Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI INDUSTRI

Oleh:
ANDI HAKIM SIBARANI
190403032
TENIK INDUSTRI A

Dosen Mata Kuliah:


Dr.lr. Harmein Nasution, MSIE
NIP. 19520525 198003 1 003

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
1. Pendahuluan
Revolusi industri terdiri dari kata revolusi dan industri, revolusi berarti
perubahan dengan sangat cepat. Sedangkan industri berarti pelaksaanaan
memproduksi suatu produk. Sehingga revolusi industri adalah suatu perubahan
berlangsung cepat dalam proses produksi dimana ada penggantian pekerjaan
manusia oleh mesin serta menambah kualitas produk yang dihasilkan. Dasar
perubahan ini adalah pemenuhan Hasrat keinginan pemenuhan kebutuhan manusia
secara cepat dan berkualiatas
Revolusi industri yang sudah memasuki empat fase dalam satu dekade
terakhir ini. Fase pertama (1.0) ditandai dengan penemuan mesin yang
menitikberakan pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) ditandai industry
melakukan produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan
standardisasi. Fase ketiga (3.0) industri menyeragamkan produk massal melalui
komputerisasi proses produksinya. Fase keempat (4.0) ditandai adanya digitalisai
dan otomisasi proses produksi dengan diintegrasi jaringan internet. Perubahan
sistem produksi ini mempengaruhi perilaku pekerja agar dapat beradaptasi dengan
perubahan tersebut.
Perilaku kerja merupakan reaksi setiap pekerja berupa perbuatan dan sikap
terhadap pekerjaanya, kondisi kerja, kepemimpinan dan lingkungan kerja. Pekerja
akan mengaktualisasikan dirinya melalui sikap dan perbuatan mereka dalam
bekerja. Dengan perilaku kerja positif, karyawan dapat melaksanakan pekerjaanya
dengan baik dan meningkatkan produktivitas perushaan. Perilaku kerja tersebut
dapat dicantumkan dalam standar kinerja, SOP, kode etik dan peraturan
perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan perilaku pekerja yang positif dan
dapat beradaptasi dengan revolusi industri.
2. PembahasanPer
Revolusi industri secara umum ditandai dengan perkembangan dan
peningkatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan
produk berkualitas dan cepat. Revolusi industri mengubah beberapa bidang-bidang
dalam dunia industri sebagai berikut.
1. Budaya Kerja
Budaya kerja merupakan komitmen perusahaan dalam membangun SDM,
proses kerja dan kinera yang lebih baik. Revolusi industri mengubah budaya
kerja karyawan mengikuti perkembangan teknologi seperti perubahan
penggunaan paper based menjadi digital based.
2. Peraturan Kerja
Revolusi industri mengubah peraturan-peraturan dalam bekerja. Peraturan
merupakan bentuk ketegasan untuk menciptakan ketertiban dan kenyaman
melaksanakan pekerjeean. Seperti perubahaan peraturan jam waktu kerja yang
lebih fleksibel
3. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja yang nyaman dan lengkap dapat mempengaruhi produktifitas
pekerja. Revolusi industri mengubah layout dan fasilitas kerja sesuai dengan
perkembangan teknologi. Semakin berkembangnya revolusi industri fasilitas
dirancang dengan kenyamanan dan kebutuhan pekerja sebagai pusat perhatian
(Human Centered Design)
Perkembangan revolusi industri tidak mempengaruhi perilaku dasar pekerja
dalam melakukan pekerjaan yaitu kejujuran, beretika dan tata krama baik, berhati-
hati, mampu bekerja sama, menyukai pekerjaannya, bertanggung jawab. Tetapi di
setiap perkembangan revolusi industri menuntut para pekerja untuk memiliki
perilaku tambahan agar dapat beradaptasi. Di era revolusi industry 4.0 menuntut
pekerja memiliki beberapa perilaku tambahan sebagai berikut.
1. Kreatif
Kreatif merupakan perilaku karyawan untuk mengeluarkan ide-ide baru.
Dengan berpikiran kratif, karyawan akan menghasilkan ide-ide yang beragam
untuk memecahkan suatu masalah atau pekerjaanya
2. Inovatif
Inovatif adalah kemampuan menggunakan kreatifitas untuk memecahkan
masalah. Dengan kata lain inovatif merupakan perilaku dalam merealisasikan
ide-ide kreatif yang ditemukan.
3. Komunukatif
Komunikatif adalah karakter atau kemampuan karyawan untuk menyampaikan
pesan atau idenya kepada orang lain, serta dapat mempengaruhi orang lain. Di
era revolusi 4.0 karyawan dituntut dapat berkomunikasi secara efektif,
sehingga pesan yang dia sampaikan dengan mudah diterima oleh
pendengarnya.
4. Kritis
Kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dengan berpikir kritis,
karyawan dapat mendeteksi kekeliruan atau kesalahan dalam proses kerja.
5. Disiplin kerja
Di era industri 4.0 disiplin kerja tidak lagi hanya memperhatikan jam masuk
dan jam pulang karyawan, melainkan memperhatikan kinerja karyawan
tersebut.

4. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan materi pada essai ini sebagai berikut:
1. Revolusi industri ditandai dengan perkembangan IPTEK untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.
2. Revolusi industri memberikan dampak terhadap dunia industri, yaitu:
mengubah budaya kerja, peraturan kerja, dan fasilitas kerja.
3. Perkembangan revolusi industri tidak mengubah perilaku dasar pekerja dalam
bekerja yaitu : kejujuran, beretika dan tata krama baik, berhati-hati, mampu
bekerja sama, menyukai pekerjaannya, bertanggung jawab.
4. Era revolusi industry 4.0 menuntut pekerja memiliki beberapa perilaku
tambahan yaitu kreatif, inovatif, komunikatif, kritis, dan disiplin kerja.
Studi Kasus

Tim A
Menurut pandangan saya, diskusi yang terjadi dalam rapat berjalan dengan
musyawarah. Albert sebagai pemimpin memiliki gaya kepemimpinan demokrasi.
Albert dalam diskusi memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
memberikan pendapat terhadap masalah yang dibahas sebagai feedback dalam
mencari solusi. Komunikasi yang terjadi dalam rapat tersebut efektif karena adanya
feedback dan penegasan ulang di akhir rapat. Namun, anggota tim dituntut harus
mempunyai kreatifitas dan menemukan ide dengan cepat karena rapat diadakan
secara dadakan tanpa ada diberitahu persoalan sebelum diadakan rapat. Jadi
menurut saya anggota tim A akan merasa dihargai, senang, dan legah karena ada
kejelasan pembagian tugas untuk setiap anggota dan rapat tidak berlarut-larut

Tim B
Menurut pandangan saya, rapat yang dilaksanakan oleh tim B cenderung satu
arah. James sebagai kepala bagian peracangan produk yang memimpin pertemuan
tersebut tidak memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memberikan
pendapat atau feedback pada rapat tersebut. James sebagai pemimpin seakan-akan
memiliki gaya kepemimpinan otoriter. Tapi menurut saya James sebagai pemimpin
memiliki tujuan yang baik agar setiap anggotanya dapat menganalisis
permasalahanya secara matang, sehingga masukan atau feedback yang disampaikan
lebih baik. Namun, seharusnya permasalahan tesebut bisa disampaikan jauh hari
sebelum diadakan pertemuan melalui media sosial. Anggota tim B akan merasa
kesal dan tidak dihargai karena pada pertemuan tersebut tidak diberikan
kesempatan berpendapat sama sekali dan rapat akan menjadi berlarut-larut.
Jadi saya memilih tim A untuk saya pimpin, karena pada tim tersebut setiap
anggota sudah terbiasa memberikan tanggapan dan pendapat secara cepat. Selain
itu setiap anggota memiliki hubungan yang baik secara horizontal antar karyawan
dan vertikal dengan atas. Sehingga saya sebagai pemimpin sangat merasa terbantu
dengan kontribusi dan partisipasi setiap anggota.
Daftar Pustaka

Sidik, Wisna Wardani. 2018. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Perilaku Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen, Bisnis dan Organisasi,
Vol. 2, No. 1.
Sunarto, Ading. 2020. Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Berbasi
Inovasi untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah
Manajemen, Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 4, No. 2.
Suwardana, Hendra. 2018. Revolusi Industri 4.0 Berbasi Revolusi Mental. Jati
Unik, Vol. 1, No. 2.
https://www.kompasiana.com/baba122/5c8274e6677ffb0cdc34be05/pengaruh-
revolusi-industri-4-0-terhadap-budaya-dan-disiplin-kerja?page=all

Anda mungkin juga menyukai