Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai tahun 2020 menerapkan aplikasi Tunjangan
Remunerasi Kinerja (TRK), yang dimaksudkan untuk mengukur kinerja PNS yang
berpengaruh kepada tunjangan uang didapatkan oleh PNS yang bersangkutan. Dalam
aplikasi tersebut PNS harus mengisi laporan harian berkaitan dengan tugas yang dikerjakan
dan tanggung jawab dari laporan kinerjanya. Diterapkannya sistem ini selain dapat
meningkatkan kualitas kinerja dari ASN juga dapat meningkatkan kedisiplinan.
Namun pada kenyataannya mayoritas kinerja pegawai di setiap perangkat daerah
rata-rata di atas 90%, tetapi dirasa nilai kinerja pegawai yang tinggi tidak sesuai dengan
realita kinerja pegawai di lapangan (sumber: BKD Prov. Jabar. 2020). Hal tersebut bisa
dilihat dari beberapa indikator masalah sebagai beriikut : (1) Adanya aktivitas yang di input
pegawai tidak sesuai dengan aktivitas sebenarnya (fiktif); (2) Adanya aktivitas yang di input
pegawai tidak sesuai dengan evidence (bukti); (3) Adanya aktivitas yang di input pegawai
tidak nyambung dengan evidence (bukti); (4) Adanya aktivitas fiktif, tidak sesuai dan tidak
nyambung dengan evidence, tetap divalidasi atasan.
Maka untuk menindaklanjuti hal tersebut, dilakukan evaluasi pelaporan kinerja
pegawai negeri sipil provinsi Jawa Barat, yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) yang bekerja sama dengan Institut Jawa Barat (INJABAR-UNPAD), sebagai bentuk
evaluasi atau penilaian kinerja PNS sehingga bisa bertanggung jawab dan benar-benar
menjalankan tugasnya dengan bijak dan baik. Adapun tujuan dari adanya evaluasi pelaporan
kinerja ini adalah :
1. Membantu menciptakan sistem laporan kinerja berbasis aplikasi Tunjangan
Remunerasi Kinerja (TRK) yang jujur dan merepresentasikan kinerja.
a. Aktivitas yang tidak sesuai dengan kinerja/fiktif dan tidak sesuai evidence.
b. Aktivitas Fraud approval oleh atasan
2. Memberikan Shock Theraphy dan perubahan budaya buruk.
Adapun dalam melakukan Evaluasi pelaporan kinerja Pegawai Negeri Sipil Provinsi
Jawa Barat memiliki indikator-indikator audit kinerja, sebagai berikut :
1. Successing Planning (SP) : Kesesuaian aktivitas harian dengan Tugas & Fungsi Jabatan
2. Increasing of motivation (IM) : Kesesuaian penghargaan yang diperoleh dengan tugas &
fungsi jabatan
3. Employee survey: Kesesuaian isi komentar di kolom komentar Negatif (EE-) dan Positif
(EE+)
4. Idea Management (IMA) : Inovasi dan keterbaharuan metode dalam menjalankan
aktivitas
5. Integrity (INT) : Kejujuran dalam pengisian laporan aktivitas kerja
6. Loyality (IOT) : Kesesuaian Penempatan kerja dalam menjalankan tugas
7. Consistently develop of leadership skills and strengthen manager's role as coach and a
mentor (CONS) : Kecakapan menjalankan tugas dan tanggung jawab atasan dalam
menilai/memverifikasi/memvalidasi kinerja bawahan.
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi pelaporan kinerja PNS Provinsi
Jawa Barat (Oktober-November-Desember 2021), menggunkan 398 PNS sebagai sample
, dari Total 2787 PNS yang masuk kategori Merah, Orange, Kuning (MOK). Berikut
merupakan hasil evaluasi pelaporan kinerja PNS Provinsi Jawa Barat (Oktober-November-
Desember) :
Terdapat PNS Provinsi Jawa Barat yang terindikasi melakukan pelanggaran pelaporan
kinerja yang dilakukan, yakni berjumlah 101 orang pegawai yang tersebar di 38 OPD di
lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Disamping itu PNS Provinsi Jawa Barat yang belum
terkena audit, maka BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Jawa Barat dan INJABAR UNPAD
akan melakukan audit kembali agar evaluasi pelaporan kinerja ini dilakukan secara
menyeluruh dilingkup PNS Provinsi Jawa Barat.
Dari hasil evaluasi pelaporan kinerja PNS Provinsi Jawa Barat (Oktober-November-
Desember) 2020. Berikut merupakan evidence/bukti pelaporan yang tidak sesuai:
JENIS PELANGGARAN : TIDAK ADA AKTIVITAS YANG DILAPORKAN