Mata Pelajaran
Produksi Pengolahan Komoditas Hasil Perkebunan dan Herbal
Kelas XI/Smt 3
Kompetensi Keahlian
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Disusun oleh:
R. Ida Dahlia Farida
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya modul Rempah dan
Pengolahannya, untuk mata pelajaran Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan Herbal
kelas XI pada Kompetensi keahlian Pengolahan Hasil Pertanian. Modul ini digunakan untuk
membekali peserta didik agar lebih memahami dan terampil dalam kegiatan pembelajaran.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada seluruh kontributor yang telah membantu
penyelesaian modul ini. Penulis berharap modul ini dapat digunakan oleh peserta didik dan
dapat dimanfaatkan untuk lebih memahami mapel ini. Modul ini belum sempurna oleh
karenanya masukan yang membangun guna perbaikan modul ini sangat diharapkan.
A. Latar Belakang
Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian merupakan suatu paket keahlian yang terdiri dari
berbagai kelompok keahlian. Salah satu kelompok keahlian yang ada di dalam paket keahlian
Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian adalah Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.
Sama dengan paket kelompok keahlian lainnya, kelompok keahlian teknologi pengolahan hasil
perkebunan juga memiliki indikator pencapaian kompetensi. Pendekatan yang dilakukan untuk
mencapai indikator tersebut dengan mempelajari beberapa produk komoditas hasil perkebunan.
Pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari materi ini berdasarkan komoditas. Hal ini
mengingat dengan indikator yang sama misalnya teknik produksi, masing-masing produk akan
berbeda indikatornya. Sehingga dalam hal ini peserta mempelajari pengolahan produk
perkebunan untuk mencapai indikator yang diharapkan.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, peserta memahami, mampu menerapkan dan dapat
mengajarkan, serta memiliki sikap profesional dalam mengolah produk hasil perkebunan
meliputi :
1. pengetahuan bahan komoditi perkebunan,
2. penetapan teknik produksi,
3. penetapan sarana prasarana,
4. pengendalian mutu, dan
5. penentuan produk hasil perkebunan
C. Peta Kompetensi
Produksi Hasil
Perkebunan tanaman
rempah dan bahan
penyegar
Produksi Hasil
Perkebunan kopi,
coklat, teh
Teknik Pemasaran
Produk hasil
perkebunan
*)Materi yang diajarkan
D. Ruang Lingkup
Modul pengolahan hasil perkebunan ini membahas tentang pengolahan komoditas perkebunan
menjadi produk olahan pangan. Komoditas yang akan dibahas pada modul ini antara lain
tanaman rempah dan bahan penyegar
Ruang lingkup materi dari modul ini meliputi teknik produksi, penentuan sarana prasarana,
pengendalian mutu, dan penentuan produk hasil perkebunan yaitu tanaman rempah dan bahan
penyegar
1. Modul ini terdiri dari 2 Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari beberapa komoditas:
a. Tanaman rempah
b. Bahan Penyegar
2. Sebelum mempelajari Kegiatan-kegiatan Pembelajaran tersebut, mulailah membaca dan
memahami pendahuluan dan tujuan pembelajaran.
3. Kemudian pelajari Kegiatan Pembelajaran dengan tuntas (dimulai dengan memahami
tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, mengerjakan: aktivitas
pembelajaran, latihan/tugas/kasus, membaca rangkuman, membaca umpan balik,
mencocokan jawaban latihan dengan kunci jawaban.
4. Apabila anda merasa belum berhasil pelajari kembali materi-materi yang merasa masih
kurang.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Rempah – rempah
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik memahami, mampu menerapkan dan dapat
mengajarkan, serta memiliki sikap profesional dalam mengolah tanaman rempah meliputi :
1. Menetapkan teknik produksi produk hasil perkebunan tanaman rempah
2. Menetapkan sarana dan prasarana untuk pengolahan produk tanaman rempah
3. Menentukan teknik pengendalian mutu dalam proses pengolahan tanaman rempah
4. Menentukan produk hasil pengolahan tanaman rempah
C. Uraian materi
1. Rempah – rempah
Rempah adalah bahan hasil pertanian yang dikeringkan atau masih segar yang
bersifat aromatik dan memiliki citarasa spesifik. Rempah bersifat sangat aromatik
karena kandungan minyak atsirinya yang cukup tinggi sebagai komponen pembentuk
citarasa yang spesifik. Pada umumnya rempah diperoleh dari beberapa bagian
tumbuhan seperti rimpang, daun, buah, biji, kulit batang, umbi dan bunga. Rempah-
rempah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dari bagian pohon misalnya
rimpang, bunga, kulit batang, biji, buah, dan daun. Contoh rempah-rempah
berdasarkan asal dari bagian pohon dapat dilihat pada tabel berikut :
2. Karakteristik Bahan
a) Jahe
Jahe merupakan rempah yang berasal dari umbi/rimpang dan nama ilmiah Zingiber
officinale Rosc. Jahe merupakan tanaman semusim dan memiliki tinggi tanaman antara 40-50
cm. Tanaman jahe merupakan batang semu, beralur, berwarna hijau dan daun berbentuk lanset.
Rimpang jahe bercabang-cabang, berwarna putih kekuningan dan berserat. Bentuk rimpang
umumnya gemuk agak pipih dan kulitnya mudah mengelupas.
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya.
Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Jahe jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk. Jenis jahe ini banyak
dikonsumsi baik saat masih muda maupun berumur tua.
Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. sama seperti
jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak
atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Komposisi rimpang mempengaruhi tingkat aroma dan tingkat kepedasan rimpang jahe
tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi komia jahe antara lain jenis,
kondisi tanah, umur panen, cara budidaya, penanganan pasca panen, cara pengolahan dan
ekosistem tempat tanam.
Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak atsiri, lemak, protein, karbohidrat,
vitamin khususnya niacin dan vitamin A, mineral dan asam amino. Lemak pada rimpang jahe
tersusun dari asam phosphatidat, lesitin dan asam lemak bebas. Rimpang jahe juga
mengandung gingerols dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas atau kepedasan (pungent).
Rimpang jahe segar mengandung enzim protease yang dapat dimanfaatkan untuk melunakkan
daging sebelum dimasak
b) Kunyit
Kunyit atau dikenal juga dengan nama kunir banyak digunakan sebagai pewarna kuning
alami dan digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional. Kunyit sering juga
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika tradisional.
Induk rimpang berbentuk bulat, silindris, membentuk rumpun yang terdiri cabang
rimpang di kiri dan kanan. Rimpang kunyit memiliki bau yang khas dengan rasa yang agak
pahit dan getir. Bagian dalam rimpang berwarna jingga terang agak kuning dan warna kulit
jingga kecoklatan. Wrna khas yang dimiliki kunyit dikarenakan adanya kandungan senyawa
kurkuminoid. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid
yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat
lainnya.
c) Kencur
Kencur atau dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L memiliki rimpang yang agak
liat kulitnya, berwarna coklat muda hingga tua, licin dan berkilau. Induk rimpang berbentuk
silindris. Bentuk cabang rimpang semula bulat hingga bulat telur dan selanjutnya dapat
berbentuk silindris. Kencur membentuk umbi akar dan berbentuk bulat dan bagian tengahnya
berwarna putih, sedang pinggirnya berwarna coklat kekuningan. Letak rimpang tersebut ada
yang di dalam tanah dan ada pula yang terletak di permukaan tanah.
Gambar 3. Kencur
Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain minyak atsiri 2,4-2,9% yang
terjadi atas etil parametoksi sinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol, penta dekana. Adanya
kandungan etil parametoksi sinamat dalam kencur yang merupakan senyawa
turunan sinamat.
Kencur (Kamferia galanga L) adalah salah satu jenis temu-temuan yang banyak
dimanfaatkan oleh rumah tangga dan industri obat maupun makanan. Kandungan etil
pmetoksisinamat (EPMS) didalam rimpang kencur menjadi bagian yang penting didalam
industry kosmetik karena bermanfaat sebagai bahan pemutih dan juga anti aging atau penuaan
jaringan kulit.
Gambar 4. Rimpang Temulawak
e) Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang sejak lama
digunakan pada makanan, minuman dan obat–obatan. Bagian tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan tersebut adalah bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh.
Bunga cengkeh kering mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak), resin, tanin,
protein, cellulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat terdapat dalam jumlah dua per tiga dari
berat bunga. Komponen lain yang paling banyak adalah minyak atsiri yang jumlahnya
bervariasi tergantung dari banyak faktor diantaranya jenis tanaman, tempat tumbuh dan cara
pengolahan. Selain sebagai sumber bahan penyedap rasa alami, cengkeh juga mengandung
unsur-unsur nutrisi lain seperti protein, vitamin dan mineral.
f) Pala
Pala atau Myristica fragrans Houtt merupakan tanaman asli Indonesia berasal dari pulau
Banda. Buah pala berbentuk bulat berkulit kuning jika sudah tua, berdaging putih. Bijinya
kerkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan yang dibungkus fuli berwarna merah
padam. Isi bijinya berwarna putih dan jika dikeringkan akan menjadi berwarna coklat gelap
dan beraroma khas. Buah pala terdiri atas daging buah 77,8 %, fuli 4 %, tempurung
5,1 % dan biji 13,1 %.
Gambar 7. Buah Pala
Komponen dalam biji pala dan fuli terdiri dari minyak atsiri, lemak, protein, selulosa,
pentosan, pati, resin dan mineral. Minyak atsiri yang terkandung pada biji pala berkisar antara
2-16 % dengan rata-rata 10 %. Kandungan lemak pada biji pala sekitar 25-40 %, karbohidrat
sekitar 30 % dan protein sekitar 6 %. Minyak pala dan fuli digunakan sebagai penambah flavor
pada produk-produk berbasis daging, pikel, saus, sup, serta untuk menetralkan bau yang tidak
menyenangkan dari rebusan kubis. Pada industri parfum, minyak pala digunakan sebagai bahan
pencampur minyak wangi dan penyegar ruangan.
a) Simplisia
Simplisia berdasarkan kodifikasi peraturan perundang-undangan obat tradisional
adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat melalui proses yang sederhana yaitu proses
pengeringan. Kadar air dari simplisia berkisar antara 8-10 % dimana pada kadar air tersebut,
bahan cukup aman dari pencemaran baik oleh jamur maupun mikroba. Proses pengeringan
yang dilakukan melalui penjemuran atau menggunakan aliran udara panas. Bahan rempah yang
dibuat menjadi simplisia misalnya jahe, kunyit, kencur,
temulawak dan lain-lain.
Proses awal pembuatan simplisia dimulai dengan tahap pencucian bahan. Pencucian ini
bertujuan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada bahan. Proses berikutnya adalah
pengecilan ukuran dengan cara mengiris rimpang dengan ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya irisan
rimpang dijemur di panas matahari hingga kadar air mencapai 8-10 %. Pengeringan dengan
sinar matahari sebaiknya dilakukan dalam rumah pengering yang tertutup tetapi sinar matahari
dapat menembus ke dalamnya. Rumah pengering ini dibuat sedemikian rupa sehingga
menjamin terjadinya sirkulasi udara misalnya melengkapinya dengan blower atau dibuat
ventilasi. Jika tidak menggunakan rumah pengeringan, penjemuran dengan sinar matahari
dapat menggunakan rak yang ditutup dengan plastik
dan harus dibuat sedemikian rupa untuk menjamin sirkulasi udara.
Tanda umum yang dapat digunakan untuk mengetahui bahwa kadar air simplisia
kurang dari 10 % yaitu simplisia yang telah dihasilkan mudah untuk dipatahkan. Alas yang
dipakai untuk menjemur rimpang cukup sederhana dan hanya memerlukan lantai jemur, yang
umum digunakan adalah lantai penjemuran dari semen dan rak penjemuran dari kayu atau
bambu. Rimpang jahe yang akan dijemur di sebar secara merata dan pada saat tertentu dibalik
agar panas merata dan rimpang tidak retak.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penjemuran adalah ketebalan tumpukan dari
jahe agar proses pengeringan dapat efektif. Penjemuran dengan sinar matahari memiliki
kelemahan dimana kita tidak dapat mengontrol suhu dan kelembaban, tergantung keadaan
cuaca sehingga yang beresiko pengeringan berlangsung lama dan bahan mudah tercemar akibat
lama kontak dengan udara luar.
Selain dengan cara penjemuran, proses pengeringan ini dapat menggunakan oven
pengering. Kelebihan dari penggunaan oven ini adalah kemudahan dalam mengontrol suhu dan
kelembaban sehingga dharapkan waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan lebih
singkat dibandingkan dengan cara penjemuran. Pengeringan dengan menggunakan oven juga
dapat meminimalkan resiko kontaminasi karena pada saat pengeringan, bahan tidak kontak
dengan udara luar. Alur Proses Pengolahan dari pengolahan simplisia adalah sebagai berikut
:
Gambar 9. Alur Proses Pembuatan Simplisia
b) Jahe instan
Cara pembuatan jahe instan secara tradisional yang banyak dilakukan oleh masyarakat.
Cara tradisional yang dipakai cukup sederhana baik dari segi proses, bahan maupun peralatan
yang digunakan. Bahan yang digunakan adalah jahe segar dimana kulit jahe tampak halus/tidak
mengkerut, kaku, dan mengkilat. Peralatan yang digunakan adalah peralatan dapur yang ini
banyak dimiliki oleh masyarakat misalnya parut, wajan, kompor dan ayakan sederhana.
Proses pembuatan jahe instan dimulai dengan melakukan seleksi bahan baku. Hal ini
dikarenakan untuk mengahsilkan produk yang sesuai kriteria dibutuhkan bahan baku yang
berkualitas. Berikut adalah penggolongan jahe segar berdasarkan mutu :
Keterangan :
Kesegaran : jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak halus, mengkilat dan
tidak keriput.
Bentuk Rimpang : Rimpang jahe segar dinyatakan utuh apabila cabang – cabang dari
rimpang tidak ada yang patah, dengan maksimum 2 penampang patah pada pangkalnya
Rimpang bertunas : Jahe segar dinyatakan mempunyai rimpang bertunas apabila salah satu
atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas
Kenampakan irisan : jahe segar bila diiris melintang pada salah satu rimpangnya makan
penampangya berwarna cerah khas jahe segar
Proses selanjutnya adalah pencucian bahan untuk membersihkan rimpang dari kotoran
yang masih terikut. Jahe yang telah dicuci bersih selanjutnya dikupas untuk membuang kulit
dan bagian yang busuk atau juga tanpa dilakukan pengupasan hanya dengan membersihkan
bagian jahe yang busuk. Jahe selanjutnya diparut atau digiling untuk mempermudah
mendapatkan filtrat atau ekstrak jahe.
Pada proses penggilingan, jika memerlukan air diusahakan air yang ditambahkan
seminimal mungkin. Volume air yang ditambahkan akan berpengaruh terhadap lama
pemanasan dan penguapan. Jahe yang telah diparut atau digiling selanjutnya disaring untuk
memisahkan filtrat jahe dengan ampasnya. Saringan yang dipakai diusahakan menggunakan
saringan sehalus mungkin untuk meminimalkan endapan yang didapat. Penyaringan dapat
menggunakan kain saring. Filtrat yang didapat selanjutnya diendapkan selama beberapa saat
untuk memudahkan pemisahan filtrat dengan endapan.
Proses penyaringan dan pengendapan ini agar produk yang dihasilkan dapat terlarut
semua dan tidakmenyisakan endapan. Filtrat yang didapat selanjutnya dipanaskan hingga
mendidih untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin terkandung di dalam filtrat. Filtrat
yang mendidih selanjutnya ditambahkan gula dan bahan lain misalnya rempah-rempah lain
dengan perbandingan tertentu.
Filtrat, gula dan bahan tambahan lain diaduk hingga diperoleh larutan yang homogen.
Selain bertujuan untuk menghasilkan larutan yang homogen, pengadukan dimaksudkan untuk
mempercepat proses penguapan. Pengadukan dan pemanasan terus dilakukan hingga larutan
menjadi berbusa yang menandakan bahwa penguapan sudah hampir selesai dilakukan. Ketika
busa telah muncul maka api yang digunakan untuk pemanasan dikecilkan. Pengadukan terus
dilakukan hingga busa mulai turun dan berubah menjadi tepung.
Selanjutnya api dimatikan dan pengedukan terus dilakukan untuk mencegah terjadinya
karamelisasi. Setelah diperoleh tepung dalam kondisi panas dilakukan pengayakan. Tepung
yang masih menggumpal dihancurkan dan diayak. Tepung yang telah diayak didinginkan dan
dikemas menggunakan botol atau juga menggunakan plastik sachet. Alur proses dari
pembuatan jahe instan adalah sebagai berikut :
Gambar 10. Alur Proses Pembuatan Jahe Instan
Memperhatikan,
bertanya,
menjawab,
mencatat.
2. Inti 2.1 Menjelaskan Membaca materi 1. LCD, FC,
tentang atau juga Ceramah Modul/bah 27 JP
Karakteristik referensi lain 2. Tanya an ajar
tanaman rempah, melalui internet Jawab
sarana prasarana untuk memahami
pengolahan dan menetapkan
tanaman rempah, teknik
pengendalian pengolahan
mutu tanaman rempah,
rempah dan sarana prasarana
menentukan pengolahan
produk rempah,
pengolahan pengendalian
tanaman rempah mutu rempah
dan
menentukan
produk
pengolahan
rempah
Memperhatikan,
mencatat,
menanggapi.
Bertanya, LCD, FC,
Menjawab 3. Diskusi
2.2. Mengarahkan,
mengamati dan
mengevaluasi Mendiskusikan,
diskusi mencatat,
menanggapi.
Menyimpulkan
dan Alat dan
bahan
Mempresentasika 4.Praktek praktik
n, Bahan
2.3. Mengarahkan, pendukun
mengamati dan , g,
mengevaluasi
praktik
Melakukan
kegiatan Praktek
dan menyusun
laporan
2. Lembar Kerja
a. Acara : Pembuatan simplisia
Tujuan : Peserta mampu membuat simplisa dengan tekun, efisien, dan teliti, apabila
disediakan seperangkat alat dan bahan sesuai kriteria: bahan kering, bau dan
warna tidak menyimpang, tidak berlendir dan tidak berjamur.
Alat : Bahan :
1. Pisau stainless steel 1. Kunyit
2. Talenan 2. Jahe
3. Saringan bambu/irig 3. Cengkeh
4. Tampah 4. Rempah daun
5. Timbangan 5. Kantong plastik
6. Rak pengering
7. Sikat halus
Langkah Kerja:
1. Timbang bahan yang akan dibuat simplisia.
2. Sortasi bahan yang tersedia.
3. Cuci bersih sampai semua kotoran hilang, kalau perlu disikat.
4. Tiriskan sampai semua air benar-benar hilang.
5. Iris tipis bahan dengan ketebalan 3-5 mm.
6. Atur dalam tampah, lalu keringkan sampai benar-benar kering.
7. Timbang simplisia yang dihasilkan.
8. Hitung rendemennya.
9. Diskusikan hasilnya dengan teman satu kelompok.
10. Presentasikan di muka kelas.
Bahan:
1. Jahe : 1 kg
2. gula putih : 1 kg
3. Sereh : 10 batang
4. Air : 1000 ml
Langkah Kerja:
1. Timbang bahan sesuai dengan kebutuhan
2. Lakukan pembersihan dan pencucian terhadap bahan yang akan digunakan
3. Lakukan pengupasan dan trimming bahan yang akan digunakan
4. Hancurkan jahe dengan menggunakan parut atau juice extractor
5. Potong-potong sereh, dan tumbuk hingga halus.
6. Saring dan peras jahe dan sereh yang telah hancur untuk mengambil sarinya, tambahkan
sedikit air pada ampas, saring kembali.
7. Timbang gula pasir sebanyak 1:1 dengan volume air jahe (misal 500 ml air jahe, gula nya
500 gram)
8. Tuangkan larutan yang ada di atas ke dalam wajan
9. Panaskan larutan tersebut hingga mendidih dan agak mengental
10. Tambahkan gula pasir sambil terus diaduk dipanaskan hingga mengkristal
11. Angkat dan tuangkan ke dalam nyiru yang telah diberi alas kertas koran sambil terus diaduk
hingga membentuk kristal halus
12. Ayak jahe instant tersebut hingga diperoleh jahe instant berukuran seragam.
13. Kemas jahe instant dalam kemasan dalam keadaan rapat.
E. Latihan/Kasus/Tugas/Soal
1. Jelaskan karakteristik dari jahe, kunyit dan pala
2. Jelaskan proses pembuatan jahe instan
F. Rangkuman
Rempah adalah bahan hasil pertanian yang dikeringkan atau masih segar yang bersifat aromatik
dan memiliki citarasa spesifik. Rempah bersifat sangat aromatik karena kandungan minyak
atsirinya yang cukup tinggi sebagai komponen pembentuk citarasa yang spesifik
Secara umum bahan rempah setelah dilakukan pemanenan perlu penanganan pasca panen.
Penanganan ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari bahan dan tujuan lain yaitu untuk
menghasilkan produk primer. Secara garis besar penanganan pasca panen ini dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder.
Pengolahan primer yaitu penanganan yang tujuannya untuk menghasilkan bahan setengah jadi
atau bahan yang siap olah. Perubahan yang terjadi pada produk hanya berupa perubahan fisik
saja.