Anda di halaman 1dari 17

MATERI I

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER

Pendahuluan
Penulisan resep dokter dilaksanakan setelah dokter melakukan suatu rangkaian
tindakan yaitu pemeriksaan, menentukan diagnosa klinis diikuti dengan terapi atau pengobatan
terhadap pasiennya. Sebelum dibuat resep sebagai bentuk terapi untuk pasien maka sebagai
dokter tentunya sudah menguasai ilmu tentang penyakit (etiologi, patogenesis, gejala klinis,
terapi, epidemiologi, dll) ketrampilan pemeriksaan fisik dan laboratorium sederhana serta
penunjang lain untuk dapat menegakkan diagnosa klinis berdasarkan pemeriksaan klinis
sederhana. Baru setelah dignosa klinis tersebut ditentukan, dokter menentukan terapi yang
tepat dengan menuliskan resep.
Dalam menentukan pengobatan dan penulisan resep, seorang dokter hendaknya
mengacu pada prinsip terapi rasional yang meliputi tepat diagnosis atau indikasi, tepat
pemilihan dan bentuk sediaan obat, tepat cara pemberian dan dosis, manjur dan aman serta
ekonomis atau terjangkau oleh kemampuan pasien. Dengan berdasar pada ke lima prinsip
rasional tersebut diharapkan tingkat kesembuhan penyakit pasien akan lebih cepat tanpa
memberatkan pasien terutama bagi pasien yang tergolong tidak mampu secara ekonomi.
Dalam standar kompetensi dokter (SKD) yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI) pada tahun 2012, juga disebutkan tentang penulisan resep, yaitu pada area 7 tentang
pengelolaan masalah kesehatan. Dalam area tersebut tertulis: “Menulis resep obat secara bijak
dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta
sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca”. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari interpretasi (transkripsi) yang salah dari apotiker yang disebabkan oleh penulisan
resep dokter yang tidak jelas atau tidak dapat dibaca.
Dalam daftar lampiran keterampilan SKD 2012, keterampilan menulis resep mempunyai
level kompetensi 4A, yang artinya lulusan dokter harus mampu melakukan secara mandiri atau
tuntas. Keterampilan ini juga diujikan dalam uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter
(UKMPPD) OSCE pada beberapa station (5 sd 6) dari 12 station. Dengan latar belakang
tersebut, maka keterampilan menulis resep yang merupakan bagian dari proses terapeutik perlu
diajarkan dan dilatihkan dengan baik, sehingga lulusan dapat menjalankan tugas profesinya
dengan baik pula.
Proses peresepan
Proses peresepan yang diawali dengan ditentukannya diagnosa klinis, selanjutnya
ditentukan obat pilihan dari kelompok obat yang ada sesuai penyakit dan kondisi pasien. Dalam
hal ini ilmu tentang obat dan pengobatan atau farmakologi mutlak harus dikuasai. Dalam
menentukan obat yang akan diberikan kepada pasien, sebagai dokter tentunya mempunyai
beberapa alternatif pilihan berdasarkan diagnosa yang ditegakkan. Dari beberapa alternatif
tersebut obat yang dipilih adalah berdasarkan kemanjuran atau efikasi dan keamanan, efek
samping minimal atau tidak ada serta terjangkau oleh kemampuan pasien. Dalam era
keterbukaan dan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan di masyarakat maka komunikasi
dokter pasien khususnya penjelasan tentang obat yang akan diberikan menjadi lebih penting
karena selain untuk meningkatkan kepatuhan juga membantu mempercepat kesembuhan
pasien, sehingga setelah ditentukan obat pilihan perlu diinformasikan kepada pasien tentang
aturan minum obat, frekuensinya dan diinstruksikan apabila timbul gejala efek samping obat
harus dihentikan, dst. Setelah obat diberikan kepada pasien maka tindakan selanjutnya adalah
monitoring kemajuan pengobatan apakan membaik atau tidak.
Apabila kondisi penyakit pasien tidak membaik dengan obat yang diberikan, maka perlu
dievaluasi kembali apakah diagnosa atau pengobatannya yang kurang tepat atau kurang
adekuat atau ada kondisi lain yang mempengaruhi kegagalan pengobatan tersebut. Apabila
faktor pengobatannya yang menjadi sebab kegagalannya maka perlu dievaluasi obatnya
apakah perlu dinaikkan dosisnya atau diganti obat yang fungsinya sama tetapi dari golongan
lain atau bahkan dibutuhkan kombinasi dengan obat lain untuk mengatasi penyakitnya.

Penulisan Resep
Blanko resep untuk penulisan resep secara umum di Indonesia terdiri dari 3 bagian
yaitu:
1. Identitas dokter
2. Obat
3. Identitas pasien

Keterangan :
1. Identitas dokter
Identitas dokter umumnya terletak paling atas dari blanko resep dan berisi nama dokter,
nomor SP / SIP, alamat praktik dan nomor tilpun.
2. Obat
Bagian inti dari resep ini pada sudut kanan atas tempat dan tanggal resep ditulis, kemudian
dibawahnya mengawali penulisan obat dengan R/ singkatan dari recipe yang artinya
ambillah, kemudian nama obat, dosis, jumlah, aturan pembuatan kalau resep obat racikan,
dan aturan minum atau aturan pakai, diakhiri paraf atau tanda tangan dokter.
3. Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama pasien, umur dan alamat tempat tinggal

Penulisan resep secara internasional menggunakan bahasa latin, hal ini mempunyai
alasan a.l. bahwa resep merupakan sesuatu yang bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh
dokter dan apotiker saja sehingga pasien tidak boleh tahu tentang isi resep tersebut. Namun
dengan kemajuan zaman dan untuk tujuan mempercepat kesembuhan, maka sifat kerahasiaan
tersebut sudah berkurang dengan penjelasan dan instruksi dokter tentang penggunaan obat
yang ditulis dalam resep. Dengan ketentuan penggunaan bahasa latin sebagai bahasa baku
dalam penulisan resep maka perlu diketahui dan difahami istilah-istilah yang terkait dengan
penulisan resep.
Selain hal tersebut di atas teknis yang perlu diperhatikan dalam menuliskan resep
adalah tulisan harus jelas terbaca untuk menghindari kekeliruan baca pihak apotik dan
berakibat keliru pemberian obat yang dapat berakibat fatal bagi pasien, menggunakan pena
yang standar dan tidak menggunakan pensil serta tidak boleh ada coretan. Nama obat ditulis
dalam bentuk nama kimia atau generik, untuk kepentingan pendidikan tidak dianjurkan
menggunakan nama paten atau nama dagang. Obat jadi baik yang berbentuk tablet, kapsul,
sirup, salep dll penulisan resepnya akan lebih mudah dibandingkan obat racikan atau puyer
karena membutuhkan sedikit perhitungan sehingga perlu ketelitian agar tidak terjadi kekeliruan.
Dalam hal ini pengetahuan tentang dosis obat perlu dikuasai baik itu dosis terapi, dosis
maksimal, dosis toksis baik pada anak maupun dewasa serta pemberiannya apakah dalam
bentuk dosis bagi atau dosis tunggal.
Blanko Resep

Nama dokter
Identitas Dokter Alamat
SP/SIP
Tilp/Hp
................., tgl....................
Obat
Superscriptio R/
Inscriptio/prescriptio Remidium cardinale ................................ 10 mg
(obat pokok)
Remidium adjuvan .................................. 2 mg
(obat tambahan)
Corrigens (vehiculum) ............................ qs
(mengubah rasa/bau/aroma obat,zat pembawa)
Subscriptio Mfla............................................................. No ......
(perintah pembuatan bentuk sediaan obat)
Signatura S ...................................................................................
(tandailah)
Paraf/tanda tangan
Nama pasien
Identitas Pasien Umur
Alamat

dr. A
Jalan Kenari 50 Jakarta
SP/SIP.01/DU/19xxx Tilp/Hp. 0816xxx
Jkt, tgl 29 Desember 2006

R/
Parasetamol 100 mg
Phenobarbital 10 mg
SL qs

Mfla pulv dtd No X


S 3 dd pulv I

Nama pasien : by B
Umur : 11 bln
Alamat : jl Gatutkaca No. 01 Jkt

Format di atas adalah contoh untuk resep obat racikan (obat yang dosis dan jenis
komposisinya dikehendaki oleh dokter berdasarkan kondisi penyakit dan pasien/BB). Pada
resep untuk obat jadi tanpa perintah pembuatan bentuk sediaan obat dan setiap selesai
penulisan satu jenis obat dapat diberi signatura, tanda penutup dan paraf atau tanda tangan.
Untuk memberikan gambaran dapat dipelajari contoh-contoh berikut.

dr. A
Jalan Kenari 50 Jakarta
SP/SIP.01/DU/19xxx Tilp/Hp. 0816xxx
Jkt, tgl 2 Desember 2006

R/ Ciprofloksasin 500mg No. X


S 2 dd I

R/ Metoclopramide tab No.X


S 3 dd I ac

Nama pasien : Tn Y
Umur : 50 th
Alamat : jl Arimbi No. 10 Jkt

dr. A
Jalan Kenari 50 Jakarta
SP/SIP.01/DU/19xxx
Tilp/Hp. 0816xxx
Jkt, 2 Desember
2006

R/ Kloramfenikol ed fl No. I
S 3 gtt II OD OS

Nama pasien : Tn Y
Umur : 50 th
Alamat : jl Belimbing No.10 Jkt
dr. A
Jalan Kenari 50 Jakarta
SP/SIP.01/DU/19xxx
Tilp/Hp. 0816xxx
Jkt, 2 Desember
2006

R/ Hidrocortison ungt 5 % tube No I


S ue

Nama pasien : Ny. Z


Umur : 30 th
Alamat : jl Kenanga No.15 Jkt

Penutup
Untuk melatih ketrampilan menulis resep perlu banyak berlatih dengan berbagai
masalah atau diagnosa penyakit yang sering dijumpai dan tentunya dengan penulisan obat
dalam resep yang harus dikuasai baik mengenai dosis maupun cara pemberiannya dengan
demikian secara bertahap akan bertambah kemampuan dalam penulisan resep dokter.

Kepustakaan
1. Anonim (1990), Daftar Dosis Obat, FK UNAIR.
2. Bagian Farmakologi FK UMY (1996), Penulisan Resep Dokter, Petunjuk Praktikum
Farmakologi dan Terapi II FK UMY.
3. KKI (2012), Standar Kompetensi Dokter.
4. WHO (1994), Pedoman Penulisan Resep, FK UI penerbit ITB Bandung.
Singkatan Latin dan Perkiraan Berat & Ukur Setara
untuk Menulis Resep

Tabel 1. Singkatan-singkatan Latin

Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Aa Ana Masing-masing

Ad Ad Untuk, sampai dengan

a.c. Ante cibum Sebelum makan

a.d. aurio dextra Telinga kanan

digunakan sesuai kebutuhan, bebas, sesuka


ad lib. Ad libitum
hati

admov. Admove Gunakan/ oleskan/ bubuhkan

Agit Agita Aduk/ kocok

alt. h. Alternis horis Setiap jam berikutnya

a.m. Ante Meridiem Pagi, sebelum siang

Amp Ampul

Amt Jumlah

Aq Aqua air

aurio laeva, aurio


a.l., a.s. Telinga kiri
sinister

A.T.C. Sekitar jam (tersebut)

a.u. auris utrae Kedua telinga

Bis Bis Dua kali

b.i.d. bis in die Dua kali sehari


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

B.M. Perihal usus/ buang air besar

sebagai dosis tunggal yang besar (biasanya


bol. Bolus
intravena)

B.S. Gula darah

B.S.A Area permukaan tubuh

BUCC Dalam pipi/ pipi dalam

Cap., caps. Capsula kapsul

dengan (biasanya ditulis dengan bar di atas


C Cum
"c")

C Cibos Makanan

Cc Cum cibos bersama makan, (tetapi juga sentimeter kubik)

Cf Bersama makan

Collyr Collyrium Salep mata

comp. Gabungan/ campuran

cr., crm Cream

Cum aq Cum aqua Dengan air

Larutan dextrose 5% (kadang-kadang ditulis


D5W
D5W)

dekstrosa 5% dalam saline normal/


D5NS
garam(0.9%)

D.A.W. Keluarkan seperti tertulis

dc, D/C, disc hentikan


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Dieb. Alt. diebus alternis Setiap hari

dil. Cairkan/ encerkan

Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Disp. Keluarkan

div. Bagi/ pisahkan

d.t.d. da tales doses Berikan dosis tersebut

D.W. Air suling

Elix. Elixir/ obat abadi

e.m.p. ex modo prescripto Sesuai petunjuk

emuls. Emulsum Emulsi

Et Et Dan

ex aq ex aqua Dalam air

fl., fld. Cairan

ft. Fiat buat

G Gram

Gr Butir

gtt(s) Gutta(e) Tetes


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

H Injeksi

h, hr Hora Waktu/ saat

h.s. hora somni Saat tidur

ID Intradermal

IM intramuskular (terhadap suntikan)

inj. Injection Injeksi/ suntikan

in vit. In vitro Dalam gelas

IP Intraperitoneal

IV Intravena/ melalui pembuluh darah

IVP Mendorong intravena

IVPB Dukungan intravena

L.A.S. Seperti label

LCD Larutan tar batubara

Lin Linimentum Obat gososk

Liq Liquor larutan

lot. Lotion

m. Misce Campur

M, min Minimum minimum

Mcg Microgram

Meq ekivalen/ setara Mili


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Mg Milligram

mist. Mistura Campur/ mix

Mitte Mitte Buat/ kirim

Ml Milliliter

Nebul Nebula Spray/ semprotan

Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

N.M.T. Tidak lebih dari

noct. Nocte Malam hari

Non rep. non repetatur Tidak diulangi

NS Saline/ garamnormal (0.9%)

½NS Garam setengah normal(0.45%)

N.T.E. Tidak melampaui

O_2 Kedua mata, kadang-kadang ditulis o2

o.d. oculus dexter Mata kanan

o.m. Omni mane Setiap pagi

o.n. Omni nocte Sertiap malam

o.s. oculus sinister Mata kiri

o.u. oculus uterque Kedua mata


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Oz Ons

Per Per Oleh atau melalui

p.c. post cibum Setelah makan

p.m. Post Meridiem Setiap sore

Prn pro re nata Sesuai kebutuhan

p.o. per os melalui mulut atau oral

Placebo Placebo untuk menyenangkan

p.r. Melalui rectum

pulv. Pulvis Bubuk/ serbuk

Q Quaque Setiap

q.a.d. quoque alternis die Setiap hari

quaque die ante


q.a.m. Setiap hari sebelum siang
meridiem

q.p.m. Setiap hari setelah siang

q.h. quaque hora Setiap jam

q.h.s. quaque hora somni Setiap malam saat tidur

Setiap 1 jam; ( “1” dapat digantikan dengan


q.1h quaque 1 hora
jumlah lain)

q.d. quaque die Setiap hari

q.i.d. I in die Empat kali sehari

q.o.d. Setiap hari


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Qqh I quaque hora Setiap empat jam

q.s. quantum sufficiat dalam jumlah yang cukup

QWK Setiap minggu/ seminggu sekali

R Melalui dubur

rep., rept. Repetatur Mengulang/ ulangi

RL, R/L Ringer’s lactate/ serupa laktat

Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

S Sine Tanpa(biasanya ditulis dengan bar di atas “s”)

s.a. secundum artum Gunakan peniaian anda

SC, subc, subcut,


Subcutaneous/ subkutan
subq, SQ

Sig Tulis pada label

SL sublingual, dibawah lidah

Sol Solution Larutan

s.o.s., si op. Sit si opus sit Jika dibutuhkan

Ss Semis Satu setengah

s,s Sine Tanpa

Stat Statim Segera


Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

Supp Suppositorium Suppositori

Susp Suspensi

Syr Syrupus Sirup

Tab Tabella Tablet

tal., t Talus Sekali

Tbsp Sendok makan

Troche Trochiscus bentuk belah ketupat

Tsp Sendok teh

t.i.d. ter in die Tiga kali sehari

t.d.s. ter die sumendum Tiga kali sehari

t.i.w. Tiga kali seminggu

top. Hangat

T.P.N. Total gizi parenteral

tr, tinc., tinct. Larutkan dalam alkohol

Troch trochicus, trochici bentuk belah ketupat

u.d., ut. Dict. Ut dictum Sesuai petunjuk

ungt. Unguentum obat salep

Vag Vaginally

W Dengan

w/o Tanpa
Sebagian daftar singkatan resep

Singkatan Latin Arti

X Kali

Y.O. Tahun (menunjukkan usia)

Untuk menghindari ambiguitas, singkatan berikut ini tidak disarankan:


 a.u., a.s., a.d. –Latin untuk kedua, telinga kiri dan kanan, "a" bisa salah baca menjadi "o"
dan diartikan kedua mata, mata kanan atau kiri
 d/c –bisa berarti "menghentikan" atau "menyelesaikan"
 h.s. –Dapat berarti setengah daya atau "jam tidur"
 q.d. –Berarti "setiap hari" tetapi setelah "q" ditafsirkan menjadi "I" dengan demikian "qid"
atau empat kali lipat dosis sampai 4 kali sehari
 q.o.d.Berarti "setiap hari" tetapi "o" dapat diartikan sebagai atau "I" sehingga waktu dua
atau delapan frekuensi
 SC/SQ –berarti "subcutaneaous" tapi dikira "SL" untuk "sublingual"
 T.I.W –berarti 3 kali seminggu tetapi bisa keliru untuk dua kali seminggu
 U –berarti "unit" tapi bisa keliru untuk "0", "4" atau "cc" ketika ditulis dengan buruk,
sebaliknya cc bisa salah untuk "U"
μg –berarti "mikrogram" tapi bisa dikira "mg", kesalahan ini 1000 kali lipat dapat menyebabkan
kesalahpahaman fatal
Check List Penulisan Resep

No Aspek Penilaian Score


0 1 2 3
1. Menuliskan identitas dokter
a. Nama dokter dan gelar
b. SIP
c. Alamat praktik/Instansi
2. menuliskan tempat dan tanggal resep ditulis
a. Kota tempat resep ditulis
b. Tanggal bulan tahun resep obat ditulis
3. Menuliskan superscriptio
a. Menuliskan R/
4. Menuliskan inscriptio/prescriptio (Obat)
a. Menuliskan nama obat
b. Menuliskan dosis
c. Menuliskan bentuk sediaan (tab, caps, ungt, fl,
dll)
d. Menuliskan jumlah obat (bila obat jadi)
5. Menuliskan subscriptio (bila obat racikan)
a. Menuliskan aturan pembuatan obat
b. Menuliskan jumlah obat
6. Menuliskan signatura
a. Menuliskan aturan pakai
b. Menuliskan jumlah obat (bila obat racikan)
7. Menuliskan identitas pasien
a. Nama pasien
b. Usia
c. Berat badan (bila bayi dan anak)

Keterangan:
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tetapi tidak benar
2: dilakukan dengan benar
3: dilakukan dengan lengkap dan benar

Anda mungkin juga menyukai