Anda di halaman 1dari 5

Nama: Rayhan Al Ayuby

Nim : 2007026168
Kelas : D3 T.SIPIL’20

1. Jelaskan kenapa setiap orang perlu agama, dan apa itu agama
bagaimana pula bedanya agama dan Dienul Islam ?
2. Jelaskan bagaimana pentingnya ma’rifatullah dan apa fadilahnya
3. Jelaskan sumber hukum islam dan bagaimana kedudukannya bagi
setiap muslim
4. Jelaskan pengertian riba dan pembagiannya
5. Jelaskan tentang akhlak dan bagaimana harapanmu terhadap agama
dalam dirimu ?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dakwah, hukum berdakwah dan
bagaiamana seharusnya berdakwah ?
JAWAB
1. Manusia harus beragama karena manusia tidak memiliki standar moral sendiri, dan untuk
membuat keteraturan dalam hidup dan masyarakat serta agar mendapatkan ketenangan
hati dan kebahagian maka diperlukan standar moral objektif yang diatur oleh kekuasaan
yang lebih besar dan hakiki, yaitu ALLAH Subhanahu Wa Taala.
Agama
  

Pengertian agama menurut bahasa arab dan Al-Quran mempunyai dua istilah addien
dan almillah. Addien berarti syariat dan Almillah berarti orang yang melaksanakan
ibadah agamanya. Dalam pandangan Islam, keberagamaan adalah fithrah (sesuatu
yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak kelahirannya).

‫=ق الَّ ِه ۚ ٰ َذلِ==كَ ال=دِّينُ ا ْلقَيِّ ُم‬ َ َّ‫فَأَقِ ْم َو ْج َه َك لِلدِّي ِن َحنِيفً==ا ۚفِ ْط= َرتَ الَّ ِه الَّتِي فَطَ= َر الن‬
ِ =‫اس َعلَ ْي َه==ا ۚاَل تَ ْب= ِدي َل لِ َخ ْل‬
ٰ
َ‫س اَل يَ ْعلَ ُمون‬ِ ‫َولَ ِكنَّ أَ ْكثَ َر النَّا‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
(Surah Ar-Rum ayat 30

Dinul Islam
Dinul Islam yang arti sederhananya “Agama Islam”  adalah agama yang ajarannya
sangat sempurna karena datang langsung dari Allah SWT. Dinul islam dibawa dan
diajarkan oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam AS, hingga Nai Muhammad
SAW. Sebagai nabi terakhir. Bersumber dari kitab-kitab Allah dan sunnah para Nabi
yang bersangkutan. Dinul Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Bersumber
pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu Dinul Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merupakan Din (Agama) yang paling lengkap
serta satu-satunya agama yang di ridhoi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Ali Imron ayat 19:
ِ ‫ت هَّللا‬ َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
ِ ‫َاب إِاَّل ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغيًا بَ ْينَهُ ْم ۗ َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِآيَا‬ ْ ‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
‫ب‬ِ ‫فَإ ِ َّن هَّللا َ َس ِري ُع ْال ِح َسا‬
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS: Ali Imran Ayat: 19)

2. Ma'rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup selanjutnya.
Dengan ma'rifatullah manusia bisa mengetahui tujuan hidup yang sesungguhnya. Ketiadaan
ma'rifatullah membuat orang hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, bahkan orang yang tidak
mengenal Allah dengan benar akan menjalani hidupnya seperti binatang. (QS,47:12).
Ma'rifatullah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal itu tidak mungkin terjangkau oleh
akal manusia yang terbatas. Ma'rifatullah menurut Ibnul Qoyyim, sebagaimana di definisikan
oleh ahli ma'rifah adalah : "ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi
kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.

Ma'rifatullah tidak  dimaknai dengan arti harfiah semata, namun dimaknai dengan
pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia semakin dekat dengan Allah,
mengenalkan rintangan dan tantangan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri pada
Allah.

Figur teladan dalam ma'rifatullah adalah Rasulullah, Dialah sosok yang paling mengenal
Allah, paling dekat denganNya, dan paling taat kepada perintah-perintahNya.
Rasulullah SAW bersabda : "Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut
kepadaNya".(HR. Bukhari dan Muslim).

3. Al-Quran
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hukum
Islam, Alquran merupakan sumber utama. Mengapa? Karena Alquran dijamin
keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia.
Meski merupakan sumber hukum utama, Abdullah Ahmad An-Naim dalam buku
Dekonstruksi Syariah menyebut bahwa Alquran bukanlah kitab hukum maupun kitab
kumpulan hukum.
Beberapa alasannya adalah karena aturan di dalamnya bersifat universal, bahkan hanya 80
ayat saja yang secara eskplisit menggunakan kata hukum. Menurut beliau, Alquran lebih
pantas dikatakan sebagai kitab petunjuk untuk standar moral perilaku manusia.
Karena pembahasan ibadah dan muamalah dalam Alquran bersifat umum, maka diperlukan
suatu penjelas. Nabi Muhammad lah yang kemudian merincinya melalui perkataan dan
perbuatan beliau.
Contohnya adalah sholat dan zakat. Di Alquran tidak ditemukan waktu sholat, gerakan sholat,
dan lain-lain. Rincian tata-tata cara tersebut dapat ditemukan pada hadist Nabi SAW.
Hadist
Menurut Al-Ghouri dalam Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah, hadist adalah segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi SAW dari perkataan, perbuatan, taqrir (keputusan), atau sifat.
Dalam agama Islam, hadist merupakan sumber hukum setelah Alquran.
Ini didasarkan pada firman Allah dalam surat Al-Hashr ayat 7.
”…. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah…”
Menurut Nawir Yuslem dalam Ulumul Hadis, fungsi hadist secara garis besar ada tiga, yaitu:

 Menegakkan kembali keterangan atau perintah yang terdapat di dalam Alquran.


Artinya hadist datang dengan keterangan atau perintah yang sejalan dengan Quran.
 Menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat Alquran yang datang secara global. Dalam
hal ini kaitannya ada tiga hal, yaitu menafsirkan serta memperinci ayat-ayat yang bersifat
umum; mengkhususkan ayat-ayat yang bersifat umum; dan memberi batasan terhadap ayat
bersifat mutlak.
 Menetapkan hukum-hukum yang tidak ditetapkan oleh Alquran.

Salah satu contoh penentuan hukum dengan hadist adalah tentang wudhu sebagai syarat sah
sholat. “Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima sholat seseorang yang berhadats sampai
ia berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah).
Hadits tersebut memperjelas isi dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah
muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki” (QS.Al-Maidah:6)
Ijma
Secara bahasa, ijma adalah memutuskan dan menyepakati sesuatu. Ijma dapat dipahami
sebagai sebuah kesepakatan ulama mengenai suatu perkara bila tidak terdapat penjelasan
yang spesifik dalam Alquran dan Hadist.
Ijma tidak boleh bertentangan dengan Quran dan Sunnah. Salah satu contoh ijma adalah
diperbolehkannya vaksinasi dan imunisasi. Pada masa Nabi Muhammad, ilmu kedokteran
belum berkembang pesat seperti sekarang. Sehingga hukum tentang imunisasi pun belum
ada.
Karena para ulama melihat imunisasi dan vaksinasi memiliki banyak manfaat dan dianggap
sebagai ikhtiar untuk kesehatan, maka ulama memperbolehkan metode kesehatan ini.
Qiyas
Qiyas merupakan perluasan dari hukum yang ada. Qiyas adalah salah satu metode untuk
menentukan hukum sesuatu yang baru dan belum dikenal sebelumnya, dengan cara mencari
padanannya dengan hal yang sebelumnya diketahui d an sudah diatur dalam Alquran dan
Hadits.
Contoh qiyas adalah menganalogikan narkotika, yang pada zaman Nabi Muhammad tidak
ada, dengan khamr (minuman memabukkan). Karena sifat kedua hal tersebut yang
membahayakan kesehatan dan menimbulkan ketergantungan, maka hukum narkotika sama
dengan khamr, yaitu haram.
4. Pengertian riba di dalam kamus adalah kelebihan atau peningkatan atau surplus. Tetapi dalam
ilmu ekonomi, riba merujuk pada kelebihan dari jumlah uang pokok yang dipinjamkan oleh si
pemberi pinjaman dari si peminjam. Dalam Islam, riba secara khusus menunjuk pada
kelebihan yang diminta dengan cara yang khusus.

Kata riba dalam bahasa Arab dapat berarti tambahan meskipun sedikit di atas jumlah uang
yang dipinjamkan, hingga mencakup sekaligus riba dan bunga. Riba dalam hal ini semakna
dengan kata usury dalam bahasa Inggris yang berarti suku bunga yang lebih dari biasanya
atau suku bunga yang mencekik

1. Riba Hutang Piutan

Riba hutang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba Jahiliyah.

- Riba Qard

Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang.

- Riba Jahiliyah

Riba Jahiliyah yaitu hutang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

2. Riba Jual Beli

Riba jual beli terbagi juga menjadi 2, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi'ah.

- Riba Fadhl

Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis 'barang ribawi'.

- Riba Nasi'ah

Riba Nasi'ah yaitu penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan
jenis barang ribawi lainnya.

5. Al-Quran menetapkan bahwa akhlak itu tidak terlepas dari aqidah dan syariah, ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari surat al-
Baqarah (2): 177, yang berarti: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya,
mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.
Agama selalu mengajak umatnya mengenal tentang siapa tuhannya dan bagaimana seharusnya
beribadah, berbuat baik kepada sesama dan juga lingkungannya. Orang beragama tidak
diperbolehkan untuk merusak, mengganggu, dan menyakiti orang lain. Antar sesama harus
saling mengenal, menghargai, saling menyayangi, dan bertolong menolong. Dalam Islam
perilaku yang demikian itu disebut sebagai rakhmat bagi seluruh alam. Jika ajaran agama
sebagaimana digambarkan tersebut, tidak terkecuali Islam, maka umat Islam akan menjadi
yang terbaik. Umat Islam akan selalu menjalin komunikasi dengan Tuhan melalui ibadah yang
dijalankan sehari-hari, shalat misalnya. Mereka juga akan menjaga hubungan baik dengan
sesama. Hubungan dimaksud didasari oleh rasa kasih sayang sebagaimana Islam
mengajarkannya.

6. Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak


dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a
yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Abu Sa’id Al-Khudry ra. Berkata, Aku Mendengar Rasulullah SAW., bersabda “Barangsiapa
diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mencegah dengan tangan (kekerasan
atau kekuasaan), jika ia tidak sanggup dengan demikian (sebab tidak memiliki kekuatan dan
kekuasaan), maka dengan lidahnya, dan jika tidak mampu (dengan lidahnya) yang demikian
itu adalah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim).

Bagaimana seharusnya berdakwah?


1. Pertama, Din (Agama) Islam Adalah Nasihat
2. Kedua, Allah Telah Memberikan Panduan Bagaimana Kita Menyampaikan Dakwah
3. Ketiga, Penjelasan Kitab Nuqthah al-Inthilaq terkait Metode Dakwah al-Quran
4. Keempat, Jangan Terlibat Debat Kusir dengan Kelompok Ketiga yang Kebingungan
dan Mengemban Pemikiran yang Rusak
5. Kelima, Hendaknya Berhati-hati pada Berbagai Bentuk Pengalihan Masalah dan
Saling Mencaci Secara Personal
6. Keenam, Para Ulama Jarh wa Ta’dil Mengajari Kita Bagaimana
Ungkapan Jarh Kalaupun harus Memberikan Celaan Secara Personal
7. Ketujuh, Gaya Bahasa al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi Mengajarkan Kesantunan
dan Ketepatan dalam Memilih Diksi Ungkapan
8. Kedelapan, Bererapa Ayat al-Quran dan Hadits Melakukan Kritik atau Celaan secara
Langsung Namun Tetap Menjaga Nalar Argumentasi dan Sesuai Situasi Kondisinya
9. Kesembilan, Sikap Kepada Penguasa yang Zhalim dan Menyengsarakan Rakyat
10. Penutup

Anda mungkin juga menyukai