Team project ©2017
Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI
NIM : 14120210179
TANGERANG
2018
NIM : 14120210179
dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya tugas akhir ini adalah asli dan
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
ii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
KATA PENGANTAR
Ketertarikan penulis terhadap topik tugas akhir yang dipilih ialah melihat adanya
perkotaan dengan pola hidup yang lebih kompleks. Fenomena ini dianggap
sebagai topik tugas akhir. Tujuan yang ingin penulis capai ialah untuk
dan psikologis yang dikemas dalam media buku ilustrasi sehingga lebih mudah
untuk dipahami.
Selama proses perancangan tugas akhir ini, penulis banyak bertanya dan
berdiskusi dengan para ahli serta penderita mengenai gangguan tidur sleep
paralysis. Melalui proses tersebut, penulis menemukan fakta, alasan logis serta
mengalaminya.
Proses penulisan laporan dan perancangan tugas akhir ini tidak akan
berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari orang – orang sekitar.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan
bantuannya kepada:
v
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
ABSTRAKSI
vii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
ABSTRACT
After being busy and tired for the whole day, people need to give themselves break
time, including sleep. It matters when people in such condition can’t sleep well
due to sleep disorder, such as sleep paralysis. Sleep paralysis is more well known
as “ketindihan” among Indonesians. The main feature of sleep paralysis is the
sufferer can’t move their body nor speak when they are suddenly awaken in the
middle of night. Thus, some sufferer might get thrilled by this experience. Sleep
paralysis generally happens first time at the age of 14 – 17 years old. The purpose
of creating illustrated book is to add visual explaination about sleep paralysis in
medical and psychological perspective so that teenagers understand more and not
get thrilled when it happens to them. Writer will use both qualitative and
quantitative methods to gather some data from experts and teenagers about sleep
paralysis.
viii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
DAFTAR ISI
SLEEP PARALYSIS.................................................................................................. I
ABSTRACT ..........................................................................................................VIII
ix
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2.1.1. Buku ............................................................................................ 6
x
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
4.1.6. Perancangan Layout .................................................................. 82
xi
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.10 Penyebaran kuesioner melalui Clifton (kiri) dan Rindra (kanan) ... 62
xii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Gambar 4.12 Elemen pendukung versi digital ...................................................... 75
Gambar 4.33 Alternatif 4 halaman pada bab 1 versi digital (terpilih) .................. 92
xiii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Gambar 4.35 Hasil halaman pada bab 2 versi digital ........................................... 93
Gambar 4.36 Alternatif 1 dan 2 halaman pada bab 3 versi digital ........................ 94
Gambar 4.37 Alternatif 3 halaman pada bab 3 versi digital (terpilih) .................. 94
Gambar 4.38 Alternatif 1 dan 2 halaman pada bab 4 versi digital ........................ 95
Gambar 4.39 Alternatif 3 halaman pada bab 4 versi digital (terpilih) .................. 96
Gambar 4.40 Alternatif 1 dan 2 halaman pada bagian closing versi digital ......... 97
Gambar 4.41 Alternatif 3 halaman pada bagian closing versi digital (terpilih) .... 97
xiv
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Gambar 4.58 Tote bag ......................................................................................... 115
xv
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kelebihan dan kekurangan buku ‘The ABCs of Journaling’ ................ 54
Pernikahan’ ................................................................................................... 55
Tabel 3.6 Kelebihan dan kekurangan buku ‘The Miracle of Enzym’ .................... 56
xvi
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
BAB I
PENDAHULUAN
mengalami gangguan tidur. Salah satu jenis gangguan tidur ialah sleep paralysis
atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan kelumpuhan tidur. Sebagian besar
Dalam artikel yang ditulis oleh Larasaty (2015) disebutkan bahwa gangguan tidur
sleep paralysis yang kerap disertai dengan kesulitan bernapas dan munculnya
sosok – sosok yang tidak diinginkan dapat membuat panik siapapun yang
mengalaminya.
September 2017, beliau mengatakan bahwa gangguan tidur sleep paralysis terjadi
karena proses tidur yang tiba-tiba tidak berurutan seperti seharusnya sehingga
tubuh karena otot tubuh masih tertidur. Hal tersebut yang menyebabkan sleep
paralysis sering dikaitkan dengan hal mistis dimana sebagian orang memercayai
bahwa sleep paralysis terjadi karena adanya roh jahat yang menindih orang yang
tengah tertidur tersebut. Beliau melanjukan bahwa terjadinya sleep paralysis dapat
dipicu oleh kelelahan fisik maupun psikis yang dialami oleh penderita. Murphy
dalam artikel yang ditulis oleh Sinulingga (2013) menyatakan bahwa usia rata –
rata manusia mengalami sleep paralysis ialah 14 – 17 tahun dan terjadi seimbang
1
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Dalam riset awal pada tanggal 14 – 16 September 2017, penulis
tersebut, didapatkan bahwa dari 50% responden yang pernah mengalami sleep
paralysis, 38% dari mereka merasa cemas, takut dan khawatir, 6% merasa
bingung karena tidak mengetahui penyebab medis dan psikologis terjadinya sleep
paralysis. Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan pada bulan Juli
2017 dengan mengunjungi toko buku, belum ada media yang menyediakan
informasi mengenai sleep paralysis secara khusus, yang ada hanya berupa bagian
kecil dari buku teks mengenai tidur. Melihat kemungkinan tersebut, maka perlu
Dalam artikel yang ditulis oleh Baron (2014), beliau melalui penelitiannya
menemukan bahwa membaca buku yang dicetak membantu pembaca untuk lebih
fokus dan mencermati isi dari buku yang dibaca. Selain itu, informasi – informasi
yang tertera dalam buku yang dicetak bersifat lebih sah dan terpercaya (Rustan,
2009, hlm. 8). Ilustrasi dibutuhkan dalam perancangan ini karena menurut
penelitian Mahood (2006), remaja merasa kesulitan dan bosan dalam mencerna isi
buku yang hanya berisi teks sehingga banyak dari remaja menolak untuk
membaca buku (hlm. 9). Zeegen (2009) menyatakan bahwa kehadiran ilustrasi
Dasar ketertarikan penulis terhadap topik yang dipilih ialah karena topik
tersebut terkait dengan diri penulis serta orang – orang terdekat yang kerap
2
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
beberapa kali mengalami sleep paralysis. Pengalaman tersebut dirasakan penulis
menyebabkan depresi. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk membuat tugas
akhir yang berjudul “Perancangan Buku Ilustrasi Mengenai Gangguan Tidur Sleep
Paralysis”.
medis dan psikologis pada remaja usia 14 – 17 tahun yang tinggal di perkotaan
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai apa itu sleep paralysis, bagaimana
ciri-ciri gangguan tersebut terjadi, apa penyebab terjadinya sleep paralysis dari
sudut pandang medis dan psikologis, serta cara mengatasi dan mencegahnya.
penelitian kedokteran yang telah dilakukan dengan wawancara dari para ahli.
1. Demografis
a. Usia : 14 – 17 tahun.
3
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2. Geografis
Di kota Tangerang.
3. Psikografis
Remaja yang bingung; cemas; takut; atau khawatir akibat mengalami sleep
ilustrasi.
kawasan Jabodetabek.
4
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
3. Para remaja tidak mengalami kebingungan atau kecemasan ketika mengalami
sleep paralysis.
4. Penulis berharap tugas akhir ini dapat menjadi referensi bagi penelitian
5
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
media buku mengenai topik yang penulis bahas masih sangat minim beredar, tidak
detail dan hanya berupa buku teks. Melihat kondisi tersebut, buku ilustrasi
menjadi pilihan penulis sebagai media yang kiranya dapat membantu para remaja
untuk lebih memahami topik yang penulis bahas melalui peran ilustrasi.
2.1.1. Buku
Menurut Haslam (2006) buku memiliki arti sebagai lembaran kertas yang menjadi
waktu (hlm. 9). Oleh karena buku yang akan dirancang penulis berfungsi untuk
antar bab serta kejelasan informasi didalamnya. Buku memiliki ukuran yang
6
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Rustan (2009) buku memiliki 3 bagian yang masing – masing memiliki
1. Bagian Depan
a. Cover depan yang berisi judul buku, nama pengarang, nama atau
g. Daftar isi.
2. Bagian Isi
Terdiri dari bab – bab serta sub-bab yang berisi topik yang berbeda –
beda. Menurut Skipper (2011), unsur – unsur yang dapat membuat bab
maupun sub-bab berkualitas yakni teori dan contoh yang akurat, riset
3. Bagian Belakang
a. Daftar pustaka
b. Daftar istilah
c. Daftar gambar
7
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
d. Cover belakang yang berisi ulasan singkat mengenai isi buku,
Haslam (2006) membedah anatomi buku secara lebih lengkap lagi menjadi
19 bagian yakni:
1. Spine: jarak diantara cover depan dan cover belakang yang menutupi
bagian terjilid.
flyleaf.
4. Head Square: pelindung bagian atas buku yang terbuat dari cover
depan dan belakang yang berukuran lebih besar daripada lembaran isi
buku.
8
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
5. Front Pastedown: endpaper yang terletak di dalam front board.
6. Cover: pelindung cetakan buku yang terbuat dari kertas tebal atau
karton.
9. Tall Square: pelindung bagian bawah buku yang terbuat dari cover
depan dan belakang yang berukuran lebih besar daripada lembaran isi
buku.
10. Endpaper: kertas tipis atau tebal untuk menutupi bagian dalam cover
15. Foredge: bagian sisi panjang buku yang dapat memperlihatkan tebal
16. Turn-in: kertas yang dilipat dari bagian luar ke bagian dalam buku.
9
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2.1.1.2. Jenis – jenis Buku
Nurgiantoro (2010) membagi jenis buku menjadi buku fiksi dan buku non
fiksi (hlm. 2). Merujuk pada perancangan penulis untuk membuat buku
teori mengenai buku non fiksi. Menurut Wistrom (2012) buku non fiksi
Salah satu jenis buku yang termasuk non fiksi ialah informational
book harus dapat menyediakan informasi yang selain faktual juga akurat
(hlm. 5).
yang penulis pilih didukung oleh teori – teori yang ada. Haslam (2006,
hlm. 12), Rustan (2009, hlm. 8), dan Billington et al. (2010, hlm. 6)
yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Melalui buku, informasi dapat
disampaikan secara lebih sah dan terpercaya khususnya buku – buku yang
ditulis atau bersumber dari para ahli. Keuntungan yang didapatkan dari
membaca buku ialah buku dapat membantu seseorang untuk lebih relaks
10
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2.1.2. Ilustrasi
Penggunaan ilustrasi dalam perancangan buku ini merujuk pada pendapat Wigan
(2008) bahwa selain merupakan proses pembuatan gambar, ilustrasi juga dapat
memvisualisasikan teks yang sulit dibayangkan pada buku – buku pelajaran dan
buku – buku ilmiah sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca (hlm. 8).
666). Peran – peran yang bermanfaat bagi perancangan buku penulis yaitu:
11
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Ilustrasi banyak dimanfaatkan buku pendidikan, buku pengetahuan
12
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
menciptakan kestabilan alur dan jeda suatu cerita, dapat ditambahkan
dialog antara teks dan ilustrasi. Peran ilustrasi ini juga berlaku untuk
membaca.
Merujuk pada target pembaca buku yang penulis akan rancang merupakan
tidak seimbang. Remaja pada usia tersebut lebih memilih ilustrasi yang
13
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Menurut Bancroft (2006) terdapat 6 jenis gaya ilustrasi, yakni
terhadap gaya ilustrasi yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya maka
khayalan perancang mulai dari bentuk mata, hidung, mulut dan lain-lain.
Jika gaya ilustrasi iconic terkesan kaku dan tidak ekspresif, gaya
gaya ilustrasi yang digemari oleh remaja. Gaya ilustrasi simple mulai
mendekati gaya ilustrasi semi realis seperti lead character hingga gaya
ilustrasi realistic namun, tidak sedetail seperti kedua gaya tersebut (hlm.
18).
Menurut Haslam (2006) terdapat beberapa peran dalam merancang sebuah buku.
Peran seorang desainer dalam merancang buku dapat berbeda – beda (hlm. 13).
Dalam proses ini, penulis tidak mengambil peran dalam mengarang konten buku
14
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2.1.3.1. Layout
menyusun komposisi gambar dan teks pada setiap halaman buku. Menurut
pembaca untuk lebih cepat memahami isi buku (hlm. 9 – 10). Hendratman
panel layout, picture window layout, copy heavy layout, frame layout,
silhouette layout, type specimen layout, circus layout, jumble layout, grid
layout, quadran layout, big type layout, dan rebus layout. Dalam
Layout jenis ini terdiri dari banyak panel yang umumnya digunakan
sesuai kebutuhan.
15
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2. Picture window layout
Layout jenis ini terdiri dari ilustrasi dan teks dimana ilustrasi gambar
3. Bleed layout
1. Elemen Teks
initial caps, indent, lead line, spasi, header & footer, running head,
a. Judul
harus mampu memilih jenis huruf yang sesuai untuk sebuah judul.
16
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan lewat sebuah
b. Bodytext
35).
c. Subjudul
memiliki sub – sub lagi oleh karena itu dapat digunakan warna,
37).
d. Caption
(hlm. 40 – 41).
17
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
e. Callouts
elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan. Salah satu
f. Nomor Halaman
2. Elemen Visual
a. Artworks
18
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
pencernaan manusia. Imajinasi pembaca dapat muncul dari adanya
b. Inzet
dan grid yang diperlukan dalam merancang buku ilustrasi (hlm. 63).
a. Margin
19
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
disesuaikan dengan konsep desain yang dimiliki perancang (hlm.
64).
b. Grid
a. Modular Grid
20
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Modular grid terdiri dari garis vertikal dan horisontal yang
66, 70).
layout menurut Rustan (2009, hlm. 76) dan Landa (2011, hlm. 25 – 34)
1. Sequence
T, I, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Selain itu, adanya
2. Balance
21
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
menyangkut unsur daya tarik visual, tingkat kepentingan, serta
emphasis visual itu sendiri. Bobot visual juga dipengaruhi oleh unsur –
unsur lain seperti ukuran, bentuk, value, warna, tekstur hingga posisi.
Simetris merupakan keadaan dimana besar dan letak porsi visual pada
bagian kiri dan kanan suatu karya sama. Asimetris merupakan keadaan
dimana besar dan letak porsi visual pada bagian kiri dan kanan suatu
elemen yang ada harus berlawanan satu sama lain agar mencapai
3. Emphasis
foreground, pojok kiri atas, atau pusat bidang karya, serta mengatur
ukuran besar atau kecil elemen untuk memberikan kesan di depan atau
22
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
4. Unity
dan tepi pada suatu komposisi yang dapat dilihat atau dirasakan. Unity
2.1.3.2. Tipografi
Selain ilustrasi, teks juga termasuk kedalam bagian dari buku ilustrasi.
23
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
membutuhkan pengetahuan mengenai tipografi. Menurut Sihombing
bahwa tipografi adalah cikal bakal munculnya bahasa (hlm. 12). Menurut
yaitu display type dan text type. Display type merupakan tipografi yang
24
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
1. Sans-serif
masa kini. Menurut Rustan (2011), jenis tipografi ini dapat memberi
tipografi sans-serif terdiri dari huruf – huruf yang tidak memiliki kait
2.1.3.3. Warna
satu unsur yang penting, terutama dalam kegiatan seni atau desain. Warna
memiliki daya tarik terhadap indera maupun emosi. Selain itu, warna juga
dapat memberikan kesan realis serta berdimensi. Warna tidak hanya dapat
25
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Menurut Tillman (2011), setiap usia memiliki warna tersendiri.
warna dengan usia target pembaca buku. Perancangan buku yang akan
Tillman, remaja usia tersebut mulai menyukai banyak warna (hlm. 104).
teori warna yang dikemukakan oleh dr. Hemant Mittal (2017) yang
1. Biru
2. Hijau
kegelisahannya.
3. Pink
26
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
4. Ungu
5. Abu – abu
6. Kuning
Sleep paralysis berasal dari Bahasa Inggris “sleep” yang berarti tidur, serta
sleep paralysis dikenal dengan nama “digeunton” atau “dicekek” oleh jin (hlm.
14). Grayman et al. (2009) meneliti bahwa anggapan masyarakat Aceh tersebut
27
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Adler (2011) menyebutkan bahwa selain Indonesia, terdapat beberapa
negara lain yang memiliki istilah tersendiri untuk sleep paralysis. Di Kanada,
berarti terikat sehingga dalam Bahasa Indonesia berarti terikat dengan logam.
kemunculan tokoh fiksi sadako yang berasal dari buku “Ringu” serta orang yang
tidak dikenal.
negara hampir sama sehingga tidak dapat dikaitkan dengan penyebab dari
terjadinya sleep paralysis secara logika (hlm. 24). Cox (2015) mengatakan bahwa
mulai tahun 1928. Tim medis meneliti bahwa sleep paralysis terjadi karena
manusia terbangun atau tersadarkan dalam tahap tidur Rapid Eye Movement
(REM) atau tahap tidur nyenyak. Otot – otot manusia mengalami kelumpuhan
pada tahap tidur nyenyak untuk mencegah manusia bergerak sesuai dengan yang
28
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
2.2.1. Proses Terjadinya Sleep Paralysis
Iber et al. dikutip Adler (2011) mengatakan bahwa dibutuhkan waktu selama 90
menit untuk seseorang tertidur pulas. Dalam tahap tidur REM, terdapat 4 tahapan
yakni 3 tahap NREM (Non REM) dan 1 tahap REM. Sleep paralysis terjadi ketika
dalam tahap tidur REM, 4 tahapan tidur REM yakni tiba-tiba tidak berjalan sesuai
urutan yaitu tahap REM yang tiba-tiba melompat ke tahap 1 NREM. Tahapan
tidur yang tidak berurutan tersebut menyebabkan ketidak selarasan antara kondisi
tubuh dan pikiran. Tubuh telah tertidur karena pada tahap tidur REM, sistem otot
Hufford dan Ness dikutip Adler (2011) mengatakan bahwa keadaan tersebut yang
otot pada tahap tidur REM mempengaruhi kinerja dada dalam menghirup udara.
Selain itu, menurut Cheyne et al. dikutip Adler (2011) pernapasan yang cepat dan
darah, hingga hambatan pada saluran pernapasan juga dapat terjadi selama
menyebabkan seseorang merasa sesak napas saat mengalami sleep paralysis serta
29
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
1. Sulit menggerakan tubuh.
3. Kesulitan bernapas.
Adler (2010) mengatakan bahwa para peneliti berpendapat sleep paralysis terjadi
karena dipengaruhi oleh kondisi psikologis atau mental seseorang. Ciri – ciri yang
ada saat mengalami sleep paralysis seperti mendengar suara atau melihat sosok
merupakan ekspresi dari kondisi psikis seseorang. Pemicu umum terjadinya sleep
1. Tidur telentang.
30
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
BAB III
METODOLOGI
3.1.1. Wawancara
mendapatkan informasi terkait topik yang diteliti (hlm. 39). Sugiyono dikutip
berkembang sesuai jawaban pihak yang diwawancarai (hlm. 9). Wawancara tak
31
paralysis.
terjadi ketika kita terbangun dari tidur tetapi tubuh terasa kaku, tidak
dapat bergerak. Secara umum, ada 4 gelombang otak yakni beta, alpha,
itu secara bertahap dan berurutan. Tahap akhir (delta) merupakan tahap
tidur nyenyak (Rapid Eye Movement). Lalu, terdapat pula 2 sistem yang
32
pikiran dengan sistem tubuh dapat dipicu oleh adanya kelelahan fisik,
seperti terlalu lelah secara fisik juga secara mental, seperti stres akibat
dengan tidur. Oleh karena itu, dalam proses tidur, sistem fisik (tubuh)
lebih cepat “mati” daripada sistem pikiran, karena tubuh yang biasanya
sejak lahir. Sebagai contoh, jika seseorang sedari kecil gemar menonton
film horor atau sering mendengar cerita horor dari lingkungan sekitar,
dalam halusinasinya.
33
tersebut. Para penderita hanya mengeluh cemas dan takut ketika tiba –
tiba dihadapkan pada situasi terbangun dari tidur namun tidak dapat
masuk kedalam kategori remaja dengan pola pikir abstrak yang mulai
dari sisi mental, pada saat kualitas tidur kurang baik maka dapat
34
serta rutin berolahraga agar tubuh menjadi lebih fit secara psikis
Wawancara kedua dilakukan dengan dr. Jerry, Sp. S selaku dokter saraf.
35
kelelahan, banyak pikiran, stres, pola tidur yang tidak teratur dan
kurang tidur.
bahwa sleep paralysis disebabkan oleh roh jahat dibantah oleh dr. Jerry.
faktor – faktor penyebab terjadinya sleep paralysis baik dari dalam diri
36
untuk mencatat jadwal tidur, durasi tidur serta aktifitas apa saja yang
37
paralysis dapat berasal dari kondisi fisik dan psikis. Secara fisik,
detak jantung yang lebih meningkat dari biasanya. Secara psikis, sleep
keluarga atau teman, kurang tidur dan jadwal tidur yang tidak tentu juga
penelitian medis mengenai hal tersebut. Lebih lanjut lagi mengenai usia
lebih tinggi.
38
gembira.
semestinya serta kondisi fisik dan psikis yang kurang baik. Sleep
adanya perubahan pola hidup yang mulai meningkat pada usia tersebut.
39
untuk mencari hal baru yang ada di luar rumah. Para remaja tersebut
group umumnya berisi teman – teman sebaya yang memiliki minat atau
Dalam lingkaran peer group tersebut, para remaja dapat saling berbagi
dan saling mendukung. Peer group dapat pula berdampak negatif jika
40
negatif.
berperilaku.
bahwa gejolak emosi yang terjadi pada fase remaja juga dapat
pada fungsi seksual, fisik, sifat dan perilaku. Remaja bertindak kritis
tidak suka diatur khususnya oleh orang tua. Mengenai perbedaan laki-
41
pada laki-laki sehingga wanita lebih peka dalam hal emosi sedangkan
Jika tuntutan akademis yang diterima cukup tinggi, tentu porsi kegiatan
oleh karena itu hampir semua remaja lebih memilih membaca ringkasan
42
yang serba ingin tahu dapat dijadikan acuan dalam menghadirkan judul
dan cover buku yang lebih bersifat menarik perhatian dan memancing
43
dari suatu bacaan. Oleh karena itu, psikolog menyarankan penulis untuk
44
dasarnya, kategori buku terbagi menjadi dua bagian, yaitu buku fiksi
dan buku non fiksi. Setelah menjelaskan topik tugas akhir yang dibahas
melanjutkan bahwa buku non fiksi dibagi lagi menjadi banyak bagian
seperti buku anak, buku edukasi, buku insprasi, buku kesehatan, buku
standar bahan buku untuk halaman isi sebuah buku ilustrasi ialah kertas
HVS 80 sampai 100 gr. Untuk buku ilustrasi dengan warna block atau
solid, lebih baik menggunakan kertas HVS 100 gr agar warna pada
Menurut beliau, judul buku yang baik ialah terdiri dari 2 sampai 3 kata
dengan karakter huruf yang mudah dilihat dan dibaca sekalipun dari
banyak teks dalam satu halaman serta harus cermat dalam menentukan
gaya ilustrasi dapat disesuaikan dengan konsep dan materi yang ingin
finishing buku ilustrasi ialah soft cover sedangkan untuk harga buku
46
kelebihan buku ialah buku dapat memuat lebih banyak informasi dan
gadget.
cm dengan bahan HVS 100 gr untuk halaman isi serta art carton 230 gr
untuk cover buku dengan finishing soft cover. Buku ilustrasi yang baik
minat pembaca, judul buku yang terdiri dari 2 sampai 3 kata dibuat
setelah menyelesaikan konten buku dengan font yang jelas dan mudah
dibaca serta menggunakan warna yang menarik dan tidak terlalu soft.
kesehatan.
yang cukup jauh antara penulis dengan penderita. Dari wawancara ini,
meninggalkan rumah dan ia pun tinggal bersama ayah dan adik laki-
anak kecil yang tepat berada diatas tubuhnya. Sontak, ia pun sangat
tempat tinggal.
sosok yang melekat pada diri seseorang. Ditambah lagi, ketika Agustina
mencapai kesimpulan.
mendengar suara kereta api dan gemuruh keras seperti terjadi gempa.
itu.
yang telah dikatakan oleh dr. Indrajati Gani bahwa jam tidur yang tidak
beraturan dapat menjadi pemicu sleep paralysis terjadi. Selain itu, dari
50
padahal tidak ada stasiun atau rel kereta api didekat tempat tinggal
serta suara kereta api yang sering ia dengar ketika mengalami sleep
paralysis berasal dari sosok atau pengalaman yang melekat pada diri
mencapai kesimpulan.
Beberapa lama setelah itu, ia akhirnya dapat terbangun. Setelah hari itu,
perkuliahan.
51
sleep paralysis dipicu oleh kondisi fisik seperti kelelahan karena belajar
3.1.2. Observasi
dilakukan dengan mengamati segala hal yang terkait dengan topik penelitian
kemudian mencatat dan menilai hasilnya. Beliau membagi jenis observasi menjadi
52
partisipatif, peneliti ikut melibatkan diri dalam kegiatan yang dilakukan oleh
objek yang diobservasi sedangkan pada observasi non partisipatif, peneliti tidak
partisipatif menjadi 2 jenis yaitu partisipasi sebagian dan partisipasi penuh (hlm.
63 – 64).
pengamatan secara langsung terhadap buku - buku yang ada di toko – toko buku
demi mengetahui desain buku yang sesuai untuk perancangan. Oleh karena belum
beredarnya buku mengenai gangguan tidur sleep paralysis di toko – toko buku,
maka penulis memilih buku – buku dengan topik berbeda untuk mengambil
buku yang akan penulis lakukan. Observasi dilakukan melalui studi eksisting
1. Studi Eksisting 1
Penulis Abbey Sy
Bahasa Indonesia
Ukuran 18 cm x 15 cm
53
2. Studi Eksisting 2
Penulis TigaGenerasi
54
Bahasa Indonesia
Ukuran 20 cm x 20 cm
55
3. Studi Eksisting 3
Bahasa Indonesia
Ukuran 19 cm x 19 cm
56
4. Studi Eksisting 4
Judul Doodleganger
Bahasa Indonesia
Ukuran 19 cm x 19 cm
57
Kesimpulan dari studi eksisting keempat buku yang telah dibahas di atas ialah
bahwa kekurangan umum pada buku – buku yang ada yakni seputar penggunaan
ilustrasi dan layout yang tidak konsisten serta desain cover dan isi yang tidak
senada. Lebih lanjut lagi, penulis menganalisa SWOT yang akan dijadikan
58
Opportunity Threat
-Belum ada kompetitor buku yang -Pembaca berpikir konten buku
membahas mengenai gangguan tidur sulit dimengerti karena menyangkut
sleep paralysis. hal medis dan psikologis.
Dari analisa SWOT diatas, penulis akan mengadaptasi strength yang ada
dengan membuat buku yang menyajikan informasi mengenai gangguan tidur sleep
paralysis serta tips mencegah dan mengatasinya. Dalam mengisi konten, penulis
akan dibantu oleh para ahli. Konten akan dikemas dengan metode terkait ilustrasi,
layout, warna dan tipografi yang sederhana namun menarik sehingga bahasan
sleep paralysis dari sudut pandang medis dan psikologis dapat lebih mudah
3.1.3. Kuesioner
responden. Lebih lanjut lagi, Subagyo membagi jenis kuesioner menjadi 3 yaitu
55 – 57).
mengambil suatu populasi sebagai sampel. Setiap anggota dalam populasi dapat
menjadi sampel tanpa dibedakan (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Berdasarkan hasil
mengalami gangguan tidur sleep paralysis ialah karena kegiatan belajar sebagai
persiapan Ujian Nasional yang menyebabkan kelelahan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini, penulis mempersempit pengambilan jumlah populasi dari salah satu
kelas SMP 3 di SMP Syafana Islamic School dengan jumlah murid sebanyak 21
orang dan salah satu kelas SMA 3 di SMA BPK Penabur Gading Serpong dengan
jumlah murid sebanyak 36 orang yang akan menghadapi Ujian Nasional. Lebih
lanjut, menurut Sugiyono, untuk mengetahui jumlah sampel yang harus dicapai
dapat digunakan Rumus Slovin (hlm. 116) dengan perhitungan sebagai berikut:
S = n / 1 + (N . e2)
S = sampel
N = n = populasi
60
= 21 orang + 36 orang
= 57 orang = n
Maka,
S = 57 / 1 + (57 x 0.052)
= 57 / 1 + (57 x 0.0025)
= 57 / 1 + 0.14
= 57 / 1.14
= 50
kuesioner.
dibantu oleh wakil murid dari salah satu kelas SMP 3 di SMP Syafana Islamic
School yang bernama Rindra serta wakil murid dari salah satu kelas SMA 3 di
responden berumur 14 dan 17 tahun, 16% berusia 15 tahun dan 8% tahun berusia
16 tahun. 50% responden pernah mengalami sleep paralysis, 38% dari mereka
terjadinya sleep paralysis, 40% persen mengetahui tetapi tidak secara detail dan
61
tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai gangguan tidur sleep paralysis.
Gambar 3.10 Penyebaran kuesioner melalui Clifton (kiri) dan Rindra (kanan)
Kesimpulan yang penulis dapat dari hasil kuesioner ialah sleep paralysis
cukup rentan terjadi pada kalangan remaja berumur 14 – 17 tahun. Hampir semua
remaja yang pernah mengalami sleep paralysis merasa bingung, takut, cemas dan
khawatir karena sebagian besar dari mereka tidak mengetahui adanya penyebab
medis terjadinya sleep paralysis. Walaupun hanya setengah dari responden pernah
ketertarikan untuk mengetahui lebih detail mengenai sleep paralysis dari sudut
pandang medis.
62
studi literatur dari buku – buku dan jurnal kedokteran. Selain itu,
melakukan wawancara dengan para ahli seperti konselor dan dokter serta
2. Analisa
Dalam tahap ini, penulis mengkaji data – data yang didapatkan dari studi
paralysis pada remaja dan mendapatkan solusi desain yang efektif dalam
3. Konseptual Desain
Dalam tahap ini, penulis menggunakan data – data dan hasil analisa
pandang medis.
63
Dalam tahap ini, penulis mulai mengerjakan proses desain. Penulis mulai
membuat sketsa alternatif gaya ilustrasi dan layout berdasarkan teori dan
5. Implementasi
Dalam tahap ini, sketsa manual yang telah dirancang kemudian dibuat
versi digital kemudian disusun menjadi buku dan dicetak. Setelah buku
buku.
Dalam merancang buku, penulis perlu mengetahui langkah – langkah yang harus
dilakukan. Rustan (2009) membagi proses produksi buku menjadi 5 langkah, yaitu
(hlm. 10 – 15):
dipakai.
komputer.
64
dan digital.
dan softcover. Penjilidan sangat penting karena dapat menentukan kualitas buku.
binding, perfect binding, spine binding, saddle – wire binding, loose – leaf
Dalam merancang ilustrasi, penulis mengacu kepada teori Zeegen. Zeegen (2012)
1. Briefing
akurat yang dibutuhkan. Selain itu, pada tahap ini penulis mulai
65
diilustrasikan.
3. Mengumpulkan inspirasi
datang dari mana saja termasuk koleksi gambar penulis serta segala hal
4. Brainstorming
Pada tahap ini, penulis dapat menuangkan seluruh ide hasil dari
bentuk visual secara bebas. Setelah itu, penulis dapat memilih bentuk –
pendetailan.
66
4.1. Perancangan
konseptual desain dimana penulis menggunakan data – data dan hasil analisa
sebagai konten buku yang kemudian menjadi gambaran ide konsep desain. Untuk
kunci dari judul perancangan. Mindmap dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan
kata kunci – kata kunci yang akan digunakan pada proses brainstorming.
67
kemudian menggunakan kata kunci – kata kunci tersebut untuk dibedah kembali
kunci – kata kunci yang lebih spesifik lagi sehingga dapat memunculkan ide
Dari kata kunci – kata kunci tersebut lahirlah konsep dari perancangan ini
yakni minimalis dan colorful. Konsep minimalis diwakili oleh jenis layout
68
layout – layout tersebut, porsi ilustrasi lebih besar daripada teks. Konsep
minimalis juga diwakili oleh konten buku berupa paragraf – paragraf singkat yang
dengan karakteristik remaja yang tidak menyukai bacaan yang panjang dan lebih
diwakili oleh warna yang digunakan untuk setiap ilustrasi dan halaman buku yang
Visual yang terdapat pada perancangan buku ini ialah berupa karakter dan elemen
69
1. Perancangan Karakter
proporsi tubuh yang mendekati wujud asli manusia. Selain itu, konsep
wajah bulat untuk memberi kesan rileks, tidak kaku dan tidak
menegangkan.
profil yang memiliki ciri-ciri fisik berbadan tidak terlalu kurus maupun
gemuk sehingga bagian tubuh bawah seperti kaki dibuat lurus dengan
70
Alternatif pertama ini tidak terpilih karena postur tubuh yang terlalu
kurus, leher yang terlalu kecil dengan kepala yang besar sehingga tidak
terlihat seimbang.
terkesan kaku serta terlalu kurus sehingga tidak penulis pilih dalam
proses perancangan.
71
menggunakan garis lengkung untuk bahu dan garis lurus untuk kaki
72
tetapi, pada akhirnya alternatif keempat ini tidak penulis pilih karena
bentuk muka yang terlalu lancip sehingga tidak sesuai dengan konsep
penulis.
menjadi sketsa terpilih. Pada bagian wajah dari sketsa terpilih, terdapat
penambahan garis pada bagian atas mata, garis lipatan mata dan bawah
Bentuk wajah dan postur tubuh disesuaikan dengan konsep yang telah
wajah bulat, bentuk bahu dibuat melengkung serta bentuk kaki dibuat
lebih lurus. Pada bagian perut dibuat sedikit melebar agar karakter
73
74
dan guling yang juga dapat mewakili gesture rileks, tidak kaku atau
75
Pada perancangan ini, penulis menggunakan warna seperti biru, hijau, pink, ungu,
abu-abu, dan kuning yang flat menyesuaikan dari konsep minimalis. Selain itu,
sebagai variasi, penulis hanya mengatur tone warna – warna tersebut yang
menyeramkan pada bab awal yaitu bab 1 yang berisi ciri-ciri terjadinya gangguan
tidur sleep paralysis, penulis menurunkan tone warna – warna dasar yang dipakai
untuk mendapatkan warna yang lebih gelap, sedangkan untuk suasana tidak
mencekam seperti pada bab 2 hingga closing penyebab serta solusi mengatasi dan
mencegah, penulis menggunakan warna dasar dengan tone yang lebih tinggi
sehingga warnanya pun lebih terang atau cerah. Selain itu, penulis juga
76
jenis tipografi yang dipilih memiliki fitur lengkung yang juga disesuaikan dengan
hasil brainstorming. Pemilihan ini juga merujuk pada hasil observasi yang penulis
dapatkan dimana sebagian besar buku – buku remaja yang beredar di pasaran
(2011) dalam buku “Font dan Tipografi” dapat menimbulkan kesan moderen
pengaturan leading dan kerning yang mudah dan nyaman untuk dibaca.
merupakan ukuran standar buku informasi kesehatan dan psikologi sesuai penerbit
yang dibahas pada bab III. Ukuran ini juga dianggap sesuai untuk buku ilustrasi
77
Untuk teknik jilid, penulis menggunakan perfect binding – soft cover sehingga
lebih tahan lama serta sesuai dengan konsep minimalis. Penulis memilih kertas
HVS 100 gr sebagai bahan isi buku agar tidak tembus warna dan art carton 260 gr
laminasi glossy untuk memberikan efek yang lebih cerah sebagai bahan cover
kesehatan dan psikologi sesuai standar penerbit yang penulis wawancarai. Penulis
membuat buku yang berisi 48 halaman sesuai dengan konsep yakni konten yang
Dalam perancangan ini, penulis menggunakan alur mulai dari pengenalan ciri-ciri
gangguan tidur sleep paralysis, penyebab atau pemicu medis dan psikologis sleep
paralysis, hingga solusi mengatasi dan mencegah gangguan tidur sleep paralysis
yang dikemas dalam 4 bab. Alur ini didapatkan dari hasil berdiskusi dengan
78
memasuki topik per bab, penulis menyematkan quotes yang berisi motivasi untuk
para pembaca. Pada bab pertama buku, penulis membahas gambaran terjadinya
tersebut dapat menimbulkan perasaan aneh dan mencekam bagi yang mengalami.
paralysis dapat terjadi pada bab dua dan tiga agar pembaca dapat memahaminya
Setelah itu, pada bab empat terdapat tips – tips mengatasi dan mencegah
gangguan tidur sleep paralysis. Pada bagian akhir buku disertakan kalimat –
kalimat motivasi dan juga kalimat penutup. Terdapat diari tidur pada dua halaman
setelah halaman penutup buku yang dapat diisi oleh pembaca. Berikut merupakan
penjabaran secara rinci kateren buku yang penulis rancang berdasarkan teori
Rustan (2009) dalam bukunya yang berjudul “Layout: Dasar & Penerapannya”:
1. Bagian pembuka
79
seharian.
paralysis.
paralysis.
80
buku yang berjudul “Jangan Takut! Ada kok Tips-tips Mengatasi dan
Mencegah Ketindihan.”
3. Bagian Penutup
81
Essentials: 100 Design Principles for Using Grids”. Grid dibuat dengan rasio
dipakai serta mengatur tata letak elemen – elemen pada setiap halaman buku
membagi bilangan 11 dengan 1,5 sehingga didapatkan ukuran modul sebesar 0,97
82
83
Thumbnail berisi perancangan layout setiap halaman buku yang akan penulis
rancang. Thumbnail tersebut terdiri lengkap dari visual hingga konten buku
dalam buku yang berjudul “Computer Graphic Design”. Dari 20 jenis layout yang
ada, penulis menggunakan 3 jenis dalam perancangan buku yaitu multi panel
layout, picture window layout, dan bleed layout. Pada bab pertama buku yang
84
menembus margin hingga ke tepi kertas. Pada bab kedua dan ketiga yang berisi
paralysis dari sisi medis dan psikologis, penulis menggunakan ketiga jenis layout
sesuai dengan kebutuhan. Pada bab keempat yang berisi pembahasan mengenai
tips – tips mengatasi dan mencegah gangguan tidur sleep paralysis, penulis
menggunakan jenis layout bleed layout untuk membagi masing tips ke dalam
panel – panel.
85
cover buku. Pada cover buku, penulis menyertakan elemen teks dan visual serta
logo penerbit. Merujuk pada teori Rustan (2009) pada cover depan buku, penulis
hanya menyertakan beberapa informasi seperti judul buku, nama pengarang, dan
nama konsultan sumber konten buku serta elemen visual. Pada cover belakang
buku, penulis menyertakan ulasan singkat mengenai isi buku, barcode, logo dan
secara digital, penulis menata elemen – elemen yang ada pada setiap halaman.
86
perubahan karena outline ilustrasi yang terlalu tebal dan warna yang terlalu gelap
warna yang sesuai yang akhirnya dipakai sebagai palet warna dalam perancangan.
Selain itu, ilustrasi yang kurang merepresentasikan rasa lelah belajar, meja belajar
yang kurang merepresentasikan kesibukan seorang pelajar, serta arah cahaya dan
bayangan yang tidak sesuai juga menjadi alasan perubahan layout. Halaman kiri
dan kanan juga terlihat tidak menyatu padahal, ilustrasi pada halaman sebelah kiri
87
88
tanda tanya, kaca pembesar, lampu serta gembok. Elemen – elemen visual ini
berfungsi sebagai representasi dari setiap pembuka bab pada buku. Dari elemen –
menggunakan tipografi yang terlalu bulat dan bersifat terlalu playful sehingga
tidak sesuai untuk remaja sebagai target buku. Selain itu, warna biru tua yang
dipilih sebagai warna latar belakang terlalu pucat sehingga tidak sesuai dengan
konsep. Oleh karena itu, penulis melakukan eksplorasi tipografi dan warna hingga
kemudian mendapatkan yang sesuai dengan konsep seperti pada alternatif kedua.
89
Memasuki bagian isi, penulis beberapa kali merancang ulang layout untuk
halaman awal dari bab 1 yaitu halaman 8 dan 9. Alternatif layout pertama
memerlukan perubahan karena outline ilustrasi yang terlalu tebal dan warna latar
belakang putih sehingga suasana yang ingin dicapai kurang terasa dan tidak sesuai
dengan konsep colorful. Selain itu, peletakan ilustrasi remaja laki – laki yang
sedang tidur pada halaman 9 terlihat janggal dan tidak menyatu dengan ilustrasi
pada halaman 8.
90
ilustrasi baru untuk diletakkan pada halaman 9 yang memiliki kesatuan dengan
halaman dan menyulitkan penulis dalam meletakkan elemen teks pada halaman
tersebut.
remaja perempuan yang sedang tidur yang ada pada alternatif layout kedua dan
menggantinya dengan yang lebih sederhana yaitu siluet kota dari halaman 8.
91
92
sehingga sulit untuk dibaca dari jarak jauh sedangkan tipografi pilihan kedua
memiliki kerning dan spasi yang kurang pas sehingga kurang nyaman untuk
tipografi yang sesuai dengan konsep yaitu sans-serif yang cenderung memiliki
lengkungan dan karakter bulat yang tidak berlebihan sehingga tidak terkesan
mulai dari elemen hingga menjadi satu halaman utuh. Proses diperlihatkan mulai
dari sketsa secara digital, pewarnaan secara digital hingga penempatan pada
halaman.
94
akhirnya menemukan layout yang sesuai. Layout ini yang akan konsisten
digunakan untuk setiap layout multi panel dalam perancangan buku. Alternatif
terlalu tebal, clipping mask ilustrasi ke dalam sebuah lingkaran yang memiliki
outline terlalu tebal, selain itu warna latar belakang putih terkesan terlalu
sederhana dan meninggalkan banyak ruang kosong. Pada alternatif layout kedua,
penulis mencoba untuk mengubah outline ilustrasi menjadi lebih tipis, clipping
mask tanpa menggunakan outline, menambahkan warna biru tua sebagai warna
latar belakang, serta memperbesar judul dan menambahkan sub judul namun,
pemilihan satu warna untuk latar belakang kurang dapat membedakan segmentasi
judul, sub judul dan daftar tips – tips. Akhirnya, penulis menemukan solusi
dimana penulis menambahkan satu warna lagi yaitu biru muda pada latar
belakang yang berfungsi membedakan area judul dan sub judul dengan area daftar
tips – tips.
yang memiliki outline yang terlalu tebal, warna latar belakang putih dengan
ilustrasi mengisi setengah bagian halaman. Setengah bagian lain dari halaman
diisi oleh teks rata tengah yang kurang nyaman dan terkesan terlalu panjang untuk
dibaca. Pada alternatif layout kedua, penulis mencoba untuk mengubah outline
ilustrasi menjadi lebih tipis, penyampaian konten menjadi poin – poin sesuai
anjuran psikolog yang penulis wawancarai agar lebih menarik untuk dibaca oleh
target serta menambahkan saran pada bentuk post-it. Penulis juga menambahkan
Pada alternatif layout ketiga, penulis mengubah warna latar belakang ungu
pada alternatif layout kedua yang terlalu gelap. Selain itu, penulis mencoba
memperbesar teks judul agar lebih terbaca. Penulis juga mengubah penyampaian
96
Gambar 4.40 Alternatif 1 dan 2 halaman pada bagian closing versi digital
Gambar 4.41 Alternatif 3 halaman pada bagian closing versi digital (terpilih)
Pada bagian penutup yaitu closing, penulis mengubah layout sebanyak tiga
kali. Pada layout pertama, penulis menggunakan ilustrasi karakter – karakter yang
97
namun, layout ini terkesan terlalu sepi sehingga pada alternatif layout kedua,
abu pada area penempatan quotes dan menambahkan elemen seperti post-it untuk
kembali dan mendapatkan ilustrasi baru berupa seorang remaja laki – laki yang
tertidur nyenyak yang akhirnya dipilih menjadi ilustrasi pada halaman closing
98
Untuk judul pada cover buku, penulis menggunakan tipografi yang sama
dengan tipografi yang dipakai sebagai tipografi headline agar terciptanya kesatuan
namun, penulis memainkan bentuk dengan teknik wrap text into shape. Dalam
merancang cover buku, penulis melakukan tiga kali pergantian ilustrasi. Pada
alternatif cover pertama terdapat ilustrasi bantal, jam serta bulan dan bintang
tetapi penggunaan benda mati seperti bantal untuk cover dirasakan kurang dapat
menarik perhatian dan kurang dapat menyampaikan pesan dari buku. Oleh karena
itu, penulis mengganti ilustrasi bantal menjadi karakter dengan ekspresi bingung
99
berbaring di atas tempat tidur namun ilustrasi ini terkesan kaku, terlalu serius dan
remaja. Oleh karena itu, penulis mengubah gestur tubuh karakter dengan kaki
yang terangkat keluar dari selimut serta tangan yang juga terangkat untuk
menciptakan kesan yang tidak terlalu kaku dan serius. Ekspresi karakter dibuat
buku pada cover bagian belakang juga memakai jenis tipografi yang sama dengan
4.2. Analisis
Pada bagian ini, penulis akan menganalisa setiap halaman buku versi digital yang
penulis telah rancang. Pada proses digital, ada beberapa perubahan layout dari
pembaca. Berikut merupakan analisa setiap halaman buku yang penulis rancang.
4.2.1. Cover
depan buku untuk memberikan pesan bahwa tidak perlu bingung, cemas dan takut
Penulis sengaja memilih kata yang berakhiran sama yaitu –an agar judul buku
yang penulis rancang lebih menarik sekaligus mudah diingat. Pemilihan kata –
kata tersebut disesuaikan dengan anjuran psikolog untuk tidak menggunakan kata
– kata yang sulit dicerna dan diingat seperti “sleep paralysis”. Kemudian, penulis
menambahkan kalimat yang menyertai judul utama yang berbunyi “Kenali dari
Sisi Medis & Psikologis” untuk memberi informasi lanjut bahwa buku yang
penulis rancang akan membahas topik bersangkutan dari sisi medis dan psikologis.
Setelah itu diikuti keterangan nama konsultan ahli yang menyusun konten buku
Pada bagian cover belakang buku, terdapat ulasan singkat mengenai isi
buku yang menjelaskan lebih lanjut judul yang ada pada cover depan dimana
penulis memberi poin – poin bahwa buku berisi penyampaian ciri-ciri terjadinya
ketindihan, penyebab terjadinya ketindihan dari sisi medis dan psikologis serta
karakteristik remaja yang lebih memilih membaca poin – poin. Pada bagian cover,
penulis juga menyertakan ilustrasi yang dibuat spread berupa seorang anak
perempuan dalam posisi tidur dengan ekspresi kaget karena tertindih oleh tulisan
yang merupakan judul buku yaitu “Ketindihan Tak Perlu Gelagapan”. Penulis
101
ilustrasi bulan dan bintang – bintang untuk mewakili malam hari yang merupakan
Warna yang digunakan ialah biru sebagai representasi warna langit malam
hari. Warna teks “ketindihan” dan “gelagapan” diberi warna kuning dan pink yang
kontras dengan warna latar belakang biru sehingga dapat menarik perhatian sesuai
dengan pendapat kepala redaksi PT Elex Media Komputindo yang ada pada Bab
102
Pada bagian dalam buku, terdapat cover buku yang disederhanakan tanpa ilustrasi
berisi mengenai informasi judul buku, penulis dan spesifikasi ukuran buku yang
terletak pada pojok kiri bawah sehingga halaman dibuat menjadi warna putih agar
jelas terbaca. Pada halaman 3 berisi kata persembahan untuk para pembaca.
Penggunaan warna kuning sebagai warna halaman didasarkan pada teori psikologi
warna yang ada pada Bab II dimana kuning yang dapat memberikan energi positif
Pada halaman 4 dan 5, digunakan warna dominan pada buku ini yaitu abu
– abu dan biru yang didasari dari psikologi warna dimana ketika warna biru dan
digunakan pada halaman 4 ialah multi panel layout dimana terdapat panel – panel
berupa daftar sedangkan warna yang digunakan untuk elemen – elemen pada
halaman 4 ialah seputar kuning, pink, abu – abu, dan biru. Warna pink digunakan
energi di dalam tubuh. Pada halaman 5, terdapat ilustrasi dari figur konsultan yang
menulis konten dari buku yang penulis rancang. Tujuan dibuatnya ilustrasi agar
103
menggunakan warna abu – abu dan biru untuk menciptakan perasaan tenang.
Untuk halaman 8 hingga 13, penulis menggunakan kombinasi dua jenis layout
yaitu picture window layout dan bleed layout disertai penggunaan dua kolom
untuk bagian teks. Picture window layout dapat terlihat dari ilustrasi setiap
halaman yang mendominasi halaman daripada teks serta bleed layout dapat
terlihat dari ilustrasi setiap halaman menembus tepi kertas. Pada halaman 6,
104
yang menyangkut tidur. Penulis juga menambahkan quotes yang berbunyi “Don’t
try to figure out the whole race. Just figure out where to put your foot for the
starting line. Just start” untuk memberikan motivasi kepada pembaca bahwa tidak
menggunakan warna biru untuk latar belakang dan warna kuning untuk judul bab.
Warna biru tua yang terkesan gelap digunakan penulis untuk mewakili topik buku
yaitu gangguan tidur sleep paralysis atau ketindihan yang dianggap memberikan
penggunaan warna kuning bertujuan untuk memberikan energi positif dan sebagai
simbol dari secercah harapan di tengah kegelapan. Warna biru muda yang
biru tua, sedangkan pada tulisan “chapter 1” digunakan warna abu-abu. Judul bab
dan 9 menceritakan tentang kelelahan yang dialami oleh seorang anak sepulang
dari melakukan berbagai aktifitas seperti sekolah, kursus dan kerja kelompok.
105
awan dan asap untuk menggambarkan suasana aneh. Penulis menghindari ilustrasi
sosok yang terlalu menyeramkan dengan tujuan untuk tidak menakuti pembaca.
Pada halaman 16, penulis menggunakan jenis layout multi panel layout
terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar sebutan – sebutan
gangguan tidur sleep paralysis di negara – negara lain. Halaman 17 hanya berisi
kalimat – kalimat tanpa ilustrasi dengan tujuan agar terdapat jeda untuk otak
inti dimana terdapat penyebab terjadinya gangguan tidur sleep paralysis dari sisi
106
teks. Terdapat ilustrasi kepala manusia dimana bagian otak terbelah dua menjadi
sistem otak dan sistem tubuh. Kedua sistem diumpamakan memiliki pekerjaan
sebagai pengurus arsip yang menyimpan memori – memori layaknya sistem otak
dan pemantau monitor yang mengatur pergerakan layaknya sistem tubuh agar
lebih menarik untuk dicerna. Selain itu, terdapat callouts agar lebih dapat
dalam mencerna teks penjelas yang ada di bagian bawah dan atas ilustrasi.
Pada halaman 22, penulis menggunakan jenis layout multi panel layout
terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar jenis – jenis kelelahan.
107
Mulai halaman ini, penulis mulai menggunakan warna – warna yang lebih cerah
utama yang dijelaskan pada halaman 18 hingga 21. Pada halaman 26 dan 27,
penulis membahas mengenai darimana halusinasi berasal dan dapat muncul ketika
seseorang mengalami sleep paralysis dengan ilustrasi hantu – hantu yang sebagian
jenis layout yaitu picture window layout dan bleed layout disertai penggunaan dua
108
halaman yang mendominasi halaman daripada teks serta bleed layout dapat
terlihat dari ilustrasi setiap halaman menembus tepi kertas. Penulis membahas
mengenai jam tidur yang tidak teratur dengan ilustrasi karakter perempuan yang
terlihat sedang belajar hingga larut malam. Indikasi larut malam diwakili oleh
petunjuk jam yang ada pada smartphone yang terletak di meja belajar.
dipelajari dalam mempersiapkan ujian yang membuat jam tidurnya tidak teratur.
dan 35 merupakan warna komplementer yaitu ungu dan kuning serta hijau dan
pink yang disesuaikan dengan karakteristik remaja yang kontras atau menarik
perhatian, sedangkan halaman 32 dan 33 menggunakan warna abu – abu dan biru
tua untuk memberikan ketenangan sesuai psikologi warna. Pada setiap halaman
mulai dari halaman 30 hingga halaman 34, penulis memberikan elemen visual
menyerupai post-it yang berisi saran – saran, sedangkan pada halaman 35 terdapat
inzet dalam elemen visual lingkaran yang berfungsi menggambarkan organ bagian
dalam mulut dan posisi lidah dan dampak ketika tidur dengan posisi terlentang.
109
Pada halaman 38 hingga 41, penulis menggunakan jenis layout multi panel
layout terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar – daftar tips
mengatasi dan mencegah gangguan tidur sleep paralysis. Pada setiap halaman
terdapat elemen visual ilustrasi yang ada di dalam elemen pendukung berupa
lingkaran serta elemen teks judul setiap paragraf yang diletakkan pada elemen
positif, keceriaan dan enerjik sesuai dengan bahasan mengenai cara mencegah.
110
menggambarkan organ bagian dalam mulut dan posisi lidah serta dampak ketika
laki – laki yang tertidur nyenyak yang merupakan representasi harapan penulis
terhadap pembaca setelah membaca buku penulis yaitu dapat tidur nyenyak dan
terbebas dari gangguan tidur sleep paralysis. Pada halaman 44 dan 45, penulis
menyediakan diari tidur yang dapat pembaca isi sesuai anjuran dari dokter pada
bab III. Diari tidur ini dapat diisi selama 7 hari. Diari ini berfungsi untuk
mengetahui faktor apa saja yang mungkin menganggu kenyamanan tidur pembaca
Pada halaman 46, penulis menggunakan warna kuning sebagai warna latar
lanjut yang berisi daftar beberapa website dokter online serta kontak konsultan
buku yang penulis rancang yang diharapkan dapat membantu pembaca yang
penulis menggunakan warna latar belakang abu – abu untuk daftar pustaka dan
pada halaman 48, penulis kembali menggunakan warna latar belakang biru tua
untuk membahas profil penulis agar tercipta kesatuan dengan bagian depan buku
Media promosi berperan sebagai media pendukung dari buku ilustrasi yang
mengenalkan buku ilustrasi kepada publik dan menarik perhatian publik untuk
membeli buku ilustrasi ini. Media promosi yang dipilih penulis yaitu berupa
media promosi cetak dan merchandise. Media promosi cetak yang digunakan
112
1. Sticker
gangguan tidur sleep paralysis. Merchandise sticker ini bisa ditempel di dekat
tempat tidur.
113
dan mengharapkan agar penderita sleep paralysis tidak cemas atau panik
ketika mengalami gangguan tidur sleep paralysis dan dapat dengan tidur
tidur dan mengingatkan mereka untuk tidak cemas dan tidur nyenyak.
3. T-shirt
penderita sleep paralysis tidak cemas atau panik ketika mengalami gangguan
tidur sleep paralysis. T-shirt kasual berbahan nyaman dapat dikenakan ketika
114
4. Tote bag
Merchandise ini berfungsi sama halnya seperti t-shirt yaitu sebagai penerapan
bantuan untuk mengingatkan penderita sleep paralysis tidak cemas atau panik
ketika mengalami gangguan tidur sleep paralysis. Ilustrasi diambil dari cover
depan buku. Tote bag dapat berfungsi untuk membawa barang – barang
seperti kotak pensil, buku dan botol minum ketika remaja mengerjakan tugas
115
shirt dimana ilustrasi yang digunakan diambil dari pembatas setiap bab buku.
Pin yang tersedia dalam 5 desain ini dapat disematkan secara bebas sesuai
6. Tumbler
penderita sleep paralysis tidak cemas atau panik ketika mengalami gangguan
belajar.
116
7. Notebook
pins dengan quotes yang tertera pada cover. Pemilihan merchandise ini
4.4. Budgeting
Budgeting dilakukan untuk mengetahui perkiraan harga jual buku. Buku ilustrasi
Biaya Desain
117
Biaya Cover
Biaya film
= 38 x 23 x 4 x Rp. 25,00
= Rp. 87.400,00
Biaya plat
= Rp. 85.000,00 x 4 x 1
= Rp. 340.000,00
1 plano = 4 cover
118
= Rp. 1.081.600,00
= Rp. 540.800,00
= Rp. 6.768.200,00
Biaya Film
119
= 38 x 23 x 4 x Rp. 25,00
= Rp. 87.400,00
Biaya Plat
= Rp. 85.000,00 x 4 x 1
= Rp. 340.000,00
1 plano = 4 lembar
= 1000 x 6
= 6000 lembar
=12 rim
120
= Rp. 4.992.000,00
= Rp. 5.819.400,00
Biaya Promosi
Biaya Merchandise
121
Harga 1 buku
= Rp. 45.588,00
= Rp. 52.426,00
= Rp. 53.000,00
122
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam proses perancangan buku, penulis menggunakan berbagai teori dan data
yang dihasilkan dari studi literatur, wawancara, observasi dan kuesioner buku –
buku, konselor, dokter, psikolog, penerbit dan penderita. Data – data yang
dihasilkan menjadi acuan penulis dalam merancang baik mulai dari gaya ilustrasi,
layout, warna dan tipografi sehingga sesuai untuk remaja usia 14 – 17 tahun. Dari
data – data tersebut didapatkan bahwa remaja usia 14 – 17 tahun menyukai gaya
ilustrasi yang menyerupai wujud asli, cenderung tidak suka membaca konten yang
terlalu panjang, mulai menyukai banyak warna serta tipografi sans-serif sehingga
lahirlah konsep colorful dan minimalis dalam perancangan ini. Dalam membuat
Garis lengkung tersebut berasal dari brainstorming gesture orang lelah sekaligus
Untuk mengatur tata letak elemen – elemen pada setiap halaman buku,
mengorganisir setiap elemen sesuai konsep dan kebutuhan. Mengenai jenis layout,
penulis menggunakan 3 jenis yaitu multi panel layout, picture window layout, dan
bleed layout. Teknik pewarnaan yang digunakan ialah warna solid. Penulis
menggunakan warna mulai dari biru, hijau, pink, ungu, abu-abu, dan kuning serta
123
observasi yang penulis lakukan terhadap beberapa buku remaja yang beredar di
toko buku dimana dalam buku – buku tersebut lebih banyak digunakan jenis
tipografi sans-serif.
perancangan buku ilustrasi mengenai gangguan tidur sleep paralysis yang diberi
judul “Ketindihan Tak Perlu Gelagapan” yang dijelaskan secara medis dan
5.2. Saran
Dari proses riset hingga perancangan, penulis menyadari bahwa gangguan tidur
sleep paralysis normal terjadi serta dapat dijelaskan secara medis dan psikologis
sehingga tidak perlu merasa bingung, cemas dan takut ketika mengalaminya. Riset
yang dapat dikembangkan dari penelitian ini ialah dengan cara mengumpulkan
data dari narasumber yang lebih spesifik seperti ahli tidur serta observasi dengan
penggunaan alat rekam otak untuk mengamati kerja otak ketika seseorang tertidur.
Hal ini bertujuan agar hasil dari pengumpulan data tersebut lebih akurat dan detail
124
Publication.
Ambrose, G. & Harris, P. (2005). Basic Design 02: Layout. Singapore: AVA
Publishing SA
Guptill Publications.
http://www.chronicle.com/article/How-E-Reading-Threatens/147661
http://www.thereader.org.uk/wp-content/uploads/2017/06/Therapeutic-
benefits-of-reading-for-depression-Executive-Summary.pdf
http://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2054270415598091
importance-illustrations/
xviii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Graver, A. & Jura, B. (2012). Best Practice for Graphic Designers: Grids and
Grayman J. H., Good M. J., & Good B. J. (2009). Conflict Nightmares and
Informatika.
Hurd, R. (2010). The Sleep Paralysis Report: Symptoms, Causes and How to
Landa, R., Gonnella, R., & Bower, S. (2007). 2D: Visual Basic for Designers.
LaPlante, A. (2010). The Making Of The Story. New York, US: Norton & Company.
Larasaty, R. (2015, Mei 8). Sleep Paralysis, Ketindihan Saat Tidur yang Bikin
http://health.liputan6.com/read/2228531/sleep-paralysis-ketindihan-saat-
tidur-yang-bikin-panik
Linschoten, J., dan Drs. Mansyur. (2007). Warna. Yogyakarta: Institut Seni
Indonesia.
xix
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Lupton, E. & Phillips, J. C. (2015). Graphic Design: The New Basics, Second
Press.
Mahood, K. (2006). A Passion for Print: Promoting Reading and Books to Teens.
Mittal, H. (2017). 7 Relaxing Colors and How They Affect Your Mood!. Diperoleh
dari https://www.linkedin.com/pulse/7-relaxing-colors-how-affect-your-
mood-dr-hemant-mittal
Prasetyo, E. B. (n. d.). Peran Ilustrasi Visual dalam Pembelajaran. Diperoleh dari
http://repository.unpas.ac.id/5703/7/BAB%20III.pdf
Rodermont, M., Glaister, B., & Huston, B. (2013). Our Favourite Children’s and
http://www.uleth.ca/sites/default/files/genres.pdf
Utama.
http://health.detik.com/read/2013/03/28/103132/2205902/775/dokter-
saraf-ketindihan-bukan-ditarik-setan-apalagi-santet/dokter-saraf-
ketindihan-bukan-ditarik-setan-apalagi-santet
xx
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Skipper, T. L. (2011). Writing an Effective Book Chapter: A Guide for Author
http://sc.edu/fye/publications/pdf/Chapter%20Drafting%20Guidelines_20
12.pdf
Rineka Cipta.
https://www.academia.edu/5923222/Resume_Buku_penelitian_Kualitatif_
Prof._Sugiyono
Tondreau, B. (2009). Layout Essentials: 100 Design Principles for Using Grids.
dari http://www.brighthubeducation.com/homework-help-literature/78134-
types-of-nonfiction-book-genres/
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Hu
maniora/Vol.%203%20No.%202%20Oktober%202012/34_DVK_Joneta.p
df
xxi
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Zeegen, L. (2009). What is Illustration?. Switzerland: RotoVision SA.
SA.
xxii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
LAMPIRAN A: Bukti Wawancara dengan Penderita
xxiii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
xxiv
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Wawancara dengan Stella Florencia
xxv
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Wawancara dengan Dio Satria
xxvi
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
LAMPIRAN B: Bukti Kuesioner
xxvii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Daftar pertanyaan kuesioner
xxviii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
xxix
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
xxx
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
xxxi
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Lembar kuesioner yang terisi
xxxii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
xxxiii
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Hasil kuesioner
xxxiv
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018
Perancangan Buku Illustrasi..., Sylvia Sulistio, FSD UMN, 2018