Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan
data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam
bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi
data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari
lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya.
Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau keterangan dengan
menggunakan kalimat atas data-data yang telah diperoleh.
Tabulasi data dapat dilakukan melalui cara tabulasi langsung dan lembaran kode.
1) Tabulasi Langsung
Maksudnya data langsung ditabulasi dari kuesioner ke dalam tabel yang sudah dipersiapkan
tanpa perantara lainnya. Cara ini biasanya dilakukan untuk data yang jumlah responden dan
variabelnya sedikit.
Tabel 5.1 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII ke Perpustakaan dalam Seminggu Terakhir
1) Tabel Frekuensi
Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini dapat
dibedakan atas table frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi persentase, dan tabel
frekuensi kumulatif, yaitu table frekuensi yang berisi angka kumulatif.
2) Tabel Silang
d) Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan
tertentu.
C. Menghitung Nilai
Rata-Rata (Mean)
Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, … xn, mean dari data tersebut dirumuskan
sebagai berikut.
Jawab:
Misalkan suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, … xi, dan memiliki frekuensi f1, f2, …, fi
seperti yang disajikan pada Tabel berikut.
Jawab:
Standar deviasi adalah statistik yang mengukur penyebaran kumpulan data relatif terhadap
rata-rata dan dihitung sebagai akar kuadrat dari varians. Simpangan baku dihitung sebagai akar
kuadrat dari varian dengan menentukan simpangan setiap titik data relatif terhadap rata-rata.
Jika titik data lebih jauh dari rata-rata, ada penyimpangan yang lebih tinggi dalam kumpulan
data. Dengan demikian, semakin tersebar datanya, semakin tinggi standar deviasi.
Dimana;
SD = Simpangan baku
Contoh 1: Serangkaian analisis replikasi pada sampel effluent dihasilkan data sebagai berikut:
10.5, 11.7, 12.6, 9.8 dan 11.4 mg/L total suspended solid (TSS).
Jumlah Xi = 56; Jumlah Xi2 = 631.90, n = 5
Standar deviasi pengukuran memiliki ukuran atau nilai tergantung pada ukuran atau besarnya
data. Sebagai contoh, sebuah pengukuran TSS untuk influent akan jauh lebih besar dari
pengukuran TSS untuk effluent. Oleh karena itu, pengukuran presisi SD untuk influent akan jauh
lebih besar dari pengukuran presisi SD untuk effluent.
Contoh 2: Serangkaian analisis replikasi pada sampel influent dihasilkan data sebagai berikut:
245, 230, 255, 247 dan 253 mg/L total suspended solids (TSS).
Berbeda ukuran atau nilai dari pengukuran untuk contoh 1 dan contoh 2 memberikan SD yang
tidak dapat dibandingkan (1,08 mg/L vs 9,85 mg/L).