Anda di halaman 1dari 3

PUTUSAN

Arti Putusan Pengadilan


Pernyataan oleh hakim sebagai pejabat negara diberi wewenang untuk itu, diucapkan di
persidangan dan bertujuan untuk tujuan mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara
atau sengketa antara pihak. Bukan hanya yang diucapkan saja yang disebut putusan,
melainkan juga pernyataan yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan kemudian oleh
hakim di persidangan (Sudikno Mertokusumo)
Kesimpulan akhir yang diambil oleh Majelis Hakim yang diberi wewenang untuk itu
dalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu sengketa antara pihak-pihak yang
berperkara dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum (Abdul Manan)

Asas Putusan
1. Memuat Dasar Alasan yang Jelas dan Rinci
2. Wajib mengadili seluruh Bagian Gugatan
3. Tidak boleh Mengabulkan Melebihi Tuntutan
4. Diucapkan di muka umum
a. Prinsip keterbukaan untuk umum bersifat imperatif
b. Akibat Hukum atas Pelanggaran Asas Keterbukaan
Pelanggaran atas prinsip tersebut mengakibatkan putusan yang dijatuhkan :
-tidak sah
-tidak mempunyai kekuatan hukum
c. Dalam hal pemeriksaan secara tertutup, Putusan tetap diucapkan dalam sidang
terbuka
d. Diucapkan di dalam Sidang Pengadilan Proses Pengambilan Putusan

Musyawarah Majelis Hakim


Musyawarah Majelis Hakim merupakan perundingan yang dilaksanakan untuk
mengambil keputusan terhadap suatu perkara yang diajukan kepadanya dan sedang
diproses dalam persidangan Pengadilan Agama yang berwenang.
MMH dilaksanakan secara rahasia, apa yang dihasilkan dalam rapat Majelis Hakim hanya
diketahui oleh anggota Majelis sampai putusan diucapkan di depan sidang Pengadilan
Hak Majelis Hakim dalam MMH :
1. Mengkonstatir peristiwa hukum yang diajukan para pihak dengan melihat,
mengakui atau membenarkan telah terjadinya peristiwa

28
2. Mengkualifisir peristiwa hukum yang diajukan para pihak.
Mengkualifisir berarti menilai peristiwa yang dianggap benar-benar terjadi tersebut
termasuk dalam hubungan hukum yang bagaimana dan apa hukumnya
3. Mengkonstituir yaitu menetapkan hukumnya atau memberikan keadilan kepada
para pihak yang berperkara

Jika dua orang hakim anggota Majelis berpendapat sama terhadap hal tersebut diatas,
maka hakim yang kalah suara (termasuk Ketua Majelis) harus menerima pendapat yang
telah sama tersebut.
Hakim yang kalah suara menuliskan pendapatnya dalam buku catatan hakim yang
memuat :
(1) Nama hakim, (2) kedudukan dalam Majelis (3) nomor perkara (4) tanggal putusan
perkara tersebut (5) pendapat hakim serta alasannya, (6) paraf hakim

2. Metode Penemuan Hukum


Tugas menemukan hukum terhadap suatu perkara yang sedang diperiksa oleh Majelis
Hakim merupakan hal yang paling sulit dilaksanakan. Para hakim dianggap tahu hukum
(ius curia novit)sehingga hakim harus mengadili dengan benar semua perkara yang
diajukan kepadanya.
Hakim tidak boleh menolak perkara dengan alasan belum ada hukumnya atau belum
jelas hukumnya. Sebagai penegak hukum, ia wajib menggali, mengikuti dan memahami
nilai hukum yang hidup di masyarakat.
Usaha untuk menemukan hukum dapat dilakukan melalui :

1. Kitab perundang-undangan sebagai hukum yang tertulis


2. Kepala Adat dan penasihat agama bagi hukum yang tidak tertulis
3. Sumber yurisprudensi, dengan catatan hakim tidak terikat dengan putusan terdahulu
dan dapat menyimpang jika putusan terdahulu diketahui menyimpang atau tidak lagi
sesuai dengan hukum kontemporer.
4. Tulisan ilmiah para pakar hukum dan buku-buku ilmu pengetahuan lain yang terkait
dengan perkara yang diperiksa.
Jika tidak diketemukan sumber-sumber tersebut, maka hakim harus mempergunakan
metode interpretasi dan konstruksi.
Metode interpretasi adalah penafsiran terhadap teks undang-undang dan masih
berpegang pada bunyi teks itu.
Metode konstruksi adalah hakim mempergunakan penalaran logisnya untuk
mengembangkan lebih lanjut teks undang-undang. Hakim tidak terikat pada bunyi teks
tapi tidak mengabaikan hukum sebagai suatu sistem (Ahmad Ali)

29
Teknik Pengambilan Putusan
Dari segi metodologi, para hakim di lingkungan Peradilan Agama dalam mengambil
keputusan terhadap perkara-perkara yang diperiksa dan diadili hendaknya melalui
proses tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Perumusan masalah atau pokok sengketa
b. Pengumpulan data dalam proses pembuktian
c. Analisa data untuk menemukan fakta
d. Penemuan hukum dan penerapannya
e. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan

FxR=C
F = Fact atau peristiwa/kejadian
C = Conclusion
R = Rule atau peraturan
X = Operasional atau penalaran hukum

F R C
T T T
F T F
T F F
F F F

30

Anda mungkin juga menyukai