Beton Prategang
Beton Prategang
Beton Bertulang
Tegangan tekan diterima oleh beton dan tegangan tarik oleh tulangan, pada daerah
tarik terlihat adanya retak-retak, perlu diperhatikan kontrol lendutan dan lebar
retak yang terjadi.
Beton Prategang
1
BETON PRATEGANG BETON BERTULANG
Efisiensi Efisiensi
2
Mengurangi atau menghapus penurunan.
Penampang yang digunakan yaitu penampang utuh
Penampang struktur lebih kecil / langsing
Karena penampang seluruhnya tertekan, maka tidak ada retak
BETON PRATEGANG
1). Pretensioning
Tendon lebih dahulu ditarik antara blok – blok angkur yang tegang (rigid),
beton selanjutnya dicor dan dipadatkan sesuai dengan bentuk serta ukurannya,
setelah beton mengeras dilepaskan dari alat pra penarikan dan prategang ditransfer
kebeton.
3
Kelebihan Pre – tension
Kerugiannya :
Panjang terbatas
Harus diangkut
Beton lebih dulu dicetak dengan memasukan saluran atau alur untuk
menempatkan tendon. Apabila beton sudah cukup kuat, maka kawat bernutu
tinggi ditarik dengan menggunakan bantalan dongkrak pada permukaan ujung
batang dan kawat diangkurkan dengan pasak atau mur. Gaya – gaya diteruskan ke
beton oleh angkur ujung dan juga apabila kabel melengkung melalui tekanan
radial antara kabel dan saluran. Ruang antara tendon dan saluran pada umumnya
di growt setelah penarikan.
4
Angkur Duct
Pada umumnya faktor reduksi diambil 0,8 untuk Pre – Tension dan 0,85 untuk
Post – Tension. Fpe
Contoh perhitungan kehilangan Tegangan.
Fpi
5
1. Sebuah balok beton prategang, lebar 200 mm dan tinggi 300 mm diberi
prategang dengan kawat-kawat ( luas = 160 mm2 ) yang di letakkan dengan
eksentrisitas konstan 50 mm, yang membawa suatu tegangan awal sebesar
1000 N/mm2. Bentangan balok tersebut 10 m. Hitunglah persentase
kehilangan tegangan pada kawat kalau balok tersebut :
a.Pre – Tension ( Pratarik )
b. Post – Tension ( Pasca tarik )
Bila diketahui data sebagai berikut :
Es = 210 KN/mm2
Ec = 35 KN/mm2
Relaksasi tegangan baja 5% dari tegangan awal
Susut beton 300.10-6 Untuk Pratarik
200.10-6 Untuk Pascatarik
Rangkak ultimate 40. 10-6 mm/mm per N/mm2 Pratarik
20. 10-6 mm/mm per N/mm2 Pascatarik
Penggelinciran pada angkur = 1 mm
Koefisien gesekan untuk pengaruh gelombang = 0,0015 / m
PENYELESAIAN
KEHILANGAN TEGANGAN
Tipe Kehilangan Balok Pre-tension (N/mm2) Balok Post-tension
6
(N/mm2)
1). Deformasi Elastis Beton =
α e . fc 6x7 -
2). Relaksasi tegangan pada baja
= 5% . fpi 0,05 x 1000 = 50 0,05 x 1000 = 50
3). Rangkak beton
= εcc . fc . Es 40 . 10-6 . 7.210.103 = 58,8 20 . 10-6 . 7.210.103 = 58,8
DESAIN
Sebelum membuat distribusi tegangan kita harus membuat perjanjian tanda
seperti dibawah ini :
Perjanjian tanda
( - ) Tekan
7
( + ) Tarik
Baja
1 Akibat gaya pendongkrak yang bekerja pada kabel :
0,8 fpu atau 0,94 fpy.
2 Tendon Pratarik “segera setelah peralihan” gaya prategang atau tendon-
tendon pasca tarik setelah penjangkaran/pengangkuran = 0,70 fpu.
Beton
Kondisi Awal
- Beban DL ( berat sendiri balok ) dan Pi
- Usia Post-tension 14 hari
Umumnya
- Pre-tension 2 hari
- Loss η = 1 → tegangan penuh → belum terjadi --- loss
- Loss Post-tension 15%
- Pre-tension 20%
- Tegangan ijin fci = 0,6 .f”ci MPa
fci = 0,25 . ( √fci ) Mpa
Kondisi Akhir
- Beban DL, LL dan Peff
- Usia 28 hari
- Loss Post-tension 15% → η = 0,85
- Pre-tension 20% → η = 0,8
`
- Tegangan ijin fc = 0,45 . f c MPa
,
Ft = 0,25 . f c Mpa
Kehilangan prategang perkiraan :
- Loss Post-tension 15%
- Pre-tension 20%
Distribusi Tegangan
8
h
M DL M LL M DL M LL
Zt Zt Zt
- - -
h + =
+ +
M DL M LL M DL M LL
Zb Zb Zb
P
A
h -
9
h P
e
P P
M = P.e M = P.e
P P.e P P.e
Zt
A A Zt
+
+ =
- -
-
P.e P P.e
Zb A Zb
10
Kondisi Awal
Pada kondisi awal beban yang bekerja hanya beban akibat berat sendiri (DL)
h P Pi
e I
Za
Ya
S
P Pi.e M DL
A Zt Zt
+ -
+ +
-
h
+
-
Pi.e M DL
Zb Zb
ehingga tegangan sisi atas ( ft ) :
Pi Pi .e M DL
fa Fti
Za Za Za Rumus ini berlaku untuk
tendon eksentris, bila letak
tendon konsetris maka e = 0
Sehingga tegangan sisi bawah :
Pi Pi .e M DL
fb Fci
A Zb Zb
Kondisi Akhir
Pada kondisi akhir beban yang bekerja adalah beban akibat berat sendiri dan
akibat beban hidup. Karena pada kondisi akhir sudah terjadi kehilangan tegangan
maka beban prategang dikalikan η.
Peff = Pi. η
Peff Peff .e M DL M LL e
A Zt Zt
+ -
+ +
-
h
+
-
Peff .e M DL M LL e 11
Zb Zb
Sehingga tegangan sisi atas ( ft ) :
.Pi .Pi .e M DL M LL
ft Fc,
A Zt Zt
Atau
Peff Peff .e M DL M LL
ft Fc,
A Zt Zt
Rumus ini
berlaku untuk
Sehingga tegangan sisi bawah : tendon
.Pi .Pi .e M DL M LL eksentris, bila
fb Ft letak tendon
A Zb Zb
konsetris maka
e=0
Atau
Peff Peff .e M DL M LL
fb Ft
A Zb Zb
Penampang kritis
Penampang kritis adalah penampang yang menanggung momen maksimum.
Contoh :
12
Pre-tension kabel lurus
h
e
Kondisi Awal :
- Pi . e
+
MDL
+
=
–
3
2
Kabel Melengkung
13
Kondisi Awal :
+ - Pi . e
MDL
+
=
Kondisi akhir :
MDL + MLL
+
+
Penampang kritis di tengah bentang
Contoh Soal :
Diketahui :
14
41
80 cm
cm
1 WBS + WDL + WLL POT 1-1
cm
39
27 cm
12cm
1
L = 12 m
40
ASP
WDL = 15 KN/m
WLL = 10 KN/m
Asp = 2000 mm2
F\s\up 6( `) = 35 Mpa
F\s\up 6( `) = 30 Mpa
Gaya Prategang Awal ( Pi ) = 1400KN
Kehilangan Prategang = 20%
Es
n 7
Ec
Ditanya :
Tegangan – tegangan yang terjadi pada kedua kondisi :
Kondisi Awal ?
Kondisi Akhir ?
( “hanya ditinjau ditengah bentang” )
Penyelesaian :
Wbs = 0,4 . 0,8 . 24 = 7,68 KN/m
Mbs = 1/8 . Wbs . L2 = 1/8 . 7,68 . 122 = 138,24 KNm
MD = 1/8 . WD . L2 = 1/8 . 15 . 122 = 270 KNm
ML = 1/8 . WL . L2 = 1/8 . 10 . 122 = 180 KNm
15
Mi = Mbs =138,24 KNm
Ms = Mbs + MD + ML = 588,24 KNm
Letak Garis Netral :
y
Ay
0,4 * 0,8 * 0,4 {(7 1)(0,002 * 0,8)}
A 0,4 * 0,8 {( 7 1)(0,002)}
0,13616
0,41m
0,332 ( Dari sisi atas )
ya = 0, 41 m
yb = 0,8 - 0, 41 m = 0,39 m
e = yb – 12 = 39 - 12 = 27 cm
It = [(1/12)b.h3 + b.h {(0,5. h - yb)2} + ( n – 1 ) Asp . e2
= (1/12) . 0,4 . 0,83 + 0,4 . 0,8 ( 0.5*0.8 – 0,4 )2 + ( 7 – 1 ) 0,002 . 0,272
= 0,01797 cm4
I 0,01797
Za t 0,043829268 0,0438m 3
ya 0,41
I t 0,01797
Zb 0,046076923 0,061m 2
yb 0,39
Pi Pi .e. y a M i . y a
fa
At It It
16
Pada serat teratas terjadi tegangan [ (+) tarik ] sebesar 1,2535 MPa, maka
tegangan tekan ijin =0,25 . √fci = 0,6 . √30 = 1,37 Mpa .
Jadi serat teratas memenuhi syarat.
Sisi Bawah :
Pi P .e M i
fb i
At Zb Zb
1400 1400.0,27.0,39 138,24.0,39
fb
0,332 0,01797 0,01797
fb 9420,3KN / m 2 9,42MPa
Pada serat terbawah terjadi tegangan [ (-) tekan ] sebesar 9,42 MPa, maka
tegangan tarik ijin = 0,25 . fci = 0,6 . 30 = 18 Mpa.
Jadi serat teratas memenuhi syarat.
Tegangan – tegangan Akhir :
Sisi Atas Sisi Atas :
.Pi Pi .e M i
fa
At Za Za
Pada serat teratas terjadi tegangan [ tekan ] sebesar 9,895 MPa, maka tegangan
tekan ijin =0,45 . f\s\up 6( ` = 0,45 . 35 = 15,75 Mpa .
Jadi serat teratas memenuhi syarat.
17
Sisi Bawah :
.Pi .Pi .e Mi
fb
At Zb Zb
0,8.1400 0,81400.0,27.0,39 588,24.0,39
fb
0,332 0,01797 0,01797
fb 2830 KN / m 2 2,83MPa
Pada serat terbawah terjadi tegangan [ (+) tekan ] sebesar 9,42 MPa, maka
tegangan tarik ijin = 0,25 . fci = 0,6 . 30 = 18 Mpa.
Jadi serat teratas memenuhi syarat.
Desain Penampang untuk menahan lenturan.
Lengan momen untuk gaya dalam bervariasi antara 50% h - 80% h dengan
rata – rata 0,65 h
MT
Peff T Untuk MDL > 20% - 30% MT
0,65h
MT = MDL + MLL
18
Contoh :
tf = 0,2h
bf = 0,5h
1
h = 65 cm
L = 13 m
qL = 380 kg/m2
f\s\up 6( ` = 420 kg/m2 Bw = 0,25h
Jawab :
Ac = bf.tf+(h-tf)bw
= 0,5h . 0,2h + 0,8h . 0,25h
= 0,3h2
Taksir tinggi balok (1 / 17L) s/d (1 / 25L) = 76,47 cm
h diambil 65 cm
Ac = 1267,5 cm2
qbs = 0,12675 . 2500 = 316,875 kg/m
MDL = 1/8 . 316,875 . 132 = 6693,98 kgm
MLL = 1/8 . 380 . 132 = 8027,5 kgm
MT = 6693,98 + 8027,5 = 14721,48 kgm
MDL / MT = 6693,98 / 14721,48 = 0,455 > 0,3
Peff = MT / 0,65h = 14721,48 / 0,65 . 0,65
= 34843,74 kg
As . f se
Ac As . f se Peff fc 0,45. f c` 0,45.420 189kg / cm 2
0,5. f c
34843,74
Ac 368,72cm 2 1267,5cm 2
0,5.189
19
h diambil 55 cm
Ac = 907,5 cm2
qbs = 0,09075 . 2500 = 226,875 kg/m
MDL = 1/8 . 226,875 . 132 = 4792,73 kgm
MLL = 1/8 . 380 . 132 = 8027,5 kgm
MT = 4792,73 + 8027,5 = 12820,23 kgm
MDL / MT = 4792,73 / 12820,23 = 0,374 > 0,3
Peff = MT / 0,65h = 12820,23 / 0,55 . 0,65
= 35860,78 kg
As . f se 35860,78
Ac 379cm 2 907,5cm 2
0,5. f c 0,5.189
bf = 28
h = 55 cm
20
Akibat Peff e + kb = MT/Peff
fb = 0
Pi .h
fa 0,45 f `c`
Ac .eb
Sehingga
P .h
Ac i
f a .eb
o MDL/MT besar
e - kb = MDL/Pi
MT
Peff
e ka
peff .h
Ac
fa. yb
Pi e M DL / Pi
Ac 1
fb ka
Contoh untuk soal sebelumnya :
Ac = 28 . 11 + 44 . 14 = 924 cm2
11 .28.5,5 44.14.33
ya 23,83cm
11 .28 44.14
r2 266,96
kb 11,203cm
ya 23,83
M DL 4792,73.0,8
e kb 0,1069 m 10,69cm → η = 0,8
Pi 35860,78
e k a 10,69 8,565 11,203 30,458cm
12820,23.100
Peff 42091,5cm
30,458
42091,5
Pi 52614,38cm
0,8
21
p ef f .h 42091,5.10.550
Ac 39296,9mm 2
f a . yb 0,45.42.311,7
4792,73.10 4
e106,9 112 ,03
P e M DL / Pi 526143,8 526143,8
Ac i 1
1
fb ka 0,6.30 85,65
72858,3mm 2 728,6cm 2
Pi P .e. y a I
i e. y a
A I A
I r2
r 2 sehinggakb
A ya
.Pi .Pi .e
fb
A Zb
fb 0
Pi P .e. y b I
i e. y b e k a
A I A
Sehingga
r2
ka
yb
22
Bentuk Lengkung Tendon
o Selubung Bawah
eb = kb + amin
M bs
Amin
Pi
r2
kb
ya
I
r2
A
o Selubung Atas
ea = amax - kb
MT
Amax
Peff
r2
ka
yb
I
r2
A
23
Contoh :
Suatu beton Prategang Post-tension dengan tendon prategang berbentuk parabolik
(draped). Tentukanlah selubung yang membatasi untuk lokasi tendon sehingga
tegangan serat beton yang membatasi tidak pernah terlampaui. Tinjaulah
penampang tengah bentang (1/2 L), seperempat bentang (1/4 L), Tumpuan atau
ujung balok sebagai penampang – penampang yang menentukan. Dengan data dan
gambar sebagai berikut :
Diketahui :
Pi = 2431 KN
Pefff = 2004 KN
F\s\up 6( ` = 40 MPa
F\s\up 6( ` = 30 MPa
Momen akibat beban mati ( beban sendiri ) adalah 281 KNm
Momen akibat beban mati dan beban hidup adalah 859 KNm
27 cm
30 cm
78 cm
105 cm
27 cm
45 cm
Ditanya ?
Tinjau penampang tengah bentang (1/2 L), seperempat bentang (1/4 L),
Tumpuan atau ujung balok sebagai penampang – penampang yang
menentukan ?
24
Penyelesaian :
I = (1/12) . 30 . 513 + 2 . (1/12) . 45 . 273 + 2 . 45 . 27 . 392
= 4175280 cm4
A = 30 . 51 + 2 . 27 . 45 = 3960 cm2
r2 = 4175280 / 360 = 1054,464 cm2
Karena simetris maka ka = kb = r2 / ya = 1054,464 / 52,5 = 20,1 cm
o Di tengah Bentang ( ½ L )
Selubung Bawah :
amin = Mbs / Pi = 281 / 2431 = 11,6 cm
eb= kb + amin = 20,1 + 11,6 = 31,6 cm
Selubung Atas :
MT = Mbs + MDL + MLL = 281 + 859 = 1140 KNm
amax = MT / Peff = 1140 / 2004 = 0,569 m = 56,9 cm
ea = amax - ka = 56,9 – 20,1 = 36,8 cm
o Diseperempat Bentang ( ¼ L) :
MT = Mbs + MDL + MLL = 281 + 859 = 1140 KNm
M ¼ L = 0,75 . Mmax
Mbs = 0,75 . 281 = 210,75 KNm
MT = 0,75 . 1140 = 855 KNm
Selubung Bawah :
amin = MDL / Pi = 680,625 / 2488 = 0,27356 m = 27,356 cm
eb= kb + amin = 23,1 + 27,356 = 50,45631 cm
Selubung Atas :
amax = MT / Peff = 855 / 2004 = 0,427 m = 42,7 cm
ea = amax - ka = 42,7 – 20,1 = 22,6 cm
o Di Tumpuan Bentang :
Selubung Bawah :
eb = 28,54 cm
Selubung Atas :
ea = -23,1 cm
25
Eksentrisitas tambahan agar memungkinkan terjadi tarik terbatas pada
serat atas :
f ti . A.kb f ti, 0,25 f ,
0,25 30 1,369MPa
eb, ci
Pi
1,3693.396000.201
eb, 44,83mm
2431000
Eksentrisitas tambahan agar memungkinkan terjadi tarik terbatas pada
serat bawah :
f t . A.k a f t , 0,5 f ,
0,5 42 3,240MPa
ea, c
Peff
3,61.396000.201
ea, 143,4mm
2004000
20,1
22,6 22,6
28,8 31,7 36,8 28,8 20,1
26
Setelah memperhitungkan eksentrisitas tambahan :
Tumpuan :
ea2 = ea – e\s\up 6( ` = -20,1 – 14,34 = -34,44 cm
eb2 = eb + e\s\up 6( `= 20,1 – 4,48 = 24,58 cm
Tengah Bentang :
ea2 = ea – e\s\up 6( ` = 36,8 - 14,34 = 22,46 cm
eb2 = eb + e\s\up 6( `= 31,7 + 4,48 = 36,18 cm
Seperempat Bentang ( ¼ L) :
ea2 = ea – e\s\up 6( ` = 22,6 – 14,34 = 8,26 cm
eb2 = eb + e\s\up 6( `= 28,8 + 4,48 = 33,28 cm
27
Penampang Komposit
o Batang ( balok ) prategang pracetak digunakan bersambungan dengan beton
yang dicor langsung ditempat ( In-situ ), sedemikian rupa sehingga batang-
batang tersebut bersifat sebagai kesatuan monolit di bawah beban-beban
kerja.
Keuntungan :
- Ukuran unit prategang dapat dikurangi karena pengaruh kerja
komposit.
- Menghemat beaya
Kondisi Awal :
- Tekan ; + Tarik
Pi Pi .e M bs
A Za Za
+ -
-
=
e
- +
Pi Pi .e M bs
A Zb Zb
28
Kondisi Akhir : M LL M DL
Z a,
Peff Peff .e M bs M DLslab
A Za Za Za -
+ - -
-
+
- + +
Peff Peff .e M bs M DL M LL M DL
A Zb Zb Zb Z b,
r2
b I ka
r
2
yb
A
Balok Komposit :
1 1
hf .bf . hf bw( h hf ){hf (h hf )}
ya 2 2
hf .bf bw( h hf )
Bf
hf ya
Bw
29
2 2
I b f .h f . bw . h h f bf .hf ya h f bw h h f h f h h f y a
1 3 1 3 1 1
12 12 2 2
Contoh :
Buatlah desain sistem struktur sebuah balok prategang komposit di atas dua buah
dengan bentang 27,5 m. Balok adalah penampang standar tipe III,dengan tebal
plat komposit 150 mm. Beban desain untuk struktur :
Diketahui :
- Beban mati sistem komposit
- Beban mati tambahan WDL = 960 N/m
- Beban hidup WLL = 2400 N/m
- Mutu bahan :
Beton prategang f\s\up 6( ` = 31 Mpa, f\s\up 6( ` = 42 Mpa
Beton plat f\s\up 6( ` = 28 Mpa
Kehilangan tegangan 20%
Penyelesaian :
Ambil c.g.s dari bawah = 127 mm
f ti 0,25 f ci, f c 0,5 f c,
f ti 0,45 f c, f ti 0,6 f c,
Sifat – sifat beton penampang balok pracetak :
A = 3613.102 mm2
I = 522.108 mm4
γbeton = 2400 kg/m3
Yb = cb = 515 mm
Yb = ca = 628 mm
E = 515-127 =388 mm
Wbs = 24 . 0,3613 = 8,6712 KN/m
I 522.10 8 I 522.10 8
Za 83,121.10 6 mm 3 Zb 101,359.10 6 mm 3
ya 628 yb 515
1 1
Mbs Wbs.L2 8,6712.27,5 2 819,699 KNm
8 8
30
Kondisi awal
Pi Pi .e M bs
fa
A Za Za
Pi Pi .e M bs
fb
A Zb Zb
tegangan ijin serat terbawah = 0,6fci = 0,6 . 31 = 18,6 Mpa
Pi Pi .388 819699000
18,6 2
6
3613.10 101,359.10 101,359.106
26,687 6,596.10 6 Pi
Pi 4,046.10 6 N 4046 KN
Digunakan Pi = 4000 KN
Jumlah strand = 4000/(0,7 . 183,4) = 4000/130 = 30,8
Digunakan 30 buah strand ø12,7 mm
Pi = 0,7 . 183,4 . 30 = 3851,4 KN ≤ 4046 KN
31
cgs
8 * 50 = 400
8 * 100 = 800
8 * 150 = 1200
8 * 200 = 1200
∑ = 3600
cgs = 3600/30 = 120 mm
e = 515 – 120 = 395 mm
Pi = 3852 KN
Kondisi Awal ( fb sebenarnya )
3852.103 3852.103 819699000
fb 2
6
17,359MPa
3613.10 101,359.10 101,359.106
Serat terbawah 17,359 MPa ( tekan ) < tegangan tekan ijin = 18,6 Mpa
Tegangan pada plat, lebar efektif plat 2299 mm :
150.2299.1218 3613.10 2.515
yb, 858,31mm
150.2299 3613.10 2
y a, 1143 858,31 284,69mm
A` 150.2299 3613.102 706,15mm 2
1
I ` 522.108 3613.10 2 858,31 515
2
2299.1503
12
150.2299 284,69 75 140.109 mm 4
2
32
Momen ditengah bentang :
Wslab = 24 . 150 . 2299 . 10-6 = 8,276 KN/m
MDL = 1/8 . 960 . 27,52 = 90,15 KNm
MLL = 1/8 . 2400 . 27,52 = 226,98 KNm
MSlab = 1/8 . 8,276 . 27,52 = 782,34 KNm
Peff = 0,8 . 3852 = 3082 KN
f cplat
M LL M DL
90,75 226,98.106.285 0,6468
Za 140.109
Serat teratas plat tekan 0,6468 < fc = 0,45 . 28 = 12,6Mpa ... ( aman )
Tegangan teratas pada balok prategang.
M bs M DL
Z a`
Peff Peff .e M bs M DLSLAB
A Za Za Za -
+ - -
- + + +
M DLslab
Peff 3082.10 3 Peff Peff .e M bs Zb M bs M DL
8,53Mpa
A Zb Zb Z b`
A 3613.10 2
Peff .e 3082.10 3.395
14,646Mpa
Za 83,121.10 6
M bs M DLslab 819699.10 3 782340.10 3
19,2736Mpa
Za 83,121.10 6
M bs M LL 226,98.10 6 90,75.10 6
0,6468Mpa
Za 140.10 9
33
Y\s\up 6( `) = 284,69 mm
tebal plat = 150 mm
f a,
284,69 150 0,6468 0,292Mpa
284,69
0,6408
F\s\up
6( `) 150
284,69
Serat teratas balok tertekan sebesar 13,4496 Mpa < fc = 0,45.42 = 18,9 Mpa...
(Aman)
Tegangan terbawah pada balok prategang
fb
Peff
Peff .e
M bs M DLslab M LL M DL
A Zb Zb z B,
34
KUAT LENTUR KOMPONEN PRATEGANG
Persyaratan daktail :
p . ps Aps
0,36.1 p
f c, b.d
C = 0,85 f\s\up 6( ` a . b
A = β1 . c
T = Aps . fps = ρp . b . d . fps
persamaan menentukan batas maksimum letak garis netral c = 0,423d dari serat
tepi tertekan apabila kuat momen Mn tercapai. Bila c = 0,423d maka :
C = 0,85 . f\s\up 6( ` . b . β1 . 0,423d = 0,36 β1 . f\s\up 6( ` . b . d
Kesetimbangan : T = C sehingga,
T = 0,36 β1 . f\s\up 6( ` . b . d
Aps . fps = 0,36 β1 . f\s\up 6( ` . b . d
Aps . f ps ps . f ps
0,36 1 0,36.1
f c,b.d f c,
ps . f ps
Sehingga agar daktail = 0,36.1
f c,
C= T
0,85 . f\s\up 6( ` . b . a = Aps . fps
Aps . f ps
a
0,85. f c, .b
Z = d–½a
Mn = C1 . Z = T.Z → Syarat ø Mn > Mu
= Aps . fps ( d – ½ a )
35
p . p . f pu
f ps f pu 1
1. f c,
γp = 0,28 untuk f py ≥ 0,9 pada kabel bebas tegangan
f pu
f py
γp = 0,40 untuk = 0,85
f pu
p . f ps
0,36.1 p
f c,
Soal :
Hitung kapasitas momen untuk keadaan bonded dan unbonded pada balok
prategang komposit pada soal sebelumnya. Bila tegangan putus baja prategang
1860 Mpa dan fpy = 0,85 fpu
Penyelesaian :
Untuk Bonded
Aps = 30 . 98,71 = 2961,3 mm2
d = 1293 – 120 = 1173 mm
p . p . f pu
f ps f pu 1
.
1 cf ,
Aps 2961,3
p 0,001098
b.d 2299.1173
f py
0,85
f pu 36
→ γp = 0,4
0,4.0,001098.1860
f ps 18601 1796,2 Mpa
0,85.28
p . f ps
p
f c,
0,001098.1796,2
p 0,0704 0,36.1 0,36.0,85 0,306 Daktail
28
Aps . f ps
a
0,85. f c, .b
2961,3.1796,2
a 97,21mm 150mm
0,85.28.2299
37
Mn = T(d–½a)
= 1367,01 . 2961,3 { 1173-( 74 / 2 ) }
= 4598671946 Nmm
= 4599 KNm
Mu = 2394,5 KNm < 0,8 . Mn = 0,8 . 4599 = 4785 KNm.........( oke ).
38
39
40
41