Anda di halaman 1dari 5

Nama : Danendra Henry Ilviro

Kelas : XII MIA 1

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

"Moment Kebersamaan Saur dan Berbuka di Asrama Nabil"

Pagi hari menjadi kebiasaan yang paling menyibukkan bagi setiap anak di
Asrama Nabil. sebagai seorang siswa, aku selalu bangun pagi dan menyiapkan
segala sesuatunya untuk pergi ke sekolah. Seperti menyiapkan buku pelajaran
yang akan dibawa, membersihkan kamar, mandi pagi, dan sarapan dikantin
asrama. Kebiasaan ini menjadi kebiasaan semua anak, sehingga aku selalu senang
jika bersama-sama melakukan nya.
Setelah selesai sarapan, aku segera pergi ke sekolah dengan bersemangat.
Mengapa bersemangat?? Karena aku sangat senang bertemu teman-teman dikelas
yang membuat ku bersemangat dalam belajar. Setelah selesai kegiatan belajar
mengajar dikelas, tidak terasa bel berbunyi "Kring... Kring... Kring..." yang
menandakan selesainya pembelajaran dan waktunya pulang. Aku pulang dengan
berjalan kaki bersama teman-teman, tidak lupa kita selalu membeli jajanan
disekitar gang MAN 1.
"Bang martabak telornya masih ada gak?." ucap aku sambil melihat gerobak.
"Masih dik, masih." jawab tukang martabak telor.
"Beli bang, satu aja ya." kata aku dengan rasa senang.
"Iya dik, tunggu sebentar ya."
Setelah membeli martabak telor, aku segera pulang ke Asrama Nabil.
Sesampainya dikamar, aku segera melepas pakaian sekolah dan mandi sebelum
adzan magrib tiba. Teringat membeli martabak telor, aku langsung makan
bersama kakak Salamun mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang juga ngekos
di Asrama Nabil. Aku segera turun dan mengetuk pintu kamar nomor 15.
"Tok tok tok, Assalamualaikum kak." ujarku sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam, kenapa dik?" ujar kak Salamun dengan membuka pintu pelan-
pelan.
"Ini kak, Danen beli martabak telor tadi disekolah, kakak mau gak?" ujarku
"Hmm... Ya mau dong, apalagi danen yang beli." jawab kak Salamun dengan
senang.
(Setelah selesai makan, kemudian aku bersama kak Salamun segera pergi ke
Mushola untuk menjalankan shalat magrib).
Sesampainya di kamar kost, seperti biasanya aku segera murajaah (ngaji)"
(Tidak lama, Azan Isya terdengar telinga)
Aku segera turun untuk shalat Isya berjamaah, tidak lupa aku selalu berangkat ke
mushola dengan kak Salamun. Kebetulan aku selalu melewati kamarnya.
Setelah pulang shalat, aku sengaja untuk main ke kamar kak Salamun dan
biasanya kita selalu berdiskusi untuk makan apa malam ini.
"Sudah makan belum kak?", ujarku basa-basi.
"Belum dik, kakak baru masak nasi nih.", jawab kak Salamun.
"Yaudah kak, kita cari makan keluar yuk, sekalian beli lauk untuk makan sahur
nanti." kata ku.
"Yuk dik, kebetulan besok kan hari Kamis, kita selalu rutin puasa Senin-Kamis"
jawab kak Salamun.
Jujur aku senang memiliki kakak seperti kak Salamun, selama ini aku sangat
dekan dengan dia dan kita selalu mengingatkan satu sama lain.Termasuk saat
sahur dan berbuka bersama, membangunkan sahur yang menjadi kenikmatan dan
momen yang berharga.
(Setelah pergi membeli makanan untuk makan malam dan makan sahur, aku
bersama Kaka Salamun segera pulang ke Asrama).
Aku selalu makan di kamar kak Salamun, karena segala sesuatu sudah
disiapkan dengan sangat baik, jadi aku sangat bersemangat untuk makan bersama
dia. Setelah selesai, aku selalu menyempatkan untuk bercerita tentang kejadian
hari ini, termasuk kegiatan disekolah bersama kak Salamun. Tidak hanya itu, kita
juga saling bertukar cerita, baik itu tentang nasihat, larangan, dan anjuran yang
menjadi kesepakatan untuk kita bersama.
(Hari semakin malam, dan keadaan di Asrama Nabil semakin sepi)
Aku segera pergi kekamar dan tidur agar bisa bangun untuk sahur.
(Waktu menunjukkan pukul 03:55 pagi dan terdengar suara memanggil dari luar
pintu)
"Danen, danen, bangun dik, tok.. tok.. tok.." Suara kak Salamun dengan
volume keras.
Akupun segera bangun dan sahur bersama di kamar kak Salamun. Seperti
biasanya, kak Salamun sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat baik.
Nasi, lauk, dan minum sudah tersedia dikamarnya. Aku sangat senang sahur
bersama kak Salamun. Aku dan kak Salamun makan sahur bersama walaupun
sedikit rasa kantuk dan mata masih belum terbuka dengan sempurna, kami tetap
makan dengan segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT, tentunya masih
diberikan nikmat sehat dan bisa menjalankan puasa Sunnah dengan Istiqomah.
Setelah mendekati azan subuh, aku segera menyelesaikan makan sahurku.
Tentu saja aku selalu membantu kak Salamun untuk membersihkan bekas piring
dan gelas yang digunakan, karena aku sangat mengerti rasa iba dan pengertian
kepada kak Salamun begitu juga sebaliknya.
Sepulang dari mushola, aku segera naik keatas untuk mempersiapkan keperluan
sekolah seperti biasanya.
(Waktu menunjukkan pukul 06:15 pagi)
Alhamdulillah, pagi telah tiba. Aku seperti biasa membersihkan kamar dan
segera mandi, sebelum banyaknya antrean di kamar mandi semakin panjang.
Setelah semuanya sudah siap, aku segera turun untuk sarapan dan berangkat ke
Sekolah. Kebetulan aku selalu melewati kamar kak Salamun, jadi aku iseng
dengan mengetuk pintu kamarnya dan pergi, hehehe....
Seperti biasa, aku sekolah dari pagi hingga sore. Setelah bel berbunyi
petanda pulang sekolah, aku segera pulang ke kosan. Sembari jalan kaki, aku
sambil memikirkan untuk membeli menu buka puasa. Tentunya aku akan
membicarakan ini bersama kak Salamun. Aku segera menghampiri kak Salamun
dikamarnya, dan ternyata kak Salamun sudah membelikan siomay kesukaan ku
yang ia beli di depan kampus UIN Raden Intan Lampung.
"Wahh ini siomay kesukaan danen kak, hmm." kataku sambil menunjukkan
ekspresi gembira.
"Iyadong, kan Kakak peka." ujar Kak Salamun dengan candaan nya.
Kak Salamun selalu mengerti dengan segala keadaan yang ada. Aku berniat untuk
membeli lauk tambahan untuk berbuka.
"Kak kita mau beli lauk apa nih?" tanya ku pada Kak Salamun.
"Kita beli ayam goreng dan sayur." jawab Kak Salamun
"Kita gak beli minum kak?" Tanya aku
"Hmm, gimana kalau kita beli es dugan dik?" Tanya Kak Salamun.
"Oke kak, yuk berangkat sebelum adzan magrib."
Setelah sedikit berbicara mengenai menu yang akan dibeli, aku bersama kak
Salamun membeli lauk dan minuman di sekitar Asrama. Aku sempat bingung
mencari tempat yang berjualan lauk dan sayur, karena disekitar kosan banyak
yang menjual sayur dan lauk yang menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar.
Disepanjang jalan, aku dan Kak Salamun sambil berpikir mencari tempat yang
berjualan. Akhirnya kita menemukannya, aku dan kak Salamun segera membeli
lauk tersebut dan segera pulang ke kosan.
Sesampainya diperjalanan, aku lupa membeli minuman. Aku bergegas mencari
disekitar jalan menuju arah pulang, akhirnyaaku menemukan orang yang
berjualan es dugan dibelakang kampung UIN Raden Intan Lampung. Setelah
mendapatkan semuanya, aku dan Kak Salamun akhirnya pulang.
(Hari mulai gelap, dan magrib akan tiba)
Aku segera siap-siap untuk berbuka puasa dan tentunya berbuka di kamar kak
Salamun. Suara adzan magrib sudah terdengar, aku dan kak Salamun segera
membatalkan puasanya dengan air putih dan juga siomay yang kak Salamun
khusus belikan untukku.

Kebersamaan aku dan Kak Salamun menjadi kenangan sejarah yang tidak
terlupakan, apalagi ketika membangunkan sahur dan berbuka bersama. Dimana
rasa keakraban dan kedekatan yang membawa aku dalam hal positif menjadi poin
penting dalam hidup. Rasa senang, sedih, dan bangga ketika selalu bersama kak
Salamun terutama dalam segi spritual atau ibadah. Tentu semua ini adalah
peristiwa dalam hidupku yang berkesan. Tidak dapat kita sadari, kita akan
berpisah hingga waktu yang tidak ditentukan akibat adanya pandemi Covid-19.
Semua kegiatan dan aktivitas sekolah diliburkan, aku harus pulang ke kampung
halaman dan begitu juga kak Salamun. Jujur keadaan ini membuatku sedih dan
kecewa, karena harus berpisah dengan teman-teman di Asrama Nabil dan tidak
dapat lagi berbuka dan sahur bersama Kak Salamun. Sampai saat ini aku masih
menjalin silaturahmi dengan Kak Salamun, walaupun hanya melalui media chat
WhatsApp. Aku berharap, rasa kebersamaan dan momen yang sangat berharga
dengan Kak Salamun di Asrama Nabil akan segera terulang.

Anda mungkin juga menyukai