Bab 3 Dinding Dada, Rongga Dada, Paru, Dan Rongga Pleura
Bab 3 Dinding Dada, Rongga Dada, Paru, Dan Rongga Pleura
75
76 BAB 3
Otot-Otot Respirasi Tambahan Catatan Embriotogi: Pembentukan Paru dan Pteura 109
Arteria Thoracica lnterna Gambaran Radiografik Paru dan Dinding Dada 111
Vena Thoracica lnterna
Anatomi Permukaan Trachea, Paru, dan Pteura 111
Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan
Trachea 111
Dinding Dada 85
Paru 123
Otot-Otot Pangkal Leher yang Berhubungan dengan Costa I 87
Pteura 123'
Ctavicula dan Hubungannya dengan Apertura Thoracis Superior 87
Mamma 87 Anatomi Permukaan Pembutuh Darah 126
f,)emahaman mengenai struktur dinding dada dan diaphragma bawah rangka thorax meliputi organ abdomen bagian atas, sehingga
I mutlak dimiliki oleh seseordnB yang ingin mengefti bagaimana ikut melindungi organ'organ yang ada di dalamnya seperti hepar,
gerakan normal dinding dada pada proses pengisian udara di dalam gaster, dan lien. Walaupun dinding dada kuat, Iuka tumpul atau tusuk
paru. dapat mencederai organ-organ lunak yang ada di dalamnya. Hal ini
Rangka thorax juga mempunyai fungsi proteksi, tidak hanya terutama penting di era di mana kecelakaan mobil, Iuka tusuk, dan
untuk paru tetapi juga organ-organ penyokong kehidupan lainnya luka tembak sering ditemui.
seperti jantung dan pembuluh darah besar. Tambahan pula, bagian
ANAT*'XI DASAR Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni pada
articulatio manubriosternalis dan di bawah bersendi dengan
processus xiphoideus pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap
sisi terdapat lekukan-lekukan untuk bersendi dengan cartilago
costalis II sampai VII(Gambar 3-1).
Processus xiphoideus (Gambar 3-1) merupakan selembar tipis
Dinding Dada cartilago yang mengalami ossifikasi pada ujung proksimalnya
pada orang dewasa. Tidak ada costa ataupun cartilago costalis
yang melekat padanya.
Dinding dada dibentuk oleh sternum, costa, dan cartilago costalis
(Gambar 3-1).
I Costa
Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya di posterior melekat
I Sternum pada vertebra thoracica (Gambar 3-1 dan 3-2). Costa dibagi dalam
3 kategori berikut ini:
Stemum terletak di garis tengah dinding depan dacla. Sternum
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi dalam tiga bagian: Costae verae: tujuh pasang costa paling atas, melekat pada
manubrium sterni, corpus sterni, dan processus xiphoideus. stemum di sebelah anterior melalui cartilago costalisnya.
Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum. Bersendi Costae spuriae: pasangan costa VIII, IX, dan X di anterior
dengan corpus sterni pada articulatio manubriosternalis. Bersendi melekat satu dengan yang lain dan ke costa VII melalui
dengan clavicula serta cartilago costalis I serta bagian atas cartilago cartilago costalis dan sendi sinovial yang kecil.
costalis II pada masing-masing sisi (Gambar 3-1). Terletak di depan Costae fluctuantes: pasangancosta XI danXII tidakmempunyai
vertebra thoracica III dan IV. perlekatan di anterior.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 77
incisura suprasternalis
fovea untuk
clavicula corpus vertebrae
thoracicae I
manubrium sterni
fovea untuk corpus sterni
cartilago costalis
I costa
manubrium
sterni fovea untuk
cartilago costalis
il
angulus sterni
fovea untuk
cartilago costalis
ilt cartilago
corpus sterni costalis
fovea untuk
cartilago costalis
fovea untuk
cartilago costalis
costa Xll
fovea untuk
processus
cartilago costalis
costae fluctuantes xiphoideus
fovea untuk
cartilago costalis
vil
A processus xiphoideus B
Gambar 3-1 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cadilago costalis membentuk rangka thorax.
Costa Regu lar/Tipi l<al utama untnk lenp;an atas, yaitu A. dan Vsubclavia
pembr-rlr-rh
(Cambar 3-3). Costa ini kecil dan pipih dari atas ke bawah.
Costa regular merupakan tulang berbentuk panjang, melintir,
M.scalenus anterior melekat pada permukaan atas dan pinggir
pipih dan mempunyai pinggir atas yang membulat, dan pinggir
dalamnya. Anterior terhadap M. scalenus anterior, V. subclavia
bawah mempunyai alur (sulcus costae), yang berisi A, V, dan N.
menyilang costa. Posterior terhadap tempat melekatnya otot,
intercostalis. Ujung anterior dari setiap costa dilekatkan pada
A.subclavia dan truncus inferior plerr-rs brachialis menyilang costa
cartilago costalis yang sesuai (Gambar 3-2).
dan berhubungan dengan tulang.
Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
angulus (Gambar 3-2). Caput mempunyai dua fovea articularis
untuk bersendi dengan corpus vertebra yang nomornya sama
dan dengan vertebra yang terletak tepat di atasnya (Cambar I Cartilago Costalis
3-2). Co1lum merupakan bagian yang sempit terletak di antara
Cartilago costalis merupakan batang cartilago yang menghu-
caput dan tuberculum. Tuberculum merupakan tonjolan pada
bungkan tujuh costa bagian atas dengan pinggir lateral sternum
permukaan luar costa dan mempunyai fovea articularis untuk
dan costa VIII, IX, dan X ke cartilago yang terdapat tepat di atasnya.
bersendl dengan processus transversus vertebrae yang nomornya
Cartilago costalis XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen
sama (Gambar 3-2). Corpus berbentuk tipis, kurus, dan melintir
(Gambar 3-1).
sepanjang sumbu panjangnya. Pada pinggir inferiornya terdapat
Cartilago costalis berperan penting terhadap elastisitas dan
sulcus costae. Angulus costae adalah tempat di mana corpus costae
mobilitas dinding dada. Pada orang ianjut usla, cartilago costae
melengkung ke depan dengan tajam.
cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya sebagai akibat
kalsifikasi superfisial.
Costa I regu larlAtipikal
Costa I penting di klinik karena mempunyai hubungan eral
dengan saraf-saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembulr:h-
78 BAB 3
corpus vertebrae
discus intervertebralis
caput costae
sulcus costae
Gambar 3-2 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vedebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebra nomor yang sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya, Perhatikan
juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.
I AperturaThoracis Superior
atas ke bawah dalam urutan: V.intercostalis, A.intercostalis, dan
N.intercostalis (Disingkat VAN).
(Pintu Keluar)
Rongga thorax berhubungan dengan pangkal leher melalui lubang
( Musculus lntercostalis
yang disebut apertura thoracis superior (pintu keluar). Disebut M.intercostalis externus membentuklapisanyang paling luar.Arah
pintu keluar karena pembuluh-pembuluh darah dan saraf penting serabut-serabutnya ke bawah dan depan, darl pinggir bawah costa
keluar dari rongga dada melalui lubang ini, menuju ke leher dan di atasnya ke pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar
extremitas superior. (Cambar 3-3). Apertura dibatasi di posterior 3-4). Otot berjalan ke depan, sampai ke cartilago costalis, di mana
oleh vertebra thoracica pertama, di lateral oleh pinggir medial otot diganti oleh aponeurosis,disebut membrana intercostalis
costa I dan cartilagonya, dan di anterior oleh pinggir superior anterior (externus) (Gambar 3-5).
manubrium sterni. Apertura terletak miring menghadap ke atas M.intercostalis internus membentuk lapisan tengah. Arah
dan depan. Melalui lubang kecil ini berjalan esophagus dan serabut-serabutnya ke bawah dan belakang, dari sulcus costae di
trachea, serta banyak pembuluh darah dan saraf. Oleh karena atas sampai pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar 3-4).
apertura terletak miring, maka apex dari paru dan pleuranya Otoi-otot berjalan ke belakang dari sternum di depan sampai ke
menonjol ke atas ke daerah leher (Gambar 3-3). angulus costae di belakang, di mana otot diganti oleh aponeurosis,
membrana intercostalis posterior (internus) (Gambar 3-5).
M.scalenus medius
plexus brachialis
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior
truncus inferior
plexus brachialis
costa I
A. dan V. subclavia
Gambar 3-3 Apertura thoracis superior (pintu keluar) mernperlihatkan cupula cervicalis pleurae pada sisi kirl tubuh dan
hubungannya dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanva plexus brachialis dan A.V subclavia.
80 BAB 3
kulitt
fascia superficialis M. serratus anterior cavitas pleuralis
V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis
pleura parietalis
M. intercostalis intimi
A
kulit
pleura visceralis
fascia superficialis
cavitas pleuralis (ruangan)
M. intercostalis internus
jarum su.ntik
M. intercostalis
externus
ramus posterior
N. spinalis aorta thoracalis
N- intercostalis
A. intercostalis posterior
ramus muscularis
intercostalis externus
cabang untuk
pleura parietalis M. intercostalis internus
M. intercostalis intimi
ramus cutaneus
lateralis ramus cutaneus
lateralis
A. intercostalis anterior
A. thoracica interna
ramus cutaneus antenor ramus perforantes
Gambar 3-5 Potongan melintang thorax, memperlihatkan distribusi N.intercostalis, A.intercostalis posterior, dan A.intercostalis
anterior yang regular.
kontraksi Mm.intercostales, seperti pada ekspirasi. Selain itu, tonus Vv.intercostales posteriores yang sesuai mengalirkan darah
Mm.intercostales selama fase-fase respirasi berperan memperkuat kembali ke Vazygos atau Vhemiazygos (Cambar 3-6 dan 3-7),
jaringan-jaringan yang ada di dalam spatium intercostale,
jadi dan Vv.intercostales anteriores mengalirkan darah ke depan ke
mencegah pengisapan ke daiam atau pendorongan ke jaringan
1u ar V.thoracica interna dan V.musculophrenica.
akibat perubahan tekanan intratorakal. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai kerja otot-otot lni, lihat mekanisme respirasi
pada halaman 105.
I Nn.intercostales
Nn.intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas Nervus
Persarafan M m.intercostales spinalis thoracalis yang pertama (Gambar 3-B). Ramus anterior dari
N.spinalis thoracalis keduabelas terletak di abdomen dan berjalan
Nn.lntercostales
ke depan di dalam dinding abdomen sebagai N.subcostalis. Lihat
V. intercostalis
posterior
A. intercostalis
posterior
N. intercostalis
M. intercostalis
internus
M. intercostalis
intimi
Aorta
thoracalis
pars
decendens
Gambar 3-6 A. Permukaan dalam ujung posterior dari dua spatium intercostale yang regular; membrana intercostalis posterior
dibuang supaya lebih jelas. B. Permukaan anterior thorax memperlihatkan perjalanan A.dan Vthoracica interna. Vasa ini
berjalan turun ke bawah sekitar satu jari dari pinggir lateral sternum.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARI,J, DAN RONGGA PLEURA 83
sampai kesebelas) menuju ke peritoneum parietalis bawah dan cartilago costalisnya (Gambar 3-9).
l) Pars vertebralis berasal dari columna vertebraiis atau crula
Nenrrs intercostalis pertama dihubungkan dengan plexus dan dari ligamentum arcuatum.
brachialis oleh suafu cabangbesar yang sama dengan ramus cutaneus
lateralis nervus intercostalis yang regular. Sisa N.intercostalis Crus dextrum berasal dari pinggir corpus tiga vertebra lum-
pertama kecil, dan tidak mempunyai ramus cutaneus anterior. balis yang pertama dan discus intervertebralisnya; crus sinistrum
Nervus intercostalis kedua dihubungkan dengan nervus berasal dari pinggir corpus dua vertebra lumbalis yang pertama
cutaneus brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan dan discus intervertebralisnya (Gambar 3-9). Lateral terhadap
nervus intercostobrachialis, yang sama dengan ramus cutaneus crura, diaphragma berasal dari ligamentum arcuatum mediale dan
lateralis nervus intercostalis lainnya. Karena itu, nervus intercos- laterale (Gambar 3-9). Ligamentum arcuatum mediale terbentang
talis kedua menyarafi kulit di celah ketiak dan sisi medial atas dari pinggir corpus vertebra lumbalis kedua sampai processus
lengan atas. Pada penyakit arteri coronaria, nyed ditasakan transversus vertebrae lumbalis I dan ligamentum arcuatum
sepaniang saraf ini pada sisi medial lengan atas. laterale terbentang dari processus transversus vertebrae lumbalis
84 BAB 3
ramus posterior
N. spinalis
thoracalis kedua
ramus anterior
N. intercosto-
brachialis
N. intercostalis
centrum
tendineum
esophagus
N. vagus
sinistrum
Iigamentum arcuatum
medianum
ligamentum arcuatum
mediale
ligamentum arcuatum
laterale
N. subcostalis
costa Xll
M. quadratus lumborum
Gambar 3-9 Diaphragma dilihat dari bawah. Bagian anterior sisi kanan dibuang. Perhatikan origo otot pada sternum, costa,
dan vertebra dan alat-alat penting yang melaluinya.
D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 85
menarik centrum tendineum ke bawah dan menambah dia- dari nervus cervicalis ketiga, keempat, dan kelima, yang berjalan
meter vertikal thorax. sebagai nervus phrenicus.
ll Otot peregang (pampat) perut: Kontraksi diaphragma Membrana pleuroperitonealis tumbuh ke arah medial dari
membantu otot-otol dinding anterior abdomen dalam mening- kedua sisi dinding tubuh bergabung dengan septum transversum
katkan tekanan intra-abdominal untuk miksi, defekasi, dan di anterior oesophagus dan dengan mesenterium dorsalis di
melahirkan. posterior oesophagus. Selama proses fusi, mesoderm septum
a Otot pengangkat beban berat: Dengan menarik nafas transversum meluas ke bagian lain, membentuk seluruh otot-otot
dalam dan mempertahankannya (memfiksasi diaphragma), diaphragma.
diaphragma membantu otolotot dinding anterior abdomen
meningkatkan tekanan intra-abdominal sedemikian rupa
sehingga membantu menyokong columna vertebralis dan
mencegah terjadinya fleksi. Otot-Otot Respi rasi Tambahan
a Pompa thoraco-abdominalis: Penurunan diaphragma
mengurangi tekanan inlralhoracalis dan meningkatkan tekanan
Musculus levator costarum yang kecil serta musculus serratus
intraabdominalis. l\,4ekanisme ini membantu mengalirkan
posterior yang kecil dan tipis tidak besar perannya dalam gerakan
darah dari vena cava inferior kembail ke atrium kanan dan
aliran limfe ke atas ke dalam ducius thoracicus.
dinding thorax. Ringkasan dari otot-otot dinding dada beserta
persarafan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3-1.
86 BAB 3
Persarafan: Nervus pectoralis medialis dan lateralis dari Origo: Processus transversus enam vertebra cervicalis sisi
fasciculus medialis dan lateralis plexus brachialis. ala s.
Fungsi: Aduksi dan endorotasi lengan atas; serabut pars Insersi: Permukaan atas costa I di belakang arteria subclavia.
clavicularis juga melakukan fleksi lengan atas. Petsarafan: nervi spinales cervicales.
Fungsi: Menaikkan costa I; otot ini melakukan fleksi lateral
I Musculus Pectoralis Minor dan rotasi pars cervicalis columna vertebralis.
Batas anterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula
Merupakan otot tipis berbentuk segitiga yang terletak di permu- cervicalis pleurae.
kaan dalam musculus pectoralis major (Gambar 3-11).
I Musculus Scalenus Anterior belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap disebut areola mammae. Jaringan
Musculus scalenus anterior merupakan otot yang terletak dalam mamma tersusun oleh sekelompok kecil sistem saluran yang
pada sisi-sisi leher, yang menghubungkan columna vertebralis ke terdapat di dalam jaringan ikat dan bermuara di daerah areola.
costa I. Otot ini terletak di bawah musculus sternocleidomastoideus
dan berjalan ke bawah hampir vertical. (Gambar 3-3)
Pubertas
Origo: Processus transversus vertebrae cervicalis III, IV V dan
VI. Pada masa pubertas seorang wanita, mamma lambat laun
Insersi: Pinggir dalam costa I. membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran di bawah
Persarafan: Nervus spinalis cervicales. pengaruhhormonovarium (Gambar3-12). Salurannya memanjang
Fungsi: Elevasi costa I; fleksi lateral dan rotasi pars cervicalis meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan
columna vertebralis. karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari
Batas posterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula costa II sampai VI dan dari pinggir lateral stemum sampai linea
cervicalis pleurae. axillaris media. Sebagian besar kelenjar terletak di dalam fascia
superficialis. Sebagian kecil, yang disebut axillary tail (Gambar
3-12), meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda
I Musculus Scalenus Medius pada pinggir caudal m.pectoralis major, dan sampai ke axilla. Di
Musculus scalenus medius adalah sebuah otot besar yang belakang mamma terdapat sebuah ruang yang berisi jaringan ikat
menghubungkan columna vertebralis dengan permukaan atas jarang disebut spatium retromammariae.
costa I. Otot ini terletak posterior terhadap Musculus scalenus Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier
anterior (Gambar 3-3). dan berpusat pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap
88 BAB 3
Nn. supraclaviculares
M. deltoideus
lV. biceps M. sternocleidomastoideus
brachi dan
coracobrach ialis
clavicula
manubrium sterni
M. triceps caput longum -
axillaris
V. axillaris corpus sterni
-
N. cutaneus brachii medialis
M. pectoralis major
M. subscapularis
M. latissimus dorsi
rami cutanei
M. teres major nervi intercostales
N. intercostobrachialis
M. serratus anterior
// processus xiphoideus
N. thoracalis longus
A. thoracalis lateralis
lobus bermuara ke puncak papilla mammaria, dan mempunyai Vaskularisasl jaringan penyambung juga meningkat untuk
ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla menyediakan makanan yang cukup bagi kelenjar yang sedang
mammaria dikelilingi oleh areola (Gambar 3-12). Tonjolan-tonjolan berkembang. Papilla mammaria membesar, dan areola menjadi
halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya. lebih gelap dan lebih lebar sebagai akibat dari bertambahnya
Lobus-1obus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa yang berfungsi deposit pigmen melanin di dalam epidermis. Kelenjar areolar
sebagai ligamentum suspensorium (Gambar 3-12). membesar dan menjadi lebih aktif.
Akhir: Selama pertengahan kedua kehamilan, pertumbuhan
melambat. Namun demikian, glandula mammaria tetap
Wanita Muda
bertambah membesar, terutama disebabkan oleh mengge-
Pada wanita muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari lembungnya alveoli secretorius oleh cairan yang disebut
dasar yang sirkular. colostrum.
Pasca menyusui: Begitu bayi disapih, payudara kembali ke
stadium inaktifnya. Susu yang tertinggal diserap kembali,
Kehamilan
alveoli secretorius mengerut, dan hampir seluruh alveoli
o Awal: Dalam bulan-bulan awal kehamilan, terdapat penam- menghilang. Jaringan -penyambung interlobaris menebal.
bahan yang cepat panjang dan cabang-cabang sistem ductus Glandula mammada beserta papilla mammaria mengecil
(Gambar 3-13). Alveoli secretorius berkembang pada ujung dan kembali mendekati ukuran semula. Pigmentasi areola
ductus-ductus kecil. Jaringan penyambung mulai terisi berkurang, tetapi warna areanya tidak pernah kembali sepucat
dengan alveoli secretorius yang menyebar dan bertunas. sebelumnya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 89
ligamentum coracoclaviculare
M. pectoralis major M. trapezius)'r
ligamentun coracoacromiale
M. sternocleidomastoideus
N musculocutaneus M. deitoideus
Nn. supraclaviculares
V. cephalica
M. subclavius
M. coracobrachialis thoracoacromialis
N. medianus
saraf untuk
M. triceps N. radialis -N.manubrium
pectoralis
sterni
N. cutaneus lateralis
brachii posterior lfascia clavipectoralis
N. axilla
N. ulnaris
M. pectoralis minor
N subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis
M. latissimus dorsi
N. thoracalis longus
A. thoracalis
Gambar 3-11 Regio pectoralis dan axilla; lVusculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.
ductus
papilla
mammaria
areola
septa fibrosa
tuberculum
jaringan adiposa
clavicula
septa fibrosa-
ligamentum
suspensorium
M. pectoralis
jaringan adiposa
M. pectoralis major
papilla
mammaria
ductus lactiferous
dari lobus glandulae
mammaria
Gambar 3-12 Mamma pada wanita dewasa. A. Tampak anterior dengan sebagian kulit dibuang untuk memperlihatkan struktur
internal. B. Penampang sagital. C, Ekor axilla (axillary kit) yang menembus fascia profunda dan meluas ke dalam axilla.
& &N
sebelum pubertas muda dan
wanita, pertengahan
pertama siklus haid wanita, pertengahan
kedua siklus haid
wanita hamil
wanita menyusui
Gambar 3-13 Luasnya perkembangan ductus dan alveoli secretorius di dalam payudara kedua jenis kelamin pada stadium
M. pectoralis major
M. pectoralis minor
lymphatici
centrales o
rJ lvmohatici
-Nodi
thoracales internales
\O-
, Nodi lymphatici >l
axillares anteriores
atau
$N
Gambar 3-14 Aliran limfe glandula mammaria.
membrana suprapleuralis
a parietalis
pleura visceralis
clavicula
V azygos
esophagus
pleura parietalis
fissura
obliqua dextra
paru kanan,
lobus superior ventrikel kiri
pericardium
fibrosa
atrium kanan pericardium
serosa parietalis
cavum pericardii
ventrikel kanan
pericardium serosa
visceralis
Gambar 3-16 Penampang melintang thorax setinggi veftebra thoracica VIIL Perhatikan susunan pleura dan rongga pleura
(ruang) dan pericardium fibrosa dan serosa.
angulus sterni
mediastinum
anterius
corpus
mediastinum
medium
mediastinum inferius
processus
xiphoideus
columna vertebralis
mediastinum
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
pleura visceralis
cavitas pleuralis
hilus pulmonis
(ruang)
pleura costalis
(pleura parietalis)
corpus sterni
cartilago costalis
pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-18 pleura dilihat dari atas dan depan. Perhatikan posisi mediastinum dan hilus masing-masing paru.
Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan I Pleura diaphragmatica di atas kubah dipersarafi oleh nervus
satu dengan yang lain oleh suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis phrenicus dan di sekitar pinggirnya oleh enam nervus
(Gambar 3-18 dan 3-19). (Dokter-dokter cenderung menggunakan intercostalis bagian bawah.
istilah ruang pleura daripada istilah anatomi cavitas pleuralis. Pleuravisceralis (Gambar3-21): Pleura visceralis mendapatkan
Ha1 ini mungkin untuk menghindari kerancuan antara cavitas persarafan otonom dari plexus pulmonalis. Pleura visceralis peka
pleuralis (celah sempit) dengan cavitas thoracis yang lebih besar). terhadap tarlkan, tetapi tidak peka terhadap sensasl umum seperti
Normal cavitas pleuralis mengandung sedikit cairan jaringan, nyeri dan raba.
cairan pleura, yang membasahi permukaan pleura.
Recessus costodiaphragmaticus merupakan daerah yang
paling rendah dari cavitas pleuralis. Paru akan berkembang ke
Trachea dan Bronchus Principalis
ruangan ini selama inspirasi (Gambar 3-19 dan 3-20).
Anatomi dasar dari struktur-struktur ini (Gambar 3-22 dan 3-23)
diuraikan dalam Bab 2 (halaman 67).
I Persarafan Pleura
Pleura parietalis (Gambar 3-21): Pleura parietalis peka terhadap Paru
nyerl, suhu, raba, dan tekanan dan dipersarafi sebagai berikut: I
a Pleura costalis secara segmental dipersarafi oleh nervus Paru (kanan dan kiri) terletak di samping kanan dan kiri
intercostalis. mediastinum (Gambar 3-16). Di antaranya, di dalam mediastinum,
i Pleura mediastinalis dipersarafi oleh nervus phrenicus. terletak jantung dan pembuluh darah besar. Paru berbentuk
96 BAB 3
tabung laryngotrachea
tunas paru
rongga selom
pleura parietalis
(a pleura visceralis
radix pulmonalis
pulmo/paru
pleura visceralis
pleura parietalis
diaphragma
Gambar 3-19 Pembentukan paru. Perhatikan bahwa masing-masing tunas paru menginvaginasi dinding rongga selom dan
kemudian tumbuh mengisi sebagian besar rongga selom. Perhatikan juga bahwa paru diliputi oleh pleura visceralis dan dinding
thorax dibatasi oleh pleura parietalis. Rongga selom yang asli berkurang besarnya sampai menjadi celah sempit disebut cavitas
pleuralis sebagai akibat peftumbuhan paru.
D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA 97
fissura obliqua
pleura visceralis
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
Vv. pulmonales
lipatan pleura
ligamentum pulmonale
pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-20 Berbagai daerah pleura parietalis. Perhatikan lipatan pleura (garis putus-putus) yang mengelilingi struktur yang
masuk dan keluar dari hilus pulmonis kiri. Di daerah ini pleura parietalis berhubungan dengan pleura visceralis. Tanda panah
menuniukkan posisi recessus costodiaphragmaticus.
Nn. phrenici
. .r'
(C3,C4, dan C5)
parietalis
, pleura visceralis
Nn. intercostales
(T1-T11
\-\-
) \ _ plexus pulmonalis
(vagus dan sympathicus)
\
Gambar 3-21 Diagram memperlihatkan persarafan pleura parietalis dan visceralis.
98 BAB 3
trachea
bronchus principalis
sinister
bronchus lobaris
bronchus
segmentalis
bronchus terminalis
bronchiolus respiratorius
ductus alveolaris
saccus alveolaris
alveolus
Gambar 3-22 Trachea, bronchus, bronchiolus, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. Perhatikan jalan yang diambil
oleh udara yang diinspirasi dari trachea ke alveoli.
kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis. Paru tergantung bebas lainnya (Gambar 3-24, 3-25, dan 3-26). Sekitar pertengahan facies
dan dilekatkan pada mediastinum oleh radiksnya. mediastinalis terdapat hilus pulmonis, yaitu suatu cekungan di
Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang mana bronchus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk
menonjol ke atas ke dalam leher (Gambar 3-24 dan 3-25) sekitar radix pulmonis masuk dan keluar dari paru.
2,5 cm di atas clavicula; basis yang konkaf yang terletak di atas Pinggir anterior tipis dan tumpang tindih dengan jantung;
diaphragma; facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh pada pinggir anterior ini pada paru kiri terdapat incisura
dinding thorax yang konkaf; facies mediastinalis yang konkaf cardiaca. Pinggir posterior tebal dan terletak di samping columna
yang merupakan cetakan pericardium dan alat-alat mediastinum vertebralis-
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA
Gambar 3-23 Spesimen plastinasi dari trachea, bronchus principalis, dan paru orang dewasa; sebagian jaringan paru dibuang untuk memperlihatkan bronchus
besar. Perhatikan bahwa bronchus principalis dexter lebih lebar dan lebih lurus terhadap trachea dibandingkan dengan bronchus principalis sinister.
100 BAB 3
3t
*/
*//
J,/
f lobus inferior
-/ ./
'/
lobus inferior
S 'n,
^*
:\
\\*
i
\
\
fissura obliqua
yang paling kecil membelah dua menjadi bronchiolus, yang ll Paru kanan
diameternya kurang dari 1 mm (1ihat Gambar 3-29). Bronchiolus Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior
tidak mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan dilapisi oleh Lobus medius: Lateralis, medlalis
epitel silender bersilia. Lapisan submucosa mempunyai serabut Lobus inferior: Superior (apical), basalis medialis, basalis
otot polos melingkar yang utuh. anterior, basalis lateralis, dan basalis posterior.
Bronchiolus kemudian membagi dua menjadi bronchiolus
terminalis (1ihat Gambar 3-29), yang mempunyai kantong- kantong I Paru kiri
lembut pada dindingnya. Pertukaran gas yang terjadi antara darah Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior, lingularis
dan udara terjadl pada dinding kantong-kantong tersebut, karena su perior, lingu laris inferior
itu dinamakan bronchiolus respiratorius. Diameter bronchiolus Lobus inferior: Superior (apicalis), basalis medialis, basalis
respiratorius sekitar 0,5 mm. Bronchiolus respiratorius berakhir anterior, basalis lateralis, basalis posterior.
dengan bercabang menjadi ductus alveolaris yang menuju ke arah
saluran berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut Walaupun susunan umum segmenta bronchopulmonalia
saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri dari beberapa alveoli penting dalam klinik, tidak perlu mengingatnya secara rinci,
yang terbuka ke satu ruangan (Gambar 3-29 dan 3-30). Masing- kecuali bermaksud mengambil spesialisasi paru atau bedah paru.
masing alveolus dikelilingi oleh jaringan yang mengandung
kapiler yang padat. Pertukaran gas terjadi antara udara yang
terdapat di dalam lumen a1veo1i, melalui dinding aiveoli ke dalam
I Radix Pulmonis
darah yang ada di dalam kapiler di sekitarnya. Radix pulmonis dibentuk oleh alat-alatyangmasuk dankeluarparu.
Segmen-segmenta bronchopulmonalia utama (Gambar 3-31 Alat-alat tersebut adalah bronchus, arteria dan vena pulmonalis,
dan 3-32) adalah sebagai berikut ini: pembuluh limfe, arteria dan vena bronchialis, dan saraf. Radix
102 BAB 3
esophagus
trachea
V. subclavia dextra
N. vagus dexter
V brachiocephalica dextra
truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter
A. pulmonalis
atrium dextrum
ditutupi pericardium
V pulmonalis
pericardium
N. splanchnicus major
diaphragma
splanchnicus mrnor
il
V. cava inferior
ductus thoracicus
truncus sympathicus
N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
V. brachiocephalica
arcus aorta
sinistra
N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum
A. pulmonalis sinistra
bronchi sinister
pericardium
esophagus
V. subclavia dextra
clavicula
truncus sympathicus :!ffi*- dextra
4,.
M. subclavius
potongan costa dexter
A. thoracica
V. azygos
interna
V. cava superior
N. intercostalis
aorta ascendens
:,.; ,
bronchi dexter
N. phrenicus dexter
V. pulmonalis
atrium dextrum
N- splanchnicus
major
ventriculus dexter
potongan
V. cava inferior cartilago costalis
cupula dextra
diaphragmatica
ANTERIOR
Gambar 3-27 Diseksi mediastinum sisi kanan; paru kanan dan pericardium dibuang. Pleura parietalis
costalis juga dibuang.
pulmonis dikelilingi oleh selubung pleura, yang menghubungkan descendens. Venae bronchiales mengalirkan darahnya ke vena
pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura visceralis yang azygos dan vena hemiazygos.
membungkus paru (Gambar 3-20 dan 3-26). Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-cabang
terminal arteria pulmonalis. Darah yang telah mengalami
I Pembuluh Darah Paru
oksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya
bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis
Bronchus, jaringan ikat paru, dan pleura visceralis meneri.ma meninggalkan radix pulmonis masing-rnasing paru (Cambar 3-26,
darah dari arteriae bronchiales, yang merupakan cabang darl aorta 3-27, dan3-28) untuk bermuara ke dalam atrium kiri jantung.
104 BAB 3
truncus
A. subclavia sympathicus
sinistra
N. vagus
A. carotis sinister
communis
sinistra
aorta
descendens
arcus aorta
auricula sinistra
truncus
pulmonalis
ventriculus
dexier
N. phrenicus
sinister
ANTERIOR
ventriculus
sinister
Gambar 3-28 Diseksi mediastinum sisi kiri; paru kiri dan pericardium dibuang. Pleura parietalis costalis juga
dibuang.
bronchus segmentalis
pembuluh limfe
--_
Pulmonalis di
---V. dalam jaringan
ikat intersegmental
V. pulmonalis -
- .-
bronchiolus
terminalis
bronchiolus [/
respiratorius
-
I lobulus paru I
segmenta bronchopulmonalia
Gambar 3-29 Sebuah segmenta bronchopulmonalia dan sebuah lobulus paru" Perhatikan bahwa vena-vena pulmonalis terletak
di dalam septa jaringan ikat yang memisahkan sejmen yang berdekatan.
I nspi rasi
run
Mekanisme Respirasi
Respirasi terdiri dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase
I lnspirasi Biasa
ekspirasi. Hasil dari respirasi adalah penambahan dan pengu- Bandingkan cavitas thoracis dengan sebuah kotak yang hanya
rangan kapasitas cavitas thoracis secara bergantian. Frekuensi mempunyai satu pintu masuk di bagian atasnya. Pintu masuk ini
respirasi atau pernapasan bervariasi antara 16 sampai 20 per berbentuk tabung, disebut trachea (Gambar 3-34). Kapasitas kotak
menit pada orang normal yang sedang istirahat. lebih cepat pada dapat ditambah dengan penambahan semua diameternya, dan
anak-anak, dan lebih larnbat pada orang tua. mengakibatkan udara dengan tekanan atmosfir masuk ke dalam
kotak melaiui tabung.
Sekarang bayangkan tiga diameter rongga thoraks dan bagai-
mana kapasitasnya akan bertambah (Gambar 3-34 dan 3-35).
Gambar 3-30 Mikrograf scanning electron paru
memperlihatkan sejumlah saccus alveolaris. Alveoli
merupakan cekungan atau ruangan kecil, di
sepanjang dinding saccus alveolaris. (atas izin Dr.M
Koering).
Diameter vertikal. Secara teoritis, apex pulmonalis dapat dan depan di sekeliling dinding thoraks, costa-costa ini
dinaikkan dan basis diturunkan. Apex pulmonalis dibentuk menyerupai tangkai ember (Gambar 3-34). Oleh karena itu bila
oleh membrana suprapleuralis dan terfiksasi. Sebaliknya, basis costa terangkat (seperti tangkai ember), diameter transversa
pulmonalis dibentuk oleh diaphragma yang mudah bergerak. rongga thorax akan bertambah. Seperti telah dijelaskan
Jika diaphragma berkontraksi, kubahnya menjadi datar dan sebelumnya, hal ini dapat pula dilakukan dengan mengfiksasi
diaphragma turun (Gambar 3-34). costa I dan mengangkat costa-costa lainnya ke arah costa I
Diameter anteroposterior. Jika costa yang letaknya miring dengan kontraksi musculi intercostales (Gambar 3-35).
ke bawah diangkat pada ujung sternalnya, diameter antero- Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah efek turunnya
posterior rongga thoraks akan bertambah dan ujung bawah diaphragma pada viscera abdomen, dan tonus otot-otot dinding
sternum akan terdorong ke depan (Gambar 3-34). Hal ini anterior abdomen. Bila diaphragma turun waktu inspirasi,
dapat dilakukan dengan mengfiksasi costa I melalui kontraksi tekanan intraabdominal akan meningkat. Peninggian tekanan ini
musculi scaleni pada leher dan kontraksi musculi intercostales diimbangi oleh relaksasi otot-otot dinding abdomen. Akan tetapi
(Gambar 3-35). Dengan cara ini semua costa akan tertarik dapat tercapai suatu titik di mana relaksasi otot-otot abdomen tidak
bersama-sama dan terangkat menuju costa I. mungkin dilakukan lagi, hati beserta viscera abdomen bagian atas
Diameter transversal. Costa di depan bersendi dengan bekerja sebagai penyanggah mempertahankan diaphragma agar
sternum melalui cartilago costalisnya dan di belakang dengan ticlak bergerak turun lagi. Pada kontraksi selanjutnya, centrum
columna vertebralis. Oleh karena costa melenS;kung ke bawah tendineum diaphragma telah mendapatkan penyokong dari
108 BAB 3
trachea
lobus superior
paru kanan
lobus superior
paru kiri
fissura horizontal
lobus inferior
paru kanan
fissura obliqua
lobus inferior
paru kiri
tncrsura
A cardiaca
apicalis
anterior -posterior
anterior
basalis apicalis
basalis
anterior divisi lingularis
superior
divisi lateral basalis lateralis
lobus medius
divisi Iingularis
divisi medial inferior
lobus medius
segmen
basalis
posterior
I Ekspirasi Biasa
costa tersebut ke bawah ke costa XII (Gambar 3-35). Musculus
serratus postedor inferior dan Musculus latissimus dorsi mungkin
Sebagian besar ekspirasi biasa merupakan fenomena pasif dan
ikut berperan.
dilakukan oleh elastisitas paru, relaksasi musculi intercostales dan
diaphragma, dan peningkatan tonus otot-otot dinding anterior ( Perubahan Paru pada Ekspirasi
abdomen yang mendorong diaphragma yang sedang relaksasi ke
atas. Pada ekspirasi, radix pulmonis naik bersama dengan bifurcatio
trachea. Bronchus memendek dan berkontraksi. Jaringan elastis
paru memendek dan ukuran paru mengecil. Dengan bergeraknya
I Ekspirasi Kuat diaphragma ke atas, daerah pleura parietalis pars diaphragmatica
dan costalis yang berdekatan menjadi iebih besar, dan recessus
Ekspirasi kuat merupakan proses aktif sebagai akibat kontraksi costodiaphragmaticus mengecil ukurarLnya. Pinggir bawah paru
kuat otot-otot dinding anterior abdomen. Musculus quadratus mengerut dan lebih tinggi Ietaknya.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 109
nodi tracheobronchiales
truncus bronchomediastinalis
nodi pulmonales
plexus lymphaticus
profundus nodi coeliacus
ir'
I
I
pengembangan lateral
pengembangan anteroposterior
turunnya diaphragma
Gambar 3-34. Berbagai cara di mana kapasitas rongga thorak bertambah selama inspirasi
D/ND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 111
M scalenus anterlor
dan medius
Mm. intercostales
intercostales
A B kuat lumborum
diaphragma
Gambar 3-35 A. Bagaimana musculi intercostales mengangkat costa selama inspirasi. Perhatikan bahwa
musculi scaleni mengfiksasi costa I, atau pada inspirasi kuat mengangkat costa I. B. Bagaimana musculi
intercostales dapat digunakan pada ekspirasi kuat dengan mengfiksasi costa XII atau diturunkan oleh otot-
otot abdomen. C. Bagaimana hepar berperan sebagai penyanggah sehingga memungkinkan diaphragma
mengangkat costa bagian bawah.
tuba laryngotrachealis
oesophagus
trachea
pleura visceralis
Gambar 3-36 Pembentukan paru. A. Pembentukan sulcus laryngotrachealis dan tuba. B. Pinggir sulcus
laryngotrachealis berfusi untuk membentuk tuba laryngotrachealis. C, Tunas paru mendorong dinding selom
intra-embryonik. D. Tunas paru membelah membentuk bronchus utama.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 113
clavicula
V. brachiocephalica dextra arcus aorta
truncus pulmonalis
auricula sinistra
udara di dalam
fundus gaster
diaphragma
Gambar 3-38 Struktur utama yang dapat dilihat pada radiografi posteroanterior dada pada Gambar 3-37.
Perhatikan posisi pasien terhadap sumber sinar X dan tempat kaset film.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA '115
Gambar 3-39 Radiografi oblik kanan dada dari seorang pria dewasa normal setelah menelan barium
116
barium di dalam
oesophagus
bronchus
principalis
sinister
columna
vertebralis truncus
pulmonalis
scapula
sinistra
(wt
Ii
ventriculus
dexter
diaphragma
hepar
,)l,:,
Gambar 3-40 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi oblik kanan dada pada Gambar 3-39. perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.
DINDING DA,DA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA
ff
ffi
ffi-
*
&
w
&!r..
#..',
it,.'':
Gambar 3-41 Radiografi lateral kiri dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.
118-
angulus sternum
(
bronchus principalis
dexter
bronchus principalis
sinister
mediastinum
anterior
radix pulmonis
ventriculus sinister
airium sinisirum
mediastinum
posterior
--M)
hepar
udara di dalam
TECESSUS
costod iaphragmaticus
Gambar 3-42 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 3-41. Perhatikan posisi
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset fim,
DIND/N6 DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 119
A. carotis communis
A. brachiocephalica clavicula sinistra
V. brachio-
cephalica
sinistra
V. cava A. subclavia
superior sinistra
lobus superior
paru kanan costa I
aorta
descendens
trachea
oesophagus
costa ll
lobus superior
scapula paru kiri
vertebra costa lV costa lll
thoracica lll
Gambar 3-44 CT-scan bagian atas thorax setinggi vertebra thoracica IIL Potongan in dllihat dari bawah
corpus sterni
ventriculusdexter ventriculussinister
paru kiri
paru
kanan
atrium
sinistrum
bronchus
atrium principalis
dextrum sinister
bronchus
principalis aorta
dexter descendens
oesophagus
scapula
vertebra
costa Vl
thoracica
VI
canalis
vertebralis processus sprnosus processus transversus
Gambar 3-45 CT-scan bagian tengah thorax setinggi vertebra thoracica VI. Potongan dilihat dari bawah,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 121
Gambar 3-46 Penampang thorax dilihat dari bawah. A. Setinqgi .crnr.r: ' :,ie5ft :lr::?c;1. ;,. *, :leiinggi ve ii.:;r;l ihnracica
VIII. Perhatikan bahwa pada orang hidup, cavitas pleura hanva neruoakar r-iiarc icieirsiai j' -; ,t ruarlg ie' i.at Oe:J.. gebaqal
sebuah atefak, hasil dari proses pengawetan.
122 BAB 3
fossa
su praclavicu laris
clavicula
"#
acromron
tendo
M. sternoclei-
domastoideus angulus sterni
(angulus Louis)
incisura suprasternalis
M. deltoideus
manubrium sterni
. processus
xiphoideus
areola mammae
arcus costalis
linea semilunaris
tempat denyut
fossa cubiti apex cordis
clavicula tnctsura
suprasternalis
acromton
tuberculum
majus
humeri
angulus sterni
(angulus Louis)
M. deltoideus
M. pectoralis major
processus xiphoideus
crista iliaca
umbilicus
Gambar 3-48 A, Permukaan anterior thorax dan abdomen seorang wanita berusia 29 tahun,
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 123
serabut posterior
M. deltoideus
M- erector
spinalis cekungan kulit di
atas spina iliaca
superior posterior
B
Gambar 3-48 (lanjutan) B. Permukaan posterior thorax seorang wanita berusia 29 tahun.
tengah dan berakhir sedikit ke kanan dari garis tengah dengan Pinggir posterior paru meluas ke bawah dari processus
bercabang menjadi bronchus principalis dexter dan sinister. Pada spinosus vertebrae cervicalis VII sampai vertebrae thoracica X dan
pangkal leher, alat ini dapat diraba di garis tengah di incisura terletak sekitar 4 cm darl garis tengah (Gambar 3-52).
suprastemalis. Fissura obliqua paru dapat diidentifikasi pada permukaan
melalui sebuah garis yang ditarik dari pangkal spina scapulae
miring ke bawah, lateral dan anterior, mengikuti arah costa VI
Paru sampai persendian costochondral keenam. Pada paru kiri, lobus
superior terletak di atas dan anterior terhadap garis ini, dan lobus
inferior terletak di barvah dan posterior terhadapnya (Gambar 3-51
pulmonis menonjol ke atas ke dalam leher. Dapat dipetakan
-Apex
pada permukaan anterior tubuh dengan menggambar garis
ddan 3-52).
Pada paru kanan, fissura horizontal dapat ditentukan melalui
melengkung, cembung ke atas, dari articulatio sternoclavicularis
sebuah garis yang ditarik horizontal sepanjang cartilago costalis
menuju ke sebuah titik 2,5 cm di atas pertemuan antara bagian
IV menuju ke arah fissura obliqua di garis midaxillaris (Gambar
sepertiga medial dan intermedia clavicula (Gambar 3-51).
3-51 dan 3-52). Lobus superior terletak di atas fissura horizontalis,
Pinggir anterior paru kanan mulai di belakang articulatio
dan lobus medius terleta k di bawahnya. Lobus inferior ierletak di
sternoclavicularis, berjalan ke bawah, hampir mencapai garis
bawah dan posterior terhadap fissura obliqua.
tengah di belakang angulus sterni. Kemudian berlanjut ke bawah
sampai mencapai articulatio xiphosternalis (Cambar 3-51). Pinggir
anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi
setinggi cartilago costalis IV membelok ke lateral dan berjalan
Pleura
terus untuk jarak yang sangat bervariasi di luar pinggir lateral
sternum untuk membentuk incisura catdiaca (Gambar 3-51). Batas-batas kantong pleura dapat diketahui melalui garis pada
Incisura ini disebabkan oleh adanya jantung, yang menSSeser -permukaan dinding dada. Garis-garis ini, yang merupakan batas
paru ke kiri. Kemudian pinggir anterior membeiok dengan tajam pleura parietale yang terletak dekat dengan permukaan tubufu
ke bawah sampai setinggi articulatio xiphostemalis. disebut sebagai garis-garis refleksi pleura.
Pinggir bawah paru pada pertengahan inspirasi mengikuti Pleura cervicalis menonjol ke atas ke dalam leher dan
garis melengkung, yang menyilang costa VI di garis midclavicularis mempunyai jejak permukaan yang sama dengan apex pulmonis.
dan costa VIII di garis midaxillaris, dan mencapai costa X di dekat Sebuah garis melengkung dapat digambar, melengkung ke atas,
columna vertebralis di posterior (Gambar 3-51, 3-52, dan 3-53). dari articulatio sternoclavicularis ke arah titik sekitar 2,5 cm di
Sudah pasti, batas pinggir inferior paru berubah selama inspirasi atas pertemuan antara sepertiga medial dan intermedia clavicula
dan ekspirasi. (Gambar 3-51).
124 BAB 3
incisura suprasternalis
angulus sterni
articulatio
xiphosternalis
fossa
infraclavicularis
angulus
subcostalis
arcus cortalis
A
processus sprnosus
vertebrae cervicalis Vll
angulus inferior
scapulae spina scapulae
Gambar 3-49 Petunjuk permukaan. A. dinding anterior thorax dan B. dinding posterior thorax
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 125
sulcus nuchae
angulus superior processus spinosus
scapulae vertebra cervicalis Vlll
processus spinosus
spina scapulae vertebra thoracica I
processus spinosus
vertebra thoracica ll
angulus inferior
processus sprnosus
scapulae
vertebra thoracica lll
processus
spinosus
vertebra
thoracica Vll
ciista iliaca pinggir lateral
M. erector
spinalis
linea
/':.'* scapularis
,:'I' :'
,I
r'.1,:
I
\
incisura cardiaca
t/l
\\ fissura obliqua
\./
\ lobus inferior
lobus inferior
Gambar 3-51 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding anterior thorax
126 BAB 3
Batas anterior pleura kanan berjalan di belakang articulatio i1. a-,j rii r,.;:) 1'"i l t] il.ri 1...'j {J iiri;*1,c5o f.,,9
stemoclavicularis, hampir mencapai garis tengah di belakang
angulus stemi. Kemudian berlanjut ke bawah sampai mencapai : i..
lobus superior
fissura obliqua
lobus inferior
lobus inferior
Gambar 3-52 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding posterior thorax.
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA, 127
incisura cardiaca
obliqua
fissura obliqua
Gambar 3-53 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding lateral thorax.
4. Untuk memasukkan jarum ke dalam cavitas pleuralis pada C. costaX XI, dan XII.
linea axillaris media, struktur berikut ini ditembus, kecuali: D. hanya costa VIII.
A. Musculus intercostalis internus E. costa.Vf XI, dan XII.
B. Musculus levator costarum
C. Musculus intercostalis extemus 10. Payudara pada wanita dewasa muda terletak pada
D. Pleura parietale A. costa I sampai V.
E. Musculus intercostalis intimi B. costa II sampai VI.
C. costa I sampai IL
5. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk apertura D. hanyacostalldanlll.
thoracis superior, kecuali: E. costa IV sampai VI.
A. Manubrium stemi membentuk batas anterior.
B. Padamasing-masingsisi, truncusinferiorplexusbrachialis 1i. Pleura parietalis:
bersama arteria subclavia keluar dari apertura thoracis A. hanya peka pada sendasi regangan.
superior, berjalan ke lateral di permukaan atas costa I. B. dipisahkan dari rongga pleura oleh fascia endothoracica.
C. Corpus vertebrae cervicalis VII membentuk batas C. peka terhadap sensasi nyeri dan raba.
posterior. D. menerima persarafan sensorik dari sistem saraf otonom
D. Costa I kanan dan kiri membentuk batas lateral. E. dibentuk dari mesoderm splanchnopleura.
E. Oesophagus dan trachea berjalan melalui apertura ini.
Pertanyaan'Mengisi yang Kosong
6. pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk dinding
thoro; kecuali; lsilah. bagian yang kosong dengan jawaban yang paling tepat, di
A. Bifurcatio trachea terletak di depan articulatio manu- baWah tnt:
briostemalis (angulus Louis) pada pertengahan respirasi.
B. Mediastinumsuperiorterletakdibelakangcorpussterni. 12. Ductus thoracicus berjalan melalui.........., lubang pada
C. Puncak denyut jantung umumnya dapat diraba pada diaphragma.
spatium intercostale sinistrum, kira-kira 9 cm dari garis
13. Arteria epigastrica superior berjalan melalui ........., lubang
tengah.
D. Pinggir bawah paru kanary pada keadaan inspirasi pada diaphragma'
maksimal, meluas ke bawah di linea midclavicularis
14' Nervus phrenicus dexter berialan melalui "" """' lubang
sampaisetinggicartilagocostalisvlll. pada diaphragma'
E. Semua nervus intercostalis berasal dari rami anteriores
nervi spinales thoracales' 15. Ner.,rrs vagus sinister berjalan melalui lubang pada
diaphragma.
Pertanyaan Melengkapi A. hiatus aorticus
B. hiatus esophagicus
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT. C. hiatus vena cava
D. bukan salah satu di atas
7. Dokter mendefinisikan apertura thoracis superior sebagai
A. pembukaan bagian bawah rongga thorax. 16. Hiatus aorticus terletak setinggi vertebra thoracica
B. jarak di antara kedua crura diaphragmatica.
C. muara oesophagus ke dalam rongga thorax. 1"7. Articulatio xiphostemalis terletak setinggi vertebra thoracica
D. permbukaan bagian atas rongga thorax.
E. jarak di antara origo
'-o- pars -'-
E-'-- stemalis dan pars costalis
18. Hiatusvenacavaterletaksetinggivertebrathoracica
diaphragmaticu.
A. sepuluh
8. Arcus costalis dibentukoleh: B' duabelas
A. costa Vf VIII, dan X. C deiaPan
B. pinggir dalam dari costa I. D' sembilan
C. pinggir processus xiphoideus. E tujuh
D. cartilaso costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilalo costahs VII sampai costa X dan ujung cartilago Pertanyaan Pilihan Ganda
costalisXldanXll. Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
9. pinggir bawah paru kiri selama pertengahan :respirasi, . berikutnya dengan satu iawaban yang PALING TEPAT.
memotong: Seorang pria berusia 35 tahun mengeluh adanya nyeri hebat di
A. costa VI, VIII, dan X. bagian bawah dada kirinya kepada dokter. Pasien menderita
B. costa VII, VIII dan IX. batuk sejak 4 hari yang lalu dan mengeluarkan sputum
DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA 129
bercampur darah. Frekuensi respirasi meningkat dan panasnya C. Limfe dari substansi paru mencapai hilus melalui plexus
mencapai 1040 F. Pada pemeriksaao ditemukan adanya cairan lymphaticus superficialis dan profundus.
di ruang pleura kiri. D. Ligamentum pulmonale memungkinkan pembuluh
19., Jika pasien dalam keadaan berdiri, cairan pleura akan darah dan saraf pada radix pulmonis bergerak selama
mengalami gravitasi ke bawah pergerakan pernapasan.
menuju ke: E. Venae bronchiales bermuara ke dalam vena azygos dan
A. fissura obliqua. vena hemiazygos.
B. incisura cardiaca. 23. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk mediastinum,
C. recessus costomediastinalis. kecuali:
D. fissurahorizonialis. A. Mediastinum merupakan penyekat di antara kedua
E. recessus costodiaphragmaticus. rongga pleura.
B. Pleura mediastinalis membatasi pinggir lateral medias-
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT
tinum.
C. Jantung terletak pada mediastinum medius.
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk irachea,
D. Bila udara masuk ke rongga pleura kiri, struktur-struktur
kecuali:
yang membentuk mediastinum akan tergeser ke kanan.
A. Terletak anterior terhadap oesophagus di dalam medias- E. Batas anterior mediastinum terbentang lebih ke bawah
tinum superior.
dibandingkan batas posterior.
B. Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebra
24. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk mekanisme
thoracica VI.
inspirasi, kecuali:
C. Bronchus principalis sinister lebih lebar daripada bronchus
A. Diaphragma adalah otot terpenting untuk inspirasi.
principalis dexter.
B. Jaringan ikat di puncak thorax dapat dinaikkan.
D. Arcus aorta terletak di sebelah anterior dan kirinya di
C. Sternumbergerak ke anterior.
dalam mediastinu m superior.
D. Costa terangkat ke atas.
E. Persara{an sensoris dari membrana mukosa yang meliputi
E. Tonus otot dinding anterior abdomen berkurang.
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus, dan
25. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk paru, kecuali:
laryngeus recurrens.
ner'"'u s
A. Benda asing yang masuk seringkali ke paru kanan.
21. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk radix
B. Paru kiri mempunyai kontak langsung dengan arcus aorta
puimonis dextra, kecuali:
dan aorta descendens.
A. Nervus phrenicus dexter berjalan anterior terhadap radix C. Tidak terdapat nodus lymphaticus di dalam paru.
pulmonis.
D. Struktur-struktur paru mendapatkan darah dariarteri
B. Vena azygos melengkung di atas pinggir superior radix
bronchialis.
pulmonis.
E. Recessus costodiaphragmaticus dilapisi oleh pleura
C. Arteria pulmonalis dextra terletak posterior terhadap
parietalis.
bonchus principaiis.
26. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk segmenta
D. Nervusvagus dexter berjalan posterior terhadap radix
bronchopulmonalia, kecuali:
pulmonis.
A. Vena-vena adalah intersegmental.
E. Pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix B. Segmen-segmen dipisahkan oleh septa jaringan ikat.
pulmonis diliputi oleh manset pleura.
C. Arteri-arteri adalah intrasegmental.
22. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk paru kanary
D. Setiap segmen dipercabangkan oleh sebuah bronchus
kecuali:
sekunder.
A. Mempunyai fissura horizontalis dan fissura obliqua. E. Setiap segmen yang berbentuk piramid mempunyai
B. Pleura visceralis yang meliputinya peka terhadap nyeri puncak yang menghadap ke permukaan paru.
dan suhu.
130 BAB 3
1. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Susunan 76. B yang benar. Hiatus aorticus di diaphragma terletak setinggi
dari superior ke inferior adalah Vena, arteria, dan nervus vertebra thoracica XII.
intercostalis (Gambar 3-4).
77. D yang benar. Articulatio xiphosternalis terletak setinggi
2. E merupakan pernyataan yang tidak benar. Oesophagus vertebra thoracica IX pada midrespirasi.
melalui diaphragma setinggi vertebra thoracica X.
18. C yang benar. Hiatus vena cava terletak setinggi vertebra
3. Amerupakanpernyataanyangtidakbenar. Nervus intercostalis Lhoracica Vll pada midrespirasi.
memberikan persarafan sensorik untuk pleura dan peritoneum
yang menutupi bagian perifer diaphragma. 19. E yang benar. Pasien ini mulai penyakitnya dengan infeksi
respirasi bagian atas, yang diabaikannya. Saat ini dia
4. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Musculus levator menderita pneumonia sisi kiri dengan komplikasi pleuritis.
costarum terletak di belakang dari daerah yang terlibat. Dengan pleuritis, eksudat radang terdapat di tempat
pneumonia. Jika cairan pleura bertambah dan pasien dalam
5. C merupakan pernyataan yang tidak benar. Corpus vertebrae posisi tegak, dengan gaya gravitasi cairan akan bergerak turun
thoracica I membentuk batas posterior. ke bagian paling rendah dari ruang pleura, disebut recessus
costodiaphragmaticus.
6. B merupakan pemyataan yang tidak benar. Mediastinum
superior terletak di belakang manubrium stemi (Gambar 20. C yang tidak benar. Bronchus principalis dexter lebih lebar
3-17). dari bronchus principalis sinister. Hal ini dapat dilihat dengan
jelas pada bronchogram posteroanterior normal, seperti yang
7. D yang benar. Apertura thoracica superior membuka ke atas
terlihat dalam Gambar 3-43. Lihat juga preparat plastinasi
dari rangka thorax.
pada Gambar 3-23.
14. C yang benar. Nervus phrenicus dexter berjalan melalui hiatus ttr C merupakan pernyataan yang tidak benar. Paru mempunyai
vena cava. nodus lymphaticus sepanjang perjalanan bronchi.
15. B yang benar. Nervus vagus sinister berjalan melalui hiatus 26. D merupakan pernyataan yang tidak benar. Setiap segmen
esophagicus. paru dipercabangkan oleh bronchus segmentalis.
Sistem
Kardiovaskular
131