Kelas : 3A D4 TE
NIM : 1741170059
Output dari pengontrol utama (T1C) diberikan sebagai set-point ke pengontrol sekunder (T 2C). T2C
mengontrol aliran bahan bakar. Dalam proses pemanasan, bahan yang ditempatkan di wadah
dipanaskan hingga suhu tertentu dari pintu masuk ke pintu keluar. Dari ruang bakar bakar hingga
ekspor bahan baku, ada tiga komponen kapasitas dalam suhu Sistem. Mereka adalah tungku,
perapian dan bahan baku yang dipanaskan. Gangguan beban dan di sisi bahan baku adalah gangguan
sistem di satu sisi dan di sisi lain adalah gangguan di sisi pembakaran, seperti bahan bakar, tekanan,
dan aliran udara.
Dalam sistem kontrol suhu tungku, objek utama adalah bahan baku dan objek sekunder adalah
tungku perapian. Variabel terkontrol utama adalah suhu bahan baku dalam ekspor dan variabel sub-
kontrol adalah suhu perapian di tungku. Gangguan utama adalah aliran bahan baku dan suhu bahan
di saluran masuk. Gangguan sekunder adalah tekanan bahan bakar sebelum katup, nilai panas
campuran udara-bahan bakar yang dipasok ke tungku perapian dll.
Salah satu tindakan pencegahan penting yang harus diambil dalam sistem kontrol PID bertingkat
adalah bahwa, dalam pemilihan parameter desain memastikan bahwa tidak ada masalah
pencocokan konstanta waktu utama dan sub loop sehingga dapat dimungkinkan operasi yang aman
mencegah resonansi.
Model Plant
1 /90
G 1 ( s )=
1 1
( s+
30 )( )
s+
3
Dan plant loop luar G2 ialah
1/10
G 2 ( s )=
( s+ 1/10 ) (s +1)2
METODE SIKLUS ULTIMASI UNTUK PENYETELAN PID CONTROLLER GAIN
Metode siklus ultimate/gain ultimate/osilasi siklik adalah cara sederhana dan lebih efektif untuk
menyiapkan gain pengontrol PID. Pada dasarnya, metode ini terdiri dari tiga jenis, disebutkan
sebagai berikut.
Suhu tungku dalam produksi industri memiliki karakteristik non-linier, waktu bervariasi dan delay.
Pilih nilai yang tepat untuk penguatan K P, KI, dan KD. Untuk mengurangi masalah di atas dan untuk
meningkatkan spesifikasi respons transien, PID loop luar disetel dengan menggunakan algoritme
penyetelan. Tuning pengendali PID melibatkan pemilihan nilai terbaik untuk gain proporsional (K P),
integral (KI) dan derivatif (KD).
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung nilai gain kritis (K C) dan periode waktu kritis
(TC).
Langkah-1: Kurangi tindakan integral dan turunan ke efek minimumnya, yaitu merancang sistem
dengan pengontrol proporsional hanya dengan umpan balik satu.
Langkah-2: Secara bertahap mulai meningkatkan nilai gain proporsional sampai sistem menunjukkan
osilasi terus-menerus.
Langkah-3: Gain ini di mana sistem menunjukkan siklus yang stabil atau osilasi terus-menerus
tentang set-point disebut dengan gain kritis (Kc ). Periode waktu yang terkait dengan
osilasi ini disebut sebagai periode waktu kritis (Tc).
Langkah-5: Dari nilai-nilai ini, hitung nilai gain Kp, Ki, dan Kd berdasarkan metode yang
dipertimbangkan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Parameter Formula tuning controller Modified tuning controller Formula tuning controller
PID Ziegler-Nichols tuner Ziegler-Nichols PID PID Zire-Luyben
TI TC T I =T C T I =2,2× T C
T I=
2
TD TC TC TC
T D= T D= T D=
8 3 6,3
KP K P=0,6 × K C K P=0,2 × K C K P=0,45 × K C
KI KP KP KP
K I= K I= K I=
TI TI TI
KD K D=K P ×T D K D=K P ×T D K D=K P ×T D
Tugas:
Kp = 5 dan Tc = 45.
T I =45 s
45
T D= =1 5 s
3
5
K C= =25
0.2
5
K I= =0.1 1
45
K D=5 × 15=75
T I =2,2× 45=99 s
45
T D= =7.14 s
6,3
10
K c= =22.22
0.45
10
K I= =0.1
99
K D=1 0 ×7. 14=71.4
3. Hasil dari perhitungan formula
Simulink Formula tuning controller PID Ziegler-Nichols