Anda di halaman 1dari 4

ISK

Manifestasi Klinis Infeksi Saluran Kemih


Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai
dari tanpa gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat.
Gejala yang sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan
terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri
suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan
bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa
nyeri supra pubik, disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan
stranguria
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram,
nyeri punggung, muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.

Sukandar E. 2014. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa.


Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV.
Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI

Faktor resiko
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi yang
sering ditemukan di praktik umum. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur
saluran kemih termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa
bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita
ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus).
Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik
laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi.
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK,
yaitu :
 Litiasis
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Nekrosis papilar
 DM pasca transplantasi ginjal
 Nefropati analgesik
 Penyakit Sickle-cell
 Senggama
 Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesteron
 Kateterisasi

Sukandar E. 2014. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa.


Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV.
Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI
Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk
ke dalam saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih
terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal.
Kuman ini biasanya memasuki saluran kemih melalui uretra,
kateter, perjalanan sampai ke kandung kemih dan dapat bergerak
naik ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang disebut
pielonefritis.
Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari
flora usus dan hidup secara komensal dalam introitus vagina,
preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus. Kuman yang
berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih
bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan
dapat sampai ke ginjal. Mikroorganisme tersebut dapat
memasuki saluran kemih melalui 3 cara yaitu asending,
hematogen seperti penularan M.tuberculosis atau S.aureus ,
limfogen dan langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya
telah mengalami infeksi. Hampir semua ISK disebabkan invasi
mikrooganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih.
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin
layer yang berfungsi sebagi anti bakteri. Robeknya lapisan ini
dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni
pada permukaan mukosa. Masuk menembus epitel traktus
urinarius dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari
kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal
melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada
refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli-
buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme
otot polosvesica urinaria, akibatnya terjadi muncul gejala klinis
seperti rasa ingin kencing terus menerus (urgency) atau kencing
berulang kali (frequency), atau merasakan rasa sakit dan nyeri
saat kencing (disuria). Selanjutnya jika tidak ditangani, mukosa
vesika urinaria menjadi edema, meradang, dan lama kelamaan
timbul perdarahan dan apabila dilalui oleh urin yang keluar
menyebabkan terjadinya hematuria.

A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2


Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai