Dasar Teori Krim
Dasar Teori Krim
TINJAUAN PUSTAKA
1
cenderung untuk menyerap cairan yang dikeluarkan luka tersebut. Basis yang
dapat dicuci dengan air akan membentuk suatu lapisan tipis yang semipermeabel,
setelah air menguap pada tempat yang digunakan. Tetapi emulsi air di dalam
minyak dari sediaan semipadat cenderung membentuk suatu lapisan hidrofobik
pada kulit (Lachman, 2008).
Stabilitas krim akan menjadi rusak, jika terganggu oleh sistem campurannya
terutama disebabkan perubahan suhu, perubahan komposisi dan disebabkan juga
oleh penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe
krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim
hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan
dengan teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu
satu bulan. Dalam penandaan sediaan krim, pada etiket harus tertera “Obat Luar”
dan pada penyimpanannya harus dalam wadah tertutup baik atau tube dan
disimpan di tempat sejuk (Depkes RI, 1979).
2
beban tertentu diatasnya (1,3,5 dan 7 gram) dan dibiarkan selama 60 detik. Lalu
dihitung pertambahan luas yang diberikan oleh basis (Voight, 1995).
4. Pemeriksaan tipe krim
Pemeriksaan tipe krim dilakukan dengan cara memberikan satu tetes larutan
metilen biru pada 0,1 gram krim, kemudian diamati penyebaranwarna metilen biru
dalam sediaan dibawah mikroskop. Jika warna menyebar secara merata pada
sediaan krim, berarti tipe krim adalah minyak dalam air (M/A), tetapi jika warna
hanya berupa bintik-bintik, berarti tipe krim adalah air dalam minyak (A/M)
(Depkes RI, 1985).
3
b Zink Oksida
Struktur molekul : ZnO
Bobot Molekul : 81,38
Kelarutan : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, lambat laun
menyerap karbon sioksida dari udara.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut
dalam asam encer.
(Depkes RI, 1995)
Zink oksida hanya baru-baru ini disetujui sebagai agen aktif tabir surya
untuk FDA OTC sunscreens monografi. Direduksi menjadi ukuran partikel
kurangb dari 200 nm, hamburan cahaya diminimalkan dan partikel tampak
transparan dalam film tipis.ZnO memiliki indeks bias 1,9 dibandingkan dengan
TiO2 yaitu 2,6 dan karena itu menyebabkan pemutihan kurang dari TiO 2 (Barel,
2001).
OH
4
etanol (95%), heksana dan propilen glikol,
praktis tidak larut dalam air.
Titik leleh : 69-70 ºC
Asam stearat secara luas digunakan dalam formulasi oral dan topikal. Dalam
formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai emulsifying agent dan
solubilizing agent. Ketika dinetralisasi dengan alkali atau trietanolamin, asam
sterarat digunakan dalam pembuatan krim.
(Rowe, 2009)
b Trietanolamin
Nama Lain : Trolamin
Struktur Molekul : C6H15NO3
StrukturFormula :
OH OH
N
OH
5
Dalam kasus minyak mineral, 5% v/v trietanolamina akan diperlukan,
denganpeningkatan yang sesuai dalam jumlah asam lemak yang digunakan.
(Rowe, 2009)
c Cetyl Alkohol
Nama Kimia : Hexadecan-1-ol
Struktur Molekul : C16H34O
Struktur Formula :
H H
H C (CH2)14 C OH
H H
6
d Propilenglikol
Nama Lain : 1,2-Dihidroksipropan
Struktur Molekul : C3H8O2
Struktur Formula :
OH
OH
H3 C
7
O
CH3
O
OH
8
Pemerian : serbuk kristal tidak berwarna atau kristal
putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
dan memiliki rasa membakar sedikit.
Kelarutan : larut dalam 2 bagian etanol, 3 bagian etanol
(95%), 6 bagian etanol (50%), 10 bagian eter,
60 bagian gliserin, dalam 200 bagian minyak
kacang, 5 bagian propilenglikol, dan 400
bagian air, praktis tidak larut dalam minyak
mineral.
Propil paraben luas digunakan sebagai antimikroba dalam kosmetik, produk
makanan dan formulasi farmasetikal. Dapat digunakan secara sendiri atau
dicampu dengan paraben yang lain atau agen antimikroba yang lain.
(Rowe, 2009)
g Alfa Tokoferol
Nama Lain : Copherol FI 300
Struktur Molekul : C29H50O2
Struktur Formula :
R1
CH3
R2 CH3
R3
9
tokoferol juga menunjukkan sebagai antioksidan terutama beta, delta dan dan
gamma tokoferol yang dianggap lebih efektif sebagai antioksidan.
(Rowe, 2009)
h Air
Nama Lain : Aqua, hidrogen oksida
Struktur Molekul : H2O
Struktur Formula :
O
H H
Pada formulasi farmasetika air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain
mudah terkena hidrolisis (dekomposisi dala air atau uap lembap) pada
meningkatnya suhu. Air dapat bereaksi keras dengan logam alkali dan dengan
cepat berekasi dengan logam alkali serta oksidanya seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat untuk
membentuk hidrat dari beberapa komposis dan dengan materi organik dan
kalsium karbida.
(Rowe, 2009)
10
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2005. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Lachman,L., Herbert A.L., and Joseph L.K, 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri ed. 3. UI Press: Jakarta
Lubis, E.S, Lely Sari Lubis dan Julia Reveny. 2012. Pelembab Kulit Alami dari
Sari Kulit Buah Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Osbeck). Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology. Vol 1(2).
11