Anda di halaman 1dari 204

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

T UMUR
23 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Menyusun Laporan Tugas Akhir Pada Program Studi Diploma III
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura

Oleh :
FEBRIANI GEA
NIM A022817013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
JAYAPURA 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
MOTTO

“Tuhan tidak pernah memberi cobaan yang melebihi kemampuan umatnya

yang selalu percaya akan ia, bekerja keraslah”

(Yeremia 29:11)

“Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejaterah dan bukan rancangan

kecelakaan untuk memberikan padamu hari depan yang penuh akan

harapan”

iv
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Saya Perembahkan Kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan saya dan

memberikan segala hal yang terbaik kepada saya dan menyekolakan saya,

hingga tiada kata dan perbuatan yang bisa saya berikan atas usaha kerja

keras di setiap cucuran keringat yang telah keluar untuk saya.

2. Saudara-saudara saya yang selalu memberikan support, semangat, hingga

material dan keluarga besar saya yang tidak lupa juga selalu memberikan

semangat kepada saya di setiap proses penyelesaian LTA ini.

3. Sahabat-sahabat saya, terutama kepada Nur dan Putri yang selalu

memberikan saya semangat, menemani saya hingga arut malam disetiap

proses penyelesaian LTA ini.

4. Almamater saya, teruntuk jurusan D-III kebidanan STIKES Jayapura yang

saya banggakan dan menjadi tempat saya menimba ilmu pengetahuan

dalam konteks kebidanan.

v
BIODATA PENELITI

Nama : Febriani Gea


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Orahil, 22 Februari 1997
Agama : Kristen Protestan
Alamat : BTN Citra Buana No. 27 Sentani-Papua
Email :

Pendidikan

1. SD Negri Orahili : Tamatan Tahun 2009

2. SMP Negri 2 Lolomatua : Tamatan Tahun 2012

3. SMA Negri 1 Ulomoyo : Tamatan Tahun 2015

4. STIKES Jayapura Kabupaten Jayapura : 2017-2021

vi
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawa ini:

Nama : Febriani Gea

Nim : A022817013

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.T Umur 23 Tahun

G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Di Wilayah Keja

Puskesmas Sentani

Menyatakan dengan sebenarnya penyusunan LTA ini berdasarkan hasil

pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik secara penyusunan teori

hingga hasil yang tercantum dalam LTA ini. Pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak

benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, dimana sanksi yang tertulis tersebut

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan diberlakukan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jayapura.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan

dari pihak manapun.

Jayapura, Maret 2021


Yang membuat pernyataan

Febriani Gea
NIM. A022817013

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat-Nya sehingga penulisan laporan tugas akhir berjudul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny.T Umur 23 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38

Minggu 3 Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani” dapat diselesaikan.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan

komprehensif.

Banyak halangan yang penulis hadapi selama menyelesaikan penyusunan

proposal ini. Namun berkat dan rahmat-Nya serta bimbingan dari berbagai pihak,

maka kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi. Untuk itu penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1. Ns. Lisma Natalia BR Sembiring, S.Kep., M.Kes Selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura.

2. Tiyan Febriyani Lestari, S.ST.M.,Keb selaku dosen Pembimbing yang telah

memberi masukkan dan saran dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

3. Wiwit Vitania, S.ST.,M.Keb selaku selaku penguji I atas saran dan masukkan

dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

4. Endah Purwanti Handayani, S.ST.,M.Tr.Keb selaku penguji II atas saran dan

masukkan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

5. Orang tua saya Almarhum Yafeti Gea selaku Ayah dan Filimina Giawa selaku

Ibu saya yang sangat saya sayangi, yang telah memberikan doa, motivasi dan

viii
dukungan beserta keluarga besar saya atas dukungan material dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir.

6. Saudara terkasih Herlina Gea, Yoel Nehe dan Yunidarmawati Gea atas doa,

motivasi dan dukungan material dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

7. Teman seperjuangan Nur Fajri Amalia dan Putri Cirimai yang selalu

memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

8. Rekan-rekan Mahasiswi D-III Kebidanan Angkatan 2017 yang selalu

memotivasi bagi penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

9. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dan dukungan.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan

Laporan Tugas Akhir ini dari segi penyusunan masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu kritik dan saran sangatlah membantu bagi penulis demi perbaikan ke

depan.

Sentani, Desember 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN MOTTO........................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................v
BIODATA PENELITI.......................................................................................vi
LEMBAR ORISINALITAS..............................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................................................6
1.3 Manfaat ...................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Asuhan kebidanan komprehensif.............................................................7
1. Pengertian asuhan kebidanan komprehensif.....................................7
2. Tujuan asuhan kebidanann komprehensif........................................7
B. Konsep dasar asuhan kebidanan..............................................................9
2.1 Kehamilan..........................................................................................9
a. Defenisi kehamilan .....................................................................9
b. Perubahan fisiologis kehamilan...................................................9
c. Perubahan psikologis kehamilan..................................................14
d. Tanda-tanda kehamilan................................................................15
e. Pertumbuhan dan perkembangan janin .......................................22
f. Kebutuhan dasar trimester ..........................................................33
g. Tanda-tanda bahaya kehamilan ...................................................38
h. Asuhan kehamilan .......................................................................42
2.2 Persalinan ..........................................................................................47
a. Pengertian persalinan ..................................................................47
b. Perubahan fisiologis persalinan .................................................48
c. Perubahan psikologis persalinan .................................................55
d. Tanda-tanda persalinan................................................................56
e. Sebab mulainya persalinan..........................................................57
f. Tahap-tahap persalinan................................................................58
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.............................59
h. Mekanisme persalinan.................................................................60
i. Partograf.......................................................................................62

x
j. Asuhan persalinan .......................................................................64
2.3 Nifas ..................................................................................................74
a. Pengertian nifas............................................................................74
b. Tahapan masa nifas .....................................................................75
c. Perubahan fisiologis masa nifas ..................................................75
d. Perubahan psikologis masa nifas ................................................81
e. Kebutuhan dasar nifas .................................................................81
f. Asuhan nifas.................................................................................85
2.4 Bayi baru lahir...................................................................................86
a. Pengertian bayi baru lahir............................................................86
b. Ciri-ciri bayi bbl dan bblr............................................................86
c. Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir....................................88
d. Asuhan bbl dan bblr.....................................................................91
e. Kunjungan neonatal ....................................................................96
2.5 Keluarga berencana...........................................................................98
a. Pengertian keluarga berencana ...................................................98
b. Tujuan keluarga berencana .........................................................99
c. Sasaran keluarga berencana ........................................................99
d. Jenis-jenis keluarga berencana.....................................................100
e. Asuhan keluarga berencana ........................................................106
2.6 Konsep dasar manajemen kebidanan ................................................107
1. Manajemen varney .....................................................................107
2. Konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif..........................111
3. SOAP..........................................................................................111
A. Kerangka Kerja Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir.........................114
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................114
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................155
BAB V PENUTUP.............................................................................................174
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian Vaksin TT..........................................................................45


Tabel 2.2 Perkembangan Uterus Pada Masa Nifas..............................................76
Tabel 2.3 Jadwal Kunjungan Nifas......................................................................87
Tabel 2.4 Penilaian APGAR................................................................................91

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blastula dan Gastrula.......................................................................25


Gambar 2.2 Janin Minggu ke-5...........................................................................25
Gambar 2.3 Janin Minggu ke-6...........................................................................26
Gambar 2.4 Janin Minggu ke-7...........................................................................26
Gambar 2.5 Janin Minggu ke-8...........................................................................27
Gambar 2.6 Janin Minggu ke-9 dan ke-10...........................................................28
Gambar 2.7 Janin Minggu ke-11.........................................................................28
Gambar 2.8 Janin Minggu ke-12.........................................................................29
Gambar 2.9 Janin Bulan ke-4 ..............................................................................30
Gambar 2.10 Janin Bulan ke-5.............................................................................30
Gambar 2.11 Janin Bulan ke-7.............................................................................31
Gambar 2.12 Janin Bulan ke-8.............................................................................32
Gambar 2.13 Janin Bulan ke-9.............................................................................33
Gambar 3.1 Pil KB...............................................................................................100
Gambar 3.2 KB Suntik.........................................................................................101
Gambar 3.3 KB Implant.......................................................................................102
Gambar 3.4 KB IUD............................................................................................102
Gambar 3.5 Kondom............................................................................................104

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar AKI dan AKB menurut WHO

Lampiran 2 : Lembar AKI dan AKB Kemenker RI

Lampiran 3 : Lembar AKI dan AKB profil Kesehatan Provinsi Papua

Lampiran 4 : Lembar AKI dan AKB profil Kesehatan Kabupaten Jayapura

Lampiran 5 : Lembar AKI dan AKB di Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura

Lampiran 6 : Lembar surat Persetujuan Pembimbing

Lampiran 7 : Lembar Surat Izin Pengambilan Kasus

Lampiran 8 : Lembar Surat Balasan Puskesmas Sentani

Lampiran 9 : Lembar Permohonan Responden dalam Pengambilan Kasus

Lampiran 10 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 11 : Lembar Liflet KB Suntik 3 Bulan

Lampiran 12 : Lembar Konsultasi LTA

Lampiran 13 : Dokumentasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Asuhan kebidanan komprehensif adalah pelayanan yang dicapai

ketika terjalin hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dengan

bidan. Asuhan kebidanan secara menyeluruh mulai dari hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir, sampai pelayanan kontrasepsi. Tujuan asuhan

kebidanan komprehensif yang diberikan yaitu untuk memberikan asuhan

kebidanan komprehensif secara intensif kepada ibu selama masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana

sehingga mencegah agar tidak terjadi komplikasi. Asuhan kebidanan

komprehensif dapat mengoptimalkan deteksi risiko tinggi maternal dan

neonatal sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Untari, 2020).

Asuhan kebidanan komprehensif yang tidak efektif dilakukan

dapat meningkatkan jumlah angka kematian ibu dan bayi. World Health

Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2015 menyatakan tingkat

AKI sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup (Podungge, 2020). Angka

Kematian Bayi (AKB) menurut (WHO, 2015) di Indoensia mencapai 27

per 1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi di Indonesia masih sangat

tinggi jika dibandingkan negara-negara lain yang ada di ASEAN seperti

Singapura yang hanya 3 per 1000 kelahiran hidup dan Malaysia yang

hanya 5 per 1000 kelahiran hidup (Annisa & Ismail (2020).

1
2

Ketidakefektifan asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan

tidak hanya berdampak pada peningkatan kematian ibu dan bayi,

melainkan berdampak juga terhadap peningkatan angka kematian pada

neonatal dan balita. Data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) AKI tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Walaupun terjadi kecenderungan penurunan AKI, namun tidak berhasil

mencapai target MDGs yang harus dicapai sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Neonatal

(AKN) sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran

hidup dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) 32 per 1.000 kelahiran

hidup (Kemenkes RI, 2019).

Beberapa Provinsi di Indonesia juga mengalami peningkatan angka

kemantian ibu dan bayi secara signifikan, salah satunya pada provinsi

Papua dimana jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dari data rutin pada

tahun 2017 diperoleh yakni sebanyak 111/100.000 kelahiran hidup.

Beberapa penyebab kematian ibu yang umum diketahui diantaranya adalah

perdarahan, infeksi, eklampsia. Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) dari

data rutin 2017 sebanyak 257/1.000 kelahiran hidup. Hal ini belum bisa

dijadikan acuan perhitungan angka kematian bayi karena beberapa

Kabupaten tidak melaporkan jumlah kematian bayi (Dinkes Provinsi

Papua, 2018).
3

Peningkatan angka kematian ibu dan bayi yang terjadi di Provinsi

berbeda jauh dengan kasus yang terdapat pada Kabupaten, seperti yang

terjadi pada kabupaten Jayapura dimana diperoleh Angka Kematian Ibu

(AKI) 119/100.000 kelahiran hidup. Pada Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kabupaten Jayapura yaitu sebanyak 55/1.000 kelahiran hidup sedangkan

pada kematian neonatal (0-28 hari) terdapat 52 kasus dan kematian pada

bayi (0-11 bulan) terdapat 59 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten

Jayapura, 2018).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada staf

Puskesmas pada tanggal 05 Desember 2020 di Puskesmas Sentani

Kabupaten Jayapura diperoleh hasil pada tahun 2018 terdapat 1 kasus

angka kematian ibu, 7 kasus pada kematian neonatus, 34 kasus pada

rujukan bayi, serta 235 kasus rujukan ibu hamil dan 15 kasus rujukan ibu

bersalin (PKM Sentani, 2020)

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) (Saifuddin,

2013). Dalam kehamilan akan terjadi komplikasi seperti abortus,

perdarahan, preeclampsia dan eklampsia untuk itu bidan melakukan

asuhan komprehensif dengan kunjungan ibu hamil yaitu dua kali pada

trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu), satu kali pada trimester

kedua (kehamilan diatas 12 minggu sampai 24 minggu) dan tiga kali pada
4

trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu) (Buku

Kesehatan Ibu dan Anak, 2020).

Kehamilan yang terjadi, akan membawa seorang ibu mengalami

proses persalinan. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Menurut Jannah (2017)

persalinan mencakup proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian

perubahan besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan

lahir. Dalam persalinan terdapat komplikasi seperti perdarahan dan

retensio plasenta. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka bidan

melakukan asuhan komprehensif dengan standar asuhan persalinan 60

langkah (Rohani dkk, 2014).

Persalinan yang terjadi pada seorang ibu akan mengalami proses

masa nifas yang dimulai setelah plasenta keluar sampai alat-alat

kandungan kembali normal seperti sebelum hamil dengan rentang waktu

kira-kira selama 6 minggu. Menurut Purwanti (2012) selama masa

pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik

secara fisik maupun psikologis. Komplikasi masa nifas diantaranya

perdarahan post partum, infeksi masa nifas, hipertensi dan gangguan

psikologis untuk itu bidan melakukan asuhan kebidanan komprehensif

dengan pemantauan kunjungan ibu nifas pada 6 jam-3 hari (KF 1), 4-28

hari (KF 2), 29-42 hari (KF 3) (Yudianti dkk, 2017).

Pengoptimalan terhadap bayi agar dapat lahir normal dimulai

ketika janin terbentuk yang dimana memantau perkembangan usia janin


5

dilakukan hingga bayi lahir secara normal. Bayi baru lahir normal adalah

bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41 minggu, dengan

presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina

tanpa memakai alat, yang menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam

uterus ke kehidupan luar uterus (Tando, 2016). Yang menjadi komplikasi

pada bayi baru lahir yaitu hipotermi, tetanus neonatorum, bayi berat lahir

rendah (BBLR) dan ikterus. Untuk itu bidan melakukan asuhan kebidanan

konprehensif dengan kunjungan neonatal secara berkala selama 3 kali

ketika bayi berusia 0-28 hari, dengan jadwal kunjungan neonatus pada

bayi usia 6-48 jam (KN 1), 3-7 hari (KN 2) dan 8-28 hari (KN 3)

(Rahmawati dkk, 2019).

Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha suami istri untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang dinginkan. Usaha tersebut meliputi

penggunaan alat kontrasepsi dan perencanaan keluarga berencana.

Menurut Purwoastuti dan Elisabeth (2015) keluarga berencana dirancang

agar setiap pasangan usia subur (PUS) dapat mengatur dengan baik waktu,

jumlah dan jarak kelahiran yang sehat dan ideal sesuai dengan tujuan

reproduksinya. Dengan perencanaan keluarga yang baik, kehamilan ibu

diatur agar tidak terjadi di usia terlalu muda, terlalu tua, kehamilan terlalu

rapat dan terlalu banyak sehingga menurunkan AKI dan AKB.

Berdasarkan data dan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada


6

Ny.T Umur 23 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 3 Hari di

Wilayah Kerja Puskesmas Sentani.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan Komprehensif di

Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura tahun 2020 berdasarkan

metode manajemen 7 langkah Varney dan SOAP

1.2.2 Tujuan khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten

Jayapura

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu

Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten

Jayapura

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Bayi

Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten

Jayapura

d. Mampu melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan

komprehensif di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten

Jayapura

e. Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan

di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura


7

1.3 Manfaat

a. Manfaat teoritis

Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta dapat

mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan Kb secara komprehensif

b. Manfaat praktis

1) Institusi pendidikan

Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan

penelitian asuhan kebidanan komprehensif.

2) Bagi penulis

Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta

menambah wawasan, meningkatkan pemahaman dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara komprehensif.

3) Bagi lahan praktek

Diharapkan dapat bermanfaat bagi lahan praktik sebagai masukan

dan pertimbangan dalam memberikan informasi asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan kebidanan komprehensif

1. Pengertian asuhan kebidanan komprehensif

Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan asuhan

kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dimulai dari hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pada keluarga

berencana. Asuhan kebidanan diberikan sebagai bentuk penerapan

fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan

pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan AKI dan AKB (Saifuddin, 2013). Asuhan kebidanan

komprehensif adalah asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

dimulai saat masa kehamilan, bersalin, bbl, nifas dan Kb dengan

pelayanan berkualitas (Walyani, 2015).

2. Tujuan asuhan kebidanan komprehensif

Tujuan dari asuhan kebidanan komprehensif dilakukan untuk

mengetahui tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, yang diberikan

mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta

pemilihan metode kontrasepsi keluarga berencana secara komprehensif

(Kemenkes, 2015).

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat

mengetahui hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak

hamil, bersalin, nifas sampai dengan Kb serta melatih dalam

8
9

melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi

masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera,

melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan (Sufiyah,

2017).

B. Konsep dasar asuhan kebidanan

2.1 Kehamilan

a. Defenisi kehamilan

Kehamilan adalah peristiwa pertemuan dan persenyawaan

antara sel telur dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata

rantai yang berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai dilahirkan (Manuaba, 2010).

Kehamilan menurut (Saifuddin, 2013) adalah sebagai fertilisai atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu (10 bulan atau 9 bulan).

Kehamilan merupakan kondisi dimana seorang wanita

memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan

pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal

periode menstruasi terakhir sampai melahirkan (Walyani dan

Endang, 2015).
10

b. Perubahan fisiologis kehamilan

Perubahan fisiolgis kehamilan menurut (Manuaba, 2010) dalam

bukunya yang berjudul Biologi Reproduksi yaitu :

1. Sistem reproduksi

a) Uterus

Uterus yang semula hanya seberat 30 gram akan

mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi

seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim

mengalami hyperplasi dan hipertrofi menjadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin. Estrogen menyebabkan hyperplasi

jaringan, progesterone berperan untuk elastisitas kelenturan

uterus.

b) Serviks

Pada saat kehamilan organ ini mengalami

hipervaskularasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan

akibat progesterone (tanda hegar), warna menjadi

livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat saat

kehamilan sehingga memberikan gejala keputihan.

c) Ovarium
11

Pada usia kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium

diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi

progesterone dan esterogen sehingga pada saat kehamilan

tidak terjadi kematangan ovum.

d) Payudara

Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa

tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi

kelenjar montomery, terutama di daerah areola dan papilla

akibat pengaruh melanofor. Bertambahnya sel-sel asinus

payudara, serta meningkatnya produksi zat-zat kasein,

laktoalbumin, sel-sel lemak, dan kolostrum karena hormone

somatomamotrofin.

e) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami hipervakularisasi

karena pengaruh progesterone dan estrogen berwarna

kebiruan (tanda chadwick) yang dimana akibat adanya

peningkatan pembuluh darah.

2. Sistem muskoloskeletal

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami

perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga

untuk kompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke

belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang

lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada


12

beberapa wanita. Ligament rotundum mengalami hipertropi

dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakkibatkan

rasa nyeri pada ligamen tersebut.

3. Sistem respirasi pada ibu hamil

Pada kehamilan, terjadi perubahan sistem respirasi

untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu, terjadi

desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar

pada kehamilan 32 minggu, sebagai kompensasi terjadinya

desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, maka ibu

hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari pada

biasanya.

4. Sistem kardiovaskuler

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu meningkatnya sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan dan perkembangan kebutuhan janin, terjadi

hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retroplasenter, pengaruh hormon estergen dan progesterone

makin meningkat. Curah jantung meningkat 30%

bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar 16

minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati

untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan


13

kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat

mengalami dekompensasi kordis.

5. Sistem endokrin pada ibu hamil

Sistem endokrin pada ibu hamil antara lain :

a) Kelenjar adrenal

Pada kehamilan hormone ini akan mengecil, sedangkan

hormone androstenodion, testosterone, dioksikortikosteron,

dan kartisol akan meningkat.

b) Kelenjar hipofisis

Kelenjar ini akan membesar ± 135%. Akan tetapi kelenjar

ini tidak begitu penting dalam kehamilan.

c) Kelenjar tyroid

Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tyroid

akan mengalami pembesaran kira-kira 13% akibat adanya

hiperflasi dan jaringan glandula dan peningkatan

vaskularitas. Pada saat kehamilan terjadi peningkatan

ambilan iodine yang meningkatkan laju filtrasi glomelurus,

sehingga terjadi hipertiroid pada ibu hamil.

6. Sistem perkemihan

Ureter membesar, dan tonus otot saluran kemih

menurun akibat pengaruh esterogen dan progesterone. Kencing

lebih sering (polyuria), laju filtrasi meningkat hingga 60%-


14

150%, dinding saluran kemih bisa tertekan oleh pembesaran

uterus, namun ini dianggap normal.

7. Sistem pencernaan

Karena pengaruh hormon estrogen pengeluaran asam

lambung meningkat sehingga menyebabkan pengeluaran air

liur berlebihan (hiperslivasi), lambung terasa panas, terjadi

mual dan sakit kepala terutama pagi hari (morning sikness),

muntah (emesis gravidarum), progesterone menimbulkan gerak

usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi

8. Sistem integument (kulit)

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmentasi pada striae gravidarum livide atau alba,

areola mamae, papilla mamae, linea nigra, kloasma

gravidarum. Setelah persalinan hiperpigmentasi akan

menghilang

9. Berat badan

Berat badan ibu hamil akan terjadi kenaikan berat badan

sekitar 0,5 kg/minggu. Perkiraan peningkatan berat badan,

berat janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1

kg, timbunan lemak 1,5 kg, timbunan protein 2 kg, retensi air

garam 1,5 kg

c. Perubahan psikologis kehamilan


15

Perubahan psikologis kehamilan menurut (Saleha, 2013) yaitu:

1. Pada kehamilan Trimester I

Pada masa ibu hamil biasanya merasakan kekecewaan,

penolakan kecemasan, dan kesedihan akibat ketidaknyamanan

yang mulai dirasakan ibu. Setiap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Hasrat

untuk melakukan hubungan seks pada wanita trimester I

berbeda-beda, biasanya banyak mengalami penurunan. Hal ini

dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara

dan kekhawatiran

2. Pada kehamilan Trimester II

Pada masa ini ibu hamil mulai merasa sehat dan

mengharapkan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan

mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih

kontruktif. Biasanya libido mulai meningkat kembali karena

sudah merasa lepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman

seperti dirasakan pada trimester I

3. Pada kehamilan trimester III

Pada masa ini ibu hamil biasanya mulai

mengkhawatirkan mengenai proses persalinan, serta

kekhawatiran akan kondisi bayinya. Rasa tidak nyaman akibat

kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh, jelek, merasa

kehilangan perhatian, serta gangguan body image. Pada


16

trimester ini, ibu hamil memerlukan dukungan dari suami,

keluarga dan bidan

d. Tanda-tanda kehamilan

Kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap

beberapa tanda dan gejala kehamilan (Hani, 2011)

1. Tanda dugaan hamil

a) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graff dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat

diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid

terakhir (HPHT) dan digunakan untuk memperkirakan usia

kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi amenorea juga

dapat disebabkan oleh penyakit kronis tertentu tumor

pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan

kehamilan

b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan

menimbulkan mual dan muntah yang terjadi pada pagi hari

yang disebut morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini

masih fisiologi, tetapi bila terlampau sering dapat


17

menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut

hyperemesis gravidarum.

c) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan

tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam

sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

akan menghilang dengan tuanya kehamilan.

d) Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika

berada pada tempat yang ramai, biasanya akan menghilang

setelah 16 minggu.

e) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari

penurunan kecepatan basal metabolism (basal metabolisme

rate-BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring

pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme

hasil konsepsi

f) Payudara tegang

Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus

pada payudara, sedangkan progesterone menstimulasi

perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama


18

somatomatropin, hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama

dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta

pengeluaran kolostrum.

g) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi

yang sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan

uterus ke kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya

keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa

timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan

menekan kembali kandung kemih.

h) Konstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

i) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi

ini meliputi tempat-tempat seperti pada sekitar pipi

kloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,

hidung, pipi dan leher, sekitar leher tampak lebih hitam,


19

dinding perut striae lividae/gravidarum (terdapat pada

seorang primigravida, warnanya membiru) striae nigra,

linea alba menjadi lebih hitam (linea grisae/nigra), sekitar

payudara hiperpigmentasi areola mamae sehingga

terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda

dari setiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit

putih, coklat tua pada wanita berkulit coklat dan hitam pada

wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomery

menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.

Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat

pembesaran bagian tersebut

j) Epulis

Hipertropi papila ginggivael gusi, sering terjadi pada

triwulan pertama.

k) Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang

mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalia

eksternal, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan

pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2. Tanda-tanda kemungkinan hamil (probability sign)


20

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis

yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil

a) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

ke empat kehamilan.

b) Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya

isthimus uteri.

c) Tanda goodel

Tanda goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang

tidak hamil melunak seperti bibir.

d) Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan

mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.

e) Kontraksi Braxton hick

Kontraksi Braxton hick merupakan peregangan sel-

sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin, di dalam

uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri,

biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi

baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada

trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat


21

frekuensinya. Lamanya dan kekuatannya sampai mendekati

persalinan.

f) Teraba balotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan

janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan

oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti janin saja tidak

cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri

g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest)

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya

human chorionic gonadotropin (HCG) yang diproduksi

oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon

direksi peredaran darah ibu (pada plasma darah) dan

diekskresi pada urin ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi

pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat

pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia

gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.

3. Tanda pasti (posstive sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa

a) Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.


22

b) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan jelas pada usia 12 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiograf (dopler). Dengan

menggunakan leanec, DJJ baru dapat didengar pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

c) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester

akhir). Bagian janin ini dapat dilihat dengan sempurna lagi

menggunakan USG

d) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG.

e. Pertumbuhan dan perkembangan janin

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur

(ovum) dengan sebuah sel sperma (spermatozoa) yang disebut

dengan zigot. Di dalam perut ibu, zigot akan tumbuh berkembang

menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam

perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin

trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga (Astuti,

2012)

1. Tahapan perkembangan janin trimester pertama


23

Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dana

perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi.

Semua cikal bakal organ penting janin terbentuk di trimester

ini. Yang harus diperhatikan benar, kurun waktu ini amat

rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.

a) Bulan pertama

Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal

janin. Kurang lebih satu jam setelah proses peleburan sel

telur dan sel sperma, semua aspek pendukung kehidupan,

berupa materi genetik yang disebut gen, saling

dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode

menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab

tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan

hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara

sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh

bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Selama masa ini,

yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan

oksigen. Sel-sel telur yang berada di dalam rahim,

berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari.

Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai

proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang

menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur yang

bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel


24

sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel

saja yang bisa menembus indung telur.

Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu

kedua. 30 jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah

menjadi dua. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di

dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah

menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai

berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga

pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan

membantu blastocyst terpaut pada endometrium.

Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, ibu

mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur

yang telah membelah menjadi sangat kecil, berdiameter

0,1-0,2 mm.

Pada minggu ke-4, darah mulai mengalir dari

plasenta ke janin. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi

antara ibu dan embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan,

memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh,

seperti lidah, esophagus, dan lambung. Selain itu ginjal,

hati, kantung empedu dan pankreas berkembang untuk

beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid

dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera dan organ

reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2


25

hingga 3,5 mm jantung mulai berdenyut dan sistem

peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski

masih dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta

bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-

hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan

proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin, sampai

mensuplai nutrisi dan oksigen.

Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap

pertumbuhan embrio berbentuk mangkuk yang terdiri atas

dua sel atau masa embrio dini setelah masa blastula yaitu

struktur bulat, hasil pembelahan zigot. Tahap kedua yang

disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah minggu.

Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan

baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ

dasar bayi mulai berbentuk dari susunan sel. Meskipun

bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia

dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan

telinga dan kaki mulai dapat dikenali.

Sumber https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gasttrula
Gambar 2.1 Blastula dan Gastrula
26

b) Bulan kedua

Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-

7 mm. pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan

alat pencernaan makin sempurna.

Sumber:https/hamil.co.id/perkembangan janin
Ganbar 2.2 Janin minggu ke 5

Pada minggu ke 6, presentase perkembangan embrio sudah

lebih besar dibanding dari minggu-minggu sebelumnya,

yaitu 5 mm. bentuknya melengkung seperti udang. Pada

minggu ini kepala dan leher sudah mulai muncul, dan mata

yang letaknya masih berjauhan juga sudah ada. Selain itu

hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat

walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran

darah dan organ-organ penting tubuh seperti ginjal, hati

sistem pencernaan sudah mulai terbentuk.


27

Sumber:https/hamil.co.id/perkembangan janin
Gambar 2.3 Janin minggu ke-6

Pada minggu ke-7, besarnya embrio seukuran kuku

jari kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan

berkembang dengan cepat. Tonjolan-tonjolan yang di

minggu sebelumnya masih tampak pada rangka, pada

minggu ini sudah jelas.

Sumber:https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.4 janin minggu ke-7

Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai

kisaran 2731 mm. secara keseluruhan embrio makin

menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 13-15 gram.

Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum

sempurna.
28

Sumber:https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.5 janin minggu ke-8

Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak

secara tak tertatur, yang jika dijumlahkan rata-rata

sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam. Janin di usia dua

bulan, tubuh embrio semakin menyerupai bayi. Cikal bakal

mata janin tampak berupa dua bintik hitam.

c) Bulan ke tiga

Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si

embrio ganti nama, jadi janin. Panjang janin ini adalah 3

cm dengan berat sekitar 2 gram, sudah punya tangan yang

besarnya sekacang kapri dan jari sudah mulai terbentuk.

Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Di minggu ini organ

genital sudah mulai terlihat jelas.

Minggu ke-10, panjang janin 4,5 cm dengan berat 5

gram. Rahang atas dan bawah sudah terbentuk dan janin

sudah mulai memproduksi air seni. Bentuk janin sudah

hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang

mulai terbentuk.
29

Sumber:https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.6 Janin minggu ke-9 dan 10

Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan

lengkap dan mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm, dengan

berat 10 gram. Rambut, kuku dan jari tangan dan kaki

sudah tumbuh. Janin sudah mulai bergerak dan bisa

meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah posisinya.

Sumber:https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.7 Janin minggu ke-11

Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus

bertumbuh dan berkembang kian sempurna.

Sumber:https://www.ruangmom.com/perkembangan-janin
Gambar 2.8 Janin minggu ke-12
30

Di usia 3 bulan, sistem saraf dan otot janin

mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini janin

juga mulai mampu mencerna makanan

2. Pertumbuhan janin trimester kedua

Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan

percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh

jaringan dan organ tubuh.

d) Bulan ke empat

Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak

kepala sampai bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm dengan

berat kira-kira 20 gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh

janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo.

Pada minggu ke-16, panjang janin mencapai

taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks

gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana,

biasanya terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga

mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari

luar kantong ketuban. Termasuk detak jantung ibu bahkan

suara-suara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau

teriakan maupun sapaan lembut.


31

Sumber:https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.9 janin bulan ke-4

e) Bulan ke lima

Pada bulan ke lima, berat dan panjang janin

semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang

janin adalah 14 cm dengan panjang kira-kira 18 cm. pada

minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami

pematangan fungsi dan perkembangan.

Sumber :https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.10 Janin bulan ke-5

Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu

sekelilingnya. Di usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa

saja yang terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian dari

kehipannya. Dia sering meraba-raba kantong amnion

(ketuban) dengan kedua tangan. Kalau bosan bermain

dengan kantong amnion, janin akan mencoba menyentuh

tubuhnya sendiri.

3. Perubahan janin trimester ke tiga


32

Pada trimester ke tiga, masing-masing fungsi organ

tubuh semakin matang. Gerakan janin makin kuat dengan

intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun

kian mudah didengar.

f) Bulan ketujuh

Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram

dengan panjang rata-rata 37 cm. kelahiran bayi prematur

mesti diwaspasdai karena umumnya meningkatkan

keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya.

Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-200 gram

dengan panjang tubuh 42 cm.

Sumber :https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.11 Janin bulan ke-7

g) Bulan ke delapan

Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram

dan panjangnya sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram,

namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya

sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting

karena kematangan paru-paru sangat menentukan

kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.


33

Sumber :https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.12 Janin bulan ke-8

h) Bulan ke sembilan

Pada minggu ke-36, berat bayi harusnya mencapai

2500 gram dengan panjang 46 cm. pada minggu ke-37,

dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi

dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ

tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi

biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir,

kendati sebagian kecil diantaranya dengan posisi sungsang.

Pada minggu ke-38, berat bayi sekitar 3100 gram dengan

panjang 48 cm. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia

kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia

kehamilan 38 minggu.

Di usia kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat

sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada

minggu ke-40, panjang bayi mencapai kisaran 45-55 cm

dan berat 3300 gram dan siap dilahirkan.


34

Sumber :https/hamil.coid/perkembangan-janin
Gambar 2.13 Janin bulan ke-9

f. Kebutuhan dasar trimester

Kebutuhan dasar trimester ibu hamil Menurut (Saleha, 2013) yaitu

sebagai berikut :

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan

bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi

yang dikandung.

2. Nutrisi

Di trimester ke III, ibu hamil butuh bakal energi

cadangan energi untuk persalinan kelak. Maka dari itu ibu perlu

memakan makanan yang bergizi, gizi waktu hamil juga perlu

ditingkatkan hingga 300 kalori per hari. Pertumbuhan otak

janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terkahir

menjelang persalinan, karena itu jangan sampai kekurangan

gizi. Berikut adalah gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan

pada kehamilan trimester ke III, tanpa mengabaikan gizi

lainnya :
35

a) Kalori

Kebutuhan kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah

2500 kg kalori setiap harinya, dengan berat badan ibu hamil

akan terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu.

b) Protein

Jumlah protein yang dibutuhkan ibu hamil adalah

85 gram per hari yang bersumber dari tumbuhan (kacang-

kacangan), hewan (ikan, ayam, telur). Difisiensi protein

dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema.

c) Asam folat

Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil 400

mikro gram per hari. Kekurangan asam folat dapat dapat

menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.

d) Yodium

Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa

tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisme sel

baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini,

akibatnya proses perkembangan janin, termask otaknya

terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil. Angka

ideal untuk mengkonsumsi yodium adalah 175 mikrogram

per hari.
36

e) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari.

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, bagi

pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang

mudah diperoleh adalah susu, keju, youghurt, dan kalsium.

Difisiensi kalsium dapat mengakibatkan riketsia pada bayi.

f) Air

Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru,

mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses

metabolism zat-zat gizi, serta mempertahankan volume

darah yang meningkat selama masa kehamilan. Sebaiknya

minum 8 gelas air putih per hari untuk menjaga

keseimbangan suhu tubuh, selain air putih bisa ditambah

dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buhan. Serta

sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein

dan pemanis buatan.

3. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung

memiliki lipatan-lipatan kulit menjaddi lebih lembab dan dapat

dengan mudah kuman berinvestasi. Selain itu daerah yang vital

juga memerlukan perawatan yang khusus dikarenakan pada


37

masa hamil terjadi pengeluaran sekret vagina. Selain mandi,

mengganti celana dalam secara rutin juga sangat dianjurkan.

4. Pakaian-pakaian yang baik bagi wanita hamil seperti pakaian

longgar, nyaman, dan mudah dikenakan (bahan pakaian yang

dapat menyerap keringat), menggunakan bra yang dapat

menyokong payudara dan bersih, memakai sepatu hak rendah

5. Seksual

Wanita hamil tidak ada larangan untuk melakukan

hubungan seksual selama tidak mengganggu kehamilan dan

tidak memiliki riwayat seperti sering abortus, kelahiran

prematur, perdarahan pervaginam, koitus harus dilakukan

dengan hati-hati terutama pada minggu kehamilan pertama, bila

ketuban sudah pecah maka dilarang koitus karena dapat

menyebabkan infeksi janin dan intra uteri

6. Mobilisasi dan body mekanik

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang

punggung bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser

lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.

Keluhan yang sering muncul akibat perubahan ini adalah rasa

kebal di punggung dan kram di kaki saat tidur. Beberapa

pencegahan antara lain menggunakan sepatu hak rendah, posisi

tubuh saat mengangkat beban harus tegak lurus, tidur dengan


38

posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak,

hindari duduk/berdiri terlalu lama

7. Istirahat/tidur yang cukup

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat yang cukup.

Usahakan tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam. Posisi tidur

ibu hamil yang paling dianjurkan adalah tidur miring ke kiri,

posisi ini berguna untuk mencegah varises, sesak nafas,

bengkak pada kaki, serta dapat memperlancar sirkulasi darah

yang penting buat pertumbuhan janin.

8. Eliminasi

Keluhan ibu yang sering muncul pada ibu hamil

berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK.

Konstipasi terjadi karena hormon progesterone yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot

usus. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum

air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong,

meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong

dapat merangsang gerakan peristaltik usus. Setelah terasa ada

dorogan ingin BAB, segeralah untuk buang air besar agar tidak

terjadi konstipasi.

9. Senam hamil
39

Senam hamil bukanlah keharusan, namun dengan

senam hamil dapat memberikan banyak manfaat antara lain

memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi pembengkakan,

memperbaiki keseimbangan otot, mengurangi risiko gangguan

gastro intestinal, mengurangi kram, menguatkan otot perut.

g. Tanda-tanda bahaya kehamilan

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan menurut (Saleha, 2013) yaitu

sebagai berikut :

1. Perdarahan

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang

normal. Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan

mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting di sekitar

waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadinya

implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan, perdarahan

ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh (erosi),

mungkin normal atau disebabkan oleh infeksi. Perdarahan yang

sering terjadi yaitu diakibatkan oleh plasenta previa dan solusio

plasenta.

2. Sakit kepala hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang

serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak

hilang dengan beristirahat.


40

3. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang

setelah beristirahat bisa berarti appendicitis, abortus, penyakit

radang panggul, persalinan preterm, gastritis dan infeksi

kandung kemih.

4. Keluar cairan pervaginam

Jika ibu mengeluarkan cairan-cairan tidak terasa,

berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang keluar adalah

cairan ketuban, jika kehamilan tidak cukup bulan, waspada

terjadinya persalinan preterm dan komplikasi intrapartum.

5. Anemia

Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus,

partus prematuritas, IUGR, infeksi, hyperemesis, dan lain-lain.

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat

dilakukan dengan anamnesa serta ditunjang dengan

pemeriksaan kadar haemoglobin. Sedangkan pada anamnesa

akan didapatkan keluhan seperti sering pusing, mata berkunag-

kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil

muda serta mengalami 5 L yaitu letih, lemah, lesu, lelah dan

lunglai.

6. Gerak janin berkurang

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan

gerakannya. Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam, jika kurang


41

dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam

rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin

7. Abortus

Abortus didefinisikan sebagai ancaman atau

pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo,

2011). Abortus dapat dikelompokkan menjadi 6 macam yaitu

sebagai berikut:

a) Abortus iminens (keguguran yang mengancam)

Abortus iminens adalah terjadinya perdarahan dalam

rahim pada tahap awal kehamilan dimana embrio masih

utuh dalam rahim, pada tahap ini biasanya perdarahan

hanya sedikit atau agak banyak disertai rasa mules.

b) Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)

Abortus insipiens adalah abortus yang sedang

mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar

dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasilnya

konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses

pengeluaran. Penderita akan merasa mules karena kontraksi

yang sering dan kuat, perdarahannya bertambah sesuai

dengan pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan.

c) Abortus komplitus (keguguran lengkap)


42

Abortus komplitus adalah hasil konsepsi telah lahir

dari kavum uteri pada kehamilan dari 20 minggu atau berat

janin kurang dari 500 gram. Semua hasil konsepsi telah

dikeluarkan, ostium uteri telah menutup, uterus sudah

mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak

sesuai dengan umur kehamilan.

d) Abortus inkomplitus (keguguran bersisa)

Abortus inkomplitus adalah sebagian hasil konsepsi

telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.

Batasan ini juga masih terpancang pada umur kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram. Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di

dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis

servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum

uteri atau menonjol pada ostium eksternum.

e) Abortus tertahan (missed abortion)

Abortus tertahan adalah abortus yang ditandai dnegan

embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan

sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhya

masih tertahan dalam kandungan. Bila missed abortion

berlangsung lebih dari 4 minggu harus diperhatikan

kemungkinan terjadinya gangguan pengentalan darah oleh


43

karena hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa

koagulasi sebelum tindakan evakuasi dan kuretase.

f) Abortus habitualis (abortus berulang)

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi

3 kali atau lebih berturut-turut. Pasien dengan abortus

habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil

kembali, tetapi kehmailannya berakhir dengan keguguran

atau abortus secara berturut-turut.

h. Asuhan kehamilan

Pemeriksaan antenatal tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar (14 T) (Nurjasmi, dkk

2016) terdiri dari :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari

9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya

menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil.

Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan

risiko untuk terjadinya CPD (Cephal Pelvic Disproportion).


44

2. Ukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertensi disertai odema wajah dan atau tungkai

bawah dan atau proteinuria)

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontrak

pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu

hamil berisiko KEK. Kurang energy kronis di sini maksudnya

ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang

dari 23,5 cm. ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan

bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri ada setiap kali

kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan

janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi

fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada

gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24 minggu.

Menurut Mc. Donald hubungan antara tinggi fundus uteri dan

tuanya kehamilan adalah :


45

Tinggi fundus uteri (cm) = tuanya kehamilan


3,5 cm dalam bulan

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Menetukan presentasi janin dilakukan pada akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.

Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau

kepala janin belum masuk pintu atas panggul berarti ada

kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian

DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya

gawat janin.

6. Tafsiran berat janin

Tafsiran berat janin adalah salah satu cara menafsir

berat janin ketika masih di dalam uterus. Apabila mengetahui

berat badan janin yang akan dilahirkan, maka bidan dapat

menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi keterlambatan

penanganan. Selain itu dengan mengetahui taksiran berat janin,

penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan

pervaginam secara spontan atau tidak. Berat janin = TFU-

12x155 (jika kepala belum masuk PAP), berat janin = TFU-

11x155 (jika kepala sudah masuk PAP)

7. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)


46

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu

hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama,

ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian

imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status

imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status

imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi.

Tabel 2.1 Pemberian vaksin TT

Pemberian Selang waktu minimal Lama


perlindungan
TT1 Saat kunjungan pertama Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setela1h TT2 6 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 ≥ 25 tahun
Sumber : (Walyani dan Endang, 2015)

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil

harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam

folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak

kotak pertama. Kebijakan program kesehatan ibu dan anak

(KIA) di Indonesia saat ini pemberian tablet Fe (320 mg Fe

Sulfat dan 0,5 mg asam folat) untuk semua ibu hamil sebanyak

1 kali tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi


47

kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 100 mg.

Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi

2-3 kali satu tablet/hari selama 2-3 bulan dilakukan,

pemantauan Hb (bila masih anemia), pemeriksa sampel tinja

untuk melihat kemungkinan adanya cacing tambang dan parasit

lainnya, dan pemeriksaan darah tetapi terhadap parasit malaria

(di daerah endemik).

9. Periksa laboratorium

Periksa laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,

haemoglobin darah, protein urin dan pemeriksaan spesifik

darah/epidemic (malaria, IMS, HIV dan lain-lain). Sementara

pemeriksaan laboratorium khusus darah pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil

yang melakukan kunjungan antenatal.

10. Perawatan payudara

Perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali

sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu

11. Senam hamil

Senam hamil dilakukan pada usia kehamilan di atas 22 minggu

12. Pemberian obat malaria


48

Diberikan pada ibu hamil pendatang dari daerah malaria

juga kepada ibu dengan gejala malaria yakni panas tinggi

disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif

13. Pemberian kapsul minyak yodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan

yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap

tumbuh kembang manusia

14. Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal yang meliputi kesehatan ibu perilaku

hidup bersih, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan

perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,

asupan gizi seimbang serta gejala penyakit menular dan tidak

menular, penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di

daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil

dengan IMS dan TB daerah epidemic rendah, inisasi Menyusui

Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif, KB paska persalinan

dan imunisasi.

2.1 Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah suatu persalinan yang dimulai secara

spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian


49

selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam

presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu

lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam

kondisi sehat (Mochtar, 2011).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir

dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup

bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan

lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Sulfianti dkk, 2020).

Persalinan adalah proses normal, berupa kontraksi uterus

involunter yang efektif dan terkoordinasi, yang menyebabkan

penipisan dan dilatasi serviks secara progesif serta penurunan dan

pelahiran bayi dan plasenta, dan proses tersebut merupakan proses

alamiah (Manuaba, 2010).

b. Perubahan fisiologis persalinan

Perubahan fisilogis yang terjadi pada persalinan kal I, kala II, kala

III dan kala IV (Kuswanti dan Melina, 2014)

1. Kala I

a) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat dalam kontraksi uterus

dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan


50

kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi

uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk

persalinan, sehingga untuk memastikan tekanan darah yang

sesungguhnya diperlukan pengukuran diantara kontraksi/di

luar kontraksi. Jika ibu dalam keadaan sangat takut,

mungkin rasa takut itulah yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah, sehingga diperlukan asuhan yang

mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks.

b) Perubahan metabolisme

Selama persalinan metabolisme karbohidrat naik

secara perlahan. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh

kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kegiatan

metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan

suhu badan, denyut nadi, pernapasan, kardiak output dan

kehilangan cairan.

c) Perubahan suhu badan

Selama persalinan suhu badan akan sedikit

meningkat, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan

segera turun setelah kelahiran. Kenaikan dianggap normal

jika tidak melebihi 0,5-1ºC. Suhu badan yang naik sedikit

merupakan keadaan yang wajar, tetapi bila keadaan ini

berlangsung lama, kenaikan ini mengindikasikan adanya

dehidrasi.
51

d) Perubahan denyut jantung

Denyut jantung di antara kontraksi sedikit tinggi

disbanding selama perode persalinan atau sebelum masuk

persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam

metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut

jantung yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal,

meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk

mengidentifikasi adanya infeksi.

e) Pernapasan

Pernapasan terjadi sedikit kenaikan disbanding

dengan sebelum persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat

disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta

penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar. Untuk itu

diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernapasan

(untuk menghindari hiperventilasi) yang telah ditandai oleh

adanya perasaan pusing.

f) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini

disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta

filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke renal. Polyuria

tidak begitu kelihatan dalam posisi terlentang, yang

mempunyai efek mengurangi aliran urin selama kehamilan.

Kandung kemih harus sering dikontrol (setiap 2 jam) yan


52

bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian

terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta

menghindari retensi urin setelah melahirkan. Protein dalam

urin (+1) selama persalinan merupakan hal yang wajar,

tetapi protein urin (+2) merupakan hal yang tidak wajar,

keadaan ini lebih sering pada ibu primipara, anemia,

persalinan lama atau pada kasus pre eklampsia.

g) Perubahan gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan

makanan padat berkurang, yang akan menyebabkan

pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan

menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh dapat

menimbulkan ketidaknyamanan, oleh karena itu ibu

dianjurkan tidak makan terlalu banyak atau minum

berlebihan, tetapi makan dan minum semuanya untuk

mempertahankan energy dan hidrasi.

h) Perubahan hematologis

Hb akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan

dan kembali ke tingkat pra persalinan pada hari pertama

setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah

selama persalinan, waktu koagulasi berkurang dan akan

mendpat tambahan plasma selama persalinan. Jumlah sel

darah putih akan meningkat secara progresif selama kala I


53

persalinan sebesarr 5000 s/d 15000 WBC sampai dengan

akhir pembukaan lengkap. Gula darah akan turun selama

persalinan dan akan turun secara mencolok pada persalinan

yang mengalami penyulit atau persalinan lama, hal ini

disebabkan karena kegiatan uterus dan otot-otot kerangka

tubuh.

i) Perubahan endokrin

Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan

dimana terjaddi penurunan kadar progesteron dan

peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin.

j) Perubahan integument

Adaptasi sistem integument khususnya

distensibilitas yang besar pada introitus vagina yang

terbuka. Derajat distensibilitas bervariassi pada ibu yang

melahirkan. Walaupun tanpa episiotomy atau laserasi,

robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina mungkin

terjadi.

k) Perubahan muskuloskeletal

Perubahan metabolisme dapat mengubah

keseimbangan asam basa, cairan tubuh, dan darah sehingga

menambah terjadinya kram pada kaki. Sistem

muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan.

Diaphoresis, keletihan, proteinuria (+1), dan kemungkinan


54

peningkatan suhu menyertai aktivitas otot yang menyolok.

Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan dengan

posisi janin) terjadi sebagai akibat semakin renggangnya

sendi pada masa aterem.

l) Sistem reproduksi

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan

pada otot polos uterus dan penurunan hormone progesteron

yang menyebabkan keluarnya hormone oksitosin. Kontraksi

uterus dimulai dari fundus uteri menjalar ke bawah, fundus

uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin ke

bawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya

mengikuti tarikan dari segmen atas rahim, akhirnya

menyebabkan serviks menjadi lembek dan membuka. Kerja

sama antara uterus bagian bawah dan uterus bagian atas

disebut polaritas.

2. Kala II

a) Kontraksi, dorongan otot-otot dinding

Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat

tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan satu-

satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini

dikendalikan oleh saraf intrinsik, tidak disadari, tidak dapat

diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama

kontraksi.
55

b) Uterus

1) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan

palpasi akan teraba keras saat kontraksi.

2) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks,

merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini

mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus.

3) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus

membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada

keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk

cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin band

4) Perubahan bentuk : bentuk uterus menjadi oval yang

disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula

membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus

bertambah panjang 5-10 cm.

3. Kala III

a) Pelepasan plasenta

Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan

kontraksi yang mengakibatkan penciutan kavum uteri,

tempat implantasi plasenta. Hal ini mengakibatkan

plasenta lepas dari tempat implantasinya. Tanda-tanda

pelepasan plasenta, adanya semburan darah tiba-tiba,

tali pusat memanjang dan perubahan posisi uterus

b) Pengeluaran plasenta
56

Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen

bawah rahim, kemudian melalui serviks, vagina dan

dikeluarkan ke introitus vagina.

4. Kala IV

Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran

bayi, uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat kecil yang

mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan

plasenta, dimana nantinya akan memisahkan plasenta dari

tempat lekatnya. Kontraksi uterus setelah persalinan bayi

menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya

menyuplai darah ke plasenta. Selama empat sampai lima

minggu pertama setelah persalinan, uterus mengalami

involusi beratnya menjadi kurang dari setengah berat segera

setelah pasca persalinan dan dalam empat minggu uterus

sudah sekecil seperti sebelum hamil.

c. Perubahan psikologis persalinan

Perubahan psikologis (Purwoastuti, 2014) yang dialami oleh ibu

bersalin adalah :

1. Perasaan tidak enak.

2. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.

3. Sering memikirkan persalinan apakah berjalan normal.

4. Menganggap persalinan sebagai percobaan.


57

5. Khawatir akan sikap penolong persalinan, khawatir akan

keadaan bayinya.

6. Cemas akan perannya sebagai ibu.

d. Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda persalinan (Mochtar, 2011) dibagi menjadi 2 yaitu

sebagai berikut :

1. Tanda-tanda permulaan persalinan

a) Lightening atau setting, yaitu kepala turun memasuki pintu

atas panggul, terutama pada primigravida. Sedangkan pada

multipara hal tersebut tidak begitu jelas.

b) Perut terlihat lebih melebar dan fundus uteri turun.

c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih karena kandung

kemih tertekan oleh bagian bawah janin.

d) Rasa nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus, kadang disebut fase labour pains

(fase persalinan semu).

e) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah dan mungkin bercampur darah (bloody show).

2. Tanda-tanda pasti persalinan

a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,

dan teratur.

b) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih

banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.


58

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d) Serviks mendatar dan telah ada pembukaan pada

pemeriksaan dalam.

e. Sebab mulainya persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan (Manuaba, 2010) yaitu :

1. Penurunan hormone progesterone

Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun otot rahim

sensitiv sehingga menimbulkan his.

2. Keregangan otot-otot

Otot rahim akan meregang dengan majunya kehamilan, oleh

karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya atau mulai persalinan.

3. Peningkatan hormone oksitosin

Ada akhir kehamilan hormone oksitosin akan bertambah

sehingga dapat menimbulkan his.

4. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar suparenal pada janin memegang peranan

dalam proses persalinan, oleh karena itu pada anencephalus

kehamilan lebih lama dari biasanya.

5. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan dari desidua meningkat saat

umur kehamilan 15 minggu. Hasil percobaan menunjukkan

bahwa prostaglandin pada setiap umur kehamilan.


59

6. Plasenta menjadi tua

Dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, vili corialis

mengalami perubahan sehingga kadar progesterone dan

esterogen menurun.

f. Tahap-tahap persalinan menurut JNPK-KR (2017) yaitu :

1. Kala I

a) Fase laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm dan

dapat berlangsung hampir atau hingga delapan jam.

b) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi akan meningkat secara

bertahap, dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Dari

pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10

cm, akan terjadi dengan kecepatan 1 cm per jam (pada

primigravida) dan lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multigravida) dan terjadi penurunan bagian terbawah

janin.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks

sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Adapun yang


60

menjadi tanda gejala kala II yaitu ibu merasa ingin meneran

bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya

peningkatan tekanan pada rektum adan atau vagina, perineum

menonjol, vulva vagina dan spingter ani membuka dan

meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

3. Kala III (kala uri)

Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berkahir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala tiga

persalinan otot uterus terus berkontraksi mengikuti penyusutan

ukuran ini mengakibatkan berkurangnya ukuran tempat

perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin

kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta

akan melipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.

Setelah lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau ke

dalam vagina.

4. Kala IV

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan

berakhir setelah dua jam dari lahirnya plasenta. Pada fase ini

dilakukan observasi terhadap keadaan umum pasien, nadi,

kontraksi otot, keadaan kandung kemih dan jumlah perdarahan

selama dua jam pertama.

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


61

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

(Nurwiandani, 2018) yaitu :

1. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar )

Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu

mengedan, kontraksi diafragma, dan ligamentum action

terutama ligamentum rotundum.

2. Passage (faktor jalan lahir )

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan

servik dan perubahan pada vagina dan dasar panggul.

3. Passager

Passager utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran

kepala janin lebih lebar dari pada bagian bahu, kurang lebih

seperempat dari panjang ibu 96% bayi dilahirkan dengan

bagian kepala lahir pertama. Passanger terdiri dari janin,

plasenta, dan selaput ketuban.

4. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalannya perawatan antenatal (petunjuk

dan persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien

untuk bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap

rasa nyeri persalinan

h. Mekanisme persalinan

Keluarnya janin dalam rahim pada proses persalinan, janin harus

melalui beberapa mekanisme persalinan (Cunningham, 2012) :


62

1. Engagement

Engagement adalah mekanisme yang digunakan oleh

diameter biparietal diameter transversal terbesar kepala janin

pada presentasi oksiput untuk melewati pintu atas panggul

2. Desensus

Desensus adalah karena faktor tekanan cairan amnion,

tekanan langsung fundus, usaha mengejan yang menggunakan

otot-otot abdomen dan ekstensi serta penelusuran badan janin

3. Fleksi

Setelah kepala janin terjadi desensus, kepala akan

tertahan oleh serviks, dinding panggul, dengan demikian akan

fleksi, dagu janin akan mendekati dadanya dan diameter sub

oksipitalis bregmantika yang lebih pendek menggantikan

diameter oksipitofrontal yang lebih panjang

4. Rotasi internal

Kepala janin akan bergerak dari posisinya menuju

anterior, menuju simpisis pubis atau yang lebih jarang ke

posterior, menuju lubang sacrum

5. Ekstensi

Setelah kepala yang terfleksi maksimal mencapai vulva,

kepala akan mengalami ekstensi untuk melewati pintu keluar

vulva yang mengarah ke atas dan ke depan. Kepala dilahirkan


63

melalui ekstensi terlebih dahulu, kemudian lahir oksiput,

bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu.

6. Rotasi eksternal

Gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin

berfungsi membawa diameter biakromionnya berhimpit dengan

diameter anterio posterior pintu bawah panggul, dengan

demikian satu bahu akan terletak anterior di belakang dan yang

lain di posterior

7. Ekspulsi

Setelah kedua bahu tersebut lahir sisa badan bayi lainnya akan

segera terdorong ke luar.

i. Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan untuk memantau

kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan

klinik (Kuswanti dan Melina, 2014). Partograf dilengkapi halaman

depan dan halaman belakang untuk diketahui dengan lengkap proses

persalinan kala I sampai dengan IV (Nurjasmi dkk, 2016).

1. Penggunaan partograf

a) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan bagian

penting asuhan persalinan. Partograf harrus digunakan, baik

tanpa taupun adanya penyulit.

b) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,

puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dan lain-lain).


64

c) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang

memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan

kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan

mahasiswa kedokteran).

2. Komponen yang harus diobservasi

a) Denyut jantung janin setiap ½ jam.

b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam.

c) Nadi setiap ½ jam.

d) Pembukaan serviks setiap 4 jam.

e) Penurunan setiap 4 jam.

f) Tekanan darah dan temperature tubuh setiap 4 jam.

g) Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam.

Lembar partograf halaman depan menyediakan lajur dan kolom

untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif

persalinan, termasuk :

a) Informasi tentang ibu : nama, umur, ravida, para abortus

(keguguran), nomor catatan medis/nomor puskesmas, tanggal

dan waktu mulai dirawat (jika di rumah, tanggal dan waktu

penolong persalinan mulai merawat ibu) dan waktu pecahnya

selaput ketuban.

a) Kondisi janin : denyut jantung janin, warna dan adanya air

ketuban, penyusupan (molase) kepala janin.


65

b) Kemajuan persalinan : pembukaan serviks, penurunan bagian

terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada dan garis

bertindak.

c) Jam dan waktu : waktu mulainya fase aktif persalinan dan

waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

d) Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya.

e) Obat-obatan dan cairan yang diberikan : oksitosin, obat-

obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

f) Kondisi ibu : nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, urin

(volume, aseton atau protein), asupan cairan dan nutrisi.

j. Asuhan persalinan

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan asuhan yang

diberikan secara bersih dan aman selama persalinan berlangsung.

APN terdiri dari 60 langkah (Saleha, 2013) yaitu :

Tanda dan gejala kala dua

1. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu merasa tekanan

yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya, perineum

menonjol, vulva vagina dan spingter anal membuka.

Pertolongan persalinan

2. Memastikan perlengkapan persalinan

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir dan


66

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali/pribadi yang

bersih.

5. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan

meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat

tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik).

Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

7. Mebersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan mengunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika

mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran

ibu, membersihkannya dengan cara seksama dengan cara

menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa

yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti

sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung

tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.


67

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan

(seperti di atas).

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi

berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal

(100-160x/menit),

Membantu proses persalinan

11. Memberi tahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah

lengkap dan keadaan janin bayi. Membantu ibu berada dalam

posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ibu merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran :

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.

b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring

terlentang).
68

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

f) Menganjurkan asupan per oral.

g) Menilai DJJ setiap 5 menit.

h) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin

meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai

meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat di antara kontraksi.

i) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

Persiapan pertolongan bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan

bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Melahirkan kepala

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan tangan yang dilapisi dengan kain


69

tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan

tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu

meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kassa yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu

untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut

menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu

anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik kea rah atas dan ke arah luar untuk melahirkan

bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bah dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.

Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga


70

tubuh bayi saat dilahirkan menggunakan tangan anterior

(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior

bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas (anterior) dari punggung dan kaki lahir. Memegang

kedua mata kaki dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,

meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi

asfiksia, lakukan resusitasi.

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem

kea rah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama

(kea arah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala bayi membiarkan tali pusat


71

terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas. Jika bayi

mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.

30. Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus 1/3 atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

34. Memindahkan klem pada tali pusat.

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat

di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian.

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,


72

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melajutkan kelahiran

plassenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan kedua tangan dengan hati-hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

40. Memeriksa kedua plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bhwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di

dalam kantung plastik. Jika uterus tidak berkontraksi setelah

melakukan

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih


73

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi

dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau

steril atau meningkatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5%.

47. Menyelimuti kembali bayi atau menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemberian ASI.

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

vagiana.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b) Setiap 15 menit 1 jam pertama pasca persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anastesi lokal dan menggunakan

teknik yang sesuai.


74

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan

setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas

pakaian setelah dekontaminasi.

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

57. Membersihkan daerah yang terkontaminasi dengan klorin 0,5%

dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar untuk merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.


75

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan halaman belakang).

2.3 Nifas

a. Pengertian nifas

Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan

dengan rentang waktu kira-kira selama 6 minggu. Masa nifas

(puerperium) dimulai setelah plasenta keluar sampai alat-alat

kandungan kembali normal seperti sebelum hamil. Selama masa

pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak

perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan

tersebut sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika

tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan, tidak

menutup akan terjadi keadaan patologis. Tenaga kesehatan sudah

seharusnya melaksanakan pemantauan dengan maksimal agar tidak

timbul berbagai masalah, yang mungkin saja akan berlanjut pada

komplikasi masa nifas (Purwanti, 2012).

Masa nifas adalah dimulai setelah 2 jam post partum dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42

hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat

kandungan pada keadaan yang normal. Masa Nifas (puerperium)

adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai

alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-

8 minggu (Saleha, 2013).


76

Masa nifas merupakan masa nifas (puerperium) dimulai

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Di dalam masa nifas

diperlukan asuhan masa nifas karena peride ini merupakan periode

kritis baik ibu ataupun bayinya (Saifuddin, 2013).

b. Tahapan masa nifas

Tahapan masa nifas menurut (Purwanti, 2012) meliputi :

1. Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan. Pada saat ini ibu

sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan alat-alat

genetalia secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu

3. Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau

waktu persalinan mempunyai komplikasi

c. Perubahan fisiologis masa nifas

Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas (Saleha, 2013)

antara lain :

1. Perubahan pada sistem reproduksi

a) Uterus
77

Pada masa nifas uterus akan mengalami involusi

dengan melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran

desidua serta pengelupasan situs plasenta, sebagaimana

diperlibatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan berat

serta oleh warna dan banyaknya lokhea.

Tabel 2.2 perkembangan uterus pada masa nifas

Involusi TFU Berat


uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari bawah pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gr
Sumber : (Bahiyatun, 2011)

b) Lokhea

Lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri

dan vagina selama masa nifas. Berikut ini adalah beberapa

jenis lokhea yang terdapat pada wanita masa nifas :

1) Lokhea rubra berwarna merah dan akan keluar selama

2-3 hari post partum.

2) Lokhea sanguinolenta berwarna merah kecokelatan dan

akan keluar pada hari ke 3 sampai hari ke-7 pasca

persalinan.

3) Lokhea serosa berwarna kuning kecokelatan dan akan

keluar pada hari ke-7 sampai ke-14 pasca persalinan.


78

4) Lokhea alba seperti cairan putih berbentuk krim dan

akan keluar hari ke-24 sampai satu atau dua minggu

berikutnya.

c) Endometrium

Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm,

mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan

desidua, dua selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata,

sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas

implantasi plasenta.

d) Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan.

Delapan belas jam pasca partum, serviks memendek dan

konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk

semuala. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap

edematosa, tipis dan rapi selama beberapa harri setelah ibu

melahirkan. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk

lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat

memanjang seperti suatu celah, sering disebut seperti mulut

ikan. Laktasi menunda produksi estrogen yang

mempengaruhi mulkus dan mukosa.

e) Vagina dan perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam

penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang


79

semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke

ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir.

Perubahan pada perineum pasca persalinan terjadi pada saat

perineum mengalami robekan.

2. Perubahan sistem perkemihan

Diuresis dapat terjadi 2-3 hari post partum. Diuresis

terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini

akan kembali apabila terjadi distensi berlebih pada kandung

kemih dalam mengalami kerusakan lebih lanjut (atonia).

Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus

kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari

setelah bayi lahir.

3. Perubahan sistem muskuloskeletal

Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang

meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur

kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamen rotundum

mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan

penunjang alat genetalia yang mengendur dapat diatasi dengan

latihan-latihan tertentu.

4. Perubahan sistem endokrin

a) Oksitosin

Oksitosin diekskresikan dari kelenjar otak bagian

belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin


80

berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan

kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi

dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal

tersebut membantu kembali ke bentuk normal.

b) Prolaktin

Menurunnya kadar estrogen menimbulkan

terangsangnya kelenjar pituitary bagian belakang untuk

mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan dalam

pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.

Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tinggi

dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium

yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya

tingkat sirkulasi prolactin menurun 14-21 hari setelah

persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan

otak yang mengontrol ovarium kearah permulaan pola

produksi estrogen dan progesteron yang normal,

pertumbuhan folikel, ovulasi dan menstruasi.

c) Estrogen dan progesterone

Selama hamil volume darah normal meningkat

walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti.

Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi

memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan

volume darah. Di samping, progesterone mempengaruhi


81

otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan

pembuluh darah. Hal ini sangat memengaruhi saluran

kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum

dan vulva, serta vagina.

5. Perubahan tanda-tanda vital

a) Suhu

Suhu tubuh wanita post partum dapat naik kurang

lebih 0,5ºC dari keadaan normal, namun tidak akan

melebihi 8ºC. sesudah dua jam pertama melahirkan

umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih

dari 38ºC, mungkin terjadi pada klien.

b) Nadi dan pernapasan

Nadi berkisar antara 60-80 denyutan setelah partus

dan dapat terjadi bradikardia. Pada masa nifas umumnya

denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh,

sedangkan pernapasan akan sedikit meningkat setelah

partus kemudian kembali seperti keadaan semula.

c) Tekanan darah

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi

post partum akan menghilang dengan sendirinya apabila

tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya

dalam ½ bulan tanpa pengobatan

d. Perubahan psikologis masa nifas


82

Perubahan psikologis yang terjadi pada masa nifas (Saleha, 2013)

ada 3 tahap yaitu :

1. Taking in period

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif

dan sangat bergantung pada orang lain, focus perhatin terhadap

dirinya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan

persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan

meningkat.

2. Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih

berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung

jawab sepenuuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu

menjadi sangat sensitive, sehingga membutuhkan bimbingan

dan dorongan untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3. Letting go period

Dialami setelah ibu dan bayi di rumah. Ibu mulai secara

penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan

menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada

dirinya.

e. Kebutuhan dasar nifas

Pada umumnya kebutuhan dasar ibu pada masa nifas yang harus

terpenuhi menurut (Saleha, 2013) adalah :


83

1. Nutrisi dan cairan pada ibu menyusui : mengkonsumsi

tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang

untuk mendapat protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, pil zat besi harus diminum

untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca

persalinan, minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat

memberikan vitamin A kepada bayinya meliputi ASI.

2. Ambulasi

Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidur dalam 24-28 jam post partum. Keuntungan early

ambulation adalah yaitu ibu merasa lebih sehat kuat dengan,

faal usus dan kandung kemih lebih baik, early ambulation

memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya

selama ibu masih di rumah sakit.

3. Eliminasi

a) Buang air kecil (BAK)

Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post

partum. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat

berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc,

maka dilakukan katerisasi. Akan tetapi, kalau ternyata

kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam

katerisasi.

b) Buang air besar (BAB)


84

Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar

(defekasi) setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga

belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral

atau per rektal.

4. Personal hygiene

Pada masa post partum, seseorang ibu sangat rentan terhadap

infeksi, langkah-langkah dilakukan untuk menjaga kebersihan

diri ibu post partum adalah sebagai berikut :

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.

b) Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah

kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti

untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih

dahulu, dari depan ke belakang kemudian mebersihkan

daerah sekitar anus. Nasihati ibu untuk membersihkan

vulva setiap kali selesai buang air kecil dan besar.

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain

pembalut setidaknya dua kali sehari, dan dapat digunakan

ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di

bawah matahari dan disetrika.

d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.


85

e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, maka

sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah

tersebut.

5. Istirahat dan tidur

Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi

kebutuhan istirahat dan tidur yaitu menganjurkan ibu agar

istirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan, sarankan

ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara

perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi

bayi tidur.

6. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas

harus memenuhi syarat, secara fisik umum untuk memulai

hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukkan satu jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri,

maka ibu aman untuk memenuhi melakukan hubungan suami

istri kapan saja ibu siap.

7. Latihan dan senam nifas

Sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek

dan lemas disertai adanya striae gravidarum yang membuat

keindahan tubuh akan sangat terganggu. Cara untuk

mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan lansing


86

seperti semula adalah dengan melakukan latihan dan senam

nifas.

f. Asuhan nifas

Kunjungan nifas dilaksanakan paling sedikit empat kali dilakukan

untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi

(Saleha, 2013).

Tabel 2.3 jadwal kunjungan nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas
setelah karena atonia uteri
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal : uterus berkontraksii, fundus di
persalinan bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik,
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari-hari.
3 2 minggu 1. Sama seperti di atas (6 hari setelah
setelah persalinan)
persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ia alami atau bayinya.
87

persalinan 2. Memberikan konseling KB secara dini.


3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa
bayinya ke posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan imunisasi.
Sumber : (Saleha, 2013)

2.4 Bayi baru lahir

a. Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala

atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat.

Neonatus adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari

kehidupan di dalam uterus ke kehidupan uterus (Tando, 2016).

Bayi baru lahir adalah individu yang sedang bertumbuh dan

baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada

usia kehamilan 37-41 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram

(Dewi, 2012).

Bayi baru lahir menurut (Muslihatun, 2012) merupakan bayi

yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat, dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra

uterin ke kehidupan ekstra uterin pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram.

b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal

Ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut (Tando, 2016) yaitu

1. Berat badan 2.500-4.000 gram


88

2. Panjang badan 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 33-35 cm.

5. Frekuensi jantung 120-160x/menit.

6. Pernapasan ± 40-60x/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringann subkutan

cukup.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genitalia : pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia

minora : pada laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada.

11. Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Refleks moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.

13. Refleks graps atau menggenggam sudah baik.

14. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama,

meconium berwarna hitam kecoklatan.

c. Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir

Adaptasi fisiologis (Muslihatun, 2012) yang terjadi pada bayi baru

lahir adalah :

1. Sistem pernapasan

Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-

paru bayi. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam


89

waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali

untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya

surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarrkan nafas

dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.

2. Suhu tubuh

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas

tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya.

a) Konduksi

Panas yang dihantarkan kemungkinan hilangnya panas

tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya.

b) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang

sedang bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung

kepada kecepatan dan suhu udara).

c) Radiasi

Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke

lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2

objek yang mempunyai suhu berbeda).

d) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas

dengan cara merubah cairan menjadi uap).

3. Metabolisme
90

Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru sehingga energy diperoleh dari metabolisme

karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi

didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua,

energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu

kurang lebih pada hari keenam, pemenuhan kebutuhan energi

bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.

4. Peredaran darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang

mengakibatkan tekanan anteriol dalam paru menurun. Tekanan

dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih

besar dari pada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan

menutupnya foramen oval secara fungsional.

5. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi lahir mengandung relativ banyak air dan

kadar natrium relativ lebih besar dari kalium karena ruangan

ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah

nefron masih belum sebanyak orang dewasa.

6. Imunoglobin

Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga

imunologi dari ibu melalui plasenta karena berat molekulnya

kecil.

7. Traktus digestivus
91

Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat yang

berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida

dan disebut meconium

8. Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan kadar

lemak dan glikogen. Enzim hati belum aktif benar pada waktu

bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga

belum sempurna.

9. Keseimbangan asam basa

Derajat keasaman (pH) darah pada waktu lahir rendah, karena

glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telah

mengkompensasi asidosis ini.

d. Asuhan bayi baru lahir dan asuhan berat bayi lahir rendah

1. Asuhan bayu baru lahir

Asuhan bayi baru lahir menurut Saifuddin (2013) yaitu :

a) Penilaian APGAR SCORE

Tabel 2.4 penilaian APGAR


Tanda 0 1 2
Appearance Biru, pucat Badan pucat, Semuanya
tungkai biru muda merah
Pulse Tidak teraba < 100 ˃ 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
92

Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi


sedikit/fleksi
tungkai
tungkai baik/reaksi
melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
teratur kuat.
Sumber : (Walyani dan Endang, 2015)

Hasil nilai AGAR skor dinilai setiap variabelnya dinilai

dengan angka 0,1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10,

selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi dengan nilai 7-

10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (vgrous

baby), nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi

sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi, nilai 0-3

menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

b) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera lahir.

Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan meletakkan bayi pada

posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat, gulung

sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher

bayi lebih lama dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala

diatur lurus sedikit tengadah ke belakang, bersihkan

hidung, rongga mulut, tenggorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kassa steril, dan tepuk kedua telapak kaki

bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain

kering dan kasar.


93

c) Memotong dan merawat tali pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta

lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan

mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.

d) Mempertahankan suhu tubuh

Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap

suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar

untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus

dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur

kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu

tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.

e) Memberikan vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K

pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Berkisar 0,25-

0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut,

semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi

vitamin K per oral 1 mg/hari selama tiga hari, sedangkan

bayi berisiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan

dosis 0,5 mg/hari.

f) Memberi salep mata

Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan

ini dapat dilakukan setelah selesai melakukan perawatan


94

tali pusat. Dan harus dicatat di dalam status termasuk obat

apa yang digunakan.

g) Identifikasi bayi

Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang

persalinannya kemungkinan lebih dari satu persalinan,

maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan

kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya

sampai waktu bayi dipulangkan.

h) Pemantauan bayi baru lahir

1) Dua jam pertama sesudah lahir: kemampuan menghisap

kuat atau lemah, bayi tampak aktif atau lunglai, bayi

kemerahan atau biru, sebelum penolong persalinan

meninggalkan ibu dan bayinya.

2) Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan

penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan

yang memerlukan tindak lanjut.

3) Pemantauan tanda-tanda vital

a) Suhu, suhu normal bayi baru lahir normal 36,5ºC-

37,5ºC.

b) Pernapasan, pernapasan bayi baru lahir normal 30-

60x/menit.

c) Denyut jantung, denyut jantung bayi baru lahir

normal anatara 100-160x/menit.


95

2. Asuhan berat bayi lahir rendah

a) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Bila bayi dirawat dalam incubator, maka suhunya

untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah

35⁰C dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg 34⁰C,

agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37⁰C,

kelembaban incubator bersekitar antara 50-60%.

Kelembaban lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan

sindroma gangguan pernafasan. Bila inkubator tidak ada,

pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan

meletakkan botol-botol hangat di sekitarnya atau dengan

memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi.

b) Pengawasan nutrisi (ASI)

Pada BBLR reflek hisap, menelan dan batuk belum

sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim

pencernaan terutama lipase masih kurang, di samping itu

kebutuhan protein 3-5 g/hari dan tinggi kalori (110

kal/kg/hari), agar berat badan bertambah. Pemberian

minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi

tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.

c) Mencegah terjadinya infeksi


96

BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan

prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk cuci tangan

sebelum memegang bayi

d) Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi

atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan

tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus

dilakukan dengan ketat

e) Pengawasan jalan nafas

Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan

jalan nafas segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan

dalam posisi miring, merangsang pernafasan dengan

menepuk atau menjentik tumit.

e. Kunjungan neonatal

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses

neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini

mungkin bila terdapat pelayanan kesehatan dasar, mengetahui

sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami

masalah. Ada beberapa kunjungan neonatal (Muslihatun, 2012)

yaitu :

1. Kunjungan I (usia 6-48 jam)

a) Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai

penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana


97

penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia

bersuara yang dapat menggambarkan keadaan

kesehatannya.

b) Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan

penting untuk diawasi selama 6 jam pertama. Menjaga tali

pusat agar tetap bersih dan kering.

c) Pemberian ASI awal

2. Kunjungan II (usia 3-7 hari)

a) Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi

b) Menanyakan bagaimana bayi menyusui

c) Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)

d) Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah

berbau busuk

3. Kunjungan III (usia 8-28 hari)

a) Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu

pasca bersalin. Lama penyembuhan tali pusat dikatakan

cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5-7 hari

dan lambat jika lebih dari 7 hari.

b) Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup.

Manfaat pemberian ASI selama beberapa hari pertama

membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan

memperlambat perdarahan (hisapan pada putting susu


98

merangsang dikeluarkannya oksitosin alami yang akan

membantu kontraksi rahim).

2.5 Keluarga berencana

a. Pengertian keluarga berencana

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang dinginkan. Usaha yang

dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah

mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita

(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk

berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim (Walyani

dan Endang, 2015).

Keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk

mencapai kesejahteraan dengan jalan pelayanan KB, dan

penjarangan kehamilan. Untuk memenuhi perintah masyarakat

akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,

menurunkan tingkat atau angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka

membangun keluarga kecil berkualitas (Saifuddin, 2015).

Keluarga berencana adalah suatu program yang

dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan

(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,


99

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

(Bahiyatun, 2011).

b. Tujuan keluarga berencana

Program keluarga berencana menurut (Walyani dan Endang, 2015)

memiliki tujuan yaitu :

1. Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertumbuhan penduduk.

2. Tujuan khusus

Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana

dengan cara pengaturan jarak kelahiran.

c. Sasaran keluarga berencana

Sasaran program KB Menurut (Purwoastuti, 2014) dibagi menjadi

2 yaitu :

1. Sasaran langsung

Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan

tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara

berkelanjutan

2. Sasaran tidak langsung


100

Pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan

tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan

kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang

berkualitas, keluarga sejahtera.

d. Jenis-jenis keluarga berencana

Jenis-jenis kontrasepsi menurut (Purwoastuti, 2014) dibagi menjadi

dua yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal

1. Kontrasepsi hormonal

a) Pil KB

Pil KB merupakan pil kombinasi (berisi esterogen dan

progesteron) ataupun hanya berisi progesteron saja.

Gambar 3.1 Pil Kb


Sumber: https://parenting.dream.co.id/pil-kb

Cara kerja pil kb untuk mencegah terjadinya ovulasi dan

mencegah terjadinya penebalan dinding rahim,

keuntungannya untuk mengurangi risiko terkena kanker

rahim dan kanker endometrium, mengurangi darah

menstruasi dan kram saat menstruasi sedangkan

kerugiannya adalah tidak melindungi terhadap penyakit

menular seksual, harus rutin diminum setiap hari, saat

pertama pemakaian dapat timbul pusing, efek samping yang


101

mungkin dirasakan adalah sakit kepala, letih, perubahan

mood dan menurunnya selera makan.

b) KB suntik

KB suntik adalah kontrasepsi yang diberikan melalui

suntikan yang mengandung hormon progesteron.

Gambar 3.2 Kb suntik


Sumber: https://tentangkb.wordspress.com

Cara kerja Kb suntik untuk membuat lendir serviks menjadi

kental sehingga penetrasi sperma terganggu, menghambat

transportasi gamet oleh tuba, mencegah wanita untuk

melepaskan sel telur. Keuntungannya dapat digunakan oleh

ibu menyusui, tidak perlu dikonsumsi setiap hari, darah

menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi

kram saat menstruasi sedangkan kerugiannya dapat

mempengaruhi siklus haid, dapat menyebabkan kenaikan

berat badan pada sebagian wanita, tidak melindungi

terhadap penyakit menular seksual.

c) Implant

Implant atau susuk kontrasepsi adalah alat kontrasepsi

yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di

dalamnya terdapat hormon progesteron dan kemudian

dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas.


102

Gambar 3.3 Kb implant


Sumber: https://www.kompasiana.com

Cara kerja implant untuk mengurangi transformasi sperma,

mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi, keuntungannya dapat mencegah

terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun, dapat

digunakan wanita menyusui, tidak perlu dikonsumsi setiap

hari. Sedangkan kerugian dapat mempengaruhi siklus

menstruasi, tidak melindungi terhadap penyakit menular

seksual, dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada

beberapa wanita.

d) IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

IUD adalah alat kontrasepsi yang ditanamkan dalam rahim

yang memiliki jangka panjang.

Gambar 3.4 IUD


Sumber: https://bkkbn.go.id/alat-kontrasepsi

Cara kerjanya dapat menghambat kemampuan sperma untuk

masuk ke tuba falopi, mencegah sperma dan ovum bertemu.

Keuntungannya hanya perlu dipasang setiap 5-10 tahun

sekali, tergantung dari tipe alat yang digunakan. Alat


103

tersebut harus dipasang atau dilepas oleh dokter. Sedangkan

kerugiannya adanya perdarahan dan rasa nyeri, kadangkala

IUD/AKDR dapat terlepas.

2. Kontrasepsi non hormonal

a) Tubektomi

Tubektomi yaitu tindakan pengikatan dan

pemotongan saluran sel telur agar sel telur tidak dapat

dibuahi oleh sperma. Keuntungannya lebih aman, karena

keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi

lain, lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali

tindakan saja. Untuk kerugian, adanya rasa sakit atau

ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan,ada kemungkinan mengalami risiko pembedahan.

b) Vasektomi

Vasektomi yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan

saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.

Keuntungannya lebih efektif karena tingkat kegagalannya

sangat kecil, kontrasepsi yang permanen, lebih ekonomis

karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan

saja. Sedangkan kerugian, tidak dapat dilakukan pada orang

yang masih ingin memiliki anak, harus dengan tindakan

pembedahan.

c) Metode Amenore Laktasi (MAL)


104

Metode amenore laktasi yaitu metode kontrasepsi

sementara yang mengandalkan pemberian air susu ibu

secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa

tambahan makanan dan minuman lainnya. Untuk

keuntungannya efektivitas tinggi (98% apabila digunakan

selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum

mendapat haid dan menyusui ekslusif, tidak mengganggu

senggama, tidak perlu biaya, tidak menimbulkan efek

samping sistemik. Sedangkan kerugiannya, hanya efektif

digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, tidak

melindungi dari penyakit menular seksual termasuk

Hepatitis B dan HIV/AIDS.

d) Kondom

Kondom adalah sarung karet yang terbuat dari berbagai

bahan diantaranya lateks, plastik yang dipasang pada penis

saat hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

Gambar 3.5 Kondom


Sumber: https://hellosehat.com/hidup-sehat

Cara kerja kondom untuk menghalangi terjadinya

pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas

sperma di ujung selubung karet yang dipasang penis.

Keuntungannya tidak memengaruhi kesuburan jika


105

digunakan dalam jangka panjang, dapat digunakan untuk

mencegah kehamilan serta penularan penyakit seksual

(PMS) mudah didapat dan tersedia dengan harga yang

terjangkau. Untuk kerugian, penggunaannya memerlukan

latihan dan tidak efesien, tipis sehingga mudah robek bila

tidak digunakan atau disimpan sesuai aturan, dan kondom

yang tebuat dari lateks dapat menimbulkan alergi pada

beberapa orang.

e) Senggama terputus (koitus interuuptus)

Senggama terputus adalah penarikan penis dari

vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Cara kerja alat

kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat

dicegah. Keuntungan dari cara ini adalah tidak

membutuhkan biaya, alat maupun persiapan dan tidak

mempunyai efek samping. Kekurangannya adalah

dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria.

e. Asuhan keluarga berencana

Aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga

Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas

membantu klien dalam memilih dan memutuskan kontrasepsi yang

akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Dalam melakukan

konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru, hendaknya


106

diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci

SATU TUJU (Purwoastuti, 2014).

Penerapan SATU TUJU menurut Walyani dan Purwoastuti,

2015 tersebut tidak perlu dilakukan klien membutuhkan lebih

banyak perhatian pada langkah yang satu dibandingkan langkah

yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah :

SA : Sapa dan Salam

1. Sapa klien secara terbuka dan sopan

2. Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi klien

3. Bangun percaya diri pasien

4. Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa

yang dapat diperolehnya.

T : Tanya

1. Tanyakan informasi tentang dirinya

2. Bantu klien untuk berbicara pengalaman tentang KB dan

kesehatan reproduksi

3. Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan

U : Uraikan

1. Uraikan pada klien mengenai pilihannya

2. Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia inginkan

serta jelaskan jenis yang lain

TU : Bantu
107

1. Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan dengan keadaan

dan kebutuhannya

2. Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya

J : Jelaskan

1. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya

2. Jelaskan bagaimana penggunaannya

3. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi

U : Kunjungan Ulang

1. Perlu dilakukan kunjunagan ulang untuk dilakukan

pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

C. Konsep dasar manajemen kebidanan

1. Manajemen varney

a. Pengertian

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health

provider) harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan

melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan

sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala

sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Dalam mempelajari manajemen kebidanan diperlukan pemahaman

mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep dasar

manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari

lebih lanjut tentang menajemen kebidanan (Varney, 2010).


108

b. Manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney

1) Langkah I : pengumpulan data dasar

Langkah pertama mengumpulkan data dasar yang

menyeluruh untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data

dasar ini meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan

pelvik sesuai indikasi, meninjau kembali proses perkembangan

keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit terdahulu dan

meninjau kembali data hasil laboratorium dan laporan

penelitian terkait secara singkat.

Data dasar yang diperlukan adalah semua data yang

berasal dari sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi

ibu dan bayi baru lahir bidan mengumpulkan data dasar awal

lengkap bahkan jika ibu dan bayi baru lahir mengalami

komplikasi yang mengaharuskan mereka mendapatkan

konsultasi dokter sebagai bagian dari penatalaksanaan

kolaborasi.

2) Langkah II : Interpretasi data

Menginterpretasikan data untuk kemudian diproses

menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan

kesehatan yang didefinisikan khusus, kata masalah dan

diagnosis sama-sama digunakan karena beberapa masalah tidak

dapat didefinisikan sebagai sebuah diagnosis tetapi tetap perlu


109

dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana perawatan

kesehatan yang menyeluruh.

3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan dengan

tindakan antisipasi, pencegahan, jika memungkinkan,

menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap

semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah

langkah yang sangat penting dalam memberi perawatan

kesehatan yang aman.

4) Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Langkah keempat mencerminkan sikap kesinambungan

proses penatalaksanaan yang tidak hanya dilakukan selama

perawatan primer atau kunjungan prenatal periodik, tetapi juga

saat bidan melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita

tersebut, misalnya saat ia menjalani persalinan. Data baru yang

diproses terus dikaji dan kemudian dievaluasi.

5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang diberikan

Mengembangkan sebuah rencana kebidanan yang

menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah

atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun


110

yang dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang

dibutuhkan.

6) Langkah VI : Melaksanakan perencanaan

Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh.

Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan

atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau

anggota tim kesehatan lainnya. Apabila tidak dapat

melakukannya sendiri, bidan bertanggung jawab untuk

memastikan implementasi benar-benar dilakukan. Rencana

asuhan menyeluruh seperti yang sudah diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efesien aman.

7) Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah

rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai

tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang

diidentifikasi pada langkah kedua tentang masalah, diagnosis,

maupun kebutuhan perawatan kesehatan.

2. Konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif

a. Pengertian

Asuhan kebidanan komprehensif adalah serangkaian

kegiatan pelayanan yang menyeluruh mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir serta pelayanan keluarga


111

berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan

khususnya dan keadaan pribadi setiap individu (Ningsih, 2017).

b. Tujuan

Tujuan dari asuhan kebidanan komprehensif adalah

masalah pendekatan manajemen kebidanan pada kasus kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana

sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dalam

pelakasanaan asuhan secara komprehensif bidan harus melakukan

standar asuhan kebidanan meliputi perencanaan, salah satu kriteria

perencanaan yaitu melakukan rencana tindakan disusun

berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera,

tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif (Varney,

2010).

3. SOAP

Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah suatu sistem

pencatatan atau pelaporan informasi atau kondisi dan perkembangan

kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan. Menurut (Purwoastuti & Elisabeth, 2015) dalam pelayanan

kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua kegiatan

didokumentasikan dengan menggunakan konsep SOAP yang terdiri

dari :

S : Menurut persfektif data ini diperoleh melalui anamnesa atau allow

anamnesa (sebagai langkah I dalam manajemen Varney).


112

O : Hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostik dan

Pendukung.

A : Analisis/interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat

kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat teridentifikasi

diagnosa/masalah. Identifikasi diagnosa/masalah potensial.

Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter/konsultasi

kolaborasi dan rujukan. (sebagai langkah II, III, IV dalam

manajemen Varney).

P : Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan

(implementasi) dan evaluasi rencana berdasarkan pada langkah V,

VI, VII pada evaluasi dari flowsheet. Planning termasuk : Asuhan

mandiri oleh bidan kolaborasi/konsultasi dengan dokter, nakes lain,

tes diagnostik/laboratorium, konseling/penyuluhan Follow up


113

D. Kerangka Kerja Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir

Pembimbingan proposal & LTA

Bimbingan perijinan kampus

Pengurusan perijinan tempat pengambilan kasus

Mendapatkan gambaran responden, melakukan perkenalan pada responden

Inform consent

Pelaksanaan studi kasus asuhan kebidanan komprehensif

Asuhan kebidanan kehamilan (ANC)

Asuhan kebidanan persalinan (INC)

Asuhan kebidanan nifas (PNC)

Asuhan kebidanan bayi baru lahir (BBL)

Asuhan kebidanan keluarga berencana (KB)

Pengambilan data dengan 7 langkah varney pada ANC dengam


memperhatikan protokol kesehatan (Menggunakan masker,
Mencuci tangan, Menjaga jarak, dan Mengukur suhu tubuh

Perkembangan SOAP dari INC, PNC, BBL dan KB

Analisis kesenjangan kasus antara teori dan kasus yang didapat

Pengumpulan LTA ke kampus

GambaKerangka Kerja Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. T UMUR 23 TAHUN


G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal pengkajian : 11-02-2021

Jam pengkajian : 15.35 WIT

Dikaji oleh : Mhs. Febriani

Tampat : Rumah Pasien

LANGKAH I : PENGKAJIAN

A. Data subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. T Nama suami : Tn. M

Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun

Kebangsaan : Jawa/Indonesia Kebangsaan : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat : Citra Buana Alamat : Citra Buana

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan susah tidur malam hari karena sering buang kecil

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Teratur/tidak : Teratur

Lamanya : 4-5 hari

Volume : 2-3x ganti pembalut/hari

114
115

Sifat darah : Encer

Dismenorhea : Tidak ada

4. Riwayat obstetrik lalu


N Kehamilan Persalinan Nifas KB
O
Usia Penyulit Jenis Penyulit Tempat Penolong Penyulit Laktasi Jenis Lama
H A M I L I N I

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT : 18-05-2020

b. TP : 25-02-2021

c. UK : 38 minggu 3 hari

d. Keluhan-keluhan

TM I : Mual muntah

TM II : Tidak ada

TM III : Susah tidur malam hari karena BAK

e. Pergerakan janin pertama kali dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan,

frekuensi 10-20x/hari. Pergerakan janin dirasakan aktif.

f. Keluhan yang dirasakan :

1) Rasa lelah : Tidak ada

2) Mual dan muntah yang lama : Tidak ada

3) Nyeri perut : Tidak ada

4) Panas menggigil : Tidak ada

5) Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada

6) Penglihatan kabur : Tidak ada

7) Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada

8) Rasa gatal pada vulva/vagina : Tidak ada


116

9) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

10) Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak ada

11) Oedema : Tidak ada

6. Riwayat kesehatan

a. Sekarang

Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit sistemik

seperti penyakit jantung, hipertensi, DM maupun penyakit menular

seperti TBC dan hepatitis

b. Yang lalu

Ibu mengatakan bahwa yang lalu tidak pernah menderita penyakit

kronik seperti penyakit, DM maupun penyakit menular seperti

TBC dan hepatitis

c. Keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak pernah menderita

penyakit sistemik seperti penyakit jantung, hipertensi, DM maupun

penyakit menular seperti TBC dan hepatitis

7. Riwayat pernikahan

a. Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama

bagi ibu dan bapak, usia ibu saat menikah 23 tahun dengan umur

suami 26 tahun. Usia pernikahan hingga waktu pengkajian adalah 1

tahun

b. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama

dan merupakan kehamilan yang direncanakan. Ibu mengatakan

keluarga mendukung dan merasa senang terhadap kehamilan ibu.


117

c. Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga

adalah bersama.

8. Kebiasaan hidup sehat

Ibu mengatakan ibu tidak memiliki kebiasaan merokok, minuman

beralkohol, narkoba dan jamu-jamuan

9. Pola hidup sehari-hari

No Pola Sehari-hari Trimester I Trimester II Trimester III

1 Pola Nutrisi :
a. Makan
Frekuensi 1-2 x/hari 2-3 x/hari 2-3 x/hari
Jenis Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, sayur,
makanan dan buah-buahan buah-buahan, dan buah-buahan, dan
kadang-kadang kadang-kadang susu
susu Tidak ada
Tidak ada
Makanan Tidak ada Air putih, susu
pantangan Air putih 7-8 gelas/hari
b. Minum 6-7 gelas/hari Air putih, susu Minum susu
Jenis minum 7-8 gelas/hari 1 gelas/hari
Frekuensi Minum susu
1 gelas/hari
2 Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 5-6 x/hari 7-8 x/hari 8-9 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
b. BAB
Frekuensi 1 x/hari 1x/hari 1 x/hari
Lembek lembek Lembek
Konsistensi Kuning kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Warna kecoklatan
3 Poal Istirahat dan Pada siang hari Pada siang hari Pada siang hari ibu
Tidur ibu tidur  2 jam, ibu tidur  1 jam, tidur  1 jam, malam
pada malam hari 8 pada malam hari 7 hari 5 jam
jam jam Susah tidur di malam
Keluhan Tidak ada Tidak ada hari karena sering
kencing
4 Personal Hygiene
a. Mandi 2 x/hari 2 x/hari 2 x/hari
b. Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari 2 x/hari
c. Keramas 3 x/minggu 3 x/minggu 3 x/minggu
d. Perawatan Setiap mandi. Setiap mandi Setiap mandi
payudara Setiap mandi, Setiap mandi, Setiap mandi,
e. Perawatan vulva sesudah BAK dan sesudah BAK dan sesudah BAK dan
BAB BAB BAB
5 Poal Aktivitas Masak, nyapu, Masak, nyapu, Masak, nyapu, nyuci
cuci piring. cuci piring,
ngepel,
118

6 Pola Seksual 1x/minggu 2-3 x/minggu 1x/minggu


Keluhan Tidak ada Tidak ada Ketidaknyamanan

B. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5°C

BB sebelum hamil : 52 kg

BB saat hamil sekarang : 61 kg

Kenaikan BB selama hamil : 9 kg

Tinggi badan : 156 cm

IMT : BB / ((TB (m) x TB (m))

: 52/(1.56 x 1.56)

: 21.4

UK : 38 minggu 3 hari

TP : 25-02-2021

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Warna : Hitam, bersih, tidak ada ketombe

Benjolan : Tidak ada


119

Nyeri Tekan : Tidak ada

b. Wajah

Oedema : Tidak ada

Pucat : Tidak ada

Cloasma gravidarum : Tidak ada

c. Mata

Letak : Simetris kanan/kiri

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

Penglihatan : Jelas

Kondisi pupil : Baik

d. Hidung

Sekret : Tidak ada

Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

Nyeri tekan : Tidak ada

e. Mulut dan gigi

Mukosa : Lembab

Stomatitis : Tidak ada

Caries : Tidak ada

Lidah : Bersih

f. Telinga

Letak : Simetris kanan/kiri

Serumen : Tidak ada


120

Kebersihan : Bersih

Pendengaran : Jelas

g. Leher

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan

h. Dada

Benjolan : Tidak ada

Irama pernafasan : Teratur

i. Payudara

Letak : Simetris kanan/kiri

Kebersihan : Bersih

Putting susu : Menonjol

Areola mammae : Hiperpygmentasi

Pengeluaran ASI : Kolostrum

Benjolan : Tidak ada

Nyeri tekan : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

j. Abdomen

Bekas operasi : Tidak ada

Linea : Nigra

Striae gravidarum : Ada

Palpasi
121

Leopold I : TFU = 33 cm, pada fundus teraba bulat

tidak melenting (bokong janin)

Leopold II : Teraba panjang, keras seperti papan pada

bagian perut kanan ibu (PUKA) dan teraba

bagian-bagian terkecil atau ekstremitas

pada bagian kiri perut ibu

Leopold III : Pada bagian bawah perut teraba bulat,

keras dan melenting (kepala janin), kepala

sudah masuk PAP

Leopold IV : Kedua tangan tidak dapat bertemu

TBJ : (33-11)x155 =3.410 gram

Auskultasi : DJJ: 130x/menit

k. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia

karena ibu tidak bersedia

l. Anus : Tidak dilakukan

m. Ekstremitas atas

Letak : Simetris kanan/kiri

Kelengkapan : Lengkap

Pergerakan : Aktif +/+

Oedema : Tidak ada

n. Ekstremitas bawah

Letak : Simetris kanan/kiri

Kelengkapan : Lengkap
122

Pergerakan : Aktif +/+

Oedema : Tidak ada

2. Pemeriksaan penunjang

HB : Tidak dilakukan pemeriksaan

HBsAg : Tidak dilakukan pemeriksaan

Sifilis : Tidak dilakukan pemeriksaan

Golongan darah :A

LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR

Dx : Ny “T” Umur 23 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38

Minggu 3 Hari Preskep, Tunggal, Hidup, Intrauterine,

dengan kehamilan normal

DS :

a. Ibu mengatakan usia 23 tahun

b. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang pertama,

mengaku tidak pernah keguguran sebelumnya

c. Ibu mengatakan HPHT 18 Mei 2020

d. Ibu mengatakan susah tidur malam hari karena sering BAK

DO

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit
123

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5°C

BB sebelum hamil : 52 kg

BB saat hamil sekarang : 67 kg

Kenaikan BB selama hamil : 15 kg

Tinggi badan : 156 cm

IMT : BB / ((TB (m) x TB (m))

: 52/(1.56 x 1.56)

: 21,4 (Berat badan ideal)

Palpasi

Leopold I : TFU = 33 cm, pada fundus teraba bulat

tidak melenting (bokong janin)

Leopold II : Teraba panjang, keras seperti papan pada

bagian perut kanan ibu (PUKA) dan teraba

bagian-bagian terkecil atau ekstremitas

pada bagian kiri perut ibu

Leopold III : Pada bagian bawah perut teraba bulat,

keras dan melenting (kepala janin), kepala

sudah masuk PAP

Leopold IV : Kedua tangan tidak dapat bertemu

TBJ : (33-11)x155 = 3.410 gram.

Auskultasi : DJJ 130x/menit

LANGKAH III MASALAH POTENSIAL

Tidak ada
124

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

LANGAKAH V PERENCANAAN SEGERA

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu saat ini

R/Agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini

2. Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi minum di malam hari

R/Agar ibu tidak sering kencing di malam hari

3. Ajarkan ibu teknik relaksasi yang baik

R/Agar ibu dapat mengatur cara relaksasi yang baik

4. Ajarkan ibu cara perawatan payudara.

R/Menjaga sirkulasi darah serta menjaga kebersihan agar terhindar dari

infeksi

5. Berikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan trimester 3

R/Karena usia kehamilan ibu sudah memasuki trimester 3

6. Berikan KIE pada ibu tanda-tanda persalinan

R/Karena ibu sudah memasuki dalam proses persalinan

7. Beritahu ibu persiapan persalinan

R/Agar ibu dapat mempersiapkan kebutuhan saat persalinan

8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang

R/Untuk melakukan pendataan pada ibu selanjutnya

9. Lakukan Pendokumentasian

R/Sebagai bukti tindakan asuhan kebidanan dan pemantauan keadaan

ibu hamil dan tindakan yang diberikan


125

LANGKAH VI PELAKSANAAN

Tanggal: 11-02-2020 Jam: 15.40 WIT Oleh: Mhs.Febriani

1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Keasadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80x/menit

R : 20x/menit

S : 36,5°C

BB saat hamil sekarang : 67 kg

Tafsiran Berat Janin : (33-11)x155 = 3.410 gram

Usia Kehamilan : 38 Minggu 3 hari

Tafsiran persalinan : 25-02-2021

b. Pemeriksaan fisik

Palpasi

Leopold I : TFU = 33 cm, pada fundus teraba bulat

tidak melenting (bokong janin)

Leopold II : Teraba panjang, keras seperti papan

pada bagian perut kanan ibu (PUKA)

dan teraba bagian-bagian terkecil atau

ekstremitas pada bagian kiri perut ibu


126

Leopold III : Pada bagian bawah perut teraba bulat,

keras dan melenting (kepala janin),

kepala sudah masuk PAP

Leopold IV : Kedua tangan tidak dapat bertemu

TBJ : (33-11)x155 = 3.410 gram.

Auskultasi DJJ : 130x/menit

2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi porsi minum di malam hari

dengan jarak 1-2 jam sebelum tidur

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik dengan menarik nafas

dalam-dalam melalui hidung sambil menggembungkan perut dan

menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan sambil

mengempeskan perut.

4. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara

a. Pijatlah putingg susu pada daerah areola mamae untuk

mengeluarkan kolostrum

b. Puting susu dikompres dengan baby oil selama 3-4 menit

kemudian bersihkan dengan kapas baby oil yang tadi

c. Untuk pengenyalan yaitu putting susu dipegang dengan ibu jari

telunjuk diputar kedalam sebanyak 20 kali dan keluar 20 kali

d. Untuk penonjolan yaitu putting susu cukup ditarik sebanyak 20

kali dan dirangsang dengan ujung waslap

e. Untuk pengurutan yaitu telapak tangan di beri baby oil kemudian

diratakan dan peganglah payudara laludiurut sebanyak 30 kali.


127

1) Pengurutan buah dada dari tengah kesamping, pengurutan buah

dada berputar dari tengah kesamping kemudian kebawah dan

lepaskan

2) Pengurutan buah dada dari pangkal ke putting, tangan kiri

membentuk huruf C menyangga payudara, tangan kanan

melakukan pengurutan dengan penyisiran dan dengan 2 atau 3

jari dan akhiri dengan gerakan sirkuler, ulangi pada payudara

kiri dengan gerakan yang sama.

3) Pengurutan pada payudara dengan tangan kiri menyangga

payudara kemudian tangan kanan mengurut menggunakan sisi

kelingking bawah tangan dari pangkal ke putting susu,

begitupun sebaliknya pada payudara sebelah

4) Selanjutnya tangan kanan dikepal dan tangan kiri menyangga

dan lakukan gerakan masase begitupun sebaliknya dengan

gerakan yang sama

5) Posisikan ibu senyaman mungkin dengan posisi ibu bersandar

pada meja atau sambil memeluk bantal. Lakukan pijat

oksitoksin dengan memijat ibu pada bagian tulang belakang

5. Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan trimester 3 yaitu:

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,

bengkak di muka/tangan, janin kurang bergerak seperti biasa, kejang,

demam tinggi, jika ibu mengalami hal tersebut langsung ke puskesmas

atau rumah sakit terdekat


128

6. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu adanya

rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur

keluar lendir bercampur darah, kadang-kadang ketuban dengan

sendirinya

7. Memberitahukan ibu persiapan persalinan seperti pakaian bayi (baju,

celana, topi, kaus kaki/tangan, popok dan kain bedong), pakaian ibu

(daster, sarung, BH, celana dalam dan softex), kantong plastik besar

dua, surat-surat (BPJS, foto kopi KTP, KK), buku pink dan kendaraan

8. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 18

Februari 2021 atau jika ada keluhan

9. Melakukan pendokumentasian

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal: 11-02-2020 Jam: 15.45 WIT Oleh: Mhs. Febriani

1. Ibu sudah mengetahui tentang kondisi ibu saat ini

2. Ibu bersedia untuk mengurangi porsi minum di malam hari

3. Ibu sudah mengetahui teknik relaksasi yang baik

4. Ibu sudah mengerti dan mengetahui teknik perawatan payudara.

5. Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan trimester 3

6. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan

7. Ibu bersedia untuk mempersiapkan kebutuhan saat persalinan

8. Ibu bersedia akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 18 Februari 2021

9. Sudah melakukan pendokumentasian


129

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.T UMUR 23


TAHUN G1P0P0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI
DENGAN INPARTU KALA I NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI

Tanggal : 18-02-2021

Jam : 01.30 WIT

Tempat : AHBS

Penulis tidak mengikuti asuhan persalinan dikarenakan ibu masuk AHBS

di jam 01.00 WIT dan Ny.T partus jam 05.20 WIT. Akan tetapi penulis

mendapatkan data subjektif dari ibu dan data objektif dari rekam medis pasien.

S:

1. Ibu mengatakan datang ke AHBS jam 01.00 WIT

2. Ibu mengatakan plasenta lahir sekitar jam 05.30 WIT

3. Ibu mengatakan partus sekitar 05.20 WIT

O:

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : N : 110/70 mmHg

R : 78x/menit

SB : 36,80C

2. HIS : 5x dalam 10 menit durasi 48 detik

3. DJJ : 146x/menit

4. Pembukaan : 10 cm

5. Ketuban : Jernih

6. Hodge : IV
130

A : Ny.T Inpartu G1P0P0 Aterem

P:

Tanggal : 18-02-2021 Jam : 01.20 WIT Oleh : Febriani

1. Melakukan observasi his dan DJJ

E/Ibu bersedia tindakan yang akan dilakukan

2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum-minuman yang manis agar

dapat menambah energi pada ibu

E/Ibu sudah mengerti dan bersedia

3. Menganjurkan ibu untuk tidur dalam posisi miring kiri untuk dapat

mengurangi tekanan pada pembuluh darah besar di bagian belakang yang

mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung

E/Ibu sudah mengerti dan bersedia

4. Menyiapakan alat-alat partus set

E/Bidan sudah menyiapkan alat-alat partus set

7.
131

KUNJUNGAN BBL KE-1


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BY. NY T USIA 1 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal : 19-02-2021

Jam : 14.15 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 18-02-2021/05.20 WIT

2. Ibu mengatakan bayinya lahir dengan normal

3. Ibu mengatakan bayi lahir langsung menangis

4. Ibu mengatakan bayinya sudah BAK/BAB

5. Ibu mengatakan bayinya sudah diberikan salep mata, imunisasi Vitamin K

dan HBO

6. Ibu mengatakan bayi belum bisa menyusui

O:

1. Pemeriksaan umum baik

2. TTV

b. N : 112x/menit

c. R : 40x/menit

d. SB : 36,7˚C

3. Tali pusat masih basah

A : Bayi Ny.T Umur 1 Hari Dengan Bayi Baru Lahir Normal


132

P:

Tanggal : 19-02-2021 Jam : 14.20 WIT Oleh : Mhs. Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,

nadi 112x/menit, pernafasan 40x/menit dan suhu badan 36,70C

E/Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan ibu cara memandikan bayi yang benar yaitu

a. Mempersiapkan ruangan dalam keadaan hangat sebelum memandikan bayi

b. Sediakan air hangat (hangat-hangat kuku) dalam bak mandi serta cek

suhunya dengan cara menggunakan punggung tangan

c. Melakukan cuci tangan 6 langkah

d. Melepaskan pakaian bayi, bayi diletakkan pada tempat datar diatas handuk

e. Membersihkan daerah pantat/anus dengan cebok sebelum dimandikan agar

air mandi tetap segar dan bersih

f. Menyangga kepala bayi sambil mengusap air ke muka, tali pusat dan

tubuh bayi dengan menggunakan washlap

g. Menyabuni seluruh tubuh badan bayi (dada, tangan, kaki dan punggung)

dengan washlap

h. Membersihkan alat genetalia (dari katup ke belakang kemudian

dibersihkan) dan menempatkan bayi ke dalam bak mandi bilaslah dengan

cepat

i. Mengeringkan bayi dengan handuk bersih dan kering, menempatkan bayi

pada alas dan popok bersih (singkirkan handuk bersih basah ke pinggir)
133

j. Memberikan minyak telon pada dada dan punggung bayi dan mengenakan

popok dengan tidak terlalu ketat

k. Mengenakan baju yang bersih dan kering

l. Membungkus bayi dengan selimut yang bersih dan kering

E/Ibu sudah mengerti dan mengetahui cara memandikan bayi yang benar

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan suhu tubuh bayinya seperti

memakaikan topi, tidak meletakkan bayi di meja secara langsung, tidak

meletakkan bayi di ruang dingin serta mengganti popok apabila basah

E/Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayinya

4. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI (ASI eksklusif sampai 6 bulan) setiap

2 jam sekali atau setiap bayi ingin menyusu

E/Ibu bersedia untuk memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau setiap bayi

ingin menyusu

5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan tali pusat bayinya setiap

hari setelah mandi atau terkena BAB/BAK dan tidak membubuhkan apapun

pada tali pusat bayi

E/Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan tali pusat

bayinya

6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayinya dengan memandikan

bayinya setiap pagi hari dan sore hari menggunakan air hangat dan sabun bayi,

mengganti baju dan popok setelah mandi atau terkena BAB/BAK

E/Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan bayinya


134

7. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 22

Februari 2020 untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan melihat adanya tanda-

tanda infeksi pada bayi

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


135

KUNJUNGAN BBL KE-2


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. T UMUR 4 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal : 22-02-2021

Jam : 15.00 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan sudah menjaga kehangatan suhu tubuh bayi

2. Ibu mengatakan sudah memberikan asi setiap 2 jam sekali pada bayinya

3. Ibu mengatakan sudah menjaga kebersihan tali pusat bayi

4. Ibu mengatakan bayi mandi 2x setiap hari dan mengganti pakaian bayi jika

kotor

5. Ibu mengatakan sudah mengetahui cara memadikan bayi yang benar

O:

1. Keadaan umum Baik

2. TTV

a. N : 120x/menit

b. R : 45x/menit

c. Sb : 36,60C

3. Tali pusat masih basah

A : Bayi Ny.T Usia 4 Hari Dengan Bayi Baru Lahir Normal


136

P:

Tanggal : 22-02-2021 Jam : 15.05 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

nadi 120x/menit, nadi 45x/menit, 36,60C dan tali pusat masih basah

E/Ibu sudah mengetahui tentang keadaan bayinya

2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari jam 07.00 selama

10 menit dengan menutup mata bayi dari sinar matahari

E/Ibu bersedia untuk menjemur bayinya di pagi hari

3. Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayinya setiap kali bayi selesai

menyusu yaitu dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar pada

bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau bayi

tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya dielus-elus perlahan-

lahan

E/Ibu mengerti dan bersedia untuk menyendawakan bayinya

4. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti demam, tidak

menyusu, sesak nafas, merintih, hipotermi, tali pusat berdarah dan berbau,

kejang dan segera ke rumah sakit terdekat jika terdapat tanda-tanda

tersebut

E/Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya bayi baru lahir

5. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 25 Februari

2021

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


137

KUNJUNGAN BBL KE-3


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. T UMUR 7 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal : 25-02-2021

Jam : 14.00 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan bayinya sudah dijemur di pagi hari

2. Ibu mengatakan bayi sudah disendawakan setiap kali bayi selesai menyusu

3. Ibu mengatakan sampai saat ini tidak melihat adanya tanda bahaya bayi

baru lahir pada bayinya

4. Ibu mengatakan tali pusat pada bayi sudah terlepas

O:

1. Keadaan umum Baik

2. TTV

a. N : 118x/menit

b. R : 48x/menit

c. Sb : 36,70C

3. Tali pusat sudah terlepas

A : Bayi Ny. T Usia 7 Hari dengan Bayi Baru Lahir Normal


138

P:

Tanggal : 25-02-2021 Jam : 14.05 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

nadi 118x/menit, pernafasan 48x/menit, suhu badan 36,70C dan tali pusat

sudah terlepas

E/Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk tetap membersihkan mulut/lidah bayi setiap kali

selesai menyusu agar mencegah terjadinya penumpukan bakteri dalam

mulut dengan cara :

a. Mencuci tangan sebelum membersihkan mulut bayi

b. Siapkan air air hangat

c. Ambil kain kasa dan lilitkan pada jari telunjuk, lalu basahi dengan air

hangat yang telah tersedia

d. Jika mulut bayi terbuka, masukkan jari yang sudah dililit kasa ke

dalam mulut bayi perlahan-lahan lalu bersihkan lidah bayi dengan

menyeka dalam gerakan memutar yang lembut serta menyeka bagian

dalam pipi serta gusi bayi

E/Ibu mengerti dan mau melakukan membersihkan mulut/lidah bayi setiap

kali selesai menyusu

3. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 7 Maret

2021

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


139

KUNJUNGAN BBL KE-4


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. T UMUR 17 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal : 07-03-2021

Jam : 14.00 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan sudah membersihkan mulut/lidah bayi setiap selesai

menyusu

O:

1. Keadaan umum Baik

2. TTV

a. N : 120x/menit

b. R : 49x/menit

c. Sb : 36,80C

3. Tali pusat pada bayi sudah kering

A : Bayi Ny. T usia 17 Hari dengan bayi baru lahir normal

P:

Tanggal : 07-03-2021 Jam : 14.05 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

nadi 120x/menit, pernafasan 49x/menit, suhu badan 36,80C dan tali pusat

pada bayi sudah kering

E/Ibu sudah mengetahui kondisi bayinya


140

2. Menganjurkan ibu ikut posyandu untuk mengetahui kenaikan berat badan

bayi

E/Ibu bersedia untuk membawa bayinya ke posyandu

3. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 18 Maret

2021

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


141

KUNJUNGAN BBL KE-5


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. T UMUR 28 HARI
DI CITRA BUANA

Tanggal : 18-03-2021

Jam : 14.00 WIT

Temapat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan bayi dalam keadaan normal

2. Ibu mengatakan selalu memberikan ASI pada bayinya dan sudah tidak

memberikan susu formula pada bayinya

O:

1. Keadaan umum Baik

2. TTV

a. N : 120x/menit

b. R : 49x/menit

c. Sb : 36,70C

4. Tali pusat pada bayi sudah kering

A : Bayi Ny. T Umur 28 Hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

P:

Tanggal : 18-03-2021 Jam : 14.05 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

nadi 120x/menit, pernapasan 49x/menit, suhu badan 36,70C dan tali pusat

bayi sudah puput dan kering


142

E/Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya

2. Menganjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI pada bayi setiap 2 jam

sekali

E/Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya


143

KUNJUNGAN NIFAS I
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. T UMUR 23
TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 2
DI CITRA BUANA

Tanggal : 19-02-2021

Jam : 14.00 WIT

S:

1. Ibu mengatakan masih nyeri pada bekas jahitan di perineum

2. Ibu mengatakan ASI baru keluar sedikit

3. Ibu mengatakan bayi belum bisa menyusui

4. Ibu mengatakan belum tahu tentang teknik menyusui

5. Ibu mengatakan belum tahu cara perawatan luka perineum

O:

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a. TD : 110/80 mmHg

b. N : 78x/menit

c. R : 20x/menit

d. SB : 36,80C

4. TFU : 2 jari bawah pusat

5. Lokea : Rubra (merah)

A : Ny. T Umur 23 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke 2 dengan Nifas Normal
144

P:

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

R/Agar ibu mengetahui kondisinya saat ini

2. Ajarkan ibu cara perawatan luka perineum

R/Agar luka perineum tetap bersih dan tidak terjadi infeksi

3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (melatih bayi

untuk menyusui)

R/Agar bayi bisa menyusui dengan baik

4. Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar

R/Agar ibu mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar

5. Ajarkan ibu cara perawatan payudara yang baik dan benar

R/Agar produksi asi lancar dan tidak terhambat

6. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 22 Februari 2021

R/untuk mengetahui keadaan ibu

I:

Tanggal : 19-02-2021 Jam : 14.05 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 78x/menit

R : 20x/menit

SB : 36,80C
145

TFU : 2 jari bawah pusat

Lokea : Rubra (merah)

2. Mengajarkan ibu cara perawatan luka perineum yang benar dengan cara

merebus air hingga mendidih lalu dinginkan dan basuh alat kelamin dari

depan ke belakang setiap BAB/BAK dari depan hingga ke anus lalu

keringkan dengan handuk bersih atau tisu

E/Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan perawatan perineum

3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (melatih

bayi untuk menyusui) yaitu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali/saat bayi

ingin menyusui

E/Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin

4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar

a. Ibu duduk santai dengan nyaman, mengoleskan asi dengan sedikit pada

putting susu dan areola sekitarnya (bagian kehitaman payudara)

b. Bayi diletakkan menghadap ke perut ibu/payudara, bayi dipegang

dengan satu tangan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan

bokong bayi terletak pada lengan satu tangan bayi diletakkan di

belakang badan ibu dan yang satu di depan

c. Perut bayi menempel di badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

telingan dan tangan bayi terletak pada satu garis lurus ibu menatap

bayi dengan kasih sayang


146

d. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain m,enopang di

bawah, jangan menekan putting bayi diberi rangsangan untuk

membuka mulut menyentuh pipi dengan putting susu

e. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi

f. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke mulut bayi

g. Setelah bayi mulai mengusap, payudara tidak perlu dipegang atau

disanggah lagi

h. Jika bayi sudah menyusu selama kurang lebih 10 menit lepaskan

hisapan dengan ujung jari, kemudian gendong bayi dalam posisi tegak

dengan bersandar pada bahu ibu dengan menepuk punggung bayi

perlahan-lahan, atau letakkan bayi tengkurap dipangkuan ibu sambil

mengelus-elus punggung bayi untuk membantu bayi sendawa

E/Ibu mengerti dan mau melakukan teknik menyusui yang benar

5. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yaitu :

a. Puting susu dikompres dengan baby oil selama 3-4 menit kemudian

bersihkan dengan kapas baby oil yang tadi

b. Untuk pengenyalan yaitu putting susu dipegang dengan ibu jari

telunjuk diputar kedalam sebanyak 20 kali dan keluar 20 kali

c. Untuk penonjolan yaitu putting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali

dan dirangsang dengan ujung waslap

d. Untuk pengurutan yaitu telapak tangan di beri baby oil kemudian

diratakan dan peganglah payudara laludiurut sebanyak 30 kali.


147

a. Pengurutan buah dada dari tengah kesamping, pengurutan buah

dada berputar dari tengah kesamping kemudian kebawah dan

lepaskan

b. Pengurutan buah dada dari pangkal ke putting, tangan kiri

membentuk huruf C menyangga payudara, tangan kanan

melakukan pengurutan dengan penyisiran dan dengan 2 atau 3 jari

dan akhiri dengan gerakan sirkuler, ulangi pada payudara kiri

dengan gerakan yang sama.

c. Pengurutan pada payudara dengan tangan kiri menyangga

payudara kemudian tangan kanan mengurut menggunakan sisi

kelingking bawah tangan dari pangkal ke putting susu, begitupun

sebaliknya pada payudara sebelah

d. Selanjutnya tangan kanan dikepal dan tangan kiri menyangga dan

lakukan gerakan masase begitupun sebaliknya dengan gerakan

yang sama

e. Posisikan ibu senyaman mungkin dengan posisi ibu bersandar pada

meja atau sambil memeluk bantal. Lakukan pijat oksitoksin dengan

memijat ibu pada bagian tulang belakang

e. Pijatlah putingg susu pada daerah areola mamae untuk mengeluarkan

kolostrum

E/Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan perawatan payudara

5. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan tanggal 22 Februari 2021

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


148

KUNJUNGAN NIFAS KE-2


ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. T UMUR 23
TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 4
DI CITRA BUANA

Tanggal : 22-02-2021

Jam : 14.30 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan masih nyeri pada bekas jahitan di perineum

2. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara

3. Ibu mengatakan sudah melakukan teknik menyusui

4. Ibu mengatakan ASInya lancar dan sudah tidak memberikan susu formula

pada bayi.

5. Ibu mengatakan sudah mengetahui perawatan luka perineum

6. Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya masa nifas

O:

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a. TD : 116/79 mmHg

b. N : 79x/menit

c. R : 20x/menit

d. SB : 36,80C

4. TFU : 1 jari bawah pusat


149

5. Lokea : Sanguinolenta (merah kecoklatan)

A : Ny. T Umur 23 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke 4 dengan Nifas Normal

P:

Tanggal : 22-02-2021 Jam : 14.35 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, tekanan darah 116/79 mmHg, nadi 79x/menit,

pernapasan 20x/menit, suhu badan 36,80C, TFU 1 jari bawah pusat dan

lokea sanguinolenta (merah kecoklatan)

E/Ibu sudah mengerti dan mengetahui tentang hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup yaitu tidur siang selama 2

jam, tidur malam 7-8 jam dan ibu bisa tidur disaat bayi tidur

E/Ibu bersedia untuk istrahat yang cukup

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene yaitu dengan mandi 2

kali sehari gosok gigi 2x sehari dan ganti pembalut 2-3x sehari

E/Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene

4. Memberitahukan ibu tanda bahaya masa nifas seperti payudara bengkak,

kemerahan dan panas, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur

E/Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas

5. Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang tanggal 25 Februari

2021

E/Ibu bersedia untuk kunjungan ulang


150

KUNJUNGAN KE-3
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. T UMUR 23
TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 7
DI CITRA BUANA

Tanggal : 25-02-2021

Jam : 14.20 WIT

S:

1. Ibu mengatakan masih nyeri pada bekas jahitan di perineum

2. Ibu mengatakan sudah melakukan istrahat yang cukup

3. Ibu mengatakan sudah menjaga personal hygiene yang benar

4. Ibu mengatakan sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahaya masa nifas

O:

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a. TD : 118/77 mmHg

b. N : 80x/menit

c. R : 20x/menit

d. SB : 36,80C

4. TFU : Pertengahan pusat simpisis

5. Lokea : Sanguinolenta (merah kecoklatan)

A : Ny. T Umur 23 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke 7 dengan Nifas Normal
151

P:

1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum

baik, kesadaran Composmentis, tekanan darah 116/79 mmHg, nadi

79x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu badan 36,80C, TFU 1 jari bawah

pusat dan lokea sanguinolenta (merah kecoklatan)

E/Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan ibu untuk menunda dalam berhubungan seksual

dikarenakan organ reproduksi belum kembali sempurna atau setelah 42

hari organ sudah kembali sempurna

E/Ibu mengerti dan bersedia menunda dalam berhubungan seksual

3. Menganjurkan ibu untuk dilakukan kunjungan ulang tanggal 18 Maret

2021

E/Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang


152

KUNJUNGAN KE-4
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. T UMUR 23
TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE 28
DI CITRA BUANA

Tanggal : 18-03-2021

Jam : 14.20 WIT

Tempat : Rumah pasien

S:

1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di bagian luka perineum dan

luka jahitan sudah kering

2. Ibu mengatakan belum menggunakan KB

3. Ibu mengatakan ingin menunda kehamilannya

4. Ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi Kb suntik 3 bulan

O:

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a. TD : 117/79 mmHg

b. N : 80x/menit

c. R : 20x/menit

d. SB : 36,80C

4. TFU : Normal

5. Lokea : Alba (putih)

A : Ny. T Umur 23 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke-28 Dengan Nifas Normal
153

P:

Tanggal : 18-03-2021 Jam : 14.25 WIT Oleh : Mhs.Febriani

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, tekanan darah 117/79 mmHg,nadi 80x/menit,

pernapasan 20x/menit, suhu badan 36,80C, TFU normal dan loke berwarna

alba (putih)

E/Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan ibu akan jenis KB yang akan digunakan, yang mana

terdapat KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan, KB IUD, implant, pil

kombinasi, dan kondom

E/Ibu sudah mengerti tentang jenis-jenis KB

3. Memberitahukan ibu Kb suntik 3 bulan yaitu kontrasepsi yang berisi

depomedroksi progesteron asetat 150 gram disuntik secara intramuscular

(IM) di daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali

E/Ibu sudah mengerti tentang KB suntik 3 bulan

4. Memberitahukan ibu cara kerja Kb suntik 3 bulan yaitu mencegah

lepasnya sel telur dari indung telur wanita, mengentalkan lendir serviks

rahim sehingga sel mani tidak dapat masuk dalam rahim dan menipiskan

endometrium

E/Ibu sudah mengerti dan mengetahui cara kerja KB suntik 3 bulan

5. Memberitahukan ibu keuntungan dan kerugian Kb suntik 3 bulan yaitu

a. Keuntungan
154

Sangat efektif dengan kegagalan kurang dari 1%, tidak mempengaruhi

produksi ASI, sedikit efek samping, dapat digunakan oleh perempuan

usia lebih 35 tahun sampai premenopause dan menurunkan kejadian

penyakit jinak payudara

b. Kerugian

Gangguan haid, pusing mual, kenaikan berat badan dan terlambatnya

kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

E/Ibu mengerti dan sudah mengetahui tentang keuntungan dan kerugian

KB suntik 3 bulan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang Studi Kasus Asuhan Kebidanan

Komprehensif Pada Ny. T Umur 23 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 3

Hari yang mana dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani serta melihat

kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan praktik

A. Kehamilan

1. Subjektif

Penulis melakukan kunjungan rumah sebanyak satu kali. Hasil

pengkajian yang dilakukan pada Ny.T pada tanggal 11 Februari 2021,

didapatkan Ny.T berusia 23 tahun hamil pertama tidak pernah keguguran

HPHT 18 Mei 2020 dan tafsiran persalinan tanggal 25 Februari 2021.

Diagnosa yang didapat Ny.T G1P0A0 dengan usia kehamilan 38 minggu 3

hari. Dari pengkajian yang dilakukan Ny.T mengeluh mual muntah pada

trimester 1, trimester 2 tidak ada keluhan dan pada trimester 3 didapatkan

Ny.T susah tidur di malam hari karena sering buang air kecil. Selain itu

hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.T pergerakan janin pertama kali

dirasakan sejak usia kehamilan 20 minggu. Pada hasil pengkajian riwayat

kesehatan ibu tidak pernah menderita penyakit menahun (hipertensi, struk,

jantung), penyakit menurun (diabetes melitus, asma) dan penyakit menular

(HIV/AIDS, TB, hepatitis) dan ibu tidak memiliki kebisaan merokok,

minuman beralkohol, narkoba dan jamu-jamuan.

155
156

Pengkajian yang dilakukan pada Ny. T diperoleh Ny.T berusia 23

tahun. Berdasarkan usia Ny.T merupakan usia yang tidak beresiko yang

mana usia Ny. T berada pada usia <35 tahun. Pada usia di bawah 35 tahun

tidak menyebabkan terjadinya peningkatan komplikasi pada kehamilan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Manuaba (2012)

yang menyatakan usia reproduksi kehamilan berkisar antara usia 20-35

tahun. Selain itu teori menurut Yogi dan Sonbay (2014) mengatakan usia

yang baik untuk ibu hamil atau melahirkan berkisar antara 20-35 tahun,

pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang dan berfungsi

secara maksimal. Berdasarkan teori dan kasus Ny. T tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

Pengakajian yang dilakukan pada Ny.T didapatkan mengeluah mual

muntah pada TM 1 dan susah tidur malam hari karena sering buang air

kecil. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hani (2012)

yang mengatakan pada usia kehamilan TM 1 ibu mengeluh mual muntah

disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi

pada pagi hari, dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila

terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut

hyperemesis gravidarum dan pada TM 3 umumnya ibu hamil sering buang

air kecil karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan

kembali kandung kemih. Selain itu teori yang sama dikemukakan oleh

Rustikayanti (2016) mengatakan ibu hamil pada TM 1 sering mengeluh


157

mual muntah dan pada TM 3 ibu hamil mengeluh susah tidur pada malam

hari dikarenakan sering BAK. Berdasarkan teori dan kasus Ny.T tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

Pengkajian kasus Ny.T didapatkan pergerakan janin pertama kali

dirasakan sejak usia kehamilan 20 minggu dan frekuensi 10-20x/menit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Ny.T diperoleh pergerakan janin

dalam rentang normal. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Hani (2012) yang mengatakan gerakan janin baru dapat dirasakan

pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. Teori yang sama dengan kasus

Ny.T menurut Kusmiyati (2013) mengatakan pergerakan janin dirasakan

pada usia kehamilan 20-24 minggu. Berdasarkan teori dan kasus Ny.T

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

2. Objektif

Hasil pengkajian pada Ny.T didapatkan tekanan darah ibu 120/80

mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C dan indeks

masa tubuh (IMT) Ny.T didapatkan 21,4. Selain itu, pada pemeriksaan

abdomen didapatkan leopold I teraba bulat tidak melenting (bokong) TFU

33 cm, leopold II bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, seperti papan

(punggung) samping kiri ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas),

leopold III bagian terbawah janin bulat, keras dan melenting (kepala),

leopold IV kepala janin belum masuk PAP dan denyut jantung janin

sekitar 130x/menit. Pada pemerikaan genetalia Ny.T tidak didapatkan


158

keputihan yang berbau, tidak nyeri saat BAK dan gejala-gejala infeksi

menular seksual.

Dari kasus diatas Ny.T didapatkan tekanan darah ibu 120/80 mmHg.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Ny.T berada dalam keadaan

normal. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Rukiyah

(2013) yang mengatakan tekanan darah yang normal 110/80 hingga

140/90 mmHg.

Kasus yang didapatkan pada Ny.T diperoleh IMT 21,4. Hal ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kusmiyati, dkk (2011) yang

mengatakan IMT ideal untuk kesehatan normal ibu hamil antara 20-25.

Berdasarkan pernyataan diatas maka tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dengan praktek.

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T didapatkan presentasi janin

pada bagian bawah rahim teraba kepala dan DJJ berkisar 130x/menit.

Berdasarkan hasil pemeriksaaan pada Ny.T diperoleh DJJ dalam rentang

normal. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kemenkes

(2015) yang mengatakan pemeriksaan presentasi janin dilakukan untuk

mengetahui bagian terendah janin dan untuk mengetahui apakah bayi

dalam keadaan sehat, serta frekuensi jantung yang teratur berkisar antara

120-160x/menit. Berdasarkan pernyataan diatas maka tidak ditemui

kesenjangan antara fakta dan teori.

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T dengan usia kehamilan 38

minggu didapatkan TFU 33 cm 2 jari di bawah processus xypoideus.


159

Berdasarkan hasil pemeriksaaan tersebut, Ny.T berada dalam kategori usia

kehamilan normal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Padila (2018) yang mengatakan usia kehamilan 38 minggu dengan hasil

pengukuran TFU 2 jari di bawah px, Mc Donald 33 cm tergolong berada

pada rentang usia kehamilan normal. Berdasarkan pernyataan diatas maka

tidak ditemui kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Assesment

Berdasarkan data subjektif dan data objektif diatas ditegakkan

diagnosa berdasarkan dokumentasi asuhan kebidanan yaitu Ny.T Umur 23

Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Normal Preskep Hidup

Tunggal Intrauterine. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Varney (2010) yang mengatakan diagnosa kebidanan ditegakkan

berdasarkan data subjektif dan data objektif.

4. Planning

Asuhan yang diberikan pada Ny.T umur 23 tahun G1P0A0 Usia

Kehamilan 38 Minggu 3 Hari. Asuhan yang diberikan pada Ny.T sesuai

dengan keluhan ibu yaitu menganjurkan ibu untuk mengurangi porsi

minum pada malam hari dengan jarak 1-2 jam sebelum tidur. Hal ini

sesuai dengan teori Megasari (2019), asuhan ibu hamil yang sering BAK

di malam hari yaitu mengurangi porsi minum malam hari sekitar 1-2 jam

menjelang tidur.

Penulis juga mengajarkan ibu teknik relaksasi, memberitahu ibu

tanda-tanda persalinan dan persiapan kebutuhan saat bersalin. Hal ini


160

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bobak (2014) yang

mengemukakan dimana banyak terdapat ibu hamil merasakan kontraksi

saat berada pada akhir bulan kehamilan. Bobak (2014) mengatakan teknik

relaksasi dalam persalinan yang mana ibu dianjurkan untuk menarik nafas

yang dalam melalui hidung dan menghembuskannya secara perlahan

melalui mulut dapat mengurangi rasa sakit yang ibu alami dan dapat

membantu memaksimalkan suplai oksigen.

Mochtar (2011) mengatakan ibu hamil cukup bulan atau mendekati

tafsiran persalinan akan mengalami tanda-tanda persalinan seperti adanya

his yang datang lebih kuat, sering, teratur, keluar lendir bercapur darah,

dan kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Dari kasus Ny.T

tersebut penulis memberikan asuhan yaitu mengobservasi his dan djj untuk

mengetahui kesejahteraan janin, menganjurkan ibu untuk makan dan

minum manis-manis, menganjurkan ibu untuk tidur posisi miring kiri dan

mempersiapkan alat-alat partus set.

B. Asuhan persalinan

1. Subjektif

Penulis tidak mengikuti asuhan persalinan dikarenakan ibunya tidak

memberitahukan. Akan tetapi penulis mendapatkan data subjektif dari ibu

dan data objektif dari rekam medis. Dimana Ny.T mengatakan datang ke

AHBS jam 01.00 WIT, plasenta lahir sekitar jam 05.30 WIT dan Ny.T

mengatakan partus sekitar 05.20 WIT.

2. Objektif
161

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang didapat dari rekam medis Ny.T

dalam keadaan normal dimana keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78x/menit, suhu badan

36,80C, his 5x dalam 10 menit durasi 48 detik, DJJ 146x/menit,

pembukaan 10 cm dan ketuban Ny.T berwarna jernih.

Berdasarkan kasus Ny.T diperoleh tanda-tanda vital dalam keadaan

normal dan his 5x dalam 10 menit durasi 48 detik. Berdasarkan his Ny.T

tersebut berada dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh JNPK-KR (2017) yang mengatakan kontraksi akan

meningkat secara bertahap, dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau

lebih dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Selain itu djj didapatkan

146x/menit berada dalam batas normal. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Kemenkes (2015) yang mengatakan frekuensi jantung

yang teratur berkisar antara 120-160x/menit. Dari kasus Ny.T tersebut

tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Assesment

Berdasarkan kasus Ny.T penulis dapat menegakkan diagnosa yaitu

Inpartu Ny.T G1P0A0 Aterem. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Varney (2010) penegakkan diagnosa berpatokan pada

data subjektif dan data objektif. Berdasarkan penegakkan diagnosa

tersebut tidak terjadi kesenjangan teori dan praktek.

4. Planning
162

Berdasarkan kasus Ny.T penulis memberikan asuhan kebidanan

yaitu mengobservasi his dan DJJ pada janin untuk mengetahui

kesejahteraan janin, menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang

manis-manis untuk menambah energi pada ibu dan menganjurkan ibu

untuk tidur posisi miring kiri untuk mengurangi tekanan pada pembuluh

darah besar. Berdasarkan kasus Ny.T tersebut tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktek.

C. Asuhan nifas

1. Kunjungan nifas pertama (KF 1)

a. Subjektif

Penulis melakukan kunjungan rumah sebanyak 4 kali kunjugan.

Pengkajian pada kunjungan pertama didapatkan ibu mengeluh nyeri

pada bekas jahitan di perineum, ASI baru keluar sedikit, belum

mengetahui teknik menyusui, dan belum tahu cara perawatan luka

perineum.

b. Objektif

Hasil pemeriksaan keadaan umum pada Ny.T, tekanan darah

110/80 mmHg, nadi 78x/menit, pernafasan 20x/menit dan suhu badan

36,80C. Selain itu didapatkan TFU 2 jari di bawah pusat dan lochea

berwarna merah (Rubra).

Berdasarkan kasus Ny.T didapatkan TFU 2 jari di bawah pusat

merupakan dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang
163

dikemukakan oleh Bahiyatun (2011) yang mengatakan ibu post partum

hari ke-2 TFU 2 jari di bawah pusat. Berdasarkan pernyataan diatas

maka tidak ditemui kesenjangan antara teori dan praktek.

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T dengan post partum hari

ke-2 didapatkan lokea berwarna merah (rubra). Dalam hal ini

pandangan peneliti terkait hasil pemeriksaan tersebut yang mana

lochea pada Ny.T berada dalam rentang normal. Hal ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Saleha (2013) mengatakan lochea pada

ibu post partum hari ke 1-3 berwarna merah (rubra) disebabkan karna

berisi darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

caseosa, lanungo, dan meconium selama 2 hari pasca persalinan.

Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

c. Assesment

Berdasarkan teori tersebut, data subjektif dan data objektif pada

Ny.T ditegakkan diagnosa yaitu Ny.T Umur 23 Tahun P1A0 Post

Partum Hari Ke-2 Dengan Keadaan Normal. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Varney (2010) mengatakan dalam

pengangkatan diagnosa asuhan kebidanan berpatokan dengan data

objektif dan subjektif.

d. Planning

Menurut Suka.,dkk (2017) mengatakan perawatan masa nifas

adalah perawatan trhadap wanita hamil yang telah bersalin sampai alat-
164

alat kandungan kemabali seperti sebelum hamil, lamanya berkisar 6-8

minggu. Berdasarkan teori tersebut, penulis memberikan asuhan

terhadap kasus Ny.T dengan cara perawatan luka perineum, menyusui

2. Kunjungan ke-2 dan ke-3 (KF 3)

a. Subjektif

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T didapatkan nyeri pada

bekas jahitan di perineum (kunjungan 2 dan 3), dan pada kunjungan

ke-2 ibu belum mengetahui tanda bahaya masa nifas.

b. Objektif

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T post partum hari ke-4

dan dari ke-7 didapatkan keadaan umum ibu baik, TTV dalam batas

normal dan lokea berwarna merah kecokelatan atau sanguinolenta

(kunjungan 2-3). Selain itu TFU didapatkan 1 jari di bawah pusat

(kunjungan ke-2) dan pada kunjungan ke-3 didapatkan TFU

pertengahan pusat simpisis.

Berdasarkan kasus diatas Ny.T post partum hari ke-4 dan hari

ke-7 didapatkan keadaan umum ibu normal, TTV dalam rentang

normal (kunjungan ke-2 dan ke-3). Selain itu pengkajian yang

dilakukan pada Ny.T didapatkan lokea berwarna merah kecokelatan

atau sanguinolenta (kunjungan ke-2 dan ke-3). Berdasarkan pengkajian

tersebut Ny.T dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Saleha (2013) yang mengatakan lokea berwarna


165

merah kecokelatan (sanguinolenta) ditemukan pada ibu post partum

hari ke 3-7.

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T didapatkan TFU berada

di pertengahan pusat simpisis. Pada pemeriksaan tersebut Ny.T berada

dalam rentang normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Bahiyatun (2011) yang mengatakan ibu post partum hari ke-7

TFU berada di pertengahan pusat simpisis. Berdasarkan pernyataan

diatas NY.T tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

c. Assasment

Berdasarkan data subjektif dan data objektif pada Ny.T

(kunjungan ke-2) ditegakkan diagnosa Ny.T Umur 23 Tahun P1A0 Post

Partum Hari ke-4 Dengan Keadaan Normal. Pada kunjungan ke-3

Ny.T ditegakkan diagnosa yaitu Ny.T Umur 23 Tahun P1A0 Post

Partum Hari ke-7 Dengan Keadaan Normal. . Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Varney (2010) mengatakan dalam

pengangkatan diagnosa asuhan kebidanan berpatokan dengan data

objektif dan subjektif.

d. Planning

Berdasarkan kasus Ny.T penulis memberikan asuhan yaitu

istrahat yang cukup, menjaga personal hygiene, memberitahu ibu tanda

bahaya masa nifas. Sehingga dalam teori Reni (2012) mengatakan


166

asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk istrahat yang

cukup, kebersihan diri dan memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas.

3. Kunjungan k-4 (KF 3)

a. Subjektif

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T diperoleh dimana ibu

mengatakan belum mengunakan KB, ibu inggin menunda

kehamilannya, ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi KB

suntik 3 bulan.

b. Objektif

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T dengan post partum hari ke-28

didapatkan keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas

normal, lochea berwarna alba (putih).

Menurut Saleha (2013) Lokhea alba seperti cairan putih

berbentuk krim dan akan keluar hari ke-24 sampai satu atau dua

minggu berikutnya. Hal ini sesusai dengan pengkajian yang dilaukan

kepada Ny.T yang mana diperoleh lochea dari hasil pengkajian

berwarna alba (putih).

Baiyatun (2011) mengatakaan pada kondisi ini TFU ibu akan

berada pada rentang normal dalam waktu 6 minggu setelah masa nifas.

Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian yang dilakukan kepada Ny.T
167

diperoleh TFU sudah tdak lagi teraba yang mana menandakan TFU ibu

berada dalam rentang normal.

c. Assessment

Berdasarkan data subjektif dan data objektif penulis dapat

menegakkan diagnosa yaitu Ny.T umur 23 tahun P 1A0 post partum hari

ke-28 dalam keadaan normal. Varney (2010) mengatakan dalam

pengangkatan diagnosa asuhan kebidanan berpatokan dengan data

subjektif dan data objektif.

d. Planning

Berdasarkan kasus Ny.T, penulis memberikan asuhan yaitu

istirahat yang cukup, menjaga personal hygiene, memberitahu ibu

tentang keuntungan dan cara mengunakan KB suntik 3 bulan.

Susilowati (2021) mengemukakan teori dimana Kb suntik 3

bulan adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi progesteron asetat

150 gram disuntik secara intramuscular (IM) di daerah bokong yang

diberikan setiap 3 bulan sekali, dan manfaat dari penggunaan Kb

suntik 3 bulan yaitu mencegah lepasnya sel telur dari indung telur

wanita, mengentalkan lendir serviks rahim sehingga sel mani tidak

dapat masuk dalam rahim dan menipiskan endometrium. Dalam

penggunaan KB suntik 3 bulan terdapat keuntungan dan kerugian

dimana menurut Susilowati (2021) keuntungan dalam penggunaan KB

suntik 3 bulan sangat efektif, dengan kegagalan kurang dari 1%, tidak

mempengaruhi produksi ASI, sedikit efek samping, dapat digunakan


168

oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai premenopause dan

menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. Sedangkan kerugian

ang didapatkan dalam penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu gangguan

haid, pusing mual, kenaikan berat badan dan terlambatnya kembali

kesuburan setelah penghentian pemakaian .

D. Asuhan bayi baru lahir

1. Kunjungan pertama (KN 1)

a. Subjektif

Penulis melakukan kunjungan rumah sebanyak 5 kali

kunjungan. Bayi Ny.T lahir spontan dan normal pada tanggal 18

Februari 2021 jam 05.20 WIT, keadaan umum bayi dalam keadaan

baik.

b. Objektif

Pemeriksaan yang dilakukan pada bayi Ny.T didapatkan

keadaan umum baik, frekuensi jantung 110x/menit, pernapasan

40x/menit, SB 36,50C. Penilaian apgar score didapatkan 9/10. Pada

pemeriksaan antropometri didapatkan BB 3700 gram PB 52 cm,

LK 35 cm, LILA 12 cm, LD 35 cm, LP 34 cm dan pemeriksaan

fisik tidak ditemukan kelainan atau berada dalam rentang normal

serta reflek-reflek dalam keadaan baik.

Berdasarkan kasus diatas bayi Ny.T dalam keadaan baik,

TTV berada dalam rentang normal, penilaian apgar score diperoleh

9/10 yang merupakan dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan
169

teori yang dikemukakan oleh Saifuddin (2013) yang mengatakan

bayi baru lahir normal mempunyai apgar score 7-10. Dari

pernyataan diatas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

Pemeriksaan antropometri yang dilakukan pada Ny.T

didapatkan BB 3700 gram PB 52 cm, LK 35 cm, LILA 12 cm, LD

35 cm, LP 34 cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut bayi

Ny.T dalam rentang normal. Hal ini sesuai dengan teori yang oleh

Tando (2016).

c. Assessment

Pengkajian data subjektif dan data objektif pada bayi Ny.T

dapat ditegakkan yaitu Bayi Ny.T Umur 1 Hari Dengan Keadaan .

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Varney (2010)

mengatakan dalam pengangkatan diagnosa asuhan kebidanan

berpatokan dengan data objektif dan subjektif.

d. Planning

Pengkajian yang dilakukan pada bayi Ny.T penulis

memberiksan asuhan yaitu mengajarkan ibu untuk perawatan tali

pusat bayinya agar tetap bersih dan mencegah terjadinya infeksi,

menjaga kehangatan bayi dan menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI ondemand. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh (Muslihatun, 2012) mengatakan pada kunjungan

pertama asuhan yang diberikan yaitu perawatan tali pusat dan


170

menjaga kehangatan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi

dan memberikan ASI ondemand pada bayi, selain itu asuhan yang

diberikan dapat diterima oleh ibu. Berdasarkan asuhan yang

diberikan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Kunjungan BBL (KN 2)

a. Subjektif

Pengkajian yang dilakukan pada bayi Ny.T didapatkan bayi

dalam keadaan normal dan tidak terdapat tanda-tanda bahaya bayi

baru lahir dan ibu sudah menyusui bayinya setiap dua jam sekali

akan tetapi asi tidak lancar.

b. Objektif

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada bayi Ny.T

diperoleh keadaan umum bayi dalam keadaan normal, TTV dalam

rentang normal, pada hari ke-4 tali pusat bayi masih dalam keadaan

basah dan pada hari ke-7 tali pusat bayi sudah putus.

Pengkajian pada kasus bayi Ny.T didapatkan bayi dalam

keadaan normal. Selain itu pada hari ke-4 tali pusat bayi masih

basah dan pada hari ke-7 tali pusat bayi sudah putus. Berdasarkan

pengkajian tersebut bayi Ny.T berada dalam kadaan normal. Hal

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Muslihatun(2012) yang

mengatakan pada hari ke-4 tali pusat bayi masih basah dan hari ke-

7 tali pusat bayi sudah putus antara 5-7 hari. Berdasarkan


171

pernyataan diatas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

c. Assesment

Berdasarkan data subjektif dan data objektif penulis dapat

menegakkan diagnosa yaitu Bayi Ny.T Umur 4 Hari Dengan

Keadaan Normal (Kunjungan ke-2). Pada kunjungan ke-7 dapat

ditegakkan diagnosa yaitu Bayi Ny.T Umur 7 Hari Dengan

Keadaan Normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Varney (2010) mengatakan dalam pengangkatan diagnosa

asuhan kebidanan berpatokan dengan data objektif dan subjektif.

d. Planning

Berdasarkan kasus Ny.T penulis memberikan asuhan pada

bayi Ny.T yaitu menjemur bayinya setiap pagi hari agar bayi

mendapatkan vitamin D dan memperkuat tulang bayi. Selain itu

mengajarkan pada ibu cara menyendawakan bayinya setiap kali

selesai menyusu dan membersihkan mulut/lidah bayi setiap selesai

menyusu.

3. Kunjungan BBL (KN 3)

a. Subjektif

Pengkajian yang dilakukan pada Ny.T didapatkan bayi

dalam keadaan normal dan ibu mengatakan selalu memberikan ASI

yang mana diselingi dengan susu formula dan tidak lupa juga ibu
172

mengatakan mulut/lidah pada bayi selalu dibersihkan ketika setelah

menyusui.

b. Objektif

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada bayi Ny.T

diperoleh keadaan umum bayi dalamkeadaan normal, ttv dalam

rentang batas normal, putusnya tali pusat terjadi pada kunjungan

ke-14 (17 hari) dan kunjungan ke-5 (28 hari).

c. Assessment

Berdasarkan data subjektif dan data objektif penulisdapat

menegakkan diagnose yaitu; bayi Ny.T umur 17 hari, dengan

keadaan normal (kunjungan ke-4), dan pada kunjungan ke-5 dapat

ditegakkan diagnosa yaitu; bayi Ny.T umur 28 hari dengan

keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Varney (2010) mengatakan dalam pengangkatan diagnosa

asuhan kebidanan berpatokan dengan data objektif dan subjektif.

d. Planning

Berdasarkan kasus Ny.T, penulis memberikan asuhan

kepada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu dan mengikuti

kegiatan posyandu serta memberikan ASI kepada bayi setiap 2 jam

sekali yang mana diselingi dengan susu formula. Hal ini tidak

sejalan dengan anjuran yang diberikan, dimana pemberian susu

formula dapat menyebabkan alergi yang berupa diare. Hal ini

didukung oleh Nirwana (2014) yang mengatakan susu formula


173

berasal dari susu sapi, yang mana ankan menimbulkan alergi jika

dikomsumsi pada anak, dan alergi terhadap susu formula ini yaitu

berupa diare.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny.T telah dilakukan selama kurang lebih

2 bulan yang dimulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 38 minggu 3

hari, bayi baru lahir dan nifas selama kurang lebih dua bulan

1. Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny.T G1P0A0 dengan

kehamilan normal sudah sesuai dengan manajemen kebidanan menurut

7 langkah Varney

2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny.T G1P0A0 dengan persalinan

normal tidak sesuai dengan 7 langkah Varney dikarenakan penulis

tidak hadir disaat proses persalinan

3. Asuhan kebidanan nifas pada Ny.T G1P0A0 dengan kehamilan normal

sudah sesuai dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney

4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny.T G1P0A0 dengan kehamilan

normal sudah sesuai dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah

Varney

B. Saran

Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta dapat mengetahui dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir, dan Kb secara komprehensif.

174
175

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat menjadi bahan referensi bagi

kalangan yang akan melakukan penelitian asuhan kebidanan

komprehensif.

2. Bagi penulis

Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta

menambah wawasan, meningkatkan pemahaman dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara komprehensif

3. Bagi lahan praktek

Hasil dari Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

lahan praktik sebagai masukan dan pertimbangan dalam memberikan

informasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Puji Hutari. 2012. Buku ajar Kebidanan (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press
Annisa, R., Ismail, N., & Yussar, M. O. (2020). Hubungan Riwayat Neonatus
dengan Kematian Asfiksia Pada Bayi Di RS Ibu dan Anak (RSIA)
Provinsi Aceh. Journal Of Healthcare Technology And Medicine, 6(2),
903-910
Andanawarih, P., & Baroroh, I. (2018). Peran Bidan Sebagai Fasilitator
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Pekalongan.
Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 7(1)
Bahiyatun. 2011. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Cuningham. 2012. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Depublish
Depubliser
Dewi. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Dinkes Provinsi Papua. 2017. http://dinkes.papua.go.id. Diakses pada tanggal
September 2020
Dinkes Kabupaten Jayapura. 2018. http://dinkes.papua.go.id. Diakses tanggal 19
November 2020
Hani, J. M., 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Helen, Varney. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Jannah. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Aruz Media
JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2019.pdf.
Diakses tanggal 02 Desember 2020.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2020


Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Kuswanti dan Melina. 2014. Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khoeroh, H. (2019). Evaluasi Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Di Puskesmas
Paguyangan Kab. Brebes Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Ilmiah
Indonesia (Indonesian Helath Scientific Journal), 4(2), 37-40
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC
2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Kb. Jakarta: EGC
Megasari, K. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Trimester III Dengan
Ketidaknyamanan Sering Buang Air Kecil. Jurnal Komunikasi
Kesehatan (Edisi 19), 10(2), 36-43
Marliana Laras Untari, M. (2020). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M
Di Puskesmas Sangkrah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Kusuma Husada Surakarta)
Untari, M. L. (2020). Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M Di Puskesmas
Sangkrah Surakarta (Universitas Kusuma Husada Surakarta)
Mochtar. R. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Muslihatun. W. 2012. Synopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Ningsih, D. (2017). Kontinuitas Perawatan Kebidanan. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
4(2), 67-77
Nurjasmi, dkk. 2016. Midwifery Update. Jakarta: PP IBI
Nurwiandani. 2018. Asuhan Persalinan Konsep Persalinan. Jakarta: Pustaka Baru
Press
Podungge, Y. (2020). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jambura Health and
Sport Journal, 2(2), 68-77
Purwanti. 2012. Asuhan kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
Purwoastuti. 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta: Pustaka Baru Press
Purwoastuti, E., & Elisabeth, S., W. 2015. Kesehatan Reproduksi & Kelurga
Berencana. Yogyakarta: Pustakabarupress
Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Rahmawati, A., Husodo, B. T., & Shaluhiyah, Z. (2019). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Neonatal Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 7 (2), 64-72
Reni. 2012. Asuhan Masa Nifas. Jakarta: EGC
Rohani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika
Saleha. 2013. Asuhan kebidanan Pada masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Saifuddin. 2013. Ilmu Kebidanan Jilid III. Jakarta: Nusa Pustaka
2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.BPSP
Sulfianti, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Yayasan
Kita Menulis
Sulfiyah, S. (2017). Asuhan Kebidanan Komprehensif di Wilayah Kerja
Puskesmas Margasari Kota Balikpapan
Sukma, dkk. 2017. Asuahan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas
Susilowati, E., & SiT, S. (2021). KB Suntik 3 (Tiga) Bulan dengan Efek Samping
Gangguan Haid dan Penanganannya. Majalah Ilmiah Sultan Agung,
50(126), 32-42
Tando. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: EGC
Varney, H. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
Walyani dan Endang. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru
Yogi, E.D., Hariyanto, H., & Sonbay, E. (2014). Hubungan Antara Usia Dengan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamena
Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Delima Harapan, 1 (1), 10-19
Yudianti, I., Kusmiyati, A., & Rahayu, P. (2017). Pengetahuan Ibu Tentang
Materi Perawatan Masa Nifas Dalam Buku Kia Dengan Keteraturan
Kunjungan Nifas. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 2(2)
Lampiran 1

Data World Health Organization (WHO)


Lampiran 2

Data Profil (Kemenkes RI)


Lampiran 3

Profil Kesehatan Provinsi Papua


Lampiran 4

Profil Kesehatan Kabupaten Jayapura


Lampiran 5

Data Dari Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura


Lampiran 6

Dokumentasi asuhan kehamilan sampai pelayanan keluarga berencana


Lampiran 7

Dokumentasi penyuluhan KB suntik 3 bulan


Lampiran 8

Lembar permohonan menjadi responden


Lampiran 9

Lembar persetujuan menjadi responden


Lampiran 10

Surat pengambilan data awal


Lampiran 11

Keterangan telah melakukan penelitian


Lampiran 12

Lambar bimbingan

Anda mungkin juga menyukai