Toaz - Info Pasta PR
Toaz - Info Pasta PR
“SEDIAAN PASTA”
Disusun oleh :
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya makalah farmasetika
ini yang membahas tentang pasta. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu yang telah membimbing kami dan teman-teman yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini juga bisa selesai atas kerjasama yang baik dan peran serta dari para
anggota kelompok ini. Tentunya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, yang mudah-
mudahan masih bisa dimaklumi .
Kami selaku penulis berharap agar makalh ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan
memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih kepada banyak orang. Dan sekiranya jika
ada kekurangan, dapat diberikan saran yang membangun bagi kelompok kami kedepannya.
Penulis
1. DEFINISI PASTA
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena
merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai
salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.)
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai
antiseptik, atau pelindung.
Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Pastes are stiff preparations containing a high proportion of finely powdered solids such
as zinc oxide and starch suspended in an ointment. they are used for circumscribe lesions such
as those with occur in lichen simplex, chronic eczema, or psoriasis. they are less occlusive than
ointments and can be used to protect inflamed, lichenified, or excoriated skin. (British National
Formulary Bag-2)
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran
dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk
mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan
dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau
lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi
aliran dilatan.
Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental
dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan
lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk
penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung
gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku
dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO
dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50%
hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak
melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta
digunakan.
- Macam-macam Pasta
• Pasta Berlemak
Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk)
• Pasta Kering
• Pasta Pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara.
Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk
pembersih gigi.
- Karakteristik Pasta
• Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.
Sehingga cocok untuk luka akut.
• Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
- Kelebihan Pasta
• Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan
tendensi mengeluarkan cairan
• Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja
local
• Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.
- Kekurangan Pasta
• Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak
sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2. TEORI PEMBENTUKAN
Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk
menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut,
bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan
untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan
terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas
agar lebih tercampur dan homogen.
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata
tercapai.
2. Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara
bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.
Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang
mengental setelah didinginkan dan diaduk.
- Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan
parafin liquidum.
- Pembuatan : bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur
dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda
dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a. Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
- Inert
- Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan
meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
- Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute,
paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
b. Basis Absorbsi
- Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
- Terbagi :
Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak . Terdiri
atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
- Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
c. Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air
dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen
dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian
sediaan pasta.
3. TEORI PREPARASI
- Contoh resep
Starch 25 %
Calamine 5 %
White petrolatum qs ad 100 %
m.f 50 g
o Perhitungan Bahan
Zinc Oxide : 25/100 x 50=12,5 g
Starch : 25/100 x 50=12,5 g
Calamine : 5/100 x 50=2,5 g
White Petrolatum : 50 – (12,5 + 12,5 + 2,5) = 22,5 g
o Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan, timbang sesuai kebutuhan
2. Ayak Zinc Oxide dengan ayakan No.100 sebelum ditimbang
3. Campur Zinc Oxide, Starch, dan Calamine, aduk ad homogen
4. Lebur sebagian Vaselin Putih , tambahkan dalam campuran serbuk, aduk ad
homogen
5. Tambahkan sisa Vaselin Putih yang tidak di lebur, aduk ad homogen
6. Masukkan ke dalam wadah.
(Anonim, 2011)
o Pembahasan
Berdasarkan hasil yang di praktekkan banyak yang dijadikan perubahan.
Umumnya Starch terdiri dari 5 golongan , yaitu : Amylum Manihot (Pati
Singkong), Amylum Maydis (Pati Jagung), Amylum Oryzae (Pati Beras),
Amylum Solani (Pati Kentang), Amylum Tritici (Pati Gandum) (Sumber :
Handbook of Pharmaceutical Excipients, Hal 483).
Tetapi dari kelima Starch tersebut yang digunakan sebagai formulasi untuk
sediaan Pasta adalah Pati Jagung (Corn Starch). Dan cara kerja pada pasta pun
harus sangat teliti agar pasta homogeny yaitu dengan cara menyisihkan sebagian
sediaan Starch, Zinc Oxyde, dan Calamine yang telah dicampur ad homogeny
dan tambahkan White Petrolatum sedikit demi sedikit lalu gerus perlahan-lahan
sampai sediaan menyatu dan terbentuk homogeny (Anonim, 2011).
o Hasil Kerja
Bobot pot kosong : 13,6 g
Bobot pot + isi : 62,55 g
Bobot isi : 62,55 – 13,6 = 48,95 g
Bobot penyusutan : 50 – 48,95 = 1,05 g
Persentase bobot penyusutan : 1,05/50 x 100 % = 2,1 %
o Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dipraktekkan bahwa terjadinya penyusutan drastis
yang disebabkan oleh efek peleburan yang terlalu lama sehingga terjadi
penguapan yang banyak dan melekatnya bahan pada cawan atau beaker glass
serta penimbangan bahan yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan. Dan
homogenitas yang kurang akibat dari cara pengadukan yang tidak sesuai pada
saat pengerjaan (Anonim, 2011).
R/ Acidi Salicylici 2
Zinci Oxydi 25
Amyli Tritici 25
R/ Zyncy Oxydi 25
Amily Tratici 25
Vaselin Flavi 50
(Nugraha, 2010)
o Cara Kerja
Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian
mencampurkan 25% dari masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum dengan
Vaselin putih. Hasil produksi ini berupa salep yang padat, kaku, tidak meleleh
pada suhu tubuh serta mampu mengabsorbsi upa air jenuh lebih besar dan biasa
digunakan sebagai astringen dan pelindung. Pasta juga sering digunakan menjadi
pembawa untuk bahan obat lainnya (Nuhgraha, 2010).
• Salah satu contoh resep yang didapat di buku panduan praktikum Farmasetika
adalah sbb :
Pro : Andreas
o Cara pembuatan :
1. Zinci oxyda yang sudah diayak B40, ditimbang, langsung dimasukkan dalam
mortir dan digerus.
3. Vaselin yang sudah meleleh dimasukkan kedalam mortir sedikit demi sedikit
dan aduk hingga homogen.
- Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah total
sediaan. Dalam meracik sediaan ini diperhatikan :
1. Tidak memakai bahan-bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak
pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan.
2. Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokal
atau sistemik.
3. Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak.
4. Gabungkan bahan aktif dengan bahan-bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan
yang uniform atau dispersi padat dalam sediaan.
5. Amati keseragaman (uniformityI dispersi dengan menyebarkan lapisan tipis sediaan akhir
pada permukaan datar transparan.
5. CARA PENYIMPANAN
Obat membutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tergantung dari
karakteristiknya sehingga obat tetap bisa dipakai dan tidak kehilangan efek farmakologisnya.
Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat yang benar yang dapat
dilakukan di rumah, yaitu :
2.Kebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang
jauh dari sumber panas.
5.Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.
6.Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat
ke bekas tempat makanan.
7. Berikanlah catatan pada masing-masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai
beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.
8. Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak
Menyimpan obat jauh dari jangkauan anak-anak sangat penting karena dapat menghindarkan
kesalahan penggunaan obat tertentu oleh anak, sehingga tidak menimbulkann akibat yang fatal.
10.Jangka waktu penyimpanan salep / pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat
biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.
Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan
rusaknya obat secara keseluruhan, apalagi palagi bila wadah sering dibuka-tutup. bat
hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup
kembali dengan baik. Angka ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat
disimpan menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai
6. CARA PEMAKAIAN
a)Cuci tangan
c) Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi
obat.
Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada
Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari
http://obatkesehatan.hourb.com/obat-kesehatan/tips-menyimpan-obat-di-rumah/
Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari
http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Cara_Menyimpan_Obat
Anonim. 2011. Cara Penyimpanan Pasta. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 dari
http://health.detik.com/read/2011/10/11/074344/1741120/766/tips-menyimpan-obat-
yang-benar-dan-aman?ld991103763
Bangun, Hakim. 2004. Compounding and Dispensing. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012
dari http://Compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
Katdare Ashok, Mahesh V Chaubal. 2006. Exipient Development for Pharmaceutical and Drug
Delivery System. Informa Healthcare : New York, London.
Martin, Alfred, 1993. Physical Pharmacy. 566-572. Lea & Febiger. Philladephia
Nicole Krilla, Debanjan Das, Jhon G Augustine. Semisolid Formulation Development : the
CRO Approach.(in e-book)
Nugraha, Linus Seta Adi. 2010. Pasta. Diakses pada tanggal 27 Maret 20102 dari
http://dc263.4shared.com/doc/Ik_esvOp/preview.html
Piyush Grupta and Sanjai Garg. Recent Advances in Semisolid Dasage Forms For
Dermatological Applicatio. (in e-book)