DIBUAT OLEH :
A. Pengantar
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang diresmikan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam sejarah
eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai
macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan
tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi Negara Pancasila.
B. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif histories
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Asal mula nilai-nilai
Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis pancasila.
2. Landasan Kultural
Nilai yang terkandung dalam sila-sila pacasila bukanlah merupakan suatu hasil
konseptual seseorang saja melainkan hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang
diangkat dari nilai cultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara.
3. Landasan Yuridis
Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi didasari oleh Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Mata kuliah Pancasila adalah mata
kuliah yang memdidik warga negara akan dasar filsafat negaranya.
4. Landasan Filofis
Pancasila adalah dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Secara
filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan, konsekuensinya rakyat adalah merupakan asal
mula kekuasaan negara.
C. Tujuan Pendidikan Pancasila
Dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dan juga termuat dalam
SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan yaitu perilaku
yang mencerminkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri atas berbagai
golongan agama dan budaya. Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan
intelektual penuh tanggung jawab pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-
masing. Kompetensi pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual yang
berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beragama dengan
sikab dan perilaku yang memiliki tanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya, mampu
mengenali masalah hidup dan cara pemecahannya, mengenali perubahan dan perkembangan
ilmu pendididian, memiliki rasa persatuan yang tinggi. Melalui pendidikan Pancasila, warga
nerara Republik Indosesia diharapkan mempu memahami, menganalisis, dan
mengimplememasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam menjawab masalah yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia secara berkesinambungan dan konsistan berdasarkan cita-cita
dan tujuan bangsa Indonesia.
D. Pembahasan Pancasila secara ilmiah
1. Berobjek
Semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek. ‘objek forma’ Pancasila adalah suatu
sudut pandang tertentu dalam pembahasan Pancasila, atau dari sudut pandang apa Pancasila itu
dibahas. Pancasila dapat dibahas dari sudut pandang ‘moral’ (moral pancasila), ‘ekonomi’
(ekonomi Pancasila), ‘pers’ (pers Pancasila), ‘hukum dan kenegaraan’ (pancasila yuridis
kenegaraan), ‘filsafat’ (filsafat Pancasila). ‘Objek materia’ Pancasila adalah suatu objek yang
merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila baik yang bersifat empiris maupun
nonempiris. Pancasila merupakan hasil budaya bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila atau sebagai asal mula Pancasila. Objek material pembahasan pancasila adalah bangsa
Indonesia dengan segala aspek kebudayaannya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Bermetoode
Metode adalah seperangkat cara atau system pendekatan dalam rangka pembahasan
masalah guna mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif. Salah satu metode yang
digunakan untuk pembahasan Pancasila adalah metode ‘analitico syntetic’ yaitu suatu perpaduan
metode analisis dan sintesis. Objek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya dan
objek sejarah oleh karena itulazim digunakan metode ‘hermeneutika’, yaitu suatu system untuk
menemukan makna dibalik objek, demikian juga metode ‘koherensi historis’, serta metode
‘pemahaman, penafsiran, dan interpretasi’,metode-metode tersebut dadasarkan oleh hukum
logika dan suatu penarikan kesimpulan.
3. Bersistem
Dalam suatu pengetahuan ilmiah harus mempunyai hubungan (interelasi), maupun saling
ketergantungan (interdependensi). Pancasila sendiri adalah suatu kesatuan dan keutuhan
‘majemuk tunggal’yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari sila-sila Pancasila itu
merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.
4. Bersifat Universal
Universal artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi,
kondisi, maupun jumlah tertentu. Perkataan inti sari, essensi atau makna yang terdalam dari sila-
sila Pancasila hakikatnya adalah bersifat universal.
E. Tingkatan Pengetahuan Ilmiah
1. Pengetahuan Deskriptif
Kajian Pancasila secara deskriptif ini antara lain berkaitan dengan kajian sejarah
perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila serta kajian tentang kedudukan dan fungsi pancasila.
2. Pengetahuan Kausal
Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab
dan akibat. Pancasila meliputi empat kausal yaitu :
a. Kausa materialis
b. Kausa formalis
c. Kausa efisisen
d. Kausa finalis
3. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologis istilah pancasila berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana), bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Dalam bahasa Jawa diartikan ‘susila’
yang memiliki hubunga moralitas. Secara etimologis kata ‘Pancasila’ yang dimaksudkan ialah
‘dasar yang memiliki lima unsur’ atau lima aturan tingkah laku yang penting. Ajaran Pancasiila
menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya.
4. Pengertian Pancasial secara Historis
Perumusan Pancasila diawali ketika sidang BPUPKI
pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah yaitu tentang
suatu rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam
sidang BPUPKI Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara
Indonesia dengan istilah Pancasila, yang artinya lima dasar. Yang pad akhirnya diproklamirkan
pada tanggal 17 agustus 1945 dan disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sejak saat itulah perkataan pancasila menjadi bahasa Indonesia yang merupakan istilah
umum.
5. Pengertian Pancasila secara terminologis
Pancasila berhasil diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan berhasil disahkan
pada tanggal 18 Agutus 1945 dengan UUD 1945.
a. Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) 29 Desember 1949 – 17
Agustus 1950
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
b. Dalam UUD (Undang-Undang Dasar Sementara 1950), 17 Agustus 1950 - 5 Juni
1959
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan social
c. Rumusan Pancasial di kalangan masyarakat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
Dari bermacam-macam rumusan Pancasila tersebut diatas yang sah dan benar secara
konstitusional adalah rumusan Panxasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Hal ini diperkuat dengan ketetapan NO.XX/MPRS/1966, dan Inpres No. 12 tanggal 13 April
1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan Pancasila Dasar Negara
Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945.
BAB V
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA
A. Pancasila sebagai dasar negara
Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik
Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur - unsurnya yakni pemerintah,
wilayah dan rakyat.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar negara yang
berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di negara
Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa
Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara
formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara
(Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat
pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya
dengan Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih
lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan
lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain
sebagainya.
B. Pancasila sebagai pandangan
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah
suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai
luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan
sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara
dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa
sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup
sehari-hari.
Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup yang dijadikan
acuan di dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga dengan bangsa Indonesia. Bagi bangsa
Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa
Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka
Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang
kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila di samping merupakan cita-cita
moral bagi bangsa Indonesia, juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila
sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan
bersama bangsa Indonesia yang pada waktu itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila
merupakan kesepakatan bersama seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila sudah
seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi.
BAB VI
PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD 1945