Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah Manajemen Kesatuan Pengelolaan Hutan Medan, Agustus 2021

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDUKUNG PENURUNAN KEBAKARAN


HUTAN DAN LAHAN DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS) DI DESA RIMBO PANJANG KECAMATAN
TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

Dosen Penanggung Jawab:


Prof. Rahmawaty, S.Hut., M.Si., Ph.D.

Disusun Oleh:
191201
191201
Venecia Margaretha Sihombing 191201182

Kelompok 1
MNH 5

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
1. LATAR BELAKANG
Bencana kebakaran hutan dan lahan akhir-akhir ini sudah semakin
mengganggu, baik ditinjau dari sudut pandang sosial maupun ekonomi.
Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindarkan, bahkan sudah mempengaruhi
hubungan politik antar negara tetangga. Luas wilayah yang terbakar saat ini
seolah mengingatkan semua pihak pada kejadian yang sama sekitar sepuluh tahun
yang lalu. Dampak kebakaran hutan dan lahan yang paling menonjol adalah
terjadinya kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan masyarakat dan sistem
transportasi sungai, darat, laut, dan udara. Secara sektoral dampak kebakaran ini
mencakup sektor perhubungan, kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial, termasuk
citra bangsa di mata negara tetangga dan dunia. Kebakaran hutan dan lahan terjadi
setiap tahun dengan luas cakupan dan jumlah titik api (hot spot) yang bervariasi.
Kejadian ini sebenarnya telah diantisipasi, namun tidak berdaya melakukan
pencegahan. Menurut berbagai hasil kajian dan analisis, penyebab kebakaran
hutan dan lahan berhubungan langsung dengan perilaku manusia yang
menginginkan percepatan penyiapan lahan (land clearing) untuk persiapan
penanaman komoditas perkebunan.
2. MASALAH
Kebakaran hutan dapat terjadi oleh faktor yang disengaja dan tidak disengaja.
Faktor kesengajaan ini pada umumnya disebabkan oleh tindakan oknum tidak
bertanggung jawab yang membuang puntung rokok secara sembarangan dan
pengusaha-pengusaha kelapa sawit yang secara sengaja membakar dengan alasan
ingin melakukan pembukaan lahan

3. PEMIKIRAN PEMECAHAN MASALAH


Dalam masalah yang dihadapi, perlu dilakukan analisis mengenai Faktor-
faktor dan upaya penyelesaian kebakaran hutan lahan gambut, agar dapat
dilakukan pembaharuan yang lebih baik dalam pengelolaannya.

4. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH


Strategi utama yang dapat menjamin keberhasilan pencapaian tujuan
Pengendalian kebakaran hutan antara lain:
1. Mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total
sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah
daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi. Ketika
mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel
semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu
tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau
berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di
sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar.
2. Memadamkan kebakaran hutan dengan segera sewaktu api masih kecil
Sebelum api menyebar kita dapat langsung metaikan api sewaktu kecil dengan
cara menyiram dengan air atau menngunakan metode menngunakan pasir.
3. Pembuatan sumur bor untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan merupakan
bentuk kerjasama antara masyarakat dan pemerintah terkait yakni Badan
Restorasi Gambut sejak tahun 2015 dalam mengendalikan dan mencegah
terjadinya kebakaran. Informasi keadaan kering atau basahnya gambut didapat
dari alat pemantau kelembaban yang terpasang disalah satu lahan gambut

5. RENCANA TINDAK LANJUT


Dari hasil informasi yang didapatkan, ada beberapa upaya pengendalian
kebakaran hutan dan lahan serta solusi yang telah dilaksanakan di lapangan
diantaranya pembuatan sumur bor dan canal blocking. Dari hasil survei dan
wawancara yang dilakukan bahwa jumlah sumur bor yang terdapat di Desa Rimbo
Panjang berjumlah sebanyak 160 unit yang tersebar di kawasan gambut yang sering
terjadi kebakaran dan jumlah canal blocking yang telah dibuat sebanyak 95 unit di
Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Provinsi Riau mempunyai karakteristik ekosistem daratan yakni hutan tropis
daratan rendah dan rawa gambut yang memberikan sumberdaya alam yang
sangat besar untuk mendukung aktifitas pembangunan yang dilaksanakan di
Provinsi Riau.
DAFTAR PUSTAKA

Larasati, B., Kanzaki, M., Purwanto, RH., dan R Sadono. (2019). Fire Regime in a
Peatland Restoration Area: Lesson from Central Kalimantan (Rezim
Kebakaran Hutan dan Lahan di Area Restorasi Lahan Gambut: Studi
dari Kalimantan Tengah). Jurnal Ilmu Kehutanan 13, pp: 210-226.
BIODATA SINGKAT

Venecia Margaretha Sihombing, Mahasiswi Kehutanan


Universitas Sumatera Utara (USU). Lahir di Bengkalis, 04
November 2001. Pada tahun 2019 menamatkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Bukit Batu. Saat ini aktif
sebagai mahasiswi semester 5 di Departemen Manajemen
Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara
(USU). Pada Tahun 2017 dan 2018 saya menikuti
Olempiade Nasional pada mata pelajaran Biologi, serta
saya juga mengikuti English Olympiad Sumatera pada
tahun 2018, dan masih banyak lagi lomba-lomba pada
cangkupan sekolah saya. Untuk di kehutanan saya
mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH)
dan berkesempatan menjadi ketua kelompok.

Anda mungkin juga menyukai