Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

elektrokimia
OLEH :

Nama : Lismawati salman

NIM: (441413035)

Tugas : Kimia Fisik II

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Page
1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“ELEKTRO KIMIA“.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Gorontalo, 17 Juni 2015

Penulis

Page
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4


B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Elektrokimia...........................................................................................6
2. Reaksi Oksidasi Reduksi..........................................................................................9
3. Sel Gavani................................................................................................................10
4. Termodinamika Sel Elektrokimia ...........................................................................11
5. Pengukuran Daya Gerak Listrik (DGL) sel..............................................................13
6. Potensial Elektroda Standar (EӨ)……....................................................................15
7. Menghitung DGL Sel Menggunakan Data Potensial Elektroda..............................15
8. Hubungan Antara Potensial Sel (E) dan Energi Bebas Gibbs (ΔG)........................16
9. Persamaan Nerst.......................................................................................................17
10. Sel Pada Kesetimbagan............................................................................................20
11. Hubungan antara Potensial Sel dan Besaran Termodinamika.................................20
12. Hubungan antara Potensial Sel dan pH ...................................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

Page
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Elektrokimia merupakan bagian yang penting dalam kimia dasar,


merupakan “jembatan” antara kimia dengan kehiduapan sehari-hari. Contoh:
setiap saat kita menstater mobil, memijat kalkulator, melihat arloji digital,
mendengarkan radio, dan sebagainya. Semuanya begantung pada reaksi
eletrokimia lazim dikenal dengan batrei.

Elektrokimia menyangkut fenomena yang berkaitan dengan aspek


perbedaan/pemisahan muatan. Pemisahan muatan ini akan mengakibatkan
terjadinya transfer muatan, yang dapat berlangsung dalam sistem homogen
maupun heterogen.

Mempelajari hubungan antara energi listrik/arus listrik dengan reaksi


kimia. Secara umum reaksi kimia yang melibatkan arus listrik disebut sebagai
proses elektrokimia. Beberapa proses elektrokimia adalah: elektrolisis, reaksi
oksidasi-reduksi. Pada proses elektrokimia, reaksi kimia ikut melibatkan
perpindahan elektron dari spesi kimia yang terlibat dalam reaksi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Elektrokimia?
2. Bagaimanakah Reaksi okidasi reduksi
3. Bagaimana pengertian Sel gavani?
4. Bagaimana Termodinamika Sel Elektrokimia?
5. Bagaimana Pengukuran Daya Gerak Listrik (DGL) Sel?
6. Bagaimana Menghitung DGL sel menggunakan data potensial elektroda?
7. Bagaimana Hubungan antara Potensial sel (E) dan Energi Bebas Gibbs
(ΔG)?
8. Baimanakah Persamaan Nerst itu?
9. Bagaimana Hubungan antara potensial sel dan besaran termodinamika?

Page
4
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Kimia Fisik II, serta diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami materi tentang “ELEKTROKIMIA”.

Page
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Elektrokimia

Elektrokimia adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara


energy listrik dan reaksi kimia. Pada pasal 1.4 telah dinyatakan bahwa listrik
timbul akibat aliran (gerakan) partikel bermuatan dalam mediumnya yang
disebut konduktor. Aliran itu terjadi karena terdapat beda potensial diantara dua
titik dalam konduktor tersebut. Beda potensial itu dapat dibuat bila kedua ujung
konduktor dihubungkan dengan sumber arus.

Sumber arus dapat diciptakan dengn mengubah energy mekanik, energy


panas, atau energy kimia dengan alat-alat tertentu. Air terjun dapat memutar
generator untuk menghasilkan listrik bertenaga besar. Kemudian, energy panas
pembakaran minyak dapat dipakai untuk menghidupkan generator berenergi
sedang, dan reaksi redoks dalam larutan dapat menghasilkan listrik berenergi
kecil, seperti batere. Generator menghasilkan arus bolak-balik (AC = across
current) tetapi dapat diubah jadi arus searah (DC = direct current), sedangkan
batere dan aki menghasilkan arus searah.

Elektrokimia mempelajari semua reaksi kimia yang disebabkan oleh


energi listrik serta semua reaksi kimia yang menghasilkan listrik. Namun sel
elektrokimia sering didefinisikan sebagai sel yang menghasilkan energi listrik
akibat reaksi kimia dalam sel tersebut, seperti sel galvani atau sel volta.
Sedangkan sel yang menghasilkan reaksi kimia akibat energi listrik disebut
dengan sel elektolisis.

Konduktor listrik

Yang dapat bertindak sebagai konduktor adalah logam dan larutan


elektrolit. Dalam kisi logam, misalnya kawat tembga, terdapat banyak elektron
bebas yang dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Hantaran listrik
dalam logam merupakan aliran electron yang disebut hantaran logam atau
hantaran elektronik.

Page
6
Larutan elektrolit dapat bertindak sebagai konduktor karena mengandung
partikel bermuatan, yang disebut ion positif dan negative. Dalam larutan, listrik
dihantarkan oleh ion-ion sehingga disebut hantaran elektrolit.

Reaksi dalam elektrokimia

Hantaran listrik dalam logam hanyalah perpindahan electron secara fisika,


sedangkan dalam larutan, disamping perpindahan ion juga disertai reaksi kimia
dikedua elektroda. Salah satu elektroda akan menerima electron dari larutan,
sedangkan elektroda yang lain memberikan electron ke larutan.

Kita telah mengetahui pada pasal 2.8, bahwa partikel (senyawa atau ion)
yang melepaskan electron disebut teroksidasi, dan yang menerima electron
disebut tereduksi. Oleh sebab itu, reaksi dalam elektrokimia adalah reksi oksida-
reduksi (redoks).

Reaksi redoks dapat terjadi dalam satu wadah, sehingga serah terima
electron secara langsung dari satu partikel ke partikel yang lain. Akan tetapi
dalam elektrokimia, serah terima electron itu dibuat secara tidak langsung, yaitu
melalui kawat atu logam. Itulah sebabnya dalam elektrokimia terdapat dua
macam hantaran listrik, yaitu hantaran elektronik dan hantaran elektrolitik.

Sel elektrokimia

Alat khusus yang dapat membuat interaksi energy kimia (reaksi kimia)
dengan energy listrik di sebut sel elektokimia. Sel elektrokimia adalah suatu alat
yang dapat memproduksi kerja listrik ke lingkungan. Contoh, sel kering
komersial adalah silinder bersegel dengan dua kuningan ysng dihubungkan
dengan terminal yang menonjol darinya. Salah satu terminal ditandai dengan
tanda positif (plus), sedang yang lain dengan tanda negatif (minus). Jika dua
terminal dihubungkan ke suatu motor kecil, elektron mengalir melalui motor
dari kutub negatif ke kutub positif dari sel. Dihasilkan kerja ke lingkungan dan
reaksi kimia, reaksi sel, berlangsung di dalam sel.

Page
7
Reaksi transfer elektron yang berlangsung pada permukaan logam yang di
celupkan dalam suatu larutan berlangsung pada permukaan logam tersebut,
akibatnya sehingga tidak mungkin pergerakkan elektron yang ‘melalui’ larutan-
elektroda dapat diamati dengan menggunakan suatu alat. Untuk itu maka
disusun suatu sistem dengan menggunakan 2 sistem logam-larutan yang
dihubungkan satu sama lain agar gerakkan electron dapat diamati. Sistem seperti
ini disebut sebagai sistem sel galvanik.

Reaksi yang berlangsung pada di atas adalah :

Zn Zn2+ + 2e-

Cu2+ + 2e- Cu

Reaksi Keseluruhan :

Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu

Notasi yang diadopsi dalam reaksi elektrokimia adalah :

Zn | Zn2+ ,NO3 - (1 M) || NO3 - ,Cu2+ (1 M) | Cu

Pada notasi tersebut garis vertikal menunjukkan batas fasa, garis vertical
ganda menunjukkan batas fasa antara dua larutan/jembatan garam. Reaksi yang
berlangsung pada anoda adalah reaksi oksidasi, sedangkan reaksi yang
berlangsung pada katoda adalah reaksi reduksi. Jika elektron bergerak dari

Page
8
elektroda kiri ke elektrodan kanan saat sel bereaksi secara spontan maka
potensial sel sebelah kanan akan lebih tinggi dari potensial sel sebelah kiri.
Sehingga harga potensial keseluruhan akan positif.

Sifat termodinamik yang berkaitan dengan proses yang terjadi di elektroda


merupakan aspek yang mendasar yang dapat menjelaskan hal

 Kenapa sistem setengah reaksi berlangsung secara spontan hanya pada


satu arah dan memberikan arus?
 Apa pengaruh jembatan garam ?
 Bagaimana pengaruh migrasi dari ion?
Ion adalah atom atau molekul yang jumlah elektron totalnya berbeda dari
jumlah total protonnya. Akibatnya akan terjadi perbedaan muatan (dapat positif
atau negatif).

Anion : asal dari kata Yunani (ana) yang berarti ‘naik’, Anion adalah spesi yang
memiliki jumlah elektron yang lebih banyak sehingga bermuatan negatif.
Kation: asal kata Yunani (kata) yang berarti turun, Kation adalah ion yang
memiliki jumlah elektron yang lebih sedikit dari proton, sehingga bermuatan
positif.

2. Reaksi Okidasi Reduksi

Reaksi oksidasi-reduksi melibatkan transfer electron dari zat pereduksi ke


zat pengoksidasi atau reaksi redoks ditandi dengan serah terima electron dari
satu partikel ke partikel yang lain. Sebagai contoh adalah reaksi ion Fe3+ dengan
I- :

3I- I-3 + 2e- (oksidasi)

2Fe3+ + 2e- 2Fe2+ (reduksi)

2Fe3+ + 3I- 2Fe2+ + I-3 (redoks)

Page
9
Dalam reaksi ini terlihar electron yang dilepaskan I - diterima oleh Fe3+. Jumlah
electron tersebut dapat disamakan dengan menyetarakan koefisien reaksinya.
Disampin itu, ada reaksi redoks yang tidak sederhana, karena melibatkan banyak
partikel, contohnya:

5SO3-2 + 5H2O 5SO4-2 + 10H+ + 10e- (oksidasi)

2MnO-4 + 16H+ + 10e- 2Mn2+ + 8H2O (reduksi)

2MnO-4 + 5SO3-2 + 6H+ 2Mn2+ + 5SO4-2 + 3H2O (redoks)

Yang sering terjadi masalah adalah syarat terjadinya reaksi dengan cara
menyetarakan koefisien reaksinya.

Pada pasal 2.8 telah diterangkan bahwa reaksi redoks dapat diketahui dengan
melihat perubahan bilangan oksidasi (BO) atom-atom sebelum dan sesudah
reaksi. Atom yang BO-nya naik mengalami oksidasi atau melepaskan electron,
sedangkan yang Bo-nya turun adalah reduksi atau menerima electron. Sebagai
contoh, perhatikan reaksi dibawah ini. Bilangan oksidasi tiap-tiap atom dihitung
berdasarkan aturan pada pasal 2.8.

0 +1 +2 0
Zn + 2HCl ZnCl2 + H2

Yang mengalami kenaikan BO (oksidasi) adalah Zn dari 0 menjadi +2, dan yang
turun (reduksi) adalah H dari +1 menjadi 0.

3. Sel Gavani

Sel Galvani terdiri dari dua buah elektroda dan elektrolit. Elektroda ini
dihubungkan oleh penghantar yang dapat mengangkut elektron ke dalam sel
maupun ke luar sel. Elektroda ada yang terlibat langsung dalam reaksi sel,
namun ada pula yang tidak berperan dalam reaksi sel yang disebut dengan
elektroda inert. Reaksi kimia berlangsung di permukaan elektroda.

Page
10
Anoda adalah elektroda di mana terjadi reaksi oksidasi, sedangkan
elektroda di mana terjadi reaksi reduksi adalah Katoda. Setiap elektroda dan
elektrolit dapat bereaksi membentuk setengah sel. Reaksi elektroda adalah
setengah reaksi yang terjadi pada setengah sel. Yang termasuk setengah reaksi
adalah reaksi yang memperlihatkan kehilangan elektron atau reaksi yang
memperlihatkan perolehan elektron. Contoh :

Oksidasi Zn : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2 e-

Reduksi Cu 2+ : Cu 2+ (aq) + 2 e- Cu (s)

Kedua setengah sel bila dihubungkan akan membentuk sel elektrokimia


lengkap. Reaksi kimia yang terjadi pada sel Galvani atau sel volta berlangsung
secara spontan.

4. Termodinamika Sel Elektrokimia

Karena sel elektrokimia (terutama sel galvanik) memiliki kemampuan


untuk melakukan perubahan kimia menjadi energi listrik, maka kerja listrik
yang dilakukan menjadi perhatian yang penting terutama dalam kaitannya
dengan aspek termodinamika.

Kerja Listrik (Electrical Work)


Hukum Pertama Termodinamika Kimia

dengan,
ΔU = perubahan energi dalam
q = kalor yang diserap/dilepaskan oleh sistem
w = kerja yang dilakukan pada sistem.

Pada sistem kimia biasa, kerja yang dilakukan/diterima oleh system adalah
merupakan kerja mekanik (proses ekspansi), dw=−P dV . Namun pada sistem
yang melibatkan perpindahan elektron, maka kerja yang dilakukan untuk
memindahkan elektron yang bermuatan melewati suatu perbedaan potensial

Page
11
harus ikut diperhitungkan. Sehingga pada sistem yang mengalami proses
reversibel pada temperatur dan tekanan tetap, kerja menjadi

Karena untuk proses reversibel pada temperatur tetap, q=T ΔS , maka


persamaan (1.1) dapat disusun menjadi

Pada tekanan tetap perubahan entalpi sistem diberikan:

Sehingga Pers. 3 dapat disusun ulang menjadi

Pada temperatur konstan besarnya perubahan Energi bebas Gibbs adalah

Dengan memasukkan Pers 4 ke Pers 5 maka,

Persamaan ini memberikan hubungan antara kerja listrik dengan energy bebas
Gibbs.
Untuk mengetahui berapa banyak kerja yang dilakukan ini, maka disusun
sebuah sel elektrokimia (sistem) yang dihubungkan dengan 2 buah terminal
antara kedua ujung sel tersebut. Beda potensial antara kedua terminal tersebut
adalah sebesar E . Kemudian kedua terminal tersebut dihubungkan dengan
sebuah beban sebesar R (Beban ini kemudian dianggap sebagai lingkungan).
Bila sebuah muatan sebesar Q yang bergerak melalui beda potensial E ,
maka besarnya kerja terhadap lingkungan adalah EQ. Bila muatan itu di bawa
oleh elektron maka. Q = (jumlah elektron) × (muatan elektron)=Ne atau Q =
(jumlah mol elektron) × (muatan/mol) = nF dengan F = konstanta Faraday =
96.484,6 Coulombs, n jumlah mol elektron. Sehingga pada sistem yang diamati

Page
12
tersebut besarnya kerja listrik yang dilakukan terhadap lingkungan (Tahanan
sebesar E ) adalah = wlistrik = -nFE (Pers. 7)
Sehingga besar perubahan energi bebas Gibbs adalah
ΔT ,PG=−nFE
dengan
- E dalam volt
- F dalam C mol-1
- ΔG dalam joule per mole (J mol-1), karena 1 J = 1 V C.
Persamaan ini memberikan harga kerja maksimum yang dapat dilakukan
oleh sistem sel elektrokimia yang diamati. Sehingga arah reaksi dapat dilihat
dari persamaan ini. Persamaan ini membuat perhitungan energi bebas Gibss
dapat dilakukan secara langsung tanpa harus mencari besar Harga Tetapan
Kesetimbangan, Harga Entalpi Reaksi maupun Harga Entropi Reaksi. Beberapa
hal penting:

- Tanda negatif pada suku kanan dari Persamaan diatas menunjukkan


bahwa harga potensial positif memberikan harga energi bebas yang
negatif.sehingga untuk reaksi akan berlangsung secara spontan.
- Kerja listrik dilakukan bila muatan listrik Q bergerak/dipindahan melalui
beda potensial sebesar V.
- Fungsi energi bebas Gibbs, juga menunjukkan ”kerja maksimal yang
berguna” yang dapat dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Kerja dalam hal ini adalah kerja maksimal yang tidak dilakukan melalui
kerja ekspansi

5. Pengukuran Daya Gerak Listrik (DGL) Sel

Besarnya daya gerak listrik antara dua elektroda dapat diukur dengan
voltmeter atau multimeter. Namun cara ini tidak teliti karena akan ada arus dari
sel yang melalui voltmeter dan akan menyebabkan perubahan DGL yang diukur.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur DGL secara teliti adalah
Potensiometer.

Page
13
Menggunakan cara yang telah disebutkan di atas, yang dapat diukur adalah
beda potensial antara dua buah elektroda. Tidak mungkin mengukur potensial
suatu elektroda tunggal. Sehingga yang disebut dengan satu sistem sel pasti
terdiri dari dua elektroda. Untuk mengukur potensial suatu elektroda tertentu
maka diperlukan elektroda lain yang disebut sebagai elektroda pembanding.
Dengan demikian beda potensial kedua elektroda dapat diukur, karena besarnya
potensial elektroda pembanding sudah diketahui dengan pasti, maka besarnya
potensial elektroda yang ingin diketahui dapat dihitung. Sebagai elektroda
pembanding dipilih elektroda hidrogen standar yang berdasarkan perjanjian
potensialnya berharga nol volt ( 0 Volt). Suatu elektroda yang dicelupkan ke
dalam larutan yang mengandung ionnya dengan keaktifan berharga satu (a= 1)
dan diukur dengan elektroda pembanding elektroda hidrogen standar pada suhu
25 oC disebut potensial elektroda standar.

Elektroda hidrogen standar


Elektroda ini terdiri atas logam platina yang dicelupkan ke dalam suatu
larutan asam (yang mengandung ion H+) dengan konsentrasi 1,0 M (dan
koefisien keaktifan a = 1) dan dialiri gas hidrogen pada tekanaan 1 atm seperti
pada gambar 3.

Gambar 3. Elektroda Hidrogen standar

Reaksi yang terjadi pada elektroda platina adalah reduksi ion H+ menjadi gas
hidrogen:

2H+ (aq) + 2 e H2 (g)

Page
14
Elektroda platina digunakan hanya bila sistem setengah sel bukan logam. Fungsi
elektroda platina adalah sebagai penghubung logam inert dengan sistem H2 H+,
dan sebagai tempat gas H2 teradsorpsi di permukaan.

6. Potensial Elektroda Standar (EӨ)

Potensial elektroda standar dari suatu elektroda didefinisikan sebagai DGL


(daya gerak listrik) suatu sel yang terdiri dari elektroda yang dicelupkan ke
dalam suatu larutan yang mengandung ionnya dengan keaktifan berharga satu
( a = 1) dan elektroda hidrogen standar sebagai pembanding, pada tekanan
hidrogen 1 atm dan suhu kamar. Sistem elektroda dalam sel tersebut harus
reversibel secara termodinamika yaitu :

Mn+ (a=1) + n e ‹══› M

Sebenarnya yang diukur bukanlah potensial elektroda, tetapi lebih tepat bila
dikatakan sebagai beda potensial (terhadap hidrogen = 0 v). Yang umum dikenal
adalah potensial reduksi standar.

7. Menghitung DGL sel menggunakan data potensial elektroda

DGL standar suatu sel besarnya adalah selisih kedua potensial elektroda
atau sama dengan potensial sel elektroda standar dari katoda dikurangi potensial
standar anoda. Contoh :

Tentukan E Ө sel untuk sistem : Zn (s) │ Zn 2+ (aq) ││ Cu2+ (aq) │ Cu (s)

Jawab: Yang mengalami oksidasi adalah Zn berarti Zn merupakan anoda,


sedangkan yang mengalami reduksi adalah Cu, atau Cu sebagai katoda, maka :

EӨ sel = EӨ Cu2+ │ Cu - EӨ Zn 2+ │Zn ........................................................(1)

= E Ө katoda – E Ө anoda..........................................................................(2)

= 0, 34 V – (-0,76 V) = 1,1 Volt

8. Hubungan antara Potensial sel (E) dan Energi Bebas Gibbs (Δ G)

Page
15
Hubungan antara energi bebas Gibbs dan Potensial sel arus nol (E) dapat
diturunkan dengan memeperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah
dengan kuantitas yang sangat kecil dξ pada beberapa komposisi. Maka G pada
P,T tetap dan komposisi tertentu akan berubah sebesar

Karena kerja maksimum yang dapat dilakukan reaksi itu ketikareaksi


berlangsung sebesar d ζ pada temperatur dan tekanan tetap adalah

yang harganya sangat kecil dan komposisi sistem sebenarnya adalah tetap ketika
reaksi ini berlangsung. Sehingga kerja yang dilakukan untuk muatan yang
sangat kecil –zF.dζ yang bergerak dari anoda ke katoda dengan beda potensial
tertentu akan berharga

dwe = - n F dζ .E .................................................................................(5)

jika kita samakan persamaan (5 ) dan (6 ), maka didapat

- nF EӨ = ΔGӨ .....................................................................................(6)

atau , n adalah jumlah elektron yang terlibat dalam setengah reaksi


Berdasarkan harga energi bebas gibbs ΔG, dapat diramalkan berlangsung
tidaknya suatu sel elektrokimia. Suatu reaksi sel akan berlangsung spontan bila
ΔG < 0 atau harga E >0.

Contoh :

Menggunakan tabel 1, tentukan apakah reaksi berikut berlangsung atau


tidak

Fe 3+ (aq) + I – (aq) Fe 2+ (aq) + ½ I2 (g)

Page
16
Jawab :

Dalam tabel 1. tertulis reaksi I2 (g) 2I- (aq) Eo = 0,54 V, namun untuk
reaksi sel yang dibutuhkan dalam soal adalah reaksi oksidasi, sehingga
reaksinya dibalik dan potensialnya menjadi – 0,54 V.

Karena harga Eo > 0, maka reaksi akan berlangsung spontan

9. Persamaan Nerst

Hubungan antara potensial arus dengan aktivitas zat yang ikut serta dalam
reaksi sel. Kaitan energi bebas gibbs dengan komposisi dapat dinyatakan
sebagai :

Δ G = Δ Go + RT ln Q ...........................................................................(7)

bila semua suku dalam persamaan (7) dibagi dengan n F, maka

maka persaman (9) dapat dinyatakan sebagai persamaan (10) yang dikenal
sebagai persamaan Nerst

Eo adalah potensial reduksi standar, R tetapan gas ideal, n jumlah elektron yang
terlibat, F adalah bilangan Faraday dan Q adalah kuosien reaksi.

Page
17
Untuk komposisi sebuah komportemen elektroda di dalam kuosien reaksi Q
dengan harga keaktifan = a, untuk setengah reaksi dapat dinyatakan sebagai :

Harga keaktifan (a) merupakan fungsi dari koefisien keaktifan (γ )dan


konsentrasi larutan / ion.

a = γ . [ion/ larutan]

untuk larutan/ ion yang mempunyai harga γ = 1, maka keaktifan akan berharga
= konsentrasi larutan / ion.

Harga potensial standar (Eo ) hanya berlaku untuk keaktifan = 1, untuk harga
keaktifan tidak sama dengan satu, potensial standar harus dikoreksi, yaitu
sebesar Q.

Pada Reaksi redoks berikut :

Cu2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq)

serta menggunakan persamaan (11) dan (12) maka persamaan (10) dapat
dinyatakan sebagai

Untuk harga γ = 1, maka persamaan (13) dapat diubah menjadi persamaan (14)
berikut :

Page
18
Dengan cara yang sama, maka harga E sel untuk reaksi redoks dengan
persamaan :

aA+bB cC+dD

dapat ditentukan menggunakan persamaan (15), yaitu :

Persamaan (14) dapat digunakan untuk menghitung E sel suatu sel elektrokimia
yang keaktifan larutan elektrolitnya tidak berharga 1 (atau konsentrasinya ≠ 1M)

Contoh :

Suatu sel elektrokimia dengan reaksi Co (s) + Ni2+ (aq)     Co2+ (aq) + Ni (s)
dalam larutan konsentrasi Co2+ adalah 0,01 M, tentukan harga E sel nya.

Jawab :

Jadi untuk reaksi sel elektrokimia tersebut menghasilkan beda potensial sebesar
0,08 volt

Page
19
10. Sel pada Kesetimbangan

Pada saat reaksi dalam keadaan setimbang, maka harga Q = K, K adalah


konstanta kesetimbangan reaksi sel. Pada kesetimbangan reaksi kimia tidak
melakukan kerja sehingga besarnya beda potensial antara kedua elektroda
adalah nol sehingga

11. Hubungan Antara Potensial Sel Dan Besaran Termodinamika

Energi bebas gibbs dari suatu sel elektrokimia dapat diukur menggunakan
hubungan ΔGo = - nFEo (persamaan 10). Sedangkan Δ G sendiri mempunyai
hubungan dengan besaran termodinamika yang lain misalnya entropi, entalpi.

12. Hubungan antara Potensial Sel dan pH

Untuk menentukan pH suatu larutan, maka elektroda standar yang


digunakan dipasang sebagai katoda. Sebagai contoh bila menggunakan
elektroda hidrogen standar sebagai katoda, maka reaksi yang terjadi pada :

Anoda : ½ H2 (g) + e-

Katoda : H+ (standar) + e- ½ H2 (g)

Reaksi sel : ½ H2 (g) + H+ (standar) H+ (dari larutan ) + ½ H2 (g)

Page
20
Sehingga E sel nya menjadi :

Untuk R = 8,314 J/ mol; T= 298K dan F= 96500 coulomb dan tekanan H2 = 1


atm serta [H+]

std = 1, dan Eo sel = 0 (perjanjian) maka

E sel = 0 – 0,059 log [H+]

atau E sel = 0,059 . pH..................................................................................(21)

Page
21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPUAN
- Elektrokimia adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara energy
listrik dan reaksi kimia. Pada pasal 1.4 telah dinyatakan bahwa listrik timbul
akibat aliran (gerakan) partikel bermuatan dalam mediumnya yang disebut
konduktor.
- Yang dapat bertindak sebagai konduktor adalah logam dan larutan elektrolit.
- Reaksi dalam elektrokimia adalah reaksi oksida-reduksi (redoks).
- Alat khsus yang dapat membuat interaksi energy kimia (reaksi kimia)
dengan energy listrik di sebut sel elektokimia.
- Sel Galvani terdiri dari dua buah elektroda dan elektrolit.
- Persamaan Nerst:

Page
22
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, Achmad Rochliadi. 2010. Elektrokimia. Tersedia di : http://achmad


rochliadi.ac.id.files/2010/09/elektrokimia/pdf. (15 Juni 2015)
Anonym, Laksono, 2011. Elektrokimia. Tersedia di:
http://laksono.ac.id.files/2011/18/elektrokimia/pdf. (15 Juni 2015)
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Sastrohamidjojo, Hardjono.2010. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM
Hiskia Ahmad, 1992, Elektrokimia dan Kinetika Kimia , Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti

Page
23

Anda mungkin juga menyukai