Anda di halaman 1dari 5

Nama : TEGUH ANUGERAH BRAHIM

NIP : 19910716 2020121007


NDH : 10
Instansi : SEKRETARIAT DAERAH LAMANDAU
Angkatan : XX
Kelompok :1

A. ANALISIS ISU
Bela Pengadaan adalah platform yang disediakan untuk memudahkan para pelaku
UMKM menjual produknya ke pasar pemerintah. Melalui platform ini, pelaku UMKM bisa
menjadi penyedia barang dan jasa pemerintah dengan maksimal Rp50 juta per paket atau
transaksi.
Analisis isu yang akan diangkat kali ini pada Unit Kerja Pengadaan barang dan Jasa
Lamandau adalah percepatan pelaksanaan Bela Pengadaan pada pengadaan barang dan jasa
di kabupaten Lamandau. Adapun isu yang sedang menjadi sorotan di UKPBJ Lamandau
menurut analisis penulis adalah adanya faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan
Bela Pengadaan pada pengadaan barang dan jasa yaitu:
1. Kurang aktifnya Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan
Perindustrian pada kabupaten Lamandau dalam mensosialisasikan Bela Pengadaan.
2. Pelaku usaha yang cenderung bersikap apatis terhadap program Bela Pengadaan.
3. Sarana dan Prasarana seperti komputer, internet dan smartphone yang tidak semua
dimiliki oleh pelaku usaha.
4. Sumber daya manusia pelaku usaha yang tidak siap dalam mengoperasikan aplikasi
Bela Pengadaan.

B. TEKNIK TAPISAN ISU


Alat bantu tapisan yang digunakan adalah analisis USG yaitu salah satu metode skoring
(1 s.d 5) untuk menentukan prioritas isu yang harus diselesaikan. Analisis Urgency,
Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode skoring untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat
risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas
masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar
masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang
tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness,
dan growth dapat diuraikan sebagai berikut (Kotler dkk, 2001):
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti
bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain
adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan. Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik
scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari
masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah
tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel. Teknik USG

NO ISU KRITERIA PRIORITAS


U S G
1 Kurang aktifnya Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah, Perdagangan dan
4 3 3 10
Perindustrian pada kabupaten Lamandau
dalam mensosialisasikan Bela Pengadaan.

2 Pelaku usaha yang cenderung bersikap apatis 4 4 5 13


terhadap program Bela Pengadaan.

3 Sarana dan Prasarana seperti komputer,


internet dan smartphone yang tidak semua 3 4 3 10
dimiliki oleh pelaku usaha.

4 Sumber daya manusia pelaku usaha yang


tidak siap dalam mengoperasikan aplikasi
3 3 3 9
Bela Pengadaan.

Keterangan: U: Urgency, S: Seriousness, G:Growth


Interval penentuan prioritas
1. Angka 1 sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
2. Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
3. Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak;
4. Angka 4: mendesak/gawat dan dampak;
5. Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.
Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang menjadi prioritas adalah “Pelaku Usaha yang
cenderung bersikap apatis terhadap program Bela Pengadaan”.

C. TEKNIK ANALISI ISU


Berdasarkan identifikasi dan analisis isu dengan menggunakan teknik USG, isu/ masalah
yang menjadi prioritas dalam penyelesaiannya adalah “Pelaku Usaha yang cenderung
bersikap apatis terhadap program Bela Pengadaan” dengan jumlah nilai 13. Untuk dapat
mengetahui seberapa kuat dan lemahnya isu tersebut, serta peluang dan ancaman yang dapat
ditimbulkan akibat Pelaku Usaha yang cenderung bersikap apatis terhadap program Bela
Pengadaan maka akan di analisis menggunakan analisis SWOT berikut ini :
1. Kekuatan/Strenght
Strategi kekuatan adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal, yaitu dengan cara:
a. UKPBJ Lamandau telah siap SDM dalam melaksanakan program Bela Pengadaan.
2. Kelemahan/Weaknesess
a. Keterbatasan tenaga SDM.
b. Sarana dan prasarana yang kurang dalam menunjang pelayanan optimal.
c. Minimnya dukungan bagi pelatihan SDM.
3. Peluang/Opportunities
a. Masih sedikitnya pelaku usaha di kabupaten Lamandau.
b. Kemajuan IPTEK.
c. Adanya tuntutan pengadaan barang dan jasa dalam pembangunan di kabupaten
Lamandau.
4. Ancaman/Threats
a. Ketidakpuasan terhadap pelayanan OPD terkait.
b. Adanya persepsi biaya dalam pengurusan pendaftaran program Bela Pengadaan.

D. DAMPAK JIKA ISU TIDAK SEGERA DITANGANI


Dampak yang akan terjadi jika isu tersebut tidak segera diselesaikan, yakni :
1. Tidak tercapainya mutu pelayanan kesehatan
2. Tidak terjaminnya efektifitas, keamanan dan efisiensi obat yang digunakan.
3. Dapat menyebabkan penggunaan obat yang tidak rasional yang berdampak pada
kesehatan dan keselamatan pasien (patient safety).
Peluang/Ancaman Bobot Rating Bobot x Rating
Masih sedikitnya pelaku usaha di kabupaten 0.15 3 0.45
Lamandau
Kemajuan IPTEK. 0.3 3 0.9
Adanya tuntutan pengadaan barang dan jasa 0.35 4 1.4
dalam pembangunan di kabupaten Lamandau
Ketidakpuasan terhadap pelayanan OPD 0.1 2 0.2
terkait.
Adanya persepsi biaya dalam pengurusan 0.1 3 0.3
pendaftaran program Bela Pengadaan.
JUMLAH 1 3.25
Kekuatan/Kelemahan Bobot Rating Bobot x Rating
UKPBJ Lamandau telah siap SDM dalam 0.5 4 2
melaksanakan program Bela Pengadaan
Keterbatasan tenaga SDM. 0.2 2 0.4
Sarana dan prasarana yang kurang dalam 0.2 3 0.6
menunjang pelayanan optimal.
Minimnya dukungan bagi pelatihan SDM. 0.1 3 0.3
JUMLAH 1 3.3
Berdasarkan analisa SWOT diatas, maka akan didapatkan hasil alternatif strategi yaitu
memanfaatkan peluang eksternal untuk mendayagunakan kekuatan/kelebihan yang
dimiliki atau Strategi S-O (Strength – Opportunity)

E. GAGASAN DALAM UPAYA MEMPERCEPAT PROGRAM BELA PENGADAAN


PADA KABUPATEN LAMANDAU
Dari berbagai macam kendala belum terlaksanya program Bela Pengadaan pada
kabupaten Lamandau maka akan dilaksanakan :
a. UKPBJ Lamandau terus memberi layanan bantuan bagi pelaku usaha yang akan
mendaftar program Bela Pengadaan
b. OPD terkait mendorong keikutsertaan pelaku usaha mengingat masih sedikitnya
pelaku usaha di kabupaten Lamandau
c. Memanfaatkan Kemajuan IPTEK seperti aplikasi Bela Pengadaan.
d. Mendorong pelaku usaha lebih aktif dalam mengikuti program Bela Pengadaan
mengingat tuntutan pengadaan barang dan jasa dalam pembangunan di Kabupaten
Lamandau.

Anda mungkin juga menyukai