Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)

PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:


SOP/KKK/08 02 1 of 4
Tanggal Terbit: Ditetapkan,
Direktur
Standard Operating Procedure
29 Desember 2011
Dr. Juniwati Gunawan

Pengertian :

Kondisi yang membutuhkan evakuasi atau ‘code orange’ adalah kondisi dimana terjadi kebakaran ataupun
terdapatnya ancaman bom ataupun adanya potensial hazard yang mungkin membahayakan langsung pasien,
pengunjung dan karyawan sehingga mereka harus dipindahkan. Evakuasi atau ‘code orange’ juga harus
dilakukan jika ada kemungkinan terjadi kerusakan bangunan atau adanya bahaya potensial kerusakan
bangunan karena suatu sebab (misalnya karena gempa bumi, dan lain-lain), dimana jika orang-orang tetap
berada dalam bangunan akan lebih berbahaya jika dibandingkan bahaya yang mungkin terjadi jika mereka
harus dievakuasi.

Keputusan untuk suatu tindakan evakuasi atau ‘code orange’ di rumah sakit merupakan suatu keputusan yang
sulit, hal tersebut disebabkan terdapat berbagai kondisi pasien, seperti kondisi pasien yang tidak stabil dan
membutuhkan peralatan medis, pasien yang tidak dapat mobilisasi bebas dan lainnya. Sehingga keputusan
untuk evakuasi pasien di rumah sakit hanya untuk kondisi yang benar-benar perlu, dan evakuasi total seluruh
RS hanyalah merupakan pilihan terakhir.

Tujuan :

1. Mempersiapkan suatu respon plan untuk menghadapi kejadian evakuasi ‘code orange’.
2. Menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan karyawan yang berada dalam lingkungan rumah sakit.

Kebijakan:

1. Dalam kondisi yang membutuhkan evakuasi setiap karyawan bertanggung jawab atas keselamatan diri
sendiri, pasien dan pengunjung.
2. Setiap karyawan mesti terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses evakuasi.

Prosedur:

I. Evakuasi atau ‘code orange’ hanya boleh dinyatakan oleh supervisor/chief security ataupun danru setelah
berkoordinasi dengan Direktur/Manajer/Supervisor keliling. Jika ada kondisi yang membutuhkan evakuasi
atau ‘code orange’ dengan segera dan tidak bisa menunggu lagi, maka chief security ataupun Danru berhak
menyatakan ‘code orange’ tanpa koordinasi dengan direktur/Manajer terlebih dahulu.

II. Evakuasi atau ‘Code Orange’ akan dinyatakan berdasarkan kondisi dan situasi yang terjadi. Jika kondisi
memungkinkan maka ‘code orange’ akan dinyatakan secara berurutan, biasanya bermula dari kamar pasien
dan jika diperlukan maka pernyataan ‘Code Orange’ akan berlanjut ke ruangan ataupun ke lokasi lain yang
memerlukannya.

Ada 4 tipe evakuasi yang dilakukan di RS jika terjadi kebakaran:


1. Evakuasi Per Zona adalah:
Memindahkan pasien dan personel yang langsung berada dalam kondisi bahaya ke area yang
sama yang lebih aman. Ini termasuk memindahkan pasien menjauhi daerah kebakaran ke area
yang lebih aman dalam ruangan yang sama.
2. Evakuasi Horisontal adalah:
RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)
PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:
SOP/KKK/08 02 2 of 4

Memindahkan pasien-pasien ke lokasi evakuasi yang telah ditentukan tapi masih di lantai yang
sama (ini merupakan evakuasi yang paling sering dilakukan jika terjadi kebakaran).
3. Evakuasi Lantai adalah:
Memindahkan pasien dan personel ke lantai lain, biasanya ke lantai dibawah area yang terkena.
Hal ini dilakukan jika perlu untuk memindahkan personal ke lokasi yang lebih aman, tapi
evakuasi seluruh gedung belum perlu dilakukan.
4. *Evakuasi Keluar Gedung adalah:
Memindahkan seluruh pasien dan personel ke luar gedung menuju lokasi assembling point.

Keterangan *:
Biasanya hanya direktur atau management yang boleh menyatakan Code Orange (Evakuasi) Keluar
Gedung. Evakuasi Keluar Gedung adalah kondisi yang sangat jarang dan hanya dilakukan dalam
kondisi yang benar-benar bahaya.

III. Prioritas evakuasi ‘Code Orange’ pasien-pasien dalam ruang perawatan adalah berdasarkan:
1. pasien yang berada langsung dalam kondisi bahaya
2. pasien yang dapat mobilisasi sendiri tanpa bantuan
3. pasien yang membutuhkan kursi roda ataupun bantuan orang lain untuk mobilisasi
4. pasien yang tidak bisa turun dari tempat tidur dan membutuhkan bantuan penuh untuk
mobilisasinya.

IV. Dalam evakuasi, pasien yang berada dikondisi yang langsung dalam bahaya harus dievakuasi terlebih
dahulu sebelum yang lainnya, JANGAN MENUNGGU SAMPAI ADA INSTRUKSI UNTUK
MEMINDAHKAN PASIEN, karena pasien dalam kondisi yang membutuhkan evakuasi segera. Jika pasien
tidak berada dalam kondisi yang langsung dalam bahaya, tunggu sampai ada instruksi untuk evakuasi ‘code
orange’ selanjutnya.

V. Untuk evakuasi ataupun ‘Code Orange’ jika terjadi kebakaran ‘Code Red’ maka:
1. pasien di kamar dimana terjadi kebakaran harus segera dipindahkan kemudian dilanjutkan dengan
pasien-pasien yang bersebelahan kamarnya dan pasien yang kamarnya persis diseberangnya mesti
dipindahkan terlebih dahulu.
2. jika dibutuhkan evakuasi lebih lanjut, maka ‘Code Orange’ akan dinyatakan berdasarkan lokasi
yang dianggap perlu. Prioritas prosedur evakuasi adalah sama, dimana pasien yang bisa berjalan
sendiri dikeluarkan terlebih dahulu. Pasien dan pengunjung diminta membentuk barisan di depan
kamarnya dan keluar berurutan didampingi seorang staf RS yang memimpin di depan mereka
menuju ke lokasi evakuasi yang telah ditentukan.
3. ketika pasien yang bisa mobilisasi berhasil dievakuasi dengan selamat, maka staf lain dan tenaga
bantuan kembali untuk mengevakuasi pasien yang tidak bisa mobilisasi bebas. Strecher, kursi roda
ataupun selimut dapat dipakai untuk mengangkat pasien yang tidak bisa mobilisasi.
4. jika terjadi kejadian kebakaran, maka setelah pasien selesai dievakuasi dari kamar, pintu kamar
pasien mesti ditutup rapat kembali untuk mencegah meluasnya kebakaran.
5. jika pasien dan pengunjung sudah berhasil dikeluarkan dari kamar, maka PJ akan memberi tanda
‘X’ di depan pintu kamar.

VI. Jika terjadi evakuasi atau ada kemungkinan akan dilakukan evakuasi atau ‘code orange’, maka:
1. PJ ruangan atau Supervisor ruangan akan langsung mendata pasien dan pengunjung di masing-
masing kamar dengan menggunakan ‘form code orange’ (lihat lampiran 1) yang terletak di dekat
helm-helm untuk fire safety.
2. Jika pasien dan pengunjung akan dievakuasi ke luar RS ke ‘assembling point’, maka setiap pasien
dan pengunjung yang sudah berhasil evakuasi keluar RS harus melaporkan diri kepada petugas
RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)
PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:
SOP/KKK/08 02 3 of 4

khusus di assembling point untuk menyatakan bahwa mereka sudah berhasil evakuasi keluar dari
RS dengan selamat. Demikian juga dengan karyawan RS yang sudah berhasil evakuasi ke
assembling point dan tidak harus masuk lagi untuk membantu proses evakuasi harus melaporkan
diri kepada petugas di assembling point .
3. Petugas khusus untuk mencatat pasien, pengunjung dan karyawan yang sudah berhasil dievakuasi
di assembling point akan ditunjuk oleh supervisor keliling.

VII. Code Orange untuk well-baby dan bayi diperinatologi.


1. Untuk well-baby dan bayi yang kondisinya aman (tidak membutuhkan bantuan khusus) maka
bayi-bayi tersebut akan diserahkan ke ibu/orang tuanya masing-masing jika ibunya masih dalam
perawatan rumah sakit. Hal tersebut juga diinformasikan ke nurse di bagian merpati untuk dicatat
ke dalam data pasien di form code orange diruangan merpati.
2. Jika tidak ada ibunya dan bayi-bayi tersebut harus dievakuasi maka nama bayi tersebut didata
beserta nama karyawan RS yang bertanggung jawab untuk mengevakuasikan bayi tersebut secara
langsung. Dan di lokasi berkumpul sementara harus ada 1 orang karyawan yang bertanggung
jawab (dari ruangan perinatologi) untuk menerima bayi-bayi tersebut sehingga setiap bayi tetap
aman dan dapat diserahkan kembali dengan selamat kepada orang tuanya masing-masing.
3. Untuk bayi-bayi yang di perinatologi level III atau yang membutuhkan bantuan khusus, maka
perlakuan untuk evakuasinya sama seperti pasien CCU.

VIII. Code Orange untuk CCU dan bayi diperinatologi level III (NICU).
1. Jika ada kemungkinan code orange (evakuasi) maka dr. Ruangan dan Supervisor/PJ ruangan CCU
dan NICU akan langsung menilai dan memutuskan prioritas evakuasi beserta prognosa pasien-
pasien yang harus dievakuasi.
2. Supervisor/PJ ruangan CCU dan NICU bertanggung jawab untuk mobilisasi pasien ke alat
transportasi/kendaraan dan bertanggung jawab menyiapkan peralatan, obat-obatan dan keterangan
medis yang akan dibutuhkan pasien selama perjalanan sampai ke RS rujukan.
3. Supervisor/PJ ruangan CCU dan NICU akan berkoordinasi dengan UGD untuk masalah rujukan
ke RS lain.

IX. Code Orange untuk UGD (Unit Gawat Darurat).


1. Jika ada kejadian code orange maka UGD yang bertanggung jawab untuk mencari dan
menghubungi rumah sakit lain yang menjadi tempat tujuan pasien akan dirujukan terutama pasien
dari CCU, bayi perinatologi level III dan pasien ruangan yang harus mendapatkan pelayanan RS
lain dengan segera karena kondisi penyakitnya.
2. Supervisor/PJ UGD juga bertanggung jawab untuk mencari/menyiapkan alat transportasi dan
tenaga untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain.
3. UGD bertugas mencatat nama-nama pasien yang dirujuk beserta peralatan medis, obat-obatan dan
keterangan medis yang dibawa pasien tersebut.

VII. Jika terdapat bom, maka setelah selesai dievakuasi dari kamar maka pintu kamar pasien dibiarkan tetap
terbuka untuk mencegah terjadinya tekanan tinggi jika ada ledakan.

Unit Terkait :

1. Direktur
2. Manajer
3. Tim Fire Safety & Emergency
4. Komite K3
5. Security
RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)
PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:
SOP/KKK/08 02 4 of 4

6. Karyawan RSPB
7. Pasien
8. Pengunjung RSPB
Lampiran 1

Ruangan : ………………………………………..
Supervisor/PJ : ………………………………………..
Total pasien : ……………................
Total visitor/pengunjung : ………………………..
Total karyawan : ………………………..
Total orang : ………………………..

Kamar/Be No Pasien/Pengunjung Mobilisasi- Sudah


d Butuh Berhasil di
Bantuan Evakuasi (√)
(Ya/ Tidak)
RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)
PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:
SOP/KKK/08 02 5 of 4
RUMAH SAKIT Evakuasi (‘Code Orange’)
PREMIER BINTARO Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:
SOP/KKK/08 02 6 of 4

Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:


Nama Dr.Yusnitha Chandra Dr.Angela G.Lilipaly Dr. Juniwati Gunawan
Jabatan Ketua K3 QMR Direktur
Tandatangan

Anda mungkin juga menyukai