BAGIAN RADIOLOGI
Juli, 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TUMOR PARU
Oleh :
Pembimbing :
dr. Taufiqul Hidayat, Sp.Rad
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
Definisi................................................................................................................ 3
Etiologi................................................................................................................ 9
Epidemiologi....................................................................................................... 10
Diagnosis ............................................................................................................ 10
Radiologi Diagnostik.......................................................................................... 13
Penatalaksanaan.................................................................................................. 22
Deferensial Diagnosis......................................................................................... 23
Prognosis............................................................................................................. 25
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain
adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik.
Kanker paru atau Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering
hampir 95%. Kanker paru adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA. 1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor adalah kondisi pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga
membentuk suatu lesi atau dalam banyak kasus membentuk benjolan di
bagian tubuh (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Salah satu
tumor yang paling sering dijumpai adalah tumor paru. Seperti jenis tumor
lainnya, tumor paru berdasarkan asalnya dibedakan menjadi tumor paru
primer dan tumor paru sekunder. Lebih dari 90% tumor paru primer
merupakan tumor ganas, dan sekitar 95% tumor ganas ini termasuk
karsinoma bronkogenik. 2
Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan
sangat elastic. Jika rongga thorax dibuka volume paru akan segera mengecil
sampai 1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri
mediastinum. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-
3
pembuluh besar serta struktur lain di dalam mediastinum. Masing-masing paru
berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis, dan terdapat bebas di dalam
cavitas pleuralis masing-masing, hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radix
pulmonalis. 2.3
Batas-batas paru :
4
Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
berisi pembuluh darah, getah bening, dan saraf. Dalam tiap lobules terdapat
sebuah bronkiolus. Di dalam lobules, bronkiolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2-0,3mm. 1,2
Segmen pulmo dexter :
a. Lobus superior :
- Segmen apicale
- Segmen posterior
- Segmen anterior
b. Lobus medius :
- Segmen lateral
- Segmen medial
c. Lobus inferior :
- Segmen superior
- Segmen mediobasal
- Segmen anterobasal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal7
a. A. pulmonalis dextra
b. Bronchus principales dextra : bronchus lobaris superior, medius dan
inferior
c. Vv. Pulmonalis dextra
d. Nodule lymphideus7
5
2. Pulmo Sinister/Paru Kiri
Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique dengan cara yang sama menjadi
dua lobus : lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada
fissure horizontalis.
a. Lobus superior :
- Segmen apicoposterior
- Segmen anterior
- Segmen lingual superior
- Segmen lingual inferior
b. Lobus inferior :
- Segmen superior
- Segmen antero medial basal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal
a. A. pulmonalis sinistra
b. Bronchus principales sinistra
c. Vv. Pumonalis sinistra
d. Noduli lymphoideus
Pada pulmo sinister terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung untuk
jantung (cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena 2/3
jantung terletak di pulmo sinistra. 7
6
Gambar 1. Anatomi Paru
7
3. Bronchus
• Bronkus Principalis
• Bronkus Lobaris
• Bronkus Segmentalis
8
Gambar 3. Anatomi Bronchus
4. Alveolus
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus respiratorius
yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya.
Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer.
C. ETIOLOGI
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-
paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap,
semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil
kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang
disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan
asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran
oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi
pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker
paru-paru masih belum jelas. 1
9
D. EPIDEMIOLOGI
E. DIAGNOSIS
10
Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran
udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Penyumbatan bronkus
bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan
dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis. Akibat lainnya adalah
pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan sesak nafas. Jika
tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang
menetap. 2
11
Pemeriksaan fisik mencakup tampilan umum (performance status)
penderita yang menurun, penemuan abnormal terutama pada pemeriksaan
fisik paru benjolan leher, ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran
hepar atau tanda asites, nyeri ketok di tulang . 10
pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker
paru dapat bervariasi tergantung pada letak, besar tumor dan
penyebarannya. 10
1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb, Leukosit, Trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal
Pemeriksaan Patologi Anatomik
1. Pemeriksaan Patologi Anatomik (Sitologi dan
Histopatologi) .
2. Pemeriksaan imunohistokimia untuk menentukan jenis
(seperti TTF-1 dan lain-lain) dilakukan apabila fasilitas
tersedia.
3. Pemeriksaan Penanda molekuler yang telah tersedia
diantaranya adalah mutasi EFGR hanya dilakukan apabila
fasilitas tersedia.
Radiologi.
1. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi
adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi
lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse
pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
2. Bronkhografi
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
3. CT-Scanning
Untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
4. MRI
Untuk menunjukkan keadaan mediastinum. 8
12
F. RADIOLOGI DIAGNOSTIK
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan
pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma
epidermoid (sel skuamosa). Karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel
besar (tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan
karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial.
Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial.
Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang
bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat
tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan
pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis,
berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma
prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat. 8
Untuk Tumor paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan
dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda
yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi
pleura, tumor satelit. Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi
ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikard dan metastasis
intrapulmoner.9
Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)
13
Gambar 4. Small Lung Carcinoma
Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga tampak gambaran
nodul pada paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis.
Peningkatan opasitas pada paratracheal paru kanan yang mengindikasikan
limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting sudut
costiphrenicus.
14
Gambar 6. Non Samll Lung Carcinoma
Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari
NSCLC pada lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura
didapatkan hasil maligna dan lesi tidak dapat dioperasi
NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik
pada bronkus utama kiri.
Semua keganasan mengenai paru, baik berasal dari paru sendiri
maupun dari tempat lain yang bermetastasis ke paru. Secara garis
besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cel Lung
Cancer (SCLC) dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC).
a. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Kejadian kanker paru jenis SCLC ini hanya sekitar 20 % dari
total kejadian kanker paru. Namun jenis ini berkembang sangat
cepat dan agresif. Apabila tidak segera mendapat perlakuan maka
hanya dapat bertahan 2 sampai 4 bulan. 9
15
Tabel 2. Staging Lung Cancer
Keterangan Tabel :
T=Tumor
16
N0: Tidak ada metastasis limfonodi regional.
mediastinal ipsilateral.
N3: Metastasis nodal hilar contralateral atau mediastinal contralateral, serta nodus
M1: Ada metastasis jauh atau nodul tumor terpisah pada lobus lain dalam pulmo
yang sama atau Nodul tumor pada pulmo kontralateral (dinyatakan sebagai
M1 jika jenis histologinya sama dengan sel tumor primer.
17
B. Karsinoma bronkiolar (Alveolar cell carsinoma/Pulmonary
adenomatosis)
C. Adenoma bronkial
II. Sarkoma
A. Differentiated spindle cell sarcoma
B. Differentiated sarcoma
C. Limfosarkoma primer
III. Mixed epithelial and sarcomatous tumor (Carcinosarcoma)
IV. Neoplasma asal sistem retikuloendotelial (RES) dalam paru
V. Metastasis pada paru
Sebagian besar (45-60%) tumor ganas paru termasuk karsinoma
bronkogen adalah jenis epidermoid. Agaknya insiden karsinoma paru
mempunyai kecenderungan meningkat, mungkin berhubungan dengan
meningkatnya polusi udara dan mental stress yang sering dihubung-
hubungkan. Salah satu pendekatan diagnosis dini adalah pemeriksaan
radiologik. 9
1. Atelektasis
Gambaran perselubungan padat akibat hilangnya aerasi yang
disebabkan sumbatan bronkus oleh tumor, dapat terjadi secara
segmental, lobaris, atau seluruh hemitoraks. Gambaran atelektasis
yang disebabkan oleh penyumpatan bronkus lainnya. 8
18
Gambar 8. Atelektasis
19
Bercak kalsifikasi dalam nodul sering dinyatakan sebagai proses jinak.
Bila suatu nodul tidak terlihat adanya kalsifikasi, maka perlu dilakukan
pemeriksaan tomografi untuk memastikan adanya kalsifikasi di
dalamnya; tetapi nodul yang ganas bisa berkalsifikasi di dalamnya.
Keadaan ini dapat terjadi bila tumor ganas tumbuh sekitar sisa proses
peradangan lama atau sisa efek primer (Ghon tubercle). Dapat pula
terjadi pada tumor ganas yang memang mengalami kalsifikasi,
meskipun keadaan ini jarang terjadi. 8
3. Efusi pleura
Adanya gambaran cairan dalam rongga pleura yang cepat bertambah
(progresif) atau bersamaan ditemukan bayangan massa dalam paru,
perlu dipertimbangkan suatu keganasan paru yang sudah bermetastasis
ke pleura. Biasanya cairan pleura tersebut terdiri atas cairan darah. 8
4. Metastasis paru
Paru merupakan salah satu alat tubuh yang sering dihinggapi
penyebaran tumor ganas asal tempat lain. Penyebaran dapat melalui
hematogen dan limfogen.
a. Metastasis hematogen
20
Tumor ganas anak yang sering bermetastasis ke paru adalah tumor
Wilms, neuroblastoma, sarkoma osteogenik, sarkoma Ewing;
sedangkan tumor ganas dewasa adalah karsinoma payudara, tumor-
tumor ganas alat cerna, ginjal, dan testis.
Gambaran radiologik dapat bersifat tunggal (soliter) atau ganda
(multiple) dengan bayangan bulat berukuran beberapa milimeter
sampai beberapa sentimeter, batas tegas. Bayangan tersebut dapat
mengandung bercak kalsifikasi, misalnya pada penyebaran
sarkoma osteogenik dan kavitas dapat terbentuk meskipun jarang
(5%) yang disebabkan nekrosis iskemik.
b. Metastasis limfogen
Penyebaran melalui saluran limfogen sering menyebabkan
pembesaran kelenjar mediastium yang dapat mengakibatkan
penekanan pada trakea, esofagus, dan vena kava superior, dengan
keluhan-keluhannya. 8
Penyebaran juga bisa menetap di saluran limfe peribronkial atau
perivaskular yang secara radiologik memberi gambaran
bronkovaskular yang kasar secara dua sisi atau satu sisi hemitoraks
atau gambaran garis-garis berdensitas tinggi yang halus seperti
rambut. Beberapa penyebaran tumor ganas misalnya karsinoma
tiroid, silidroma dan kelenjar air liur dapat menetap di paru
bertahun-tahun dengan keadaan umum yang baik. 8
I. PENATALAKSANAAN
21
Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005),
penatalaksanaan/pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam
yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan hormoterapi. Pembedahan
dilakukan untuk mengambil ‘massa kanker‘ dan memperbaiki komplikas
yang mungkin terjadi. Sementara tindakan radioterapi dilakukan dengan sinar
ionisasi untuk menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan untu
membunuh sel kanker dengan obat anti-kanker (sitostatika). Sedangkan
hormonterapi dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup kanker sehingga
pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. 10
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I
dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality
therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA.
Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi
bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap
berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun
pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika
faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan
potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor.
KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis,serta diperiksa secara
patologi anatomis.
Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif.
Pada terapi kuratif, radioterapimenjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan
untuk KPKBSK stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak
jarang menjadi alternatif terapi kuratif. Radiasi sering merupakan tindakan
darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan penderita,
seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang akibat invasi tumor ke
dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak. 10
Kemoterapi
22
Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan
obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-
sel kanker. Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat
pertumbuhan sel kanker. Banyak obat yang digunakan dalam kemotarapi.
10
J. DEFERENSIAL DIAGNOSIS
I. Pneumonia
23
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat. Di Negara berkembang termasuk Indonesia
penyebab pneumonia yang paling sering ditemukan adalah
disebabkan oleh bakteri, sedangkan di Negara maju
disebabkan oleh Mycoplasma Pneumonia. Mycoplasma ini
mempunyai afinitas selektif untuk sel epitel saluran napas
misalnya bronkus, bronkiolus, alveoli yang akan
II. TB paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. Robert koch mengidentifikasi
24
basil tahan asam M. tuberculosis untuk pertama kalinya
sebagai bakteri penyebab TB. Ia mendemonstrasikan bahwa
basil ini bisa dipindahkan kepada binatang yang rentan, yang
akan memenuhi kriteria postulat koch yang merupakan
prinsip utama dari patogenesis mikrobial. 2,4
Gambar15.TB Paru.
III. Tumor Pleura.
25
Gambar 16.Tumor Pleura
IV. Tumor Mediastinum
K. PROGNOSIS
26
Tumor paru rata – rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari
diagnosis awal 2 – 5 tahun. Alasannya adalah pada saat kanker paru
terdiagnosa, sudah metastase ke daerah limfatik dan lainnya. Pada pasien
lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin lebih
pendek. 12
27
BAB III
KESIMPULAN
Kanker paru merupakan salah satu keganasan yang paling sering terjadi
dengan prognosis yang buruk. Prognosis pasien sesuai dengan stadiumnya, namun
kanker ini sulit dideteksi secara dini karena biasanya asimptomatik pada stadium
awal. Gejala yang muncul pada stadium lanjut antara lain batuk, sesak,
hemoptisis, suara serak sampai gejala metastasis seperti nyeri kepala dan nyeri
tulang.
Modalitas radiologi yang dapat digunakan untuk diagnosis kanker paru
meliputi foto polos toraks, CT scan, MRI, PET scan, dan radiologi nuklir. Foto
polos toraks masih banyak digunakan untuk deteksi awal kanker paru karena
banyak tersedia di berbagai pusat kesehatan namun relatif tidak sensitif. Modalitas
baru yang sekarang lebih sering digunakan untuk diagnosis dan penentuan
stadium kanker paru adalah CT scan. 1
28
DAFTAR PUSTAKA
29
13. Yunus, F; Pratomo IP. Anatomi dan fisiologi pleura. Cdk.
2013;40(6):407–12.
14. Aluja Jaramillo F, Gutierrez F, Bhalla S. Pleural tumours and tumour-like
lesions. Clin Radiol [Internet]. 2018;73(12):1014–24. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.crad.2018.07.093
30