Anda di halaman 1dari 4

KEBERADAAN BAKTERI VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS

PADA MAKANAN SEAFOOD (UDANG)

NAMA: NI KOMANG MELANI GANGGA DEWI

NO: 22

KELAS: XIIAP

KEBERADAAN BAKTERI VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS


PADA MAKANAN SEAFOOD (UDANG)

PENDAHULUAN
Makanan laut merupakan salah satu makanan yang sangat di gemari oleh masyarakat. Di
Indonesia makanan seafood merupakan salah satu makanan yang banyak di gemari oleh para
wistawan. Hal ini terbukti dengan tersebarnya restoran-restoran seafood di kawasan tempat
wisata dari berkelas hotel berbintang hingga kelas tenda di pinggir jalan. Sebagai makanan yang
banyak di konsumsi manusia, makanan seafood tersebut akan memenuhi syarat Kesehatan jika
tersedia gizi yang cukup serta bebas dari bahan-bahan serta mikroorganisme yang dapat
mengganggu Kesehatan. Dalam nilai gizi makanan laut mengandung protein yang cukup tinggi,
namun jika memasaknya kurang sempurna, bahkan di konsumsi tanpa pemasakan terlebih
dahulu, akan membuka peluang tercemari oleh mikroorganisme yang hidup di perairan seperti
Escherichia, Pseudomonas, dan vibrio. Di antara jenis tersebut yang paling umum mencemari
mkanan seafood adalah bakteri Vibrio.

PEMBAHASAN
Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri yang sering ditemukan pada udang mentah,
ikan mentah, dan penghasil laut lainnya yang kurang sempurna dalam proses memasakanya.
Udang adalah salah satu sumber gizi hayati yang baik da banyak di konsumsi. Pengelolahan
makanan seafood yang tidak baik dapat di tumbuhi mikroorganisme. Kontaminasi ini dapat dapat
dimulai dari perairan tmpat hidup, pengankutan, pencician, dan penyimpanan. Bila udang telah
terkontaminasi oleh bakteri-bakteri potagen, maka udang yang semula menjadi sumber gizi dapat
berubah menjadi sumber penyakit.

V. parahaemolyticus bila masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi


gastrointestinal, yang di tandai dengan muntah-muntah, diare, dan rusaknya pembuluh darah.
Centers For Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan negara-negara bagian
Alabama, Florida, Louisiana, dan Texas memonitor bawha setiap tahunnya sekitar 30- 40 orang
terinfeksi V. parahaemolyticus.

Tabel 1. Uji bakteriologi V. parahaemolyticus dari sempel udang mentah beku

Keterangan:

Slant : Bagian permukaan medium Butt : Bagian bawah medium

H : Koloni warna A : Asam, warna kuning pada medium

B : Basa, warna merah pda medium K : Koloni warna kuning

Cara mengonsumsi udang di Sebagian besar konsumen di Indonesia lebih banyak dengan
pemasakan matang, namun tidak menutup kemungkinan bawha kontaminasi dari peralatan
makan dan cara memasak yang kurang menjaga higienis dapat menyebabkan udang sebagai
sumber infeksi. Selain itu data juga menunjukan bahwa 34% infeksi V. parahaemolyticus
merupakan infeksi pda luka di kulit karena terpapar air laut yang terkena infeksi ini. Selain itu
dari data yang di peroleh mengenai isolasi vibrio pada medium TCBS, ternyata juga didapat
bahwa 75% sempel udang positif mengandung Vibrio Halofilik. Walaupun hasil pemeriksaan
menunjukan bahwa tidak ada sempel yang terkontaminasi V. parahaemolyticus, namun harus
tetap menjadi perhatian dalam penanganan penyimpanan, pengiriman, dan pengolahan. Bukan
tidak mungkin dari 16 sempel yang terkontaminasi Vibrio Halofilik ini menyebar ke udang-
udang yang lain bila penangananya tidak baik. Demikian pula jika proses pemasakannya tidak
sempurna, maka dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit.

KESIMPULAN
Di Indonesia makanan laut sangat di gemari masyarakat. Di Indonesia makanan seafood
merupakan salah satu makanan yang banyak di gemari oleh para wistawan. Dalam nilai gizi
makanan laut mengandung protein yang cukup tinggi, namun jika memasaknya kurang
sempurna, bahkan di konsumsi tanpa pemasakan terlebih dahulu, akan membuka peluang
tercemari oleh mikroorganisme seperti V. parahaemolyticus yang merupakan salah satu bakteri
yang terdapat pada makanan laut. Selain itu dari 20 sempel udang mentah beku yang diperiksa,
16 sempel diantaranya terkontaminasi oleh bakteri Vibrio halofilik, namun tidak satu sempel pun
yang terkontaminasi oleh bakeri V. parahaemolyticus.

Anda mungkin juga menyukai