Anda di halaman 1dari 61

PINDAHAN TANAH MEKANIS

1
BAB I

PENDAHULUAN

Segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian,


pemuatan, pengangkutan, penimbunan, perataan dan pemadatan tanah
atau batuan dengan alat-alat mekanis disebut Pemindahan Tanah
Mekanis.

Pekerjaan-pekerjaan itu banyak terlihat di bidang pekerjaan/bangunan


sipil, seperti: pembuatan jalan raya, dam, tanggul, saluran irigasi, kanal,
lapangan terbang, dll. Disamping itu juga dilakukan di tambang-tambang
terbuka, terutama pada pengupasan lapisan tanah atas (stripping of
overburden) dan pembuatan jalan yang menuju ke tambang tersebut, dll.

Untuk Pemindahan Tanah Mekanis ini biasa dipakai alat-alat mekanis


yang akan dibahas cara dan kemampuan kerjanya. Tetapi akan dititik-
beratkan kepada penggunaannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan tambang terbuka (Surface Mining).

Meskipun diberi nama Pemindahan Tanah Mekanis, tetapi sebenarnya


tidak hanya terbatas pada tanah (soil) saja, tetapi kadang-kadang juga
berhubungan dengan batuan (rock). Dan memang alat-alat mekanis yang
akan dibicarakan juga tidak saja sanggup untuk menangani tanah, tetapi
juga dapat dipakai untuk menangani batuan.

Yang dimaksud dengan tanah adalah bagian teratas dari kulit bumi yang
relatif Iunak dan tidak begitu kompak terdiri atas material-material lepas.
Sedangkan batuan adalah bagian dari kulit bumi yang lebih keras dan
terdiri atas kumpulan mineral-mineral. Menurut skala kekuatan batuan
utuh (intact rock), tanah biasanya dikatagorikan sebagai material yang
mempunyai nilai kuat tekan (USC) lebih kecil dari 1 MPa. Secara umum
kegiatan pemindahan tanah mekanis dikontrol oleh karakteristik batuan
utuh dan massa batuan:

2
Karena peredaran kekuatan dari material yang akan digali, maka sering
dilakukan penggolongan material sebagai berikut:

a. Soft atau easy digging : tanah penutup (soil), pasir,


"sandyclay", "clayey sand".
b. Medium hard digging : lempung, batuan lapuk.
c. Very hard digging atau rock : diperlukan peledakan sebelum dapat
digali.

Macam-macam material tersebut juga dapat berpengaruh terhadap faktor


pengisian (fill factor), faktor muai (swell factor), dll.

3
BAB II

KARAKTERISTIK MATERIAL UTUH YANG MEMPENGARUHI


KINERJA PENGGALIAN

Beberapa sifat batuan utuh (intact rock) yang mempengaruhi kinerja


penggalian ada 7 kelompok utama, yaitu sifat fisik, kekerasan material,
sifat dinamik, sifat abrasivitas, standar kuat batuan, perilaku konstitutif uji
kuat tekan UCS dan indeks kekuatan batuan (lihat Tabel II-1)

TABEL 11-1

SIFAT-SIFAT MEKANIK BATUAN UTUH YANG MEMPENGARUHI


PENGGALIAN

No. Sifat Batuan Utuh Parameter


1 Sifat fisik - Kandungan air
- Bobot isi (kerapatan = density)
- Porositas, permealibilitas, Indeks plastisitas, "slake
durability"
2 Kekerasan material - Kekerasan skala Mohs.
- Kekerasan skala Rosival
- "Schmidt rebound hammer"
3 Sifat dinamik - Kecepatan seismik (laboratorium & lapangan)
- uji Kecepatan ultrasonik (UVT = ultrasonic velocity
test)
4 Sifat abrasivitas - "Schimazek Factor"
- "Cerchar Abrasivity Index" (CAl)
5 Standar kuat batuan / kuat batuan - Kuat Tekan (UCS)
baku - Kuat Tarik Brazilian (UTS = uni-axial tensile test)
- Kuat Geser (cohesion; Howard, 1987)
6 Perilaku konstitutif uji kuat tekan - Modulus Young; nisbah Poison
(UCS) - Energi fraktur spesifik
- "Toughness Index " (Singh et-al, 1983); "rock
toughness (Farudr, 1986)/ toughness ratio"
7 Indeks kekuatan batuan - "Point Load lndex"-PLl
- "Impact Strength lndex"-ISI
- "O & K Wedge Test"

2.1 Sifat Fisik

Sifat fisik material yang paling berpengaruh terhadap prestasi peralatan


Pemindahan Tanah Mekanis adalah kandungan air, bobot isi (kerapatan =
density), porositas dan permeabilitas. Sedangkan bila material yang digali

4
lunak, maka indeks plastisitas dan "slake durability" juga berpengaruh
terhadap produksi penggalian.

2.2 Uji Kuat Tekan (UCS)

Pengujian ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk


memecah percontoh (sample) batu yang berbentuk silinder, balok atau
prisma dari satu arah (uni axial). Pada pengujian ini gaya (kN) pada saat
percontoh batu pecah dicatat dan dengan membaginya dengan luas
kontak didapat kuat tekan batuan. Dari uji ini selanjutnya dapat ditentukan
beberapa parameter mekanik, yaitu :

• modulus Young (Young's modulus)


• nisbah Poisson (Poisson's Ratio)

Sedangkan sifat konstitutif yang sering digunakan dalam kriteria


penggalian adalah :

• energi fraktur spesifik UCS


• "toughness indeks" (Singh, 1983)
• "rock toughness" (Farmer, 1986)

Klasifikasi kuat tekan batuan menurut berbagai peneliti dapat dilihati pada
Gambar 2.1. Contoh pemilihan macam gigi gali berdasarkan uji UCS
dapat dilihat pada tabel II-2

5
GAMBAR 2-1

BERBAGAI KLASIFIKASI KUAT TEKAN UNIAKSIAL BATUAN UTUH

TABEL 11-2

PEMILIHAN MACAM GIGI GALI BERDASARKAN UCS

Gigi gali Klasifikasi batuan utuh UCS (MPa)


Wedge tooth Sangat lunak <20
Drag/point pick Sangat lunak - lunak < 124
Disc cutter Lunak - keras 5 - 130
Button cutter Keras - sangat keras >240
2.3 Uji Kecepatan Ultrasonik

Sifat dinamik yang sering ditentukan di laboratorium adalah kecepatan


rambat qelombang tekan dan geser. Dari data ini akan diperoleh antara
lain modulus elastik dinamik dan nisbah Poisson dinamik.

Uji kecepatan ultrasonik (ultrasonic velocity test = UVT) mengukur cepat


rambat gelombang "ultrasonic" pada percontoh batu yang biasanya
dilakukan sebelum uji UCS. Dari hasil pengujian ini akan didapat cepat
rambat gelombang dan kerapatan batuan, sehingga perkiraan (prediction)
kemampugaruan dapat diperoleh.

2.4 Uji Kuat Tarik Tidak Langsung - UTS (Brazilian)

Nilai kuat tarik (UTS) selalu jauh lebih kecil daripada nilai kuat tekan
(UCS). Perbandingan antara UCS terhadap UTS sering disebut nisbah
ketangguhan (tough ness ratio) atau indeks kegetasan (brittleness index)
yang telah diakui bermanfaat untuk memperkirakan kinerja suatu alat gali.
Kinerja alat gali dapat meningkat beberapa kali lipat bila nisbah tersebut
semakin besar. Tabel II-3 memberikan keterangan berbagai selang nilai
indeks kegetasan (brittleness index).

TABEL II-3

KLASIFIKASI INDEKS KEGETASAN

"Brittleness Index" Keterangan


6 - 7 Sangat "tough" & plastis
7 - 8 "Tough" & plastis
8 - 12 Rata-rata jenis batuan
12 -15 Sangat "brittle" tak plastik
15 - 20 Sangat "brittle"

7
2.5 "Point Load Index" (PLI) ISRM, 1985

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) percontoh


batu secara tidak langsung di lapangan. Percontoh batu dapat berbentuk
silinder atau tidak beraturan (lihat Gambar 3
3-2),
2), tetapi disarankan dipakai
yang berbentuk silinder dengan diameter = D = 50 mm (mata bor
berukuran
ran NX = 54 mm).

Hubungan antara "point load index" menurut ISRM (International Society


of Rock Mechanics, 1985) atau disebut juga "Index Franklin" (ls) dengan
kuat tekan (αc)) untuk diameter percontoh = 50 mm adalah sebagai
berikut:

αc = 23 Is

Jika ls = 1 MPa, maka indeks tersebut tidak lagi mempunyai arti, sehingga
disarankan untuk menggunakan pengujian lain dalam penentuan kekuatan
(strength) batuan.

GAMBAR 2-2
UJI POINT LOAD INDEX
Penentuan nilai indeks untuk aksial (PLl - AX) dan diametrikal (PLI - DI)
dilakukan sebagai berikut:

PLI - AX =

PLI - DI =

2.6 "O&K Wedge Test"

Uji ini dipakai untuk menganalisis


menganalisis kemampugalian BWE (Bucket wheel
Excavator). Prosedur pengujian disajikan pada Gambar 2-3.
2

Percontoh batuan untuk uji ini sebaiknya berukuran 15 cm x 15 m x 15 cm


dan ditekan oleh baji hingga belah. Tahanan gali per unit panjang FL (N/m)
dan tahanan gali per unit luas FA (N/m) dapat ditentukan sebagai berikut:

dimana,
F = beban belah, N
L = panjang total bagian yang terbelah,
terbe m
A = luas total bagian yang terbelah,
terbe m2

Gambar 2-3
O & K WEDGE TEST
2.7 "Impact Strength Index" (ISI)

"Impact strength index test" (Evans & Pomeroy, 1966) dan


"Protodyakonov test" adalah sejenis. "Protodyakonov test" digunakan
untuk menduga kemampugalian BWE. Korelasi antara besaran
"Prodyakonov test" dengan UCS diberikan pada Tabel II.4.

TABEL II-4

KLASIFIKASI PROTODYAKONOV UNTUK PENGGALIAN TANAH DAN


BATU (DURST &VOGT, 1988)

Kekuatan ISI UCS


Kelas Tipe tanah / batuan
material MPa MPa
I Batu paling keras Solid & tough quartz & basalt 200

II Batu sangat keras Porphyritic, quartz, granite 150

II Batu keras Granite, hard sandstone, iron ore 10 100

IV Relatif batu keras Normal sandstone, iron ore 6 60

V Batu keras medium Hard clay slate, soft-sand stone & limestone 4 40

VI Relatif batu luak Soft clay, very soft sand-stone, chalk, fine sand, anthracite, 2 20
cemented pebble sandstones

VIa Relatif batu luak Gravel soil, broken slate, hard fossil coal, hardened clay 15 15
VII Batu lunak Hard clay, soft fossil coal, clayey soil, hard brown coal 1 10

VIla Batu lunak Gritty clay, coarse clay, loose 0.8 -


VII Tanah Top soil, peat loam, sand 0.6 -

IX Tanah lepas Sand, dumped soil, soft brown coal 0.5 -

X Tanah lumpur Mud muddy loose - -

Uji ISI (impact strength-index) menggunakan peralatan seperti ditunjukkan


pada Gambar 2-4. Percontoh batuan berukuran -0.95 + 0.32 cm seberat
100 gram dipukul dengan pemukul baja (steel- hammer) sebanyak 20 kali.
Selanjutnya sisa batuan yang masih berukuran semula ditimbang dan itu
sama dengan ISI.

10
2.8 Abrasivitas

Kerusakan "pick" atau gigi peralatan gali sangat tergantung pada tingkat
abrasivitas batuan yang digali. Maka uji abrasivitas bermaksud menduga
keausan gigi bila kontak dengan batuan.

Abrasivitas batuan beku dan metamorf biasanya diperoleh dari uji


"Cerchar abrasivity index" (CAI), sedangkan uji "Schimazek factor"
diperuntukkan bagi penentuan abrasivitas batuan sedimen (Gehring 1992
1992-
b). Klasifikasi
asifikasi abrasivitas menurut Cerchar abrasivity index dan Schimazek
factor dapat dilihat pada Tabel II-5.
II

GAMBAR 2-4

PERALATAN UJI “IMPACT STRENGTH INDEX” (ISI)


TABEL 11-5
KLASIFIKASI ABRASIVITAS MENURUT CAI DAN
“SCHIMAZEK FACTOR”

CAI Schimazek F
Pemerian Pemerian
(0.1mm) (N/mm)
0.3 - 0.5 Abrasiv rendah <0.01 Tidak abrasiv
0.5 - 1.0 Agak abrasiv 0.01 - 0.05 Abrasiv rendah
1.0 - 2.0 Abrasiv sedang 0.05 - 0.1 Abrasiv sedang
2.0 - 4.0 Sangat abrasiv 0.1 - 0.5 Cukup abrasiv
>4.0 Paling abrasiv 0.5 - 1.0 Abrasiv
1.0 - 2.5 Sangat abrasiv
2.5 - 4.0 Abrasiv sekali
>4.0 Paling abrasiv

12
BAB III

KARAKTERISTIK MASSA BATUAN YANG MEMPENGARUHI


PENGGALIAN

Setiap massa batuan (rock mass) terbentuk dari sekumpulan batuan utuh
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh bidang tak menerus
(discontinuity plane), seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan,
bidang geser dan lainnya. Perilaku massa batuan oleh karenanya sangat
bergantung atas sifat-sifat bidang tak menerus dst.

3.1 Karakteristik Bidang Discontinuiti


3.1.1 "Rock Quality Designation" (RQD)

"Rock Quality Designation" (RQD) menunjukkan kualitas massa batuan


sebelum penggalian dilakukan yang telah dikembangkan oleh Deere
(1964) yang datanya diperoleh dari pemboran inti.

RQD dihitung dari persentase inti bor yang diperoleh dengan panjang
minimum 10 cm dan dihitung sebagai berikut:

3.1.2 Jarak antar Discontinuiti

Jarak pisah antar bidang tak menerus atau kekar adalah jarak tegak lurus
antara dua bidang tak menerus yang berurutan sepanjang sebuah garis
pengamatan yang disebut “scan-line” dinyatakan sebagai "intact length".
Panjang scan-line minimum untuk bidang tak menerus sekitar 50 kali jarak
rata-rata bidang tak menerus yang hendak diukur. Jarak bidang tak
menerus dan keterangannya menurut Attewell (1993) terlihat pada Tabel
III-1.

13
TABEL III-1

KLASIFIKASI JARAK KEKAR MENURUT ATTEWELL

Struktur bidang
Pemerian Jarak - mm
Tak menerus
Sangat terpisah jauh Sangat tebal >2000
Terpisah jauh Tebal sekali 600 - 2000
Terpisah sedang Tebal 200 - 600
Sedikit terpisah Tipis 60 - 200
Terpisah sangat dekat Sangat tipis 20 -60
Terlapiskan (tebal) 6--20
Terlapiskan (sempit) 6--20
Foliasi, terbelah 6--20
Terpisah ekstrim dekat Lapisan tipis <20
Sangat berfoliasi, terbelah <6

3.1.3 Orientasi Discontinuiti

Jurus (strike) adalah arah garis horizontal pada bidang tak menerus yang
tegak lurus terhadap kemiringan bidangnya, sedangkan kemiringa
kemiringan (dip)
adalah sudut tegak ke-bawah
ke bawah dari garis horizontal (lihat Gambar 3
3-1).

GAMBAR 3-1
KEMIRINGAN (DIP) DAN JURUS (STRIKE) PADA PERMUKAAN
LERENG
3.2 Kecepatan Rambat Gelombang Seismik

3.2.1 Latar Belakang

Metode seismik refraksi sering dipakai untuk memperoleh data kecepatan


rambat gelombang seismik di lapangan yang dapat digunakan sebagai
ukuran massa
a batuan yang dapat digaru dengan alat garu (ripper). Data
gelombang seismik ini ditampilkan dalam bentuk grafik (bar charts) seperti
terlihat pada Gambar 3-2.
3

GAMBAR 3-2

HUBUNGAN ANTARAKEMAMPUGARUAN CAT D 10 N "SINGLE


SHANK IMPACT RIPPER" DENGAN KECEPATAN
KEC AN GELOMBANG
SEISMIK (CATERPILLAR TRACTOR COMPANY, 1994)

Secara umum dapat dikatakan bahwa hanya material yang memiliki


kecepatan gelombang seismik lebih kecil dari 3.000 m/detik dapat digaru.
3.2.2 Seismik Refraksi

Pada metode seismik refraksi (lihat Gambar 3-3)


3) hanya waktu
waktu-waktu
kedatangan pulsa energi pertama (first arrllal) yang masuk masing
masing-masing
geofan saja yang diamati. Pulsa-pulsa
Pulsa pulsa kedatangan pertama yang direkam
oleh geofan terdekat kepada sumber energi merambat ke permukaan
tanah dan sebuah plot dari waktu pulsa kedatangan pertama (T) dan jarak
tempuh atau rambat (X) untuk setiap geofon memberikan hubungan garis
lurus. Kemiringannya adalah kebalikan kecepatan rambat gelombang
seismik dipermukaan (V1). Bila massa batuan dibawah V1 mempunyai
kecepatan yang
ang lebih tinggi (V2), maka akan ada gelombang refraksi kritis
dan akan merambat sepanjang permukaan lapisan massa batuan ke
ke-dua
dengan kecepatan V2.

GAMBAR 3-3

DIAGRAM SKEMATIK SEISMIK REFRAKS!


Gelombang tekan refraksi kritis akhirnya akan menjadi gelombang
pertama yang datang pada geofon dengan jarak X. Kemiringan atau
gradien hubungan nilai-nilai T-X memberikan kecepatan rambat
gelombang dari refraktor horizontal. Kedalaman refraktor dari permukaan
dapat dihitung dengan rumus :

dimana:

1 2 
1 
2
2 1

D1 = kedalaman bidang refraktor dari permukaan, m.

V1 = kecepatan rambat gelombang pada lapisan permukaan atau


lapisan batuan pertama, m/detik.

V2 = kecepatan rambat gelombang pada lapisan batuan kedua,


m/detik.

T0 = beda waktu kedatangan ke permukaan berkecepatan rendah,


detik.

Material pengisi pada batuan sedimen sering sangat berbeda sifat


fisiknya, sehinggs mempengaruhi kecepatan rambat gelombang seismik
(lihat Gambar 3-4).

17
GAMBAR 3-4

PENGARUH MATERIAL PENGISIAN PADA SEDIMEN TERHADAP


KECEPATAN GELOMBANG SEIMIK
BAB IV

KRITERIA ANALISIS PENGGALIAN

4.1 Kriteria Indeks Kekuatan Batu

Franklin dkk (1971) mengusulkan klasifikasi massa batuan dengan dua


paramater, yaitu "fracture index" dan "point load index" (lihat Gambar 4.1).
Fracture Index dipakai sebagai ukuran karakteristik bidang tak menerus
(discontinuity) dan didefinisikan sebagai jarak rata-rata
rata rata bidang tak
menerus sepanjang bor inti atau dalam massa batuan. Kedua parameter
ini digambarkan pada grafik untuk menduga kemampugaruan suatu
massa batuan (lihat Gambar 4-1).
4

GAMBAR 4-1

KRITERIA INDEKS KEKUATAN BATU (FRANKLIN DKK, 1971)


4.2 Indeks Penggalian

Dalam upaya memudahkan pendugaan kemampugaruan suatu massa


batuan, maka Kirsten (1982) mengklasifikasikan massa batuan menurut
sifat fisik (Ms), relativitas orientasi struktur massa batuan terhadap arah
penggaruan dan beberapa parameternya Q-Sistem (Barton dkk, 1974)
yang disebut dengan indeks penggalian yang dinyatakan dengan:

 
      
 

N adalah indeks penggaruan; paramater lainr|ya sama dengan parameter


yang digunakan pada Q-Sistem.

Kirsten membagi nilai indeks penggaruan sebagai berikut:

Indeks Klasifikasi Batuan


Penggaruan
1 < N < 10 Mudah digaru (ripping)
1 0 < N < 100 Sulit digaru
100 < N < 1000 Sangat sulit digaru
1000 < N < 10000 Antara digaru dan peleetekan
N > 10000 Peledakan

4.3 Klasifikasi Kemampugaruan

Klasifikasi massa batuan untuk kepentingan penggaruan yang melibatkan


parameter mesin penggaru dan sifat-sifat fisik, mekanik dan dinamik
massa batuan ditampilkan pada Tabei IV-2 Klasifikasi Kemampugaruan
(rippability chart) tersebut adalah menurut Weaver (1975) yang kriterianya
didasarkan pada pembobotan total dari parameter pembentuknya dan
daya bulldozernya.

20
Pettifer & Fookes (1994) melakukan modifikasi terhadap kriteria
penggaruan seperti ditunjukkan pada Gambar 4-2. Ada dugaan bahwa
jarak kekar rata-rata dengan kuat tekan batu merupakan parameter
penting dalam menilai kemampugaruan yang percontoh batuannya.dapat
dlperoleh dari singkapan atau bor inti.

TABEL IV-1

KLASIFIKASI MASSA BATUAN UNTUK PENGGARUAN MENURUT


WEAVER (1975)

Kelas batuan I II III IV V

Pemerian Sangat baik Baik Sedang Buruk Sangat buruk


Kec. seismik (m/s) >2150 2150-1850 1850-1500 1500-1200 1200-450
Bobot 26 24 20 12 5
Eks. keras Sangat keras Keras Lunak Sangat lunak
Kekerasan Bobot
10 5 2 1 0
Tdk. lapuk Agak lapuk Lapuk Lapuk total
Pelapukan Bobot Sangat lapuk 3
9 7 5 1
Jarak kekar (mm) >3000 3000-1000 1000-300 300-50 <50

Bobot 30 25 20 10 5
Kemenerusan kekar Tdk.terus Agak terus terus - # gouge terus- n gouge terus - gouge
Bobot 5 5 3 0 0
Tdk ada pisah Agak pisah Pisah < 1 mm Gouge < 5 mm Gouge > 5 mm
Gouge kekar Bobot
5 5 4 3 1
Sgt. Tdk. Agak tdk Sgt.
Menguntungkan
Orientasi kekar Bobot menguntungkan menguntungkan menguntungkan Menguntungkan
5
15 13 10 3
Bobot total 100-90 90-70 70-50 50-25 <25
Penaksiran Eks. susah digaru &
Peledakan Sgt susah digaru Susah digaru Mudah digaru
kemampugaruan diledakkan
Pemilihan traktor CAT D9G CAT D9 / D8 CAT D8 / D7 HATD7

Horse power 770-385 385-270 270-180 180

Kilowatt 575-290 290-200 200-135 135

21
GAMBAR 4-2

GRAFIK KRITERIA KEMAMPUGARUAN (PETTIFER & FOOKES, 1994)

22
BAB V

ALAT GALI MUAT

5.1 Umum

Tambang terbuka pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua sistem kerja.
yaitu menerus (continuous) dan tidak menerus (discontinuou
s/intermitten). Peralatan gali tambang terbuka yang bersifat menerus
adalah
h Bucket Wheel Excavator (BWE), Sunface
ace Miner (SM) Dosco
TB3000, Wirtgen Surface Miner, Voest Alpine Surface Miner, Hurson
Easy Miner dan Paurat C
C-Miner.
Miner. Ujung tombak dariperalatan gali adalah
alat potongnya yang berfungsi sebagai penerus daya dari motor
penggerak ke bahan galian. Beberapa macam alat gali dapat dilihat pada
Gambar 5.1

Gambar 5-1
Alat gali utama yang dipakai pada mesin gali mekanik
(Modifikasi oleh S. Kramadibrata, 1996)
Untuk menangani dan memuat material ke atas alat-angkut dipergunakan
bermacam-macam alat-gali-muat, antara lain :

1) Power shovel
2) Hydraulic shovel
3) Dragline/hydraulic exavator
4) Backhoe
5) Wheel loader
6) Track loader / shovel loader
7) Bucket wheel excavator (BWE)
8) Clamshell / grab bucket
9) Overhead shovel loader
10) Continuous surface miners
11) Bulldozer

Untuk memilih alat gaii muat yang dipakai harus mempertimbangkan


beberapa parameter lapangan seperti ditunjukkan pada Tabel V-1 dan
Tabel V-2.

Bila faktor kondisi pengangkutannya juga diperhatikan, maka pemilihan


peralatan kombinasi alat gali muat dan alat angkut yang hendak dipakai
dapat mengacu pada Tabel V-3, Tabel V-4 dan Tabel V-5. :

TABEL V-1
URUTAN PEMBONGKARAN BATUAN MENURUT TINGKAT KUAT
TEKAN UNIAKSIAL

Metode αc (MPa) Alat


Penggalian bebas 1 – 10 Shovel loader/BWE
Penggaruan 10 – 25 Ripper
"Rock cutting" 10 – 50 Rock cutter
Peledakan > 25 Pemboran & peledakan

24
TABEL V-2
CARA PEMILIHAN ALAT - GALI

Jenis alat

Bucket wheel-excavator

Track-type Loader

Hydraulic-shovel
Power-scraper
Power-shovel

Kapal keruk
Jenis Material

Clamshell
Bulldozer

Back-hoe
Dragline
1. Mudah digali + + + + + + + + + +
2. Agak mudah digali + + + + + + - - + +
3. Agak sukar digali + + - + + + - - - -
4. Sangat sukar digali + - - - - - - - - -

Keterangan :
(+) : alat-gali dapat beker
(-) : alat-gali sukar atau tidak dapat bekerja tanpa bantuan alat lain atau peledakan

25
TABEL V-3
PEMBOBOTAN PEMILIHAN ALAT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PUCUK

Keterangan :

Front-end Loader & Truck Combination


1 = harus dipertimbangkan

2 = bisa dipertimbangkan

Bucket Wheel Excavator

Hydraulic Shovel / Truck


3 = bisa dipertimbangkan dalam

With Push Tractor

Shovel and Truck


Front-nd Loaders
kondisi-kondisi tertentu

Pull-power
Elevating

Dragline
Dozers
4 = bisa dipertimbangkan dalam
situasi khusus

A = tinggi

B = sedang

C = rendah

0 - 0,6m 1 1 1 1 1 3 1 1
Tebal tanah pucuk (m)
0,6 - 1,5 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1

0 - 100 1 1 2 2 1 3

100 - 150 2 2 1 1 1 4 3 1

Jarak angkut (m) 150 - 300 1 1 1 4 3 2

300 - 500 1 1 1 4 2 1

> 500 2 2 2 4 1 1

Baik A A A A A A A B A A
Fleksibilitas pada
berbagai kondisi Biasa A A A A A A B B B A
lapangan
Buruk B B B B B B B B B B

26
TABEL V-4
PEMBOBOTAN PEMILIHAN ALAT UNTUK PEMINDAHAN LAPISAN PENUTUP
Keterangan :

Front-end Loader & Truck Combination


1 = harus dipertimbangkan

Shovel and Truck Combination

Scraper With Push Tractor


2 = bisa dipertimbangkan

Bucket Wheel Excavator

Pull-power Scraper
Front-end Loaders

Elevating Scraper

Hydraulics hover
3 = bisa dipertimbangkan dalam kondisi-
kondisi tertentu

Dragline

Dozers
Shovel
4 = bisa dipertimbangkan dalam situasi
khusus

A = tinggi
B = sedang
C = rendah

0 - 10m 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 -20 m 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tebal
20 - 30 m 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2

30 m 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3

Fragmentasi buruk 3 1 1 3 1 3 - - - - 1

Agak bongkah-bongkah 2 1 1 2 1 2 - 2 2 2 1
Karakteristik
Fragmentasi baik 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1

Unkonsolldasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15-50 m 1 1 - 1 1 - 2 - - 1

50-100 m 1 - 2 1 1 - 1 - - - 1

Jarak angkut 100-150 m 2 - 1 2 2 3 1 3 3 3 1

150-300 m - - 1 - - 1 - 1 1 1 2

>300 m - - 1 - - 1 - 1 1 1 1

Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Karakteristik
pendukung lapisan Sedang 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1
batubara
Buruk 1 4 4 2 2 2 4 1 1 1 1
- Kapasitas - A C A A B A A A A A A
pemisahan
- Kemampuan7 - A A B A A B A A A A A
produksi
Baik A A A A A A B A A A A
Fleksibilitas pada
berbagai kondisi Biasa A B B B A A B A A A A
lapangan
Buruk A C C C B B C B B B B

Mobilitas - B B B A A A C A A A A

27
TABEL V-5
PEMBOBOTAN PEMILIHAN ALAT UNTUK PEMUATAN BATUBARA

Keterangan :

1 = harus dipertimbangkan

Front-end Loaders (Rubber Tyred)

Under-powered With Tractor


Self-loading Full-powered
2 = bisa dipertimbangkan

Hydraulic Shovel / Backhoe

Bucket Wheel Excavator


3 = bisa dipertimbangkan dalam kondisi-

High Lifts (Tracks)


kondisi tertentu

Elevating
Shovel
4 = bisa dipertimbangkan dalam situasi
khusus

A = tinggi

B = sedang

C = rendah

0,3 -1,0 m 2 1 1 2 1 1 1 4
1,0 -1,5m 1 1 1 1 1 1 1 3
Tebal lapisan
1,5 -3,0 m 1 1 1 1 2 2 2 2
batubara
3,0-7,5 m 1 2 2 1 3 3 3 1
> 7,5 m 1 3 3 1 4 4 4 1
Sangat terfragmentasi/lunak 1 1 1 1 1 1 1 1
Fragmentasi Terfragmentasi sedang 1 1 1 1 2 2 2 3
Terfragmentasi rendah/keras 1 3 2 1 4 3 4
Sangat lunak 4 1 1 1 1 1 1 3
Kondisi lantai
Sedang 1 1 1 1 1 1 1 2
tambang
Keras 1 1 1 1 1 1 1 1
Mobilitas - B A A A A A A B
Baik A A A A A A A B
Fleksibilitas
pada berbagai Biasa B B B A A A A B
kondisi lapangan
Buruk C B B B B B B C
Tinggi 1 1 3 1 1 1 1 2
Kebutuhan
Sedang 1 1 1 2 1 1 1 1
produksi
Rendah 1 1 1 3 1 1 1 1

28
5.2 Bulldozer

Bulldozer merupakan alat gali (excavator) dan alat dorong atau alat gusur
(dozer) yang kuat. Ditinjau dari segi penggeraknya ada 2 macam
bulldozers, yaitu "rubber tired bulldozers or wheel dozers" dan " track type
bulldozers or crawler dozer."

5.2.1 Bulldozers yang memakai roda-roda ban karet (rubber tired


bulldozers or wheel dozers)

Gerakannya lebih gesit dan lincah, tetapi hanya cocok untuk daerah-
daerah yang kering dan landasannya keras. Untuk daerah-daerah yang
becek dan landasannya lunak, maka bulldozer tipe ini (lihat Gambar 5-2)
akan kehilangan kekuatannya karena sering selip. Untuk bekerja di
daerah yang banyak terdapat batuan yang tajam juga tidak cocok, kecuali
kalau ban-bannya "dibungkus" dengan anyaman rantai baja.

Gambar 5-2
Bulldozer Ber-Ban (Beroda) Karet

29
5.2.2 Bulldozer yang memakai rantai (track type bulldozers or
crawler dozer)

Gerakannya lamban, tetapi daya gusurnya meyakinkan. Alat ini (lihat


Gambar 5-3) dapat bergerak dengan mantap di daerah-daerah yang
kering maupun becek, karena rantainya mampu "menggigit" landasan
kerjanya dengan baik, sehingga tidak akan selip. Untuk dipakai di daerah
yang berbatuan tajam juga tidak menjadi masalah.

GAMBAR 5-3

BULLDOZER YANG MEMAKAI RANTAI

Jenis "track" atau "crawler ada dua macam, standar dan khusus, yang
khusus biasanya untuk daerah yang daya dukungnya rendah Untuk
produk CAT biasanya disebut "low ground pressure track", sedangkan
untuk produk KOMATSU disebut "swamp track"

5.2.3 Bentuk-bentuk Bilah

Sedangkan bentuk-bentuk bilah (blade) bulldozer juga bermacam-macam


tergantung dari keperluannya, contohnya

30
• "Universal blade" (U-blade)

Bilah tipe ini (lihat Gambar 5-4a) sangat efisien untuk rnemindahkan
material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang panjang, misalnya
pada pekerjaan-pekerjaan rehabilitasi, dan penggusuran lapisan tanah
penutup. Tetapi dapat juga untuk pengumpulan material di sekitar
tumpukan material (stockpile), dan membantu alat muat dalam pengisian
ke hopper"

• "Straight blade" (S-blade)

Bilah tipe ini (lihat Gambar 5-4b) khusus dipergunakan untuk menggali
atau mendorong material yang memerlukan tenaga dorong yang cukup
besar. Karena ukurannya lebih kecil dari pada bilah tipe "U", maka lebih
mudah digerakkan dan sangat cocok untuk menangani material yang
berukuran besar.

• "Angling blade" (A-blade)

Bilah jenis ini (lihat Gambar 5-4c) dirancang untuk dipergunakan pada
pembuangan material ke arah samping, misalnya perintisan jalan,
pengisian kembali material ke tempatnya semula, pembuatan parit dan
sebagainya. Bilah jenis ini penggunaannya dapat diatur dengan posisi
lurus maupun membentuk sudut ke km atau ke kanan.

• "Cushion blade" (C-blade)

Bilah jenis ini (lihat Gambar 5-4d) dapat dipergunakan untuk mendorong
"power scraper" (pusher loading). Untuk mengurangi pengaruh benturan
pada bilah dapat dipasang karet pelindung.

• "Power angle and tilt blade" i f AT blade;

Bilah tipe ini (lihat Gambar 5-4e) dirancang untuk pekerjaan penyebaran
dan perataan tanah, pengisian kembali material, "landscaping", dan
pembersihan tanah. Bilah jenis ini dapat diatur pemakaiannya dengan

31
melakukan pengangkatan (tilting) maupun memiringkannya ke kanan atau
ke km (angling).

• "AEM U-blade"

Bilah jenis ini (lihat Gambar 5-4f) merupakan pengembangan dari bilah
tipe "universal", sehingga, dapat dipergunakan untuk memindahkan
material dengan volume yang lebih besar untuk material-material yang
kohesif seperti tanah liat dan lempung pasiran. Dapat juga dipakai untuk
menggusur napal, batubara, serpihan-serpihan kayu, pekerjaan-pekerjaan
penimbunan dan reklamasi.

• "K/G blade"

Bilah tipe ini (lihat Gambar 5-4g) khusus dipergunakan untuk pekerjaan
pembersihan lahan, seperti untuk membabat semak-semak, menebas
pepohonan, menimbun pohon-pohon sisa penebasan, membuat saluran
penyaliran, dan juga mampu untuk memadamkan kebakaran pada
timbunan kayu-kayu kering.

• "Landfill blade"

Bilah tipe ini (lihat Gambar 5-4h) dirancang untuk menangani material
buangan (waste) dan material lapisan penutup seperti halnya pada
pengisian dan penyebaran material. Bagian atas bilah ini dilengkapi
dengan "saringan" untuk melindungi radiator mesinnya. Bentuknya yang
melengkung menyebabkan material yang didorong akan menyebar lebih
merata.

• "V-Tree Cutter blade"

Bilah tipe ini berbentuk huruf "V" (lihat Gambar 5-4i) dengan ujung
pemotong (cutting edge) bergerigi menyerupai gergaji ; dirancang khusus
untuk memotong semak belukar, pepohonan dan sisa-sisa tanggul agar
rata dengan tanah.

32
• "Rake blade"

Bilah tipe ini bentuknya mirip dengan alat garu yang bergerigi rapat (lihat
Gambar 5-4j); digunakan untuk mencabut semak-semak, akar pepohonan,
dan memisahkan bongkah-bongkah batuan, dll.

33
GAMBAR 5-4
TIPE-TIPE BILAH BULLDOZER

34
TABEL V-6

CARA PEMILIHAN MACAM BILAH (BLADE) BULLDOZER

Penggunaan Khusus

Balderson Light Material “U” Blade


Balderson Bowldozer
Kemampuan kerja :

Rome KG Blade

Fleco “V” Blade


U (Universal)
E = baik sekali

S (Strength)

Cushion

Rakes
Angle
G = baik
F = sedang

Pendorongan (dozing)
Timbunan ringan G E G E E
Material biasa E G F F G G
Material Mat G F F F
Perataan timbunan E E F E
Pembuatan kemiringan E G E G
Pembuatan saluran G G E G G
Pembuatan jenjang E E E E
Pengangkutan batu G F G F F
Perintisan (pioneering)
Pembuatan tempat kerja G G G G F F
Pembuatan jalan G G G G G
Pembersihan stump G G F G E G G
Pembersihan batu G F F F F
Penalaan lahan (land forming)
Pembuatan teras & penyaliran E G E G
Pembuatan kolam G E F E E
Pembersihan lapangan
Pembersihan semak E F G F E E
Pembersihan pohon E F F F E E
Penumpukan (stacking) F F F F G E

35
5.3 Power Shovel

Power shovel adalah sekop mekanis yang biasanya digerakkan oleh


mesin diesel atau motor listrik (lihat Gambar 5-5). Tempat kerja yang ideal
adalah suatu lereng bukit (side hill operation). Ukuran alat ini ditentukan
oleh besar sekopnya (dipper) yang dapat digerakkan baik horisontall
maupun vertikal. "Power sohvel" kecil ukuran sekopnya berkisar antara
(1/2) ¾ - 2 cu yd; dan yang ukuran sedang berkisar antara 2 - 8 cu yd;
yang berukuran besar berkisar antara 8 - 35 cu yd atau lebih.

GAMBAR 5-5

“POWER SHOVEL “TIPE” COMBINATION CROWD”

36
Pada urnumnya semakin keras batuan yang akan digali. semakin kecil
ukuran sekopnya, tetapi gigi-gigi sekop itu harus terbuat dari baja-mangan
(manganese-steel).

Produksi power shovel tergantung dari:

a) keadaan material, apakah keras atau lunak


b) keadaan lapangan atau tempat kerja, misalnya tinggi lereng atau
jenjang (bench)
yang digali.
c) effisiensi alat-muat dan alat-angkut, serta keserasian ukuran kedua
alat
d) pengalaman para operator.

Untuk memperkirakan produksi power shovel digunakan “tabular method”,


yaitu 'dengan menggunakan Tabel V-7 sampai dengan V-8.

TABEL V-7

PRODUKSI PENGGALIAN IDEAL POWER SHOVEL

Volume sekop
3
Macam tanah m 0.57 0.75 0.94 1.13 1.32 1.53 1.87 2,29 2.62 3.06 3.37 3.82 4.59
3
yd 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2,5 3 3.5 4 4.5 5 6
Moist loam atau m3 126 157 191 218 245 271 310 356 401 443 486 524 608
Light sandy clay yd3 165 205 250 285 32a 355 405 465 525 580 635 685 795
3
Pasir dan kerikil m 119 153 176 206 229 252 298 344 386 424 459 493 566
3
yd 155 200 230 270 300 330 390 450 505 555 600 645 740
3
Tanah biasa m 103 134 161 183 206 229 271 310 348 390 428 463 524
3
yd 135 175 210 240 270 300 355 405 455 510 560 605 685
3
Tanah liat. m 84 111 138 161 180 203 237 275 310 344 375 405 463
3
keras dan liat yd 110 145 180 210 235 265 310 360 405 450 490 530 605
3
Batuan hasil m 73 96 119 138 157 176 210 245 279 313 348 383 440
3
Peledakan yd 95 125 155 180 205 230 275 320 365 410 455 500 575
Tanah liat m3 54 73 92 111 126 141 176 206 237 264 294 321 375
Basah & lengket yd3 70 95 120 145 165 185 230 270 310 345 385 420 490
3
Batuan yang m 38 57 73 88 107 122 149 180 206 233 260 287 336
3
Besar-besar yd 50 75 95 115 140 160 195 225 270 305 270 305 305

37
TABEL V-8
PENGARUH KEDALAMAN DAN SUDUT PUTRAR POWER SHOVEL
(FAKTOR KONVERSI)

Dalam Penggalian, Sudut Putar, Derajat


Persen Optimum 45° 60° 75° 90° 120° 150° 180°
40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59
60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66
80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69
100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,86 0,79 0,71
120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70
140 1,12 1,04 0,97 0,91 0.73 0,66
160 1,03 0,96 0,90 0,75 0,75 0,67 0,62

TABEL V-9
EFISIENSI KERJA
Kondisi Pengelolaan (Management)
Kondisi Kerja
Bagus sekali Bagus Sedang Buruk

Bagus sekali (excellent) 0.84 0,81 0,76 0,70

Bagus(good) 0,78 0,75 0,71 0,65

Sedang (fair) 0,72 0,69 0,65 0,60

Buruk (poor) 0,63 0.61 0.57 0.52

38
BAB VI

ALAT ANGKUT

6.1 Umum

Ada berbagai alat angkut yang dapat dipergunakan didalam Pemindahan


Tanah Mekanis antara lain :

1) Truk jungkit atau truk curah (dump truck)


2) "Power scraper"
3) "Conveyors"
4) Lori dan lokomotif
5) "Cableway transportation"
6) Pipa dan pompa
7) "Skip"
8) "Cage"
9) Tongkang (barge) dan kapal tunda (tug boat)
10) Kapal curah (bulk ore ship)

Untuk memilih alat angkut yang sesuai harus dipertimbangkan berbagai


kondisi medan kerja (lihat Tabel VI.1).

6.2 Power Scraper

Alat ini mampu menggali muatanya sndiri, mengangkut ke tempat yang


ditentukan, lalu menyebarkan (spreading) dan meratakan muatan
tersebut.

Ditinjau dari segi pergerakannya ada dua macam power scraper, yaitu :

(a) “Scraper” yang ditarik oleh bulldozer (tractor drown scraper)


Alat ini adalah “power scraper” kuno, yaitu scraper yang belum
memiliki mesin penggerak (prime mover) sendiri, sehingga selalu
ditarik oleh bulldozer atau tractor.

39
(b) “Scraper” yang memiliki mesin penggerak sendiri (self propelled
scraper)
Alat ini (lihat gambar 6-1) adalah “power scraper” modern, yaitu alat
yang memiliki mesin penggerak khusus, sehingga gerakannya gesit
dan lincah. Dengan sendirinya produksi alat ini dapat tinggi. Untuk
pengangkutan jarak sedang (+ 5 km) sudah terbukti dapat menyaingi
truk, baik dari segi produksi maupun biaya per ton (m3) nya.

40
TABEL VI-1

CARA PEMILIHAN ALAT-ANGKUT

Under powered, rubber tired scraper


Keteranqan :

Semi Trailer Bottom Dump


1 = baik/cocok untuk digunakan

Semi Trailer Rear Dump


All wheel driver scraper
Tractor drawn scraper

Rubber tired Tractor

With Trailer Tractor


2 = dapat/boleh digunakan
3 = biasa digunakan untuk kondisi

Rear Dump

Conveyor
Bulldozer

Pipeline
Train

Skip
tertentu.
4 = bisa dipakai pada keadaan
khusus

Material bongkahan 1 1 1 1 1
maks. 3 cm 1 1 1 1 2 1
maks. 2 cm 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1
halus 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
Panjang jalan 0 - 100 m 1 1 2 3 3 3 1 3 3 4 4 4
angkut 100 - 170 m 2 1 1 2 2 3 1 2 2 4 4 4
170 - 330 m 2 1 1 1 2 1 1 1 4 4 4
330 - 500 m 3 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4
500 -1.670 m 1 1 1 1 1 1 3 4 4
1.670 - 3.330 m 3 3 2 1 1 1 2 2 3
3.330 - 5 .000 m 3 1 1 1 1 1 3
> 5.000 m 2 2 2 1 1 2
Keadaan tanah baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
basah, lunak 1 3 3 2
Kemiringan jalan 3% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4
5% 1 1 3 2 1 2 1 2 2 2 1 4 4
10% 1 1 3 3 3 1 3 3 1 3 4
15% 1 1 3 3 1 1 2 4
20% 1 1 4
20% 4 1 4
Fleksibilitas Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sedang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4
Buruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
Produk§j per hari Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4
Sedang 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 4
Buruk 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4
Tonase Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keseluruhan Sedang 3 3 1 1 1 1 1 1 3 2 3 4
Buruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4

41
GAMBAR 6-1
"SELF PROPELLED STANDAR POWER SCRAPER"

6.3 Truk Jungkit

Alat angkut yang paling, umum digunakan di tambang terbuka adalah truk
jungkit. Truk curah yang dirancang khusus untuk kondisi jalan tambang
(bukan aspal). Pertama kali truk jungkit dibuat dan diperkenalkan pada
tahun 1930-an dengan kapasitas ±15 ton. Pada tahun 1950-an
kapasitasnya menaik hingga ± 30 ton dan meningkat lagi hingga ± 350 ton
pada tahun 1970-an.

Truk curah dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa cara, antara


lain :

(1) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)

Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive),


yaitu :

42
(a) roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive).
Pada umumnya lebih lambat dan ban-ban depannya cepat aus.
(b) roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or
standard). Tipe truk yang paling banyak dipergunakan pada saat
ini, karena keausan ban-ban depannya lebih rendah.
(c) roda penggeraknya adalah roda-roda depart dan belakang (four
wheel drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu
truk jenis ini banyak dipakai pada jalur-jalur jalan yang becek dan
lembek.
(d) roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear
wheel drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk
truk-truk yang berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang
daya dukungnya rendah.
(2) Berdasarkan cara mengosongkan muatan

Ada tiga macam cara truk curah mengosongkan muatannya (lihat


Gambar 6-2), yaitu :

(a) "end dump or rear dump", atau mengosongkan muatan ke belakang


(b) "side-dump", atau mengosongkan muatan ke samping
(c) "bottom-dump", atau mengosongkan muatan ke arah bawah

Pemilihan macam pengosongan truk tergantung dari keadaari~medarrj


kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat pembuangari
material (dump site)

Kerangka (body) bak-nya pada umumnya terbuat dan baja yang tahan
abrasi. Pada saat ini sudah ada kerangka bak yang terbuat dari
paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih ringan, tetapi tetap kuat dan
tahan abrasi.

(3) Berdasarkan ukurannya

Pada umumnya ukuran truk curah dibagi rrienjadi tiga golongan, yaitu

43
(a) ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25
ton.
(b) ukuran sedang, yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25 - 100
ton.
(c) ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton.

Cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar, tetapi sebagai


pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas minimum
dari truk kira-kira 4 - 5 kali kapasitas alat-galinya (power shovel atau
dragline).

Keuntungan memakai truk yang kapasitasnya kecil adalah :

(a) lebih lincah dan gesit


(b) lebih cepat dan ringan, sehingga tak lekas merusak ban dan jalan.
(c) kalau kebetulan ada yang rusak atau macet, kemerosotan
produksinya lebih kecil.
(d) lebih mudah untuk disesuaikan atau diselaraskan dengan kapasitas
alat galinya.

Kerugiannya :

(a) agak sukar "mengisi'nya karena kecil, sehingga lebih lama "spotting
time'nya
(b) diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan
(maintenance), macamnya suku cadang (spare parts) untuk
sasaran produksi yang sama.
(c) mesinnya sering memakai bahan bakar yang mahal

44
GAMBAR 6-2

CONTOH-CONTOH TRUK DENGAN BERBAGAI CARA


PENGOSONGAN

45
(4) Berdasarkan porosnva :
(a) "Rigid type"

Truk jenis ini kapasitasnya bervariasi dari kecil hingga besar serta
digunakan untuk kondisi jalan yang relatif baik (lihat Gambar 6-3).

(b) "Articulated type"

Truk jenis ini kapasitasnya relatif lebih kecil, tetapi mempunyai


penggunaan khusus seperti pada jalur jalan sempit, belokan tajam
dan bergelombang (lihat Gambar 6-4).

GAMBAR 6-3
3TRUK JUNGKIT TIPE "RIGID"

GAMBAR 6-4
TRUK JUNGKIT TIPE "ARTICULATED"

46
BAB VII

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT

Faktor-faktor yang langsung mempengaruhi produksi alat-alat mekanis


adalah :

7.1 Tahanan Gali (digging resistance)

Yaitu tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan


penggalian tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :

• Gesekan antara alat-gali dan tanah


• Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat-gali
ke dalam tanah.

7.2 Tahanan Gulir Atau Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Adalah jumlah segala gaya-gaya luar (external forces) yang berlawanan


dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau
permukaan tanah.

Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive pull
yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan
beserta isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan
tertentu. Beberapa angka tahanan gulir untuk berbagai macam jalan dapat
dilihat pada Tabel VII-1.

47
Tabel VII-1.
Angka-angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

Crawler Tekanan ban


Macam Jalan
tipe Ib/ton tinggi rendah rata-rata
"smooth concrete" 55 35 45 40
"good aspalt" 60-70 40-65 50 - 6 0 45 - 60
"hard earth, smooth, well maintained" 60-80 40-70 50-70 45 - 70
dirt road, average construction road, little
70- 100 90- 100 80 - 100 85 - 100
maintenance"
"dirt road, soft, rutted, poorly maintained" 80-110 100- 140 70 - 100 85 -120
"earth, muddy, rutted, no maintenance" 140- 180 180-220 150 - 220 165 -210
"loose sand and gravel" 160-200 260-290 220 - 260 240 - 275
"earth, very muddy and soft" 200-240 300-400 280 -340 290 -370

7.3 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Ialah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak


kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya

Kalau jalur jalan itu naik, disebut kemiringan positif (plus slope), maka
tahanan kemiringan atau. grade resistance (=GR) akan melawan gerak
kendaraan, sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yang
diperlukan. Sebaliknya jika jalur itu turun, disebut kemiringan negatif
(minus slope), maka tahanan kemiringannya. akan membantu gerak
kendaraan, artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.

7.4 Coefficient Of Traction Atau Tractive Coefficient

Adalah suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh berat
kendaraan itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Atau suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
atau track penggerak (driving tires or track) itu harus dikalikan untuk
menunjukkan rimpull maksimum antara ban atau track dengan permukaan

48
jalur jalan tepat sebelum roda selip. Besarnya coefficient of traction pada
bermacam-macam keadaan jalur jalan dapat dilihat pada Tabel VII-2.

Tabel VII-2

Coefficient of traction untuk bermacam-macam keadaan jalur jalan

Macam jalan Ban karet (%) Crawler track (%)


"dry, rough concrete" 80-100 45
"dry, clay loam" 50-70 90
"wet, clay loam" 40-50 70
"wet, sand and gravel" 30-40 35
"loose, dry sand" 20-30 30

7.5 Rimpull I Tractive Pull I Tractive Effort I Draw Bar Pull

Yaitu besarnya kekuatan tank (pulling force) yang dapat diberikan oleh
mesin kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh
permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs),
dan dihitung dengan rumus:

dimana : RP = rimpull atau kekuatan tarik, Ib.

HP = tenaga mesin, HP

375 = angka konversi

7.6 Ketinggian Dari Permukaan Air-Laut Atau Elevasi (Altitude or


Elevation)

Ketinggian letak suatu daerah berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-


mesin, karena pengaruh tekanan dan temperatur udara luar. Pada
umumnya semakin rendah tekanan udaranya, jumlah oksigen semakin
sedikit. Berarti mesin-mesin itu kurang sempurna bekerjanya. Dari
pengalaman ternyata bahwa untuk mesin-mesin 4-tak (four cycle

49
engines), maka kemerosotan tenaga karena berkurangnya tekanan, rata-
rata adalah ± 3% dari HP di atas permukaan air-laut untuk setiap kenaikan
tinggi 1000 ft kecuali 1000 ft yang pertama.
Untuk yang 2-tak, kemerosotan itu lebih kecil, yaitu sebesar ± 1°is dari HP
di permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft yang pertama.

50
BAB VIII

CARA MEMPERKIRAKAN PRODUKSI

8.1 Perhitungan Produksi Bulldozer

Yang dimaksud dengan produksi bulldozer adalah hasil mendorong tanah


atau batuan dengan gerakan-gerakan yang teratur, misalnya pada
penggalian kanal; pembuatan jalan raya, penimbunan kembali (back
filling), dan penumpukan atau penimbunan (stock pilling).

8.1.1 Data Teknik

Sebuah bulldozer dengan kekuatan mesin 180 HP memiliki bilah(blade)


berukuran 9,5 ft x 3,0 ft (panjang x tinggi). Kapasitas bilah dengan
kemiringan tanah di depannya 1 : 1 adalah 1,58 cu yd volume lepas.
Material yang digali adalah tanah liat berpasir dengan S.F = 80%, jarak
dorong = 100 ft pulang pergi dengan medan kerja mendatar dan efisiensi
kerja = 83%. Kecepatan maksimum pada gigi-1 maju = 1,5 mph dan gigi
mundur = 3,5 mph. Akan dihitung produksinya tiap jam.

8.1.2 Cara Menghitung

Waktu tetap (memindah gigi dan berhenti) = 0,320 menit.


100
Mendorong muatan, 100 ft pada kecepatan 1,5 mph : = 0,758 menit
1.5 x 88
100
Kembali kebelakang, 100 ft pada kecepatan 3,5 mph: = 0,327 menit
3.5 x 88
Jumlah waktu daur atau waktu edar (cycle time) = 1,405 menit
38% x 60
Jumlah lintasan (trip) tiap jam = = 35,4 kali, diambil 35 kali
1.405

51
Kapasitas bilah = 1,58 x 80% = 1,30 cu yd bank measured (bank cu yd =
BCY). Produksi yang diperkirakan = 1,30 x 35 = 45,50 cu yd/jam. Bila ada
500 BCY tanah yang harus dipindahkan tiap jam oleh bulldozer, maka
diperlukan :
500
= 10,99 unit, dibulatkan 11 unit bulldozer
45,50
IH  83  0,80 x 1,58
Bila dengan rumus : P = E = x 60  x = 44,80 c u yd / jam
C 100  1,405
E = effective working time, atau efisiensi kerja, menit.
I = in bank correction factor (swell factor), %.
H = ukuran sekop (heaped capacity of dipper), cu yd.
C = waktu daur (cycle time).

500
Bulldozer yang dibutuhkan = = 11,16 unit, atau dibulatkan 11 unit
44,80

8.1.3 Pembabatan

Bila bulldozer melakukan pembabatan (clearing), maka pepohonan yang


harus dirobohkan mempunyai ukuran yang bermacam-macam. Oleh
karena itu untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh bulldozer
untuk merobohkan pepohonan dipergunakan persamaan sebagai berikut:
T = B + M1N1 + M2N2 + M3N3 + M4N4 + DF
T = waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan dengan
medan kerja seluas 1
acre (= 4047 m2), menit.
1 mile2 = 640 acre
= 259 Ha
1 acre = 259 x 10.000 / 640 m2
= 4.047 m2
B = waktu untuk menjelajahi lapangan seluas 1 acre tanpa
merobohkan pepohonan, menit.

52
M = waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki diameter
tertentu, menit.
N = jumlah pohon tiap acre untuk selang (interval) diameter tertentu
D = jumlah diameter semua pohon yang mempunyai diameter lebih
besar dari 6 ft tiap acre, ft.
F = waktu untuk merobohkan per ft diameter pepohonan yang
mempunyai diameter lebih dan 6 ft, menit/ft.

8.1.4 Contoh Perhitungan

Sebuah bulldozer bertenaga 200 HP dipakai untuk merobohkan


pepohonan di suatu lapangan seluas 2 acres. Jumlah pepohonan yang
berdiameter antara 1 - 2 ft ada 10 batang, yang berdiameter 2 - 3 ft ada 15
batang, yang berdiameter 3-4 ft ada 10 batang, yang berdiameter 4-6 ft
ada 5 batang, sedangkan yang berdiameter 6,5 ft ada 4 batang. Waktu
untuk menjelajahi lapangan seluas 2 acres adalah 20 menit tanpa
merobohkan pohon. Waktu untuk merobohkan pepohonan yang
berdiameter 1 - 2 ft adalah 0,3 menit; yang berdiameter 2-3 ft adalah 1,5
menit, yang berdiameter 3 - 4 ft adalah 2,5 menit ; yang berdiameter 4 - 6
ft adalah 7,0 menit; sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk merobohkan
per ft diameter pepohonan yang mempunyai diameter lebih dari 6 ft rata-
rata diperkirakan 2,0 menit.

Dengan persamaan di atas akan dihitung waktu yang diperlukan oleh


bulldozer untuk membabat pepohonan tersebeu :

20  10   15   10  5   26 
T = +  x 0,3  +  x 1,5  +  x 2,5  +  x 7,0  +  x 2,0 
2  2   2   2  2   2 

= 10,0 + 1,5 + 11,2 + 12,5 + 17,5 + 26,0

= 78,8 menit

Berarti bulldozer tersebut perlu waktu 78,8 menit untuk menyelesaikan


pekerjaannya.

53
8.2 Perkiraan Produksi Power Shovel

8.2.1 Contoh-1

Sebuah power shovel berukuran skop (dipper) 1 cu yd dipergunakan


untuk menggali tanah hat keras dengan kedalaman penggalian 7.6 ft dan
sudut putar rata-rata 70. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap
kondisi lapangan, maka ternyata kondisi kerja sedang dan kondisi
pengelolaan (management) baik Produksinya diperkirakan sebagai
berikut:
Dan Tabel VIII-1 ternyata produksi ideal = 145 cu yd /jam.
Kedalaman penggalian optimum = 9,0 ft, maka persen kedalaman
7,5
penggalian optimum = x 100% = 83,33%
9,0
Dari Tabel VIII-2 terlihat faktor konversinya = 1,045.
Dan Tabel VIII-3 ternyata efisiensi kerjanya = 0,69.
Produksi nya diperkirakan = 145 x 1.045 x 0,69
= 105 cu yd/jam
Jika tanah yang harus dipindahkan oleh power shovel tersebut adalah 500
500
cu yd per jam, maka diperlukan = = 4,75 ; dibulatkan = 5 unit.
105
Cara lain untuk menghitung produksi power shoevel adalah dengan rumus
IH
: P=E
C
Sebuah power shovel yang mempunyai sekop (dipper) berukuran 2,5 cu
yd dipakai untuk menggali batubara dengan bank weight = 1.934 lb/cu yd
dan in bank correction factor = -.52 (52%). Sedangkan woring efficiency-
nya = 83% dan waktu daur (cycle time)-nya = 6,1 + 10,1 + 5,2 + 9,4 = 30,8
detik.
 83  0,52 x 2,5
Maka produksinya adalah : P =  x 60 x
100  30,8 / 60
= 126,12 cu yd/jam

54
126,12 x 1,934
=
2.000
= 121,96 ton/jam

8.3 Perhitungan Produksi Power Scraper

8.3.1 Data teknis

Sebuah power scraper mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut :

- Kapasitas munjung (heaped capacity) : 15 cu yd


- Berat kosong : 34.000 lbs : bila kosong
60% dari beratnya diterima
oleh roda penggerak ; bila
berisi muatan 50% dari
beratnya diterima oleh roda
penggerak.
- Kekuatan mesin : 186 HP dengan eff.
Mekanis = 85%
- Kecepatan maksimum tiap-tiap gaji (gear) adalah sebagai berikut :
o Gigi 1 – kecepatan maksimum 3,41 mph
375 x 186 x 85%
Jadi RP = = 17.400 lbs
3,41
o Gigi 2 – 7,25 mph ; RP = 6.200 lbs
o Gigi 3 – 12,65 mph ; RP = 4.700 lbs
o Gigi 4 – 22,28 mph ; RP = 2.660 lbs
o Gigi 5 – 35,03 mph ; RP = 1.695 lbs
- Jarak yang ditempuh adalah 2 x 3.400 ft, dengan perincian sebagai
berikut :

55
- Medan kerja dekat permukaan air
air-laut

- Keadaan jalur jalannya bagus dengan RR = 70 Ib per ton dan CT =


60%.

- Yang diangkut adalah tanah biasa dengan faktor muai (swell factor =
S.F) = 80% dan kerapatan atau bobot isi (density) = 2 300 Ib per cu yd

- Efisiensi kerja = 83%

8.3.2 Cara Menghitungnya :

1. Waktu tetap (fixed time) yang terdiri atas waktu menggali.dan mengisi
(digging and loading time), mengosongkan (dumping time), membelok
(turning) dan mencapai kecepatan maksimum.

Diketahui pula lebar galian = 8 ft. kedalamannya = 4 inchi, sedang tebal


tanah buangan = 9 inchi tiap pengosongan power scraper.

Kapasitas muatan sebenarnya = 15 cu yd x 80%

= 12 cu pay yd (BCY)

Berat muatan sebenarnya = 12 x 2.300 Ib

= 27.600 lbs.

12 x 27
Panjang galian agar saaper penuh = = 122 ft
8 x 4 / 12

15 x 27
Panjang (jarak) pengosongan = = 67 ft
8 x 9 / 12
122
- waktu pengisian (loading time) = = 0.405 mm
3,41 x 88

67
- waktu pengosongan (spreading & dumping) = = 0,223 mm
3,41 x 88

- waktu untuk membelok = 2 x 0,300 = 0,600 mm

- waktu untuk mengganti gigi (gear) dan

- mencapai kecepatan maksimum = 0,972 mm

Jumlah waktu tetap = 2,200 mm

2. Mengangkut muatan

Berat kendaraan + muatan = 34.000 + 27.600 = 61.600 Ib = 31 ton. Roda


penggerak sanggup menerima RP sebesar 61.600 Ib x 50% x 60% =
18.480 Ib. Sedangkan RP maksimum yang tersedia pada gigi (gear) - 1
adalah 17.400 Ib, jadi tidak selip.

a. Jalur AB : jarak 1 600 ft, kemiringan 0%

RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 31 = 2.170 Ib

RP yang diperlukan untuk mengatasi GR = -

RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 31 = 620 Ib.

Jumlah RP yang diperlukan = 2.790 Ib

Sudah diketahui RP yang dihasilkan pada gigi - 4 hanya = 2.600 Ib,


sedang RP pada gigi 3 = 4.700 Ib. Jadi jarak 1.600 ft tersebut hams
diterppuh pada gigi – 3 dengan kecepatan maksimum = 12,65 mph.

1.600
Waktu yang diperlukan = = 1,440 menit
12,65 x 88

57
b. Jalur BC : jarak 1 200 ft, kemiringan 9%

RP yang diperlukan untuk mengatasi RR dan percepatan = 2.790 Ib

RP yang membantu karena GR = -20 x 9% x 31 = -5,580 Ib

Jumlah RP yang diperlukan = -2,790 Ib

Artinya RR dan percepatan sudah diimbangi oleh kemiringan jalan yang


membantu. Maka power scraper dapat bergerak pada gigi - 5, diambil
kira-kira 30 mph, karena jaraknya terlalu pendek.

1.200
Waktu yang diperlukan = = 0,454 min
30 x 88

c. Jalur CD : jarak 600 ft, kemiringan + 6%

RP yang diperlukan untuk mengatasi RR dan percepatan = 2.790 Ib

RP yang perlukan untuk mengatasi GR = 20 x 6% x 31 = 3,720 Ib

Jumlah RP yang diperlukan = 6.5101b

RP yang tersedia pada gigi - 3 hanya = 4.700 Ib sedang pada gigi - 2 =


8 200 Ib. Jadi harus bergerak pada gigi - 2 dengan kecepatan
600
maksimum = 7,25 mph Waktu yang dibutuhkan = = 0,940 min
7,25 x 88

Jumlah waktu untuk mengangkut muatan = 1.440 + 0,454 + 0,940 min


= 2 834

3. Kembali kosong

Berat kendaraan kosong = 34 000 Ib = 17 ton.

Roda penggerak sanggup menerima RP = 34.000 x 60% x 60% = 12.240


Ib. Sedangkan RP maksimum yang tersedia pada gigi - 1 adalah 17 400
Ib, maka roda penggerak akan selip sebaiknya mulai bergerak dengan gigi
- 2 yang RP maksimumnya adalah 8.200 lbs

58
a. Jalur DC jarak 600 ft, kemiringan -6%
RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 17 = 1.190 lb
RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 17 = 340 lb
RP yang membantu karena kemiringan = -20 x 6 x 17 = -2.040 lb
Jumlah RP yang diperlukan = -510 lb
Jadi RR dan percepatan sudah diimbangi oleh kemiringan jalan yang
membantu itu. Sehingga power scraper dapat bergerak pada gigi
berapa saja Tetapi karena jaraknya pendek diambil pada gigi - 4
dengan kecepatan maksimum 20 mph.
600
Waktu yang dibutuhkan = = 0.341 min
20 x 88

b. Jalur CB : jarak 1 200 ft, kemiringan +9%


RP yang diperlukan untuk mengatasi RR dan percepatan = 1 530 Ib
RP yang diperlukan untuk mengatasi GR"= 20 x 9% x 17 = 3 060 Ib
Jumlah RP yang diperlukan = 4 590 Ib

Diketahui RP pacla gigi - 4 = 2 600 lbs, sedangkan RP pada gigi - 3 =


4.700 lbs Jadi harus memakai gigi - 3 dengan kecepatan maksimum =
12,63 mph
1.200
Waktu yang dibutuhkan = 1,080 min
12,63 x 88

c. Jalur BA : jarak 1.600 datar


RP yang diperlukan untuk mengatasi RR dan percepatan = 1.530 lb
Power scraper dapat bergerak pada gigi -5 dengan kecepatan sedikit di
bawah kecepatan maksimumnya, ambilah 30 mph.
1.600
Waktu yang dibutuhkan = = 0,606
30 x 88
Jumlah waktu untuk kembali = 0,341 + 1,080 + 0,060 = 2,027

59
Waktu edar = waktu tetap + mengangkut + kembali
kosong
= 2,200 + 2,834 + 2,027 = 7,061 min
Bila efisiensi kerja 83%, maka banyaknya lintasn (trip) per jam
83% x 60
= = 7,08 kali, atau dibulatkan 7 kali
7.061
Volume tiap jam yang diangkut = 7 x 12,00 = 84,00 cu yd (BCY)
Atau dapat juga dihitung dengan rumus sebagai berikut :
IH
P =Ex
C
80% x 15
Jadi P = 50 x = 84,96 cu yd
7.061
Seandainya diketahui bahwa tahan yang akan dipindahkan dengan
power scraper tersebut adalah 500 cu y tiap jam, maka jumlah power
scraper yang diperlukan adalah :
500
= 5,88 unit, dibulatkan 6 unit
84,96

8.4 Perhitungan Produksi Truk Jungkit

Caranya sama dengan perhitungan produksi power scraper hanya


berbeda dalam hal perhitungan atau memperkirakan waktu pemuatan dan
pengosongan saja.

Keadaan jalan sama seperti pada perhitungan power scraper hanya


diganti dengan truk yang berkapasitas munjung (heaped capacity) 15 cu
yd. Alat-muat yang dipakai adalah power shovel yang berukuran sekop
(dipper) 1 cu yd dan memiliki waktu daur 21 detik. Dimisalkan truk itu
dapat diisi dalam,15 kali Dan diketahui waktu pengosongannya dapat
dilakukan dalam waktu 0,200 menit Maka perhitungan waktu edar adalah
sebagai berikut

60
15 21
- waktu pengisian (loading time) = x = 5, 250 min
1 60
- waktu pengosongan (dumping time) = 0,200 min
- waktu untuk membelok = 2 x 0,300 = 0,600 min
- waktu untuk ganti gigi (gear),

percepatan & spotting time = 0,950 min

Jumlah waktu tetap = 7,000 min

Jumlah waktu untuk mengangkut

(sama dengan power scraper) = 2,834 min

Jumlah waktu untuk kembali kosong

(sama dengan power scraper) = 2,027 min

Waktu edar = 11,861 mm

Bila efisiensi kerja = 83%, maka banyaknya lintasan per jam

83% x 60
= = 4,21 Kali dibulatkan 4 kali
11,861

Volume tiap angkutan = 15 cu yd x 80% = 12 cu yd.

Volume tiap jam yang diangkut = 4 x 12,00 = 48,00 cu yd.

Volume per jam dapat juga dihitung dengan rumus :

IH 80% x 15%
P=E = 50 x = 50.59 cu yd / jam
C 11.881

61

Anda mungkin juga menyukai