Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021

ISSN: 2622-8351 (Online)


ISSN: 1858-3199

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ZAKAT INFAQ SHADAQAH MENGGUNAKAN


PLATFROM E-COMMERCE

Neti Fitri Prastiani1), Muhammad Iqbal Fasa2), Suharto3)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
1,2,3
1
email : netifitriprastiani@gmail.com
2
email : miqbalfasa@radenintan.ac.id
3
email : Prof.suharto@radenintan.ac.id

Abstract

This study aims to determine the development of zakat after using the E-Commerce Platform. The method used in
this research is literature study. The results of this study indicate that the collection of ZIS funds in the donation,
zakat maal, and zakat al-fitrah segments from April to May 2020 saw a significant increase. During the Covid-19
pandemic, the National Zakat Agency has always tried to make it easier for people to pay zakat without having to
meet in person. Therefore, BAZNAS optimizes zakat payments online, namely using the E-Commerce Platform.
In December 2020, the donation segment even grew by more than 50% compared to the previous year. As for
accumulatively, the collection of donations in the fourth quarter of 2020 was recorded to grow up to 78%
compared to donations during the fourth quarter of 2019. Furthermore, donation growth is expected to continue
until 2021, along with the Covid-19 pandemic.

Keywords: Zakat, Infaq, Sadaqah, E-Commerce Platform

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pekembangan zakat setelah menggunakan Platfrom E-
Commerce. Dalam penelitian ini metode yang dipakai yaitu studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Penghimpunan dana ZIS pada segmen donasi, zakat maal, dan zakat fitrah pada bulan April hingga bulan
Mei 2020 terjadi lonjakan yang signifikan. Selama pandemi covid-19 Badan Amil Zakat Nasional selalu berusaha
untuk memudahkan masyarakat dalam membayar zakat tanpa harus bertemu secara langsung, Oleh karena itu
BAZNAS mengoptimalkan pembayaran zakat secara online yaitu menggunakan Platfrom E-Commerce. Pada
Desember 2020, segmen donasi bahkan tumbuh hingga lebih dari 50% dibandingkan dengan tahun yang
sebelumnya. Adapun secara akumulatif, pengumpulan donasi pada triwulan IV 2020 tercatat tumbuh sampai
dengan 78% dibanding donasi sepanjang triwulan IV 2019. Pengoptimalan pembayaran zakat melalui sistem
online akan terus dilakukan agar pertumbuhan dana ZIS dapat terus berkembang.

Kata Kunci : Zakat, Infaq, Shadaqah, Platfrom E- Commerce

1. PENDAHULUAN
Pengaruh perkembangan globalisasi teknologi yang pesat menjadikan kehidupan sosial dan ekonomi dapat
berkembang secara produktif sehingga produksi dalam negeri dipastikan dapat bersaing pada pasar internasional.
Seperti yang kita tahu, dahulu jika ingin membeli keinginan maka harus mendatangi tempat tersebut secara
langsung, namun sekarang hanya dengan menggunakan smartphone kita bisa mengaksesnya kapanpun kita mau,
tak terlebih zakat. Perkembangan zakat secara digital juga mulai berkembang. Hal itu tentu mempermudah
masyarakat untuk membayar kewajiban berzakat.
Dizaman menghadapi era industri 4.0, kemajuan teknologi semakin banyak digunakan oleh masyarakat.
Contohnya dapat memberikan suatu kemudahan bagi masyarakat, seperti gojek, ataupun berbelanja barang-barang
secara online. Kemajuan teknologi informasi ini dapat memberikan efek positif maupun negative bagi

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 62


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
penggunanya. Contoh dari dampak negative yang dapat timbul yaitu kejahatan siber(cyber crime) seperti
pembajakan kartu kredit, penipuan online, dan masih banyak lagi.Sedangkan salah satu dari dampak positif dari
pengunaan teknologi ini yaitu dengan adanya perdagangan secara elektronik (e-commerce) akan memudahkan
dua atau lebih orang untuk melakukan transaksi tanpa harus bertemu secara langsung. Hail ini tentu akan
menghemat biaya dan dapat memudahkan pelaku bisnis untuk meningkatkan penghasilan(Santoso 2019)
Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar usaha bisnis dan pelayanan semakin berkembang pesat
dengan adanya sistem online. Pada Era Industri 4.0 dapat dikatakan sebagai bentuk dari revolusi untuk
pertumbuhan dan penyebaran agama islam secara digital. Dimana seperti yang kita tahu bahwa penduduk
indonesia mayoritas orangnya adalah Islam sehingga hal ini tentu membuat Indonesia memiliki potensi dan juga
peluang yang sangat besar untuk bisa menjadi pusat perekonomian syariah di dunia.(DwihapsariKurniaputri et al.,
2020)
Kesadaran masyarakat dalam membayar zakat,infaq,shadaqah terus meningkat setiap tahunnya, terlebih
lagi sudah ditunjang dengan kemajuan teknologi yang tentu akan sangat memudahkan setiap manusia dalam
menunaikan kewajibannya membayar ZIS. Sekarang masyarakat kini lebih cenderung melakukan pembayaran ZIS
dengan menggunakan media online. Sebagai contoh, Badan Amal Zakat Nasional (BAZNAS) yang sudah
melakukan kerjasama dengan 26 kanal digital seperti social media, toko online e-commerce, artificial intelligence,
dan layanan keuangan digital contohnya seperti Kitabisa, Jenius, Gopay, Gojek, OVO, Tcash, Kaskus, Lenna,
Shopee, Tokopedia, Lazada, dan masih banyak lagi. (KNKS 2019).
Perkembangan dari dana ZIS sangat signifikan setelah diberlakukannya penggunaan financial technology
(fintech). Rata-rata pertumbuhan dana ZIS pra fintech ini sebesar 41,72%, dengan pertumbuhan terbesar yaitu
pada 2007 sebesar 98,3% dan pada tahun 2005 dan tahun 2004 sebesar 96,9% dan 76%. Pertumbuhan yang
signifikan ini dapat terjadi karena simpati dari masyarakat atas terjadinya bencana alam berupa gempa di Yogya
pada tahun 2007 dan Tsunami di Aceh pada tahun 2004 dan tahun 2005. Rata-rata dari pertumbuhan dan ZIS
pasca diberlakukannya fintech yaitu sebesar 24,07% dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2016 sebesar
37,46% dan terendah pada tahun 2015 sebesar 10,61%.(Tribudhi & Nugroho, 2019)
Penggunaan fintech terbukti sangat membantu pihak yang terkait baik pengelola maupun masyarakat. Cara
yang perlu dilakukan agar masyarakat tidak jenuh dalam menggunakan fintech, pihak dari BAZNAS perlu
melakukan suatu inovasi teknologi lain seperti kerjasama dengan pihak perbankan ataupun bekerjasama dalam
sektor keuangan lain, sehingga manfaat dari fintech ini bukan hanya sampai di tingkat Kabupaten dan Kota saja,
akan tetapi juga sampai ke Desa.
Dengan adanya dukungan yang kuat dari pihak terkait dan juga masyarakat, fintech ini diharapkan dapat
mempercepat kesejahteraan bagi umat Islam khususnya di Indonesia melalui ZIS. Adapun yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana untuk selalu mengikuti perkembangan trend dari
pengumpulan ZIS yang menggunakan fintech dan non fintech, sehingga dapat diprediksi kemungkinan dana yang
dapat dikumpulkan, terutama Indonesia yang pada 2025 dinobatkan sebagai negara maju, yang tentunya dapat
mempercepat kesejahteraan bagi umat Islamnya melalui penggalangan dana ZIS.(Tribudhi & Nugroho, 2019)

2. KAJIAN LITERATUR
a. Zakat
Zakat secara bahasa berarti tumbuh, berkembang, subur, bertambah, menyucikan, dan
membersihkan. Adapun pengertian dari zakat menurut istilah fiqih yaitu sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah agar dapat diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Berdasarkan
definisi yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan kewajiban setiap orang
kaya terhadap hartanya agar dapat diserahkan kepada mustahik, yang standarnya telah ditentukan oleh
syariat Islam(Nizar, 2015; Tatang Ruhiat, 2020).

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 63


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
Menurut istilah dalam kitab al-Hawi dan juga al-Mawardi yang mendefinisikan bahwa zakat
adalah nama pengambilan tertentu dan dari harta tertentu, yang menurut sifat-sifat tertentu, dan juga untuk
diberikan kepada golongan tertentu.(Rani et al., 2020)
Zakat itu sendiri terdiri dari 2 macam yaitu:
1) Zakat Mal, yaitu zakat yang diwajibkan atas harta berdasarkan dari syarat-syarat tertentu ataupun
harta yang telah dimiliki oleh muzakki perseorangan atau badan usaha. Zakat maal meliputi:
perak,emas, logam mulia, uang, surat berharga, perniagaan, pertanian, peternakan, perindustrian
dan lain sebagainya.
2) Zakat Fitrah, yaitu zakat yang di wajibkan untuk umat muslim pada bulan suci Ramadhan. Syarat
wajib dalam berzakat ada tiga, yaitu:
a) Islam artinya orang yang mengeluarkan zakat harus beragama Islam baik anakanak
maupun dewasa.
b) Berakal dan baligh artinya anak kecil atau orang gila yang memiliki harta yang mencapai
satu nisab maka tidak dapat dikenakan zakat, karena mereka tidak dituntut untuk
melakukan ibadah.Tetapi jika anak kecil telah baligh maka di wajib mengeluarkan zakat.
Begitupun orang gila diwajibkan untuk membayar zakat apabila sudah sembub dari
gilanya
c) Merdeka artinya harta milik seorang muslim yang memiliki akal sehat dan berkecukupan.
Berikut adalah orang-orang Yang Berhak Menerima dana Zakat ada delapan golongan yaitu:
1) Orang fakir yaitu seseorang yang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya.
2) Orang miskin yaitu seseorang yang kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokoknya tetapi
ia masih mampu dalam berusaha mencari nafkah
3) Sedangkan Amil adalah seseorang yang telah ditunjuk oleh penguasa yang sah untuk mengurus
zakat, baik mengumpulkan, memelihara, membagi, dan mendayagunakan serta petugas lain yang
ada hubungannya dengan pengurus zakat.(Aini et al., 2020)
b. Infaq
Infaq itu sendiri berasal dari kata anfaqa-yunfiqu yang artinya mengeluarkan sesuatu harta untuk
kepentingan suatu hal. Sedangkan menurut syariat, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta ataupun
pendapatan untuk kepentingan yang diperintahkan dalam agama Islam. Dalam zakat terdapat nisabnya jika
harta tersebut tidak disalurkan kepada seseorang yang berhak menerimanya. Tetapi jika infaq dan
shadaqah terbebas dari nisab. Infaq dapat dilakukan oleh siapapun juga, baik yang memiliki penghasilan
rendah maupun penghasilan tinggi.(Munharif, 2012: 14)
c. Shadaqah
Sedekah dapat diartikan sebagai harta ataupun juga non harta yang dikeluarkan oleh seseorang
ataupun badan usaha yang ada di luar zakat untuk kemaslahatan umat. Dalam istilah syari’at Islam,
sedekah disamakan dengan pengertian dari infaq dan juga termasuk dalam hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Sisi perbedaan dari infaq dan juga sedekah yaitu terletak pada bendanya. Infaq adalah
sesuatu berkaitan dengan materi ataupun non materi, baik dalam bentuk pemberian benda ataupun juga
uang, tenaga ataupun jasa, menahan diri untuk tidak berbuat suatu kejahatan, tahmid, tahlil, bahkan yang
paling sederhana yaitu tersenyum kepada orang lain secara ikhlas (Sisweda et al., 2020).
d. E-commerce
E-commerce diartikan sebagai sebuah kegiatan bisnis dengan bantuan teknologi digital atau
internet online, misal jual beli dan sistem pembayaran online. Bisnis yang dilakukan secara online dapat di
akses menggunakan web, email dan media sosial. Semakin berkembangnya teknologi informasi
membawa pengaruh yang sangat positif pada peningkatan perdagangan, seperti bagi pelaku usaha terlebih
bagi konsumen. Salah satu bukti nyata dari kemajuan teknologi informasi yang sangat dirasakan

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 64


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
manfaatnya oleh konsumen dalam bidang perdagangan menggunakan e-commerce. Melalui e-commerce
ini konsumen dapat lebih mudah dalam melakukan bertransaksi. Oleh karena itu hal ini sangat
memudahkan konsumen untuk mengumpulkan serta membandingkan barang dan juga jasa yang
diinginkannya. (Rusmanti,2016)
e. Lembaga Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sedekah Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur dalam Undang-
Undang RI No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Didalam undang-undang tersebut terdapat
beberapa bab yang menjelaskan tentang lembaga pengelolaan zakat yang ada di Indonesia yang terdiri dari
2 lembaga yaitu: BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan juga LAZ (Lembaga Amil Zakat).
Meskipun didalam peraturan Undang-Undang tersebut masih ada kekurangan tetapi undang-undang
tersebut mendorong upaya pembentukan lembaga pengelola zakat yang amanah, kuat dan dipercaya oleh
masyarakat. (Lukito, 2014; Yudhira, 2020).
f. Optimalisasi pengelolaan zakat di indonesia
Dalam islam pemerintah memiliki peran bertanggung jawab atas kesejahteraan semua rakyatnya
karena pemerintah merupakan sebagai kholifah Allah yang diberikan amanah dari Allah dan menanggung
amanah dari seluruh rakyatnya. Badan/lembaga pengelola zakat adalah lembaga yang berwenang
mengurusi zakat yang meliputi pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Hal ini sesuai
dengan pengertian dari ayat 103 surat al-taubah, hadist-hadist nabi baik yang berupa ucapan maupun
perbuatan dan kebijaksanaan para al-khulafa’urrashidin.
Dengan adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 yang membahas tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah
sebagai pengganti dari Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, adanya isu tentang
pengelolaan zakat yang juga belum selesai sampai dengan satu dekade terakhir ini kembali muncul dan menjadi
perdebatan dalam masyarakat. Dari beberapa isu yang muncul yaitu terkait dengan bentuk keterlibatan pemerintah
dalam pengelolaan zakat. Dilihat dari apakah hanya sebagai regulator saja ataupun regulator dan juga sebagai
pengawas, ataupun sebagai regulator, pengawas, dan juga operator sekaligus. Ada banyak pihak yang berasal dari
kalangan akademisi, praktisi, masyarakat dan juga pemerintah mencoba untuk menanggapi hal tersebut dan juga
memberikan opini mereka demi posisi yang tepat bagi pemerintah dalam hal pengelolaan zakat . Distribusi dari
zakat itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari kebijakan manajerial Badan atau Lembaga
Zakat yang bersangkutan. Zakat dapat disalurkan langsung kepada mustahik dengan menggunakan pola
konsumtif dan juga dapat diwujudkan dalam bentuk produktif ataupun dengan cara memberikan modal atau zakat
dapat dikembangkan dengan pola investasi(Hanifah, 2017)

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian studi pustaka (library research) yang
bersumber dari beberapa literatur yang telah ada sebelumnya dan menggunakan data yang telah disediakan pada
lembaga-lembaga terkait yang membahas tentang kemajuan teknologi guna mengembangkan Zakat,Infaq
Shadaqah . Adapun sumber rujukan yang digunakan dalam melakukan penelitan ini adalah buku dan juga jurnal
yang berkaitan dengan pokok pembahasan penelitian ini. Sifat dari penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang
menjelaskan dan juga menguraikan tentang Optimalisasi Perkembangan Zakat Infaq Shadaqah menggunakan
Platfrom E- Commerce.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Konsep Zakat, Infaq dan Sedekah Online
Konsep Zakat, Infaq dan Sedekah Online (ZIS) merupakan suatu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan di
dalam agama Islam. ZIS juga dapat berperan sebagai sarana untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
ekonomi pembangunan seperti untuk mengentaskan masalah kemiskinan dan juga ketidakmerataan suatu distribusi

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 65


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
pendapatan. Sehingga untuk membayar Zakat, Infaq, Sedekah adalah hal yang sangat penting dan juga sangat
perlu untuk dikembangkan guna memudahkan wujud ibadah untuk mencari ridho Allah yang dilakukan setiap
individu muslim. Cara yang digunakan untuk membayar Zakat, Infaq, Sedekah di zaman yang semakin berkebang
ini yaitu dengan melalui platform digital atau online atau disebut juga sebagai ZIS online.
Zakat, infaq dan sedekah (ZIS) menggunakan sistem online merupakan suatu proses untuk pembayaran
ZIS yang dapat dilakukan secara digital atau secara online dimana muzaki yang hendak membayar ZIS tidak perlu
repot-repot untuk datang ke tempat pembayaran zakat ataupun harus bertemu langsung dengan para amil zakat.
Didalam syariah, praktik untuk pembayaran ZIS seperti ini diperbolehkan karena sudah seharusnya
zakat,infaq,sedekah juga mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini dan kemajuan teknologi yang sudah
semakin memberikan kemudahan untuk masyarakat. Dalam hal ini kondisi fiqih dapat mengikuti perkembangan
zaman, yaitu adanya ijab dan juga qobul tidak secara langsung dikarenakan amil dan muzaki tidak bisa bertemu.
karena kondisi tersebut ucapan doa yang dibacakan muzaki ketika akan menyerahkan zakat kepada amil dapat
dikirim melalui chat ataupun sms. Hal itu telah sesuai dengan pernyataan dari Yusuf Al Qardhawi dalam bukunya
fiqh zakat yaitu seseorang boleh tidak menyatakan secara eksplisit bahwa dana yang ia berikan adalah zakat.
Dalam hal ini berarti seorang muzaki boleh tidak menyatakan uang yang diberikannya merupakan uang zakat pada
amil zakat dan zakatnya tetap dianggap sah. Oleh karena itu zakat yang dilakukan secara online kepada amil zakat
tetap saja diperbolehkan. (Berzakat 2017)
Berdasarkan dari Outlook Zakat Indonesia (2019) yang telah diterbitkan oleh BAZNAS, terdapat 3 jenis
platform digital yang dapat digunakan untuk membayar ZIS, yakni:
1) Internal Platform, yaitu suatu platform yang telah dikembangkan oleh suatu organisasi pengelola zakat
dalam bentuk website ataupun aplikasi. Contohnya saja pada Muzaki Corner yang dimiliki oleh BAZNAS,
Zakat Apps yang dimiliki oleh Sinergi Foundation,dtpeduli.org.
2) Eksternal Platform, merupakan sebuah platform yang telah disediakan oleh mitra organisasi pengelola
zakat untuk menghimpun dana ZIS. Seperti melalui
a. e-commerce (tokopedia, bukalapak, lazada, elevenia, blibli).
b. online crowdfunding (KitaBisa.com), QR Code (GoJek);
c. Platform, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dana ZIS melalui media sosial
seperti OY! Indonesia.(DwihapsariKurniaputri et al., 2020)
b. Analisis Pertumbuhan Dana Zakat Dengan Adanya Zakat Online Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa adalah sebuah lembaga yang berdiri pada tahun 1993, yaitu lembaga yang bergerak
didalam bidang layanan zakat dan kemanusiaan. Dompet Dhuafa fokus berkhidmat dalam perbedayaan untuk
kaum dhuafa dengan menggunakan pendekatan budaya, program dan layanan Dompet dhuafa ,mencakup beberapa
bidang, yaitu pilar pendidikan,pilar ekonomi,pilar kesehatan, pilar sosial, dakwah dan budaya. Dalam hal
pembayaran zakat perlu adanya pembaharuan dan inovasi dalam system pembayaran, sesuai dengan kaidah Islam
relevan sepanjang zaman maka pembayaran zakatpun bisa di modifikasi melalui online.
Dompet Dhuafa sendiri banyak melakukan kegiatan promosi baik itu secara online dengan
memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan juga menciptakan aplikasi online untuk
sistem pembayaran zakat maupun melalui selebaran, hal tersebut merupakan suatu langkah yang positif dalam hal
penarikan donatur maupun muzzaki. Selain promosi cara lain yang dapat dilakukan oleh Dompet Dhuafa yaitu
meningkatkan sebuah pelayanan kepada setiap muzzaki maupun donator.
Adanya layanan tersebut pastinya bertujuan untuk pengembangan Dompet Dhuafa itu sendiri, layanan
yang baik dan menarik akan membuat masyarakat menjadi tertarik dan mempunyai keinginan atau dorongan untuk
melakukan donasi di Dompet Dhuafa , dan tujuan lain adalah agar berkembangnya pendapatan ZIS di Dompet
Dhuafa dengan adanya layanan dan program-program yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa , salah satunya adalah
layanan tentang pembayaran zakat, infaq dan sedekah online.(Hidayat, 2020)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 66


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
Selain itu Dompet Dhuafa sebagai pelopor amil zakat modern mencoba lebih inovatif dan kreatif dengan
memunculkan beberapa layanan yang dapat membantu mengembangkan lembaga itu sendiri. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi dapat menciptakan sebuah inovasi adalah suatu yang harus dilakukan oleh
suatu lembaga maupun sebuah perusahaan, karena harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat pada
saat ini. Masyarakat modern ini lebih banyak paham tentang teknologi dan lebih memilih suatu yang mudah dalam
kegiatanya sehari-hari, seperti mudah dalam melakukan belanja online, memilih transportasi online, dan begitu
juga untuk pembayaran zakat, infaq, maupun sedekah, sudah pasti akan memilih sesuatu yang lebih mudah dan
juga terpercaya.
Pada 2016 Tokopedia dan juga Dompet Dhuafa resmi melakukan kerjasama agar dana ZIS dapat
terkumpul dengan maksimal. Yang artinya Dompet Dhuafa memutuskan untuk merambah dunia digital terkhusus
di e-commerce dalam menghimpun dana zakat. Dalam Hal ini dapat dilihat bahwa dompet dhuafa telah
mempersiapkan berbagai strategi khusus, karena diperkirakan akan banyak persaingan yang muncul dengan
lembaga amil zakat yang lain, yang juga bekerjasama dengan Tokopedia. (Wong,Joni,2010)
Tokopedia berperan sebagai Pioner e-commerce yang menyediakan fitur zakat, disaat seluruh e-
commerce belum memiliki program tersebut. Pada saat ini, Tokopedia tidak hanya terdapat fitur untuk
jual beli saja, namun Tokopedia berinovasi lebih untuk menunjukkan kepedulian terbesarnya kepada
umat Islam dengan menambahkan fitur baru yaitu Halal Corner. Dalam Fitur ini terdapat banyak
fasilitas tentang dunia keislaman salah satunya Tokopedia Salam. Fasilitas Tokopedia Salam khusus
memberikan layanan kepada umat muslim yang mau menyalurkan zakatnya, ada banyak lembaga amil
zakat yang telah bergabung pada fitur tersebut termasuk Dompet Dhuafa. (Sinaga, Sofia,Basuki, 2016)
c. Perkembangan Dana ZIS dari BAZNAS
Dalam sebuah perekonomian ZIS memegang peranan yang begitu penting dalam upaya pemberdayaan potensi
umat Islam didunia. Peranan ZIS akan meningkatkan distribusi pendapatan dengan lebih merata, memperbaiki
daya beli, membantu peningkatan pembangunan dan berpotensi besar untuk meningkatkan investasi Terlebih di
saat pandemi Covid-19, ZIS dapat berperan sebagai pendorong dalam penanggulangan dan pemberdayaan umat
Islam di saat daya beli masyarakat mengalami penurunan signifikan.
Sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk dapat menghimpun dan juga menyalurkan ZIS pada tingkat
nasional, pengumpulan ZIS oleh BAZNAS dilakukan pada beberapa level. Level pada tingkat yang pertama yaitu
BAZNAS RI, yang sudah melakukan pengumpulan dana ZIS kepada instansi pemerintah, korporasi nasional dan
asing, BUMN, kantor perwakilan asing,perwakilan RI di luar negeri, dan juga masjid negara sesuai dengan PP
no.14 tahun 2014 tentang Pengelolaan Zakat. Tingkatan kedua yaitu BAZNAS yang melakukan pengumpulan
dana ZIS pada level provinsi dan kabupaten ataupun kota. Selanjutnya, terdapat Lembaga Amil Zakat dan
Organisasi Pengelola Zaat (OPZ) yang tergabung dalam pembinaan kelembagaan, dengan total share pengumpulan
ZIS lebih dari 50% pengumpulan ZIS nasional.
Pada akhir tahun 2020 pengumpulan dana ZIS dapat diperkirakan secara rasional akan tumbuh sebesar 20-
30% (yoy), atau akan tumbuh pada kisaran Rp 12,18 triliun sampai dengan Rp 13,21 triliun. Dengan
mempertimbangkan rata-rata pertumbuhan pengumpulan ZIS selama satu dekade terakhir yang mencapai 24,11%,
proyeksi tersebut diperkirakan akan tercapai Terlebih lagi, otomatisasi zakat bagi institusi terutama institusi yang
berbasis pemerintahan didalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia(MEKSI) pada tahun 2019 sampai 2024,
diharapkan dapat mendorong dalam peningkatan pengumpulan dana zakat. Sementara pada periode sebelumnya di
2019, penghimpunan ZIS oleh BAZNAS tumbuh lebih dari 25% (yoy) dan mencapai posisi Rp10,2 triliun.
Nominal pengumpulan ZIS tersebut didominasi dana ZIS yang dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat, BAZNAS
Kabupaten/Kota, dan OPZ dalam Pembinaan Kelembagaan yang menyokong lebih dari 91% total pengumpulan
ZIS 2019, atau dapat dikatakana sebesar Rp9,34 triliun dan dana ZIS selanjutnya akan dihimpun oleh BAZNAS
Provinsi dan juga BAZNAS RI.

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 67


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
Pada tahun 2020, pengumpulan akumulatif dana zakat,infaq,sedekah yang dilakukan oleh BAZNAS RI, yang
pada tahun 2019 sudah menghimpun 2,9% total ZIS nasional, mengalami peningkatan hingga 35,35% (yoy).
Pengumpulan dana ZIS yang dilakukan oleh BAZNAS RI masih didominasi oleh zakat individu dengan pangsa
sebesar 62,11%. Pengumpulan dana ZIS tersebut terdistribusi hampir merata dari seluruh periode bulan, dengan
peningkatan musiman sepanjang periode bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yaitu pada bulan Mei
tahun 2019 dan juga pada tahun 2020. Namun, terdapat perkembangan yang signifikan pada 2020 di mana
pengumpulan zakat dan infak pada periode tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan dana ZIS ini memperlihatkan tingginya keinginan dati masyarakat dalam membayar infak dan juga
membayar zakat.
Pengumpulan dana zakat entitas sepanjang tahun 2020 bergerak secara fluktuatif sejak adanya pandemi
Covid-19 di Indonesia. Pada Februari 2020, zakat entitas terkontraksi hingga 90,04% (yoy) sejalan dengan
perlambatan perekonomian pada Q4-2019 yang tercatat turun hingga 4,97 (qtq). Pada bulan berikutnya, zakat
entitas mengalami ekspansi, hingga puncaknya pada bulan Ramadhan 1441 H atau April 2020 yang mencatat
pertumbuhan tertinggi sepanjang 2020 sebesar 128,39% (yoy). Setelah Idul Fitri 1441 H, pertumbuhan dana zakat
entitas bergerak naik turun dengan keseimbangan rata-rata yang semakin menurun. Selama terjadinya pandemi
pada 2020, penyaluran dana ZIS dari BAZNAS RI masih unggul di bidang sosial dengan besaran penyaluran yang
relatif lebih stabil dibanding 2019. Penyaluran dana ZIS pada bidang sosial akan diperuntukkan untuk membantu
masyarakat yang mengalami kesulitan selama kondisi pandemi Covid-19, baik dalam bentuk bantuan tunai kepada
mustahik maupun bantuan nonmedis lainnya. Pertumbuhan dana ZIS secara signifikan pada Ramadhan 1441 H
disalurkan pada periode Idul Fitri 1441 H atau bulan Mei 2020 sejalan dengan periode penyaluran zakat fitrah.
(Bank Indonesia, 2020)
d. Perkembangan ZIS Melalui Platform E-Commerce

Gambar 1. Perkembangan ZIS Melalui Platform E-Commerce

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 68


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
Pengumpulan dana ZIS sepanjang 2020 melalui e-commerce relatif stabil dengan peningkatan musiman
pada periode Ramadhan sampai Idul Adha 1441 H. Penghimpunan dana pada segmen donasi, zakat maal, dan juga
zakat fitrah pada April sampai Mei 2020 terjadi lonjakan yang sangat signifikan, setelah itu menyusul adanya
pembatasan kegiatan masyarakat secara fisik yang diberlakukan pemerintah. Hadirnya peraturan pembatasan sosial
berskala besar(PSBB) telah mendorong masyarakat untuk menggunakan platform digital, yang umumnya
dibayarkan secara langsung. Kondisi tersebut sama halnya terlihat pada periode Juli 2020, dimana pembayaran
kurban mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada saat Idul Adha 1441H. Peningkatan dari pemanfaatan
uang elektronik pada pembayaran transaksi e-commerce juga turut menunjang peningkatan dana ZIS pada e-
commerce.
Selama terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, pertumbuhan segmen donasi mengalami kenaikan
secara signifikan. Bahkan pada Desember 2020, segmen donasi terus tumbuh hingga lebih dari 50% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. Donasi yang terkumpul pada triwulan IV tahun 2020 tercatat tumbuh
menjadi 78% dibandingkan dengan donasi sepanjang triwulan IV tahun 2019. Pertumbuhan donasi selanjutnya
diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2021, seiring dengan berlangsungnya masa pandemi Covid-19.
Adanya pembatasan aktivitas sosial dalam masyarakat selama masa pandemi Covid-19 mendorong
masyarakat untuk memberikan donasinya melalui platform digital. berkat dukungan dari digitalisasi pembayaran
dapat memudahkan mereka untuk menyalurkan bantuannya kepada mereka yang membutuhkan. . Dengan
semangat budaya gotong royong, masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan tinggi untuk berbagi,
sebagaimana tercatat dalam World Giving Index (2019), dimana Indonesia merupakan negara dengan tingkat
berbagi tertinggi kesepuluh di dunia. Di regional, Indonesia merupakan negara dengan tingkat berbagi tertinggi di
ASEAN, dimana persentase tersebut diprediksi akan terus bertumbuh di masa mendatang.
Pemberian donasi secara digital selama masa pandemi terus meningkat. Hasil riset Digital Donation
Outlook yang dipublikasi oleh Gopay (2020) yang menyebutkan bahwa peningkatan frekuensi paling tinggi
pemberian donasi digital tercatat pada generasi milenial, serta peningkatan nominal tertinggi dari Gen X. Adanya
kerjasama yang baik, keterbukaan dan juga efisiensi akan menjadi sebuah keunggulan tersendiri untuk donasi
melalui platform digital yang kemudian akan menjadi poin penting bagi pertumbuhan donasi melaui e-commerce
di Indonesia. (Bank Indonesia, 2020)

5. KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa Optimalisasi Perkembangan
Zakat Infaq Shadaqah menggunakan Platfrom E- Commerce berpengaruh posotif terhadap perkembangan
zakat,infaq,shadaqah. Dalam menggunakan media digital akan memudahkan masyarakat untuk menyalurkan dana
ZIS-nya. Pengumpulan ZIS sepanjang 2020 melalui e-commerce relatif stabil dengan peningkatan musiman,
Penghimpunan pada segmen donasi, zakat maal, dan zakat fitrah pada April hingga Mei 2020 terjadi lonjakan yang
signifikan. Dengan hadirnya peraturan pembatasan sosial berskala besar(PSBB) telah mendorong masyarakat
untuk menggunakan platform digital, yang umumnya dibayarkan secara langsung. Meningkatnya pemanfaatan
uang elektronik pada pembayaran transaksi e-commerce juga turut mendorong peningkatan ZIS pada e-commerce

6. DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., Mundir, A., & Info, A. (2020). Pengelolaan Zakat , Infaq dan Sedekah dalam Upaya Meningkatkan
Pendapatan Ekonomi Pelaku UMKM di BAZNAS Kota Pasuruan. Jurnal Ekonomi Islam, 12(1), 95–108.
DwihapsariKurniaputri, R., Rachma, M., Huda, Nu., & Nova Rini. (2020). INTENSI PERILAKU DAN
RELIGIUSITAS GENERASI MILLENIALS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBAYARAN ZIS MELALUI
PLATFORM DIGITAL. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 7(2), 15–22.

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 69


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021
ISSN: 2622-8351 (Online)
ISSN: 1858-3199
Hanifah, N. (2017). Implementasi Zakat Sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan Di Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Banyuwangi. Urnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 8(2), 104–122.
Hidayat, A. (2020). Analisis Pertumbuhan Zakat Pada Aplikasi Zakat Online Dompet Dhuafa. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 6(03), 675–684.
Rani, V., Sari, A. N., Suwi, & Ubaidillah, I. (2020). PEMBERDAYAAN PENGELOLAAN ZIS DALAM
UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DI LAZISWA MASJID
AT TAQWA KOTA CIREBON. Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 1, No, 1–7.
Tribudhi, D. A., & Nugroho, L. (2019). Fintech Di Era Digital Untuk Meningkatkan Kinerja ZIS di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, December. https://doi.org/10.29040/jiei.v5i3.529
Sinaga, Sofia dkk. Cambridge IGCS Bahasa Indonesia Coursebook. United Kingdom: Cambridge University Press,
2016.
Rusmanti, Manajemen Pemasaran berbasis IT Modul Praktikum : 2016
Wong, Joni. Internet Marketing For Begginers. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2013.
Bank Indonesia, LAPORAN EKONOMI & KEUANGAN SYARIAH 2020, Jakarta:available online at
www.bi.go.id

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 70


http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Anda mungkin juga menyukai