Anda di halaman 1dari 2

Utsman Bin Affan

Utsman bin Affan adalah seorang sahabat yang sangat menyayangi Allah SWT dan
Rasulullah. Hal ini terlihat dari ketaatannya menjalankan perintah Allah SWT. Ia menggunakan
malam hari untuk membaca Al-Quran, berdzikir, dan shalat malam. Tidak hanya dalam
beribadah, Ustman juga banyak melakukan amal saleh untuk kemaslahatan umat. Ustman berasal
dari keluarga yang kaya raya silsilah Bani Umayyah.

Pada masa Rasulullah masih hidup, pernah terjadi kekeringan yang menyebabkan sumur
kaum muslim menjadi kering. Umat islam pun menjadi kekurangan air. Ketika itu, sebuah sumur
milik orang Yahudi masih terdapat air. Kemudian, Rasulullah berkata, “Siapakah yang mau
membeli sumur milik orang Yahudi itu ? Allah menyediakan surga bagi orang yang
melakukannya”. Saat itu pula, Ustman berseru, “Ya Rasulullah, aku bersedia membeli sumur
itu”. Dengan demikian, kaum muslim dapat memanfaatkan air yang ada di telaga itu. Kisah
kedermawanan Ustman juga terjadi pada masa pemerintahan Abu Bakar ra. Ketika itu, penduduk
Madinah pernah mengalami kelaparan karena terjadinya kekeringan yang panjang. Mereka
mengadu kepada Khalifah mengenai nasib mereka. Khalifah Abu Bakar meminta mereka
bersabar dan berharap Allah segera memberikan kemudahan

Pada pagi hari, kafilah niaga Ustman bin


Affan datang ke Madinah dengan membawa seribu
unta. Unta-unta itu memuat bahan-bahan makanan
yang dibutuhkan oleh penduduk Madinah. Para
pedagang pun menemui Ustman bin Affan. Ustman
menanyakan keuntungan yang akan diberikan oleh
para pedagang kepadanya. Salah seorang pedagang
menjawab bahwa harga barang satu dirham dibeli
dengan harga dua dirham.

Namun, Ustman menolaknya. Pedagang yang lain menawarkan harga yang lebih tinggi.
Ustman tetap menolaknya. Para pedagang terus memberikan tawaran yang tinggi hingga harga
menjadi berlipat-lipat. Para pedagang berkata, “Tidak ada pedagang yang memiliki kemampuan
membeli seperti kami. Siapakah pedagang yang memberi keuntungan lebih besar dari pada kami
? Ustman berkata, “Allah mampu memberikan keuntungan berpuluh kali lipat”. Ternyata,
Ustman bermaksud memberikan barang daganganya bagi penduduk miskin di Madinah sebagai
sedekah. Pada hari itu, kebutuhan seluruh fakir miskin di Madinah tercukupi.

Pada suatu masa, ketika Utsman bin Affan telah diangkat menjadi Khalifah ketiga
menggantikan Umar bin Khattab yang terbunuh. Sebelum wafat, Umar telah menunjuk enam
orang sahabat. Hasil musyawarah itu menunjuk Ustman bin Affan sebagai Khalifah. Pada masa
kekhalifahannya, ajaran Islam telah tersebar luas. Ketika itu, ajaran Nabi Muhammad telah
menyebar ke wilayah Kaukasus, Afrika, Sind (di Asia Selatan dan Pulau-pulau di sekitar Laut
Mediterania). Pada saat menjabat sebagai Khalifah, Ustman juga melakukan perluasan Masjid
Nabawi. Perluasan itu adalah yang pertama kali dilakukan. Ustman sendiri mengeluarkan dana
sebesar 20.000 dirham untuk memperluas Masjid tersebut. Perluasan masjid itu dilakukan karena
masjid sudah tidak dapat menampung jamaah yang melaksanakan shalat. Inilah beberapa
keutamaan pada masa pemerintahan Khalifah Ustman Bin Affan.

Pada suatu ketika, Hudzaifah bin Al-Yaman pulang dari perang di Armenia. Saat itu, ia
merasa harus secepatnya menemui Ustman. Saat berhadapan dengan Ustman, Hudzaifah
menyatakan kekhawatirannya tentang perbedaan cara membaca Al-Quran di kalangan umat di
beberapa wilayah. Hudzaifah pernah mendapati umat muslim membaca Al-Quran disesuaikan
dengan logat masing-masing wilayahnya. Hal itu menyebabkan perselisihan di antara mereka.
Setelah mendapat laporan demikian, Ustman memutuskan untuk melakukan pengumpulan Al-
Quran. Kebijakan Ustman itu didukung para sahabat. Ustman memerintahkan untuk menyalin
lembaran-lembaran Al-Quran dalam satu mushaf. Selain mengumpulkan dan menyalinnya,
susunan surat-surat juga ditertibkan. Bahasa dalam Al-Quran juga diturunkan dengan bahasa
Quraisy. Dengan demikian, Al-Quran hanya dibaca dengan satu logat saja. Setelah itu, salinan
Al-Quran yang telah diperbanyak disebarkan ke wilayah-wilayah kekuasaan Islam.

Pemerintahan Utsman berlangsung selama 12 tahun, dimulai dari tahun 644 masehi
sampai tahun 656 Masehi. Pada masa akhir kekhalifahannnya banyak kalangan umat Islam yang
tidak puas terhadapnya karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al Yamani salah satu
orang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Salah satu fitnahnya adalah menyebutkan
kebijaksanaan Utsman yang mengangkat keluarganya dalam jabatan yang tinggi. Sehingga
setelah para kerabatnya menduduki jabatan yang penting, Utsman menjadi tidak dapat berbuat
banyak dan terlalu lemah twerhadap keluarganya. Harta kekayaan Negara dibagi-bagikan tanpa
terkontrol oleh Utsman. Akhirnya pada tahun 35 H/656 M, Utsman dibunuh oleh kaum
pemberontak yang dihasut oleh Abdullah bin Saba’ Al Yamani. Dan itulah awal terjadinya
pembunuhan terhadap orang muslim oleh muslim yang lain.

Tugas Siswa

1. Bagaimana Utsman Bin Affan menghabiskan waktu malamnya?

2. Pada masa kekhalifahan siapakah AL Qur’an dijadikan Mushaf?

3. Siapakah yang menfitnah Utsman bin Affan pada akhir masa kekhalifahannya?

4. Berapa lama Utsman bin Affan menjadi khalifah?

5. Keteladanan apa saja yang patut kita contoh dari kisah Utsman bin Affan?

Anda mungkin juga menyukai