Disusun Oleh:
Program Tatap Kode
Fakultas TettyLasnirohaSarumpaet.,SE.,M.Ak.,Ak
Studi Muka MK .,CA
Abstract Kompetensi
BKP.,CSRA
Manajemen kas dan surat berharga
Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa dapat menyusun anggaran kas
1. Pengertian anggaran kas
Kas merupakan aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non earning asset).
Kas dibutuhkan untuk membayar gaji dan bahan baku, membeli aktiva tetap,
membayar pajak, melunasi hutang, membayar dividen, dan lain-lain. Karena kas
tidak memberikan penghasilan atau bunga, tujuan dari manajemen kas adalah:
“meminimumkan jumlah kas yang harus ada pada perusahaan agar aktivitas
perusahaan dapat berjalan normal, namun pada saat yang sama. perusahaan
memiliki kas yang cukup untuk (1) mengambil diskon pembelian, (2) melunasi
hutang yang jatuh tempo, dan (3) memenuhi kebutuhan kas yang tidak terduga.”
Anggaran kas memproyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar pada suatu
periode tertentu. Anggaran kas dapat disusun untuk berbagai interval waktu.
tetapi perusahaan pada umumnya menggunakan anggaran kas bulanan untuk
tahun mendatang, anggaran kas mingguan untuk bulan mendatang, dan anggaran
kas harian untuk minggu mendatang. Anggaran kas bulanan bertujuan
perencanaan dan anggaran kas harian atau mingguan digunakan untuk
pengawasan kas.
PT. SUPER BUSA merencanakan untuk meminta kredit dari sebuah bank. Ramalan
penjualan untuk tahun 2017 dan 2018 telah dibuat.
BKP.,CSRA
Mei 2017 150 juta
Juni 150 juta
Juli 300 juta
Agustus 450 juta
September 600 juta
Oktober 300 juta
November 300 juta
Desember 75 juta
Januari 2018 150 juta
Biaya administrasi dan umum diperkirakan 29,25 juta/bulan, pembayaran leasing 9,75
juta/bulan, depresiasi 39 juta/bulan, biaya lain-lain 2,925 juta/bulan, pembayaran pajak
penghasilan sebesar 68,25 juta akan dilakukan pada September dan Desember, serta
pembayaran untuk pembangunan laboratorium baru sebesar 195 juta harus dilakukan pada
Oktober. Uang tunai di tangan pada 1 Juli adalah 143 juta dan saldo kas minimum yang harus
ada 97,5 juta.
Anggaran kas bulanan selama Juli hingga Desember adalah pada tabel
Pada tabel A terlihat bahwa perusahaan mengalami surplus kas pada bulan Juli,
Agustus, November, dan Desember. Pada September perusahaan membutuhkan
‘20 MANAJEMEN KAS DAN SURAT
BERHARGA
TettyLasniroha
4 Sarumpaet.,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Biro Akademik dan Pembelajaran
Radhi Abdul Halm R, S.E., M.M., Ak., CA., http://www.widyatama.ac.id
BKP.,CSRA
tambahan kas 133,525 juta, dan pada Oktober dibutuhkan tambahan kas 62,95
juta.
Contoh tersebut tidak memasukkan bunga pada hutang yang diperlukan atau
penghasilan dari investasi yang berasal dari surplus kas. Hal ini dapat dengan
mudah ditambahkan.
Jika arus kas masuk dan keluar tidak sama sepanjang bulan, dapat menimbulkan
masalah. Data pada Tabel A memperlihatkan situasi yang diperkirakan pada
akhir setiap bulan. Sebagai contoh, jika semua pembayaran harus dilakukan
pada hari kelima dari setiap bulan, tetapi pengumpulan terjadi secara merata
sepanjang bulan, perusahaan harus meminjam lebih banyak daripada yang
dihitung pada Tabel A . Pada kasus ini kita harus mempersiapkan suatu
anggaran kas secara harian.
Karena depresiasi adalah biaya yang tidak memerlukan uang tunai, ia tidak
muncul pada anggaran kas selain melalui pengaruhnya pada jumlah pajak yang
dibayar.
Karena anggaran kas adalah peramalan, semua nilai pada Tabel A adalah nilai-
nilai perkiraan. Sebaiknya kita membuat analisis sensitivitas.
Jumlah kas yang dikehendaki (target cash balance) dapat disesuaikan dari waktu
ke waktu.
DES JA
I. Pengumpulan dan Pembelian MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOV
N
75 15
Penjualan 150 150 300 450 600 300 300
0
Pengumpulan : - bl. Penj. 15 15 30 45 60 30 30 7,5
- 1 bl. 255
0 127,5 127,5 255 382,5 510 225
sesudah
- 2 bl. 0 0 7,5 7,5 15 22,5 30 15
sesudah
Total 15 142,5 165 307,5 457,5 562,5 315 277,5
Pembelian 75 105 735 255 195 135 75
Pembayaran: (lag. 1 bl) 75 105 735 255 195 135
II. Tambahan (Kehilangan) Kas
Pengumpulan 165 307,5 457,5 562,5 315 277,5
Pembelian BB & TK 75 105 735 255 195 135
Biaya Adm. & Umum 29,25 29,25 29,25 29,25 29,25 29,25
Pemb. Leasing 9,75 9,75 9,75 9,75 9,75 9,75
‘20 MANAJEMEN KAS DAN SURAT
BERHARGA
TettyLasniroha
5 Sarumpaet.,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Biro Akademik dan Pembelajaran
Radhi Abdul Halm R, S.E., M.M., Ak., CA., http://www.widyatama.ac.id
BKP.,CSRA
Biaya Lain-lain 2,925 2,925 2,925 2,925 2,925 2,925
Pajak 0 0 68,25 0 0 68,25
Investasi 0 0 0 195 0 0
116,92 146,92 845,17 491,92 236,92 245,17
Total Pembayaran
54 5 5 5 5 5
160,57 (387,67 32,325
Tambahan (Kehilangan) Kas 48,075 70,575 78,075
5 5)
Surplus Kas atau Tambahan
III.
Hutang
Kas pada awal bulan tanpa 191,07 (351,65 (36,025 112,62
143 34,55
pinjaman 5 ) ) 5
191,07 (36,025 112,62 144,95
Kas Kumulatif 351,65 34,55
5 ) 5
Kurangi tingkat Saldo kas 97,5 97,5 97,5 97,5 97,5 97,5
target
Kumulatif Kas Surplus (atau 93,575 254,15 (133,52 (62,95) 15,125 47,45
hutang yang dibutuhkan) 5)
untuk mempertahankan
tingkat kas target.
Baumol’s Model
Baumol's Model dikembangkan William Baumol dari konsep manajemen persediaan, yaitu
konsep EOQ (Economic Order Quantity). Saldo kas optimal dihitung dengan rumus:
2(F)(T)
C⋆
=
k
Keterangan:
C⋆ = Saldo kas optimal
F = Fixed cost untuk sekali menjual sekuritas atau meminjam dana
T = Jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendanai transaksi sepanjang periode
K = Opportunity cost dari memegang uang tunai, yang sama dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh jika membeli sekuritas atau biaya meminjam untuk memegang uang tunai
‘20 MANAJEMEN KAS DAN SURAT
BERHARGA
TettyLasniroha
6 Sarumpaet.,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Biro Akademik dan Pembelajaran
Radhi Abdul Halm R, S.E., M.M., Ak., CA., http://www.widyatama.ac.id
BKP.,CSRA
C = Jumlah kas yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau meminjam C/2 adalah rata-rata
saldo kas
Contoh:
Perusahaan memperkirakan kebutuhan kas adalah 100 juta per minggu dan arus kas masuk
dari operasi perusahaan adalah 90 juta per minggu. Biaya transaksi (biaya tetap) untuk
menjual sekuritas atau untuk meminjam uang adalah 0,5 juta per transaksi. Opportunity cost
adalah 15% per tahun.
BKP.,CSRA
F = Transactions costs (fixed costs)
K = Opportunity cost memegang kas (harian)
σ2 = Varians arus kas bersih harian
L atau batas bawah saldo kas ditentukan oleh manajemen. Saldo kas sasaran, batas atas serta
rata-rata saldo kas dapat dihitung dengan rumus Miller-Orr. model sebagai berikut:
1
3F 3
Z= L
4k
4k
H = 3Z - 2L
4Z - L
3
H Batas atas
Z Sasaran
L Batas Bawah
Hari
Saldo kas dimulai dari Z. Karena arus kas berfluktuasi mengikuti pola acak, saldo kas
akan naik atau turun sampai menyentuh batas atas (H) atau batas bawah (L). Jika menyentuh
H, sejumlah uang tunai yakni H - Z ditransfer keluar dari saldo kas (ditukar menjadi sekuritas
yang likuid). Jika menyentuh L, sejumlah uang tunai, yakni Z - L, ditransfer menjadi saldo
kas.
Contoh:
BKP.,CSRA
Misalkan F = 200, opportunity cost = k = 15%, dan deviasi standar arus kas bersih
harian = 2.000 maka opportunity cost harian adalah:
(1 + k)360 - 1 = 0,15
(1 + k)360 = 1,15
1+k = (1,15)1/360
1+k = 1,00039
k = 0,00039
dan varians arus kas bersih harian adalah
σ2 = (2.000)2 = 4.000.000
Jika L ditetapkan sebesar nol, maka:
1 1
3F 2 3
3(200)(4.000.000) 2 3
Z = L = 0
4k 4(0,00039)
= 11.533,36
H = 3(Z) - 2(L)
= 3(11.533) - 2(0) = 34.599
4(Z) - L 4(11.533) - 0
Rata-rata Saldo kas = =
3 3
= 15.377
BKP.,CSRA
iii. Saldo kas sasaran turun jika k naik sebab semakin tinggi k, semakin mahal biaya
memegang uang tunai.
iv. Batas bawah tidak harus ditentukan sebesar nol, tapi bisa lebih besar dari nol.
Jika manajemen ingin mengurangi risiko kekurangan kas, batas bawah bisa
ditetapkan lebih besar dari nol.
Pada umumnya teknik manajemen kas terdiri atas: (1) Mensinkronkan arus kas, (2)
Menggunakan float, (3) Mempercepat pengumpulan, (4) Menentukan dimana dan
kapan dana dibutuhkan, dan memastikan bahwa dana tersebut tersedia pada waktu dan
tempat yang tepat, (5) Mengontrol pembayaran.
Mensinkronkan arus kas berarti menyesuaikan timing arus kas masuk dengan arus kas
keluar sehingga anggaran kas dapat diperkecil. Sebagai contoh, jika kita akan
menerima penghasilan secara harian dan harus membayar sewa dan biaya-biaya lain
juga secara harian, serta kita yakin dengan prediksi arus kas masuk dan keluar, maka
kita dapat menyediakan anggaran kas yang kecil.
Float didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang ada pada buku cek
perusahaan atau individu dengan saldo pada catatan bank. Misalnya, secara rata-rata
suatu perusahaan menulis cek sejumlah Rp 5 juta per hari, dan diperlukan waktu 6
hari untuk mencairkan cek tersebut. Hal ini menyebabkan saldo pada buku cek
perusahaan lebih rendah Rp 30 juta dibanding saldo pada catatan bank. Perbedaan ini
disebut “disbursement float”. Sebaliknya jika perusahaan menerima cek rata-rata Rp 5
juta per hari dan dibutuhkan waktu 4 hari untuk mencairkannya, akan menyebabkan
“collection float” sebesar Rp 20 juta. Secara total, “net-float” perusahaan adalah Rp
30 juta positif dari disbursement float dikurangi Rp 20 juta negatif dari collections
float, atau sebesar Rp 10 juta. Jika proses pengumpulan dan pencairan cek perusahaan
lebih efisien daripada perusahaan lain penerima cek cek perusahaan tersebut, maka
‘20 MANAJEMEN KAS DAN SURAT
BERHARGA
TettyLasniroha
10 Sarumpaet.,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Biro Akademik dan Pembelajaran
Radhi Abdul Halm R, S.E., M.M., Ak., CA., http://www.widyatama.ac.id
BKP.,CSRA
“net-float” perusahaan adalah positif. Pada dasarnya, “net-float” suatu perusahaan
merupakan suatu fungsi dari kemampuan perusahaan mempercepat pencairan pada
cek yang diterima dan memperlambat pencairan pada cek yang dibayarkan.
Waktu yang dibutuhkan lebih sedikit karena bank segera menerima cek dari
pelanggan perusahaan. Pada sistem “Pre-Authorized debit”, dana secara otomatis
ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening perusahaan pada hari yang telah
ditentukan. Hal ini diterapkan pada misalnya, pembayaran rekening telepon.
Sebagai contoh, sistem Lockboxes dapat mengurangi investasi pada kas sebesar Rp 1
juta tanpa menaikkan risiko kehabisan kas. Seandainya perusahaan dapat meminjam
dengan suku bunga 12%, sistem Lockboxes dapat menghemat 12% x Rp 1 juta = Rp
120.000,- per tahun. Selanjutnya tinggal menghitung biaya pemasangan Lockboxes
per tahun. Jika cost ternyata lebih besar dari benefit, sebaiknya sistem tidak dipasang.
BKP.,CSRA
Beberapa perusahaan lebih suka memegang sebagian surat berharga daripada
saldo kas yang besar. Surat berharga ini segera dijual jika kas dibutuhkan untuk
transaksi. Sebagai contoh, IBM beberapa tahun yang lalu memiliki surat
berharga dalam jumlah cukup besar. Hal itu disebabkan oleh banyaknya kasus di
pengadilan mengenai antimonopoli melawan IBM yang belum diputuskan.
Ketika mulai jelas bahwa IBM akan memenangkan sebagian besar kasus
tersebut, kebutuhan uang tunai (untuk ganti rugi) menurun, sebagian besar surat
berharga dijual untuk diinvestasikan pada aktiva lain dan membeli kembali
saham perusahaan. Pada kasus IBM ini jelas bahwa perusahaan harus
mencadangkan uang tunai guna membayar ganti rugi jika kalah di pengadilan.
Dari pada menyimpan uang tunai, IBM memilih memegang surat berharga yang
likuid (sewaktu-waktu dapat diubah menjadi uang tunai) serta menghasilkan
keuntungan.
Surat berharga digunakan sebagai investasi temporer timbul dari situasi berikut:
(1) Ketika perusahaan harus mendanai operasi yang bersifat musiman atau
siklus, dan (2) Ketika perusahaan harus memenuhi kewajiban finansial yang
telah diketahui atau diprediksi sebelumnya.
Operasi yang bersifat musiman atau siklus biasanya menghasilkan surplus kas
pada suatu periode dan defisit kas pada periode lain. Pada saat surplus, kas
diubah menjadi surat berharga yang akhirnya dijual (dilikuidasi) saat kas
defisit.
Dalam memilih surat berharga, harus diperhitungkan faktor risiko dan
keuntungan. Risiko pada surat berharga antara lain: (1) Risiko kegagalan
(default risk), yakni bila perusahaan, penerbit surat berharga tidak mampu
membayar bunga dan pokok pinjaman, (2) Risiko peristiwa (evrut risk), yakni
jika ada peristiwa yang segera meningkatkan default risk seperti rekapitalisasi
atau Leverage Buy Out (LBO), (3) Risiko suku bunga (interest rate risk), yakni
naik-turunnya harga obligasi seiring dengan turun-naiknya suku bunga di pasar,
(4) Risiko daya beli (purchasing power risk), yakni turunnya daya beli uang
akibat inflasi, dan (5) Risiko likuiditas (Iiquidity risk), yakni kesulitan menjual
sekuritas pada harga yang pantas.
BKP.,CSRA
Karena tujuan membeli sekuritas disini adalah sebagai cadangan kas (cash
reserve), manajemen kas sebaiknya memilih sekuritas yang risikonya rendah,
meskipun sebagai konsekuensinya tingkat keuntungannya rendah pula.
Latihan Soal
Soal 1
BKP.,CSRA
Bintang Company memperkirakan kebutuhan kas tahun yang akan datang sebesar Rp 5
miliar. Perusahaan akan memenuhi kebutuhan uang kas tersebut dengan mengonversi surat
berharga menjadi kas secara periodik. Besarnya biaya untuk mengonversi surat berharga
menjadi kas Rp 28.800,00 dan opportunity cost sebesar 18%. Dengan menggunakan Model
Baumol, hitunglah:
a. Besarnya jumlah kas yang optimal yang akan diubah dari surat berharga menjadi kas
b. Berapa kali perusahaan mengubah surat berharga menjadi uang kas dalam satu tahun?
c. Berapa total opportunity cost, total conversion cost, dan total cost?
d. Jika perusahaan menginginkan konversi sebanyak 100 kali dalam setahun, berapa
total cost yang harus dikeluarkan perusahaan?
Soal 2
Manajemen Keuangan PT. SKN yang bergerak dibidang manufaktur memperkirakan bahwa
selama tahun 2019 kebutuhan akan uang tunai mencapai Rp 250.000.000,00. Untuk
keperluan tersebut, perusahaan merencanakan memenuhi kebutuhan uang kasnya dengan cara
menjual surat berharga yang dimiliki secara berkala. Biaya setiap kali melakukan transaksi
adalah Rp 30.000,00 dan suku bunga yang berlaku diperkirakan 15%.
PERTANYAAN:
Tentukan besarnya transaksi yang optimal dalam menjual surat-surat berharga
menjadi uang kas yang menggunakan Model Baumol.
Berapa saldo rat-rata kas PT.SKN tahun 2020?
Berapa kali transaksi perusahaan dalam satu tahun harus melakukan transaksi
penjualan surat berharga?
Jika suatu saat ternyata transaksi turun menjdai Rp 28.000,00 perusahaan akan segera
menetapkan sekali transfer sebesar Rp 20.000.000,00. Menurut Anda apakah
keputusan tersebut menguntungkan perusahaan?
Daftar Pustaka
BKP.,CSRA
Bambang Riyanto, 1998, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta
Farah Margaretha, 2004, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Grasindo, Jakarta
Farid Harianto & Siswanto Sudomo, 2002, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi, PT.
Bursa Efek Indonesia
James O Gill $ Moira Chatton, 2007, Keuangan Memahami Laporan, penerbit PPM
BKP.,CSRA