Anda di halaman 1dari 19

1.

Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya
kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan tetjadi disaster
pasien karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan
kejadian dan penanganannya kepada kepala ruang saat timbang terima pasien dan akan
mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain.
Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. DiskusiRefleksiKasus

Pembahasan:
Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette digambarkan telah
terjadi kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK sebaiknya kej adian
tersebut tidak perlu terulang kembali dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada
perawat lain.
Jawaban : E

2. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station
dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai,
berkeliling ke ruang rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan
identifikasi permasalahan pada pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang akan
diberikan pada perawat asosiate.
Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut?
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing
Pembahasan:
Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode
primer dengan mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat hingga
memastikan kondisi pasien untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Jawaban : A

3. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas.
Perawat primer melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih
sesak nafas. Perawat telah melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer?
A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan
C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien
D. Menunggu saran perawat konsultan
E. Menyampaikan hasil pengkajian

Pembahasan:
Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction, Situation,
Background, Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan komunikasi
sampai tahapan asesmen pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas masih telj adi.
Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya adalah melakukan recommendation berupa
pemberian oksigen.
Jawaban : A

4. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien
terkait kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat
antipiretik dan observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan
membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah dilakukan
verifikasi melalui telepon, perawat memberikan obat yang direkomendasikan tersebut. Apakah
tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Membuat kronologi kejadian
B. Melaporkan kepada kepala ruang
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien

Pembahasan:
Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon dengan dokter
perlu mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan tandatangan dokter
pada rekam medik/ dokumen pasien.
Jawaban : D

5. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari dibantu,
terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium menunjukkan
gula darah 400 mg/dL. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan selanjutnya.
Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total

Pembahasan:
Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran dan data
lainnya sesuai dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total.
Jawaban : E

6. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi.
Perawat segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melakukan pengkajian pasien
B. Membuat catatan insiden pasienjatuh
C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut
D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasienjatah

Pembahasan:
Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu melakukan
pengkajian pasien di tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh
tersebut. Selanjurnya perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat
kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan dokter penanggung jawab pasien. Perawat
membuat laporan kejadian untuk kepentingan investigasi, audit mutu dan langkah selanjutnya
yang dipandang perlu sesuai standarpatient safety.
Jawaban : A

7. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah
pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat
mengantar pasien tersebut ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan
dilakukan timbang terima dengan perawat di ruang rawat inap. Perawat di ruang rawat, inap
melakukan pengkajian kondisi pasien.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawatinap?
A. Menghubungi perawat primer
B. Mengkaji ulang kondisi pasien
C. Melaporkan kepada kepala ruang
D. Memasang gelang identitas pada pasien
E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD

Pembahasan:
Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang. Hal ini untuk
mengetahui pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi keperawatan
berdasarkan masalah yang teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut
kepada perawat primer untuk rencana tindakan selanjutnya pada pasien.
Jawaban : A

8. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam
kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.
Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Membangunkan pasien
B. Menunda pemberian obat
C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang
D. Meminta keluarga membangunkan pasien
E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Pembahasan:
Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat. Selain itu
perawat perlu mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam
medik atau nama pasien dan tanggal lahir.
Jawaban : A

9. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang
inisiatif dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga mendapatkan
laporan dari perawat yunior bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang
atasan dan lebih sering memberikan instruksi.
Apakah tindakan kepala mang?
A. Meminta perawat yunior mengalah
B. Menginstruksikan perawat senior asertif
C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing
Pembahasan:
Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam satu persepsi untuk
pencapaian visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi antar perawat maka
harus didiskusikan bersama-sama agar setiap perawat menyadari peran dan fungsinya sehingga
tercipta situasi kerja yang kondusif.
Jawaban : D

10. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana
pembedahan Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi
pasien pasca pembedahan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut?
A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut
B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi
C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent
D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang
E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi

Pembahasan:
Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan rencana tindakan
bedah yang akan dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan penjelasan lebih
lanjut tentang pembedahan maka perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang
belum pasti dan bukan wewenangnya karena hal tersebut menjadi kewenangan dokter
penanggungjawab pasien.
Jawaban : A

11. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya


sanitasi di ruang rawat Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat
keluhan tersebut dan akan memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup
buat keluarga pasien tersebut dan langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut
kepala ruang sedang mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan.
Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat tersebut?
A. Keluarga diminta untuk bersabar
B. Segera menghubungi kepala ruang
C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak
D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
E. Mengajak keluarga menemui kepala mang di ruang rapat

Pembahasan:
Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada pasien dan keluarga
tentang situasi dan kondisi yang dialami, khususnya terkait kerusakan sarana yang memerlukan
koordinasi dan perbaikan dengan kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan
aspek etik Veracity.
Jawaban : D

12. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang
diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi pasien.
Perawat menjelaskan ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebetulan sedang
membantu perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan segera.
Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat
B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
C. Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga
D. Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut
E. Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien

Pembahasan:
Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja perawat karena
beberapa situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga Namun perawat juga
peda tetap mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip etika
dalam layanan pasien, khususnya penerapan Benejience, setelahnya menjelaskan kondisi
pasien, melakukan refleksi diri dan meminta maaf pada pimpinan.
Jawaban : B

13. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar
Hb didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta
keluarga ke PMI untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan
alasan darah dari PMI tidak jelas asal-usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari
dokter penanggun g jawab pasien, keluarga tetap berkeberatan dan menolak.
Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Melaporkan kepada ketua tim
B. Memotivasi lanjut keluarga pasien
C. Tetap memberikan transfusi darah
D. Menghormati keputusan keluarga pasien
E. Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan:
Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi status kesehatan
pasien. Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan prinsip moral dalarn
asuhan keperawatan.
Jawaban : D

14.  Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil
pengkajian: kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi
gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama
yang harus segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi O2 100%
C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar
D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula ditutup
Pembahasan:
Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan
kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami akumulasi
sekret di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obtruksi pada jalan napas yang
berdampak pada penurunan ventilasi dan akan bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan
(SaO2), jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian
Jawaban : B

15. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat luka tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea
bergeser ke sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas:
35x/menit +Pasien terpasang oksgien NRM 10 1/menit Pasien telah terpasang needle
thorakosintesis.

Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Posisikan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT

Pembahasan:
Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar
melalui dmding dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap/ udara
terjebak di rongga pleura), teljadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru-paru menjadi
kolaps, dan akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat (kontralateral)
dan dapat menghambat pengembalian darah vena ke jantung.
Jawaban : E

16. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian:
nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C. Gambaran EKG
ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti platelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat di gitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan:
Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi penumpukan plak
pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa
sensasi nyeri pada area jantung (di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin berat
menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada area miokard.
Jawaban : A

17. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian:
compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+, TD
100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Pasang NGT
B. Puas akan pasien
C. Berikan vitamin K
D. Berikan cairan koloid
E. Berikan cairan kristaloid

Pembahasan:
Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan saluran cerna.
Perdarahan ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami distensi terstimulasi
akibat peristaltik yang terjadi secara terus menerus, sehingga  terjadi erosif pada permukaan
pembuluh darah dan akan berpotensi terjadinya ruptura, dimana hal ini lama kelamaan akan
mengakibatkan terjadinnya perdarahan pada saluran cerna.
Jawaban : A

18. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah dan
terdengar bunyi napas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi napas
26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengaturposisifowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

Pembahasan:
Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan
disebabkan karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di sekitar area
perdarahan dan iskemik jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas
abnormal, dan fungsi motorik menurun termasuk terjadinya gangguan pada nervus vagus
sehingga mengalami penurunan fungsi jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan menumpuknya
sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai suara gurgling.
Jawaban : A

19. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat
dingin, dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas
24 x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D 5%
B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon
E. Memberikan glukosa 40% 3 flakon

Pembahasan:
Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang diproduksi dari pulau
Iangerhans di pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan
sekresi insulin sehingga kebutuhan insulin untuk metabolisme glukosa di dalam darah tidak
mencukupi. Insulin berfungsi untuk membawa makanan ke dalam sel dan pasien DM biasanya
diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula. Pengelolaan pasien DM adalah salah
satunya monitoring kadar gula darah secara rutin. Penurunan ini terjadi karena obat obatan
yang diminum (terapi insulin), diet rendah gula/ karbohidrat serta olah raga yang dilakukan.
Jawaban : D

20. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/memt, frekuensi napas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan 02
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Pembahasan:
Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak disekitar
tulang rusak, diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul perdarahan,
bila perdarahannya massif terus menerus maka volume darah berkurang yang beresiko
terjadinya shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari gej ala klinis yang ditimbulkan yaitu
peningkatan nadi, penurunan TD, perfusi perifer menurun, dan CRT > 2 detik.
Jawaban : E
21. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
kesadaran kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80
nimHg, frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur
tertutup radius ulna 1/3 distal ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahasan:
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf. Fragmen
fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke
hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan diinterpretasikan
nyeri sehingga teljadi keterbatasan gerak. Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi
fragmen fraktur salah satunya adalah dengan pemasangan bidai. Strategi menjawab: Pada
kasus di atas dengan adanyafraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah dilakukan
pemasangan bidai, selanjutnya harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi
pulse, sensasi, motorik (PSM) di area distal fraktur.
Jawaban : D

22. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas
luka bakar 36 00, derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut?
A. 3600
B. 5300
C. 6200
D. 7200
E. 8100
Pembahasan:
Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya
evaporasi, hal ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan
menyebabkan kondisi syok hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani.
Strategi: Penghitungan kebutuhan cairan pada kasus luka bakar adalah menentukan dahulu luas
luka bakar, BB dan kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2 hitungan
cairan diberikan 8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36
% dan BB pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50 x 36 = 7.200, 8 jam pertama
diberikan 50 % dari total kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600.
Jawaban : A

23. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil
pengkajian: suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascita
+. TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil
laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178 , kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik
furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dan tindakan kolaboratif tersebut?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Pembahasan:
AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible
diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan/tanpa
ganggunan keseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum
meningkat dan BUN, dan urine output menurun. Faktor resikonya adalah sepsis, luka bakar,
trauma dan operasi jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI yaitu penurunan perfusi
ginjal (pre renal), penyakit mtn'nsic ginjal (renal) dan obstruksi renal akut (post renal), dengan
penyebabnya perdarahan hebat, penurunan curah jantung dan glomerulonephritis. Pada kasus
acute kidney injury dimana terjadi kerusakan parerikim ginjal yang bersifat sementara
tergantung dari fase yang dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi
ginjal sehingga produk si urin menurun, dan di sertai dengan peningkatan kalium dan cairan di
dalam tubuh.
Jawaban : A

24. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa
Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 110/menit, suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl,
Albumin 1.5 gr/dL. Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut?
A. Memberikan posisi nyaman buat pasien
B. Monitoring intake dan output cairan
C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet
E. Manajemen aktifitas

Pembahasan:
Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan mengekresi cairan
dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema, maka
tekanan hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu dilakukan
monitoring untuk mengetahui progresifltas edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien
mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan
cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.
Jawaban : B

25. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus
paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan
perawatan kolostomi. Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat
mengenakan handscoon dan membuka kantong kolostomi.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma
B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9%
C. Pasang kantong kolostomi baru
D. Ukur diameter kantong stoma
E. Cuci tangan dan dokumentasi

Pembahasan:
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama
dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, sehingga
pasien mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan tersebut.
Setelah itu perawat menggunakan handscoon dan membuka kantong kolostomi, setelah
kantong terbuka, maka perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekiamya,
kemudian, membersihkan-nya, mengukur diameter kantong dan memasang kantong stoma
baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan dan mendokumentasikannya.
Jawaban : A

26. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis.
Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_
penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. memberikan lotion pada area menonjol
B. memberi kompres hangat
C. mobilisasi setiap 2 jam
D. melakukan massage .
E. melatih ROM

Pembahasan:
Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat berpotensi
kehilangan proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut diatas
terjadi. Kehilangan kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu lama
dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian jaringan. Bukti kerusakan ini adanya
cirri-ciri munculnya luka seperti kemerahan, bulla atau sudah luka.
Jawaban : C
27. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari
ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh
tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan posisi semi Fowler
B. Observasi tanda vital
C. Jauhkan benda taj am
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel

Pembahasan:
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal otak
pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang tidak
dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang yang
perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas sampai kejang berhenti.
Jawaban : D

28. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58 mg/dl.
Pasien mendapat therapi insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. memberian dextrose 40%
B. memonitor glukosa darah
C. memberikan minuman manis
D. menganjurkan untuk segera makan nasi
E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes

Pembahasan:
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibat dari terlalu
banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan kesehatan yang
adekuat diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang penting untuk
dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah
memberikan intake cairan berupa minuman manis agar kondisi hipoglikemia tidak berlanjut.
Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa darah pasien dan menghindari pemberian
dosis insulin yang berulang kali menyebabkan hipo glikemia.
Jawaban : C

29. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan
penurunan refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman manis
dan jarang berolah raga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut?
A. menganjurkan berolah raga
B. memberikan edukasi tentang diet
C. memberikan edukasi perawatan kaki
D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
E. menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin.

Pembahasan:
Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami
masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan
penurunan sistem imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada masalah
kaki yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah penurunan
sensasi, rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada pasien.
Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien.
Jawaban : C

30. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat
fraktur tertutup femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan
menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui
tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
A. kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
C. kaki kanan turun terlebih dahulu
D. kedua kruk turun bersamaan
E. kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan:
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas
pasien saat bexjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat
terlebih dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu. Pada
pasien dengan non weigh bearing (menumpu berat badan) menggunakan 3 point.
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai