Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SOSIO-ANTROPOLOGI KESEHATAN
KELOMPOK SOSIAL
DOSEN PENGAJAR : SULAEMANA ENGKENG, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
MEILAN SONDAKH APENA YOROH (211111010004)
SITTY FATIMAH MAMONTO (211111010008)
EIRENE ELGRACIA SUMENDA (211111010019)
EKLESIA PUTRI DODA (211111010020)
ALSRIANI MARIA TAARAUANGAN (211111010305)
THESALONIKA ELISABETH LOUCIANNA SUNKUDON (2111110100480

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2021
DAFTAR ISI

Sampul depan

Daftar Isi………………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar………………………………………………………………………………ii

BAB 1 Pendahuluan………………………………………………………………….…...…1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….…….....1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………...2
BAB 2 Pembahasan…………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Kelompok Sosial………………………………………………………….3
2.2 Ciri-ciri Kelompok Sosial……………………………………………………..……...4
2.3 Jenis Kelompok Sosial………………………………………………………………..4.
2.4 Pembentukan Kelompok Sosial………………………………………………………6.
2.5 Bentuk masalah dalam Kelompok Sosial………………………………………..……9
2.6 fungsi kelompok sosial bagi masyarakat dan kesehatan masyarakat ..………….….10
BAB 3 Penutup………………………………………………………………………………12
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..12
3.2 Saran…………………………………………………………………………………12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………13

i
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan hidayahnya
sehingga penyusun dan penulis yakni anggota kelompok 4, dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas wajib dari mata kuliah
Sosio-antropologi Kesehatan, program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, dengan judul “Kelompok Sosial”. Makalah ini bertujuan
untuk mengamati dan mempelajari kehidupan-kehidupan suatu kelompok sosial dan
menghubungkannya dengan kondisi kesehatan dan kebudayaan di lingkungan tersebut.
Anggota kelompok 4 mengucapkan terimakasih kepada Mner Sulaemana Engkeng, S.KM,
M.Kes, selaku dosen pengajar mata kuliah Sosio-antropologi Kesehatan untuk semua pelajaran
serta informasi yang diberikan kepada kami. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, terkhusus kepada seluruh anggota kelompok 4
yang telah memberi berbagai masukan, informasi, serta ikut ambil bagian dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan dan pengembangan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menjadi sumber ilmu baru bagi para pembaca dan
juga bagi mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Salam sehat dan terimakasih.

Manado, 27 Agustus 2021


Penyusun

Kelompok 4

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosio-antropologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara orang-orang dalam


suatu kelompok masyarakat. Subjek utama sosio-antropologi adalah struktur sosial dan
lembaga sosial.
Pada abad ke-20 M, seorang ahli bernama James George Frazer melakukan suatu
penelitian secara evolusionis tentang masyarakat primitif asli. James mencatat perkembangan
yang terjadi dalam beragam tingkat peradaban. Pada tahun 1920, Bronislaw Malinowski dan
Alfred Radecliffe-Brown mengembangkan studi perbandingan terhadap masyarakat
kontemporer. Studi ini kemudian membentuk ilmu sosiologi komparatifb yang menjadi dasar
antropologi sosial. Bahasan utamanya meliputi etnohistori, difusi kultural, bahasa, isu-isu
budaya, dan kepribadian.
Masalah kesehatan masyarakat telah dikaji dalam berbagai ilmu. Persepsi yang muncul
mengenai sakit, sehat, dan sembuh hanya sebatas dari segi medis dan kondisi biologis saja.
Sebagai manusia, kita adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai konsep sosial yang
berbeda-beda. Hubungan antara kesehatan dan kehidupan sosial dalam masyarakat perlu
dipelajari, salah satunya dengan melihat berbagai studi kasus sosio-antropologi kesehatan
sehingga pengetahuan tentang kesehatan tidak hanya dikaji dalam ilmu kedokteran atau ilmu
biologi. Pemaknaan terhadap kesehatan dan penyakit dapat berbeda-beda yang disebabkan
oleh relativisme kebudayaan, yaitu cara pandang masyarakat terhadap penyakit disetiap
tempat akan berbeda-beda berdasarkan sosial dan budayanya. Juga disebabkan oleh konsep
sakit yang berbeda dengan konsep medis modern.
Di dalam menghadapi lingkungannya, seperti udara yang dingin, alam yang keras, dan
sebagainya, manusia kemudian menciptakan rumah, pakaian, dan lain-lain. Manusia juga
harus makan, agar abadannya tetap sehat. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia juga
mengambilnya dari alam dengan menggunakan akal, misalnya dilaut manusia akan menjadi
nelayan untuk mendapat ikan. Semuanya itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial.
Kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran untuk saling tolong menolong. Pengelompokan menusia kedalam wadah-
wadah tertentu, senantiasa dilandaskan pada kriteria-kriteria tertentu yang menjadi milik dan
tujuan bersama seperti umur, jenis kelamin, partai politik, latar belakang pendidikan, suku,
bangsa, agama, dan seterusnya. Oleh karena itu, akan terbentuk berbagai macam kelompok
sosial dalam kehidupan manusia sebagai suatu masyarakat yang majemuk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Sosio-antropologi kesehataan?


1
2. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial?
3. Apa penyebab terbentuknya kelompok sosial?
4. Bagaimana ciri-ciri kelompok sosial?
5. Apa saja manfaat kelompok sosial?
6. Apa dampak kelompok sosial bagi kesehatan?
7. Siapa saja yang bisa membentuk suatu kelompok sosial?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam kelompok sosial
2. Untuk mengamati perilaku masyarakat di lingkungan sosialnya
3. Untuk mengetahui kesehatan fisik, psikis, dan jiwa masyarakat di lingkungan sosialnya

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Kelompok Sosial


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kelompok” dapat diartikan
sebagai kumpulan, Golongan, gugusan, atau kumpulan manusia yang merupakan
kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola
interaksi antara manusia itu. Sedangkan kata “sosial” berasal dari bahasa latin yaitu
“socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam
kehidupan bersama (Salim, 2002).
Sementara itu, beberapa ahli mencoba mendefinisikan pengertian dari kelompok
sosial. Ahli-ahli tersebut antara lain :
- Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan diantara mereka secara timbal
balik dan saling memenuhi.

- Paul B. Horfon
Horfon menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran akan keanggotannya dan saling berinteraksi

- Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren


Kedua ahli sosiologi ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang terdiri
atas dua atau lebih manusia dan diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang
dapat dipahami oleh anggota atau orang lain secara keseluruhan.

- Mayor Polak
Polak mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu sama lain memiliki
hubungan sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan bersama.

- Wila Huky
Kelompok sosial menurut Huky adalah suatu unit yang terdiri atas dua atau lebih yang
saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.

Dari berbagai pengertian kelompok sosial yang disampaikan oleh beberapa ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah suatu golongan manusia
yang hidup dalam lingkungan yang sama dengan berhubungan timbal balik, saling
berkomunikasi, dan berinteraksi sebagai wujud dari pemenuhan kebutuhan hidup
bersama yang terorganisasi dan terstruktur.

3
2.2 Ciri-ciri Kelompok Sosial

Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan manusia atau yang dikatan sebagai
kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih sebagai berikut :

 Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian


dari kelompok yang bersangkutan.
 Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya.
 ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
 Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
 Bersistem dan berproses.
 Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung
pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan perannya
 Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
 Memiliki kepentingan bersama.

Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas


dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan
komunikasi sosial, masing- masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi
mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut. Maka kelompok sosial
dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok
sosial besar.

2.3 Jenis Kelompok Sosial


Konsep kelompok mempunyai berbagai makna, di kalangan ahli sosiologi dijumpai
berbagai usaha untuk mengklarifikasikan jenis kelompok. Salah satu diantaranya adalah
yaitu Robert Bierstedt, ia menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok,
yaitu ada tidaknya organisasi (formal), hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan
kesadaran jenis. Bierstedt membedakan empat jenis kelompok yaitu, kelompok statistik
(statistical group), kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social
group) dan kelompok asosial (associaltion group).
Berdasarkan proses perkembangannya, maka jenis-jenis kelompok sosial dapat
digolongkan dalam 5 kelompok, dikutip lewat buku Sosiologi 2 (2007:104) yakni sebagai
berikut:

4
1) Kelompok Kekerabatan
Kelompok ini disebut sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat. Anggotanya
sendiri terdiri dari individu dalam sebuah keluarga inti, yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya.

2) Kelompok Okupasional
Kelompok ini umumnya terbentuk karena adanya kesamaan nilai, norma, ataupun
tingkah laku dari setiap anggotanya. Interaksi antara individu dengan kesamaan profersi
ataupun hobi termasuk dalam kelompok sosial Okupasional.

3) Kelompok Volunter
Kelompok ini umumnya terdiri dari individu yang memiliki kepentingan yang sama
untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya tanpa mengganggu masyarakat umum.

4) Kelompok Masyarakat Pedesaan ( Rular Community)


Kelompok ini umumnya didasarkan kepada bentuk aktivitas manusia ataupun pola
piker masyarakat pedesaan yang dikenal penuh pertimbangan tradisi. Kelompok
masyarakat ini sendiri lebih memiki sifat dengan asas keluarga dan kebersamaan.

5) Kelompok Masyarakat Perkotaan ( Urban Community)


Kelompok ini umumnya tidak saling mengenal satu sama lain dan tidak terlalu
mempertimbangkan tradisi namun tetap berada dalam kelompok yang sama-sama tinggal
di perkotaan.

Selain beberapa jenis di atas, kelompok sosial juga dapat dibedakan dalam beberapa
jenis menurut para ahli Sosiologi. Adapun beberapa jenis kelompok sosial menurut para
ahli yaitu:

1) Menurut Emille Durkheim

Emille Durkheim membagi kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas


Mekanik dan solidaritas Organik. Solidaritas mekanik merupakan ciri dari masyarakat
yang sederhana dan belum mengenal adanya pembagian kerja. Sedangkan solidartas
organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat yang telah mengenal
adanya pembagian kerja ( masyarakat kompleks) sehingga unsur-unsur di dalam
masyarakat tersebut saling bergantung.
2) Menurut Ferdinand Toennies
Ferdinand Toennies memberi penjelasan bahwa kelompok di dalam masyarakat
(kelompok sosial) dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Gemeinschaft dan Gesselschaft.
Gameinschaft atau paguyuban adalah kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni, alamiah, dan kekal. Contohnya, keluarga dan rukun

5
tetangga. Adapun Gesselschaft atau patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu yang pendek atau dinamis. Contohnya, ikatan antara pedagang dan
pembeli atau organisasi buruh dalam suatu pabrik.

3) Menurut Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris


Mereka berpendapat bahwa didalam masyarakat terdapat kelompok primer yang
ditandai dengan hubungan antara anggotanya berlangsung secara bertatap muka, saling
mengenal, mesra dan akrab, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi. Ruang lingkup
kelompok sosial ini adalah keluarga, teman sepermainan, dan rukun tetangga.

4) Menurut W. G. Summer
W. G. Summer membagi kelompok sosial menjadi dua yaitu In-group ( Kelompok
dalam) dan Out-group ( Kelompok luar). Kelompok sosial yang individu mengidentifikasi
dirinya merupakan in-group-nya dalam kelompok tersebut. sedangkan out-group diartikan
oleh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in-group-nya. Sikap in-group
biasanya didasarkan pada faktor simpati, kedekatan dengan anggota kelompok, kerja sama,
keteraturan dan kedamaian. Sedangkan sikap out-group selalu ditandai dengan suatu
kelainan yang berwujud antagonisme atau antipasti.

2.4 Pembentukan Kelompok Sosial

Sebagaimananya kodratnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang


selalu hidup bersama orang lain. Kehidupan bersama seperti inilah makna dan kodrat
manusia sebagai makhluk sosial. Manusia tidak akan berarti apa-apa di masyarakat apabila
tidak pernah bergaul dan bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bergabungnya individu dalam suatu kelompok sosial merupakan keinginan dari dalam diri
individu tersebut atau bahkan bisa terjadi secara kebetulan. Dua faktor utama yang
umumnya membuat seseorang memilih atau membentuk kelompok sosial adalah
kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
Kedekatan geografis berpengaruh besar terhadap keterlibatan seseorang dalam
sebuah kelompok. Semakin dekat jarak geografis antara dua atau lebih orang, semakin
mungkin mereka untuk saling berbicara dan berinteraksi. Jadi, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Kedekatan tersebut bisa dilihat ketika seseorang yang
merantau ke suatu daerah dan bertemu dengan orang yang statusnya sama sebagai perantau
dan berasal dari daera yang sama. Secara tidak sadar, orang tersebut merasa ada ikatan
mesdkipun pada awalnya belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2. Kesamaan
6
Pembentukan kelompok sosial juga tergantung pada kesamaan di antara anggota-
anggotanya. Pada umumnya, orang memang lebih nyaman berinteraksi dengan orang yang
memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan disini meliputi kesamaan latar belakang,
minat, kepercayaan, usia, nilai, atau karakter-karakter personal lain. Macam-macam
kesamaan tersebut juga bisa dikategorikan menjadi tiga aspek berikut.

a. Kesamaan kepentingan
Adanya kesamaan kepentingan membuat kelompok sosial memiliki pemahaman yang
sama akan tujuan bersama dan mau bekerja sama demi mencapai kepentingan dan
tujuan tersebut. Hal ini terlihat pada kelompok belajar yang para anggotanya sama-
sama memiliki kepentingan untuk lulus atau mendapat nilai tertentu.

b. Kesamaan keturunan
Kelompok sosial yang terbentuk dengan persamaan keturunan, akan memiliki tujuan
yang sam yakni menyambung tali persaudaraan. Dampak positifnya, masing-masing
anggotanya secara tidak langsung memiliki komitmen untuk tetap aktif terlibat dalam
kelompok sosial ini untuk menjaga agar tali persaudaraan tidak terputus.

c. Kesamaan nasib
Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok sosial yang
mewadahi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup maupun kinerja anggotanya.
Contohnya, perkumpulan informal mitra ojek online yang saat ini sedang marak di
berbagai kota. Adanya perkumpulan ini didasari oleh kesamaan nasib dan profesi para
anggotanya sebagai sesama mitra ojek online yng membutuhkan wadah untuk saling
berbagi cerita dan informasi terbaru terkait penumpang dan kebijakan perusahaan.
Menurut Prayitno, terbentuknya kelompok harus memenuhi beberapa unsur, yaitu
unsur kualitas dan kuantitas, unsur kerumunan dan kelompok, juga faktor pengikat dalam
kelompok. Pada mulanya kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang yang
berkerumun. Selanjutnya dalam kerumunan berkembang menjadi kelompok-kelompok
karena satu sama lain ada ikatan persamaan kepentingan, persamaan senasib, persamaan
persepsi, persamaan tujuan, dan persamaan profesi. Dalam kelompok itu mereka saling
mengadakan interaksi atau hubungan timbal balik. Selain itu, mereka juga sepakat untuk
taat kepada norma-norma yang mereka buat sendiri. Kumpulan orang-orang atau
kerumunan dapat berubah menjadi kelompok apabila didalamnya muncul fakor-faktor
pengikat sebagai berikut:
- Interaksi antara orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau kerumunan.
- Ikatan emosional sebagai pernyataan bersama.
- Tujuan atau kepentingan bersama.

7
- Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan.
- Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.
Kelompok yang sudah dapat dikatakan mantap atau mapan biasanya diikat oleh
faktor-faktor di atas. Sebaliknya, apabila beberapa atau seluruhnya faktor pengikat tersebut
surut, derajat kemantapan kelomok tersebut akan menurun sehingga kelompok itu
kemudian berubah hanya sekedar kerumunan. Oleh karena itu, agar kelompok tetap solid
setiap anggota harus dapat menunjukan komitmen yang kuat sehingga persoalan-persoalan
yang dihadapi dapat mudah diatasi.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing
anggota. Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu
satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi
biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelomok tersebut, sehingga
anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Langkah
proses pembentukan tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
- Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan
ada proses tranfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan
akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

- Persepsi
Pembagian kelompok berdasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang diihat dari
pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual,
atau yang lain memiliki bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang
memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota yang lain.

- Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
perkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang
ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan
demikian dapat memicu anggota lain memlalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa
memotivasi diri untuk maju.

- Independensi
Kebebasan merupakan hal yang penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan
disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta

8
ekspresi. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati
kelompok.

- Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan
kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan
efektif.

- Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapt menyelesaikan tugas-
tugas kelompok atau individu.

2.5 Bentuk Masalah dalam Kelompok Sosial


Masalah dalam kelompok sosial merupakan permasalahan yang sering muncul
dalam suatu kelompok yang berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Masalah kelompok sosial timbul akibat perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realitas yang ada. Sumber utama masalah
sosial biasanya berupa proses sosial serta gejala sosial dalam masyarakat.
Beberapa faktor penyebab terjadinya masalah sosial dalam kelompok sosial
dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :
1. Faktor ekonomi
Dalam faktor ini, masalah muncul karena terjadi ketimpangan pendapatan,
ketidakmerataan pembangunan, dan ketidaksamaan dalam hak akses. Contoh masalah
dalam faktor ini seperti pengangguran, kriminalitas, dan kemiskinan.

2. Faktor Budaya
Dalam faktor ini, masalah sosial muncul karena ketidaksesuaian antara nilai,
norma, dan perilaku masyarakat. Contoh masalah dalam faktor budaya antara lain
westernisasi, kenakalan remaja, tawuran, geng motor, dan sebagainya.

3. Faktor biologis
Masalah sosial dalam kelompok sosial karena faktor biologis biasanya
berhubungan dengan kondisi fisik manusia. Misalnya muncul penyakit menular, gizi
buruk, dan lain-lain.

4. Faktor Psikologis
Masalah karena faktor psikologis biasanya berhubungan dengan gangguan

9
psikologis dalam suatu masyarakat, misalnya gangguan jiwa, depresi, dan sebagainya.

Selain itu, ada beberapa contoh masalah dalam kelompok sosial yang terbagi dalam
kelompok sosial primer, sekunder, formal, dan informal.

1. Kelompok sosial primer


Kelompok sosial primer ini adalah keluarga. Contoh masalahnya misalnya
perbedaan pendapat, perbedaan pola asuh anak, adanya kekerasan dalam rumah
tangga, kurang komunikasi, perselingkuhan, dan lain-lain.

2. Kelompok sosial sekunder


Kelompok sosial sekunder contohnya partai politik, perhimpunan serikat pekerja,
koperasi, PT, PGRI, dan lain-lain. Contoh masalah yang sering muncul misalnya
transparansi partai politik yang masih beroperasi seperti black box, hubungan
antara partai politik dan masyarakat yang jauh atau lemah, keadaan koperasi di
Indonesia yang masih berjalan lambat, sementara korporasinya berjalan cepat, dan
minimnya jumlah partisipasi masyarakat yang ingin bergabung ke koperasi.

3. Kelompok sosial formal


Contoh dari kelompok sosial formal adalah sekolah, lembaga pemerintah,
perusahaan, dan lain-lain. Masalah yang sering muncul seperti Kesulitan dalam
mencari teman, Merasa terasing dalam aktivitas kelompok, Kesulitan dalam
menyesuaikan diri dalam kelompoknya, membolos, korupsi, ketidak puasan
karyawan, konflik antar karyawan, dan antar atasan dan bawahan, pelecehan di
tempatkerja.

4. Kelompok sosial informal


Contoh kelompok sosial informal adalah teman sebaya dan kelompok arisan.
Masalah yang sering terjadi adalah penipuan arisan online atau teman sebaya yang
sering tersinggung.

2.6 Fungsi Kelompok Sosial bagi Masyarakat dan Kesehatan


Masyarakat
Kelompok sosial merupakan bagian terpenting dalam kehidupan suatu masyarakat,
dan dapat terbentuk karena adanya kepentingan yang sama antar anggota. Selain itu,
suatu tatanan kelompok sosial adalah akibat dari kesadaran manusia sebagai mahluk
sosial, yang memiliki berbagai fungsi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Sebagai sarana bagi individu ataupun kelompok dalam melakukan berbagai
kegiatan.
10
2. Memenuhi kebutuhan diri masing-masing yang tergabung dalam kelompok
tersebut
3. Membantu dalam pengembangan diri
4. Meningkatkan produktifitas serta kualitas diri individu
5. Memberikan ruang bagi semua individu yang memiliki minat untuk bergabung
didalamnya
6. sumber atau penguat identitas
7. pemenuhan kebutuhan individu baik itu yang sifatnya fisik maupun nonfisik
8. membuat lembaga berdasarkan nilai dan norma yang berlaku

Beberapa fungsi diatas, merupakan fungsi kelompok sosial bagi


masyarakat. Lalu, jika dihubungkan dengan bidang kesehatan, apakah fungsi
kelompok sosial tersebut terkhusus untuk kesehatan masyarakat dilingkungan
kelompok tersebut? Ada beberapa fungsi kelompok sosial bagi kesehatan, seperti:
1. Sebagai wadah informasi tentang kessehatan dan berbagai jenis penyakit
2. Menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam melawan penyakit
3. Sebagai pemerhati perkembangan kesehatan di lingkungannya
4. Sebagai penyuluh utama bagi anggota tentang pentingnya menjaga kesehatan
5. Sumber dan penguat dalam menghadapi krisis penyakit menular
6. Meningkatkan kesadaran fisik dan mental yang jauh dari penyakit
7. Memenuhi kebutuhan fisik dan nonfisik anggota kelompok sosial di
lingkungannya.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kelompok sosial yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah suatu golongan manusia yang hidup
dalam lingkungan yang sama dengan berhubungan timbal balik, saling
berkomunikasi, dan berinteraksi sebagai wujud dari pemenuhan kebutuhan hidup
bersama yang terorganisasi dan terstruktur.

2. Berdasarkan proses perkembangannya, kelompok sosial dibedakan menjadi


kelompok kekerabadan, kelompok okupasional,kelompok volunter, kelompok
masyarakat pedesaan, kelompok masyarakat perkotaan.

3. Ada Dua faktor utama yang umumnya membuat seseorang memilih atau
membentuk kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan.

4. Beberapa faktor penyebab terjadinya masalah sosial dalam kelompok sosial

5. dibedakan menjadi empat kategori yaitu faktor ekonomi, faktor budaya, faktor
biologis, dan faktor psikologis.

3.2 Saran

Dari seluruh materi yang telah kami susun dalam makalah ini, maka besar
harapan kami akan saran kepada seluruh pembaca yang adalah masyarakat Indonesia
pada umumnya, terkhusus dalam kelompok sosialnya agar kiranya menjadi manusia
yang lebih baik dalam berhubungan sesama di lingkungan sosial. Dan kepada para
pembaca agar sekiranya makalah ini mampu memberi ilmu baru dan pengetahuan
yang lebih luas terlebih dalam pengembangan dan pemahaman tentang kelompok
dan kehidupan sosial,

12
Daftar Pustaka

Dr. Ttri Niswati Utami, M.Kes (2019), sosio-antropologi kesehatan, penerbit


PRENAMEDIA GROUP (divisi kencana)

Wikipedia (id.m.wikipedia.org)

http://wordpress.com/2011/03/23/masyarakat-dan-kelompok-sosial

http://www.academia.edu/9426680/HUBUNGAN_HUKUM_DENGAN_KELOMP
OK_SOSIAL_DALAM_ MASYARAKAT

http://www.berpendidikan.com/2015/06/ciri-kelompok-sosial-.html

http://www.google.co.id/definisi-ciri- masyarakat.html

http://www.goggle.co.id.search.proses-kelompok-sosial.html

https://riliv.co/rilivstory/contoh- masalah-dalam-keluarga/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/180709069/masalah-sosial-di-
lingkungansekolah?page=all&jxconn=1*13l5ax8*other_jxampid*TTRXY2JEd0dYaFA3
aGExRE1XelRrOGhoeXZsdE5hNHlnVDNBaDVfdmpHUVNQYU55RGEzVFN4ZGNr
bXBzZ1ZFQw..#page2

Pengertian Kelompok Sosial dan Jenis-jenisnya: https://kumparan.com .


Diakses pada tanggal 27 Agustus 2021 ( 17.25)

13

Anda mungkin juga menyukai