Anda di halaman 1dari 4

Nama : Musyoyih

Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Matkul: Filsafat Islam 3

Dosen : Dr. Muhsin Labib

Resume Materi Epistemologi

1. PENDAHULUAN

Makna dari kata filsafat sejatinya dapat dibagi menjadi 2 bagian. Pertama:
Filsafat sebagai matakuliah, Kedua: Filsafat sebagai sistem penalaran yang sudah
terinstal didalam diri manusia. Namun pada pembahasan ini lebih memfokuskan pada
filsafat sebagai sistem penalaran yang sudah terinstal dalam diri manusia.

Sistem dalam diri manusia sama halnya seperti sebuah komputer yang memiliki
komponen sistem software dan hardware. Dalam software, komputer memiliki hirarki
ataupun struktur pertama yang menjadi landasan yang kedua, kemudian yang kedua
menjadi landasan yang ketiga, dan begitupun seterusnya, dalam hal ini komputer
memiliki bios yang menjadi struktur pertama bai berjalannya sistem yang lainnya. Begitu
juga dalam diri manusia, ia mempunyai hardware dan software. Software dalam diri
manusia semuanya bermuara atau mempunyai fondasi. Manusia memiliki pikiran-pikiran
yang merupakan gambaran, ide, konsep, surah dan lain sebagainya dan semua itu
bermuara dari pikiran awal sebelum dihubungkan dengan objek. Kemudian pikiran awal
sendiri bermula dari yang bukan pikiran (tak ada gambaran ide atau surah) karena apabila
pikiran awal berasal dari pikiran juga maka hal itu akan menjadi tasalsul, yaitu sesuatu
yang tak bermula dan tak berujung. Yang bukan pikiran itu adalah kesadaran dalam diri
manusia . Kesadaran sendiri merupakan pengetahuan tanpa pikiran tanpa dipahami tetapi
dialami yaitu kesadaran tentang diri kita masing-masing atau kesadaran tentang subjek
diri. Kesadaran tidak bisa dipikirkan karena dialah yang memproduksi pikiran itu.

Pengetahuan yang anpa pikiran disebut dengan hudhuri yaitu pengetahuan yang
dialami tanpa dipelajari, semetara yang bukan pikiran disebut dengan hushuli yaitu
pengetahuan yang diperantarai oleh pikiran. Pikiran awal disebut juga dengan aksioma
(swabukti).dan yang mempengaruhi pikiran awal adalah ada dan tiada.

2. ILMU
Ilmu adalah bentuk koneksi kita dengan realitas, dengan kata lain subjek
membangun koneksi dengan objek untuk mengetahui bahwa objek yang ada diluar itu
benar-benar ada.
Dalam memahami pengetahuan, ada kelompok yang menganggap bahwa realitas
yang ada di luar hanya bisa diketahui dengan alat indra, namun ada juga kelompok yang

1
menganggap bahwa alat yang digunakan untuk mengetahui realitas yang ada di luar
bukan hanya indra dan bisa menangkap realitas yang tidak hanya tertangkap indra.
Nalar sebagai pengetahuan ada yang disadari ada juga yang tidak disadari, dari
sinilah pengetahuan akan terbagi menjadi dua bagian yaitu pengetahuan yang dipahami
(pemahaman), dan pengetahuan yang dialami (pengalaman).
Pengetahuan berasal dari ada (realitas) sebelum mengetahui apa yang ada di luar
maka harus mengenali diri. Pengetahuan tentang diri seperti halnya menganggap bahwa
diri ada, dan juga pengetahuan yang dialami oleh apa-apa yang ada di dalam diri seperti
contoh rasa lapar, bosan dan lain sebagainya. Baru kemudian akan muncul kesadaran
selain diri (eksistensi eksternal) yang ditangkap oleh koneksi.
Hakikat pengetahuan adalah kesadaran sementara tujuan dari pengetahuan adalah
untuk menyingkap mana realitas yang benar-benar ada dan yang tidak ada, dari sinilah
kemudian diri bisa menyikapi yang ada dan yang tidak ada.

3. ILMU HUDHURI
Dalam diri manusia ada pengetahuan yang langsung dialami, pelakunya adalah
diri sendiri, itu adalah pengetahuan pengalaman baik yang disadari atau tidak disadari,
karena walaupun sebagian besar mengalami tapi tidak semuanya menyadari.
Pengetahuan pengalaman tidak memerlukan konsep gambar, dan citra dan lain
sebagainya. Pengetahuan pengalaman inilah yang sering disebut sebagai ilmu hudhuri.
Pada pemahaman pengalaman ini tidak berlaku salah atau benar, karena salah dan benar
hanya sudah berlaku pada pengetahuan pemahaman yang dikoneksikan melalui pikiran.

4. ILMU HUSHULI

Mulla Shadra dalam hikmah Muta’aliyah menyebutkan bahwa pengetahuan


hushuli harus kembali kepada pengetahuan hudhuri. Maksudnya apa-apa yang ada dalam
diri dan apa-apa yang dialami oleh diri yang kemudian muncul gambar-gambar, konsep
dan citra (esensi atau mahiyah)

Kalau dilihat dari dirinya sendiri maka itu pengetahuan pengalaman (hudhuri)
sementara yang ditangkap oleh gambar maka pengetahuan pemahamanan (hushuli).

5. ITTIHAD AQIL WA MA’QUL

Setiap yang ada di dunia mengalami keberadaan, diantara yang mengalami itu ada
yang menyadari seperti halnya manusia. Yang menyadari itu kemudian menelusuri,
menelaah, memperhatikan. Setelah itu terjadi dua proses, pertama: menyadari dirinya.
Kedua: Menyadari hal-hal yang terjadi pada dirinya seperti rasa lapar, suka, bendi dan
lain sebagainya.

2
Ketika mengalami rasa lapar, sedih, bahagia, melihat pintu, meja, merasakan
manis, pahit dan lain sebagainya itu ada orang-orang yang menganggap bahwa itu hanya
sebatas konsep atau gambar semata. Dan gambararan yang ditangkap itu bukan realitas.
Konsekuensinya berarti objek yang ada diluar tidak sama dengan gambar yang ditangkap
oleh subjek. Dan pemikiran seperti itu berarti buntu.

Mulla Shadra dalam Hikmah Muta’aliyah menyebutkan dengan konsep Asholatul


Wujud bahwa gambar yang kita perlakukan sebagai gambar itu juga merupaan
eksistensisebagai wujud (yang abstrak) dan itu sam dengan eksistensi yang ada di luar
(Konkret).

Jadi inilah yang dinamakan dengan ittihad Aqil Wa Ma’qul yang mana objek
yang ada di luar juga ada didalam subjek. Seperti halnya mobil yang ada diluar maka
sama dengan objek yang ada di dalam diri dan menyatu secara eksistensial.

6. MAHSUSAT

Pengalaman adalah sesuatu yang sudah terjadi dalam diri kita, pengalaman ada
yang disadari dan ada juga yang tidak disadari. Dari pengalaman-pengalaman itu
kemudian akan muncul gambar-gambar tentang diri dan apa-apa yang ada yang ada
dalam diri. Pengalaman tanpa gambar dinamakan kesadaran sementara pengalaman
dengan gambar disebut pengetahuan.

Setiap makhluk mempunyai pengalaman tentang apapun pada dirinya, manusia,


hewan, batu, kursi dan lain sebagainya. Namun tidak semua menyadari seperti halnya
batu, kursi meja dan lain sebagainya. Berbeda dengan manusia yang bisa menyadari
tentang dirinya (primer) dan kesadaran tentang apa-apa yang ada di dalam dirinya
(sekunder) seperti rasa lapar, rasa takut, kangen dan lain sebagainya.

pengalaman tentang yang ada diluar yang terindrakan kemudian akan


memunculkan pengetahuan melalui gambar-gambar yang ditangkap oleh indra itu.
Pengetahuan sendiri merupakan hadirnya gambar-gambar tentang objek selain diri .
objek-objek atau gambar-gambar yang ditangkap oleh indra itulah yang dinamakan
dengan Makhsusat.

7. AQL, AQIL DAN MA’QUL

Objek-objek atau gambaran-gambaran yang tertangkap oleh indra kemudian akal


akan mengabstraksikan atau melucuti gambar-gambar itu, yang pada mulanya gambar-
gambar yang ditangkap oleh indra bersifat parktikular namun karena sudah di
abstraksikan oleh akal kemudian akan menjadi gambaran-gambaran umum dalam
pengetahuannya (Universal). ketika konsep gambaran yang sudah berada dibenak itu

3
sudah di download dari indra maka itu yang disebut dengan ma’qulat. Sementara aqil
atau akal adi ketika berhubungan dengan ma’qul maka itu yang disebut dengan Aqil.

Dalam diri manusia ada dua hal yaitu indra dan akal atau nalar. Gambar-gambar
yang ditangkap oleh indra seperti gambar meja, kursi, batu, pohon yang terindrakan yang
bersifat personal disebut degan makhsusat. Sementara gambar-gambar yang bermula dari
indra (personal) dan kemudian ternalarkan kemudian muncul gambar-gambar yang
universal disebut sebagai Ma’qulat. Atau bisa dikatakan bahwa diri kita dengan indra
yaitu mahsusat, sementara diri kita dengan naar disebut sebagai ma’qulat.

8. MA’QULAT AWWALI DAN MA’QULAT TSANAWI

Gambar atau konsep yang muncul dibenak kita yang merupakan konsep universal
pertama yaitu ma’qul awali. Dari gambar yang bersifat personal yang kemudian dilucuti
oleh nalar dan kemudian menjadi gambar-gambar universal. gambar pertama (ma’qul
awal) contohnya manusia, tembok, kayu da lain sebagainya.

Manusia sebagai contoh dari ma’qulat awal itu tidak bisa dilihat karena bersifat
universal, yang bisa dilihat seperti halnya manusia yang bernama salman, Asoy dan lain-
lain itu bersifat partikular. Namun ketika bersifat universal sebagai manusia hanya bisa
dinalarkan bahwasesuatu yang mempunyai ciri atau indikasi sebagaimana manusia
siapapun akan tetap menjadi mausia.

9. MAUDHU, MAHMUL, HAML SYAIK DAN HAML AWWALI

Pernyataan adalah ungkapan pikiran, melalui pikiran kemudian diekspresikan


dalam pernyataan. Setiap orang memiliki pikiran yang terpenggal atau tersusun, pikiran
juga ada yang partikular dan universal. dan sebuah pernyataan membutuhkan pengikat
atau yang disebut sebagai penghubung. Dari penjelasan-penjelasan itu ketika ungkapan
dari pikiran menjadi pernyataan maka itu menjadi subjek dan objek atau maudhu’
mahmul.

Haml atau predikasi artinya merangkai dua konsep, haml dibagi menjadi dua
macam yaitu: Pertama: menyandingkan atau merangkai dua konsep yang berbeda dalam
pengertiaannya. Contoh: 2 adalah bilangan genap, Kadal adalah reptil. Haml ini disebut
sebagai haml syaik. Kedua: Menyandingkan atau merangkai dua konsep yang sama
pengertiannya. Contoh: 2x2=4, Manusia adalah manusia berpikir. Haml jenis ini disebut
sebagai haml awwali.

Anda mungkin juga menyukai