Kelayakan Ekonomi
Kelayakan Ekonomi
KELAYAKAN EKONOMI
1. KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku penyelenggara
Diklat Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur (KPPI) dapat menyelesaikan
modul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan ekonomi yang
terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, kebutuhan dan metode pengumpulan
data, analisis parameter kelayakan ekonomi dan evaluasi kelayakan ekonomi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya,
baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya
tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga
modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Kelayakan Proyek
Penyediaan Infrastruktur (KPPI)
2. DAFTAR ISI
3. DAFTAR TABEL
4. DAFTAR GAMBAR
5. BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka alih pengetahuan terkait studi kelayakan untuk menyiapkan proyek
penyediaan infrastuktur, maka disusunlah Modul 3 – Kelayakan Ekonomi. Dimana
modul ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ke-4 modul lainnya yang
dipersiapkan untuk Diklat Kelayakan Proyek Penyediaaan Infrastuktur (KPPI).
2. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini memberikan penjelasan kepada Peserta mengenai kebutuhan data
yang diperlukan dalam rangka melakukan evaluasi hasil studi kelayakan ekonomi,
metode untuk pengumpulan data tersebut dan melakukan evaluasi parameter
kelayakan ekonomi.
Untuk itu peserta dibekali pengetahuan mengenai data-data terkai studi kelayakan
ekonomi diantaranya: biaya investasi, biaya analisa dan manfaat, biaya
operasional dan perencanaan, inflasi, suku bunga serta memahami macam-
macam parameter kelayakan ekonomi yaitu NPV, EIRR, BCR serta Analisis
Sensitivitas.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
6. BAB II
KEBUTUHAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA
1. BIAYA INVESTASI
2. BIAYA PROYEK
Secara umum, biaya proyek terbagi menjadi dua bagian, yaitu biaya langsung dan
biaya tak langsung.
Biaya langsung terdiri dari biaya pekerjaan persiapan dan pelaksanaan konstruksi.
1) Pekerjaan persiapan
Biaya pekerjaan persiapan adalah perkiraan biaya untuk kebutuhan pembuatan
jalan sementara, kantor lapangan, base camp, gudang material, bengkel, barak
tempat tinggal, laboratorium, alat telekomunikasi, sistem air bersih,
penerangan, mobilisasi/demobilisasi pekerja dan alat, dan lain sebagainya.
Besarnya biaya pekerjaan persiapan diusahakan semininal mungkin.
2) Pekerjaan konstruksi
Biaya konstruksi adalah biaya untuk untuk kebutuhan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi dan tanah, yang besarnya sama dengan volume pekerjaan dikalikan
dengan harga satuan. Harga satuan tersebut sudah memasukan memasukkan
biaya tidak langsung dalam bentuk markup (profit+contingency) dan overhead.
Biaya konstruksi dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
a) Pekerjaan tanah;
b) Pekerjaan struktur/perkerasan/drainase;
c) Pengendalian kondisi;
d) Pekerjaan pemeliharaan rutin;
e) Perlengkapan proyek dan utilitas;
f) Biaya tak terduga.
untuk pengendalian terhadap mutu dan volume pekerjaan, serta alokasi dana
pelaksanaan fisik. Besaran anggaran biaya supervisi disesuaikan dengan
kebutuhan dan lokasi pelaksanaan fisik, serta pertimbangan sumber
pendanaan.
Besarnya biaya konsultasi diperkirakan 10% dari biaya langsung proyek.
3) Biaya tak terduga (contingencies) adalah sejumlah biaya yang diperuntukan
guna menyesuaikan perencanaan rinci dengan lapangan pada saat pekerjaan
konstruksi berlangsung dengan batasan biaya maksimum 10% dari jumlah
biaya langsung proyek.
Dalam perhitungan, biaya pembebasan tanah harus termasuk ganti rugi tanaman,
tempat tinggal (bila ada) dan untuk hal-hal khusus mencarikan alternatif lokasi
pemindahan penduduk (apabila ada).
Harga satuan untuk pembebasan tanah harus berpedoman pada ketentuan
pemerintah daerah setempat atau panitia pembebasan tanah setempat.
Berdasarkan UU No.2/2012 dan Perpres 71/2012, alokasi dana untuk
penyelenggaraan pengadaan tanah terdiri dari biaya ganti kerugian, biaya
operasional, dan biaya pendukung untuk kegiatan :
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan;
d. penyerahan hasil;
e. administrasi dan pengelolaan; dan
f. sosialisasi.
Sama dengan biaya konstruksi, untuk pembebasan lahan jika diperkirakan multi
year, maka perlu dilakukan eskalasi berdasarkan inflasi Tetapi dalam
kenyataannya laju kenaikan harga tanah bisa mencapai dua kali laju inflasi.
Penentuan harga biaya pembebasan lahan biasanya tidak bisa pas sesuai
kebutuhan, karena biasanya menyangkut kepemilikan tanah, oleh karena itu harus
ada penambahan luas dari kebutuhan yang ada dalam memprediksi. Misalnya
kebutuhan 100Ha dalam kenyataannya yang harus dibebaskan pasti lebih dari itu.
Tugas 1 :
Terdapat proyek flyover sepanjang 1 Km. Lakukan identifikasi biaya-biaya apa
saja yang harus dipertimbangkan untuk melakukan investasi tersebut.
Tugas 2 :
Jika pembebasan lahan pada tahun 2015 diperkirakan akan menghabiskan dana
100 Milyar Rupiah, dalam kenyataannya baru bisa direalisasikan tahun 2017. Jika
perkiraan harga tanah setiap tahun sekitar 12%, maka berapa anggaran yang
harus disediakan ?
Tugas 3 :
Suatu proyek pembangunan system pengolahan air limbah perkotaan sedang
digagas untuk menciptakan suatu system pengolahan yang terpadu. Dengan
adanya system pengolahan ini diharapkan dapat terciptanya lingkungan yang
bersih serta adanya alternative manfaat dari penggunaan air limbah yang ada.
Lakukan analisis manfaat dari proyek tersebut.
Tugas 4 :
Terdapat proyek pembangunan jembatan sepanjang 200 meter yang dapat
menghubungkan dua kota penting di Kalimantan. Untuk teknis operasional,
lakukan identifikasi komponen-komponen apa saja yang harus dipertimbangkan
dalam menyusun biaya operasi dan pemeliharaan.
6. INFLASI
7. SUKU BUNGA
pembiayaan. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan tarif ini berbeda di
setiap negara, namun membatasi komparabilitas mereka.
d. Discount Rate, yaitu tingkat bunga yang dikenakan bank sentral atas pinjaman
yang diberikan kepada bank umum. Jadi, bank sentral selain juga sebagai
pengendali lalu lintas moneter, juga dapat meminjamkan uang ke bank umum.
Bank umum meminjam uang saat kalah kliring, mereka meminjam uang bisa
ke bank umum lain atau ke bank sentral. Saat bank umum meminjam uang ke
bank sentral, maka dikenakan tingkat bunga diskonto. Discount rate ini juga
berfungsi sebagai instrumen kebijakan moneter di suatu negara.
menghitung nilai sekarang dari berbagai aset. Jenis lain dari suku bunga
digunakan untuk melihat bagaimana kondisi suatu negara terhadap pembangunan
dan kondisi kestabilan ekonominya.
Tugas 5 :
Carilah suku bunga Bank Indonesia dalam 5 tahun terakhir, kemudian tentukan
asumsi suku bunga yang bisa mewakili kondisi saat ini
7. BAB III
ANALISIS PARAMETER KELAYAKAN EKONOMI
1. CASH FLOW
Aliran kas (cash flow) merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas yang
mengubah kondisi kas proyek atau perusahaan setiap periode pembukuan (bulan,
triwulan, semester, atau tahun). Kegunaannya dari cash flow adalah untuk
menentukan apakah tersedia dana atau tidak untuk mengeksekusi suatu rencana,
atau untuk melakukan analisa kelayakan ekonomi dan finansial suatu proyek.
Dalam analisis kelayakan ekonomi proyek infrastruktur biasanya digunakan
periode per tahun.
Aliran kas masuk (cash inflows) dapat bersumber dari manfaat yang diprediksi
akan diterima selama umur rencana dalam periode tahunan.
Aliran kas keluar (cash outflows) diakibatkan oleh pembiayaan-pembiayaan yang
dilakukan selama umur rencana meliputi biaya investasi dan biaya operasi
pemeliharaan.
Alisan kas netto = penerimaan – pengeluaran.
Diagram aliran kas adalah suatu ilustrasi grafis dari transaksi-transaksi ekonomi
yang dilukiskan pada garis skala waktu, garis horisontal menunjukkan skala waktu
dan garis vertikal menunjukkan skala aliran kas.
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Estimasi Biaya (a) 50.000 100.000 100.000 100.000 100.000 50.000 500.000
Nilai invoice yang ditagihkan (b) 49.500 99.000 99.000 110.000 110.000 82.500 550.000
Nilai pembayaran (c) = (b') 0 0 49.500 99.000 99.000 110.000 110.000 82.500 550.000
Uang yang dibutuhkan (d) = (a)-(c)+(f') 50.000 150.375 202.003 204.518 207.052 148.605 39.719
Bunga (e) = 0.0075*(d) 375 1.128 1.515 1.534 1.553 1.115 298 7.517
Jumlah (f) = (d)+(e) 50.375 151.503 203.518 206.052 208.605 149.719 40.017 0
Keuntungan (g) = total (c)-(a)-(d) 42.483
Tugas 6
Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pengelolahan sampah sebesar 500 juta
rupiah , biaya operasional setiap tahun 80 juta dan manfaat dari pengolahan
sampah tersebut 100 juta . Gambarkan diagram cashflownya
Dasar dari metoda ini adalah bahwa semua manfaat (benefit) ataupun biaya (cost)
mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek didiskonto ke nilai sekarang
(present values), dengan menggunakan suatu suku bunga diskonto.
Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut :
T
Ct
NPV Co
t 0 (1 i)t
dengan pengertian :
NPV = Nilai sekarang bersih
Ct = Aliran kas masuk bersih (net cash inflow) selama periode t
Co = Total biaya investasi
i = Suku bunga diskonto (discount rate)
t = Jangka waktu/umur ekonomi proyek
Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara ekonomi adalah yang
menghasilkan nilai NPV bernilai positif.
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV = 0, maka manfaat proyek akan sama dengan biaya proyek
Untuk mendapatkan NPV lebih cepat menggunakan bantuan Microsoft Excel
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buat tabel tahun selama umur rencana
- Isilah data cost total yang dikeluarkan tiap tahun (Ci)
- Isilah manfaat total yang diterima tiap tahun (Bi)
- Hitunglah Bi – Ci
- Letakkan cursor pada tempat nilai NPV dihitung
- Ketik = NPV (tulis tingkat diskonto, blok pada hasil Bi – Ci mulai awal tahun
sampai umur rencana)
- Enter
Tahun 0 1 2 3 10%
Biaya investasi (juta rupiah) 9.000
Arus kas masuk (juta rupiah) 5.090 4.500 4.000
Arus masuk - Biaya -9000,00 5090,00 4500,00 4000,00
NPV 2137,76
=NPV(F25;B28:E28)
positif yang terkecil dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil.
Selanjutnya diadakan interpolasi dengan perhitungan:
𝑵𝑷𝑽𝟏
𝑬𝑰𝑹𝑹 = 𝒊𝟏 + (𝒊𝟐 − 𝒊𝟏 )
𝑵𝑷𝑽𝟏 − 𝑵𝑷𝑽𝟐
dengan pengertian :
EIRR economic internal rate of return;
i1 tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil;
i2 tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif terkecil;
NPV1 nilai sekarang dengan menggunakan i1;
NPV2 nilai sekarang dengan menggunakan i2.
Seperti hal nya NPV, untuk analisis EIRR akan sangat mudah dilakukan dengan
bantuan MS-Excel, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buat tabel tahun selama umur rencana
- Isilah data cost total yang dikeluarkan tiap tahun (Ci)
- Isilah manfaat total yang diterima tiap tahun (Bi)
- Hitunglah Bi – Ci
- Letakkan cursor pada tempat nilai NPV dihitung
- Ketik = IRR (blok pada hasil Bi – Ci mulai awal tahun sampai umur rencana)
- Enter
Karena data yang diperlukan dalam analisis sama dengan NPV, maka analisis
bisa dilakukan bersamaan dengan NPV.
EIRR 25%
=IRR(B41:E41)
NPV 0,00
=NPV(B43;B41:E41)
Soal 7
Biaya investasi : 200 jt
Manfaat : 100 jt/th
Pengeluaran : 50 jt/th
Nilai sisa tahun ke 10 : 60 jt
Suku Bunga : 12 %/th
Tentukan NPV dan EIRR
BCR 1,260
=H17/H11
Tugas 8
Tentukan BCR pada tugas 7 !
5. ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis ekonomi dari suatu proyek sering berdasar pada kejadian yang tidak tentu
dikemudian hari dan data yang tidak akurat. Elemen-elemen dasar dalam aliran
biaya dan manfaat seperti misalnya harga input atau parameter-parameter yang
digunakan jarang diwakili oleh hanya satu nilai yang benar. Akan lebih baik bila
analisis biaya dan manfaat mempertimbangkan kemungkinan variasi dari elemen-
elemen dasar.
Cara sederhana untuk melakukan hal itu adalah dengan melakukan analisis
sensitivitas, analisis ini akan melihat fenomena apa yang terjadi pada hasil analisis
proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya dan manfaat.
Dalam analisis sensitivitas maka setiap kemungkinan akan dicoba, yang berarti
bahwa tiap kali harus diadakan analisis kembali. Ini perlu dilaksanakan mengingat
analisis proyek didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak
ketidakpastian tentang apa yang terjadi di waktu mendatang.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan meninjau perubahan terhadap prakiraan
nilai komponen-komponen berikut:
a. Suku bunga diskonto (discount rate)
b. Biaya pembangunan (construction cost)
c. Manfaat
d. Dengan dan tanpa biaya pengadaan tanah;
e. Komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan proyek.
Analisis ini diadakan untuk menunjukkan seberapa peka parameter ekonomi yang
didapatkan untuk dibandingkan dengan perubahan variabel yang digunakan.
Gambar di bawah menunjukan dua hal, yakni hubungan IRR dengan
kenaikan/penurunan biaya konstruksi serta hubungan IRR dengan
kenaikan/penurunan revenue. Jika terdapat kenaikan atau penurunan sebesar
sumbu X, maka IRR akan bernilai sumbu Y. Sebagai contoh, jika revenue
mengalami penurunan sebesar 50% dari revenue semula, maka nilai IRR adalah
4%.
Tugas 9
Buatlah analisis sensitivitas akibat perubahan biaya investasi dan pemasukan
8. BAB IV
EVALUASI KELAYAKAN EKONOMI
2. Lingkungan.
3. Ekonomi.
4. Indikator lain yang mungkin dilakukan.
Pada masing-masing indikator tersebut (1,2,3 dan 4) dapat diberi bobot sesuai
dengan kebutuhan yang ada. Nilai dari masing-masing indikator dapat
dinormalisasi dengan rentang antara 0 – 10. Kemudian, alternatif terbaik
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata tertimbang dari seluruh
indikator yang ada.
Bagian yang paling menantang dari analisis adalah untuk mengukur manfaat
(monetizing benefits) karena ini tidak mudah diidentifikasi karena banyaknya
kesulitan yang perlu diukur serta memerlukan banyak perhitungan dan asumsi
untuk mengaitkan nilai yang dimonetisasi ke setiap bagian keuntungan. Hal
pertama yang dilakukan adalah identifikasi manfaat dimana ini merupakan proses
yang panjang dimana semua pihak yang terkena dampak secara positif harus
dinominasikan dengan anggapan bahwa proyek investasi akan memberi nilai
tambah bagi kehidupan, lingkungan atau kekayaan mereka. Pada tahap kedua,
semua manfaat harus diukur persis dengan membandingkan skenario
"keberjalanan bisnis seperti biasa" dengan kemungkinan keadaan setelah
menerapkan proyek investasi. Tahap terakhir monetisasi memerlukan pemastian
nilai setiap unit manfaat untuk menghitung nilai yang dimonetisasi dari semua
manfaat.
Kelayakan proyek tidak hanya tergantung pada kelayakan ekonomi, untuk
memperhitungkan aspek non ekonomi, ada beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain metode Multi Kriteria, metode Delphi, metode AHP
(analytical hierarchy process), dan lain-lain.
Keluaran akhir/final output dari asesmen kelayakan ekonomi mencakup nilai kini
netto atau Net Present Value (NPV) dan Economic Internal Rate Of Return (EIRR)
dari biaya dan manfaat ekonomi dari proyek. NPV mencerminkan nilai kini dari
biaya dan manfaat yang terjadi selama siklus hidup proyek. EIRR mencerminkan
tingkat hasil laba berdasarkan mana nilai kini dari biaya dan manfaat ekonomi dari
proyek adalah sama.
EIRR harus dibandingkan dengan tingkat hasil laba secara sosial. Proyek-proyek
yang diketahui memiliki EIRR yang positif dan lebih tinggi dari tingkat hasil yang
diharapkan secara sosial akan dianggap sebagai investasi ekonomi. Sebaliknya,
bila suatu proyek dengan hasil ekonomi negatif berarti menggunakan terlalu
banyak sumberdaya sosial untuk mendapatkan manfaat yang terlalu kecil bagi
publik.
Apabila hasil kelayakan ekonomi secara total dinyatak tidak layak, maka proyek
sebaiknya tidak dilajutkan atau menunggu sampai menjadi layak. Hal ini
kemungkinan bisa terjadi kemungkinan besar karena tingginya biaya investasi dan
rendahnya manfaat yang dirasakan masyarakat. Rendahnya manfaat bisa terjadi
akibat memang kecilnya nilai manfaat akibat adanya pembangunan infrastruktur
tersebut atau masyarakat yang bisa memanfaatkan proyek tersebut masih sedikit.
Jika proyek sudah layak ekonomi, maka selanjutnya harus dilakukan evaluasi
terhadap kelayakan finansial. Dengan adanya penilaian terhadap keduanya maka
akan tergambar kira-kira skema pembiayaan apa yang sebaiknya dipilih seperti
telah dijelaskan pada Modul I.
Contoh hasil kelayakan ekonomi :
Tabel 10 Contoh Hasil Kelayakan Ekonomi
Parameter Hasil
NPV(Milyar Rp) 11084,49
EIRR(%) 21,25
BCR 1,99
Jika suku bunga 7%, maka hasil kelayakan di atas menunjukkan bahwa proyek
layak secara ekonomi. Sehingga proyek layak untuk dibangun. Sedangkan untuk
menentukan skema pembiayaan masih memerlukan analisis berikutnya, seperti
kelayakan finansial.
Tugas 10
Dari hasil tugas 7-9 berikan kesimpulan hasil tugas tersebut
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Blank, L.T. and Tarquin, A.J., “Engineering Economy, 6th ed.”, McGraw Hill
2. Ermest Paul DeGarmo, WG Sullivan, John R.Canuba,”Engineering
Economic”,1984