penyakit hemofilia
sejak 2010. Tanggal 11 Januari pasien dirujuk ke RSUD AWS untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak usia 3 tahun pasien sering mengeluhkan gusi siring berdarah. Terkadang pasien
juga mengeluhkan lebam pada kulit dan mimisan. Pada tahun 2010 pasien MRS diperiksa
darah dan dinyatakan menderita hemofilia. Pasien juga memiliki riwayat sirkumsisi dengan
pemberian koate (antihemofilia faktor VIII).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan di ruang Melati RSUD.A.W.Sjahranie pada hari senin 18 Januari
2014.
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
61
Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah : mmHg
Temperatur : 37.2oC
BB = 25 Kg
TB = 130 cm
IMT = 14.79
62
Laboratorium tanggal 13 januari 2014
Hasil Nilai Normal
Darah lengkap
Leukosit 4.650 4000-10.000
Hemoglobin 10.2 11-16
Hematokrit 29.5 37-54
Trombosit 167.000 150.000-450.000
Bleeding Time 3’ 1-6
Clotting Time 10’ 1-15
APTT 48.3 detik 28-34 detik
PT 14.1 detik Kontrol 13.5 detik
h. Diagnosis
Hemofilia A
i. Penatalaksanaan
IGD
Konsul dr. Sp.A :
injeksi koate 25 U / kgBB IV selama 2 hari berturut-turut
transfusi PRC 1x 10 cc/KgBB (250 cc)
63
j. Follow Up Pasien
Hari 4 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), demam (-), Koate 25 U/kgbb selama 2 hari
11 januari 2014 batuk-pilek (-) Transfusi PRC 1 x 250 cc
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) Cek BT, CT, PT, APTT
Akral hangat
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia
Hari 5 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), demam (-), Koate 25 U/kgbb selama 2 hari
12 januari 2014 batuk-pilek (-) Cek DL post taransfusi
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) Inj. Ketorolac 5 mg extra
Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia
Hari 6 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), demam (-), koate 25 U/kgbb selama 2 hari
13 januari 2014 batuk-pilek (-) inj. ketorolac 5 mg extra
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) Indometasin 3 x 50 mg
T : 36.8oC RR : 20x/I N : 80x/I , Akral hangat inj. ranitidin 20 mg IV extra
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Hasil Lab :
Leukosit 4650
Hb 10.2
HCT 29.5
Trombosit 167.000
BT 3 menit
CT 3 menit
APTT 48.3 menit
PT 14.1 menit
Hari 7 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), demam (-), koate 1250 IU H1
14 januari 2014 batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
T : 37.0oC RR : 18x/I N : 78x/I , Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Transamin 3 x 250 cc
Hari 8 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), demam (-), koate 1250 IU H2
15 januari 2014 batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
64
T : 36.9oC RR : 22x/I N : 84x/I , Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Transamin 3 x 250 cc
co. fisioterapi
Hari 9 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),BAB (–) 5 koate 1250 IU H3
16 januari 2014 hr, demam (-), batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
T : 37.2oC RR : 20x/I N : 82x/I , Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Transamin 3 x 250 cc
Hasil co. fisioterapi :
Hari 10 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),BAB (–) 5 koate 1250 IU H4
17 januari 2014 hr, demam (-), batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj antrain 250 mg prn
T : 37.0oC RR : 18x/I N : 80x/I , Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Transamin 3 x 250 cc
Hari 11 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+),BAB (+) 5 koate 1250 IU H5
18 januari 2014 hr, demam (-), batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
, Akral hangat Indometasin 3 x 50 mg
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia Transamin 3 x 250 cc
Prognosis:
Dubia ad bonam
Pertanyaan
Lakukan Analisis Problem Pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOA
65
KASUS 4. RHINITIS ALERGI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Slamet
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Usia : 60 tahun.
Pekerjaan : Pegawai Swasta.
Alamat : Jogja
Tanggal Pemeriksaan : 20 Maret 2015.
No. Rekam Medik : 678546 RM.
ANAMNESA
Keluhan : Sering bersin bersin dan gatal di hidung dan cairan bening ingus yang banyak.
EIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan bersin-bersin sejak 5 hari yang lalu sebelum datang
ke RS. Keluhan bersin bersin dirasakan dan terjadi lebih sering pada pagi hari. Keluhan di atas
disertai rasa gatal di hidung dan diikuti dengan keluarnya cairan encer bening dari hidung yang
banyak dan tidak berhenti. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat, sehingga kemampuan
membedakan bau menjadi berkurang, namun pasien masih dapat bernapas. Kadang-kadang
nyeri pada daerah sekitar hidung dan pipi terutama bila menunduk tetapi tidak selalu. Tidak ada
keluar cairan dan nyeri pada telinga. Gatal-gatal pada kulit tidak ada. Tidak mengi, pasien tidak
memiliki alergi terhadap makanan apapun, tetapi ia memiliki riwayat alergi debu. Pasien sering
mengalami keluhan serupa sejak pasien masih kecil. Namun dirasakan hilang timbul, biasanya
keluhan muncul pagi-pagi. Bersin-bersin yang terlalu sering dirasakan mengganggu pasien
bekerja. Ia mengatakan bahwa dapat mengalami keluhan seperti ini 4-5x dalam sebulan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa diakui, dan memang sering kambuh. Ia juga memiliki
riwayat alergi debu. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat tertentu tidak ada. Riwayat asma
sebelumnya tidak pernah. Pasien sering mengalami mabuk perjalanan (motion sickness).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
66
Riwayat keluhan serupa dalam anggota keluarga tidak ada. Tidak ada asma dan alergi makanan
atau obat dalam keluarga. Tetapi ibu memiliki riwayat alergi terhadap laktosa pada susu sapi.
Adik memiliki riwayat alergi terhadap protein telur.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis.
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 80 x / menit.
Respirasi : 20 x/menit.
Suhu : 37,2oC per aksila.
Status Generalis : dalam batas normal
Status THT
Telinga
Bagian Kelainan Auris
Dextra Sinistra
Preaurikula Kongenital - -
Radang dan tumor - -
Trauma - -
Aurikula Kongenital - -
Radang dan tumor - -
Trauma - -
Retroaurikula Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri Tekan - -
Sikatriks - -
Fistula - -
Fluktuasi - -
Canalis Acusticus Kongenital - -
Externa Kulit Tenang tenang
67
Sekret - -
Serumen - -
Edema - -
Jaringan granulasi - -
Membran Timpani Warna putih keabuan putih
Intak intak keabuan intak
Refleks cahaya + +
Hidung
Pemeriksaan Cavum Nasalis
Dextra Sinistra
Keadaan Luar Bentuk dan ukuran
d.b.n d.b.n
Rhinoskopi Anterior Mukosa pucat pucat
Sekret + (serosa) + (serosa)
Edema + +
Krusta - -
Septum Deviasi - -
Polip/Tumor - -
Pasase Udara + +
Rhinoskopi Posterior tidak dilakukan tidak dilakukan
Mulut
Tidak ada kelainan pada mulut.
Maksilofasial : bentuk simetris, nyeri tekan (-), paresis saraf kranial (-).
DIAGNOSIS BANDING
Rinitis alergi intermiten sedang-berat. Rinitis infeksi. Rinitis non-alergi dengan sindrom
eosinofilia.
DIAGNOSIS KERJA
Rinitis alergi intermiten sedang-berat.
Motion sickness.
68
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologi :
Menghindari kontak dengan alergen, misalnya dengan cara memakai masker saat akan berkontak
dengan debu. Mengganti seprai dan sarung bantal/guling 1x sebulan. Menjemur kasur tidur 1x
sebulan.
Farmakologi :
Tremenza 3 x 2 tab
Mucoxol 3 x 1 tab
Nasonex nasal spray 1 fl S 3 d d 1 dext at sint
Dexamethasone 3 x 2 mg
Amoxan 4 x 1 tab
Stimuno Forte 3 x 1 kapsul
Karena pasien akan pulang dari RS menggunakan mobil dan berdasarkan riwayat motion
sickness, maka dokter memberikan obat untuk diminum sebelum pulang :
Simetidin 200 mg
Metoklorpramid 10 mg
Pertanyaan
Lakukan Analisa Problem Pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOAP.
KASUS 5. THALASSEMIA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
69
RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama Saat MRS : ibu pasien mengatakan anaknya pucat. Saat Pengkajian : ibu
pasien mengatakan anaknya pucat.
2) Riwayat penyakit saat ini Ibu pasien mengatakan anaknya pucat , pada tanggal 8 Juli 2015 jam
08.00 wib ibu pasien membawa anaknya ke poli anak, kemudian dianjurkan untuk cek
laboraturium dan hasilnya Hb kurang (7,6 g/dl), pada jam 12.00 wib pasien diantar ke ruangan
anggrek untuk rawat inap dan melakukan transfusi darah.
3) Riwayat penyakit dahulu Ibu pasien mengatakan pasien menderita thalasemia sudah ±9 tahun
dan kini usianya 12 tahun. Pada usia 3 tahun pasien didiagnosis thalasemia di RS. Baptis Kota
Kediri dengan keluhan saat itu pasien terlihat pucat dan lemas. Mulai saat itu setiap bulannya
pasien rutin melakukan transfusi darah sampai sekarang.
b. Riwayat keperawatan keluarga
1) Riwayat kesehatan ibu. Ibu pasien mengatakan pernah menderita sakit ringan seperti batuk,
pilek, dan demam. Tidak pernah menderita penyakit seperti yang diderita pasien (thalasemia).
2) Riwayat kesehatan keluarga. Ibu pasien mengatakan paman pasien menderita peyakit yang
sama dengan pasien (thalasemia).
c. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan fisik
Pemeriksaan penunjang 1
Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) tanggal 8 Juli 2015
70
Pemeriksaan penunjang 2
Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) tanggal 9 Juli 2015
71
Terapi
Tanggal 8 Juli 2015
Infus NaCl 0,9 % (Pz) 10 tpm makro
Injeksi Pycin 3 x 1 gr (iv)
Obat oral Perifrox 3 x 1 tablet
Transfusi PRC 1 x 125 cc (125 cc/hari)
Sangobion 2 x 1 kapsul
Inj. Ranitidin 1 A/12 jam
Inj. Metilprednisolon 1A/24 jam
Pertanyaan
Lakukan analisis problem pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOAP.
72
FARMAKOTERAPI GANGGUAN TULANG DAN PERSENDIAN,
GANGGUAN GINJAL
Penanggung Jawab: Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.
Seorang perempuan 42 tahun dengan riwayat lupus nephritis datang ke klinik untuk control rutin.
presents to your clinic for a routine checkup. Ia mengeluh mudah mengalami capek saat bekerja.
Ia bekerja sebagai sekretaris di sebuah kantor biro hokum yang sibuk dan mulai merasakan
terganggu saat bekerja. Ia merasa kehabisan nafas walaupun baru berjalan sebentar.
Riwayat kesehatan: systemic lupus erythematosus; seizure disorder
Pengobatan saat ini:
Lisinopril 20 mg oral/hari.
Furosemide 20 mg oral/hari.
Levetiracetam 250 mg oral 2.d.d.
ROS: kulit pucat, Lelah sepanjang hari walau hanya beraktivitas ringan.
Pengujian fisik: TD 97/62 mm Hg, P 94 detak/menit, T 36,4°C, TB 152 cm, BB 49,9 kg.
Hasil lab:
Na 136 mEq/L (136 mmol/L); K 3,9 mEq/L (3,9 mmol/L);
Cl 104 mEq/L (104 mmol/L); CO2 23 mEq/L (23 mmol/L);
BUN 34 mg/dL (12,1 mmol/L); SCr 3 mg/dL (265 μmol/L);
Glukosa 70 mg/dL (3,9 mmol/L); WBC count 5.3 × 103 cells/mm3 (5,3 × 109/L);
RBC count 3,1×106 sel/mm3 (3,1×1012/L); Hgb 9,1 g/dL (91 g/L; 5,65 mmol/L);
Hct 27% (0,27); Platelet 428 × 103 sel/mm3 (428 × 109/L)
73
2. OSTEOARTRITIS
Seorang laki-laki 67 tahun datang ke klinik dengan nyeri di lutut kanan yang memburuk selama
beberapa tahun terakhir. Ia mendeskripsikan nyerinya tumpul dan paling parah saat di bangun
pagi, namun mereda 10-15 menit kemudian. Ia yakin bahwa kekakuan di pagi hari ini
berhubungan dengan pembedahan yang sebelumnya ia alami pada tulang rawan di lututnya. Ia
sangat kecewa karena tidak bisa lagi bermain golf selama nyeri lutut. Ia pensiunan pegawai di
toserba yang menuntutnya banyak berdiri dan mengangkat kotak berat.
Riwayat kesehatan: Obesitas (BMI 30 kg/m2), HTN selama 24 tahun, dislipidemia, nonischemic
cardiomyopathy, COPD, gagal jantung dengan reduced ejection fraction. Menjalani operasi pada
tulang rawan lutut kanannya 20 tahun yll.
Riwayat keluarga: Ayah menderita OA di panggul dan lutut. Ibu meninggal karena MI pada usia
68 tahun.
Riwayat sosial: pensiunan pegawai toserba. Tidak mengkonsumsi alkohol maupun
menyalahgunakan obat. Merokok 2 pak per hari selama 35 tahun, sudah berhenti sejak 3 tahun
yll.
Alergi: tidak ada alergi obat, alergi kerang.
Pengobatan:
Lisinopril 40 mg 1.d.d.
Metoprolol succinate 200 mg 1.d.d.
Furosemide 20 mg 1.d.d.
Spironolactone 25 mg 1.d.d.
Atorvastatin 20 mg 1.d.d.
Aspirin 81 mg 1.d.d.
Tiotropium 18 mcg 1.d.d.
Albuterol 90 mcg bila perlu untuk mengi/nafas pendek.
Acetaminophen 500 mg 1-2 tablet 2-4 kali sehari bila nyeri.
ROS: (+) Sorth Of Breath pada saat beraktivitas. Nyeri di lutut kanan skala 5 dari 10 bila
bergerak.
Pengujian fisik: TD 119/72 mm Hg, 61 detak/menit, RR 16 /menit, T (37,0°C)
74
Kulit: hangat, kering. Kedua pergelangan edema nonpitting, bengkak ringan di sekitar lutut
kanan dan rentang gerakan sendi berkurang.
Hasil lab: ESR 12 mm/jam, profil biokimiawi darah semua dalam rentang normal.
X-rays lutut kanan: joint space narrowing, pembentukan osteofit minor, sklerosis tulang
subkondral.
Seorang laki-laki 47 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan 16 jam nyeri parah di
ibu jari kaki kirinya, tanpa ada trauma. Dari hasil pengujian obu jari kaki kirinya memerah,
bengkak, kaku dan hangat bila disentuh. Ia menyatakan bahwa ini kali kedua ia mengalam sakit
parah di ibu jari kakinya (sebelumnya 2 bulan yang lalu dan sembuh setelah diobati). Ia menilai
nyerinya skala 10 dari 10. Pasien tidak bekerja, tidak lulus SMA, sendirian mengasuh 2 anaknya.
Ia cemas karena tidak bisa mencari pekerjaan bila sakitnya terus berlanjut dan sering terjadi.
Riwayat kesehatan: obesitas 120 kg, 165 cm, hipertensi, dislipidemia, rhinitis alergi.
RIwayat keluarga: ayah tidak diketahui, ibu menderita penyakit arteri coroner dan hipertensi.
Tidak ada saudara.
Riwayat sosial: Ia saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pernah bekerja sebagai sopir truk di
perusahaan ekspedisi namun kehilangan pekerjaan 2 minggu yll. Ia minum soda sepanjang hari,
tidak merokok dan tidak menyalahgunakan obat. Ia menjalani diet yang buruk, sering makan fast
food, dan suka makan permen.
Alergi: tidak ada.
Pengobatan:
Hydrochlorothiazide 25 mg 1.d.d. (patuh)
Amlodipine 10 mg 1.d.d. (patuh)
Rosuvastatin 20 mg menjelang tidur (tidak patuh)
Simetidin 300 mg menjelang tidur bila perlu (swamedikasi)
Loratadine 10 mg 1.d.d. (selama musim alergi)
Aspirin 325 mg 2.d.d. jika perlu (Swamedikasi untuk sakit kepala)
75
Colchicine 1,2 mg (2x tablet 0,6 mg) untuk dosis pertama, diikuti 0,6 mg 1 jam kemudian dan
0,6 mg 1.d.d. hingga serangan gout reda (selesai dalam 10 hari, 2 bulan yll untuk serangan akut
gout).
Review of system: (–) Fatigue, (–) Nausea/Vomiting/Diare, (–) nafas pendek, (–) nyeri dada,
(–) batuk
Pengujian fisik: TD139/92, P 72, RR 18, T 36,1°C
Skin: hangat, kering dan agak demam di sekitar ibu jari kaki kiri. Sedikit udema di kedua
pergelangan kaki.
Hasil lab:
Serum creatinine 0,9 mg/dL (80 μmol/L),
Asam urat 8,1 mg/dL (482 μmol/L),
Belum dilakukan pemeriksaan urin 24 jam, aspirasi sendi dan radiografi x-ray.
4. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
Kasus 1:
Seorang perempuan 28 tahun datang dengan nyeri di pergelangan kaki kiri. Ia terpeleset pagi
tadi saat turun tangga dan pergelangan kakinya terkilir. Nyeri muncul saat istirahat dan
bertambah parah bila dipakai berjalan atau digerakkan. Ada bengkak sedang di pergelangan
kaki kiri.
Riwayat kesehatan: menjalani operasi sesar 2 tahun yll.
Riwayat pengobatan:
Multivitamin 1 tablet oral/hari.
Vitamin D 400 IU oral/hari.
Tidak ada riwayat alergi.
Intoleransi: NSAID, terjadi gangguan lambung.
Hasil radiografi pergelangan kaki kiri: tidak ada kejadian fraktur.
Kasus 2:
Seorang anak laki-laki 14 tahun datang dengan nyeri pada pergelangan tangan kanan. Ia
mengaku menghabiskan lebih dari 4 jam untuk bermain video game dan lebih banyak bermain
76
gadget sepanjang hari. Ia tidak kidal dan melaporkan munculnya nyeri yang semakin lama
semakin parah sejak beberapa bulan terakhir. Saat ia bangun di pagi hari, rasa nyerinya lebih
ringan karena telah beristirahat semalam, tetapi kemudian nyeri ini memburuk sepanjang hari. Ia
mengeluh mengalami penurunan rentang gerakan sendi pergelangan tangan kanan dibanding
tangan kiri. Tidak ada riwayat kesehatan yang bermakna sebelumnya, dan hanya mengkonsumsi
multivitamin setiap hari.
5. HEAD ACHE
Seorang perempuan 34 mengeluhkan sakit kepala rutin tiap bulan, di sekitar waktu menstruasi. Ia
menyatakan nyeri kepalanya begitu parah sehingga ia harus tinggal di rumah dan berbaring di
ruang yang gelap. Ia mendeskripsikan nyerinya tajam, unilateral, dan berdenyut. Ia melaporkan
bahwa ia bisa mengatakan kapan nyerinya akan muncul karena selalu didahului dengan rasa
“mengambang” dan pandangannya akan mulai kabur. Ia biasanya menggunakan analgesik yang
ia beli bebas, namun akhir-akhir ini sudah tidak berefek.
Riwayat penyakit: Hipertensi (HTN)
Riwayat keluarga; Ayah masih hidup usia 67 tahun, menderita HTN, diabetes mellitus. Ibu masih
hidup usia 62 tahun, menderita sakit kepala migrain. Dua saudara perempuan sehat.
Riwayat sosial: baru saja bercerai, teknisi lab medis, sebelumnya, tidak minum alcohol, 3-4
cangkir kopi/hari.
Pengobatan:
HCT 50 mg oral/hari
Triamterene 25 mg oral/hari
Ibuprofen 200 mg, 2 tablet oral oral tiap 4-6 jam bila perlu untuk sakit kepala
Review of system: sakit kepala intensitas sedang-parah, sensitif terhadap cahaya, tidak pusing,
tidak ada nyeri dada atau palpitasi, tidak ada nafas pendek, tidak ada kelemahan atau
ketidaknyamanan di persendian.
Pengujian fisik: TD 143/81, detak 91, RR 18, suhu 37,0°C.
Hasil lab: cell blood count dan biokimiawi darah semua dalam rentang normal.
77
FARMAKOTERAPI PENYAKIT INFEKSI (Bagian 1)
Penangung Jawab :Sunarti, M.Sc, Apt., dan Yane Dila Keswara, M.Sc., Apt.
Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan yang lalu, pusing berputar,
penglihatan ganda.
Riwayat Penyakit
- Malaria tropika pada bulan Januari 2013
- Pasien pernah dirawat di ICU RSUD Biak, Papua selama 2 iminggu dengan diagnosa
abses intrakranial
Riwayat Obat
- Meropenem 0,5 g/hari
- Metronidazole 500 mg/8 jam
78
- Metil Prednisolon 1 Amp/12 jam
Hasil CT Scan Kepala Pada tanggal 15 Februari 2013 di RSUD Biak, Papua :
Terdapat abses epidural dan edema cerebral yang luas .
Tanda-tanda vital
79
0
T 36,8 C 37 C 36,5 C 36,7 C 36,8 C 36,5-37 C
TD 100/60 100/60 100/60 100/65 100/60 110/70
mmHg
HASIL LABORATORIUM
Parameter 3/4/13 5/4/13 Rujukan
Hb 12,6 11,6 10,1-12,9 g/dl
Hct 40,1 37,2 31-43 %
6
Eritrosit 5,50 4,86 4,00-5,2 x 10
3
Jml leukosit 375 5,72 6000-17500/mm
3
Jml trombosit 16,44 182 217000-497000/mm
MCV 72,9 76,5 77-113 fl
MCH 22,9 23,9 23-26 pg
MCHC 31,4 31,2 26-34 g/dl
Basofil 0,2 1,2 0-1 %
Eosinofil 0,0 9,4 1-3 %
Neutrofil 84,3 48 52.0-76.0
Limfosit 7,5 35,8 20-40
Monosit 8,0 5,6 2-8
Kreatinin 0,60 0,8-1,3 mg/dL
Darah
Ureum Darah 41 < 50 mg/dL
Ranitidin Sil 3 x 50 √ √ √
Inj 50 mg/2 mg/2 ml
ml
NaCl Ecosol √ √ √ √ √
80
0,9 %
Metronidzole 3X 400 √ √ √ √ √
Infsion 500 mg
mg100 ml
Pycin pwdr 3x 1,5 gr √ √ √ √ √
for injection
1000 mg,
500 mg
(Ampicillin
Sulbactam)
Parasetamol 2x1 tab √ √ √ √ √
Tab 500 mg P.O/KP
Asam Asetat 3x 5 √ √ √ √ √
30 ml tetes
Solution 2,5
%
81
No Data Nilai -2011
Klinik 31 01-Nov 02-Nov 03-Nov 04-Nov
1. Tekanan < 160/100 140/100 140/100 140/100 -
darah 140/90
(mmHg)
2. Nadi 60-80 96 90 90 90 -
(kali/menit)
3. RR 16-20 Dyspnea - - -
(kali/menit)
4. Suhu (oC) 36,7- 37 36,8 36,8 36,8 -
37,3
82
Jenis obat Regimen Tanggal pemberian obat
dosis (Bulan November2011)
31/11 01- 02- 03- 04-
Nov Nov Nov Nov
(MRS) (KRS)
RL 20 √ √ √ √
tts/mnt
Captopril 2x12,5mg √ √ √
/ hr
Furosemid 1x10 mg √ √ √
inj.
KSR 1x1 √ √ √
Digoxin Tab 1x1 √ √ √
Metil 1x125mg √ √ √
Prednisolone
inj
Ciprofloxacin 2x500 √ √ √
mg
Identitas klien
Nama : Tn. GA
Umur : 45 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh Pabrik
83
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 25 juni 2016 dengan keluhan nyeri pada daerah perut
bawah. Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk BAK. Pasien mengatakan bahwa
sebelum dibawa ke Rumah Sakit, pasien telah dirawat di Puskesmas Bilo selama satu minggu,
karena tidak ada perubahan pasien dirujuk ke Rumah Sakit.
Kejernihan = keruh
pH = 4.5-8
Protein = (++)
Sedimen urine :
84
Silinder = negatif
Kristal = ++
Jamur = negative
Terapi Pasien
RL 28 tetes/menit
kotrimoksasol tablet 480 mg 3x1
Ibuprofen tablet 500 mg 3x1
Coamoxiclav 625 mg tab
Pertanyaan :
1. Buatalah latar belakang singkat tentang patofisiologi dan farmakoterapi pada kasus
diatas?
2. Analisislah kasus diatas dengan metode SOAP, masukan database pasien ( Subyektif,
Obyektif)?
3. Apakah penggunaan obat-obat diatas sudah sesuai? Buatlah assessment dan identifikasi,
usulkan pengatasan problem medik?
Datang ke RS diantar keluarganya dengan kesadaran menurun. Penurunan kesadaran telah terjadi
sejak 1 hari sebelum MRS yang memburuk secara bertahap. Muka pucat dan mata kuning
disadari sejak 1 minggu, diikuti seluruh tubuh pucat kekuningan. Tidak memiliki riwayat sakit
85
kuning sebelumnya ataupun pendarahan spontan seperti mimisan dan gusi berdarah. Tidak
memiliki riwayat minum jamu-jamuan dan alcohol. Demam sejak 10 hari sebelum MRS, naik
turun, dan ada periode bebas demam. Menggigil dan berkeringat banyak dijumpai. Muntah
dialami pasien sejak 3 hari sebelum MRS, dengan frekuensi 2-3 kali/hari. Tidak dijumpai
muntah darah. Batuk tidak ada. Sesak napas sejak 2 hari yang lalu, dan tidak berhubungan
dengan aktivitas, cuaca, dan posisi. Buang air besar hitam dan buang air kecil kuning pekat
dialami pasien 2 hari ini dengan dengan volume urin ± 1600 ml/hari.
Pemeriksaan fisik :
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke-4
Kesadaran Somnolen Koma-somnolen Apatis
TD 90/60 mmHg 90/50 mmHg 110/60 mmHg
Respirasi 28 kali/menit 30 kali/menit 26 kali/menit
Suhu 38,5 0C 38,7 0C 38 0C
Nadi 100 kali/menit 100 kali/menit 90 kali/menit
86
Bilirubin total 4,39 mg/dL
Bilirubin direk 4,16 mg/dL
Fosfatase 47 U/L
alkali
LDH 1.822 U/L
Analisis gas pH 7,357,
darah pCO2 28,0 mmHg,
pO2 119,3 mmHg,
HCO3 15,3 mmol/L,
CO2 total 16,2
mmol/L,
BE -9,4 mmol/L,
saturasi O2 95,6%.
Urin 150 ml/ 6 jam
Urinalisis: urin kuning
keruh, darah (+), berat
jenis 1,020 g/mL, pH 5,0;
sedimen urin: eritrosit 10-
30/LPB, leukosit 10-
20/LPB, epitel 3-6/LPB,
silinder: granular (+).
Pasien mendapat terapi: tirah baring, oksigen 2-4 L/menit, infus NaCl 0,9% 30 tetes/menit, asam
traneksamat injeksi 500 mg/8jam, ranitidin injeksi 50 mg/12jam, kateter urin terpasang, NGT
terpasang (keluar cairan lambung warna kehitaman), dibilas setiap 15 menit dengan NaCl 0,9%
sampai bersih. Kondisi pasien memburuk dengan kesadaran koma, tekanan darah 70/40 mmHg
dan pasien kejang 1x. Diberi terapi tambahan diazepam injeksi 5 mg dan infus dopamin dengan
tekanan darah menjadi 100-110/60-70 mmHg
Hari ke 2-3, pasien masih mengalami penurunan kesadaran dan NGT hitam. Dilakukan
pemeriksaan malaria darah tepi: Plasmodium falciparum (+).
Diagnosis kerja: Malaria berat dengan gagal ginjal akut + perdarahan saluran cerna bagian atas et
causa ulkus stress
Terapi spesifik: Artemeter injeksi 3,2 mg/kgBB (loading dose 160 mg atau 2 ampul, IM),
selanjutnya 1,6 mg/kgBB (80 mg atau 1 ampul, IM) sampai kesadaran membaik, kemudian
dihentikan. Primakuin 3 tablet (dosis tunggal), artesunat 4 tablet pagi dan 4 tablet malam selama
3 hari sesudah injeksi artemeter dihentikan. Terapi suportif dengan tirah baring, oksigenasi,
resusitasi cairan, nutrisi diet 1.500 kkal.
87
KASUS 5. ORAL TRUSH
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun, tinggi badan 160 cm, berat badan 55 kg,
konsul ke poli penyakit mulut RS dengan keluhan sakit perih pada lidah sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mengeluh muncul bercak putih di sanping lidah, seperti tertempel sisa susu pada bayi,
terasa perih. Beberapa waktu terakhir ia merasa mudah lelah, pusing dan sesak nafas. Pasien
sudah berobat ke dokter umum dan diberi obat kandistatin tapi tetap masih perih. Kemudian
pasien berobat ke RS. ditangani oleh spesialis THT dan diberi obat kumur Tantum Verde,
Betadine dan vilamin (Zegavit) ). Ia merasa lidah semakin perih dan lalu pasien dirujuk ke bagian
patologi untuk dilakukan pengerokan, namun kemudian pasien disarankan ke laboratorium
Klinik, tetapi tidak jadi dilakukan. Atas inisiatif sendiri, selama ada kelainan di mulutnya, ia
mencoba mengobati dengan minum larutan Adem Sari, vitamin C, Redoxon, dan banyak makan
buah, namun ia merasa lidak ada perbaikan.
Selain itu pasien juga mengeluh setahun terakhit mulut terasa kering, air liur berkurang
dan lebih kental. Pasien juga malas makan nasi, lauk pauk dan sayur, karena makan jadi tidak
enak dan ia lebih banyak makan roti atau kue. Dalam sehari biasanya pasien minum air putih
sekitar 3 sanpai 5 gelas.
Riwayat penyakit terdahulu: riwayat gangguan lambung (masih mengkonsumsi Mylanta ,
Magtacid) dan 3 bulan yang lalu selesai menjalani terapi TBC (Etambutol, Rifampisin, INH)
Alergi: obat tetrasiklin
Pemeriksaan umum: Keadaan umum pasien sedang. penampilan kurus dan pucat
Pada pemeriksaan ekstra oral: kelenjar limfe sub mandibula teraba, kenyal, tidak sakit. kemudian
bibir, wajah dan konjungtiva pucat, dan kedua sudut bibir tampak lembab.
Pada pemeriksaan intra oral: kebersihan mulut buruk (terdapat food febris), gingiva agak pucat
namun bagian margin meradang. Pada bagian posterior dorsum dan lateral kiri lidah terdapat
plak-plak putih kekuningan yang dapat diangkat dengan gulungan kasa meninggalkan dasar
mukosa yang hiperemis. Secara visual, terlihat saliva kental dan berbuih
Mendapatkan terapi: obat kumur antiseptik (klorheksidin glukonar 0.2%), dan Zegavit. Juga
disarankan untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.
Tiga hari kemudian pasien membawa hasil pemeriksaan darah:
88
Hematologi
Darah Perifer Lengkap
Hemoglobin 4,6 g/dL
Hematokrit 18,8 %
Eritrosit 3,12 x 106 /µL
Jumlah trombosit 389000 /µL
Jumlah leukosit 5100 /µL
LED 22 mm
Hitung Jenis
Basofil 2 %
Eosinofil 0 %
Neutrofil 27 %
Limfosit 64 %
Monosit 7 %
SGOT 15 U/L
SGPT 8 U/L
Bilirubin 0,12 mg/dl
Bilirubin total 0,41 mg/dl
Isolate + candida albicans
Keluhan pasien masih sama seperti awal datang ke RS dan dokter menyarankan untuk
meneruskan pemakaian obat kumur dan vitamin, serta perbaikan diet.
89
FARMAKOTERAPI PENYAKIT INFEKSI (Bagian 2)
Penanggung Jawab: Lucia Vita I.D., M.Sc., Apt.
KASUS 1. TBC
Data pasien :
Nama : bapak W
Usia : 50 tahun
Alamat : Jln jagatraya 70
Pekerjaan : swasta
BB/TB : 38 kg/ 160 cm
Tanggal masuk RS : 5 Agustus 2014
RIWAYAT MASUK RS
Pasien diantar keluarganya karena mengalami demam sudah 5 hari, mual dan muntah, batuk
terus menerus dan sesak nafas. Saat ini merasa lemah tungkai bawah, sakit dan nyeri bila
berjalan, betis sering terasa kesemutan. Penglihatan juga kabur. Saat ini pasien sedang menjalani
pengobatan TBC dengan OAT KDT kategori 2
90
HB = 8 mg/dL
GDS = 100 mg/dL
GD 2 Jpp = 150 mg/dL
SGPT = 400 mg/dL
SGOT = 350 mg/dL
AL = 20.000 sel/mm3
Tanda Vital :
RR =30 x/menit, TD 140/90 mmHg
5 /8/13 batuk terus menerus, sesak nafas dan dada sakit, nyeri
pada organ-organ perifer, nyeri sendi, mual dan muntah,
disertai jaundice. RR =30 x/menit, TD 140/90 mmHg,
suhu 37.9 C
GDS= 100 mg/Dl
6/8/13 batuk terus menerus, sesak nafas dan dada sakit, nyeri
pada organ-organ perifer, nyeri sendi, mual dan muntah,
disertai jaundice. RR =28 x/menit, TD 135/90 mmHg,
suhu 38 C
7/8/13 batuk terus menerus, sesak nafas dan dada sakit, nyeri
pada organ-organ perifer, nyeri sendi, jaundice berkurang
pasien mengalami konvulsi.
RR 29x/menit, TD 120/90 mmHg, suhu 37 C
91
KASUS 2. HIV
Data pasien :
Nama : Tn RH
Usia : 58 tahun
Alamat : Jln Merbabu 24 Semarang
Pekerjaan : wiraswasta
BB/TB : 35 kg / 160 cm
Tanggal masuk RS : 1 Oktober 2015
cefotaxim S
amoksilin S
kloramfenikol I S= Sensitive I= Intermediate R=Resisten
siprofloksasin I
ofloksasin S
thiamfenikol R
92
Tanggal Pengobatan Perkembangan penyakit
1 Oktober Loperamid tab Diare berlendir 3x, suhu 38C, ptiriasis +,
Infus RL 20 tpm BAK <<
Sistenol 500 mg 3x1 prn Hasil pemeriksaan lab Hb = 12 g/dL, GDS
ARV ( TDF +3TC 150 mg tiap 150 mg/dL, kreatinin serum 7 mg/dL,
12 jam+NVP 200mg tiap 12 tidak nafsu makan.
jam)
2 Oktober Loperamid tab 1x1 Diare berlendir 3x, suhu 37C, ptiriasis +,
Infus RL 20 tpm mual, muntah
Sistenol 500 mg 3x1 prn
ARV ( TDF+3TC+NVP)
3 Oktober Loperamid tab 1x1 Diare berlendir 3x, suhu 37C, ptiriasis +,
Infus RL 20 tpm mual, muntah.
Sistenol 500 mg 3x1 prn Hb = 13,5 mg/dL, kreatinin serum 7,5
ARV ( TDF+3TC+NVP) mg/dL
Ketokonazol tablet 400 mg/hari CD4 150
Asam folat 400 g
93
Riwayat Masuk RS :
Seorang pasien laki-laki mengalami nyeri pelvis, demam 4 hari dengan suhu 38-39 C, mual dan
muntah 5x sehari dan pusing, kesakitan bila BAK, Anuria, keluar lendir dan nanah dari alat
kelamin, pasien juga mengalami lesi-lesi pada mukosa kulit pada alat kelamin. Pada pemeriksaan
serologi assay terdeteksi adanya HSV 1 dan HSV 2
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat Hepatitis B
Riwayat Hipertensi
Suspect CRD ( Chronic Renal Disease)
Diagnosa :
Urethritis et causa STD (Sexual Transmitted Disease)
Herpes Genitalis
Syphilis
Kultur sekret
Jenis AB Kuman N gonorhe T pallidum
Ciprofloxacin S
Penisilin G S S
Amoksilin S S
Cefotaxim S
Ceftriazon R
Doksisiklin S S
ofloksasin S
gatifloksasin R
azitromisin S
Riwayat Pengobatan :
Nama obat 1/8/13 2/8/13 3/8/13
Infus RL 20 tpm √ √ √
Sistenol tab 3x1 √ √ √
94
Acyclovir tablet 200 √ √ √
mg 3x1
Cefotaxim inj 1 √ √ √
gram 3x1
Azihtromisin 500 √ √ √
mg 1x1
Ranitidine inj 2x1 √ √ √
HP pro kaps √ √ √
Parolit ad lib √ √ √
Perkembangan penyakit
Tanggal Perkembangan penyakit
1/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 6x sehari
Pusing ++
TD 100/80
2/8/13 Suhu : 39 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 110/80
3/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir +
95
Nyeri BAK ++
Nyeri pelvis ++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 80/60
Data Monitoring
Parameter Tanggal
10/4 11/4 12/4 13/4 15/4 16/4 17/4 18/4
Udem +++ ++ ++ ++ + ++ +++ +++
Sesak nafas +++ +++ ++ ++ + +++ +++ +++
Jaundice +++ +++ ++ ++ + + +++ +++
96
Vol urine (ml) 650 1350 1200 1100 640 1000 1000
Hasil laboratorium
Parameter Normal 3/4 4/4 9/4 11/4 12/4
Creatinin 0,5 – 1,5mg/dL 0,79 0,95 2
Platelet 150 - 400 x 103/UL 85 ↓ 60 ↓ 20 ↓
Hb 11,0 - 16,0 g/dL 10 ↓ 9↓ 8↓
SGOT 0 – 37 160 ↑
SGPT 0 – 40 96 ↑
Albumin 3,5 – 5 2,6 ↓ 2,6 ↓ 2,8 ↓
Globulin 2,2 – 3,5 4,5 3,9 4
BUN 7,3 4
Glukosa 76 – 110mg/dL 178 ↑
Kolesterol total < 200 mg/dL 400 ↑
Terapi pasien
Nama obat Regimen Tanggal
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Comafusin hepar: Futrolit (1:1) √ √ √ √ √ √ √ √
Dexanta syr 3xC1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ranitidin tab 2x1 ac √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Spironolacton 100 mg 1x1 pc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Furosemid tab 1x1 pc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Methioson tab 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Curcuma tab 1-0-0 pc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aminofusin inf √ √ √ √
Vipoalbumin kaps 2x1 √ √ √
Ondansetron inj k/p √ √ √ √ √ √ √ √
Sistenol tab 3x1 √ √ √
Albumin 100cc 1x1 √
97
Appendicitis susp perforasi
98
Chlorampenicol S
Ciprofloxacin S
Erytromicyn I
Gentamicyn S
Kanamicyn R
kotrimoksazole S
Pengobatan
- Cotrimoxazole 2x 1 tab
- Asam nalidiksilat 4x 500 mg
- Ranitidin tablet 2x1 tab
- Parasetamol 3x1 tab
- Antasida 2x1 tab
99
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI (1)
Penanggung jawab: Samuel Budi H., M.Si., Apt.
SOAL 1 :
RSUD. “D” adalah salah satu rumah sakit yang berkembang. Dalam rangka terus
meningkatkan pendapatan RS maka dilakukan analisa terhadap kondisi Instalasi Farmasi. Hal ini
karena pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan revenue
center utama. Mengingat besarnya kontribusi instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan dan
juga merupakan instalasi yang memberikan pemasukan terbesar di RS.
RSUD. “D” ini adalah rumah sakit pemerintah dan sangat diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat apalagi dalam era BPJS, jumlah pasien baik rawat
inap maupu rawat jalan meningkat signifikan.
Setelah dilakukan pengamatan dan penelitian secara bertahap ternyata didapatkan hasil
bahwa pada tahap seleksi, kesesuaian antara kesesuaian item obat dengan tersedia di dalam
DOEN sebesar 67%. Pada tahap distribusi ternyata TOR sebesar 6.7x, ketepatan jumlah obat
dengan kartu stok sebesar 81%, sistem penatanaan 68% FIFO DAN 32% menggunakan FEFO.
Persentase dan nilai obat yang kadaluwarsa dan atau rusak sebesar 11,80%. Persentase stok mati
sebesar 4,12% dan tingkat ketersediaan obat 75%. Sementara itu, masih ada juga dokter yang
membuat resep di luar standarisasi yang telah ditetapkan oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT).
Hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya pembelian obat ke apotek luar ataupun tidak
terlayaninya resep terutama untuk pasien tunai karena ketidaktersediaan obat.
Pertanyaan:
1. Jelaskan permasalahan dari kasus di atas!
2. Berikan solusi yang tepat berdasarkan standar yang ada!
3. Berikan gambaran seharusnya yang harus dilakukan oleh Apoteker tersebut agar solusi
yangdisarankan tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang distandartkan!
SOAL 2 :
Formularium Rumah Sakit adalah daftar obat yang disepakati oleh para staf medis yang
di RS yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengobatan. Oleh karena Formularium merupakan
100
hal yang penting dalam perjalanan dan perkembangan Rumah Sakit. Hal ini sangat disadari benar
oleh pimpinan dan staf medis di RS “A”, karena RS “A” adalah rumah sakit yang berkembang
sangat pesat baik dari jumlah pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Dalam perjalanan pembuatan Formularium ternyata didapatkan beberapa masalah.
Permasalahan itu diantaranya adalah karena RS “A” adalah rumah sakit swasta yang tidak
memiliki banyak dokter spesialis tetap seperti di RS pemerintah sehingga agak susah untuk
mengatur mereka. Pada rapat proses penyusunan Formularium banyak dokter yang tidak hadir
karena alasan sibuk banyak pasien di RSUD, banyak obat yang harus melalui sisipan dan revisi
pada perjalanannya, ada beberapa dokter baik spesialis maupun dokter umum yang masuk dan
keluar pada masa aktif Formularium, mayoritas obat yang masuk dalam Formularium adalah
obat paten sebesar 63,38%, persentase obat kombinasi sebesar 38,11%.
Data pengamatan yang ada di lapangan ternyata angka persentase kepatuhan dokter
terhadap Formularium adalah sebesar 75%, setelah dilakukan perbandingan ternyata mengalami
penurunan dari tahun yang lalu. Angka kepatuhan dokter terhadap Formularium berturut-turut
dari tahun 2010-2015 adalah sebesar 77%, 75%, 73%, 80%, 82%. Angka persentase jumlah item
obat per lembar resep sebesar 4, persentase obat dengan nama generik sebesar 80%, persentase
peresepan dengan obat antibiotik sebesar 58%, persentase peresepan obat injeksi sebesar 63%, .
Pelayanan Farmasi Klinik baru dilakukan pada tahap awal yaitu memonitor penggunaan
obat di bangsal., walaupun belum semua bangsal yang dilakukan. Hal ini mungkin karena jumlah
tenaga farmasi masih minimal, dengan bed 214 serta BOR 87%.
Pertanyaan:
1. Jelaskan permasalahan dari kasus di atas!
2. Berikan solusi yang tepat berdasarkan standar yang ada!
3. Berikan gambaran seharusnya yang harus dilakukan oleh Apoteker tersebut agar solusi yang
disarankan tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang distandartkan!
101
SOAL 3 :
RS.Medika Husada adalah rumah sakit umum yang berkembang. Rumah sakit ini
berstatus rumah sakit swasta yang dimana segala pengelolaan uang dan barang sangat
menyesuaikan dengan kemampuan rs. Di Rumah sakit sudah melakukan proses perencanan
sampai distribusi dengan cukup baik. Perencanaan dilakukan setiap 1 tahun sekali dan distiribusi
masih belum terprogram secara baik oleh Instalasi Farmasi. Total bed rumah sakit tersebut
sebanyak 123 bed dan BOR sebesar 63%. Salah satu data berikut yang akan dilakukan dengan
proses perencanaan dengan metode ABC. Dari data kebutuhan obat yang ada di RS.Medika
Husada adalah sbb:
102
Pertanyaan:
1. Metode apakah yang paling cocok digunakan untuk menentukan pembelian yang tepat?
Jelaskan!
2. Bagaimanakah cara melakukan prioritas pembelian yang tepat sehingga pengadaan obat
menjadi efektif dan efisien
3. Jelaskan keuntungan dan kelebihan metode yang anda pilih tersebut!
4. Jelaskan usul dan saran anda untuk melakukan proses distribusi yang tepat!
SOAL 4 :
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Citra Medika madalah rumah sakit swasta bertipe C. IFRS
Citra Medika menggunakan metode perencanaan dengan konsumsi yang dilakukan setiap 1
tahun sekali. Selama ini perencanaan dengan konsumsi terasa paling cocok dilakukan di
lingkungan RS. Setelah dilakukan pendalaman dan evaluasi terkait dengan pengelolaan
didapatkan hasil: ITOR 4X, persentase kesesuaian yang direncanakan dan yang diadakan adalah
sebesar 81%, stok mati sebesar 39,8%, dan stok out sebesar 29,8%. Persentase obat ED adalah
sebesar 44,7%, dimana dihitung dari stok akhir tahun 2017 kemarin.
Salah satu contoh perhitungan perencanaan yang dilakukan adalah Amoksisillin kaplet
500 mg sebanyak 2.000 box per tahun. Harga perbox nya Rp. 50.000,- Biaya penyimpanan
diperkirakan oleh RS adalah 20% dari harga obat tiap box dan biaya pemesanan adalah
Rp.20.000,- sekali order. Untuk stok pengaman telah ditetapkan sebesar 10 box. Lama pesanan
sampai diterima RS (Lead Time) selama 1minggu dan kebutuhan Amoksisillin kaplet 500 mg
tiap minggunya 42 box.
Kepala Instalasi Farmasi RS. Citra Medika ingin mengetahui:
a. Berapa banyak Amoksisillin kaplet 500 mg yang harus dipesan setiap kali pemesanan dan
dalam periode tersebut berapa kali terjadi pemesanan?
b. Berapakah persediaan yang harus ada untuk dapat dilakukan pemesanan?
c. Kalau dilihat dari kasus diatas, apakah yang bisa anda sarankan sebagai seorang apoteker?
d. Pada saat kapan kita dapat menggunakan metode perencanaan secara konsumsi?
SOAL 5 :
RS. SETIA BUDI adalah rumah sakit umum yang melakukan system penyimpanan berdasarkan
sifat dan kategori dari bahan baku khusunya bahan baku yang system penyimpanan khusus
103
seperti obat high alert medications dan bahan berbahaya dan beracun. Data obat yang ada di
gudang penyimpanan adalah:
1. Lugol 7. NaCl 3% 13. Epinefrin
2. Warfarin 8. Gas Oksigen 14. Hidrogen peroxide
3. Propanolol 9. Insulin 50%
4. Formalin 10. KOH 15. Fixer
5. Atracurium 11. Nitroprusside inj 16. Povidone Iodine
6. Morfin 12. Dobutamin
Pertanyaan
a) Berdasarkan data diatas kelompokkan berdasarkan sifat dan keamanan dalam
penyimpanan!
b) Berikan hasil dari pengelompokkan diatas, berikan alasannya berdasarkan mekanime kerja
dan efek negatifnya!
c) Sebagai apoteker, bagaimanakah cara anda akan merencanakan system penyimpanan di
gudang farmasi!
d) Gambarkan dan berikan penjelasan tentang rencana lay out gudang dan tata cara
penyusunan obat dan alkes di gudang farmasi sentral!
104
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI (2)
Penanggung jawab: Galih Adi Pramana, M.Farm., Apt.
Kelompok 1
1. Hitung interval waktu pengadaan serta jumlah pengadaan paling ekonomis Jika diketahui
biaya penyimpanan sebesar 20% serta biaya sekali pemesanan sebesar Rp 5.000,-
Penggunaan (satuan
terkecil) Harga Satuan
Nama Obat Sediaan
Bulan Bulan Bulan (Rp)
1 2 3
AMINOFLUID 500 INFUS SOFBAG 60 71 95 64000
ASABIUM 10 MG TAB TABLET 50 60 43 900
ASERING COLF 12 30 41 14000
CEDANTRON 8 MG TABLET TABLET 108 53 37 20000
CRIPSA TABLET TABLET 133 57 86 9000
DEX 10% 500CC COLF 104 50 50 9000
EXFORGE 10/160 TABLET 218 68 110 16000
FENOSUP LIDOSE CAPS KAPSUL 5 56 170 12000
FLUCONAZOLE INFUS BOTOL 24 40 47 76000
GELAFUSAL INFUS BOTOL 49 54 47 181000
HALOPERIDOL 1.5 MG
TABLET 346 40 348 100
TAB
INVOMIT 4 MG TABLET TABLET 90 45 55 15000
IRESSA 250 MG TAB TABLET 30 30 30 294000
IRVASK 150 MG TABLET 105 80 132 10000
KA EN 3B COLF 56 52 36 10000
MICARDIS 80 MG CAP TABLET 62 66 30 16000
NACL 1000 CC COLF 326 56 241 16000
NACL 3% BOTOL 32 31 47 21000
PARIET 10 MG TABLET TABLET 156 47 48 17000
PARIET 20 MG TABLET TABLET 113 88 64 20000
RD COLF 22 55 27 10000
SOFTBA
RING-AS INFUS DP 37 30 5 16000
G
RUPAFIN 10MG TAB TABLET 238 44 180 6000
SEDACUM INJ 5MG/5ML AMPUL 64 48 39 24000
TRICHODAZOLE 500MG
BOTOL 106 36 19 91000
INFUS
SOFTBA
TUTOFUSIN OPS INFUS 32 45.00 27 39000
G
VALAMIN INFUS BOTOL 90 81 78 47000
53
VELUTINE NEBULES VIAL 9 33 31 6000
VOLEQUIN 500 TABLET TABLET 121 64 74 33000
VOLUVEN INFUS BOTOL 21 35 30 24000
ZITHRAX 500 MG TAB TABLET 29 38 22 36000
Nb : Tuliskan referensi yang digunakan
Kelompok 2
2. Perhatikan data penggunaan obat dibawah ini! Buatlah analisis tentang apa yang terjadi
dari data penggunaan obat tersebut, kemudian tindakan apa yang seharusnya dilakukan!!
Penggunaan (satuan Sisa
Kadaluarsa
Nama Obat terkecil) Oba
obat
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 t
ABILIFY 5 MG TAB 57 20 36 20 Januari 2019
ACTONEL 35 MG TAB 26 8 8 25 Januari 2020
AERRANE 250ML 8 7 6 5 Januari 2019
ALKOHOL 70 % 1L 18 17 15 10 Februari 2020
AMINOFUSIN HEPAR 15 19 11 13 Februari 2020
AMINOLEBAN INFUS 0 0 0 20 Februari 2018
AMINOSTERIL INFANT 6 % 10
18 21 18 Maret 2019
INFUS
ATIVAN 2 MG 61 29 0 50 Maret 2019
AVAMYS SPRAY 5 6 6 4 Februari 2022
BAQUINOR INFUS 200 MG 32 7 2 28 Maret 2019
BENOCETAM INFUS 9 15 11 10 Maret 2018
BEROTEC MDI 10 9 9 7 Maret 2019
CRAVIT 750 MG 150 ML INFUS 6 14 10 9 Maret 2020
CYCLO PROGYNOVA 18 17 16 11 April 2020
DEX 5% 100 CC 19 22 19 10 April 2020
DEX 1/2 S 22 18 26 10 April 2021
DEX 1/4 S 7 9 6 6 Desember 2018
FIMAHES ASKES 31 33 31 15 April 2019
FLIXOTIDE NEBULES 0 15 2 13 April 2020
FLUCORAL 150 MG CAP 21 19 15 14 Mei 2020
KA EN 4A 9 7 8 6 Mei 2020
KA EN MG 3 3 13 1 14 Juni 2020
KABIVEN 1500 ML 27 47 10 25 Juni 2021
KDN-1 INFUS * 0 0 0 10 Juni 2019
LEVOFLOXACIN 500MG INFUS 60 28 27 30 November 2018
NEURODIAL TAB 0 7 10 8 Juli 2021
OCTALBIN 5% 250 ML 4 6 1 5 Juli 2020
PAN-AMIN G 500CC 23 13 0 25 Juli 2020
PIRACETAM INFUS 0 0 0 10 Agustus 2020
PLASBUMIN 20% 50 ML 18 16 15 10 Agustus 2021
54
PLASBUMIN 25% 100 ML 17 25 35 20 Agustus 2021
SERETIDE DISKUS 250 27 24 36 20 Agustus 2019
SEVOFLURANE BAXTER 250 ML 8 6 4 5 September 2020
SIBITAL INJEKSI 9 7 11 8 September 2022
STESOLID RECTAL 5MG 13 11 17 11 September 2020
STESOLID RECTAL 10MG 9 8 5 5 Oktober 2020
STESOLID SYRUP 6 8 4 5 Oktober 2018
TEMODAL CAPSUL 100 MG 10 10 0 15 November 2021
TEMODAL CAPSUL 20 MG 20 20 0 25 November 2021
TOTILAC INFUS 250ML 41 48 40 20 Desember 2021
VALISANBE 2 MG TAB 24 22 30 10 Desember 2021
VOLUVEN 6% 16 11 5 10 Desember 2021
Nb : Tuliskan referensi yang digunakan
Kelompok 3
3. Sebuah Rumah Sakit (RS) Swasta kelas C dengan jumlah tempat tidur 70 buah, BOR
80% dan pasien rawat jalan per hari 200 pasien. Tingkat keterjaringan resep 80%. RS ini
memiliki IFRS, dengan 3 Apoteker dan 10 tenaga teknis kefarmasian. Pengelolaan obat
di IFRS ini sudah dilakukan analisis, yang hasilnya sebagai berikut:
Tahap Seleksi: kesesuaian item obat dengan DOEN 13,45%
Tahap Pengadaan:
a) Persentasi dana yang tersedia untuk pengadaan obat 75,37%,
b) Anggaran obat untuk seluruh anggaran RS 30,38%,
c) Jumlah item obat yang dipakai dibandingkan yang direncanakan 102,91%.
d) Frekuensi pengadaan obat 9,25 kali dalam setahun, dianalisis dengan EOQ 12,57
kali.
e) Frekuensi kesalahan faktur/ketidakcocokan faktur 0,36%.
f) Rata-rata tertundanya pembayaran 5 hari
Tahap Distribusi:
a) Kecocokan antara obat dan kartu stok 42,55%
b) Inventory Turn Over Ratio 13,76 kali/tahun
c) Nilai obat yang kadaluwarsa dan rusak 0,25%
d) Persentasi obat yang mati 3,13%
Tahap Penggunaan:
55
a) Rata-rata waktu untuk melayani resep 24,15 menit (racikan) dan 19,54 (non
racikan)
b) Persentasi resep obat dengan generik 12,06%
c) Presentasi obat yang tidak dilayani 2,0% untuk rawat inap, rawat jalan 1,22%
d) Jumlah item obat per lembar resep untuk rawat inap dan 4,3 item untuk rawat
jalan.
e) Persentase kesesuaian dengan formularium RS 86,6%
Dari hasil pengamatan diatas apakah problem yang dialami Rumah Sakit dan bagaimana
cara untuk mengatasinya!
Nb : Tuliskan referensi yang digunakan
Kelompok 4
4. Jika di suatu rumah sakit memiliki Standar pengobatan untuk pasien sebagai berikut :
Operasi appendiksitis akut
Anak
Injeksi:
Cefotaxim 100 mg/kg/BB/Hari, Paracetamol 15 mg/kg/BB/hari, Ranitidin 2
mg/kg/BB/kali, / 12 jam, RL 10 tpm (hari pertama sampai hari ke tiga)
Oral :
Amoxicilin 50 mg/kg/BB/kali, 3x sehari, Paracetamol 10 mg/kg/BB/kali, 3x sehari
(untuk obat pulang selama 5 hari)
Dewasa
Injeksi :
Parasetamol 15 mg /KgBB/hari, Ketorolac 1amp/12 jam, Ceftriaxone 1gr/12 jam, Infus
RL 20 tpm (hari pertama sampai hari ke tiga)
Oral :
Cefadroxil 3x500mg, Asam mefenamat 3x500mg (untuk obat pulang selama 5 hari)
Demam typhoid
56
seftriakson 4 gram dalam dekstrosa 100 ml selama 30 menit 1x sehari selama 5 hari RL
20tpm. Untuk obat pulang diberikan Tiamfenicol 4 x 500 mg serta Paracetamol 3 x
500mg selama 7 hari
Jumlah pasien pada bulan September sampai dengan desember 2017 untuk operasi
appendiksitis anak sebanyak 30 pasien dengan berat badan 10 kg dan dewasa sebanyak
20 pasien dengan berat badan 60 kg, demam typhoid sebanyak 240 pasien.
Data Obat :
Nama obat Sisa obat
Cefotaxim inj 50
Ceftriaxon inj 50
Paracetamol infus 20
Ranitidine inj 40
Amoxicillin tab 200
Paracetamol tab 200
Ketorolac inj 40
Ceftriaxon inj 60
RL 80
Cefadroxil cap 100
Asam Mefenamat tab 100
Dextrose 60
Thiamfenicol Kapsul 150
Paracetamol Tablet 300
Dengan data tersebut buatlah perhitungan kebutuhan obat selama 6 bulan jika waktu
tunggu pengadaan selama 5 hari dengan adanya penambahan stok pengaman sebanyak
10% untuk mengantisipasi kejadian luar biasa.
Nb : Tuliskan referensi yang digunakan
57
Kelompok 5
Nama Sediaan Farmasi Sediaan Nama Sediaan farmasi Sediaan
KALIPAR TAB TABLET ANZATAX 30MG INJ INJEKSI
MEDIFLEX CREAM 75 GLIVEC 100MG FC
GRAM ZALF TABLET TABLET
ET PORTEX NO 3,5 TANPA
BALON ALKES ZOLENIC INJ INJEKSI
ASTADERM CREAM
COLOSTOMY BAG NO 4 ALKES 15GRAM ZALF
FIXOMUL TRANSPARAN
10 X 5 CM ALKES KECAP DIET 200ML SYRUP
FIXOMUL
TRANSPARAN 10 X2 ALAT
NIPE SYRUP SYRUP CM KESEHATAN
OXYTOCIN S INJEKSI INJEKSI URDAFALK CAPSUL TABLET
FUTROLIT INFUS ASKES INFUS LETRAZ TAB TABLET
CEFIXIME 200MG
OLEUM COCOS ZALF CAP TABLET
NYNDIA DROP 12
MIKROZID AF 5 LITER ALKES ML SYRUP
MOMETASONE 5 GR
CENDO METASON TM TETES CREAM ZALF
ASTHIN FORCE 6 MG
CISPLATIN 50MG INJ INJEKSI KAPSUL TABLET
FIBER VARISES ALKES SAFIL 6/0 DS 12 ALKES
TEARS NATURALE
DESOLEX OINT 10 GR ZALF II TM TETES
ILIADIN SPRAY DWS ZALF SEBIVO 600MG TAB TABLET
SILK NO 2 NON
OLEUM ROSAE ZALF JARUM PS27 ALKES
PAN-AMIN G 500CC INFUS ZOLADEX 3.6MG INJEKSI
CELOCID 750
JOINTFIT ROLL ON ZALF INJEKSI INJEKSI
BREATHY NASAL
TABUNG PEEP ALKES SPRAY ZALF
EYE DRAPE ECO E711 ALKES SINGULAIR TAB TABLET
DURALENS 53 P 25,5 ALKES PROSPAN SYRUP SYRUP
GRISEOVULFIN 500
DURALENS 53 P 26 ALKES TAB TABLET
HYOSCINE INJEKSI
INMATROL TM TETES 20 MG INJEKSI
RAMIPRIL 5MG TAB TABLET DURALENS 53 P 20 ALKES
CENDO XITROL ZM PISAU CERATOME
ASKES ZALF JE-1 ALKES
58
CILOSTAZOL 100 MG
CODIKAF 10MG TAB NARKOTIKA TAB TABLET
ALLYLESTRENOL 5 MG UTROGESTAN
TABLET TABLET 200MG TAB TABLET
VIT C 200MG INJ * INJEKSI TRIATIMOLOL TM TETES
BENANG NYLON
CODIKAF 20MG TAB NARKOTIKA BLACK 10.0 ALKES
GAREXIN TETES
XARELTO 20MG TAB TABLET MATA TETES
STRAWBERRY TOTAL
LABOR ZALF ELOXATIN 50MG INJ INJEKSI
ADALAT OROS
BENODON 10ML INJ INJEKSI 20MG TAB TABLET
Dari data obat di atas tentukan cara penyimpanan obat serta kelompokan untuk penataannya pada
tempat penyimpanan, kelompokan obat-obat LASA dan bagaimana penanganannya
Kelompokan obat-obat yang termasuk hight alert
Nb : Tuliskan referensi yang digunakan
59